Anda di halaman 1dari 14

PEMISAHAN ANOMALY REGIONAL DAN RESIDUAL

Fuji Astuti (F1D318016)1


1
Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Jambi.
Email : fujikia32@gmail.com
Abstract
Telah dilakukan pengolahan data gravitasi dimana data yang diolah merupakan
data hasil pengukuran data gravitasi yang telah diberikan oleh asisten
laboratorium. Pengolahan data ini dilakukan dengan menggunakan metode filter
moving average. Metode ini dilakukan dengan cara merata-ratakan nilai
anomalinya. Hasil dari perata-rataan ini merupakan anomaly regionalnya.
Sedangkan anomaly residualnya didapatkan dengan mengurangkan data hasil
pengukuran gravitasi dengan anomaly regionalnya. Tujuan dari pengolahan data
pemisahan residual dan regional ini adalah agar didapatkan anomaly residual yang
akurat untuk pemodelan geologi bawah permukaan bumi. Dalam pengolahan data
digunakan software Microsoft Office Excell, Oasis Montaj dan Surfer 11. Hasil yang
didapat dari pengolahan ini yaitu berupa tabel , kurva pengolahan, dan peta
persebaran anomaly regional maupun residualnya.

Kata kunci : metode filter moving average, anomaly regional, anomaly residual

I. Pendahuluan udara. Dalam metode ini yang


I.1 Latar Belakang dipelajari adalah variasi medan
Pada penerapannya, geofisika gravitasi akibat variasi rapat massa
menggunakan kaidah atau prinsip- batuan di bawah permukaan sehingga
prinsip fisika. Penelitian geofisika ini dalam pelaksanaannya yang diselidiki
dilakukan untuk mengetahui struktur adalah perbedaan medan gravitasi
bawah permukaan dengan melakukan dari suatu titik observasi terhadap
pengukuran di atas permukaan bumi titik observasi lainnya.
dari parameter parameter fisika di Dalam pengolahan data metode
dalam bumi. Teknologi eksplorasi gravitasi ini akan muncul anomali-
sumber daya bawah permukaan terus anomali, anomali-anomali yang
dikembangkan seiring dengan muncul merupakan target dalam
peningkatan kebutuhan manusia. survei penelitian metode gravitasi.
Salah satunya adalah dengan survey Anomali ini akan memudahkan para
gaya berat. peneliti untuk menafsirkan struktur
Metode gaya berat geologi bumi. Anomali yang terdapat
(gravitasi) adalah salah satu metode dalam metode gravitasi ini sering
geofisika yang didasarkan pada dikenal dengan anomali Bouguer.
pengukuran medan gravitasi. Anomali bouguer menjadi salah satu
Pengukuran ini dapat dilakukan di parameter yang penting pada metode
permukaan bumi, di kapal maupun di gravitasi. Anomali Bouguer
merupakan selisih dari harga gravitasi merupakan salah satu
percepatan gravitasi observasi dengan metode geofisika yang dapat
harga normalnya. menggambarkan bentuk atau geologi
Anomali Bouguer merupakan bawah permukaan berdasarkan
penjumlahan dari anomali regional variasi medan gravitasi bumi yang
dan anomali residual. Kedua anomali ditimbulkan oleh perbedaan densitas
tersebut saling berinteraksi dan (rapat massa) antar batuan. Pada
menimbulkan anomali yang tumpang- prinsipnya metode ini digunakan
tindih. Oleh sebab itu, anomali- karena kemampuannya membedakan
anomali tersebut harus saling densitas dari satu sumber anomali
dipisahkan. Sehingga diperlukan terhadap densitas lingkungan
suatu metode pemisahan anomali sekitarnya. Metode ini didasarkan
regional dengan anomali residual yang pada gaya tarik-menarik antara dua
cukup baik, agar didapatkan anomali buah partikel sebanding dengan
residual yang akurat untuk perkalian massa kedua partikel
pemodelan geologi bawah permakaan tersebut dan berbanding terbalik
bumi. dengan kuadrat jarak antara pusat
keduanya (Abdelrahman, 1985).
1.2 Tujuan Metode ini umumnya digunakan
Adapun tujuan dari praktikum ini untuk eksplorasi awal terhadap target
adalah sebagai berikut : sumberdaya alam di bawah
1. Memahami pengertian dan prinsip permukaan bumi dengan cara

