Anda di halaman 1dari 11

Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

KADAR LENGAS TANAH

SOIL MOISTURE CONTENT

Penulis Pertama1), Penulis Kedua2), dan Penulis Ketiga2)


(Nama ditulis lengkap tanpa gelar, 12pt, bold, centred)
1)
Praktikan Praktikum Irigasi dan Drainase Program Studi Keteknikan Pertanian Universitas Hasanuddin
2)
Asisten Praktikum Irigasi dan Drainase Program Studi Keteknikan Pertanian Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Kadar lengas tanah merupakan faktor penting dalam menjaga keberlanjutan


lingkungan dan pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengukuran dan faktor-faktor yang mempengaruhi kadar lengas tanah serta
menggambarkan implikasinya terhadap berbagai aspek kehidupan tanaman. Kata kunci
yang digunakan dalam penelitian ini adalah "kadar lengas tanah", "pengukuran", dan
"implikasi". Metode penelitian yang digunakan meliputi survei lapangan dan analisis
laboratorium terhadap sampel tanah yang diambil dari berbagai lokasi dengan kondisi
dan karakteristik yang beragam. Pengukuran kadar lengas tanah dilakukan
menggunakan teknik gravimetri dan metode TDR (Time Domain Reflectometry) yang
telah teruji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar lengas tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor utama. Salah satunya adalah curah hujan yang mempengaruhi
ketersediaan air dalam tanah. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan
kadar lengas tanah, sementara curah hujan yang rendah cenderung mengakibatkan kadar
lengas tanah yang rendah pula. Selain itu, jenis tanah juga memainkan peran penting.
Misalnya, tanah berpasir memiliki kemampuan drainase yang lebih baik daripada tanah
liat, sehingga cenderung memiliki kadar lengas yang lebih rendah. Implikasi dari kadar
lengas tanah terhadap pertumbuhan tanaman sangat signifikan. Tanaman membutuhkan
akses yang tepat terhadap air dan oksigen dalam tanah untuk menjalani proses
fotosintesis dan pertumbuhan yang optimal. Kadar lengas tanah yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan kekurangan oksigen dalam zona perakaran, yang berdampak negatif
pada pertumbuhan tanaman. Di sisi lain, kadar lengas tanah yang terlalu rendah dapat
menyebabkan kekeringan tanah dan menghambat penyerapan air oleh tanaman.
Kata Kunci: Kadar lengas tanah, pengukuran, implikasi

1
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tanah merupakan bagian permukaan kulit bumi teratas yang melapuk, bangunan
alami yang tersusun atas horizon-horizon yang terdiri atas bahan mineral dan organic,
bersifat galir (tidak padu), dan mempunyai tebal yang tidak sama.

Kerapatan Massa Tanah (Bulk Density) adalah untuk mengukur kerapatan massa
suatu tanah. Kerapatan massa tanah adalah ukuran seberapa padat atau rapat suatu
tanah, yaitu berapa banyak massa tanah yang terkandung dalam suatu volume tertentu.

Kerapatan massa tanah merupakan salah satu parameter penting dalam bidang geologi
dan ilmu lingkungan. Kerapatan massa tanah mengacu pada sejauh mana partikel-
partikel tanah padat terkompresi dalam suatu ruang tertentu.

Kerapatan massa tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jenis dan
komposisi tanah, tekstur tanah, kelembaban, serta aktivitas organisme dalam tanah.
Misalnya, tanah dengan butiran halus seperti lempung cenderung memiliki kerapatan
massa yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah berbutir kasar seperti pasir. Selain
itu, kelembaban tanah juga berperan penting dalam menentukan kerapatan massa tanah,
di mana tanah yang lembab umumnya memiliki kerapatan massa yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tanah yang kering.

Di bidang pertanian, kerapatan massa tanah dapat mempengaruhi ketersediaan air


dan nutrisi bagi tanaman. Sementara itu, dalam pemantauan lingkungan, perubahan
kerapatan massa tanah dapat menjadi indikator perubahan lingkungan, seperti erosi
tanah atau kepadatan akar tanaman.

