Oleh:
Aulia Ramadhan (118120033)
Asisten :
Roy Limbong 12115027
M Irvan 12116118
Nisrina Zalfa Syariefah 12116109
Yolanda Elok Sasmitasari 12117002
Lestari Sukma Apriliana 12117009
Yola Wulanda Masri 12117079
Didian Noveni Waruwu 12117131
Muhammad Ichsan 12117143
Persamaan umum
Dari kurva T-X dapat diperoleh besar kecepatan V1 dan dibaca tCA, tCB, dan tAB
yang diperoleh dari rekaman geophone yang dipasang di titik titik C,A,B dalam
penembakan secara bergantian di tiitk A dan titik B. besar kedalahan hC akan
sekitar 6% jika V2>>3V1. Metode ini menggunakan asumsi bahwa lapisan pertama
homogen dan variasi kedalaman relative tidak kasar serta kontras kecepatan cukup
besar dengan kemiringan lapisan kecil.
A. Langkah Kerja
Adapun Langkah kerja dalam praktikum kali ini adalah:
1. Melakukan picking data pada seira (model 2 dan 3 (near dan far))
2. Pemprosesan data yang telah dipicking pada exel
3. Melakukan pemprosesan data ITM pada exel ,lalu buatlah kurva
penampang
4. Melakukan pemprosesan data Hagiwara pada exel ,lalu buatlah kurva
penampang
5. Melakukan pemprosesan data GRM pada exel ,lalu buatlah kurva
penampang
6. Melakukan pemprosesan data Plus-minus pada exel ,lalu buatlah kurva
penampang
7. Interpretasi data hasil estimasi pengolahan metode-metode yang
dilakukan
B. Diagram Alir
1.4 Hasil dan Pembahasan
1.4.1. Hasil
Tabel 1.1. Data Awal Model 2
Geophone ke Offset Elevation (m) First Arrival Time Forward (ms) First Arrival Time Reverse (ms)
1 5 100 4 121
2 10 100 16 118
3 15 100 28.5 116
4 20 100 41.5 113
5 25 100 53.5 109.5
6 30 100 64.5 107
7 35 100 65.5 104
8 40 100 68.5 101
9 45 100 72 98
10 50 100 74.5 94.5
11 55 100 77.5 92.5
12 60 100 81 89
13 65 100 84.5 86.5
14 70 100 88 83
15 75 100 91 80.5
16 80 100 94.5 78
17 85 100 98.5 75.5
18 90 100 101 75
19 95 100 104 65.5
20 100 100 107 53.5
21 105 100 111 41
22 110 100 114.5 29
23 115 100 117.5 16.5
24 120 100 121 4
50
y = 2,4457x - 8,1333
y = -2,3964x + 292,27
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Near Far
Near Direct Near Refrac
Far Direct Far Refrac
14000
12000
10000
8000
BATAS LAPISAN 1
6000
BATAS LAPISAN 2
4000
2000
0
0 5 10 15 20 25 30
y100
= -0,3778x + 93,411
y = 0,3127x + 36,804 Far
90
80 Near
70 Near Direct
60 Near Refract
50
Far Direct
40
Far Refract
30
20 Linear (Near Direct)
10 y = -2,5x + 313,5 Linear (Near Refract)
0 Linear (Far Direct)
0 y = 2,46x - 8,550 100 150
Kurva Kedalaman
40000
35000
30000
25000
20000 Batas Kedalaman 1
15000 Batas Kedalaman 2
10000
5000
0
0 5 10 15 20 25 30
140
100
80 y = -0,5797x + 124,14
y = 2,4457x - 8,1333
60
y = -0,6031x + 100,74
40
y = 0,6031x + 20,262
20
y = -2,3964x + 292,27
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Near Far
Near Direct Near Refrac
Far Direct Far Refrac
Tap' Tbp'
Linear (Near Direct) Linear (Near Refrac)
Hagiwara
100,002
100
99,998
99,996
99,994
99,992
99,99
99,988
99,986
99,984
99,982
99,98
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Series1 Series2
100
y = -0,3778x + 93,411 Far
90 y = 0,3127x + 36,804
80 Near
70 Near Direct
60 Near Refract
40 Far Refract
30 Tap'
y = -0,3548x + 70,252
20 Tbp'
Chart Title
100,002
100
99,998
99,996
99,994
99,992
99,99
99,988
99,986
99,984
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Series1 Series2
Kurva tV
120
100 xy=5
xy=10
80
y = 0,6031x + 20,262 xy=15
60
xy=20
40 xy=25
20 xy=30
Linear (xy=5)
0
0 20 40 60 80 100 120 140
