Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Porositas merupakan gabungan dari pori-pori tanah, baik pori tanah yang ditempati udara atau yang
ditempati air. Porositas tanah sangat menentukan penggunaaan tanah tersebut. Tanah yang
porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran tanaman mudah untuk
menembus tanah dalam menvari bahan organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air hujan
sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik,
karena air yang diterima tanah langsung turun ke lapisan berikutnya. Tanah seperti ini kalau musim
kemarau cepat membentuk pecahan yang berupa celah besar di tanah.
Porositas sangat menemtukan nilai bulk density. Semakin besar pori maka semakin rendah kerapatan
massanya dan semakin rendah jumlah pori maka semakin tinggi nilai kerapatan massa. Jumlah pori dari
permukaan sampai lapisan dalam semakin berkurang, hal ini menyebabkan semakin dalam lapisan tanah
maka semakin besar nilai bulk density.
Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori. Ruang pori-pori ini penting oleh karena ruang-ruang
ini diisi oleh air dan udara. Air dan udara (gas-gas) juga bergerak melalui ruang pori-pori ini. Jadi,
penyediaan air untuk pertumbuhan tanaman dan jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan
sangat erat dengan jumlah dan ukuran pori-pori tanah. Beberapa sifat fisik yang sangat penting adalah
Bulk Density, Particle Density, dan Porositas. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan
organik jauh lebih ringan daripada bahan mineral. Di samping itu bahan organik tanah dapat
memperbesar porositas tanah. Tanah dengan struktur remah atau kersai pada umumnya mempunyai
porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas ,
namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan menurunnya porositas. Oleh karena itu,
untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan yaitu dengan penambahan bahan
organik atau melakukan pengolahan tanah minimum. Pengolahan tanah akan men menyebabkan
rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh dari nilai bulk density dan particle
density.Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan percobaan tentang porositas tanah untuk
mengetahui tingkat porositas pada sample tanah utuh, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum porositas ini adalah untuk mengetahui nilai porositas tanah pada sample tanah
utuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan dari praktikum porositas ini adalah agar kita dapat mengetahui tentang porositas
serta mengetahui tentang bagaimana hubungan porositas dengan pertumbuhan tanaman.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Porositas
Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah
yang dapat ditempati oleh air ddan udara, sehingga merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi
tanah. Tanah yang poreus berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan
udara masuk-keluar tanah secara leluasa , sebaliknya jika tanah tidak poreus (Hanafiah, 2008).
Lapisan-lapisan tanah terdapat sejumlah ruang pori, dimana keberadaan ruang pori tersebut penting
karena masing-masing ruang terisi oleh udara dan air. Dari sinilah perbedaan air dan udara bagi akar
dan tanaman yang selanjutnya dipakai sebagai bahan untuk proses pertumbuhan. Jumlah air yan g
bergerak di dalam pori-pori tanah berkaitan erat dengan ukuran dan jumlah pori yang ada dalam tanah
tersebut. Besar ruang pori tanah nervariasi, dari satu horizon ke horizon lainnya, sama halnya dengan
sifat tanah yang lainnya dan keduanya dipengaruhi oleh tekstur dan stuktur tanah (Hakim, dkk, 1996).
Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah,
mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah
dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air. Porositas
dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah. Hal ini terjadi karena pada lapisan tanah terdiri dari
struktur yang granular/remah, dan nilai porositas juga tergantung pada tekstur yang terdiri dari
beberapa kelas berdasarkan USDA. Hal ini menunjukan bahwa porositas tanah dipengaruhi oleh
kandungan bahan organik tanah, struktur dan tekstur tanah. Porositas tanah tinggi jikakandungan bahan
organiktanahtersebut tinggi begitupun pengaruhnya terhadap teksturtanah dan struktur tanah
(Hardjowigeno, 2003).
Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori kasar ditempati udara dan
pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang
ditempati butiran padat. (Pairunan, dkk, 1997).
Tanah pertanaman cenderung mempunyai ruang pori yang rendah, jika dibandingkan dengan tanah asli.
Pengurangan ini biasanya dihubungkan dengan menurunnya bahan organik yang menyebabkan
kurangnya butiran-butiran tanah. Jumlah pori dalam sub soil tanah pertanaman menjadi berkurang
meskupun berkurangnya agak lambat. Penanaman secara terus-menerus terutama pada tanah yang
mula-mula tinggi bahan organiknya kerap kali mengakibatkan pori-pori makro (Buckman dan Brandy,
1992).
Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori mikro, pori meso ataupun
pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro dan sebagian pori meso terisi udara. Tanah
yang strukturnya gembur atau remah dengan tindakan pengolahan tanah yang intensif dan bertekstur
lempung, umumnya mempunyai porositas yang besar. Porositas perlu diketahui karena merupakan
gambaran aerasi dan drainase tanah (Foth, 1994).

Pada kondisi lapangan, sebagian besar ruang pori terisi oleh udara , sehingga pori-pori makro disebut
juga pori aerase, atau dari segi kemudahannya dilalui air (permeabilitas) disebut juga sebagai pori
drainase. Jadi dapat disimpulkan bahwa permeabilitas merupakan suatu kondisi tanah yang mudah
dilalui oleh air (Hanafiah, 2008).
2.2 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Porositas
Adapun halhal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah.
Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas. Misalnya
saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada
saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada
saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang
nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan
mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga
nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan
sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah
tresebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan, 1997).
Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita
menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak. Dalam keadaan air
yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang di tanam tidak membutuhkan banyak
air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan
mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan mudah rusak bila tergenang
air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat
menyebabkan pembusukan akar tanaman. Cara mudah dan sederhana mengetahui porositas tanah
adalah dengan menggunakan botol air kemasan bekas yang di potong tengahnya dan di lubangi bagian
bawahnya. Kemudian kita masukkan tanah yang akan kita tes dan masukkan air kedalamnya. Bila air
cepat menyerap dalam tanah sehingga keluar dari bagian dasar botol maka tanah tersebut memilki
porositas tinggi, begitu juga sebaliknya(Nurhayati, 1996).


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa, 13 November 2012 pukul 13.00 - selesai WITA di
Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum porositas ini yaitu ring sampel , penggaris,
timbangan, pengaduk, pipet tetes, dan gelas ukur.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum porositas ini yaitu air dan sampel tanah utuh.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum porositas ini yaitu sebagai berikut:
1. Hitung nilai bulk density dan particle density contoh tanah.
2. Hitung nilai porositas dengan persamaan sebagai berikut :
Porositas =




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan porositas, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Perhitungan Porositas
Jenis Tanah Nilai Porositas
Sampel Tanah Utuh 54%
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, sampel tanahInceptisol memiliki nilai porositas yang
cukup tinggi. Lapisan tanah ini memiliki nilai porositas sebesar 54%. Pada lapisan tanah tersebut
memiliki daya serap yang tinggi, sehingga banyak ruang atau pori yang ditempati oleh air akan tetapi
lebih mudah melepasnya, oleh karena itu memiliki porositas yang lebih tinggi daripada lapisan tanah
sawah. Hal ini sependapat dengan Hardjowigeno (2003), yang menyatakan bahwa tanah-tanah
bertekstur liat karena lebih halus maka daya ikatannya kuat sehingga kemampuan menahan air rendah
karena pori-pori semakin kebawah semakin kecil. Tanah-tanah yang bertekstur pasirkarena
mengandung bahan organik sehingga daya serapnya tinggi. Semakin ke bawah lapisan tanah maka
kandungan bahan organiknya semakin berkurang. Begitupun sebaliknya, semakin ke atas tanah maka
kandungan bahan organiknya semakin bertambah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu :
1. Pada sampel tanah utuh memiliki nilai porositas sebesar 54%.
2. Besarnya nilai porositas sangat tergantung oleh besarnya nilai bulk density dan particle density
suatu tanah.
3. Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan jenis tanaman yang
cocok untuk tanah tersebut.
5.2. Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum di laboratorium praktikan harus berhati-hati karena alat-alat
yang ada di laboratorium sangat mudah rusak dan dalam melakukan praktikum kita harus teliti dalam
melakukan pengukuran agar tidak terjadi kesalahan.


DAFTAR PUSTAKA
Buckman.H. dan N.C. Brandy. 1992. Ilmu Tanah. Brata Karya Aksara, Jakarta.
Foth HD. 1994. Dasar-Dasarllmu Tanah.GadjahMada University Press,Yogyakarta.
Hakim, Nurhayati, M. Yusuf Nyapka, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, G.B.Hong, H.H.
Bailey, 1996. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Hanafiah, Ali Kemas. 2008. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hardjowigeno. S, 2003. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo, Jakarta.
Pairunan ,A.K., JL.Nanere, Arifin. S.R.Samosir, R.Tangkai Sari, J.R.Lalopouo, B.Ibrahim, H.Asmadi., 1997.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Ujung Pandang.


LAMPIRAN
Perhitungan Nilai Porositas pada Sampel Tanah Utuh
Diketahui : Bulk Density = 1,3gr/cm
3

Partikel Density = 2,8 gr/cm
3

Dit : Porositas .......?
Penyelesaian :
Porositas = [1- ] x 100%
= [1- ] x 100%
= 54%
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat (terisi oleh air dan udara). Pori-pori tanah
dapat dibedakan menjadi dua yaitu pori-pori kasar (makro pori) dan pori-pori halus (mikro pori). Pori-
pori kasar terisi oleh udara atau ar gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi, sedangkan
pori-pori halus (mikro pori) berisi udara dan air kapiler. Tanah dengan pori-pori kasar yang banyak sulit
menahan air sehingga tanaman mudah mengalami kekeringan. Dengan kata lain semakin liat suatu
tanah maka porositasnya semakin halus dan semakin baik untuk penanaman tanaman.
Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tanah tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granular atau
remah, mempunyai porositas yang tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur massive. Tanah dengan
tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori sehingga sulit untuk menahan air. Adapun hubungan antara
bulk density dan porositas adalah terbalik, dimana makin tinggi nilai bulk densitynya makin rendah nilai
porositasnya. Sedangkan porositas sebanding dengan partikel density, dimana makin tinggi nilai partikel
density maka makin tinggi pula nilai porsitas.
Kondisi fisik tanah sangat menentukan aerase, drainase, dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga
berpengaruh oleh sifat kimia dan biologi tanah, di mana sifat-sifat fisik tanah tergantung pada jumlah,
ukuran, bentuk, susunan, dan komposisi mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan
organik, volume dan bentuk pori-pori pada waktu tertentu.

