Anda di halaman 1dari 12

Nama : Nur Anisa Mutiasari

NPM : 1814131056

Kelompok : 8 (Delapan)

PENETAPAN KADAR AIR DAN RUANG PORI TOTAL

1. Bulk density (Berat Isi)

Bobot isi tanah/berat isi (bulk density) adalah ukuran pengepakan atau kompresi
partikel-partikel tanah (pasir, debu, dan liat). Bobot isi tanah bervariasi
bergantung pada kerekatan partikel-partikel tanah itu. Bobot isi tanah dapat
digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan
akar untuk menembus tanah dan untuk pertumbuhan akar tersebut. Berat isi
merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf kemampatan tanah.
Tanah dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit perkembangan perakaran
tanaman, pori makro terbatas dan penetrasi air terhambat. Bulk density (berat isi)
adalah perbandingan berat tanah kering dengan satuan volume tanah termasuk
volume pori–pori tanah, umumya dinyatakan dalam g.cm-3 (Hanafiah, K.A, 2010).

Menghitung kerapatan butir tanah berarti menentukan kerapatan partikel tanah


dimana pertimbangannya hanya diberikan untuk partikel yang solid. Oleh karena
itu, kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi
menurut jumlah ruang partikel. Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan
partikelnya rata-rata sekitar 2,6 g.cm-3. Kandungan bahan organik dalam tanah
sangat mempengaruhi kerapatan butir tanah, akibatnya tanah permukaan biasanya
kerapatan butirnya lebih kecil dari subsoil. Meskipun demikian kerapatan butir
tanah tidak banyak berbeda, jika berbeda maka terdapat variasi yang harus
mempertimbangkan kadungan tanah organik (Madjid, 2010).

Tanah lebih padat mempunyai bulk density yang lebih besar dari pada tanah
mineral bagian atas yang mempunyai kandungan bulk density yang lebih rendah
dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk density di lapangan tersusun atas tanah-
tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 - 1,6 g.cm-3.Tanahorganik memiliki
nilai bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai 0,1 g.cm-3 - 0,9
g.cm-3 pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak
mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung,
kemampuan tanah menyimpan air drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak
bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan (Hardjowigeno,
2003).

I.1 Hubungan bulk density terhadap pertumbuhan tanaman

Bulk density merupakan petunjuk kerapatan tanah. Makin padat suatu tanah
makin tinggi bulk densitynya, yang berarti makin sulit meneruskan air atau di
tembus akar tanaman. Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk
atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang di dasarkan pada berat tanah per hektar.
Untuk memudahkan perhitungan berat tanah 1 hektar sering dianggap sama
dengan 2.000.000 kg (Hardjowigeno, 1992).

Tanah lebih padat mempunyai Bulk density yang lebih besar dari pada tanah
mineral bagian atas mempunyai kandungan Bulk density yang lebih rendah
dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk density di lapangan tersusun atas tanah-
tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 sampai 1,6 g.cm-3. Tanah organik
memiliki nilai Bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai0,1 g.cm-
3
sampai 0,9 g.cm-3 pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa tanah
banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung,
kemampuan tanah menyimpan air drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak
bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan. (Hardjowigeno,
2003).

Antara berat jenis butiran, kerapatan isi dan porositas terdapat hubungan proporsi
fase padat = kerapatan isi\berat jenis butiran porositas = 1- kerapatan isi/berat
jenis butiran. Untuk setiap kelas tekstur berat isi menggambarkan keadaan
struktur dan porositas tanah. Pengaruh sifat- sifat fisik tanah tersebut pada
pertumbuhan tanaman dapat dinilai atau ditentukan dari kaitan pertumbuhan
(Pairunan dkk, 1985).

I.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi bulk density

Bulk density dipengaruhi oleh padatan tanah, pori-pori tanah, struktur, tekstur,
ketersediaan bahan organik, serta pengolahan tanah sehingga dapat dengan cepat
berubah akibat pengolahan tanah dan praktek budidaya (Hardjowigeno, 2003).