kurva hG
18
16
14
12
10
8 kurva hG
6
4
2
0
0 20 40 60 80 100
kurva tV
80
70
60 xy=5
y = 0,3548x + 12,248
50 xy=10
40 xy=15
30 xy=20
xy=25
20
Linear (xy=5)
10
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Kurva hG
45
40
35
30
25
20 Kurva tG
15
10
5
0
0 20 40 60 80 100
38
37
36
35
34
33
32
0 20 40 60 80 100 120 140
B. Model 3 (Datar)
38
37
36
35
34
33
32
0 20 40 60 80 100 120 140
Prinsip Fermat Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain melalui jalan
tersingkat waktu penjalarannya. Dengan demikian jika gelombang melewati sebuah
medium yang memiliki variasi kecepatan gelombang seismik, maka gelombang
tersebut akan cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan menghindari zona-
zona kecepatan rendah (Jamady, 2011).
Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang merupakan
sumber bagi gelombang baru. Posisi dari muka gelombang dalam dapat ditemukan
dengan membentuk garis singgung permukaan untuk semua wavelet sekunder.
Prinsip Huygens mengungkapkan sebuah mekanisme dimana sebuah pulsa seismik
akan kehilangan energi seiring dengan bertambahnya kedalaman (Asparini, 2011).
Atenuasi adalah peredaman sinyal dari hasil penangkapan geophone,hal ini terjadi
karena menurunnya level daya sinyal akibat pengaruh jarak transmisi. Untuk
menghindari hal ini, jarak media transmisi dibatasi sehingga pengaruh atenuasi
tidak banyak mengganggu kualitas sinya. Pengaruh atenuasi terhadap sinyal
berbeda-beda antar satu media transmisi dengan lainnya.
Pengaruh parameter akusisi terhadap resolusi seismik,terdapat beberapa pengaruh
yang mempengaruhi pada praktikum kali ini telah ditentukan parameter-parameter
guna mencari data yang dinginkan. Parameter yang digunakan yaitu Panjang
lintasan sejauh 125 meter, jumlah source sebanyak 3 buah, jumlah geophone
sebanyak 24 buah, jarak antar geophone sejauh 5 meter, dan elevasi sebesar 100
meter. Panjang lintasan tidak berpengaruh pada data, melainkan menyesuaikan
dengan area yang akan dilakukan pengamatan, semakin besar area maka akan
semakin Panjang lintasannya. Jumlah Source berpengaruh terhadap data yang akan
didapatkan yaitu semakin luas area maka kita harus memperbanyak source yang
digunakan demi mencakup semua area pengamatan, akan tetapi jika area yang
diamati kecil dengan source banyak maka data yang didapatkan nantinya akan
berantakan karena gelombang akan bertumpuk tumpuk sehingga sulit dalam
pengolahan. Semakin banyak jumlah geophone yang digunakan maka akan
semakin detail juga data yang didapatkan atau gelombang yang terekam. Semakin
dekat jarak antar geophone juga akan semakin detail data yang terekam. Besar
elevasi disesuaikan dengan seberapa dalam kita akan melakukan pengamatan,
semakin dalam kedalaman yang diamati maka elevasi yang digunakan akan
semakin besar.
Hasil kecepatan tiap lapisan,dilihat dari hasil penelitian kali ini dapat dilihat pada
model 2 memiliki kecepatan rata-rata (v1) bernilai 413 mm/s2 dengan nilai v2 rata-
rata bernilai 1625 mm/s2 model 3 memiliki kecepatan rata-rata (v1) bernilai 403
mm/s2 dengan nilai v2 rata-rata bernilai 2922 mm/s2.Dari kecepatan itu dapat
disimpulkan bahwa kecepatan pada lapisan kedua lebih cepat hal ini dikarenakan
shot tembakan pada kedua menemui lapisan permukaan keras (solid) sehingga nilai
kecepatan rata rata yang didapatkan lebih besar dari pada kecepatan pada lapisan
pertama.
