1 Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Jambi. Email : fujikia32@gmail.com@gmail.com Abstract Telah dilakukan pengolahan data gravitasi. Data yang diolah merupakan data hasil pengukuran akuisisi data gravitasi yang telah diberikan oleh asisten. Tujuan dari pengolahan data gravitasi adalah menentukan kecepatan dan kedalaman masing-masing lapisan dan membuat model geologi bawah permukaan serta menginterpretasikan hasil yang didapatkan dari hasil pengolahan data dengan mengunakan metode CBA. Dalam pengolahan data seismik digunakan metode CBA dengan menggunakan software Microsoft Office Excell, global mapper dan ArcGIS. Metode BCA adalah metode yang paling sederhana, sehingga hasilnya relatif cukup kasar, kedalaman lapisan hanya diperoleh pada titik-titik tertentu saja, namun demikian untuk sistem perlapisan yang cukup homogen dan relatif rata mampu memberikan hasil yang memadai (dengan kesalahan relatif kecil). Hasil yang didapat dari metode CBA yaitu sebuah peta atau grafik penampang yang terdiri dari data CBA yang kemudian di overlay dengan peta geololgi regional daerah tersebut. Sehingga dapat diinterpretasikan persebaran anomali gravitasi pada peta tersebut.
Kata kunci : Metode Gravitasi, Metode CBA
I. Pendahuluan Metode gaya ini memanfaatkan
I.1 Latar Belakang disribusi parameter percepatan Metode yang digunakan dalam gayaberat di permukaan bumi. penelitian ini adalah metode gaya Banyak faktor yang mempengaruhi berat. Metode gaya berat variasi percepatan gayaberat bumi (gravitasi) adalah salah satu metode seperti pasang surut, kondisi geofisika yang didasarkan pada morfologi, udara bebas, bentuk bumi, pengukuran medan gravitasi. densitas batuan dan seterusnya. Pengukuran ini dapat dilakukan di Variasi densitas batuan bawah permukaan bumi, di kapal maupun di permukaan merupakan faktor yang udara. Dalam metode ini yang sangat penting dalam rangka dipelajari adalah variasi medan mendapatkan penyebaran anomali gravitasi akibat variasi rapat massa gayaberat untuk prospeksi geofisika. batuan di bawah permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki 1.2 Tujuan adalah perbedaan medan gravitasi Adapun tujuan dari praktikum ini dari suatu titik observasi terhadap adalah sebagai berikut : titik observasi lainnya. 1. Mahasiswa diharapkan mampu Anomali Gaya berat Bouguer memahami dan menjelaskan (ABL) merupakan peta anomali mengenai metode gravitasi. gayaberat yang sudah dilakukan berbagai proses reduksi sehingga 2. Mahasiswa dapat mencari nilai variasi nilai anomali percepatan hasil CBA (complete bouguer gayaberat yang dihasilkan hanya anomaly). dipengaruhi oleh variasi rapat massa 3. Mahasiswa diharapkan mampu dari batuan di bawah permukaan. menginterpretasikan data hasil Nilai ABL ini adalah nilai total pengamatan menggunakan anomali yang ditimbulkan oleh metode gravitasi. pengaruh rapat massa batuan dari II. Teori Dasar inti sampai permukaan bumi yang Metode gayaberat adalah suatu selanjutnya akan dipisahkan menjadi usaha untuk menggambarkan anomali regional dan residual. keadaan bawah permukaan Interpretasi secara kualitatif berdasarkan pada variasi medan dilakukan terhadap penyebaran gravitasi bumi yang diakibatkan oleh daerah anomali residual di daerah perbedaan densitas batuan bawah penelitian yang dihubungkan dengan permukaan. Parameter yang diselidiki kondisi geologi dekat permukaan adalah perbedaan medan gravitasi (Nurwidyato dkk, 2007). dari suatu titik observasi terhadap Metode gaya berat