kerja metode gravitasi. menggambarkan profil dua dimensi


(2D) atau benda tiga dimensi (3D)
2. Mengetahui tujuan dilakukannya
melalui pengolahan data anomali
pemisahan residual dan regional
medan gravitasi, yang disebut sebagai
tersebut.
Anomali Bougeur. Berdasarkan model
3. Mampu melakukan pemisahan
ini, dapat diinterpretasi struktur
anomaly regional dan residual
geologi atau lapisan batuan bawah
dengan menggunakan metode
permukaan yang menjadi target
filter moving average.
penelitian. Variasi medan gravitasi di
permukaan bumi ini dapat terjadi
II. Teori Dasar
akibat perbedaan massa jenis atau
Metode geofisika merupakan ilmu
densitas batuan bawah permukaan.
yang mempelajari tentang struktur
Meskipun variasi medan gravitasi di
bumi baik yang terlihat maupun tidak
permukaan bumi sangatlah kecil,
dengan melakukan pengukuran atau
namun denga peralatan ketelitiannya
pengamatan sifat fisis di atas
tinggi, maka variasi medan gravitasi di
permukaan bumi yang berlandaskan
permukaan bumi ini dapat diukur
atas prinsip-prinsip fisika[1]. Metode
dari satu titik ke titik yang lain, Anomali ini akan memudahkan para
sehingga dapat dipetakan menjadi peneliti untuk menafsirkan struktur
peta kontur (Santoso, 2002). geologi bumi. Anomali ini merupakan
Sekarang ini telah dikembangkan hasil dari adanya perbedaan densitas
metode pengukuran data medan antara batuan satu dengan batuan
gravitasi dari satelit, lengkap dengan yang lain. Anomali yang terdapat
data posisi geografis titik ukur di dalam metode gravitasi ini sering
permukaan bumi. Salah satunya dikenal dengan anomali Bouguer.
adalah Geodetic Satellite (GEOSAT) Anomali bouguer menjadi salah satu
dan European Remote Sensing-1 (ERS- parameter yang penting pada metode
1) Satellite. GEOSAT merupakan gravitasi. Anomali Bouguer
satelit observasi bumi milik U.S. Navy, merupakan selisih dari harga
sedangkan satelit ERS-1 adalah satelit percepatan gravitasi observasi dengan
observasi bumi pertama yang harga normalnya. Gravitasi observasi
diluncurkan Badan Antariksa Eropa merupakan nilai gravitasi yang
(European Space Agency). Data yang terbaca pada gravitimeter setelah
diperoleh digunakan untuk mengalami beberapa koreksi, antara
memetakan anomali medan gravitasi lain koreksi terhadap apungan pegas
global di permukaan bumi, termasuk alat (drift correction), dan koreksi
di atas permukaan laut. Berbagai akibat adanya pasang surut bumi
deposit alam seperti batubara, zinc, (tide correction), koreksi tinggi alat.
bauksit, dan beberapa mineral logam Sedangkan gravitasi normal
lainnya yang sulit dideteksi merupakan gabungan dari beberapa
menggunakan metode geolistrik, koreksi-koreksi gravitasi antara lain
ternyata dapat dengan mudah koreksi lintang, koreksi udara bebas
dideteksi menggunakan metode (free air), koreksi topografi (medan),
gravitasi citra satelit ini. dan koreksi Bouguer (Blakely,1996).
