Anda di halaman 1dari 4

2.

3 Pengaruh Perbedaan Penggunaan Lahan Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah

Sifat tanah baik sifat fisik, kimia, biologi tanah merupakan faktor utama dalam
mengidentifikasi kesuburan tanah dalam suatu lahan, hal ini sejalan dengan pernyataan
Sirait, 2022 bahwa sangat penting memperhatikan hubungan sifat fisik, kimia, biologi tanah
yang akan menunjang kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Lahan-lahan seperti
agroforestry, perkebunan dan tegalan memiliki sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang
berbeda-beda pengaruhnya terhadap tanah. Perubahan penggunaan lahan akan
mempengaruhi sifat fisik pada suatu lahan. Sifat fisik tanah meliputi tekstur, struktur,
konsistensi, permeabillitas, porositas, batas horizon, perakaran, kelerengan, erosi, drainase
dan warna tanah. Lahan-lahan seperti agroforestry, perkebunan, dan tegalan memiliki sifat
fisik yang sama tetapi berbeda dalam pengaruhnya terhadap tanah.

Pola pengelolaan lahan akan mempengaruhi tanah pada lahan tersebut seperti sifat fisik,
kimia dan biologi tanah sehingga perlu untuk memperhatikan penentuan jenis lahan seperti
apa yang akan dikelola, contohnya seperti lahan agroforestry, perkebunan dan tegalan.
Ketiga jenis lahan tersebut akan mempengaruhi perubahan-perubahan akan sifat fisik, kimia
dan biologi tanah.

Pengaruh lahan agroforestry terhadap sifat fisik lahan.

Penerapan sistem agroforestry berupa optimalisasi pemanfaatan lahan dengan sistem


kombinasi tanaman berkayu, buah-buahan, atau tanaman musiman dalam satu lahan yang
dimana masyarakat menanam berbagai macam jenis tanaman sehingga terbentuk interaksi
ekologis dan ekonomis di antara komponen penuyusunya.

Pola sistem pertanian seperti agroforestry yang kurang tepat dan dilakukan secara terus
menerus akan berdampak pada perubahan sifat fisik tanah, hal ini sejalan dengan Sari, 2023
menjelaskan bahwa penggunaan alat dan pola sistem pertanian yang tidak tepat dan terus
menerus dalam pengolahan tanah akan mengakibatkan perubahan sifat tanah yang
berpengaruh pada kondisi tanah. Sifat fisik tanah meliputi, tekstur, struktur, porositas,
konsistensi, warna tanah, batas horizon, drainase dan permeabillitas

Tekstur tanah dan struktur tanah

Tekstur dan struktur tanah adalah ciri fisik tanah yang sangat berhubungan. Tekstur tanah
merupakan perbandingan relatif antara pasir, liat, dan debu, seperti yang telah dijelaskan oleh
Naharuddin, 2020 bahwa tekstur tanah menunjukkan sifat partikel halus atau kasar, tekstur
yang lebih khas ditentukan dengan mempertimbangkan kandungan pasir, debu, dan liat yang
terkandung dalam tanah. Tanah yang memiliki tekstur pasir, berarti butiran butirannya
berukuran lebih besar, maka sehingga sulit menyerap dan menahan air dan unsur hara. Tanah
yang bertekstur liat, berarti lebih halus sehingga lebih mudah menyerap air dan mengikat
unsur hara yang tinggi tetapi sulit untuk melepas air. Struktur tanah merupakan gumpalan
atau butir-butir pasir, debu, atau liat yang membentuk struktur tanah terbentuk karena terjadi
ikatan satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik. Kedua faktor ini dijadikan
parameter kesuburan tanah, karena menentukan kemampuan tanah tersebut dalam
menyediakan unsur hara serta kemampuan dalam menahan air. Tekstur dan struktur
berpengaruh terhadap kemampuan tanah dalam permeabilitas, kemudahan pengolahan tanah,
daya menahan air dan hara serta berpengaruh pula terhadap perkembangan akar tanaman.
Tekstur dan struktur tanah agroforestry lebih baik dari lahan pertanian lain, hal ini didukung
oleh pernyataan Tolaka, 2023 bahwa salah satu penyebab tekstur dan struktur lahan
agroforestry lebih berkembang adalah salah satunya pengaruh bahan organik tanah
berlimpah dari tanaman penaung atau pohon-pohon tinggi komoditas utama yaitu kopi, pada
proses dekomposisi bahan organik akan menghasilkan asam asam organik yang merupakan
pelarut efektif bagi batuan dan mineral-mineral primer (pasir dan debu) sehingga lebih mudah
pecah menjadi ukuran yang lebih kecil seperti lempung dan hasil dari proses dekomposisi
bahan organik akan menjadi perekat oleh tekstur dan struktur tanah. Selain itu,jumlah dan
kerapatan akar lebih tinggi pada lahan agroforestry akan mempercepat penghancuran secara
fisika sehingga fraksi yang lebih halus akan cepat terbentuknya tekstur dan struktur tanahnya.