merupakan titik observasi lainnya. Identifikasi salah satu metode geofisika yang adanya struktur di bawah permukaan memiliki tingkat ambiguitas yang didapatkan dari variasi nilai densitas tinggi. Hal ini dikarenakan nilai yang batuan di bawah permukaan (Hafiz, didapatkan ketika pengukuran 2013). dipengaruhi oleh beberapa faktor. Metode gayaberat didasarkan sehingga perlu dilakukan koreksi pada hukum Newton tentang gravitasi untuk menghilangkan faktor-faktor yaitu gaya tarik menarik antara benda tersebut. Koreksi-koreksi pada satu dengan benda lainnya yang metode geofisika antara lain : diakibatkan oleh pengaruh massa 1. koreksi tidal koreksi yang benda serta jarak antara keduanya. dipengaruhi oleh adanya benda- Besarnya nilai gaya gravitasi (F) benda langit di sekitar bumi yang antara dua benda bermassa (m1, m2) mengakibatkan adanya gaya tarik sebanding dengan massa kedua dengan bumi (matahari dan benda dan berbanding terbalik bulan). Pengaruh ini yang disebut dengan kuadrat jaraknya (r) efek pasang-surut (tidal effect). (Karunianto dkk, 2017). 2. Koreksi drift merupakan koreksi yang disebabkan oleh kejenuhan alat akibat pengukuran data. Efek dihasilkan merepresentasikan nilai ini akan memberikan nilai anomali regional. Anomali residual pembacaan yang berbeda di titik didapatkan dari pengurangan CBA base pada waktu yang berbeda. dengan anomali regional (Blakely, 3. Koreksi lintang dilakukan karena 1996). pengukuran di tempat yang Analisis batuan daerah survei memiliki posisi lintang yang merupakan penentuan rapat massa berbeda akan memiliki nilai yang rata-rata batuan yang dilakukan beda pula. Hal ini disebabkan secara kualitatif, sedangkan Metode jarak titik pengukuran terhadap Nettleton dan Metode Parasnis inti bumi yang berbeda di tiap merupakan penentuan rapat massa lintang yang berbeda. rata-rata batuan yang dilakukan 4. Koreksi udara bebas dilakukan secara kuantitatif (Rahman, 2014). karena perbedaan ketinggian titik Metode Nettleton didasarkan pengukuran, sehingga koreksi ini pada pengertian tentang koreksi mambuat titik pengukuran Bouguer dan koreksi medan, dimana seolah-olah di ketinggian h=0 jika rapat massa yang digunakan meter di atas permukaan laut. sesuai dengan rapat massa
5. Koreksi bouger dilakukan karena permukaan, maka penampang atau
terdapat massa yang dihilangkan profil anomali gayaberat menjadi
pada koreksi udara bebas. smooth. Dalam aplikasi, penampang
6. Koreksi terrain disebabkan titik dipilih melalui daerah topografi kasar
pengukuran memiliki perbedaan dan tidak ada anomali gayaberat
ketinggian terhadap daerah target sedangkan metode parasnis
sekitarnya. Perbedaan ketinggian didasarkan pada persamaan anomali
ini akan mempengaruhi besarya Bouguer dengan asumsi nilai anomali
nilai yang diukur. Bouguernya adalah nol. (Sebangkit,
Dari koreksi-koreksi ini akan 2008).
didapatkan nilai percepatan gravitasi
bumi yang diakibatkan oleh variasi III. Metodologi
densitas batuan di bawah permukaan Penelitian ini dilakukan dengan
yang disebut complate bouguer beberapa tahapan sebagai berikut :
anomaly (CBA). III.1 Waktu dan Tempat
Upward continuation adalah Praktikum dilakukan sebanyak 2
langkah pengubahan data medan kali pertemuan, yaitu pada hari selasa
potensial yang diukur pada suatu dan rabu, 10-11 Maret 2020 di
level permukaan menjadi data yang Laboratorium Energi Rekayasa dan
seolah-olah diukur pada level Material 1, Fakultas Sains dan
permukaan yang lain. Nilai yang Teknologi, Universitas Jambi.
