Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
ABSTRAK
1
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah merupakan bagian permukaan kulit bumi teratas yang melapuk, bangunan
alami yang tersusun atas horizon-horizon yang terdiri atas bahan mineral dan organic,
bersifat galir (tidak padu), dan mempunyai tebal yang tidak sama.
Kerapatan Massa Tanah (Bulk Density) adalah untuk mengukur kerapatan massa
suatu tanah. Kerapatan massa tanah adalah ukuran seberapa padat atau rapat suatu
tanah, yaitu berapa banyak massa tanah yang terkandung dalam suatu volume tertentu.
Kerapatan massa tanah merupakan salah satu parameter penting dalam bidang geologi
dan ilmu lingkungan. Kerapatan massa tanah mengacu pada sejauh mana partikel-
partikel tanah padat terkompresi dalam suatu ruang tertentu.
Kerapatan massa tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jenis dan
komposisi tanah, tekstur tanah, kelembaban, serta aktivitas organisme dalam tanah.
Misalnya, tanah dengan butiran halus seperti lempung cenderung memiliki kerapatan
massa yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah berbutir kasar seperti pasir. Selain
itu, kelembaban tanah juga berperan penting dalam menentukan kerapatan massa tanah,
di mana tanah yang lembab umumnya memiliki kerapatan massa yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tanah yang kering.
Tujuan Praktikum
1. Mengetahui Kerapatan Massa Tanah
2. Menghitung dan Menentukan Kerapatan Massa Tanah
2
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah merupakan lapisan atas kerak bumi yang melapuk, yang berupa
bangunan alami yang tersusun atas horizon-horizon yang terdiri atas bahan-bahan
mineral dan organic. Tanah bersifat galir (tidak padu), dan mempunyai tebal yang tidak
sama yang dipengaruhi oleh factor- faktor genetis dan lingkungan, memiliki sifat yang
berbeda dengan bahan dibawahnya (Sutanto, 2005).
Kerapatan massa tanah atau dikenal dengan bulk dencity banyak mempengaruhi
sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah
menyimpan air drainase dan lain-lain. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan
penggunaan tanah dalam berbagai keadaan (Hardjowigeno, 2003). Bulk density
menunjukkan berat tanah kering per satuan volume tanah (termasuk pori-pori tanah).
Bulk density biasanya dinyatakan dalam satuan g/cc. Bulk density dapat digunakan
untuk menghitung ruang pori total (total porositi) tanah dengan dasar bahwa kerapatan
zarah (particle density) tanah = 2,65 g/cc.
Bulk density sangat berhubungan dengan particle density, jika particle density
tanah sangat besar maka bulk density juga besar. Hal ini dikarenakan partikel density
berbanding lurus dengan bulk density, namun apabila tanah memiliki tingkat kadar air
yang tinggi maka partikel density dan bulk density akan rendah. Dapat dikatakan,
particle density berbanding terbalik dengan kadar air. Hal ini terjadi jika suatu tanah
memiliki tingkat kadar air yang tinggi dalam menyerap air tanah, maka kepadatan tanah
menjadi rendah karena pori- pori di dalam tanah besar sehingga tanah yang memiliki
pori besar akan lebih mudah memasukkan air di dalam agregat tanah (Hanafiah 2005).
Bulk density merupakan parameter yang paling penting yang digunakan untuk
menghitung penyimpanan karbon organik tanah. Sebagai dasar sifat fisik tanah, bulk
density tidak hanya mempengaruhi ketersediaan soil moisture dan nutrisi, tetapi juga
secara tidak langsung mencerminkan kualitas tanah dan produktivitas. Bulk density
adalah parameter kunci untuk menghitung penyimpanan karbon organik tanah tetapi
juga salah satu sumber penting dalam memperkirakan penyimpanan karbon organik
pada skala besar (Xu et al., 2016). Ada pula faktor yang mempengaruhi kerapatan massa
tanah ini. Yang pertama adalah tekstur. Tekstur tanah adalah kasar atau halusnya tanah
dari fraksi tanah halus 2mm, berdasarkan perbandingan banyaknya butir butir pasir,
3
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
debu dan liat (Hardjowigeno, 2003). Partikel tanah digolongkan menjadi pasir, debu,
dan liat. Berdasarkan perbandingan banyaknya butir–butir pasir, debu dan liat maka
tanah dikelompokkan ke dalam beberapa kelas tekstur tanah, antara lain pasir, lempung
berpasir, lempung, lempung berliat dan sebagainya. Beberapa kelas tekstur tanah
dikelompokkan ke dalam kelas– kelas tekstur tanah yaitu : kasar, agak kasar, sedang,
agak halus dan halus (Hanafiah, 2005). Yang ke-dua adalah kadar air. Ketersediaan air
dalam tanah dapat dipengaruhi oleh banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan
tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan
melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa
kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah
(Madjid, 2010).