Pertimbangan lain dari pemanfaatan Metode yang digunakan untuk
data anomali medan gravitasi citra pemisahan anomali regional-residual
satelit ini adalah biayanya lebih pada softwaer Surfer 11 adalah
murah daripada pengukuran dengan menggunakan metode Moving
langsung di lapangan, yang dapat Average (rataan bergerak). Pemisahan
menelan dana puluhan bahkan anomali menggunakan perata-rataan
ratusan juta rupiah. bergerak (Moving Average) bersifat
Dalam pengolahan data metode menapis anomali gelombang frekuensi
gravitasi ini akan muncul anomali- tinggi (low pass filter). Hal ini tidak
anomali, anomali- anomali yang menggeser fasa dan merupakan filter
muncul merupakan target dalam persegi siku (rectanggular filter)
survei penelitian metode gravitasi. sehingga memenuhi persyaratan
untuk memproses data gayaberat sedangkan n memberikan informasi
daerah penelitian. Moving Average arah normal ke luat dan r kecil
dilakukan dengan cara merata- meruapakn jarak dari titik potensial P
ratakan nilai anomalinya. Hasil dari di permukaan S. Persamaan tersebut
perata-rataan ini merupakan anomali menyatakan bahwa secara
regionalnya (Supriyanto, 2007). fundamental proses kontinuasi ke
Metode reduksi ke kutub atas terjadi di mana suatu medan
magnet bumi berguna untuk potensial dapat ditemuakan pada
mengurangi tahap yang sulit dalam setiap titik di dalam suatu wilayah
proses interpretasi data dengan yang terlingkupi oleh medan magnet
menunjukkan anomali medan magnet (Rahman,2014).
pada posisi benda tersebut. Reduksi
dilakukan dengan mengubah sudut III. Metodologi
inklinasi dan sudut deklinasi menjadi Penelitian ini dilakukan dengan
90 dan 0 (Edwards dkk,1992).
o o
beberapa tahapan sebagai berikut :
Kontinuasi ke atas dilakukan III.1 Waktu dan Tempat
dengan mentransformasikan medan Praktikum dilakukan sebanyak 1
potensial yang diukur di permukaan kali pertemuan, yaitu pada hari selasa
tertentu ke medan magnet potensial 24 Maret 2020. Praktikum dilakukan
pada permukaan lain yang lebih jauh secara online di rumah masing-
dari sumber. Transformasi ini masing praktikan.
memperlemah anomali-anomali III.2 Alat dan Bahan
sebagai fungsi panjang gelombang, Alat yang digunakan adalah laptop
dimana semakin pendek panjang beserta software yang mendukung
gelombangnya maka semakin besar dalam pengolahan data tersebut.
atenuasinya. Secara konsep dasar Bahan yg digunakan pada praktikum
proses kontinuasi ke atas berasal dari ini adalah dengan melanjutkan
teorema Green. Pada teorema ini pengolahan data-data sebelumnya
menyebutkan bahwa apabila terdapat yang diberikan oleh asisten sampai
suatu fungsi potensial U yang kontinu ditemukan hasil berupa peta
di setiap tempat maka akan persebaran anomaly regional dan
mempunyai turunan yang kontinu residualnya.
pada sepanjang daerah R yang
selajutnya dapat dinyatakan sebagi
berikut.