Tujuan Praktikum
1. Mengetahui Kerapatan Massa Tanah
2. Menghitung dan Menentukan Kerapatan Massa Tanah

2
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

TINJAUAN PUSTAKA
Tanah merupakan lapisan atas kerak bumi yang melapuk, yang berupa
bangunan alami yang tersusun atas horizon-horizon yang terdiri atas bahan-bahan
mineral dan organic. Tanah bersifat galir (tidak padu), dan mempunyai tebal yang tidak
sama yang dipengaruhi oleh factor- faktor genetis dan lingkungan, memiliki sifat yang
berbeda dengan bahan dibawahnya (Sutanto, 2005).
Kerapatan massa tanah atau dikenal dengan bulk dencity banyak mempengaruhi
sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah
menyimpan air drainase dan lain-lain. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan
penggunaan tanah dalam berbagai keadaan (Hardjowigeno, 2003). Bulk density
menunjukkan berat tanah kering per satuan volume tanah (termasuk pori-pori tanah).
Bulk density biasanya dinyatakan dalam satuan g/cc. Bulk density dapat digunakan
untuk menghitung ruang pori total (total porositi) tanah dengan dasar bahwa kerapatan
zarah (particle density) tanah = 2,65 g/cc.
Bulk density sangat berhubungan dengan particle density, jika particle density
tanah sangat besar maka bulk density juga besar. Hal ini dikarenakan partikel density
berbanding lurus dengan bulk density, namun apabila tanah memiliki tingkat kadar air
yang tinggi maka partikel density dan bulk density akan rendah. Dapat dikatakan,
particle density berbanding terbalik dengan kadar air. Hal ini terjadi jika suatu tanah
memiliki tingkat kadar air yang tinggi dalam menyerap air tanah, maka kepadatan tanah
menjadi rendah karena pori- pori di dalam tanah besar sehingga tanah yang memiliki
pori besar akan lebih mudah memasukkan air di dalam agregat tanah (Hanafiah 2005).
Bulk density merupakan parameter yang paling penting yang digunakan untuk
menghitung penyimpanan karbon organik tanah. Sebagai dasar sifat fisik tanah, bulk
density tidak hanya mempengaruhi ketersediaan soil moisture dan nutrisi, tetapi juga
secara tidak langsung mencerminkan kualitas tanah dan produktivitas. Bulk density
adalah parameter kunci untuk menghitung penyimpanan karbon organik tanah tetapi
juga salah satu sumber penting dalam memperkirakan penyimpanan karbon organik
pada skala besar (Xu et al., 2016). Ada pula faktor yang mempengaruhi kerapatan massa
tanah ini. Yang pertama adalah tekstur. Tekstur tanah adalah kasar atau halusnya tanah
dari fraksi tanah halus 2mm, berdasarkan perbandingan banyaknya butir butir pasir,
3
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

debu dan liat (Hardjowigeno, 2003). Partikel tanah digolongkan menjadi pasir, debu,
dan liat. Berdasarkan perbandingan banyaknya butir–butir pasir, debu dan liat maka
tanah dikelompokkan ke dalam beberapa kelas tekstur tanah, antara lain pasir, lempung
berpasir, lempung, lempung berliat dan sebagainya. Beberapa kelas tekstur tanah
dikelompokkan ke dalam kelas– kelas tekstur tanah yaitu : kasar, agak kasar, sedang,
agak halus dan halus (Hanafiah, 2005). Yang ke-dua adalah kadar air. Ketersediaan air
dalam tanah dapat dipengaruhi oleh banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan
tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan
melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa
kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah
(Madjid, 2010).
Bulk density ditentukan dengan mengukur massa tanah di udara dan massa air
demikian pula halnya dengan berat per satuan volumenya. (Arsyad, A., 2004).
Menggunakan metode lilin yang mana dengan melapisi gumpalan tanah dengan lilin
cair. Lilin cair ini bertujuan melindungi tanah gumpal saat tercelup pada air. Lilin
dicairkan hingga mencapai suhu 60°C lalu dilapiskan pada tanah gumpal. Dengan
mengetahui kerapatan massa tanah kita dapat memperkirakan karakteristik air tanah dan
digunakan sebagai parameter untuk kebutuhan air tanah dan digunakan sebagai
parameter untuk kebutuhan air dan transportasi nutrisi.

