Oleh :
FAIDA NUR AINI
(205090707111014)
LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA, FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
A. Tujuan Praktikum
C. Deskripsi
Gelombang P Dan gelombang S dikategorikan kedalam gelombang badan (body
waves) karena menjalarnya melalui tubuh material secara keseluruhan.
Gelombang P dibedakan dari gelombang S berdasarkan cara penjalaranya.
Gelombang P atau gelombang kompresi merupakann gelombang seismic yang
merambat kedalam tanah atau merambat ke dalam permukaan bumi.
Gelombang primer memiliki kecepatan rambat sekitar 8 km/detik. Gelombang P
termasuk kedalam gelombang longitudinal sama seperti gelombang bunyi,
gelombang ini mempunyai kemampuan untuk melewati medium padatan, cairan,
maupun gas. Gelombang P dicirikan dengan adanya pergerakan partikel mundur
dan maju, sebagai respon atas tegangan kompresional dan tensional sepanjang
arah penjalaranya (Sili, 2013).
Gambar animasi arah rambatan gelombang Primer (Sili, 2013)
Gelombang P bergerak lebih cepat daripada gelombang S maka dari itu
gelombang P merupakan gelombang pertama yang tiba pada detector gempa
maka dari itu gelombang ini disebut dengan gelombang primer. Gelombang S
atau gelombang geser merupakan gelombang gseran transversal yang menjalar
lebih lambat dari gelombang P dan gelombang ini hanya bisa menjalar melalui
medium padatan dikarenakan cairan dan gas tidak dapat menyokong tegangan
geser. Gelombang S dicirikan dengan adanya Gerakan partikel yang tegak lurus
terhadap arah penjalaranya, sebagai respon atas tegangan geser (Sili, 2013).
Start
Finish
PENGOLAHAN DATA
Data yang telah didownload dari IRIS lalu diolah menggunakan software
Seisgram2K, pada data tersebut berisi data dari gelombang seismic pada BHZ,
BH1, dan BH2. Pada pengambilan/Picking waktu tiba gelombang P dilakukan
pada BHZ, sedangkan untuk gelombang S dilakukan dengan BH1/BH2. Setelah
masuk kedalam software Seisgram2k lalau data langsung dapat di input per
stasiun dengan berisi 3 data yaitu BHZ, BH1, dan BH2 yang nantinya digunakan
untuk picking gelombang P dan S nya. Setelah dilakukan picking maka
dilajukan pencatatan wajtu tiba gelombang dan Ts-Tp dan dimasukan pada table
yang sudah disediakan.
D. Analisa Hasil
Nama Koordinat Stasiun Waktu Tiba
Stasiun Ts-Tp
Latitude Longitude Gelombang P Gelombang S
BJT 40.02° 116.17° 05:50:59.477 05:55:42.131 282.654 s
QIZ 19.03° 109.84° 05:53:08.788 05:58:34.110 325.321 s
SSE 31.09° 121.19° 05:50:42.910 05:54:33.548 230.638 s
BILL 68.07° 166.45° 05:52:52.583 05:58:25.311 332.728 s
GUMO 13.59° 144.87° 05:51:40.523 05:56:30.869 290.346 s
XEN 34.03o 108.92o 05:52:23.805 05:57:30.293 306.488 s
TATO 24.97o 121.50° 05:51:29.106 05:55:52.325 263.218 s
TIXI 71.63° 128.87° 05:53:10.242 05:59:09.894 359.652 s
YAK 62.03° 129.68° 05:51:47.568 05:56:25.065 277.497 s
PMG -9.40o 147.16 05:55:04.573 06:01:49.041 404.468 s
Pada tabel diatas, dapat dilihat stasiun yang digunakan di antaranya ada BJT, QIZ, SSE,
BILL, GUMO, XEN, TATO, TIXI, YAK, dan PMG. Ditiap tiap stasiun dilakukan pikcking
gelombang P dan gelombang S. Seperti yang diketahui sebelumnya informasi yang didapat
adalah waktu tiba gelombang P dan S, selisih waktu gelombang datang P dan S, dan besar
amplitudonya. Pada beberapa data gelombang, menurut analisa yang telah dilakukan
penampakan waktu tiba gelombangnya ada yang tidak jelas. Jika menggunakan menu Phase,
maka terdapat perbedaan tempat picking antara hasil picking otomatis dan manual. Hal ini
dapat terjadi karena adanya noise yang dapat terjadi karena gelombang air laut, pergerakan
lain di sekitar stasiun, aktivitas manusia, dan bisa juga terjadi karena kurang teliti dalam
melihat berupahan gelombang serta banyak faktor lainnya.
Kemudian, dari tabel maupun dari gambar gelombang yang didapatkan dapat di ketahui
juga bahwa gelombang P datang lebih cepat daripada gelombang S. Hal ini dikarenakan
gelombang P dapat menjalar di berbagai medium sedangkan gelombang S hanya menjalar
pada medium yang solid. Lalu pada praktikum ini, picking gelombang P dilakukan pada
komponen vertikal (BHZ) karena komponen ini lebih sensitif terhadap gelombang P.
Komponen vertikal lebih sensitif terhadap gelombang P karena arah perambatan gelombang
ini adalah tegak lurus dengan komponen vertikal. Sedangkan penentuan gelombang S
dilakukan pada komponen radial atau pada BH1, BH2 maupun BHE dan BHN. Berdasarkan
tabel juga, diketahui bahwa gempa terjadi sekitar pukul tiga dengan selisih waktu tiba
gelombang P dan S berkisar di antara 100 hingga 400 detik atau sekitar 6 menit 60 detik .
Amplitudo akan bernilai bernilai postif apabila gelombangnya naik (bukit/kompresi) dan
negatif apabila turun (cekungan/dilatasi).
E. KESIMPULAN
Setelah praktikum dilaksanakan dapat diketahui bahwa software seisgram2k dapat
digunakan untuk melakukan picking gelombang P dan S. Data yang diambil dapat
diunduh pada website IRIS dan penentuan waktu tiba gelombang dapat dilakukan
dengan menu Pick jika dilakukan secara manual dan dapat menggunakan menu
Phase saat dilakukan picking otomatis.
Daftar Pustaka
Sili, P.D. 2013. Penentuan Seismisitas dan Tingkat Risiko Gempa Bumi. Malang: UB
Press.
LAMPIRAN
Stasiun Bill
Stasiun BJT
Stasiun GUMO
Stasiun PMG
Stasiun QIZ
Stasiun SSE
Stasiun TATO
Stasiun TIXI
Stasiun XAN
Stasiun YAK