Tanah merupakan sesuatu yang unik dan spesifik untuk mengenal dan mempelajari perlu dibutuhkan
pemilihan bagian-bagian agar lebih muda dan praktis. Salah satu bagian yang cukup penting adalah
massa tanah atau biasa disebut juga dengan Particle Density. Massa tanah atau biasa juga disebut berat
tanah dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu berat jenis butiran tanah, berat isi yaitu berat suatu
volume tanah dalam keadaan struktur alamiah.
Berdasarkan uraian diatas maka praktikum penetapan porositas penting untuk dilakukan agar
mahasiswa mengetahui bagaimana penetapan poositas pada suatu sample tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Porositas adalah untuk menentukan nilai Porositas pada sampel tanah utuh.
Kegunaan dari praktikum Porositas adalah untuk mengetahui pengolahan tanah lebih lanjut serta
penentuan varietas tanaman apa saja yang dapat ditanam pada daerah (tanah) tersebut.






II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Porositas
Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air). Pori-
pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (macro pore) dan pori-pori halus (micro pore). Pori-
pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori-pori
halus berisi air kapiler atau udara (Hakim, 1986).
Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat. Tanah dengan banyak
pori-pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan. Tanah-tanah liat mempunyai
pori total (jumlah pori-pori makro + mikro) lebih tinggi daripada tanah pasir.
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Tanah-
tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-
tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro
sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno, 2003).
Ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebahagian besar dari pori-pori itu
terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat effisien dalam lalu lintas air maupun udara. Persentase
volume yang ditempati oleh pori-pori kecil, dalam tanah-tanah berpasir adalah rendah, yang
menunjukkan kapasitas memegang air yang rendah (Buckman dan Brady, 1982).
Sebaliknya, pada top-top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang pori total yang sebagian
besar terdiri pori-pori kecil. Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah, semakin banyak ruang
pori-pori di antara partikel-partikel tanah semakin dapat memperlancar gerakan air dan udara (Hakim,
1986).
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai porositas suatu tanah yaitu tekstur, struktur dan bahan organik.
Tanah yang mempunyai struktur lemah maka porositasnya akan mengalami peningkatan selain itu
dengan banyaknya bahan organik dalam tanah juga akan meningkatkan porositas tanah ( Anonym,
2012).
Menurut Buckman, and Brady. 1982. Faktor Faktor yang mempengaruhi porosita syaitu:
1. Susunan Batuan
Pemeriksaan porositas batuan salah satunya dengan melihat porositas gabungan batuan. Dalam
memperkirakan nilai porositas, Slichter dan kemudian Graton dan Fraser menghitung porositas berbagai
susunan batuan serupa. Porositas dengan susunan kubik atau biasa disebut cubic packing (agak kompak)
adalah 47.6 %, sedangkan rombohedral (seperti belah ketupat, lebih kompak) adalah 25,96 %.

2. Distribusi Batuan
Kita tahu bahwa di alam, batuan terdiri dari berbagai jenis dan ukuran yang tidak hanya menyebabkan
perbedaan susunannya saja tapi juga angularity dan distribusi dari berbagai ukuran partikel akan
mempengaruhi nilai porositas batuan.
Distribusi suatu batuan berhubungan erat dengan komposisi butiran dari batuan tersebut. Batuan
dengan satu jenis unsur penyusun bisa memiliki porositas yang lebih besar daripada porositas batuan
yang terdiri dari berbagai macam unsur penyusun. Misalnya saja batupasir dapat tersusun dari butiran
kuarsa, feldspar, limestone, fossil, dan chert. Keberagaman penyusun batuan ini sangat mempengaruhi
besarnya porositas dari suatu batuan karena bentuk dan ukuran dari masing-masing penyusun yang
berbeda. Jelas akan sangat berbeda perhitungannya dengan ukuran partikel yang seragam.
Semakin besar ukuran butiran, semakin besar ruang kosong yang akan diisi dengan batu lempung atau
partikel-partikel lebih kecil dan materi semen. Semakin banyak partikel kecil yang masuk, mengurangi
jumlah pori-pori batuan. Seperti contoh hasil pengayakan antara batupasir (a) dengan batupasir
serpihan (b)Distribusi ukuran batuan dapat dilihat dari skewness (kecondongan). Eksperimen yang
dilakukan oleh Tickell di pasir Ottawa menunjukkan bahwa porositas adalah fungsi dari skewness
distribusi ukuran batuan. Secara umum, semakin kecil butiran dan semakin besar angularity maka
porositas semakin besar. Semakin besar ukuran butiran maka semakin kecil porositas.Material semen
juga perlu diperhatikan karena semen akan menyegel batuan sehingga fluida tidak dapat mengalir.
3. Sementasi
Sementasi juga merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi porositas. Material
semen juga perlu diperhatikan karena semen akan menyegel batuan sehingga fluida tidak dapat
mengalir. Jika suatu batuan tersementasi dengan baik, maka kemungkinan besar akan terdapat banyak
pori yang tidak berhubungan. Hal ini dapat menyebabkan porositas efektif dari batuan itu menjadi kecil,
sebaliknya jika suatu batuan tidak tersementasi dengan baik, kemungkinan besar semakin banyak pori
yang terhubungkan, sehingga harga porositas efektif semakin besar.
4. Kompaksi
Kompaksi dapat mempengaruhi harga dari porositas. Semakin dalam posisi batuan dari permukaan,
beban yang diterima semakin besar. Tekanan yang disebabkan oleh akumulasi beban batuan yang
berada di atasnya disebut tekanan overburden. Jika suatu batuan terkompaksi dengan baik artinya
semakin dalam dari permukaan, pori-pori dari batuan itu akan semakin kecil karena butiran penyusun
semakin merapat, contohnya pada rhombohedral packing. Begitu pula sebaliknya, jika kompaksi
semakin rendah maka presentasi pori akan semakin besar, contohnya saja pada cubic packing.

5. Angularitas
Jika derajat angularitas butiran penyusun batuan semakin besar (semakin jauh dari
kebundaran/roundness), bentuk butirannya akan semakin menyudut. Hal ini akan menyebabkan daerah
sentuh antar butiran yang satu dengan yang lainnya akan semakin besar jika dibandingkan dengan
bidang sentuh antar butiran yang roundness-nya tinggi (daerah sentuhnya kecil). Sehingga,
mengakibatkan ruang yang dapat ditempati fluida akan semakin berkurang dan porositasnya menurun.

III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Porositas dilaksanakan pada hari Rabu Tanggal 21 November 2012, pada pukul 15.30 WITA
sampai selesai. di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin Makassar
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas ukur dan pengaduk serta alat- alat yang
digunakan pada percobaan bulk density.
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sample, tissue, akuades, air pembilas serta tanah
inseptisols yang digunakan pada pengamatan bulk density.
3.2 Prosedur Kerja
1. Menghitung nilai Bulk Density dan Particle Density contoh tanah
2. Menghitung Porositas dengan persamaan :
Porositas = (1- )X100 %




IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 5. Porositas Tanah Inseptisols
Jenis Tanah Porositas
Inseptisol 39%

4. 2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan mengenai tanah inseptisols diperoleh hasil bahwa besar porositasnya adalah 39
%, ini menunjukkan pada tanah ini mempunyai porositas yang rendah. Hal ini disebabkan karena pada
tanah inseptisols memiliki banyak mineral mineral kecil. Hal ini disebabkan oleh pengaruh bulk
densitynya. Secara tidak langsung bulk density tersebut sangat mempengaruhi porositas tanah. Selain
itu, partikel density juga sangat mempengaruhi porositas tanah tersebut karena juga dipengaruhi
dengan keberadaan mineralnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003) yang menyatakan
bahwa tanah inseptisols banyak mengandung mineralmineral kecil seperti mineral kwarsa, feldspart
dan silikat koloida yang merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut.
Adapun halhal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah.
Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas, misalnya
saja wilayah yang beriklim hukan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada
saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada
saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang
nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan
mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga
nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu struktur tanah juga akan
sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat, pasir, dan debu yang dikandung tanah
tersebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah. (Pairunan, 1997).







V. PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan porositas tanah pada tanah inseptisols dapat disimpulkan bahwa tanah
inseptisols memiliki porositas sebesar 39 % yang disebabkan karena keberadaan mineralmineral cukup
besar dalam tanah tersebut.
Adapun halhal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah.
5. 2 Saran
Setelah melakukan pengamatan porositas pada tanah inseptisols kita dapat mengetahui bahwa tanah
inseptisols merupakan tanah yang memiliki banyak mineralmineral kecil yang baik bagi pertumbuhan
tanaman. Pori dari tanah inseptisols yang kita telah ketahui persentasinya pada musimmusim tertentu
akan banyak diisi oleh air dan udara yang secara langsung mempengaruhi tanaman, dengan mempelajari
hal tersebut kita akan lebih mudah dalam pengolahannya.