1. Konsep Kerapatan Massa Tanh

Kerapatan massa tanah mengacu pada sejauh mana partikel-partikel tanah


terkompresi atau padat dalam suatu ruang tertentu. Kerapatan massa tanah umumnya
diukur dalam satuan gram per sentimeter kubik (g/cm³) atau kilogram per meter kubik
(kg/m³).Hubungan dengan Kepadatan Tanah: Kerapatan massa tanah dan kepadatan
tanah memiliki hubungan yang erat, di mana kepadatan tanah adalah jumlah massa
tanah per satuan volume.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerapatan Massa Tanah

Kerapatan massa tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pemahaman tentang faktor-
faktor ini sangat penting dalam menganalisis dan memahami kerapatan massa tanah.
Beberapa faktor yang memengaruhi kerapatan massa tanah antara lain:

1. Jenis dan Komposisi Tanah


Jenis tanah, seperti lempung, pasir, atau debu, memiliki sifat fisik yang berbeda-
beda. Tanah dengan butiran halus cenderung memiliki kerapatan massa yang lebih

4
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

tinggi dibandingkan dengan tanah berbutir kasar. Komposisi bahan organik dalam
tanah juga dapat mempengaruhi kerapatan massa tanah.

2. Tekstur Tanah
Tekstur tanah merujuk pada ukuran partikel tanah. Tanah dengan tekstur halus
memiliki permukaan yang lebih besar dan dapat lebih mudah terkompresi, sehingga
cenderung memiliki kerapatan massa yang lebih tinggi.

3. Kelembaban Tanah
Kelembaban tanah mempengaruhi kerapatan massa tanah secara signifikan. Tanah
yang lembab memiliki daya rekat antar partikel yang lebih tinggi, sehingga
cenderung memiliki kerapatan massa yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah
yang kering.
4. Aktivitas Organisme Tanah
Aktivitas organisme seperti cacing tanah, serangga, dan mikroba dalam tanah dapat
mempengaruhi struktur dan kerapatan massa tanah. Aktivitas ini dapat merombak
dan mengganggu struktur tanah, sehingga mempengaruhi kerapatan massa tanah.

5. Proses Kompaksi dan Erosi Tanah


Proses kompaksi, baik alami maupun manusia, seperti penggunaan alat berat atau
aktivitas pertanian intensif, dapat mengubah kerapatan massa tanah. Erosi tanah juga
dapat mengurangi kerapatan massa tanah dengan menghilangkan lapisan atas tanah
yang padat.

3. Pengukuran Kerapatan Massa Tanah

Ada dua metode yang bisa diguanakan dalam Pengukuran Kerapatan Massa
Tanah yaitu,
 Metode Konvensi:
Metode konvensi ini menggunakan alat ukur seperti silinder berbobot untuk
mengukur kerapatan massa tanah dengan mengukur berat tanah dalam volume yang
diketahui.

 Metode Non-Destruktif
Dalam Metode non-destruktif ini menggunakan teknologi pemindaian seperti
pengukuran kecepatan gelombang ultrasonik atau sinar gamma untuk mendapatkan
estimasi kerapatan massa tanah tanpa merusak sampel tanah.

5
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Kerapatan Massa Tanah (BV) dilaksanakan pada hari Senin, 19 Juni 2023,
bertempat di kelas 504-505 Fakultas Pertanian, Univertas Wijaya Kusuma Surabaya.
Alat
Alat yang digunakan pada Pratikum Kerapatan Massa Tanah (BV) yaitu cawan
Pemanas Lilin, gelas ukur, benang untuk mengikat tanah, thermometer dan kamera
handphone.
Bahan
Bahan yang digunakan pada Pratikum Kerapatan Massa Tanah (BV) yaitu tanah, air dan
lilin.

