Anda di halaman 1dari 15

BAB I

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Metode gravity merupakan salah satu metode geofisika yang bersifat pasif (memanfaatkan sumber
yang alami) dan didasari oleh hukum Newton untuk gravitasi universal. Metode ini memanfaatkan
variasi densitas yang terdistribusi dalam lapisan tanah. Setiap batuan atau material mempunyai
besar densitas yang berbeda-beda dan dapat mempengaruhi terhadap variasi medan gravitasi bumi,
sehingga terjadi anomali gravitasi.
Gravitymeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur variasi medan gravitasi bumi. Alat
ini bekerja berdasarkan hukum Newton dan hukum Hooke, yaitu beban yang digantung oleh pegas.
Dalam pengukuran medan gravitasi dengan menggunakan gravitymeter, kita diharapkan
mengetahui cara mengkalibrasi alat tersebut. Hal ini dikarenakan keadaan komponen-komponen
alat tersebut setiap saat dapat berubah dari keadaan baku. Perubahan tersebut bisa disebabkan oleh
perubahan temperatur dan tekanan. Dalam mengkalibrasi alat, dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu cara laboratorium dan cara lapangan.
Pemrosesan data gravity yang sering disebut juga dengan reduksi data gravity, secara umum dapat
dipisahkan menjadi dua macam, yaitu proses dasar dan proses lanjutan. Proses dasar mencakup
seluruh proses berawal dari nilai pembacaan alat lapangan sampai diperoleh konversi pembacaan
gravitymeter ke nilai miligal (mgal), koreksi apungan, koreksi pasang surut, koreksi lintang,
koreksi udara bebas, koreksi bouguer dan koreksi medan (terrain). Dalam pengolahannya, kita
dapat menentukan harga anomali gravity dari setiap titik data yang kita ukur. Harga anomaly
gravity tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan densitas batuan di dalam lapisan permukaan
bumi, oleh karena itu dalam koreksi bouguer dibutuhkan harga densitas rata-rata. Densitas rata-rata
ini dapat ditentukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode Nettleton, dan metode
Parasnis.

1.2 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memahami konsep Metode Gravity


Memahami konsep Anomali Gravity
Memahami bagian-bagian alat gravity meter
Dapat membaca alat gravity meter
Mampu mengoperasikan alat gravity meter
Memahami cara melakukan konversi pembacaan ke dalam mgal dari data bacaan gravity
meter.
7. Memahami dan dapat menghitung koreksi drift, koreksi udara bebas, koreksi bouguer, dan
menentukan koreksi pasang surut dengan cara interpolasi linier dari table pasang surut.
8. Memahami dan dapat menghitung nilai gravity pengamatan(g) dan menghitung gravitasi
normal (gNobs) dengan menggunakan beberapa rumus formula gravitasi normal.
9. Memahami dan dapat menghitung anomaly gravitasi dan anomaly bouguer.

BAB II
Dasar Teori
2.1 Teori Dasar Gravitasi
Teori Gravitasi didasarkan oleh hukum Newton tentang gravitasi. Hukum gravitasi Newton
yang menyatakan bahwa gaya Tarik menarik antara dua buah benda adalah sebanding dengan
massa kedua benda tersebut dan berbanding terbalik dengan jarak kuadrat antra pusat massa kedua
benda tersebut.
Hukum Gravitasi Newton:
F=G

Dimana konstanta gravitasi (G) = 6.67 x 10-11 Nm2.kg-2. Sedangkan hukum Newton
lainnya adalah mengenai gerak yang menyatakan bahwa gaya (F) adalah perkalian antra massa
dengan percepatan. Hukum Newton mengenai gerak Newton, yaitu :
F = mg
Persamaan (1) disubtitusikan ke persamaan (2), maka didapat:
g=G