Bahan organik lebih ringan daripada bahan mineral. Disamping itu bahan organik
akan memperbesar pori tanah. Nilai bulk density akan lebih rendah bahan organik
penyusun tanah tinggi karena bahan organik dapat memperkecil berat tanah dan
dapat memperbesar porositas tanah serta memiliki berat yang kecil dibanding
dengan bahan mineral. Tanah dengan nilai bulk density yang kecil baik untuk
lahan pertanian sebab bulk density yang kecil bahan organik yang dikandungnya
akan semakin besar sehingga akan menyebabkan aerasi dalam tanah tersebut
menjadi lebih baik. Tanah yang memiliki bulk density tinggi atau besar
mempunyai kandungan bahan mineral yang banyak, namun porositasnya rendah
karena semakin tinggi nilai bulk densitynya maka porositasnya akan berkurang
(Pairunan, 1985).

Selain itu faktor lain yang mempengaruhi nilai bulk density adalah struktur tanah,
dimana tanah yang memiliki struktur yang halus maka memiliki nilai bulk density
yang rendah. Semakin masuk ke dalam profil tanah, kerapatan massa tanah
semakin naik. Tampaknya ini akibat dari kandungan bahan organik yang rendah
dan penimbunan alat serta pemadatan yang disebabkan oleh berat lapisan atasnya
(Sutedjo, 1987).
2. Kadar Air Tanah

Kadar air biasanya dinyatakan dalam banyaknya air yang hilang bila massa tanah
dikeringkan dalam oven pada suhu 105OC sampai diperoleh berat tanah kering
yang tetap. Penentuan kandungan air dalam tanah dapat ditentukan dengan istilah
nisbi, seperti basah dan kering dan istilah jenuh atau tidak jenuh. Jumlah air yang
ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat atau isi. Titik layu permanen
adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi
menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap
layu baik pada siang ataupun malam hari. Kandungan air pada titik layu permanen
adalah pada tegangan 15 bar (Hakim, 1986).

Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-
tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah
bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir
umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau
liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya
curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya
evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi),
tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau
kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah. Air
tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan
dan koefisien layu. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air
oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman.
Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya (Buckman, 1982).

Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun tanah. Air tanh hampir
seluruhnya berasal dari udara dan atau atmosfer terutama didaerah tropis air hujan
itu dapat mrembes ke dalam tanah yang disebut infiltrasi. Sedangkan sisanya
mengalir di permukaan tanah sebagai aliran permukaan tanah. Air infiltrasi tadi
bila dalam jumlah banyak dan terus merembes kedalam tanah secara vertikal dan
meninggalkan daerahnya perakaranya yang disebut perkolasi, yang akhirnya
sampai pada lapisan yang kedap air yang kemudian kumpul disitu menjadi air
(Hanafiah, 2004).

Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman dicari dengan jalan penentuan
kandungan air pada tanaman lapang dikurangi dengan persentase keadaan tanah
pada titik layu permanen. Dalam hal ini nilai-nilainya sangat ditentukan terutama
oleh tekstur tanah. Tekstur tanah yang lebih tinggi mempunyai tekstur yang halus,
sebaliknya tekstur yang rendah mempunyai tekstur yang kasar nilainya akan lebih
rendah lagi (Hanafiah, 2004).

Kapasitas kandungan air tanah maksimum adalah jumlah air maksimal yang dapat
ditampung oleh tanah setelah hujan turun dengan sangat lebat atau besar. Semua
pori-pori tanah baik makro maupun mikro, dalam keadaan terisi oleh angin
sehingga tanah menjadi jenuh dengan air. Jika terjadi penambahan air lebih lanjut,
maka akan terjadi penurunan air gravitasi yang bergerak lurus terus kebawah.
Pada keadaan ini air tanah akan ditahan oleh tanah dengan kandungan Pf=0 atau 0
atm (Hanafiah, 2004).