Prosedur Praktikum
Prosedur pratikum Kerapatan Massa Tanah (BV) yaitu:
1. Mengambil sebongkah contoh tanah sedemikian rupa. Timbang bongkah tanah. Ikat
dengan benang sehingga dapat digantung.
2. Mencairkan lilin dalam cawan panas, ukur suhunya dengan
termometer. Celupkan bongkah tanah pada lilin yang mencair dengan suhu tepat
60°C (lilin dapat meresap masuk kedalam pori-pori tanah jika suhunya lebih tinggi.
Pastikan lilin benar-benar menutupi permukaan bongkah. Setelah dingin
timbanglah bongkah tanah berlilin tersebut.
3. Mengisi gelas ukur dengan air sampai volume 125ml
dan tenggelamkan bongkah tanah berlilin kegelas ukur (volume air akan naik).
Catat volume air dalam gelas ukur setelah dimasukki bongkah tanah berlilin.

Rumus yang digunakan

Rumus yang digunakan untuk menghitung Kerapatan Massa Tanah adalah sebagai
berikut:

BERAT VOLUME TANAH (BV)


Diketahui Kerapatan Massa Tanah
a = Berat bongkah tanah (gram)
b = Berat bongkah tanah lapis lilin (gram)
p = Volume air awal (ml)
q = Volume air akhir (ml)
r = Selisih volume air (ml) – 10 ml *(kontrol)
BD lilin = 0,87 (gram/cm3)
KL = 15 %

PERHITUNGAN

6
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

a. Berat Tanah Kering Mutlak (BTKM) ¿ ( 100+


100
KL )
x a=… gram

( b−a ) 3
b. Volume Bongkah Tanah (VBT) ¿( q−r− p)− =… cm
BD lilin
*catatan 1 ml = 1 cm3
BTKM
c. Berat Volume (BV) ¿ =… gram/cm 3
VBT

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum Kerapatan Massa Tanah

Hasil Praktikum Kerapatan Massa Tanah adalah sebagai berikut:

BERAT VOLUME TANAH (BV)


Diketahui Kerapatan Massa Tanah
a = 0,0103 gram
b = 0,0172 gram
p = 125 ml
q = 148 ml
r = 23 ml – 10 ml = 13 ml
BD lilin = 0,87 gram/cm3
KL = 15 %