LAMPIRAN
Diketahui : Bulk Density = 1,06 gr/cm
3

Particle Density = 1,73 gr/cm
3

Porositas = x 100 %
= x 100 %
= [ 1 0,61 ] x 100 %
= 0,39 x 100 %
= 39 %


PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Tanah sebagai salah satu komponen utama yang memegang peran penting dalam budidaya tanaman
sering kali diabaikan perannya. Bukan lagi rahasia selama ini kita tidak peduli apakah tanah kita masih
subur atau tidak. Padahal sekian lama pulalah kita memberikan "zatzat merugikan" pada tanah kita.
Bagaimana tidak?. Sudah berapa ton pupuk kimia terus menerus selama sekian puluh tahun dan
sekian puluh musim?.
Tanah sebagai sumber daya tentunya memiliki keterbatasan. Dalam ilmu ekonomi tentunya kita ingat
dengan "The Law of Diminishing Return" yang dikenalkan oleh David Richardo. Hukum tersebut
mengungkapkan secara umum tentang bagaimana suatu barang yang bila digunakan terus - menerus
maka pada suatu masa akan mencapai titik klimaks dan setelah itu akan mengalami penurunan
produktivitas walaupun faktor lain yang mempengaruhi kita tambah terus. Ini juga yang di alami oleh
tanah kita. Memang pada awalnya suatu tanah yang subur dengan sedikit penambahan pupuk
produksinya akan meningkat. Semakin lama kita tambahkan pupuk maka semakin meningkat pula
tambahan produksinya. Namun jangan salah, keadaan itu tidak berlangsung lama karena pada suatu
saat tanah akan mencapai kondisi maksimal yang selanjutnya bila sudah mencapai kondisi tersebut
penambahan unsur-unsur peningkat produktivitas tanah akan mengalami penurunan. Penurunan ini
juga bisa disebabkan oleh kualitas tanah yang semakin menurun akibat penggunaan pupuk yang
berlebihan. Akibatnya tanah yang tadinya subur, kaya akan bahan organik, serta seimbang dalam
kandungan unsur utama baik makro maupun mikronya berubah menjadi rusak baik secara struktur,
tektur maupun kimianya.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan percobaan mengenai porositas.
1. 2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakannya praktikum mengenai porositas ini adalah untuk mengetahui kadar ruang atau
pori dalam tanah yang nantinya berpengaruh terhadap bulk density dan partikel density.
Kegunaan praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada pembaca khusunya mahasiswa
untuk mengetahui tinggi atau rendahnya porositas tanah sebagai bahan acuan atau penyeleksian
tanaman yanag sesuai dengan tanah tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Porositas Tanah
Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati oleh air dan udara.
Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun mikro terisi oleh air, pada keadaan kering
poro makro dan sebagian pori meso terisi oleh udara. (Foth, 1982).
Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar.
Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu
yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas tanah
tindakan yang perlu dilakukan dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah
secara minimum. Pengolahan tanah akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat
diperoleh jika diketahui nilai bulk density dan partikel densitynya. (Hardjowigeno, 2003).
2. 2 FaktorFaktor yang Mempengaruhi Porositas Tanah dan Pengaruhnya terhadap Produktivitas
Tanaman
Adapun halhal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim,
suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas. Misalnya saja
wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat
tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat
tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya
akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan
mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga
nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan
sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah
tresebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan, 1997).
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitanya dengan
tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air,
maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah
tersebut memiliki porositas yang besar. Lalu apa keuntungan kita mengetahui porositas suatu tanah?
Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok
untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka
bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak. Dalam
keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang ditanam tidak
membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi
lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman
akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam
kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman. (Hakim,1986).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3. 1 Tempat dan Waktu
Praktikum pengamatan porositas ini dilaksanakan di laboratorium kimia tanah, Jurusan Ilmu Tanah,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari Selasa, 2 November 2010 pukul 11.00
WITA sampai selesai.
3. 2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas ukur dan pengaduk serta alat alat yang
digunakan pada percobaan bulk density.
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sample, tissue, akuades, air pembilas serta tanah
inseptisols yang digunakan pada pengamatan bulk density.
3. 3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada pengamatan porositas tanah ini adalah tanah dilakukan sebagai berikut :
Menghitung nilai bulk density dan partikel density
Menghitung porositasnya dengan persamaan berikut:
Porositas = 1- BD x 100%
PD

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil
Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 10; Porositas Tanah Inseptisols
Jenis Tanah Porositas (%)
Inseptisols 37,6

4. 2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan mengenai tanah inseptisols diperoleh hasil bahwa besar porositasnya adalah 37,6
%, ini menunjukkan pada tanah ini mempunyai porositas yang rendah. Hal ini disebabkan karena pada
tanah inseptisols memiliki banyak mineral mineral kecil. Hal ini disebabkan oleh pengaruh bulk
densitynya. Secara tidak langsung bulk density tersebut sangat mempengaruhi porositas tanah. Selain
itu, partikel density juga sangat mempengaruhi porositas tanah tersebut karena juga dipengaruhi
dengan keberadaan mineralnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003) yang menyatakan
bahwa tanah inseptisols banyak mengandung mineralmineral kecil seperti mineral kwarsa, feldspart
dan silikat koloida yang merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut.
Adapun halhal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah.
Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas, misalnya
saja wilayah yang beriklim hukan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada
saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada
saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang
nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan
mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga
nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu struktur tanah juga akan
sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat, pasir, dan debu yang dikandung tanah
tersebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah. (Pairunan, 1997).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan porositas tanah pada tanah inseptisols dapat disimpulkan bahwa tanah
inseptisols memiliki porositas sebesar 37,6 % yang disebabkan karena keberadaan mineralmineral kecil
pada tanah tersebut. Adapun halhal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan
struktur tanah.
5. 2 Saran
Setelah melakukan pengamatan porositas pada tanah inseptisols kita dapat mengetahui bahwa tanah
inseptisols merupakan tanah yang memiliki banyak mineralmineral kecil yang baik bagi pertumbuhan
tanaman. Pori dari tanah inseptisols yang kita telah ketahui persentasinya pada musimmusim tertentu
akan banyak diisi oleh air dan udara yang secara langsung mempengaruhi tanaman, dengan mempelajari
hal tersebut kita akan lebih mudah dalam pengolahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, H.D dan N.C. Brady, 1982. Ilmu Tanah. Barata Aksara. Jakarta.
Hakim, N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Hardjowigeno, S, 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedologi. PT. Media Sarana Perkasa,
Jakarta.
Pairunan A K. Nonere, Samosir S.R, Tangkaisari R, J.R Lolopua, Ibrahim B, Asmadi
H.,
1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia bagian Timur. Makassar
LAMPIRAN
Diketahui: Bulk Density = 1,56 gram/ cm
3

Partikel Density = 2,5 gram/ cm
3

Penyelesaian:
Porositas = 1- BD x 100%
PD

= 1- 1, 56 x 100%
2,5

= 1- 0, 624 x 100%

= 37, 6%
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tanah sebagai salah satu komponen utama yang memegang peran penting dalam budidaya tanaman
sering kali diabaikan peranannya. Bukan lagi rahasia kita sering kali tidak peduli apakah tanah kita subur
atau tidak. Apakah tanah kita layak untuk ditanami atau tidak. Padahal untuk mendapatkan hasil
produksi yang berkualitas kita harus memperhatikan keadaan tanah, apakah tanah tersebut layak untuk
ditanami atau tidak. Salah faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah porositas.

Porositas (ruang pori total) adalah volume seluruh pori dalam suatu volume tanah utuh yang dinyatakan
dalam persen. Porositas total merupakan indikator awal yang paling mudah untuk mengetahui apakah
suatu tanah mempunyai struktur baik atau jelek. Pengukuran pororsitas total dilakukan pada kedalaman
0-25 cm.
Sejumlah pori yang terdapat di dalam tanah merupakan hal yang penting untuk diketahui karena pori
merupakan ruang yang ditempati oleh udara dan air. Air dan udara (gas-gas) juga bergerak dalam ruang
pori ini. Pori tanah merupakan ruang diantara butiran padat. Pada umumnya pori-pori tanah yang besar
berisi udara, kecuali bila tanah seluruhnya tergenang air serta apabila pori-pori tanah kecil akan berisi air
kecuali bila tanah sangat kering.
Tekstur dan struktur tanah mengeluarkan pengaruh besar terhadap bobot dan ruang pori karena udara
dan air disimpan di dalam dan dipindahkan melalui ruang pori. Akar tanaman dan organisme lainnya
juga memerlukan ruangan untuk hidup.
Berdasarkan uraian diatas maka sangat penting untuk melakukan praktikum Porositas ini untuk
mengetahui tingkat porositas tanah Inceptisol di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
I.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan diadakannya praktikum Porositas ini adalah untuk mengetahui Porositas tanah pada sampel
tanah utuh Inceptisol.
Kegunaan diadakannya praktikum Porositas ini adalah sebagai bahan informasi serta literatur tentang
penentuan Porositas tanah bagi semua kalangan khususnya mahasiswa Fakultas Pertanian.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Porositas Secara Umum
Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah
yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator kondisi drainase dan arasi
tanah. Tanah yang poreus artinya tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan
udara bebas bergerak secara leluasa di dalam tanah (Ali Kemas Hanafiah, 2005).
Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar dan pori-pori halus, pori-pori kasar berisi udara
atau air gravitasi sedangkan pori-pori halus berisi udara atau sedangkan pori-pori halus berisi udara dan
air kapiler. Tanah-tanah pasir sulit menahan air sehingga tanaman cepat sekali kering, ini disebabkan
karena Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak (Hardjowigeno, 2003).
Porositas tanah tinggi jika bahan organiknya tinggi, tanah dengan struktur granular atau remah
mempunyai Porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah yang bertekstur massive. Tanah dengan
struktur pasir yang banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno,
1995).
Ruang pori tanah adalah bagian yang diduduki oleh udara dan air. Jumlah ruang pori sebagian besar
susunan butir-butir padat, pada umumnya pori-pori besar berisi udara, Kecuali bila tanah seluruhnya
teregnang air, dan pori-pori kecil berisi air, kecuali bila tanah sangat kering (Anna, dkk, 1997).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengamati pori-pori tanah. Pertama, ukuran. Ukuran
sangat penting diketahui dalam mengetahui atau mengamati pori-pori tanah. Ukuran ini dibedakan
menjadi beberapa kelas yaitu sangat halus 0,1 0,5 mm, Halus 0,5 2,0 mm, Sedang 2,0 5,0 mm,
Kasar > 5,0 mm. Ukuran pori-pori kasar yang lebih dari 10 mm harus disebutkan kisaran ukurannya
(Hardjowigeno,2003).
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Porositas
Adapun hal-hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu,
kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah
yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah
tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut
akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan
berpengaruh pada porositasnya.
Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin
membesar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap
porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat
bergantung pada kadar liat, pasir, dan debu yang dikandung tanah tersebut apabila struktur tanah
dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan dkk, 1997).
2.3 Hubungan Porositas Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitannya dengan
kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka
porositas tanah semakin kecil. sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut
memiliki porositas yang besar. Tinggi rendahnya suatu porositas tanah ini sangat berguna dalam
menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut. Bila suatu tanah dengan porositas rendah
dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat
menghambat bahkan merusak.
Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang ditanam tidak
membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi
lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. selain itu, tanaman akan
mudah rusak apabila tergenang air terlalu lama, karena tanamn tersebut dalam kondisi tercekam
kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman (Hakim 1986).