2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Air

Menurut Hanafiah (2004), kadar dan ketersediaan air tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu :
1. Tekstur tanah
Kadar air tanah bertekstur liat > lempung > pasir, misalnya pada tegangan 1/3 atm
(kapasitas lapang), kadar air masing-masingnya adalah sekitar 55%, 40% dan
15%. Hal ini terkait dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan koloidal,
ruang pori dan luas permukaan adsorptif, yang makin halus teksturnya akan makin
banyak, sehingga makin besar kapasitas menyimpan air. Hasilnya berupa
peningkatan kadar dan ketersediaan air tanah.
2. Kadar bahan organik
Bahan organik tanah mempunyai pori-pori mikro yang jauh lebih banyak
ketimbang partikel mineral tanah, yang berarti luas permukaan penjerap (kapasitas
simpan) air juga lebih banyak, sehingga makin tinggi kadar bahan organik akan
makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
3. Senyawa kimiawi
Garam-garam dan senyawa pupuk/amelioran (pembenah tanah) baik alamiah
maupun non alamiah mempunyai gaya osmotik yang dapat menarik dan
menghidrolisi air, sehingga koefisien layu meningkat.
4. Kedalaman solum/lapisan tanah
Kedalaman solum menentukan volume simpan air, makin dalam makin besar,
sehingga kadar dan ketersediaan air juga makin banyak. Kedalaman solum/lapisan
ini sangat penting bagi tetanaman berakar tunggang dan dalam.

2.2 Hubungan Kadar Air Tanah dengan Kesuburan Tanah

Kadar air tanah merupakan salah satu bagian penyusun tanah. Air tanah hampir
seluruhnya berasal dari udara dan atau atmosfer terutama didaerah tropis air hujan
itu dapat mrembes ke dalam tanah yang disebut infiltrasi. Sedangkan sisanya
mengalir di permukaan tanah sebagai aliran permukaan tanah. Air infiltrasi tadi
bila dalam jumlah banyak dan terus merembes kedalam tanah secara vertikal dan
meninggalkan daerahnya perakaranya yang disebut perkolasi, yang akhirnya
sampai pada lapisan yang kedap air yang kemudian ekumpul disitu menjadi air
tanah atau sering disebut ground water. Mengetahui banyaknya air di dalam tanah
yang tersedia bagi tanaman adalah penting sekali terutama dalam hal penentuan
pemberian air pada tanaman atau pengairan tanaman agar supaya tidak terjadi
kelebihan ataupun kekurangan air. Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman
dicari dengan jalan penentuan kandungan air pada tanaman lapang (Pf 2,53)
dikurangi dengan persentase keadaan tanah padaa titik layu permanen (Pf 4,2).
Dalam hal ini nilai-nilainya sangat ditentukan terutama oleh tekstur tanah. Tekstur
tanah yang lebih tinggi mempunyai tekstur yang halus, sebaliknya tekstur yang
rendah mempunyai teksttur yang kasar nilainya akan lebih rendah lagi
dibandingkan dengan hal yang tadi. Kapasitas kandungan air tanah maksimum
adalah jumlah air maksimal yang dapat ditampung oleh tanah setelah hujan turun
dengan sangat lebat atau besar. Semua pori-pori tanah baik makro maupun mikro,
dalam keadaan terisi oleh angin sehingga tanah menjadi jenuh dengan air. Jika
terjadi penambahan air lebih lanjut, maka akan terjadi penurunan air gravitasi
yang bergerak lurus terus kebawah (Hanafiah, 2004).

Untuk pertumbuhan yang baik atau optimum bagi tanaman diperlukan suatu
keadaan taat air yang baik dan seimbang sehingga akar tanaman dengan mudah
akan menyerap unsure hara. Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun
pada tanaman. Air tanah hampir seluruhnya berada pada udara atau atmosfer.
Tanah mempunyai kapilaritas yang berbeda-beda untuk menyerap dan
mempertahankan kelembapannya tergantung kepada struktur, tekstur, dan
kandungan bahan organik yang terdapat di dalam tanah. Air bagi tanaman
merupakan bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang
digunakan untuk fotosintesis(Tan,1992).

2.3 Metode yang Digunakan Pada Kadar Air Tanah

Metode yang digunakan pada Kadar Air Tanah yaitu metode Gravimetri dan
metode Volumetri.