Dimana S memberikan informasi


sebagai permukaan di daerah R,
3.3 Prosedur Kerja
Dicari nilai spasi komulatif baru
dan nilai CBA baru dan disalin
Start
pada notepad kemudian simpan
dalam format .xy

Data koordinat X dan Y


serta nilai CBA diinput ke
surfer 11 Input data Slice *.xy ke
software NUMERI.EXE,
dengan output data *.SPK

Dada dihasilkan dalam


bentuk peta CBA
Diolah data *.SPK ke Ms. Excel,
tentukan nilai Real, Imajiner, F, A, K
dan Ln A dan plot nilai K dan Ln A
untuk menentukan grafik Residual
Kemudian dibuat lintasan
dan Regionalnya per lintasan
pada peta CBA pada
surfer sebanyak 3 lintasan

ditentukan nilai m1, m2, c1, c2,


Digitasi setiap lintasan k untuk setiap lintasandan nilai
yang dibuat satu-persatu, window (W)
minimal 2 titik digitasi

Peta CBA di Surfer, Pilih Menu


Dilakukan slicing pada
Grid > Filter > Used Defined
setiap lintasan yang telah
Filters > Low-pass Filters >
didigitasi dan disimpan
Moving average (mxn),
dalam format .dat
masukan nilai windows dan
outputnya berupa peta anomali

Panggil data slicing pada


surfer dan salin pada ms.
Excel Pilih Grid > Math, input
peta Regional diperoleh
peta Residual

Finish
IV. Pembahasan dan koreksi bouguer. Praktikan telah
Pada praktikum yang diberikan data dalam bentuk exel
dilakukan pada hari selasa dan rabu, dengan data berisi base, koordinat x
24 dan 25 Maret 2020, praktikan dan y, elevasi dan waktu.
melanjutkan pengolahan data dari Adapun Koreksi yang pertama
metode gravitasi praktikum dilakukan adalah koreksi apungan,
sebelumnya, dimana tujuan akhir dari dimana koreksi apungan ini adalah
pengolahan data gravitasi ini untuk koreksi untuk menghilangkan nilai
mendapatkan peta persebaran pengaruh dari sifat alat itu sendiri,
anomaly regional dan anomaly yaitu berupa pegas yang selalu
residualnya yang nantinya akan menunjukkan perubahan harga setiap
diolah dengan menggunakan metode waktu yang dianggap linier untuk
filter moving average. waktu yang relative pendek. Koreksi
Untuk mendapatkan hasil ini sangat diperlukan dikarenakan
akhir berupa peta persebaran untuk menghilangkan kesalahan
anomaly regional dan anomaly penyimpangan harga gaya berat yang
residual berdasarkan metoda gravitasi disebabkan karna kesalahan pada
ini dilakukan beberapa langkah saat dilapangan. Untuk menghitung
maupun tahapan yang nantinya akan nilai koreksi apungan digunakan
menggunakan beberapa software, rumus sebagai berikut.
seperti Ms. Excel, Surfer 11, Oasis
Montaj, ArcGIS, Numeri.exe dan
Global Mapper sebagai pendukung
dalam pengolahan data ini. Dimana g akhir dan g awal
Seperti yang kita ketahui yang dimaksud dapat dilihat pada
bahwa gaya berat ini sendiri adalah data exel dengan data gravitasi
salah satu metoda geofisika yang reading pada data terakhir dikurang