Bulk density ditentukan dengan mengukur massa tanah di udara dan massa air
demikian pula halnya dengan berat per satuan volumenya. (Arsyad, A., 2004).
Menggunakan metode lilin yang mana dengan melapisi gumpalan tanah dengan lilin
cair. Lilin cair ini bertujuan melindungi tanah gumpal saat tercelup pada air. Lilin
dicairkan hingga mencapai suhu 60°C lalu dilapiskan pada tanah gumpal. Dengan
mengetahui kerapatan massa tanah kita dapat memperkirakan karakteristik air tanah dan
digunakan sebagai parameter untuk kebutuhan air tanah dan digunakan sebagai
parameter untuk kebutuhan air dan transportasi nutrisi.
Kerapatan massa tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pemahaman tentang faktor-
faktor ini sangat penting dalam menganalisis dan memahami kerapatan massa tanah.
Beberapa faktor yang memengaruhi kerapatan massa tanah antara lain:
4
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
tinggi dibandingkan dengan tanah berbutir kasar. Komposisi bahan organik dalam
tanah juga dapat mempengaruhi kerapatan massa tanah.
2. Tekstur Tanah
Tekstur tanah merujuk pada ukuran partikel tanah. Tanah dengan tekstur halus
memiliki permukaan yang lebih besar dan dapat lebih mudah terkompresi, sehingga
cenderung memiliki kerapatan massa yang lebih tinggi.
3. Kelembaban Tanah
Kelembaban tanah mempengaruhi kerapatan massa tanah secara signifikan. Tanah
yang lembab memiliki daya rekat antar partikel yang lebih tinggi, sehingga
cenderung memiliki kerapatan massa yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah
yang kering.
4. Aktivitas Organisme Tanah
Aktivitas organisme seperti cacing tanah, serangga, dan mikroba dalam tanah dapat
mempengaruhi struktur dan kerapatan massa tanah. Aktivitas ini dapat merombak
dan mengganggu struktur tanah, sehingga mempengaruhi kerapatan massa tanah.
Ada dua metode yang bisa diguanakan dalam Pengukuran Kerapatan Massa
Tanah yaitu,
Metode Konvensi:
Metode konvensi ini menggunakan alat ukur seperti silinder berbobot untuk
mengukur kerapatan massa tanah dengan mengukur berat tanah dalam volume yang
diketahui.
Metode Non-Destruktif
Dalam Metode non-destruktif ini menggunakan teknologi pemindaian seperti
pengukuran kecepatan gelombang ultrasonik atau sinar gamma untuk mendapatkan
estimasi kerapatan massa tanah tanpa merusak sampel tanah.
5
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Kerapatan Massa Tanah (BV) dilaksanakan pada hari Senin, 19 Juni 2023,
bertempat di kelas 504-505 Fakultas Pertanian, Univertas Wijaya Kusuma Surabaya.
Alat
Alat yang digunakan pada Pratikum Kerapatan Massa Tanah (BV) yaitu cawan
Pemanas Lilin, gelas ukur, benang untuk mengikat tanah, thermometer dan kamera
handphone.
Bahan
Bahan yang digunakan pada Pratikum Kerapatan Massa Tanah (BV) yaitu tanah, air dan
lilin.
Prosedur Praktikum
Prosedur pratikum Kerapatan Massa Tanah (BV) yaitu:
1. Mengambil sebongkah contoh tanah sedemikian rupa. Timbang bongkah tanah. Ikat
dengan benang sehingga dapat digantung.