PERHITUNGAN
a. Berat Tanah Kering Mutlak (BTKM) ¿ ( 100+
100
KL )
x a=… gram

¿ ( 100+15
100
) x 0,0103
¿ 0,8695 x 0,0103

Berat Tanah Kering Mutlak (BTKM) = 0,0089 gram

( b−a )
b. Volume Bongkah Tanah (VBT) ¿( q−r− p)− =… cm 3
BD lilin

( b 0,0172−0,0103 )
¿ ( 148−13−125 )−
0,87

0,0069
¿ 10−
0,87

Volume Bongkah Tanah (VBT)¿ 9,9921 ml /19,9921 cm ³

7
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

BTKM
c. Berat Volume (BV) ¿
VBT

0,0089
¿
9,9921

Berat Volume (BV) ¿ 0,0089 gr/cm³

B. Pembahasan

Kerapatan massa tanah atau dikenal dengan bulk dencity banyak mempengaruhi
sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah
menyimpan air drainase dan lain-lain. Bulk density dipengaruhi oleh padatan tanah,
pori-pori tanah, struktur, tekstur, ketersediaan bahan organik, serta pengolahan tanah
sehingga dapat dengan cepat berubah akibat pengolahan tanah dan praktek budidaya.
Suatu tanah memiliki tingkat kadar air tanah yang tinggi dalam menyerap air tanah,
maka kepadatan tanah menjadi rendah karena pori-pori di dalam tanah besar sehingga
tanah memiliki pori besar akan lebih mudah memasukkan air di dalam agregat
tanah(Hardjowigeno,2003).
Pada penentuan BV tanah metode yang digunakan adalah metode lilin. Metode
lilin ini dilakukan dengan cara melelehkan lilin tepat pada suhu 60C. Suhu ini dipilih
karena jika suhu kurang dari 60°C ditakutkan bongkahan tanah tidak dapat tertutup
sempurna oleh lilin. Dan jika suhu lilin cair diatas 60°C maka lilin cair ini akan masuk
melalui pori-pori tanah gumpalan Sebelumnya gumpalan tanah ditimbang berat
awalnya, lalu dicelupkan pada lilin cair untuk melapisi permukaannya. Tanah gumpalan
yang telah terlapisi lilin ini di tunggu hingga lilinnya padat, kemudian ditimbang
kembali. Setelah itu tanah berlapis lilin ini dicelupkan pada air dengan volume tertentu
dan dilihat kenaikan pada volume air. Perbedaan selisih berat dan volume air inilah
yang menjadi perhitungan BV.
Hasil dari praktikum ini adalah pada tanah regosol dihasilkan BV sebesar 1,52
g/cm² dengan porositas total sebesar 41% sehingga harkat porositasnya kurang baik.
Pada tanah latosol BVnya sebesar 1,38 g/cm² dan porositas total sebesar 41% dengan
harkat porositasnya kurang baik. Dan pada tanah grumusol BV sebesar 1,13 g/cm dan
porositas totalnya sebesar 45%sehingga harkat porositasnya kurang baik. Ketiga tanah
ini memiliki harkat tanah yang sama kurang baiknya. Dari ketiga jenis tanah yang telah
diujikan maka nilai BV tertinggi berada pada tanah jenis regosol, disusul tanah
latosol,dan terakhir tanah grumusol.
Tanah regosol merupakan jenis tanah yang masih berkembang, terbentuk pada
timbunan bahan induk yang baru diendapkan, yang terangkut dari tempat lain dan
tertimbun pada tempat tersebut. Tanah regosol dengan tekstur kasar atau kandungan
pasir tinggi akan mempunyai porositas yang baik karena didominasi oleh pori makro,
namun mempunyai tingkat kesuburan rendah di mana unsur hara muda tercuci
(Darmawijaya, 1990),menurut Gunadi et al. (2005) bahwa tanah regosol miskin akan
bahan organik(0,95 %) dengan demikian kemampuan menyimpan air dan unsur hara
sanga rendah, sedangkan keberadan bahan organik membantu mengimbagi beberapa

8
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

sifat fisik.menurut Baver et al 1972 bahwa, senyawa organik kompleks hasil proses
dekomposisi bahan organik dapat berfungsi sebagai semen dalam proses granulasi.
Ditambahkan juga oleh Hillel (1996) bahwa, bahan organik memiliki berat isi maupun
berat jenis yang rendah sehingga makin tinggi pemberian bahan organik ke tanah maka
berat volume tanah akan menurun. Lalu pada tanah latosol mempunyai rentang sifat
antara lain solum dalam, tekstur lempung struktur remah hingga gumpal, bersifat subur,

1. Sub-bab Berisi Topik Pembahasan Hasil Praktikum


Sub-bab diberikan spasi sebelum paragraf dengan ukuran 6 pt
A. Sub-subbab artikel
Sub-subbab artikel ditulis italic dan bold menggunakan huruf kapital pada awal
kalimat, tanpa spasi sebelum dan setelah paragraf.
2. Format Penulisan Tabel dan Gambar
Tabel dan gambar harus diberi nomor urut secara sekuensial (berurutan), misalnya
Tabel 1, 2, dst; Gambar 1, 2, dst. Jika pun dalam skripsi hanya ada satu tabel atau satu
gambar, tabel dan gambar tersebut tetap diberi nomor yaitu, Tabel 1 atau Gambar 1.
Tabel dan gambar harus ditempatkan sedekat mungkin dengan teks yang
menjelaskannya. Contoh penulisan tabel dan gambar:
Tabel 1. Karakteristik fisik selulosa bakteri dengan penambahan sumber nitrogen 0.5%
Amonium Sulfat dan yeast extract
Nitrogen Source Yield (%) Moisture content (%) Thickness (mm)
Yeast extract 9.67 ±3.06a 88.47 ±0.93a 1.91±0.99a
Ammonium sulphate 27.27 ±1.55 b
86.04 ±0.77 a
5.99 ±1.34b
Assays were performed in triplicate. Mean ± SD value in the same column with different superscripts are
significantly different (p≤ 0.05)