Berdasarkan nilai kecepatan yang didapat pada penelitian ini dapat dilihat litologi
batuan yang berada pada struktur geologi,berdasarkan ketebalan yang didapat pada
kurva kedalaman dapat dilihat bahwa pada lapisan pertama merupakan lapisan
alluvial yang terdiri material lepas yang berukuran bongkahan,sedangkan pada
lapisan kedua merupakan lapisan clay.
Berdasarkan data penelitian yang didapat ketebalan yang dihasilkan berdasarkan
pengolahan data yang didapatkan bahwa lapisan yang dihasilkan merupakan lapisan
clay hal ini didasarkan pada kecepatan 1000-2500 m/s.
E. Metode interpretasi Intercept Time Method (ITM) merupakan salah satu
metode interpretasi seismik refraksi yang sangat sederhana dan hasilnya relatif
kasar karena hanya dapat digunakan untuk menghitung kedalaman pada lapisan di
bawah titik tertentu saja pada gelombang refraksi. Metode Hagiwara ,merupakan
salah satu metode perhitungan waktu tiba gelombang seismik untuk mencerminkan
lapisan bawah permukaan.Metode ini merupakan metode waktu tunda yang
berdasarkan asumsi bahwa undulasi bawah permukaan tidak terlalu besar. Metode
GRM, Sumber seismik berada di ujung-ujung lintasan, yaitu titik A dan titik B.
Ambil tAB sebagai waktu rambat gelombang bias dari A ke B, tAC sebagai
wakturambat gelombang bias dari C ke B. Metode Plus-Minus,Plus Time adalah
jumlah waktu rambat gelombang dari sumber forward dan sumber reverse dikurangi
waktu total. Tujuannya yaitu untuk analisis kedalaman (depth). Minus time
merupakan analisa dari pengurangan waktu rambat antara gelombang dari geophone
pada sumber forward dan geophone pada sumber reverse lalu dikurangi dengan
travel time antara sumber keduanya. Gambar 3 menunjukkan ilustrasi penentuan
nilai minus time pada geophone D dan D’ yang terpisah sebesar ∆𝑥.
1.5 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian kali ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Data pick yang dihasilkan dari seira dan pengolahan di exel ,dapat menentukan
litologi dari lapisan lokasi penelitian dan juga dapat menentukan kecepatan
pada lapisan tersebut.
2. Metode ITM merupakan metode yang paling sederhana akan tetapi hasil yang
dihasilkan kasar, mengasumsikan bahwa lapisan dibawah permukaan adalah
lapisan homogen dan batas lapisan cenderung datar.
3. Metode Hagiwara dapat menampilkan lapisan bawah permukaan mengikuti
kontur bawah permukaan itu, terutama untuk lapisan bawah permukaan yang
detail maka metode ini menjadi pilihan utama.
4. GRM menyediakan cara untuk mengenali dan mengakomodasi lapisan yang
tidak terdeteksi, asalkan nilai XY yang optimal dapat dipulihkan dari data
waktu tempuh, analisis kecepatan refraktor, dan atau kedalaman waktu.
5. Metode Plus-Minus mengasumsikan bahwa bidang batas adalah lurus dan
kemiringan dari reflektor < 10ο, dengan analisis untuk perhitungan
menggunakan analisa plus time yang digunakan untuk menganalisis kedalaman
dari lapisan sedangkan analisa minus time digunakan untuk menentukan
kecepatan.
1.6 Daftar Pustaka
1. Ayers, J. F., 1999, Analysis of Travel time Data By Seismic Refraction
Inverse Modelling, University of Nebraska Lincoln, Nebraska Lincoln.
2. Taib, M. I. T., 2000, Seismik Refraksi, Institut Teknologi Bandung Press:
Bandung.
3. Hawkins, L.V., 1961, The Reciprocal Method of Routine Shallow Seismic
Refraction Investigation: Geophysics, volume XXVI no 6 (November 1961), pp
806 – 819.
4. Susilawati. ( 2004). Seismik refraksi (dasar teori dan akuisisi data), USU
Digital Library.
1.7 Lampiran