2. Mencairkan lilin dalam cawan panas, ukur suhunya dengan
termometer. Celupkan bongkah tanah pada lilin yang mencair dengan suhu tepat
60°C (lilin dapat meresap masuk kedalam pori-pori tanah jika suhunya lebih tinggi.
Pastikan lilin benar-benar menutupi permukaan bongkah. Setelah dingin
timbanglah bongkah tanah berlilin tersebut.
3. Mengisi gelas ukur dengan air sampai volume 125ml
dan tenggelamkan bongkah tanah berlilin kegelas ukur (volume air akan naik).
Catat volume air dalam gelas ukur setelah dimasukki bongkah tanah berlilin.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Kerapatan Massa Tanah adalah sebagai
berikut:
PERHITUNGAN
6
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
( b−a ) 3
b. Volume Bongkah Tanah (VBT) ¿( q−r− p)− =… cm
BD lilin
*catatan 1 ml = 1 cm3
BTKM
c. Berat Volume (BV) ¿ =… gram/cm 3
VBT
PERHITUNGAN
a. Berat Tanah Kering Mutlak (BTKM) ¿ ( 100+
100
KL )
x a=… gram
¿ ( 100+15
100
) x 0,0103
¿ 0,8695 x 0,0103
( b−a )
b. Volume Bongkah Tanah (VBT) ¿( q−r− p)− =… cm 3
BD lilin
( b 0,0172−0,0103 )
¿ ( 148−13−125 )−
0,87
0,0069
¿ 10−
0,87
7
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
BTKM
c. Berat Volume (BV) ¿
VBT
0,0089
¿
9,9921
B. Pembahasan
Kerapatan massa tanah atau dikenal dengan bulk dencity banyak mempengaruhi
sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah
menyimpan air drainase dan lain-lain. Bulk density dipengaruhi oleh padatan tanah,
pori-pori tanah, struktur, tekstur, ketersediaan bahan organik, serta pengolahan tanah
sehingga dapat dengan cepat berubah akibat pengolahan tanah dan praktek budidaya.
Suatu tanah memiliki tingkat kadar air tanah yang tinggi dalam menyerap air tanah,
maka kepadatan tanah menjadi rendah karena pori-pori di dalam tanah besar sehingga
tanah memiliki pori besar akan lebih mudah memasukkan air di dalam agregat
tanah(Hardjowigeno,2003).
Pada penentuan BV tanah metode yang digunakan adalah metode lilin. Metode
lilin ini dilakukan dengan cara melelehkan lilin tepat pada suhu 60C. Suhu ini dipilih
karena jika suhu kurang dari 60°C ditakutkan bongkahan tanah tidak dapat tertutup
sempurna oleh lilin. Dan jika suhu lilin cair diatas 60°C maka lilin cair ini akan masuk
melalui pori-pori tanah gumpalan Sebelumnya gumpalan tanah ditimbang berat
awalnya, lalu dicelupkan pada lilin cair untuk melapisi permukaannya. Tanah gumpalan
yang telah terlapisi lilin ini di tunggu hingga lilinnya padat, kemudian ditimbang
kembali. Setelah itu tanah berlapis lilin ini dicelupkan pada air dengan volume tertentu
dan dilihat kenaikan pada volume air. Perbedaan selisih berat dan volume air inilah
yang menjadi perhitungan BV.
Hasil dari praktikum ini adalah pada tanah regosol dihasilkan BV sebesar 1,52
g/cm² dengan porositas total sebesar 41% sehingga harkat porositasnya kurang baik.
Pada tanah latosol BVnya sebesar 1,38 g/cm² dan porositas total sebesar 41% dengan
harkat porositasnya kurang baik. Dan pada tanah grumusol BV sebesar 1,13 g/cm dan
porositas totalnya sebesar 45%sehingga harkat porositasnya kurang baik. Ketiga tanah
ini memiliki harkat tanah yang sama kurang baiknya. Dari ketiga jenis tanah yang telah
diujikan maka nilai BV tertinggi berada pada tanah jenis regosol, disusul tanah
latosol,dan terakhir tanah grumusol.