III.2 Alat dan Bahan gaya gravitasi dari bawah permukaan Alat yang digunakan adalah laptop bumi dengan dilakukan berbagai beserta software yang mendukung koreksi untuk menghilangkan dalam pengolahan data tersebut. pengaruh-pengaruh dari selain target Bahan yg digunakan pada praktikum yang didapatkan. Dari pengolahan ini adalah dengan melanjutkan data ini akan dihasilkan nilai CBA pengolahan data koreksi sebelumnya (Complete Bouguer Anomaly), dengan yang diberikan oleh asisten sampai dilakukan berbagai koreksi ditemukan Complete Bouguer diantaranya, koreksi apungan, Anomaly. koreksi pasang surut, koreksi lintang, III.3 Prosedur Kerja koreksi udara bebas, koreksi bouguer dan koreksi medan. Praktikan melanjutkan pengolahan data dari Mulai minggu sebelumnya dengan mencari nilai hasil koreksi medan yang Data dimasukkan ditambah dengan nilai SBA sehingga nanti didapatlah nilai CBA nya. Mencari nilai hasil koreksi terrain Koreksi tambahan yang dan nilai SBA dilakukan untuk mendapatkan nilai CBA (complete bouguer anomaly), yaitu dengan melakukan koreksi
Didapatkan hasil berupa terrain atau disebut dengan koreksi
penampang CBA medan, dimana koreksi ini dipengaruhi oleh bentuk topografi dari daerah pengukuran. Koreksi ini dilakukan untuk mengkoreksi adanya Selesai pengaruh penyebaran massa yang tidak teratur di sekitar titik pengukuran. IV. Pembahasan Dalam koreksi bouguer, Pada praktikum yang diasumsikan bahwa titik pengukuran dilakukan pada hari selasa dan rabu, di lapangan berada pada suatu bidang 10-11 maret 2020, praktikan datar yang sangat luas. Sedangkan mengolah data hasil dari penelitian seringkali kenyataan di lapangan lapangan di daerah Karang Sambung memiliki beragam topografi yang dengan menggunakan metoda gaya berundulasi seperti adanya lembah berat. Dimana metoda gaya berat ini dan gunung. Maka jika hanya sendiri adalah salah satu metoda dilakukan koreksi bouguer saja, geofisika yang digunakan untuk hasilnya akan kurang sempurna menghasilkan data berupa variasi sehingga data yang dihasilkan hanya gambar 2 dan akan didapatkan hasil SBA saja (simple bouguer anomaly), overlaynya seperti pada gambar 3. sedangkan jika dilakukan koreksi Seperti yang dapat dilihat pada terrain atau koreksi medan, data yang gambar 3, peta CBA lebih besar dari dihasilkan berupa CBA (complete pada peta geologi lokal. Hal ini bouguer anomaly). disebabkan karena pada peta geologi Jika stasiun pengukuran yang didapat koordinat yang terdapat berada dekat dengan gunung, maka pada peta tersebut berbeda dengan akan terdapat gaya ke atas yang data koordinat yang didapat pada menarik pegas pada alat, sehingga peta CBA, sehingga peta CBA menjadi nilai pembacaan gravitasinya akan lebih besar dari peta geologi lokal. dikurangi, sedangkan jika stasiun Kemudian setelah didapat pengukuran berada dekat dengan ketiga macam peta tadi hal lembah, maka aka nada gaya selanjutnya yang harus dilakukan kebawah yang hilang sehingga pegas adalah menentukan titik anomali pada alat akan tertarik ke atas. Nilai yang ingin diinterpretasikan anomali pembacaan gravitasinya akan gravitasinya. Peta yang telah ditambahkan. ditentukan titiknya tadi atau yang Setelah didapatkan nilai telah didigitasi dapat dilihat pada koreksi medannya, makan akan gambar 4, gambar 5 dan gambar 6. didapatkan nilai CBA nya dengan Dari titik tadi dapat menambahkan nilai SBA dengan nilai disimpulkan bahwa pada titik anomali koreksi terrain. Hasil nilai CBA pertama, yaitu titik anomaly Fuji 1 beserta nilai koordinat X dan Y nya nilai anomalinya sangat tinggi dan dimasukkan ke dalam software, yaitu yang paling