2.3.1 Gavimeri

Analisis Gravimetri, atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot, adalah proses


isolasi serta penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dari unsur tersebut,
dalam bentuk yang semurni mungkin. Unsur atau senyawa itu dipisahkan dari
suatu porsi zat yang sedang diselidiki, yang telah ditimbang (Day, 1994).
Persyaratan yang harus dipenuhi agar metode gravimetri berhasil :
1. Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang
tak-terendapkan secara analitis tak-dapat dideteksi ( biasanya 0,1 mg atau
kurang, dalam menetapkan penyusunan utama dari suatu makro ).
2. Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan hendaknya
murni, atau sangat hampir murni. Bila tidak akan diperoleh hasil yang galat.

Metode yang dapat dilakukan dalam analisis gravimetri :


1. Gravimetri cara penguapan, misalnya untuk menentukan kadar air, (air kristal
atau air yang ada dalamsuatu spesies).
2. Gravimetri elektrolisa, zat yang dianalisa di tempatkan di dalam sel elektrolisa.
sehingga logam yangmengendap pada katoda dapat ditimbang.
3. Gravimetri metode pengendapan menggunakan pereaksi yang akan
menghasilkan endapan dengan zatyang dianalisa sehingga mudah di pisahkan
dengan cara penyaringan.Misalmya Ag+ diendapkan sebagai AgCl. Ion besi
(Fe3+) diendapkan sebagai Fe(OH)3 yang setelah dipisahkan, dipijarkan dan
ditimbang sebagai Fe2O3.

Dalam analisis gravimetri meliputi beberapa tahap sebagai berikut :


 Pelarutan sampel (untuk sampel padat).
 Pembentukan endapan dengan menambahkan pereaksi pengendap secara berlebih
agar semua unsur/senyawa diendapkan oleh pereaksi. Pengendapan dilakukan
pada suhu tertentu dan pH tertentu yang merupakan kondisi optimum reaksi
pengendapan. Tahap ini merupakan tahap paling penting.
 Penyaringan endapan.
 Pencucian endapan, dengan cara menyiram endapan di dalam penyaring dengan
larutan tertentu.
 Pengeringan endapan sampai mencapai berat konstan.
 Penimbangan endapan.
 Perhitungan.

Berat endapan ( gram ) x FG x 100 %


Kadar Unsur (%) atau senyawa =
Berat Sampel (gram)
Ar atau Mr unsur atau senyawa yang ditentukan
Faktor Gravimetri = FG =
Mr endapan yang ditimbang

Beberapa Rumusan Faktor Gravimetri


Analit yang Bentuk Endapan Nilai fakto
ditetapkan gravimetri
Cl AgCl Ar-Cl : Mr-AgCl
S BaSo4 Ar-S : Mr- BaSo4
SO3 BaSo4 Mr-SO3 : Mr- BaSo4
Fe Fe2O3 Ar-Fe : Mr- Fe2O3
Fe3o4 Fe2O3 Mr- Fe3o4: Mr- Fe2O3
MgO Mg2P2O7 Mr-MgO : Mr-
Mg2P2O7
P2O5 Mg2P2O7 Mr- P2O5 : Mr-
Mg2P2O7
Cr2O3 PbCrO4 Mr- Cr2O3 : Mr-
PbCrO4
K K2PtCl6 Ar-K : Mr- K2PtCl6

2.3.2 Volumetri

Analisis volumetri merupakan teknik penetapan jumlah sampel


melalui perhitungan volume. Dalam analisis titrimetri (hingga
kini sering dinamai analisis Volumetri), zat yang akan ditetapkan
dibiarkan bereaksi dengan suatu reagensia yang cocok yang
ditambahkan sebagai larutan baku, dan volume larutan yang
diperlukan untuk mengakhiri reaksi ditetapkan (Stiono, 1994).
Sehingga dalam teknik volumetri, alat pengukur volume menjadi bagian
terpenting, dalam hal ini buret adalah alat pengukur volume yang dipergunakan
dalam analisis volumetrik (Wiryawan, 2011).

