Anda di halaman 1dari 4

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Fisik Tanah


Tanah merupakan penyedia seluruh kebutuhan untuk menunjang pertumbuhan
dan produksi tanaman. Tanah yang subur bagi pengembangan pertanian adalah tanah
yang memiliki kapasitas untuk memenuhi seluruh kebutuhan tanaman, yaitu mampu
menyediakan seluruh unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang cukup
dan seimbang, memenuhi kebutuhan airnya, memasok gas-gas yang dibutuhkan serta
memiliki fisik tanah yang cukup gembur untuk ditembus sistem perakaran tanaman
namun tetap dapat menunjang tanaman berdiri kokoh (Rachman, 2019).
Tanah merupakan sumber daya alam yang mempunyai peranan penting dalam
berbagai segi kehidupan manusia, hewan dan tanaman. Tanah yang baik dan subur
adalah tanah yang mempunyai sifat kimia,fisika, dan biologi tanah yang baik.
Pemahaman mengenai karakteristik tanah di perkebunan kelapa sawit sangat
diperlukan sebagai dasar dalam menentukan tindakan kultur teknis yang akan
dilakukan dalam rangka menjamin kesinambungan dalam menghasilkan tanaman
kelapa sawit (Pardosi, 2013).
Salah satu sifat tanah yang menjadi penentu baik atau buruknya kualitas tanah
adalah sifat fisik tanah. Sifat fisik adalah salah satu sifat tanah yang berkaitan dengan
bentuk kondisi tanah asli, berupa bobot isi tanah, permeabilitas, porositas, struktur,
tekstur, dan warna yang menjadi indikator kesuburan tanah. Peranan sifat fisik
terutama terhadap ketersediaan air di dalam matriks tanah, mengatur sirkulasi udara
di dalam tanah, mempegaruhi sifat reaktif koloid tanah dan mempengaruhi tumbuh
kembang tanaman.
Sifat fisik tanah mempengaruhi pertumbuhan akar dan kemampuannya dalam
menyerap air dan unsur hara, sehingga mempengaruhi produksi tanaman. Oleh sebab
itu, suatu tanah yang mempunyai sifat kimia yang baik tidak akan mencapai produksi
tanaman yang optimal tanpa disertai dengan sifat fisik yang baik. Kaitannya dengan
konservasi tanah dan air, sifat fisik tanah khusunya tekstur dan permeabilitas
mempengaruhi laju erosi tanah.
Adapun sifat fisik dari tanah, yaitu:
a. Struktur
Struktur tanah berfungsi memodifikasi pengaruh tekstur terhadap
kondisi drainase maupun aerasi tanah dikarenakan susunan antar agregat
tanah menghasilkan ruang yang lebih besar daripada susunan antar
partikel primer. Tanah yang berstruktur baik biasanya memiliki kondisi
aerasi serta drainase yang baik sehingga memudahkan sistem perakaran
tanaman untuk berpenetrasi sekaligus mengabsorbsi air dan hara,
sehingga pertumbuhan serta proses produksi menjadi lebih baik
(Hanafiah, 2014).
Struktur tanah remah, lempeng, serta granular adalah struktur
tanah yang baik ketika meloloskan air sekaligus memiliki unsur hara
yang mudah tersedia bagi tumbuhan. Tingkat perkembangan struktur
tanah ditentukan dari kemantapan maupun ketahanan bentuk struktur
tanah tersebut terhadap tekanan. tingkat struktur tanah juga dipengaruhi
oleh bahan organik, mikroorganisme, dan akar tanaman. Struktur tanah
yang baik yaitu bentuknya membulat sehingga tidak bisa saling
bersinggungan dengan rapat (Meli et al., 2018).
b. Tekstur
Tekstur tanah merupakan sifat tanah yang sukar untuk diperbaiki
sehingga upaya perbaikan ditujukan bukan untuk meningkatkan
komposisi liat, tetapi upaya perbaikan yang dapat menggantikan peranan
koloid liat khusunya dalam mengadsorbi air dan meningkatkan kapasitas
