Bumi sebagai tempat tinggal manusia secara alami menyediakan sumber daya
alam yang berlimpah. Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumber daya alam tersebut
memang menjadi kendala bagi kita untuk melakukan eksplorasi terhadap kekayaan
alam yang kita miliki tersebut. Sehingga kita merasa perlu untuk mempelajari cara atau
metode untuk mengungkap suatu informasi yang terdapat di dalam perut bumi. Salah
satu cara atau metode untuk memperoleh informasi tersebut adalah dengan
menggunakan metode survei geofisika. Survei geofisika yang sering dilakukan selama
ini antara lain metode gravitasi (gaya berat), magnetik, seismik, geolistrik (resistivitas)
dan elektromagnetik. Metode yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Metode
Gravitasi (gaya berat).
Metode gravitasi merupakan salah satu metode geofisika yang bersifat pasif
(memanfaatkan sumber yang alami) dan didasari oleh hukum Newton untuk gravitasi
universal. Metode ini memanfaatkan variasi densitas yang terdistribusi dalam lapisan
tanah. Setiap batuan/material mempunyai besar densitas yang berbeda-beda dan dapat
mempengaruhi terhadap variasi medan gravitasi bumi, sehingga terjadi anomali
gravitasi. Metode gravitasi digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan
pada area tempat dilakukannya survei, yaitu dengan mengamati variasi lateral dari
densitas batuan bawah permukaan. Survei dengan menggunakan metode gravitasi
memanfaatkan nilai percepatan gravitasi di area survei tersebut. Perubahan percepatan
pada satu titik dengan titik lain di sekitarnya menandakan adanya perbedaan
kandungan yang ada di bawah permukaan bumi. Variasi gaya berat di setiap titik
permukaan bumi akan dipengaruhi oleh beberapa faktor dimana dalam pengukuran
dan interpretasi, faktor-faktor tersebut harus diperhatikan (dikoreksi). Sesuai dengan
hasil penelitian bahwa batuan yang memiliki densitas rendah memiliki nilai porositas
tinggi. Jika porositas dihubungkan dengan permeabilitas, maka permeablitas
berbanding lurus dengan porositas. Batuan yang mendomonasi reservoir panas bumi
yaitu batuan dengan densitas rendah dan porositas tinggi serta tingkat
permeabilitasnya tinggi.
Metode gravitasi dilakukan untuk menyelidiki keadaan di bawah permukaan
bumi berdasarkan perbedaan rapat massa mineral dari daerah sekeliling
(ρ=gram/cm3). Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan
penampang. Pemisahan anomali akibat rapat massa dari kedalaman berbeda dilakukan
dengan menggunakan koreksi matematis atau koreksi geofisika. Pengambilan data
dilakukan di permukaan bumi dengan menggunakan Gravitymeter yang memiliki
ketelitian tinggi (mgal), sehingga kita tidak akan kesulitan untuk manganalisa anomali
yang berukuran kecil.
Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi
rapat massa batuan di bawah permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang
diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik
observasi lainnya. Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat diketahui.
METODE GRAVITASI (GAYA BERAT) DALAM EKSPLORASI GEOTERMAL
Dalam suatu daerah lapisan batuan yang diamati dapat memiliki bermacam-
macam densitas ataupun homogen. Perbedaan densitas inilah yang memiliki pengaruh
terhadap medan gravitasi. Oleh sebab itu terjadi variasi nilai percepatan gravitasi
(anomali gravitasi). Percepatan gravitasi merupakan medan yang terjadi antara dua
massa yang saling berinteraksi. Interaksi tersebut berupa adanya gaya tarik-menarik
sehingga kedua benda mengalami percepatan yang arahnya saling berlawanan.
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif
dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan
oleh bumi. Metode gravitasi merupakan salah satu metode geofisika yang bersifat pasif
(memanfaatkan sumber yang alami) dan didasari oleh hukum Newton untuk gravitasi
universal. Metode ini memanfaatkan variasi densitas yang terdistribusi dalam lapisan
tanah. Setiap batuan/material mempunyai besar densitas yang berbeda-beda dan dapat
mempengaruhi terhadap variasi medan gravitasi bumi, sehingga terjadi anomali
gravitasi.
𝑚1 𝑚2
𝐹⃗ (𝑟̂ ) = 𝐺 𝑟̂
𝑟2
𝐹⃗ 𝑚2
𝑔⃗(𝑟̂ ) = = 𝐺 2 𝑟̂
𝑚1 𝑟
dimana:
F = besar gaya gravitasi antara dua titik massa yang ada (N)
G = besar konstanta gravitasi Newton 6673 ∙ 10−11 𝑁𝑚2 /𝑘𝑔2
m1 = massa benda pertama (kg)
m2 = massa benda kedua (kg)
r = jarak antara benda pertama dan kedua (m)
Harga rata-rata gaya berat di permukaan bumi adalah 9.80 m/s2. Satuan yang
digunakan gaya berat adalah milliGal (1 mGal = 10-3, Gal = 10-3 cm/s2) atau ekivalen
dengan 10 gu (gravity unit). Variasi gaya berat yang disebabkan oleh variasi perbedaan
densitas bawah permukaan adalah sekitar 1 mGal (100 𝜇m/s2).