Persamaan terakhir ini menunjukkan bahwa besarnya percepatan yang disebabkan oleh gravitasi di
bumi (g) adalah berbanding lurus dengan massa bumi (M) dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jari-jari bumi (R). Dalam metode gravitasi, pengukuran dilakukan terhadap nilai komponen vertical
dari percepatan gravitasi di suatu tempat. Namun pada kenyataannya, bentuk bumi tidak bulat
sehingga terdapat variasi nilai percepatan gravitasi untuk masing-masing tempat. Hal-hal yang
dapat mempengaruhi nilai percepatan gravitasi adalah perbedaan derajat garis lintang, perbedaan
ketinggian (topografi), kedudukan bumi dalam tata surya, variasi rapat massa batuan di bawah
permukaan bumi, perbedaan elevasi tempat pengukuran dan hal lain yang dapat memberikan
kontribusi nilai gravitasi, misalnya bangunan dan lain-lain.

2.2 Pengertian Metode Gravity


Metode Gravity (gaya berat) dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan
perbedaan rapat masa jebakan mineral dari daerah sekeliling (=gram/cm3). Metode ini adalah
metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini disukai
untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai purba, lubang di
dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk
kisi atau lintasan penampang. Perpisahan anomali akibat rapat masa dari kedalaman berbeda
dilakukan dengan menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat
alat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi ( mgal ), dengan demikian anomali kecil dapat
dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat teliti untuk
mendapatkan hasil yang akurat.

Metode gravity merupakan metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran variasi medan
gravitasi bumi. Pengukuran ini dapat dilakukan dipermukaan bumi, dikapal maupun diudara.
Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan
dibawah permukaan, sehingga dalam pelaksanaanya yang diselidiki adalah perbedaan medan
gravitasi dari satu titik observasi terhadap titik observasi lainnya. Karena perbedaan medan
gravitasi ini relatif kecil maka alat yang digunakan harus mempunyai ketelitian yang tinggi.
Metode ini umumnya digunakan dalam eksplorasi minyak untuk menemukan struktur yang
merupakan jebakan minyak (oil trap), dan dikenal sebagai metode awal saat akan melakukan
eksplorasi daerah yang berpotensi hidrokarbon. Disamping itu metode ini juga banyak dipakai
dalam eksplorasi mineral dan lain-lain. Meskipun dapat dioperasikan dalam berbagai macam hal
tetapi pada prinsipnya metode ini dipilih karena kemampuannya dalam membedakan rapat massa
suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat
diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk perencanaan langkahlangkah eksplorasi baik itu minyak maupun mineral lainnya. Eksplorasi metode ini dilakukan
dalam bentuk kisi atau lintasan penampang.
Manfaat lain dari metode gravitasi adalah bahwa pengukuran dapat dilakukan di daerah budaya
banyak dikembangkan, dimana metode geofisika lainnya mungkin tidak bekerja. Sebagai contoh,
pengukuran gravitasi bisa dibuat di dalam bangunan, di daerah perkotaan dan di daerah kebisingan
budaya, listrik, dan elektromagnetik. Pengukuran kondisi bawah permukaan dengan metode
gravitasi membutuhkan sebuah gravimeter dan sarana untuk menentukan lokasi dan elevasi relatif
sangat akurat dari stasiun gravitasi.
Unit pengukuran yang digunakan dalam metode gravitasi adalah gal, berdasarkan gaya gravitasi di
permukaan bumi. Gravitasi rata-rata di permukaan bumi adalah sekitar 980 gal. Unit umum
digunakan dalam survei gravitasi daerah adalah milligal (10 - gal 3). Teknik aplikasi lingkungan
memerlukan pengukuran dengan akurasi dari beberapa gals (10-6 gals), mereka sering disebut
sebagai survei mikro.
Sebuah survei gravitasi rinci biasanya menggunakan stasiun pengukuran berjarak dekat (beberapa
meter untuk beberapa ratus kaki) dan dilakukan dengan gravimeter mampu membaca ke beberapa
gals. Detil survei digunakan untuk menilai geologi lokal atau kondisi struktural.
Sebuah survei gravitasi terdiri dari melakukan pengukuran gravitasi di stasiun sepanjang garis
profil atau grid. Pengukuran diambil secara berkala di base station (lokasi referensi stabil noisefree) untuk mengoreksi drift instrumen.
Data gaya berat berisi anomali yang terdiri dari dalam efek lokal regional dan dangkal. Ini adalah
efek lokal dangkal yang menarik dalam pekerjaan mikro. Banyak diterapkan pada data lapangan
mentah. Koreksi ini termasuk lintang, elevasi udara bebas, koreksi Bouguer (efek massa), pasang
surut Bumi, dan medan. Setelah pengurangan tren regional, sisa atau data gayaberat Bouguer
anomali sisa dapat disajikan sebagai garis profil atau di peta kontur. Peta anomali gaya berat sisa
dapat digunakan untuk kedua interpretasi kualitatif dan kuantitatif. Rincian tambahan metode
gravitasi diberikan dalam Telford et al (4); Butler (5); Nettleton (6), dan Hinze (7).
Metode gravitasi tergantung pada variasi lateral dan kedalaman dalam kepadatan material bawah
permukaan. Kepadatan dari tanah atau batuan merupakan fungsi dari densitas mineral pembentuk
batuan, porositas medium, dan densitas dari cairan mengisi ruang pori. Rock kepadatan bervariasi