digunakan untuk menghasilkan data dengan gravitasi reading pada data
berupa variasi medan gravitasi dari pertama. t disini adalah waktu
bawah permukaan bumi dengan dengan t awal merupakan waktu pada
dilakukan berbagai koreksi untuk data pertama.
menghilangkan pengaruh-pengaruh Selanjutnya dilakukan koreksi
dari selain target yang didapatkan. lintang (koreksi geoid), dimana
Dari pengolahan data ini akan koreksi ini dipengaruhi oleh nilai gaya
dihasilkan nilai SBA (Simple Bouguer berat yang berada di daerah kutub
Anomaly), dengan dilakukan berbagai maupun nilai gaya berat yang berada
koreksi diantaranya, koreksi di daerah garis equator. Nilai gaya
apungan, koreksi pasang surut, berat di daerah kutub lebih besar
koreksi lintang, koreksi udara bebas, dibandingkan dengan nilai gaya berat
di daerah garis equator, dikarenakan Sehingga dapat digunakan rumus
jari-jari di daerah kutub lebih kecil sebagai berikut.
dibandingkan dengan jari-jari di
daerah equator. Data yang
diperlukan, yaitu data gravitasi
Dengan memasukkan nilai gravitasi
observasi beserta nilai latitude dan
secara teoritis dan nilai gravitasi
longitudenya.
secara observasi, karena kedua nilai
Koreksi lintang ini berpengaruh
gravitasi ini harus sama-sama berada
pada bentuk muka bumi dimana
di topografinya.
bentuk muka bumi tidak berbentuk
Koreksi yang terakhir
bulat sempurna sehingga akan
dilakukan untuk mendapatkan nilai
mempengaruhi nilai dari gravitasinya.
Simple Bouguer Anomalinya, yaitu
Perbedaan bentuk muka bumi inilah
dengan melakukan koreksi bouguer,
yang menjadi alasan untuk
dimana koreksi ini dipengaruhi oleh
menggunakan koreksi ini. Koreksi
massa dan ketinggian atau jaraknya.
geoid atau koreksi lintang adalah
Koreksi bouguer ini diperlukan
koreksi dengan mengibaratkan
karena data yang diambil adalah data
bentuk muka bumi sama dengan
dengan titik station yang memiliki
bentuk muka air laut rata-rata.
ketinggian yang berbeda-beda. Dari
Koreksi geoid dapat dicari dengan
perbedaan ketinggian tersebut akan
menggunakan rumus sebagai berikut.
mengakibatkan adanya pengaruh
massa di bawah permukaan yang
mempengaruhi besarnya percepatan
Kemudian dilakukan koreksi
gaya berat di titik pengukuran.
udara bebas, dimana koreksi ini
Jika pengukuran dilakukan di
dipengaruhi oleh elevasi stasiun
permukaan bumi, maka nilai
pengukuran dengan mengabaikan
koreksinya akan dikurangkan,
adanya massa yang terletak diantara
sedangkan jika pengukuran
sekitar titik pengukuran, sehingga
dilakukan di bawah permukaan
nilai koreksinya harus ditambahkan,
seperti di bawah laut, maka nilai
karena semakin tinggi pengukuran
koreksinya akan ditambahkan.
maka semakin berkurang nilainya.
Adapun bentuk persamaan rumus
Adapun persamaan rumusnya adalah
untuk koreksi ini, yaitu :
sebagai berikut.

