BAGIAN PERTAMA
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
Penampang seismik menunjukan struktur lipatan dan sesar naik. Ini menunjukan
tampilan konvesional data pantulan seismik setelah mengalami proses yang panjang,
Sumbu horizontal menyatakan profil dan sumbu vertikal menyatakan waktu tempuh
pantulan bolak balik, Data diperoleh setelah mengalami proses stacking, dan data ini
menunjukan penampang di bawah permukaan,
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
BASIC
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
PRINSIP DASAR
PRINSIP DASAR
2 2
x 4h1
tx
2
Waktu tempuh 2 2
V1 V1
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
PRINSIP DASAR
Hiperbola menunjukkan bentuk suatu kurva
jarak-waktu refleksi. Waktu tiba gelombang
refleksi dari suatu bidang horizontal direkam
pada berbagai offset berbeda pada kedua sisi
dari sumber getaran (S) dan diplot sepanjang
suatu kurva jarak-waktu hiperbolis. Waktu
minimum (to) dicatat pada zero-offset (x=0)
Hubungan antara waktu tempuh tx
dan jarak x merupakan hiperbolik,
sementara h1 dan v1 tetap atau
konstanta
2
tx x2
2 2
2 1
4h1 / V1 4h1
Jika jarak X = 0 maka didapat to, 2 h1
disebut sebagai zero offset time to
V1
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
Sebuah seismogram yang terdiri dari 120 jalur (traces), menggambarkan pola
hiperbolik dari kurva-kurva refleksi. Disini sumber gelombang diletakkan
ditengah-tengah jalur rentangan geofon. Garis lurus pulsa menunjukkan
gelombang refraksi. Sejumlah lengkungan hiperbolis yang dipertegas dengan
pulsa gelombang direfleksikan dari suatu perulangan batas-batas lapisan. jarak
geofon penerima untuk berbagai jalur berbeda dituliskan pada bagian atas
sedangkan waktu tempuh (travel time) dari atas menaik ke arah bawah
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
tx = to + t
x2
t 2
2t oV 1
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
t oV1
h1
2
dan nilai to dan V1 yang diperoleh.
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
GRAFIK X2 – T2
Grafik x2 – t2 yang dibuat
dari nilai kuadrat waktu tiba
dan jarak receiver.
Informasi dari grafik
tersebut dapat digunakan
untuk menghitung
kecepatan dan kedalaman
reflector Grafik ini
merupakan garis lurus
dimana kemiringan garis
adalah sama dengan 1/V12
dan titik potong (to2) pada
zero-offset merupakan
kuadrat dari waktu refleksi
zero-offset.
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
WAVE SOURCE
VIBRATOR TRUCK
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
WAVE SOURCE
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
WAVE SOURCE
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
WAVE SOURCE
DYNAMITES
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
GEOPHONES
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
GEOPHONE
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
DATA PROCESSING
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
SEISMOGRAM
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
SEISMOGRAM
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
MARINE SURVEY
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
MARINE SURVEY
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
Prosedur profiling
cakupan tunggal, (a)
cakupan subsurface
kontinyu dengan
bentangan one-leg
overlap succession,
(b) cakupan
subsurface
diskontinyu diperoleh
dengan end-to-end
succession of spread,
dimana hasilnya tidak
detil, dan (c) teknik
cakupan sampling
subsurface dengan
cara offset spread.
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
Contoh seismogram refleksi yang dipisah (split –spread) dari empat urutan
bentangan dengan selang satu leg. Data tidak dikoreksi NMO, sehingga
data refleksi untuk setiap seismogram menunjukan garis hiperbolik. Dari
perbedaan waktu refleksi minimum pada rekaman yang berbeda, nampak
bahwa reflektor berubah sepanjang penampang itu.
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
Prosedur rekaman CDP untuk mendapatkan data refleksi multifold, disini contoh untuk dua
coverage. Huruf menunjukkan titik sumber getar dan geofon. Pada contoh ini, titik R3
terekam atau di-sampling dengan rekaman A3 (sumber A, nomer geofon 3,) dan B2 (sumber
B, nomer geofon 2)
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
COVERAGE
Contoh rekaman refleksi cakupan duapuluh empat kali (24 fold coverage) pada sistem
rekaman 48 channel. Duapuluh empat pasangan sumber dan geofon pada posisi simetri
terhadap titik di tengah, dipakai untuk mendapatkan 24 refleksi pada satu titik. Dari
gambar tersebut dapat diidentifikasi, sumber ledak pada titik 18 diterima oleh geofon
nomer 30, sedangkan ledakan dari titik 6, pantulannya diterima di titik 42, untuk titik CDP
yang sama
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
Seismogram yang menunjukan gelombang Rayleigh dan umumnya dipandang sebagai ground
roll. Gelombang dengan amplitudo tinggi semacam ini dapat melemahkan pantulan dan biasan
yang datang,
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
KOREKSI
NORMAL MOVE-
OUT
(a) Jalur pantulan Common Depth Point;
(b) Jejak seismogram yang belum
disesuaikan, dan (c) Jejak seismogram
yang telah disesuaikan untuk normal
move-out. Nmapak bahwa bentuk
wavelet berubah secara halus pada
proses penyesuaian normal move-out.
Huruf diatas dan dibawah menyatakan
posisi sumber dan penerima. Posisi
sumber-penerima tampak simetris
terhadap common midpoint zero dan
memiliki waktu normal move-out ( t) dan
offset (xi) yang berbeda. Penerapan koreksi
normal move-out membetulkan wavelet
terekam dari path yang berbeda dengan
menggesernya ke waktu refleksi zero-offset
yang sama (t0). Proses koreksi normal move-
out juga merubah bentuk wavelet agak
renggang. Besarnya regangan sesuai dengan
kenaikan atau pertambahan offset.
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM
Pebandingan dari (a) penampang waktu seismik di daratan, serta (b) penampang kedalaman dari gambar
itu. Penampang waktu seismik merupakan suatu penampang melintang semu dari struktur bawah
permukaan yang dinyatakan dalam variasi waktu tiba pantulan sepanjang profil yang ada. Karena
peNampang waktu belum disesuaikan dengan perbedaan kecepatan antaran unit-unit batuan, bentuk-
bentuk gambaran struktural mungkin terdistrosi. Pada penampang seismik kedalaman, kecepatan interval
diantara pantulan-pantulan dipakai untuk menghitung kedalaman bidang pantul. Jika kecepatan interval
yang akurat dapat digunakan, maka gambaran yang tampak merupakan bentuk tak terdistorsi dari
kenampakan struktural.
DJOKO WINTOLO - TEKNIK GEOLOGI FT-UGM