Gambar 1. Blok diagram pengendali PID

KESIMPULAN
Kesimpulan memuat rumusan inti hasil praktikum sebagai jawaban dari hipotesis
dan/atau tujuan praktikum (yang tidak dinyatakan dalam pendahuluan). Kesimpulan
bukan berisi perulangan dari hasil dan pembahasan. Dibagian akhir kesimpulan dapat

9
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

dituliskan hal yang akan dilakukan terkait gagasan lebih lanjut dari praktikum yang
telah dilakukan (optional). Kesimpulan dapat dituliskan sebagai paragraf atau per poin-
poin.

DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka memuat semua rujukan atau sitasi yang dibaca dan diacu dalam
penulisan naskah artikel ilmiah, sebaliknya semua sumber pustaka yang dicantumkan
pada Daftar Pustaka harus diacu. Setiap pustaka yang dirujuk dalam naskah dan terdapat

10
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

dalam daftar pustaka berasal dari sumber primer (jurnal, prosiding, laporan praktikum,
paten, standar, dokumen sejarah, buku hasil riset) dan berjumlah minimum 80% dari
keseluruhan daftar pustaka yang diterbitkan 10 (sepuluh) tahun terakhir. Setiap artikel
minimal berisi 10 (sepuluh) daftar pustaka acuan. Jika terdapat lebih dari dua penulis
maka “et al.” atau “dkk” tidak digunakan dalam penulisan daftar pustaka, semua nama
penulis harus ditulis lengkap pada daftar pustaka, serta penggunaan pustaka “anonim”
tidak diperbolehkan. Penulisan daftar pustaka dan sistem sitasi mengacu pada format
baku APA 6th Edition (American Psychological Association) dan disusun secara
alfabetis. Penulisan daftar pustaka dianjurankan menggunakan aplikasi manajemen
referensi seperti Mendeley, End Note, Zotero, atau lainnya. Contoh penulisan rujukan di
daftar pustaka menurut sumber rujukan:

Jurnal ilmiah primer


Junais, I, Samsuar, S., Useng, D. (2019). Studies on Antimicrobial and Antioxidant
Efficiency of Some Essential Oils in Minced Beef. Journal of American Science,
6(12), 691–700.
Kuswandi, B., & Maryska, C. (2013). Real time on-package freshness indicator for
guavas packaging. Food Measure, 7, 29–39.

Skripsi/Tesis/Disertasi
Hasnedi, Y. (2009). Pengembangan Kemasan Cerdas ( Smart Packaging) Dengan
Sensor Berbahan Dasar Chitosan-Asetat, Polivenol Alkohol, dan Pewarna
Indikator Kebusukan Fillet Ikan Nila. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Naskah Prosiding
FAO. (2010). Forest Insects as Food: Humans Bite Back. In P. Durst, D. Johnson, R.
Leslie, & Sh (Eds.), Proceedings of a workshop on Asia-Pacific resources and
their potential for development (p. 241). https://doi.org/ISBN 978-92-5-106488-7

Buku
Strunk, W., Jr., & White, E. B. (1979). The guide to everything and then some more
stuff. New York, NY: Macmillan.

Artikel dalam buku


Bergquist, J. M. (1992). German Americans. In J. D. Buenker & L. A. Ratner (Eds.),
Multiculturalism in the United States: A comparative guide to acculturation and
ethnicity (pp. 53-76). New York, NY: Greenwood.

Paten
Primack, H.S. (1983). Method of Stabilizing Polyvalent Metal Solutions. US Patent No.
4,373,104

11

Anda mungkin juga menyukai