FAC = 0,3085 × elevasi


Koreksi ini juga menggunakan data Setelah mendapatkan nilai
gaya berat yang diambil dari citra dari koreksi bouguernya maka dapat
satelit untuk mendapatkan anomali langsung dihitung nilai dari SBA
medan gaya berat di topografinya
(Simple Anomaly Bouguer), dengan dilakukan untuk mengkoreksi adanya
persamaan sebagai berikut. pengaruh penyebaran massa yang

SBA = FAA – BC tidak teratur di sekitar titik


pengukuran.
Adapun nilai SBA (simple
Dalam koreksi bouguer,
bouguer anomaly) merupakan nilai
diasumsikan bahwa titik pengukuran
dari data gaya berat yang telah
di lapangan berada pada suatu bidang
didapatkan dari hasil berbagai koreksi
datar yang sangat luas. Sedangkan
yang dimulai dari koreksi apungan
seringkali kenyataan di lapangan
sampai pada koreksi bouguer tanpa
memiliki beragam topografi yang
melakukan koreksi medan. Jika telah
berundulasi seperti adanya lembah
sampai pada tahap koreksi medan,
dan gunung. Maka jika hanya
maka data yang dihasilkan akan
dilakukan koreksi bouguer saja,
berupa data CBA (complete bouguer
hasilnya akan kurang sempurna
anomaly). Namun pada saat
sehingga data yang dihasilkan hanya
pengolahan data ini tidak juga
SBA saja (simple bouguer anomaly),
dilakukan koreksi tidal atau koreksi
sedangkan jika dilakukan koreksi
pasang surut, dikarenakan alat yang
terrain atau koreksi medan, data yang
digunakan pada metoda gaya berat ini
dihasilkan berupa CBA (complete
adalah berupa scintrex, dimana alat
bouguer anomaly).
ini bekerja lebih secara otomatis
Jika stasiun pengukuran
dengan koreksi tidal yang dilakukan
berada dekat dengan gunung, maka
sudah langsung terkoreksi pada alat
akan terdapat gaya ke atas yang
ini sendiri.
menarik pegas pada alat, sehingga
Setelah didapat nilai SBA nya,
nilai pembacaan gravitasinya akan
selanjutnya data yang telah diolah
dikurangi, sedangkan jika stasiun
tersebut diproses melalui software
pengukuran berada dekat dengan
agar dapat dilihat peta hasil SBA nya
lembah, maka aka nada gaya
dengan berbentuk atau
kebawah yang hilang sehingga pegas
berpenampakan secara grafisny
pada alat akan tertarik ke atas. Nilai
dengan memasukkan nilai koordinat
pembacaan gravitasinya akan
X dan Y serta nilai SBA nya.
ditambahkan.
Kemudian dilakukan koreksi
Setelah didapatkan nilai
tambahan untuk mendapatkan nilai
koreksi medannya, makan akan
CBA (complete bouguer anomaly),
didapatkan nilai CBA nya dengan
yaitu dengan melakukan koreksi
menambahkan nilai SBA dengan nilai
terrain atau disebut dengan koreksi
koreksi terrain. Hasil nilai CBA
medan, dimana koreksi ini
beserta nilai koordinat X dan Y nya
dipengaruhi oleh bentuk topografi dari
dimasukkan ke dalam software, yaitu
daerah pengukuran. Koreksi ini
dengan menggunakan oasis, maka terbaca pada gravitimeter setelah
akan terlihat model penampang atau mengalami beberapa koreksi.
peta CBA dari hasil perhitungan tadi. Anomaly Bouguer merupakan
Setelah nilai CBA telah penjumlahan dari anomaliy regional
didapatkan maka selanjutnya adalah dan anomaly residual. Kedua anomaly
membuat peta persebaran tersebut saling berinteraksi dan
anomalinya. Peta tersebut dapat menimbulkan anomaly yang
dibuat dengan menggunakan software tumpang-tindih. Oleh sebab itu,
oasis. Tujuan disini adalah praktikan anomaly-anomaly tersebut harus
dapat mendigitasi berupa titik saling dipisahkan. Sehingga
anomaly pada peta hasil CBA, diperlukan suatu metode pemisahan
sehingga praktikan dapat mengetahui anomaly regional dengan anomaly
daerah mana saja dengan residual yang cukup baik, agar
keterdapatan batuan yang sesuai didapatkan anomaly residual yang
dengan kondisi anomalinya apakah akurat untuk pemodelan geologi
berada pada titik anomaly tinggi, bawah permuakan bumi. Banyak
sedang ataupun rendah dan dapat sekali metode yang sering digunakan
diinterpresentasikan dengan peta dalam pemisahan anomaly regional-
geologi regionalnya. residual.
Dalam pengolahan data Disini praktikan akan
metode gravitasi ini akan muncul menggunakan metode filter moving
anomaly-anomaly. Anomaly-anomaly average, dimana metode ini dilakukan
yang muncul merupakan target dalam dengan cara merata-ratakan nilai
survei penelitian metode gravitasi. anomalinya. Hasil dari perata- rataan
Anomaly ini akan memudahkan para ini merupakan anomaly regionalnya.
peneliti untuk menafsirkan struktur Sedangkan anomaly residualnya
geologi bumi. Anomaly ini merupakan didapatkan dengan mengurangkan
hasil dari adanya perbedaan densitas data hasil pengukuran gravitasi
antara batuan satu dengan batuan dengan anomaly regionalnya.
yang lain. Anomaly yang terdapat Hal pertama yang praktikan
dalam metode gravitasi ini sering lakukan, yaitu praktikan harus
dikenal dengan Anomaly Bouguer. membuat slice atau lintasan pada
Anomaly Bouguer menjadi salah satu peta hasil CBA (dapat dilihat pada
parameter yang penting pada metode Gambar 1) dengan bantuan
gravitasi. Anomaly Bouguer menggunakan software surfer 11
merupakan selisih dari harga sebanyak 3 lintasan dengan lintasan
percepatan gravitasi observasi dengan yang dibuat harus memiliki kontras
harga normalnya. Gravitasi observasi nilai. Kemudian setiap lintasan harus
merupakan nilai gravitasi yang didigitasi satu-persatu minimal 2
digitasi untuk setiap ujung F, A, K dan ln A untuk masing-masing
lintasannya. Selanjutnya dilakukan lintasan dengan menggunakan
slicing pada setiap lintasan dan rumus-rumus sebagai berikut.
disimpan dalam format .dat. Data Fn = (n-1)*F2
hasil slicing masing-masing lintasan