3. Porositas Tanah (Ruang Pori Tanah)

Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati
oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun
mikro terisi oleh air, keadaan kering pori makro dan sebagian pori meso terisi oleh
udara. Porositas merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah (Madjid, 2010).

Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori kasar
ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas
tanah adalah persentase volume tanah ditempati butiran padat. Tanah dengan
struktur lemah pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan
tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka
waktu yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk
memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan
penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum.
Pengolahan tanah berlebih akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai
porositas dapat diperoleh jika diketahui nilai Bulk density dan nilai partikel
densitynya (Hanafiah, 2014).

Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori
mikro, pori meso atau pun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori
makro dan sebagian pori meso terisi udara. Jumlah ruang pori sebagian besar
ditentukan oleh susunan butir padat. Kalau letaknya satu sama lain cenderung erat
seperti pada pasir dan sub soil padat, porositasnya rendah. Jika tersusun dalam
agregat yang bergumpal seperti yang kerap kali terjadi pada tanah bertekstur
sedang, yang besar kandungan bahan organiknya, ruang pori persatuan volume
tinggi. Perbedaan besar jumlah ruang pori berbagai keadaan tanah (Madjid, 2010).
3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Porositas Tanah

Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, tekstur
tanah, kandungan air dan bulk density. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik
tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas
yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah
dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan
air Sebaliknya, pada top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang pori
total yang sebagian besar terdiri pori-pori kecil. Hasilnya adalah tanah dengan
kapasitas memegang air yang besar (Hardjowigeno, 1992).

Porositas butir pasir tunggal rendah dan sangat berhubungan dengan tekstur.
Tanah dengan tekstur halus mempunayai kisaran ukuran dan bentuk partikelnya
yang luas.. Tanah dengan struktur ped mempunyai ruang pori sebab ruang-ruang
antar partikel tekstur dan antara ped. Tanah permukaan yang berpasir mempunyai
volume yang lebih sedikit ditempati oleh ruang pori. Ruang pori total pada tanah
berpasir mungkin rendah, tetapi mempunyai proporsi yang besar yang disusun
daripada komposisi pori-pori yang besar yang sangat efisien dalam pergerakan air
dan udara. Pada tanah yang lembab dengan drainase yang baik ruang-ruang pori
yang selalu dipenuhi udara, konsekuensinya mereka disebut pori-pori aerase atau
makropori. Pori-pori yang kecil selalu cenderung dipenuhi
air dan biasanya disebut kapiler (Madjid, 2010).

3.2 Hubungan Porositas Tanah Terhadap Produktivitas Tanaman

Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan
tekstur tanah. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah-tanah
dengan struktur granular atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi
daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir
banyak mempunyai pori-pori makro sulit menahan air (Hardjowigeno, 1992).
Porositas tanah merupakan perbandingan antara volume pori tanah dengan
volume total tanah, yaitu menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel
tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel sekunder disebut juga
agregat. Struktur dapat mengubah pengaruh tekstur dengan memperlihatkan
hubungan kelembaban dengan udara (Hardjowigeno, 1992). Porositas total tanah
juga dapat dikatakan struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir
tanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama
lain oleh perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain.
Gumpalan-gumpalan mempunyai bentuk, ukuran, kemantapan yang berbeda-beda
(Hardjowigeno, 1992).

Tanah yang baik adalah tanah yang mengandung udara dan airnya dalam jumlah
cukup dan seimbang. Hal ini hanya terdapat pada struktur tanah yang ruang pori-
porinya besar, dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro
serta tahan pukulan tetes-tetes air hujan. Dikatakan pula yang paling baik adalah
bila perbandingan sama antara padatan air dan udara (Sutedjo, 1987).

Sumber:

https://www.academia.edu/27155617/Laporan_Praktikum_Bulk_Density.

https://www.academia.edu/25105782/KADAR_AIR_TANAH-
LAPORAN_PRAKTIKUM_DASAR-DASAR_ILMU_TANAH

https://yohanissarmaidiot.blogspot.com/2016/01/i_24.html

Anda mungkin juga menyukai