Tanah regosol merupakan jenis tanah yang masih berkembang, terbentuk pada
timbunan bahan induk yang baru diendapkan, yang terangkut dari tempat lain dan
tertimbun pada tempat tersebut. Tanah regosol dengan tekstur kasar atau kandungan
pasir tinggi akan mempunyai porositas yang baik karena didominasi oleh pori makro,
namun mempunyai tingkat kesuburan rendah di mana unsur hara muda tercuci
(Darmawijaya, 1990),menurut Gunadi et al. (2005) bahwa tanah regosol miskin akan
bahan organik(0,95 %) dengan demikian kemampuan menyimpan air dan unsur hara
sanga rendah, sedangkan keberadan bahan organik membantu mengimbagi beberapa
8
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
sifat fisik.menurut Baver et al 1972 bahwa, senyawa organik kompleks hasil proses
dekomposisi bahan organik dapat berfungsi sebagai semen dalam proses granulasi.
Ditambahkan juga oleh Hillel (1996) bahwa, bahan organik memiliki berat isi maupun
berat jenis yang rendah sehingga makin tinggi pemberian bahan organik ke tanah maka
berat volume tanah akan menurun. Lalu pada tanah latosol mempunyai rentang sifat
antara lain solum dalam, tekstur lempung struktur remah hingga gumpal, bersifat subur,
KESIMPULAN
Kesimpulan memuat rumusan inti hasil praktikum sebagai jawaban dari hipotesis
dan/atau tujuan praktikum (yang tidak dinyatakan dalam pendahuluan). Kesimpulan
bukan berisi perulangan dari hasil dan pembahasan. Dibagian akhir kesimpulan dapat
9
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
dituliskan hal yang akan dilakukan terkait gagasan lebih lanjut dari praktikum yang
telah dilakukan (optional). Kesimpulan dapat dituliskan sebagai paragraf atau per poin-
poin.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka memuat semua rujukan atau sitasi yang dibaca dan diacu dalam
penulisan naskah artikel ilmiah, sebaliknya semua sumber pustaka yang dicantumkan
pada Daftar Pustaka harus diacu. Setiap pustaka yang dirujuk dalam naskah dan terdapat
10
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
dalam daftar pustaka berasal dari sumber primer (jurnal, prosiding, laporan praktikum,
paten, standar, dokumen sejarah, buku hasil riset) dan berjumlah minimum 80% dari
keseluruhan daftar pustaka yang diterbitkan 10 (sepuluh) tahun terakhir. Setiap artikel
minimal berisi 10 (sepuluh) daftar pustaka acuan. Jika terdapat lebih dari dua penulis
maka “et al.” atau “dkk” tidak digunakan dalam penulisan daftar pustaka, semua nama
penulis harus ditulis lengkap pada daftar pustaka, serta penggunaan pustaka “anonim”
tidak diperbolehkan. Penulisan daftar pustaka dan sistem sitasi mengacu pada format
baku APA 6th Edition (American Psychological Association) dan disusun secara
alfabetis. Penulisan daftar pustaka dianjurankan menggunakan aplikasi manajemen
referensi seperti Mendeley, End Note, Zotero, atau lainnya. Contoh penulisan rujukan di
daftar pustaka menurut sumber rujukan:
Skripsi/Tesis/Disertasi
Hasnedi, Y. (2009). Pengembangan Kemasan Cerdas ( Smart Packaging) Dengan
Sensor Berbahan Dasar Chitosan-Asetat, Polivenol Alkohol, dan Pewarna
Indikator Kebusukan Fillet Ikan Nila. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Naskah Prosiding
FAO. (2010). Forest Insects as Food: Humans Bite Back. In P. Durst, D. Johnson, R.
Leslie, & Sh (Eds.), Proceedings of a workshop on Asia-Pacific resources and
their potential for development (p. 241). https://doi.org/ISBN 978-92-5-106488-7
Buku
Strunk, W., Jr., & White, E. B. (1979). The guide to everything and then some more
stuff. New York, NY: Macmillan.
Paten
Primack, H.S. (1983). Method of Stabilizing Polyvalent Metal Solutions. US Patent No.
4,373,104
11