tinggi jika dilihat pada dengan menggunakan oasis, maka peta CBA, pada peta geologi lokal titik akan terlihat model penampang atau tersebut berada pada formasi batuan peta CBA dari hasil perhitungan tadi. kompleks luk ulo. Sehingga dari hasil Setelah nilai CBA telah analisa tersebut berdasarkan tabel didapatkan maka selanjutnya adalah telford diduga batuan yang terdapat membuat peta persebaran pada titik tersebut adalah batuan anomalinya. Peta tersebut dapat metamorf. dibuat dengan menggunakan software Pada titik kedua, yaitu titik oasis. Gambar 1 merupakan hasil dari anomali Fuji 2 merupakan titik pengolahan data nilai CBA kedalam dengan nilai anomali yang sedang. bentuk peta. Pada peta geologi lokal titik ini berada Peta CBA yang telah dibuat pada formasi KM yang terdiri dari tadi kemudian di overlay dengan peta batu skis dan fillit. Skis dan fillit geologi lokal yang terlampir pada seharusnya memiliki nilai densitas yang tinggi akan tetapi pada peta CBA nya dan diapatlah nilai hasil CBA daerah ini memiliki nilai densitas nya. yang sedang. Berdasarkan analisa 3. Hasil nilai CBA yang telah tersebut, dengan berpatokan dengan didapatkan, dibuat model tabel telford diduga pada daerah penampangnya, sehingga bias tersebut sersusun atas batuan terlihat mkodel bawah permukaan sedimen hingga batuan beku. dengan menggunakan software Pada titik yang ketiga nilai Oasis dan Global Mapper dengan anomalinya sangat rendah dan memasukkan nilai X, Y dan CBA. merupakan yang paling rendah titik kemudian peta hasil CBA di ini berada pada formasi kompleks luk overlay dengan peta geologi ulo. Dari hasil analisa diatas, dengan regionalnya sehinggga dapat berpatokan pada tabel telford, diduga dilihat perbandingan anomali batuan yang memiliki densitas sesuai pada peta regional dan peta CBA pada analisa tersebut adalah batuan nya. sedimen. VI. Daftar Pustaka V. Kesimpulan Blakely, Richard J. (1996). Potential Kesimpulan yang dapat diambil theory in gravity and magnetic yaitu : applications. Cambridge : 1. Metode gravitasi merupakan Cambridge University Press. metode eksplorasi yang mengukur Hafiz, M.R. 2013. “Identifikasi dan medan gravitasi pada kelompok Lokalisasi Zona Potensial titik lokasi yang berbeda dalam Endapan Mineral dengan area tertentu. Prinsip metode ini menggunakan Metode Gaya adalah membedakan rapat massa Berat pada Daerah Pongkor”. suatu material terhadap Depok : Departemen Fisika, lingkungan sekitarnya. Intensitas Fmipa UI. gravitasi dipengaruhi oleh densitas Karunianto, A.S. Dwi S., Fajar H. dan batuan di bawah permukaan. Agus L. 2017. “Penentuan 2. Dalam praktikum kali ini Anomali Gayaberat Regional digunakan aplikasi Microsoft office dan Residual Menggunakan excell dalam membantu dalam Filter Gaussian Daerah perhitungan untuk mencari nilai Mamuju, Sulawesi Barat”. CBA nya, dimana sebelum Mamuju : Eksplorium p-ISSN mendapatkan nilai CBA di dicari 0854-1418 Volume 38 No. 2, terlebih dahulu nilai dari hasil November 2017. Hal. 89–98. koreksi terrain kemudian ditambahkan dengan nilai SBA Nurwidyanto, M.I., Rina D.I., Zukhufruddin T.D. 2007. “ Pemodelan Zona Sesar Opak Di Daerah Pleret Bantul Yogyakarta dengan Metode Gravitasi”.Bantul: Berkala Fisika Vol 10. No.1, April 2007. Hal 65-70. Rahman, M., Sunaryo, Susilo, Adi. (2014). Pendugaan Struktur Bawah Permukaan 2 ½ Dimensi di Kawasan Gunung Kelud Berdasarkan Survei Gravitasi. Jurnal Natural B. Vol. 2, No.3, April 2014 .Hlm.473-480. Sebangkit, Tugas Tribagus. 2008. Aplikasi Gaya Berat Mikro 4d Untuk Pemantauan Aliran Fluida Pada Lapangan Panas Bumi Kamojang, Skripsi Jurusan Teknik Geofisika. ITB.