Bentuk bumi bukan merupakan bola pejal yang sempurna, dengan relief yang
tidak rata, berotasi serta berevolusi dalam sistem matahari, tidak homogen. Dengan
demikian variasi gaya berat di setiap titik permukaan bumi akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor dimana dalam pengukuran dan interpretasi, faktor-faktor tersebut
harus diperhatikan (dikoreksi).
INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI
Tahapan survei metode gravitasi dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap
pengukuran data, pengolahan data dan interpretasi.
1. Tahap Pengukuran
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan GRAVITYMETER dan GPS. Data yang
diperoleh di lapangan adalah posisi tempat pengukuran dalam lintang dan bujur
(derajat, menit, detik) dan ketinggian tempat pengukuran (elevasi).
2. Pengolahan data
Nilai percepatan gravitasi pada tiap titik pengamatan yang diperoleh di lapangan
masih dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti bumi yang tidak bulat sepenuhnya, variasi
elevasi, rapat massa dan kedudukan bumi terhadap tata surya terutama kedudukan
bulan dan matahari yang menyebabkan pasang surut bumi. Untuk memperoleh harga
gravitasi yang mengacu pada bidang ekuipotensial, maka harga pengamatan perlu
direduksi atau dikoreksi. Koreksi yang harus dilakukan terhadap harga gravitasi
pengamatan meliputi koreksi drift, koreksi udara bebas, koreksi lintang, koreksi
ketinggian, koreksi Bouguer, koreksi topografi dan koreksi pasang surut.
Konversi Pembacaan GRAVITYMETER
Hasil pembacaan alat di lapangan merupakan angka-angka yang tidak
berdimensi, sehingga harus dikonversi ke dalam mGal. Di dalam mengkonversi mGal
masing-masing alat mempunyai konversi sendiri-sendiri.
Koreksi-koreksi
Koreksi-koreksi yang dilakukan dalam pengolahan data metode gravitasi sebagai
berikut:
a. Koreksi Apungan (Drift Correction)
Koreksi apungan akibat adanya perbedaan pembacaan gravity dari stasiun yang
sama pada waktu yang berbeda, yang disebabkan karena adanya guncangan pegas alat
GRAVITYMETER selama proses transportasi dari suatu stasiun ke stasiun lainnya. Dapat
juga diakibatkan adanya kemuluran alat (pegas) setelah dipakai berulang-ulang.
Koreksinya adalah dengan melakukan pengukuran di titik base sesering mungkin.
Pengukuran dapat dilakukan satu atau dua jam sekali tergantung kondisi lapangan.
𝑔𝑠𝑡(𝑛) − 𝑔𝑠𝑡(1)
𝐷𝑛 = (𝑇𝑛 − 𝑇1 )
𝑇𝑁 − 𝑇1
dimana:
Dn = Drift pada stasiun ke-n
gst(n) = gravitasi terkoreksi tidal pada stasiun-n
gst(1) = gravitasi terkoreksi tidal pada stasiun-1
TN = waktu pengukuran stasiun akhir loop
T1 = waktu pengukuran stasiun awal
Tn = waktu pengukuran stasiun ke-n
Gambar 4 Grafik Drift Corection
Gambar 8 Perbedaan pengukuran gravitasi pada permukaan bumi dan pada ketinggian tertentu
(sumber: http://www.galitzine.mines.edu )
3. INTERPRETASI DATA
Pemodelan merupakan hal yang penting dalam analisa data gravitasi, dengan
model dapat diperkirakan konfigurasi benda penyebab anomali. Khususnya dalam
model dua dimensi pemilihan arah penampang merupakan sesuatu yang penting. Dari
peta anomali Bouguer yang mempunyai pola kontur memanjang relatif dalam satu arah,
benda anomalinya dapat didekati dengan menggunakan pola kontur tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Reihanayati dan Rachmansyah, Arief. 2013. Studi Potensi Energi Geothermal
Blawan- Ijen, Jawa Timur Berdasarkan Metode Gravity. Malang. Jurnal Neutrino vol 6.
LVG ITB. 2008. Gravity Method. Bandung
Slide perkuliahan: Wahyudi, Eko Januari. 2011. Introduction to Gravity Method.
Bandung
https://www.scribd.com/doc/173664959/METODE-GRAVITASI