dari kurang dari 1,0 g / cm 3 untuk beberapa batu vulkanik vesikuler lebih dari 3,5 g / cm 3 untuk
beberapa batuan beku ultrabasa.
Sebuah kontras densitas yang memadai antara kondisi latar belakang dan fitur yang sedang
dipetakan harus ada untuk fitur yang akan terdeteksi. Beberapa geologi yang signifikan atau batas
hidrogeologi mungkin tidak memiliki kontras densitas medanterukur di antara mereka, dan
karenanya tidak dapat dideteksi dengan teknik ini. Sedangkan metode gravitasi langkah-langkah
variasi densitas bahan bumi, itu adalah penerjemah yang, berdasarkan pengetahuan tentang kondisi
lokal atau data lain, atau keduanya, harus menginterpretasikan data gravitasi dan tiba di solusi
geologi yang wajar.
Peralatan Geofisika yang digunakan untuk pengukuran gravitasi permukaan termasuk gravimeter,
sebuah cara mendapatkan posisi dan sarana yang sangat akurat menentukan perubahan relatif dalam
ketinggian. Gravimeters dirancang untuk mengukur perbedaan yang sangat kecil di medan gravitasi
dan sebagai hasilnya merupakan instrumen yang sangat halus. Gravimeter ini rentan terhadap shock
mekanis selama transportasi dan penanganan.

2.3 Gravity Meter


Titik ukur gravitasi di lapangan tidak tetap, berpindah dari suatu tempat (titik) ke tempat lain. Oleh
karena itu diperlukan alat yang mudah dioperasikan, tidak mudah rusak atau berubah settingnya
dalam perjalanan, dan mempunyai ketelitian baik sesuai dengan penggunaannya. Pengukuran
dengan metode benda jatuh bebas tentu tidak mungkin digunakan. Para pakar telah merancang alat
pengukuran gravitasi di lapangan yang disebut gravity meter atau gravimeter. Pada dasarnya alat
ini bekerja berdasarkan benda yang digantungkan pada pegas.

Gambar 2.3.1 Gravity meter


Ketika benda digantungi beban m dititik 0 maka pegas akan mulur sepanjang x dari keadaan
setimbang. Dalam hal ini berlaku hukum Hooke F = kxo = mgo dimana k, m dan go masing-masing
menyatakan konstanta pegas, massa benda yang digantungkan dan gravitasi mutlak pada titik 0.
Jika percobaan ini dilakukan pada sejumlah titik 1, 2, 3, ...., n yang nilai gravitasi mutlaknya
diketahui maka diperoleh kumpulan persamaan sebagai berikut :
=

2 =


1 =

Nilai x dapat diukur dengan sangat teliti dan nilai g juga dapat diukur teliti dengan berbagai
metode. Jika m/k adalah konstan maka grafik x terhadap g adalah linier yang melewati titik
pangkal O. Masalahnya adalah apakah m/k benar-benar konstan. Massa memang konstan tetapi k
mungkin tidak konstan untuk berbagai x. Perhatikan bahwa k memerlukan ketelitian yang tinggi
dalam g sehingga pergeseran sedikit saja dari k akan sangat berarti dalam pengaruhnya terhadap
ketelitian g. Oleh karena itu :