III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Percobaan Porositas ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 November 2012 pukul 17.00 WITA
sampai selesai di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas
Hasanuddin.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah timbangan, oven, gelas ukur, pengaduk, ring sample,
cawan, dan corong.
Bahan yang digunakan adalah sample tanah utuh Inceptisols.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja praktikum Porositas adalah sebagai berikut :
a) Hitunglah Bulk Density sampel tanah utuh
b) Hitunglah Particle Density sampel tanah utuh
c) Hitunglah Porositas dengan menggunakan persamaan :
BD
Porositas = 1- x 100 %
PD

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil perhitungan nilai Porositas sampel tanah utuh Inceptisol dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 1. Data Perhitungan Nilai Porositas Pada Tanah Inceptisol
Jenis Tanah
BD
(gr/cm
3
)
PD
(gr/cm
3
) Porositas (%)
Inceptisol 1,14 2,21 49
Sumber Data primer 2012
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil tabel di atas, nilai Porositas sampel tanah utuh Inceptisol adalah 46%. Nilai Bulk
Density adalah 1,14 gr/cm
3
dan Particle Density adalah 2,21 gr/cm
3
.
Nilai Porositas pada sampel tanah utuh Inceptisol adalah 46%. Tanah ini memiliki nilai Porositas yang
tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pairunan, dkk (1995) bahwa tanah yang memiliki Porositas yang
tinggi disebabkan karena kandungan liatnya juga tinggi dimana pori-pori mikronya banyak dan
kerapatannya rendah. Daya memegang dan menyimpan air pada lapisan ini rendah dan disebabkan juga
kepadatan tanah pada lapisan ini rendah akibat dari tingginya pelapukan.
Besarnya Porositas sangat dipengaruhi oleh besarnya nilai Bulk Density dan Particle Density. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Hardjowigeno, (2003) bahwa Porositas tergantung atau dipengaruhi oleh
besarnya nilai Bulk Density dan Particle Density. Bila keduanya dinyatakan dalam unit pengukuran yang
sama. Persentase ini diambil dari volume total yang akan memberikan persentase ruangan-ruangan pori.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
pada sampel tanah utuh Inceptisol nilai Porositasnya adalah 49%. Nilai Porositas tanah tinggi jika
kandungan bahan organiknya juga tinggi, pada tanah terdapat sejumlah ruang pori yang sangat penting
karena merupakan tempat keluar-masuknya udara.
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum praktikum dimulai, perlengkapan untuk laboratorium yang akan digunakan sudah
tersedia serta keadaan laboratorium sudah siap pakai.

DAFTAR PUSTAKA
Ali Kemas Hanafiah, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Anna K. 1997. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur.

Hakim, N.M.Y. Nyakpa, A.M.Lubis, S.Ghani, Nugroho, M.R.Soul, M.A.Diha, G.B.Hong, N.H.Balley. 1986.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.

Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. PT. Akademika Presindo. Jakarta.

Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. PT. Akademika Presindo. Jakarta.

Pairunan, Anna K. J. L. Nanere, Arifin, S. S. R. Samosir, R. Tangkaisari, J. R. Lalopua, B. Ibrahim, H. Asmadi,
1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur.

LAMPIRAN
Perhitungan Persentase Porositas pada Tanah Inceptisol
Dik : BD = 1,14 gr/cm
3

PD = 2,21 gr/cm
3

Dit : Porositas ?
Peny : Porositas =
=
= [ 1 0,51] x 100 %
= 0,49 x 100 %
= 49 %
I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Tanah merupakan bahan alam yang memiliki wujud tersendiri. Dalam kehidupan sehari-hari tanah
sangat dibutuhkan. Selain sebagai tempat berpijak, tanah merupakan media tanam bagi tumbuhan.
Analisis tanah dapat berupa pengukuran kimiawi, fisika, dan biologi yang bertujuan untuk memahami
sifat tanah dan kesesuaiannya untuk pertumbuhan tanaman.
Tanah sebagai sumber daya tentunya memiliki keterbatasan. Memang pada awalnya suatu tanah yang
subur dengan sedikit penambahan pupuk produksinya akan meningkat. Semakin lama kita tambahkan
pupuk maka semakin meningkat pula tambahan produksinya.
Penurunan ini bisa disebabkan oleh kualitas tanah yang semakin menurun akibat penggunaan pupuk
yang berlebihan. Akibatnya tanah yang tadinya subur, kaya akan bahan organik, serta seimbang dalam
kandungan unsur utama baik makro maupun mikronya berubah menjadi rusak baik secara struktur,
tektur maupun kimianya. Keadaan itu tidak berlangsung lama karena pada suatu saat tanah akan
mencapai kondisi maksimal yang selanjutnya bila sudah mencapai kondisi tersebut penambahan unsur-
unsur peningkat produktivitas tanah akan mengalami penurunan. Penurunan ini juga bisa disebabkan
oleh kualitas tanah yang semakin menurun akibat penggunaan pupuk yang berlebihan.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan percobaan mengenai porosisitas.

1. 2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakannya praktikum mengenai porositas ini adalah untuk mengetahui kadar ruang atau
pori dalam tanah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada pembaca khusunya mahasiswa untuk
mengetahui tinggi atau rendahnya porositas tanah sebagai bahan acuan atau penyeleksian tanaman
yanag sesuai dengan tanah tersebut.
















II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Porositas Tanah
Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati oleh air dan udara.
Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun mikro terisi oleh air, pada keadaan kering
poro makro dan sebagian pori meso terisi oleh udara. (Foth, 1982).
Pori-pori tanah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu pori-pori besar yang merupakan pori yang berisi
udara dan air gravitasi. Pori ini tidak menahan air dengan gaya kapiler sehingga sering disebut sebagai
pori aerase atau pori non kapiler. Jenis pori yang kedua yaitu pori halus yang merupakan pori yang berisi
udara dan air kapiler sehingga disebut juga pori kapiler. Pori mampu menahan air dalam tanah. Tanah
yang baik adalah yang seimbang antara pori aerasi dan pori kapilernya (Hardjowigeno, S. 1992).
Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok
untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka
bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak. Dalam
keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang di tanam tidak
membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi
lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan
mudah rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam
kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman.
Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar.
Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu
yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas tanah
tindakan yang perlu dilakukan dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah
secara minimum. Pengolahan tanah akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat
diperoleh jika diketahui nilai bulk density dan partikel densitynya. (Hardjowigeno, 2003).
Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar.
Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu
yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas tanah
tindakan yang perlu dilakukan dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah
secara minimum. Pengolahan tanah akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat
diperoleh jika diketahui nilai bulk density dan partikel densitynya. (Hardjowigeno, 2003).
2. 2 FaktorFaktor yang Mempengaruhi Porositas Tanah
Adapun halhal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim,
suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas. Misalnya saja
wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat
tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat
tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya
akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan
mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga
nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan
sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah
tresebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan, 1997).
Porositas suatu lapisan tanah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya perkembangan struktur granular pada
tiap lapisan horizon tanah yang akan memberikan hasil porositas total yang tinggi dan dapat
meningkatkan jumlah pori mikro dan pori makro suatu lapisan tanah. Sehingga, pada suatu lapisan
tanah dengan struktur remah atau kersai sangat berpengaruh dalam penentuan porositas karena
dengan struktur tanah tersebut umumnya mempunyai porositas yang besar (Hakim, dkk. 1986).
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitanya dengan
tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air,
maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah
tersebut memiliki porositas yang besar. Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna
dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah
dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat
menghambat bahkan merusak. Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara
tanaman yang ditanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro
di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman.
Selain itu, tanaman akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam
kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman. (Hakim,1986).
Jadi Porositas tiap jenis tanah adalah konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang dan antara
partikel-partikel. Untuk kebanyakan tanah-tanah mineral rata-rata kerapatan zahranya adalah 2,6
gr/cm
3
.Perbedaan kerapatan dengan zahra diantara jenis-jenis tanah tidak begitu besar, kecuali
terdapat variasi di dalam kandungan bahan organik dan komposisi mineral tanah (Sarwono, 2003)
Salah satu pentingnya dilakukan pengolahan tanah adalah untuk memperbesar porositas tanah. Selain
pengolahan tanah, adapun cara lain yang dilakukan untuk memperbesar porositas tanah yaitu dengan
penambahan bahan organik dan pengolahan tanah secara minimum. Karena tanah pertanian dengan
pengolahan yang intensif cenderung mempunyai ruang pori rendah, apabila terjadi penanaman secara
terus-menerus tanpa adanya pengolahan tanah maka akan mengurangi pori-pori mikro dan kandungan
bahan organik dalam tanah (Hakim, dkk. 1986)




III. METODOLOGI
3. 1 Waktu dan Tempat
Praktikum porositas dilaksanakan pada Rabu Selasa, 14 Noember 2012 pukul 15.00 WITA sampai selesai.
Dan dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah, jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Hasanuddin.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan porositas tanah adalah Cawan Petridish, Ring. Adapun bahan yang
digunakan adalah sampel tanah dan aquades.
3.3 Prosedur Kerja
1. Hitung nilai bulk density dan particle density contoh tanah.
2. Hitung nilai porositas dengan persamaan sebagai berikut :
Porositas =









IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil
Berdasarkan analisis dan hasil yang diperhitungkan maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 8. Hasil pengamatan porositas pada tanah lapisan I
No Lapisan Porositas
1 I 71%
Sumber : Data primer 2012
4. 2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas menunjukkan bahwa nilai porositas tanah pada lapisan I adalah 71
%. Hal ini disebabkan karena kandungan bahan organik pada pada lapisan tanah mempunyai jumlah pori
yang besar.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh bulk densitynya. Secara tidak langsung bulk density tersebut sangat
mempengaruhi porositas tanah. Selain itu, partikel density juga sangat mempengaruhi porositas tanah
tersebut karena juga dipengaruhi dengan keberadaan mineralnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hardjowigeno.S (1992) bahwa porositas yang tinggi, maka bahan organic dapat memperkecil kerapatan
isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral dan bahan organik juga memperbesar
porositas tanah.


V. PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan porositas tanah pada tanah inseptisols dapat disimpulkan bahwa :
1. Tanah inseptisols memiliki porositas sebesar 71% yang disebabkan karena bahan organic yang dapat
memperkecil kerapatan isi tanah.
2. Adapun halhal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah.
5. 2 Saran
Setelah melakukan pengamatan porositas pada tanah inseptisols kita dapat mengetahui bahwa tanah
inseptisols merupakan tanah yang memiliki banyak bahan organik yang dapat memperkecil kerapatan isi
tanah. Pori dari tanah inseptisols yang kita telah ketahui persentasinya pada musimmusim tertentu
akan banyak diisi oleh air dan udara yang secara langsung mempengaruhi tanaman, dengan mempelajari
hal tersebut kita akan lebih mudah dalam pengolahannya.







DAFTAR PUSTAKA
Foth, H.D dan N.C. Brady, 1982. Ilmu Tanah. Barata Aksara. Jakarta.
Hakim, N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Hardjowigeno, S, 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedologi. PT. Media Sarana Perkasa,
Jakarta.
Pairunan A K, dkk, 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia bagian
Timur, Makassar.
Sarwono, H., 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Presindo.
Jakarta.













LAMPIRAN
Lampiran : Perhitungan Nilai Porositas
Lapisan I
Nilai bulk density = 1,689 gr/cm
Nilai partikel density = 5,714 gr/cm
Porositas tanah = x 100%
= x 100%
= x 100%
= 0,71 x 100%
= 71%


PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah secara fisik terdiri dari padatan, cairan dan gas. Berupa padatan sebagai bahan organik dan
organik. Sebagai cairan seperti berbagai macam garam dan senyawa yang larut dalam tanah. Sedangkan
berupa gas seperti udara di dalam tanah yang mengisi pori-pori antara butiran yang tidak terisi oleh air
tanah.
Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah. Pori ditempati oleh udara dan air. Pada umumnya
pori-pori besar terisi udara kecuali bila tanah seluruhnya tergenang air, dan pori-pori kecil berisi air,
kecuali bila sangat kering.
Ruang pori tanah adalah bagian isi tanah yang tidak terisi oleh arah padatan, tetapi oleh udara dan air.
Pada umumnya jumlah pori ditentukan oleh susunan butir-butir padat. Kalau mereka cenderung erat
satu sama lain seperti dalam pasir atau subsoil yang padat porositas totalnya rendah kalau tersusun
dalam agregat yang bertekstur sedang yang besar kandungan bahan organiknya, ruang pori per satuan
volume akan tinggi.
Pori-pori tanah terbagi menurut besar kecilnya ruangan atau rongga antar partikel tanah, pori terbagi
menjadi tiga kelompok yaitu: (1) pori makro atau pori besar, (2) pori meso atau pori sedang, dan (3) pori
mikro atau pori kecil. Masing-masing kelompok ini menempati lapisan-lapisnaan tanah yang
berbeda. Pada lapisan pertama banyak terdapat pori makro dan pori mikro hampir tidak ada. Lapisan
kedua pada umumnya pori meso banyak dan juga ada pori mikro dan pori makro tetapi tidak terlalu
banyak. Yang menempati pori-pori tanah ini tergantung pada musim. Hampir semua musim
dipengaruhi oleh udara, walaupun ditempati udara tetepi sebagian kecil masih terdapat air, terutama
pada musim hujan banyak terdapat pori mikro.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilaksanakan praktikum porositas tanah untuk mengetahui lebih
jauh bagaimana porositas yang terjadi pada beberapa jenis tanah.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum porositas adalah untuk mempelajari tingkat porositas tanah pada inceptisol dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kegunaannya adalah untuk memberikan pengetahuan dasar
tentang penentuan porositas tanah dan mengetahui bagaimana hubungan porositas dengan tingkat
kesuburan tanah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Porositas
Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang tidak ditempati butiran padat. Susunan butiran
tanah juga menentukan jumlah dan sifat pori. Ukuran pori-pori liat kecil dan dapat menahan air, tetapi
permeabilitasnya sangat lambat, sebaliknya pasir mempunyai pori-pori yang besar tetapi daya menahan
airnya kurang (Pairunan, dkk. 1997).
Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air. Persentase ruang pori
total disebut Porositas. Untuk menentukan porositas Cores, tanah ditempatkan pada tempat berisi air
sehingga jenuh dan kemudian Cores ditimbang. Perbedaan berat antara keadaan jenuh dan cores yang
kering oven merupakan volume ruang pori untuk tanah (Kemas, 2007)
Ruang pori-pori tanah adalah bagian yang diduduki udara dan air. Jumlah ruang pori-pori ini sebagian
besar ditentukan oleh susunan butiran-butiran padat. Kalau letak satu sama lain erat seperti pasir atau
subsoil yang porositasnya rendah. Kalau tersusun dalam agregat yang tergumpal bahan organiknya,
ruang pori per satuan volume akan tinggi (Buckman dan Brady, 1982).
Pori-pori tanah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu pori-pori besar yang merupakan pori yang berisi
udara dan air gravitasi. Pori ini tidak menahan air dengan gaya kapiler sehingga sering disebut sebagai
pori aerase atau pori non kapiler. Jenis pori yang kedua yaitu pori halus yang merupakan pori yang berisi
udara dan air kapiler sehingga disebut juga pori kapiler. Pori mampu menahan air dalam tanah. Tanah
yang baik adalah yang seimbang antara pori aerasi dan pori kapilernya (Hardjowigeno, S. 1992).
Air tersimpan atau tertekan dalam pori karena adanya gaya kapiler. Pori-pori besar yang tidak menahan
air dengan gaya kapiler disebut dengan pori nonkapiler atau pori aerase atau gaya-gaya kapiler yang
dinamakan pori kapiler atau pori mikro. (Hakim, dkk, 1986)

2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Porositas Tanah
Porositas tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang salah satu diantaranya adalah keadaan
tekstur tanah. Tanah yang bertekstur ganuler atau remah memiliki tingkat porositas yang lebih tinggi
daripada tanah yang bertekstur massive (pejal) dengan tingkat porositas tanah yang kecil. Kedua tipe
tekstur tanah tersebut memiliki perbedaan dalam hal ruang/pori yang didalamnya terdapat air dan
udara. Tanah yang bertekstur ganuler memiliki ruang/pori tanah yang besar berisi udara dan kadar air
yang lebih sehingga menunjung tanaman dalam perkembangannya, sedangkan tanah bertekstur
massive dengan tingkat pori yang lebih kecil serta kandungan air yang sedikit dan sangat mudah untuk
hilang sehingga tanaman mudah kering (Pairunan, dkk., 1997).
Porositas suatu lapisan tanah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya perkembangan struktur granular pada
tiap lapisan horizon tanah yang akan memberikan hasil porositas total yang tinggi dan dapat
meningkatkan jumlah pori mikro dan pori makro suatu lapisan tanah. Sehingga, pada suatu lapisan
tanah dengan struktur remah atau kersai sangat berpengaruh dalam penentuan porositas karena
dengan struktur tanah tersebut umumnya mempunyai porositas yang besar (Hakim, dkk. 1986).
Nilai suatu porositas berbanding lurus dengan besar kecilnya struktur tanah. Tanah dengan
struktur kersai membuat tingkat porositas semakin tinggi, sedangkan bilamana struktur tanah rendah
maka nilai porositasnya juga akan menurun (Pairunan, dkk. 1997).
Penentuan Porositas tertuju pada partikel-partikel yang ada di dalam lapisan tanah. Jadi
Porositas tiap jenis tanah adalah konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang dan antara partikel-
partikel. Untuk kebanyakan tanah-tanah mineral rata-rata kerapatan zahranya adalah 2,6
gr/cm
3
. Perbedaan kerapatan dengan zahra diantara jenis-jenis tanah tidak begitu besar, kecuali
terdapat variasi di dalam kandungan bahan organik dan komposisi mineral tanah (Sarwono, 2003).
Salah satu pentingnya dilakukan pengolahan tanah adalah untuk memperbesar porositas tanah. Selain
pengolahan tanah, adapun cara lain yang dilakukan untuk memperbesar porositas tanah yaitu dengan
penambahan bahan organik dan pengolahan tanah secara minimum. Karena tanah pertanian dengan
pengolahan yang intensif cenderung mempunyai ruang pori rendah, apabila terjadi penanaman secara
terus-menerus tanpa adanya pengolahan tanah maka akan mengurangi pori-pori mikro dan kandungan
bahan organik dalam tanah (Hakim, dkk. 1986).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.Tempat dan Waktu
Praktikum porositas Tanah dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari Kamis, 11 November 2010, pukul 15.00 WITA-
selesai.
3.2. Alat dan Bahan
Adapu alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
Timbangan digunakan sebagai alat untuk menimbang sampel tanah utuh
Oven digunakan sebagai alat untuk mengeringkan sampel tanah utuh Ring
sampel digunakan sebagai wadah untuk mengambil sampel tanah.
Mistar pengukuran digunakan sebagai alat mengukur tinggi dan jari-jari ring sampel.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel tanah dan air.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah :
1. Menghitung nilai bulk density dan partikel density contoh tanah.
2. Menghitung porositas dengan persamaan :
porositas = 1 x 100%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada porositas tanah maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel. Perhitungan Porositas Pada Tanah Inceptisol
Lapisan porositas
l 45%

4.2 Pembahasan
Pada tanah Inceptisol lapisan mempunyai nilai porositas 45%, hal ini terjadi karena pada tanah ini
memiliki lapisan organik rendah dan porositas tanah juga dipengaruhi oleh tekstur. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hardjowigeno, S. (1987), yang mengemukakan bahwa porositas tanah tinggi jika bahan
organiknya tinggi pula, tanah dengan struktur granular dan remah mempunyai porositas yang lebih
tinggi dari pada tanah dengan strukutr. Tanah dengan struktur pasir mempunyai pori-pori mikro
sehingga sulit menahan air. Pairunan A, K, dkk (1985), juga menambahkan bahwa pengolahan tanah juga
sementara dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan
menurunnya porositas. Oleh karena itu untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu
dilakukan adalah dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah yang minimum.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum penetapan nilai porositas tanah, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
a. Tanah inceptisel lapisan I memiliki nilai porositas tanah sebesar 45%.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas tanah adalah kandungan bahan organik, struktur dan
tekstur tanah.
5.2 Saran
Sebaiknya, dalam ptaktikum Porositas digunakan juga tanah alfisol dengan berbagai lapisan agar dapat
menjadi perbandingan antara nilai porositasnya






DAFTAR PUSTAKA
Hakim N, Nyapka M.Y., Lubis A.M, Nugroho S.G, Saul M.R, Dina M.A, Hong G.B, Bailey H.H., 1986, Dasar-
Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung, Lampung.
Hardjowigeno, S., 1992. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Kemas, A.H., 2007, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Pairunan, Anna, K., Nanere, J, L., Arifin., Solo, S, R. Samosir, Romoaldus Tangkaisari, J. R Lalapia Mace,
Bachrul Ibrahim., Hariadji Asnadi., 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri Indonesia
Timur, Makassar.
Sarwono, H., 2003, Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Presindo. Jakarta.