An = ( REn)2 +( IMn)2
ditampilkan dan disalin pada ms.
Kn = 2*3.14*Fn
Excel sehingga data yang didapatkan
lnAn = Log An
berupa koordinat X dan Y, nilai CBA
kemudian dibuatlah grafik
dan spasi komulatif untuk setiap
pada excel dengan menggunakan nilai
lintasan. Selanjutnya ditambahkan
K dan ln A sebagai parameternya
niali spasi komulatif baru dan nilai
unutk setiap lintasan. Dari grafik
CBA baru. Nilai spasi komulatif baru
tersebut dapat ditentukan nilai m1,
disesuaikan dengan nilai kerapatan
m2, c1 dan c2 nya. Data masing-
yang diinginkan dengan interval
masing lintasan kemudian disatukan
tertentu, disini praktikan
untuk dicari nilai K, W dan lebar
menggunakan nilai spasi komulatif
windownya. Adapun rumus untuk
baru dengan interval 50 yang dimulai
mencari nilai K dan W adalah sebagai
dari 0. Kemudian untuk mencari nilai
berikut.
CBA yang baru dapat menggunakan
C 2−C 1
rumus yang telah ditetapkan. K=
M 1−M 2
Selanjutnya salin nilai spasi
2× 3,14
komulatif yang baru dan nilai CBA W=
K−C 2
yang baru pada notepad lalu dsimpan
Selanjutnya akan didapatkan
dengan format .xy untuk setiap
nilai lebar windownya dengan nilai
lintasannya. Kemudian buka
ganjil dari hasil rata-rata nilai W.
Numeri.exe dengan mengikuti
tahap selanjutnya, yaitu pembuatan
langkah-langkahnya lalu masukkan
peta persebaran anomaly regional dan
data yang telah disimpan dalam
residualnya dengan menggunakan
format .xy untuk diinput pada
bantuan software surfer 11 dan dapat
numeri. Aplikasi numeri ini
dilihat hasil petanya untuk peta
digunakan untuk melakukan
persebaran anomaly regional pada
transformasi fourier pada data hasil
Gambar 2 dan peta persebaran
pengolahan. Setelah didapatkan data
anomaly residual pada Gambar 3.
dari hasil transformasi tersebut dalam
Berdasarkan hasil peta yang
bentuk .spk kemudian data disalin
didapatkan dari pengolahan data ini
kembali ke dalam excel untuk
dapat diketahui bahwa anomaly
masing-masing lintasan. Nilai yang
residual merupakan persebaran
dihasilkan berupa nilai real dan nilai
variasi densitas batuan yang terdapat
imajinernya, selanjutnya dicari nilai
dekat dengan permukaan bumi atau
dengan istilah lebih dangkal variasi densitas, massa, kedalaman
sedangkan anomaly regional dsb. Adapun beberapa prosesnya,
merupakan persebaran densitas yaitu yang pertama spectrum analysis.
ataupun massa batuan yang jauh dari Data yang dianalisis disini adalah
permukaan bumi atau lebih dalam data hasil transformasi fourier dengan
sehingga pada anomaly residual ini menggunakan aplikasi numeri tadi.
nilai persebarannya lebih secara Dimana pada spectrum analysis ini
terpusat dengan rentan jarak yang akan menghasilkan berupa
berdekatan dibandingkan anomaly kedalaman regional dan residualnya
regional yang persebarannya lebih beserta lebar window yang hasilnya
luas dengan rentan jarak yang nanti akan digunakan pada proses
berjauhan. Adapun yang sering filtering. Tetapi pada praktikum ini
menjadi target dalam eksplorasi tidak terdapat data kedalaman.
adalah persebaran anomaly Biasanya pada spectrum analisys ini
residualnya dengan target berupa menggunakan FFT. Kemudian
struktur, mineral dan panas bumi. selanjutnya proses filtering, dimana