tukar kation tanah, seperti penggunaan pupuk organik khusunya yang
memiliki C/N rasio yang tinggi.
Komposisi fraksi tanah ini menentukan sifat tanah lainnya.
Tekstur tanah meliputi lempung berpasir, lempung, lempung berdebu,
lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat, dan liat
berpasir. Tekstur tanah menunjukkan komposisi fraksi tanah yang
meliputi fraksi liat, debu dan pasir (Subroto, 2003).
c. Kadar air
Secara umum kadar air tersebut mampu meningkatkan hasil
produksi, karena proses evaporasi yang tidak terhalang oleh tanaman
di sekitarnya. Kapasitas lapang merupakan kadar air yang optimal bagi
mikroorganisme dan tanaman. Kadar air tanah mencirikan banyaknya
air yang ditahan di antara pori-pori tanah yang mengisi rongga di
antara butir tanah. Semakin tinggi kadar air suatu tanah, maka kondisi
tanah akan semakin basah dan sebaliknya (Bintoro et al., 2017).
Kadar air tanah juga sangat berkaitan dengan porositas tanah, di
mana porositas memiliki kemampuan tanah dalam menyerap air
berkaitan dengan tingkat kepadatan tanah. Semakin padat tanah maka
air akan semakin sulit untuk diserap, sehingga porositas tanah semakin
kecil. Sedangkan jika tanah semakin mudah menyerap air, maka
porositas tanah tersebut tergolong besar (Sandrawati et al., 2016).
d. Permeabilitas
Permeabilitas merupakan satuan kecepatan air melewati tubuh
secara vertikal dengan satuan cm/jam, pelolosan air yang terlalu
rendah mengakibatkan aliran permukaan menjadi besar, sehingga
meningkatkan risiko terjadinya bencana erosi. Pelolosan air yang
tinggi dapat mengakibatkan kemampuan tanah sebagai penyimpan air
dan hara menjadi menurun (Khodijah & Soemarno, 2019).
e. Bobot volume
Bobot isi merupakan parameter yang dapat digunakan untuk
menilai kepadatan suatu tanah. Semakin kecil bobot isi tanah maka
semakin gembur tanah tersebut, sebaliknya. Bobot jenis umumnya
diperlukan untuk konversiair dalam (persentase berat) ke dalam
kandungan volume (persentase volume) dalam perhitungan porositas
tanah. Bobot volume dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni bahan
organik, kandungan air tanah, pengolahan tanah, pemadatan alat-alat
pertanian, struktur, dan tekstur (Tamara et al., 2020).
f. Porositas
Porositas akan menentukan kemampuan tanah untuk meloloskan
air serta kemampuan tanah untuk menyimpan air dan hara. Volume
pori tanah berdasarkan peranannya ketika menahan air bisa
dikategorikan menjadi dua macam, yakni pori makro dengan mikro.
Ketersediaan air akan memengaruhi pertumbuhan serta perkembangan
suatu tanaman (Masria et al.,2018).
g. Warna tanah
Konsistensi tanah diartikan sebagai bentuk kerja fisik akibat gaya
adhesi dan kohesi tanah pada berbagai tingkat kelengasan. Bentuk
kerja tersebut tercermin antara lain, ketahanan tanah terhadap gaya
tekanan, gaya gravitasi dan tarikan serta kecenderungan massa tanah
untuk melekat satu dengan yang lain atau terhadap benda lain. Faktor
utama yang mempengaruhi konsistensi tanah adalah kondisi
kelengasan tanah (kering, lembab, basah) dan tekstur tanah (terutama
kandungan lempung) (Sutanto, 2005).
h. Warna tanah
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen
penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara
proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan
tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik
yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah
(Hanafiah, 2004).

Anda mungkin juga menyukai