Porositas dan Konsistensi tanah

Porositas atau ruang pori tanah adalah volume seluruh pori-pori dalam suatu volume tanah
utuh yang terdiri dari ruang antara agregat-agregat tanah. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Tolaka, 2023 bahwa porositas tanah adalah rasio volume semua pori dalam volume tanah,
yang dinyatakan dalam persentase. Porositas mencakup ruang antara pasir, debu, dan partikel
tanah liat serta ruang antara agregat tanah. Sedangkan konsistensi tanah adalah ketahanan
tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya
gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarrik menarik antar partikel dan air)
rmengacu pada seberapa baik tanah dapat dipadatkan atau dipecahkan. Penetapan konsistensi
tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi yaitu basah, lembab dan kering. Porositas tanah
pada lahan agroforestry umumnya adalah tinggi hal ini disebabkan oleh tekstur yang
didominasi oleh pasir dan debu serta bobot volume isi yang relatif rendah hingga tinggi.
Tingkat porositas tanah tergantung pada bobot isi, hal ini sejalan dengan Naharuddin, 2020
menjelaskan bahwa semakin besar bobot isi tanah, semakin rendah nilai porositas, sebaliknya
semakin rendah porositas tanah akan meningkatkan volume tanah yang tidak diisi dengan zat
padat (termasuk mineral dan bahan organik), yang disebut ruang pori. Ruang pori total terdiri
dari partikel pasir, debu, dan tanah liat dan agregat tanah. Jika distribusi ukuran pori tanah
terutama didominasi oleh makropori, biasanya tanah memiliki kapasitas menyimpan air yang
rendah.

Warna tanah dan batas horizon

Warna tanah pada lahan agroforestry menunjukan bahwa warna tanah dominan dengan warna
gelap, ini dipengaruhi oleh kandungan bahan organik yang tinggi pada tanah tersebut yang
merupakan hasil dari dekomposisi sisa-sisa tanaman, seresah daun, ranting, dan bahan
organik lainnya. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Lubis, 2016 bahwa warna tanah pada tiap
tegakan tanaman baik pada tegakan hutan maupun pada tegakan tanaman serbaguna
menunjukan bahwa warna tanah dominan dengan warna gelap, ini dipengaruhi oleh
kandungan bahan organik yang tinggi pada tanah-tanah tersebut. Batas horizon merupakan
zone peralihan di antara dua horizon atau lapisan yang saling berhubungan. Biasanya tidak
membentuk garis yang jelas. Batas horizon dinyatakan dalam hubungannya dengan kejelasan
dan topografi.

Drainase dan permeabilitas

Drainase tanah alami merujuk pada frekuensi dan lamanya keadaan basah yang
mempengaruhi massa tanah seutuhnya seperti pengaruhnya dalam pembentukan tanah. Tanah
dengan drainase yang baik mampu menyerap dan membuang air berlebih dengan cepat.
Permeabilitas, di sisi lain, adalah kemampuan suatu tanah untuk memungkinkan air meresap
ke dalamnya. Ini berkaitan dengan ukuran dan tipe partikel tanah serta struktur tanah secara
keseluruhan. Drainase yang baik pada lahan agroforestri dapat dihasilkan melalui akar
tanaman, khususnya akar pohon, yang membantu membentuk jalur-jalur permeabel di dalam
tanah. Akar-akar ini memfasilitasi pergerakan air ke dalam tanah, mencegah terjadinya
genangan dan memberikan akses yang lebih baik ke air tanah bagi tanaman. Pohon-pohon
pada lahan agroforestri, selain menyumbang serasah daun, ranting, dan bahan organik
lainnya, juga berperan dalam menciptakan lapisan perlindungan di permukaan tanah. Lapisan
ini membantu mengurangi risiko erosi dan mempertahankan porositas tanah. Serasah dan
bahan organik yang dihasilkan oleh pohon dan tanaman penutup tanah juga berkontribusi
pada peningkatan kandungan bahan organik dalam tanah, meningkatkan struktur tanah, dan
secara positif memengaruhi permeabilitas. Permeabilitas tanah pada lahan agroforestri dapat
ditingkatkan melalui praktik-praktik manajemen tanah yang berkelanjutan. Pemulsaan tanah
dapat mencegah pembentukan lapisan keras di permukaan tanah yang dapat menghambat
penetrasi air. Pengomposan juga dapat meningkatkan kandungan bahan organik dan aktivitas
mikroba dalam tanah, mendukung pembentukan agregat tanah yang mengoptimalkan
permeabilitas.Drainase yang baik pada lahan agroforestri dapat dihasilkan melalui akar
tanaman, khususnya akar pohon, yang membantu membentuk jalur-jalur permeabel di dalam
tanah. Akar-akar ini memfasilitasi pergerakan air ke dalam tanah, mencegah terjadinya
genangan dan memberikan akses yang lebih baik ke air tanah bagi tanaman. Seiring waktu,
akar-akar tanaman juga dapat menciptakan struktur tanah yang porus, meningkatkan daya
serap air dan meminimalkan risiko erosi hal ini sejalan dengan pernyataan Widiyanto, 2013
menjelaskan bahwa besarnya drainase suatu lansekap (bentang lahan) dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain kekasaran permukaan tanah, relief permukaan tanah yang
memungkinkan air tinggal di permukaan tanah lebih lama sehingga mendorong terjadinya
infiltrasi, tipe saluran yang terbentuk akibat aliran permukaan yang dapat memicu terjadinya
‘aliran cepat air tanah’ (quick flow). Pohon-pohon pada lahan agroforestri, selain
menyumbang serasah daun, ranting, dan bahan organik lainnya, juga berperan dalam
menciptakan lapisan perlindungan di permukaan tanah. Lapisan ini membantu mengurangi
risiko erosi dan mempertahankan porositas tanah. Serasah dan bahan organik yang dihasilkan
oleh pohon dan tanaman penutup tanah juga berkontribusi pada peningkatan kandungan
bahan organik dalam tanah, meningkatkan struktur tanah, dan secara positif memengaruhi
permeabilitas..

Anda mungkin juga menyukai