Proses pemisahan anomaly pada praktikum ini digunakan metode
regional dengan residual dilakukan moving average untuk menghasil nilai
dalam satuan frekuensi. Secara anomaly regional dan nilai anomaly
prinsip matematis, proses ini residualnya, dimana nilai anomaly
memungkinkan untuk melakukan regional dihasilkan dari hasil perata-
pemisahan anomaly ini karena objek- rataan nilai anomaly gaya beratnya
objek bawah permukaan akan sedangkan nilai anomaly residual
memunculkan respon gaya berat dihasilkan dari hasil pengukuran
secara spasial dengan frekuensi tinggi gravitasi dikurangkan dengan nilai
dan rendah. Karena respon gaya berat anomaly regionalnya. Dan proses yang
berada pada satuan jarak, maka terakhir, yaitu derivate analysis,
diperlukan teknik konversi data dari dimana akan menghasilkan model
satuan jarak ke satuan frekuensi. bawah permukaan dengan kontras
Teknik konversi ini menggunakan yang lebih tegas, biasanya dengan
proses transformasi fourier dengan menggunakan SVD first dan second
menggunakan aplikasi numeri. derivative, horizontal gradient dsb.
Adapun setelah melakukan Dan dari proses inilah dapat
pengolahan data hasil CBA, dilakukan diketahui bahwa pada daerah
beberapa processing lanjutan untuk penelitian apakah terdapat sesar naik
menghasilkan data dengan kontras atau sesar turun dan keadaan
yang lebih nyata dan dapat dibuat topografi lainnya.
model penampang bawah
permukaannya baik berupa pola,
Edwards, L.M., G.V. Chilingar, H.H.
V. Kesimpulan Rieke III and W.H. Fertl.,
Kesimpulan yang dapat diambil 1992, Handbook of
yaitu : Geothermal Energy. Gulf
1. Metode gravitasi merupakan Publishing Company.
metode eksplorasi yang mengukur Rahman, M., Sunaryo, Susilo, Adi.
medan gravitasi pada kelompok (2014). Pendugaan Struktur
titik lokasi yang berbeda dalam Bawah Permukaan 2 ½
area tertentu. Prinsip metode ini Dimensi di Kawasan Gunung
adalah membedakan rapat massa Kelud Berdasarkan Survei
suatu material terhadap Gravitasi. Jurnal Natural
lingkungan sekitarnya. Intensitas B. Vol. 2, No.3, April 2014.
gravitasi dipengaruhi oleh densitas Hlm.473-480.
batuan di bawah permukaan. Santoso, Djoko. 2002. Pengantar
2. Tujuan dilakukannya pemisahan Teknik Geofisika. Bandung :
anomaly regional dan residual, ITB.
yaitu agar didapatkan anomali Supriyanto. 2007. Analisis Data
residual yang akurat untuk Geofisika : Memahami Teori
pemodelan geologi bawah Inversi. Depok : Department
permukaan bumi dikarenakan Fisika FMIPA UI.
kedua anomali tersebut saling
berinteraksi dan menimbulkan
anomali yang tumpang- tindih.
3. Metode pemisahan anomali
regional dan residual dilakukan
dengan menggunakan software
Surfer 11 dengan menggunakan
metode Filter Moving Average.

VI. Daftar Pustaka


Abdelrahman, E,M., Riad, S., Amin,Y.,
Refai, E., (1985). On The Least
Square Residual Anomaly
Determination. Geophysics
Vol. 50 No.3 hlm. 473-480.
Blakely, Richard J. (1996). Potential
theory in gravity and magnetic
applications. Cambridge :
Cambridge University Press.
Lampiran

Gambar 1. Peta Lintasan CBA

Gambar 2. Peta Persebaran Anomali Regional


Gambar 3. Peta
Persebaran Anomali Residual

Anda mungkin juga menyukai