PENDAHULUAN
1.2. Latar Belakang
Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat (terisi oleh air dan udara). Pori-pori tanah
dapat dibedakan menjadi dua yaitu pori-pori kasar (makro pori) dan pori-pori halus (mikro pori). Pori-
pori kasar terisi oleh udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi, sedangkan
pori-pori halus (mikro pori) berisi udara dan air kapiler. Tanah dengan pori-pori kasar yang banyak sulit
menahan air sehingga tanaman mudah mengalami kekeringan. Dengan kata lain semakin liat suatu
tanah maka porositasnya semakin halus dan semakin baik untuk penanaman tanaman.
Nilai porositas suatu tanah memiliki hubungan dengan bulk density dan particle density. Apabila kita
telah mengetahui nilai bulk density dan particle density suatu tanah maka akan memudahkan kita untuk
mengetahui kadar dan udara yang terdapat dalam pori tanah sehingga kita dapat menentukan kapan
suatu tanah itu perlu untuk diberikan air atau udara yang terdapat dalam pori tanah agar keadaannya
tetap gembur. Apabila suatu tanah memiliki ruang pori yang kecil maka tanaman yang tumbuh di
atasnya akan kekurangan oksigen, diakibatkan oleh sulitnya pertukaran gas atau udara dengan pori yang
terlalu kecil.
Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tanah tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granular atau
remah, mempunyai porositas yang tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur massiv. Tanah dengan
tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori sehingga sulit untuk menahan air. Adapun hubungan antara
bulk density dan porositas adalah terbalik, dimana makin tinggi nilai bulk densitynya makin rendah nilai
porositasnya. Sedangkan porositas sebanding dengan partikel density, dimana makin tinggi nilai partikel
density maka makin tinggi pula nilai porositas.
Berdasarkan uraian diatas, maka pengamatan tentang penentuan porositas tanah ini perlu dilakukan,
untuk mengatahui seberapa besar jumlah porositas tanah alfisol

1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk menentukan nilai porositas dan mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhinya
Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi dan pengetahuan tentang porositas tanah
dan sebagai bahan informasi untuk mengetahui nilai porositas pada tanah alfisol.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Porositas
Ruang pori merupakan ruang yang dapat dikuasi oleh air dan udara. Struktur tanah sangat menentukan
besarnya ruang tersebut. Hubungan antara massa tanah dan ruang yang dapat dibentuk dan ditentukan
olehnya. Apabila ruang pori terlalu kecil, tanaman akan kekurangan oksigen. Jika tingkat kekurangan
oksigen itu semakin besar, maka defisiensi oksigen akan diderita, dalam hal ini sama saja dengan
memancing adanya defisiensi air. (Anonim, 2006)
Berdasarkan diameter ruangnya, pori-pori tanah dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu makropori (pori-
pori makro) apabila diameternya lebih besar dari 90 m, mesopori apabila diameternya 30 m sampai
90 m dan mikropori apabila diameternya lebih kecil dari 30 m. Sedangkan berdasarkan pengaruhnya
terhadap air, pori-pori tanah dibagi menjadi lima kelas yaitu pori pengikat jika berdiameter kurang dari
0,005 m, pori residual jika berdiameter 0, 005 0,1 m, pori penyimpan jika berdiameter 0,1 50 m,
pori transmisi jika berdiameter 50 500 m dan celah jika berdiameter lebih besar dari 500 m.
(Hanafiah, 2005)
Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air. Persentase volume ruang
pori total disebut porositas. Untuk menetukan porositas cores tanah ditempatkan pada tempat berisi
air sehingga jenuh dan kemudian cores ditimbang. Perbedaan berat antara keadaan jenuh dan cores
kering oven merupakan volume ruang pori untuk tanah (Forth, 1995).
Porositas tanah tinggi jika bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah,
mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah
dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air. Sebaliknya, pada
top-top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang pori total yang sebagian besar terdiri pori-pori
kecil. Hasilnya adalah tanah dengan kapasitas memegang air yang besar. (Hardjowigeno, 2007).
2.2. Factor factor yang mempengaruhi porositas tanah
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Porositas
tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang salah satu diantaranya adalah keadaan tekstur tanah.
Tanah yang bertekstur ganuler atau remah memiliki tingkat porositas yang lebih tinggi daripada tanah
yang bertekstur massive (pejal) dengan tingkat porositas tanah yang kecil. Kedua tipe tekstur tanah
tersebut memiliki perbedaan dalam hal ruang/ pori yang didalamnya terdapat air dan udara. Tanah yang
bertekstur ganuler memiliki ruang/pori tanah yang besar berisi udara dan kadar air yang lebih sehingga
menunjung tanaman dalam perkembangannya, sedangkan tanah bertekstur massive dengan tingkat pori
yang lebih kecil serta kandungan air yang sedikit dan sangat mudah untuk hilang sehingga tanaman
mudah kering (Pairunan, dkk, 1997).
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Porositas dilaksanakan pada hari Jumat, 13 April 2012 pada pukul 14.00 WITA selesai, di
Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum Bulk Density ini adalah timbangan, desikator, cawan petridis,
dan gelas piala, mistar.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Bulk Density ini adalah sampel tanah yang telah dikering
ovenkan.
3.3. Prosedur kerja
1. Hitung Bulk Density dan Particle Density contoh tanah
2. Hitung Porositas dengan persamaan :
Porositas = x 100 %
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh data dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Perhitungan Porositas Tanah Alfisol
Jenis Tanah Porositas

Tanah alfisol

64 %

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, pada tanah alfisol memiliki porositas 60%. Hal ini disebabkan karena
pori-pori pada tanah alfisol ini lebih besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Forth (1995) yang
menyatakan bahwa porositas tergantung berhubungan denga tekstur tanah. Persentase volume yang
dapat terisi oleh pori-pori kecil pada tanah yang mengandung pasir menahan airnya rendah.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi porositas adalah bahan organik dan pengolahan tanah
minimum sehingga terdapat perbedaan antara lapisan pada tanah. Bahan organik berpengaruh karena
mempengaruhi kandungan pada lapisan, nilai porositasnya rendah karena lapisan ini terjadi proses
pencucian bahan-bahan organik sehingga bahan organiknya semakin besar turun ke lapisan bawahnya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1988), bahwa lapisan kandungan bahan organik suatu lapisan
rendah maka nilai porositasnya rendah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan Bulk Density pada tanah alfisol dapat disimpulkan bahwa:
1. Tanah alfisol memiliki partikel density sebesar 64%, sehingga dapat disimpulkan bahwa tanah
jenis ini memilliki banyak mineral kecil seperti mineral kwarsa, feldspart dan silikat koloida
2. Faktor- faktor yang mempengaruhi porositas adalah BD dan bahan organik.
5.2. Saran
Porositas termasuk termasuk sifat tanah yang penting. Nilai porositas yang tinggi menunjukkan adanya
aerasi dan drainase yang tinggi maka perlu dilakukan penambahan bahan organic yang seimbang
sehingga mempercepat proses granulasi atau pembentukan sturuktur kersai/remah yang dapat
meningkatkan ruang pori dalam tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Ruang Pori. http://tanimuda.wordpress.com. Diakses pada 27 April 2012: Makassar
Foth henry D. 1995. Ilmu tanah. Ghajamada university : Jogjakarta.
Hanafiah, A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo. Jakarta
Pairunan, dkk. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia Bagian Timur. Makassar

BIOFISIKA DAN MEKANIKA TANAH
POROSITAS TANAH








OLEH :
LIBRA PANGARIBUAN
05121002003







TEKNIK PERTANIAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan bahan alam yang memiliki wujud tersendiri. Dalam kehidupan sehari-hari tanah
sangat dibutuhkan. Selain sebagai tempat berpijak, tanah merupakan media tanam bagi tumbuhan.
Analisis tanah dapat berupa pengukuran kimiawi, fisika, dan biologi yang bertujuan untuk memahami
sifat tanah dan kesesuaiannya untuk pertumbuhan tanaman.
Tanah sebagai sumber daya tentunya memiliki keterbatasan. Memang pada awalnya suatu
tanah yang subur dengan sedikit penambahan pupuk produksinya akan meningkat. Semakin lama kita
tambahkan pupuk maka semakin meningkat pula tambahan produksinya.
Penurunan ini bisa disebabkan oleh kualitas tanah yang semakin menurun akibat penggunaan
pupuk yang berlebihan. Akibatnya tanah yang tadinya subur, kaya akan bahan organik, serta seimbang
dalam kandungan unsur utama baik makro maupun mikronya berubah menjadi rusak baik secara
struktur, tektur maupun kimianya. Keadaan itu tidak berlangsung lama karena pada suatu saat tanah
akan mencapai kondisi maksimal yang selanjutnya bila sudah mencapai kondisi tersebut penambahan
unsur-unsur peningkat produktivitas tanah akan mengalami penurunan. Penurunan ini juga bisa
disebabkan oleh kualitas tanah yang semakin menurun akibat penggunaan pupuk yang berlebihan.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan percobaan mengenai porosisitas.

B. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum mengenai porositas ini adalah untuk mengetahui kadar ruang atau
pori dalam tanah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Porositas Tanah
Porositas adalah proporsi ruang pori tanah (ruang kosong) yang terdapat dalam suatu volume tanah
yang dapat ditempati oleh air dan udara , sehingga merupakan indicator kondisi drainase dan aerasi
tanah. Tanah yang poreus berarti tanh yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan
udara masuk dan keluar tanah yang secara leluasa , sebaliknya jika tanh tidal poreus (Hakim ,1996)
Tanah tersusun dari butiran tanah atau partikel lainnya dan rongga-rongga atau pori di antara partikel
butiran tanah. Rongga-rongga terisi sebagian atau seluruhnya dengan air atau zat cair lainnya. Rongga-
rongga tanah yang tidak terisi oleh air atau zat cair akan terisi oleh udara atau bentuk lain dari gas. Sifat-
sifat mekanis penting tanah, seperti kekuatan (strength) dan pemampatan (compressibility), secara
langsung berhubungan dengan atau paling tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor dasar seperti rapat masa
(density), berat volume (unit weight), angka pori (void ratio), dan derajat kejenuhan(degree of
saturation).
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air berkaitannya dengan tingkat kepadatan
tanah. Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin
kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang
besar.
Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran tanaman mudah
untuk menembus tanah dalam menvari bahan organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air
hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika porositasnya terlalu tinggi, juga tidak
baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke lapisan berikutnya. Tanah seperti ini kalau
musim kemarau cepat membentuk pecahan yang berupa celah besar di tanah.
Pori-pori tanah terbagi menurut besar kecilnya ruangan atau rongga antar partikel tanah, pori terbagi
menjadi tiga kelompok yaitu : (1) pori makro atau pori besar ; (2) pori meso atau pori sedang ; dan (3)
pori mikro atau pori kecil.
Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori mikro, pori meso ataupun
pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro dan sebagian pori meso terisi udara. Tanah
yang strukturnya gembur atau remah dengan tindakan pengolahan tanah yang intensif dan bertekstur
lempung, umumnya mempunyai porositas yang besar. Porositas perlu diketahui karena merupakan
gambaran aerasi dan drainase tanah (Foth, 1994).
Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori kasar ditempati udara dan
pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang
ditempati butiran padat. (Pairunan, dkk, 1985).
Faktor porositas tanah dikendalikan oleh tekstur tanah, struktur, dan kandung-an bahan organik. Pada
KU dengan poro-sitas tanah tinggi terlihat adanya kan-dungan unsur pasir dalam tekstur tanah (KU II, III,
V, VI, dan VIII). Pada tanah berpasir, porositas tanah didominasi oleh pori makro yang berfungsi sebagai
lalu lintas air sehingga infiltrasi meningkat. Sedangkan pada tanah berlempung, pori mikro lebih
berperan dan daya hantar air-nya rendah sehingga infiltrasi menurun (Soepardi, 1983 dalam Hidayah et
al., 2001).
Bahan organik dan liat bagi agregat ta-nah berfungsi sebagai pengikat untuk ke-mantapan agregat
tanah. Aktivitas akar tanaman menambah jumlah pori-pori ta-nah sehingga perkolasi semakin memba-
ik. Selain itu, melalui retakan-retakan yang terbentuk oleh aktivitas akar tanam-an secara tidak langsung
melalui ikatan mekanis atau biologis dan kimia oleh hu-mus dapat memantapkan agregat tanah,
akibatnya laju infiltrasi menjadi mening-kat (Hairiah, 1996 dalam Hidayah et al., 2001). Semakin tinggi
kandungan bahan organik dalam tanah, kondisi fisik tanah menjadi lebih baik bagi laju penurunan air ke
dalam tanah.
Kenaikan kapasitas infiltrasi tanah tersebut disebabkan ke-naikan kandungan bahan organik tanah yang
meningkatkan porositas tanah se-hingga lebih memantapkan struktur dan tekstur tanah serta
perkembangan biota tanah permukaan. Kondisi tersebut me-nyebabkan terjadinya perbaikan sifat fisik
tanah termasuk peningkatan kapasitas in-filtrasinya.

Porositas dibagi 2 berdasarkan asal usulnya :
1. Original (Primary) Porosity
Porositas yang terbentuk ketika proses pengendapan batuan (deposisi) tanpa ada faktor lain. Pada
umumnya terjadi pada porositas antar butiran pada batupasir, antar Kristal pada batukapur, atau
porositas oolitic pada batukapur.
2. Induced (Secondary) Porosity
Porositas yang terbentuk setelah proses deposisi batuan karena beberapa proses geologi yang terjadi
pada batuan tersebut, seperti proses intrusi, fault, retakan, dan sebagainya. Proses tersebut akan
mengakibatkan lapisan yang sebelumnya non-porosity/permeabelitas menjadi lapisan berporositas.
Contohnya retakan pada shale dan batukapur, dan vugs atau lubang-lubang akibat pelarutan pada
batukapur. Batuan yang berporositas original lebih seragam dalam karakteristik batuannya daripada
porositas induced.

Porositas berdasarkan kualitas :
1. Intergranuler : Pori-pori terdapat di antara butir.
2. Interkristalin : Pori-pori terdapat di antara kristal. - Celah dan rekah : Pori- pori terdapat di antara
celah/rekahan.
3. Pin-point porosity : Pori-pori merupakan bintik-bintik terpisah-pisah, tanpa terlihat bersambungan.
4. Tight : Butir-butir berdekatan dan kompak sehingga pori-pori kecil sekali dan hampir tidak ada
porositas.
5. Dense : Batuan sangat kecil sehingga hampir tidak ada porositas.
6. Vugular : Rongga-rongga besar yang berdiameter beberapa mili dan kelihatan sekali bentuk
bentuknya tidak beraturan, sehingga porositas besar.
7. Cavernous : Rongga-rongga besar sekali yang merupakan gua-gua, sehingga porositasnya besar.

Porositas berdasarkan kuantitas :
1. ( 0% 5 %) dapat diabaikan (negligible)
2. (5% 10%) buruk (poor)
3. (10%- 15%) cukup baik (fair)
4. (15%- 20%) baik (good)
Rumus porositas sendiri yaitu :
BD = Porositas = 1 - PD = 2,65

B. Faktor Yang Mempengaruhi Bulk Density (BD) Dan Partikel Density (PD) Tanah

Kerapatan partikel (Bulk Density) merupakan berat partikel persatuan volume tanah beserta porinya.
Kisaran kerapatan limbat tanah berfariasi cukup lebar tergantung ruang pori dan tekstur tanahnya.
Bahan organik mineral juga mempengaruhi kerapatan limbat. Bahan organik ini berperan dalam
pengembangan struktur. Semakin tinggi kandungan bahan organiknya semakin berkembang struktur
tanah yang dapat mengakibatkan bongkah semakin kecil (Hartati,2001).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi BD dan PD tanah.
1. Tekstur
Tekstur tanah dapat diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan komposisi kualitatif
dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Tekstur tanah menunjukan komposisi
partikel penyusun tanah (Hanafiah, 2005).
2. Bahan Organik
Bahan organik biasanya berasal dari proses pelapukan batuan. Bahan organik komposisinya didalam
taha memang sedikit yaitu berkisar 3-5% tapi pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan sifat-sifat
tanah. Bahan organik dalam tanah terdiri atas bahan organik kasar dan bahan organik halus (Hanafiah,
2005).
3. Struktur
Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami dari tanah, akibat melekatnya butir-butir
primer tanah satu sama lain. Satu unit struktur disebut ped (terbentuk karena prose salami ). Clod juga
merupakan unit gumpalan tanah teatpi terbentuknya bukan karena proses alami (misanya karena
pencangkulan tusukan pisau dan sebagainya) (Hanafiah, 2005).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persen (%) Pori
Ruang pori merupakan bagian volume tanah yang ditempati oleh air dan udara, keseimbangan antara
udara dan air yang menempati ruang pori ditentukan oleh uuran pori.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi % pori :
a) Kandungan bahan organic
b) Struktur tanah
c) Tekstur tanah
Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi tanah-tanh dengan struktur granuler
atau remah,mempunyai porositas yang lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur massive
(pejal).tanah denag tkstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan
air.(Hardjowigeno, 1987).

C. Pengaruh Porositas Terhadap Produktivitas Tanaman
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Porositas
tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granular atau remah, mempunyai
porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur
pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno, 2007).
Porositas tanah merupakan perbandingan antara volume pori tanah dengan volume total tanah, yaitu
menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada
partikel sekunder disebut juga agregat. Struktur dapat mengubah pengaruh tekstur dengan
memperlihatkan hubungan kelembaban dengan udara.
Porositas total tanah juga dapat dikatakan struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir
tanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat
seperti bahan organic, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan mempunyai bentuk,
ukuran, kemantapan yang berbeda-beda (Hardjowigeno, 1987).
Tanah yang baik adalah tanah yang mengandung udara dan airnya dalam jumlah cukup dan seimbang
serta mantap. Hal ini hanya terdapat pada struktur tanah yang ruang pori-porinya besar, dengan
perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro serta tahan pukulan tetes-tetes air hujan.
Dikatakan pula yang paling baik adalah bila perbandingan sama antara padatan air dan udara (Suhaidi,
1996).

D. FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Porositas Tanah
Adapun halhal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim,
suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas. Misalnya saja
wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat
tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat
tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya
akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan
mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga
nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan
sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah
tresebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan, 1997).
Porositas suatu lapisan tanah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya perkembangan struktur granular pada
tiap lapisan horizon tanah yang akan memberikan hasil porositas total yang tinggi dan dapat
meningkatkan jumlah pori mikro dan pori makro suatu lapisan tanah. Sehingga, pada suatu lapisan
tanah dengan struktur remah atau kersai sangat berpengaruh dalam penentuan porositas karena
dengan struktur tanah tersebut umumnya mempunyai porositas yang besar (Hakim, dkk. 1986).
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitanya
dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk
menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka
tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna
dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah
dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat
menghambat bahkan merusak. Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara
tanaman yang ditanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro
di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman.
Selain itu, tanaman akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam
kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman. (Hakim,1986).
Jadi Porositas tiap jenis tanah adalah konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang dan antara
partikel-partikel. Untuk kebanyakan tanah-tanah mineral rata-rata kerapatan zahranya adalah 2,6
gr/cm
3
.Perbedaan kerapatan dengan zahra diantara jenis-jenis tanah tidak begitu besar, kecuali
terdapat variasi di dalam kandungan bahan organik dan komposisi mineral tanah (Sarwono, 2003)
Salah satu pentingnya dilakukan pengolahan tanah adalah untuk memperbesar porositas tanah. Selain
pengolahan tanah, adapun cara lain yang dilakukan untuk memperbesar porositas tanah yaitu dengan
penambahan bahan organik dan pengolahan tanah secara minimum. Karena tanah pertanian dengan
pengolahan yang intensif cenderung mempunyai ruang pori rendah, apabila terjadi penanaman secara
terus-menerus tanpa adanya pengolahan tanah maka akan mengurangi pori-pori mikro dan kandungan
bahan organik dalam tanah (Hakim, dkk. 1986)
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum penentuan porositas tanah ini dilaksanakan setiap hari Kamis pukul 08:00 s.d selesai,
bertempat di Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya.


B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu 1) Cangkul, 2) skrup, 3) mistar, 4) papan, 5) 5 buah ring
sampel, 6) palu, 7) nampan, 8) plastik, 9) kain kasa, 10) karet gelang, 11) pisau cutter, 12) spidol, 13)
oven, 14) desikator, 15) dacing dan 16) neraca analitik.
Bahan yang digunakan yaitu tanah utuh dan air.


C. Cara Kerja
1. Tentukan lokasi, pastikan lokasi merupakan tanah alami yang belum banyak terganggu atau
tercemar supaya mudah dalam pengambilan sampel tanah.
2. Gali tanah sedalam 35 cm, lalu letakkan ring sampel pada tanah, letakkan papan diatas ring sampel
tersebut, pukul papan dengan menggunakan palu sampai ring sampel terbenam sedalam 5 cm didalam
tanah dan terisi penuh oleh tanah.
3. Keluarkan ring sampel yang sudah terdapat sampel tanah didalamnya dengan tidak mengganggu
keadaan tanah didalam ring sampel, Ratakan tanah bagian atas dan bawah pada ring sampel dengan
pisau cutter.
4. Tutup bagian atas dan bawah ring sampel dengan menggunakan kain kasa dan plastik lalu ikat
dengan karet gelang. Supaya tanah didalam ring sampel tidak terganggu. Lalu masukkan ke dalam
kantong plastic.
5. Letakkan ring sampel tanah di nampan.
6. Ulangi langkah diatas sampai ring sample yang kelima
7. Timbang masing-masing ring sampel tanah dengan neraca analitik. Catat.
8. Letakkan ring sample dengan keadaan hanya tertutup kain kasa didalam nampan dan isi air
didalam nampan dengan ketinggian 1 cm.
9. Rendam ring sampel selama satu minggu bila air berkurang tambah kembali air tersebut.
10. Setelah di rendam, timbang berat ring sampel tanah dengan menggunakan neraca analitik dan
dengan dacing . Catat berat ring sampel tanah basah.
11. Masukkan ring sampel tanah kedalam oven selama 24 jam dengan suhu 105 C 2.
12. Keluarkan ring sampel tanah dari oven, masukkan kedalam desikator selama 15 menit.
13. Timbang ring sampel tanah yang sudah di keringkan dengan neraca analitik. Catat berat ring sampel
tanah kering.













IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. Hasil
Ring Sampel Neraca Biasa (gr) NeracaAnalitik (gr)
Berat setelah dioven
(gr)
S
1
420 400,95 320,17
S
2
430 400,98 330,81
S
3
400 400,55 320,14
S
4
390 - -
S
5
350 - -

Perhitungan Porositas :
Diketahui diameter ring sampel 7 cm dengann tinggi 5cm













A. Pembahasan
Pada praktikum penentuan porositas tanah kali ini kita akan menentukan persen porositas suatu sampel
tanah yang diambil di lahan Jurusan Teknologi Pertanian. Porositas tanah adalah kemampuan tanah
dalam menyerap air. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada lima titik yang berbeda-beda tiap
sampel. Sampel tanah diambil dengan terlebih dahulu kita menggali lubang pada tanah dengan
kedalaman 35 cm. Letakkan ring sampel pada tanah yang sudah di gali, lalu pukul ring sampel dengan
dilapisi papan sampai ring sampel terbenam didalam tanah. Penggunaan papan disini yaitu supaya ring
sampel yang digunakan tidak pecah apabila dipukul dengan palu. Untuk mengangkat ring sampel tanah
dengan tidak mengganggu bahkan merusak keadaan tanah didalam ring sampel, gunakan cangkul atau
linggis secara perlahan dan hati-hati. Karena apabila ruang pori tanah pada ring sampel tanah terganggu
maka pengambilan sampel tanah harus diulang untuk menghasilkan data yang baik.
Setelah tanah di angkat dari profil tanah selanjutnya ratakan ring sampel tanah dengan pisau cutter. Dan
tutup rapat ring sampel tanah dengan kain kasa lalu dilapisi dengan plastik. Penggunaan plastic dan kain
kasa supaya kadar air, ruang pori tanah pada ring sampel tanah tidak terpengaruhi oleh lingkungan.
Perendaman dilakukan selama satu minggu dan ring sampel tanah dikeringkan didalam oven selama 24
jam dengan suhu 105 2
o
C. Dan setiap diberi perlakuan (direndam dan dikeringkan dalam oven) berat
masing-masing cawan dicatat. Dan didapat bahwa berat ring sampel tanah meningkat ketika direndam
dengan air begitupun berat ring sampel tanah setelah dikeringkan dalam oven akan menurun.
Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan nilai porositas pada tanah sample S
1
dan S
2
yang
ditimbang dengan neraca analitik setelah dioven paling besar diantara 1 sampel yang lain yaitu sebesar
37, % dengan nilai bulk density sebesar 1,664 ini berarti bahwa bahan organik yang lebih
rendah.
Sampel S
1
dan S
2
memiliki nilai porositasnya tinggi karena kandungan bahan organiknya rendah, hal ini
sesuai dengan pernyataan Pairunan,et.al., (1985) bahwa porositas di pengaruhi oleh tinggi rendahnya
kandungan bahan organik. Ini berarti masih rendahnya nilai bulk density dan particle density suatu
tanah, maka semakin tinggi nilai porositasnya. Sedangkan nilai porositas yang paling kecil yaitu terdapat
pada sampel S
2
sebesar 35,1 %, ini berarti kandungan bahan organiknya tinggi. Nilai bulk density pada
sampel S
2
yaitu sebesar 1,720 .


















VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air.
2. Halhal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim,
suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas.
3. Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan nilai porositas pada tanah sample S
1
dan S
2
yang
ditimbang dengan neraca analitik setelah dioven memiliki nilai yang sama besar dibanding 1 sampel
yang lain yaitu sebesar 37,3 % dengan nilai bulk density sebesar 1,664 sedangkan nilai
porositas yang paling kecil yaitu terdapat pada sampel S
2
sebesar 35,1 %, ini berarti kandungan bahan
organiknya tinggi. Nilai bulk density pada sampel S
2
yaitu sebesar 1,720 .
4. Apabila di dalam tanah memilki pori - pori yang besar maka tanah akan lebih mudah menyerap air.
Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok
untuk tanah tersebut.
5. Tanah yang memiliki tekstur liat memiliki pori yang lebih kecil bila dibandingkan tanah yang
memilki tekstur pasir sehingga tanah yang memiliki tekstur pasir umumnya lebih banyak menyerap air.

B. Saran
Saran saya untuk praktikum kali ini adalah supaya sangat memperhatikan dalam pengambilan sample
tanah dengan ring sample karena sering kali tanah yang di ambil tidak sesuai dengan kriteria dalam
penentuan porositas karena tanah yang diambil pecah sehingga terganggu. Hal itu menyebabkan
kesalahan dalam penentuan pengukuran dan pengambilan data. Hal yang semacam itu dapat kita
hindari dengan melakukan penggalian profil tanah terlebih dahulu sebelum dilkukan pengambilan
semple.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu tanah Fakultas Pertanian universitas Bengkulu.
Bengkulu.
Anonim. 2011. (http://laporanpraktikumpertanian.blogspot.com/2011/04/laporan-praktikum-dasar-
dasar-ilmu.html, diakses Minggu, 25 November 2012 pukul 16:04)
Anonim. 2012. (http://art.tq-n.com/porositas-tanah-liat/, diakses Minggu 25 November 2012 pukul
10:01)
Anonim. 2012. (http://iinmutmainna.blogspot.com/2012/05/porositas-tanah.html, diakses Minggu 25
November 2012 pukul 09:48)
Buckman, H. O., and Brady. 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara : Jakarta.
Foth, Henry D.1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah; edisi keenam. PT. Gelora Aksara Pertama; Jakarta
Hakim N, Nyapka M.Y., Lubis A.M, Nugroho S.G, Saul M.R, Dina M.A, Hong G.B, Bailey H.H., 1986, Dasar-
Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung, Lampung.
Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu-Ilmu Tanah Perguruan Tinggi. Medyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Pairunan, Anna, K., Nanere, J, L., Arifin., Solo, S, R. Samosir, Romoaldus Tangkaisari, J. R Lalapia Mace,
Bachrul Ibrahim., Hariadji Asnadi., 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri Indonesia
Timur, Makassar.
Sarif. 2012. (http://iphect.blogspot.com/2012/11/bulk-density-bd-partikel-density-pd-dan.html , diakses
Minggu 25 November 2012 pukul 10:05)
Sarwono, H., 2003, Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Presindo. Jakarta.
Suhaidi. 1996. Kontrak Perkuliahan Dasar-dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian UNIB. Bengkulu.
LAMPIRAN



Penggalian Lubang Pengambilan Sampel Tanah

Sampel Yang Baru Diangkat Sampel Tanah

Sampel Tanah Yang Di Rendam Sampel Tanah yang Dioven

Sampel dimasukkan Ke Dalam Desikator Penimbangan Sampel Tanah

Anda mungkin juga menyukai