2 =
2

3 =
3

1 =

Dimana :
= 1
= 1
Karena nilai go, g1, g2... gn diketahui maka gj dapat diperoleh. Demikian juga halnya xj karena
xj dapat diperoleh dari hasil pembacaan alat. Dengan menganggap m/k konstan pada interval
tertutup [ xj-1 , xj] maka diperoleh pedanan satuan nilai x dengan g untuk interval tersebut.
b. Prinsip Kerja Gravity meter
Secara sederhana, mekanisme LaCoste Romberg Seismograph ini terdiri dari suatu beban pada
ujung batang yang ditahan oleh zero length spring yang berfungsi sebagai spring utama. Perubahan
besarnya gaya tarik bumi akan menyebabkan perubahan kedudukan benda, dan pengamatan
dilakukan dengan pengaturan kembali kedudukan beban pada posisi semula (Null Adjusment).
Pengaturan kembali ini dilakukan dengan memutar measuring screw. Banyaknya pemutaran
measuring screw terlihat pada dial counter, yang berarti besarnya variasi gaya tarik bumi dari suatu
tempat ke tempat lain.

Gambar 2.3.2 Gravity Meter Scintrex Autograv CG-5

Gambar 2.3.3 Sketsa Diagram Gravitimeter


Perubahan kedudukan pada ujung batang, disamping adanya gaya tarik bumi, juga disebabkan oleh
adanya goncangan-goncangan. Untuk menghilangkan goncangan maka pada ujung batang yang
lain dipasang Shock Eliminating Spring. Zero length spring dipakai pada keadaan dimana gaya per
berbanding lurus dengan jarak antara titik per dan titik dimana gaya bekerja. Jika keadaan zero
length sempurna, maka berlaku :
=
Dimana k adalah konstanta Per, sedangkan s adalah jarak antara titik ikat Per dimana gaya bekerja.
Dari gambar di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa peralatn tersebut tidak tergantung besar sudut
, , dan , sehingga jika terjadi penyimpangan sudut yang kecil dari titik keseimbangan maka gaya
pada sistem ini tidak dapat kembali lagi dan secara teoritis dapat diatur mempunyai periode yang
tidak berhingga, biasanya perioda alat ini sekitar 15 detik.

BAB III
METODOLOGI PENGUKURAN
3.1 Lokasi Pengukuran
Pengukuran ini dilakukan di kawasan Lhoknga hingga Mata Ie, pada tanggal 10 mei 2014
pukul 16:57 Wib dengan koordinat geografisnya
TITIK 1

528'7.65"N - 9515'47.51"E

TITIK 2

528'16.93"N 9515'48.25"E

TITIK 3

528'27.39"N 9515'49.23"E

Gambar 3.1 Area Pengukuran

3.2 Peralatan Pengukuran


Adapun Peralatan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
Tabel 3.2.1 Alat dan bahan yang digunakan
No
1
2
3
4
5
6
7

Nama Alat
Scintrex Autograv CG-5
GPS Garmin
Antene GPS Garmin
Penggaris
Alat tulis
Tripod
Kompas

Jumlah
1
1
1
1
1
1
1

3.3 Prosedur Pengukuran


Diagram Alir Tahapan Pengukuran secara umum :

Pengambilan Data
gravitasi di Lapangan

Akuisisi
Data

Koreksi Data
Pemodelan Gravity

Processing
Data

Anomali Bawah
Permukaan

Interpretasi
Data

Gambar 3.3.1 Diagram Alir Pengukuran

A. Tahap Akuisisi Data


Dalam pengukuran gaya berat hal pertama yang harus dilalkukan adalah menentukan base
station untuk mengukur nilai gravitasi mutlaknya dan mecatat koordinat base station dan nilai
gravitasi pengamatan. Selanjutnya, perencanaan lintasan. Lintasan pada pengukuran gravitasi
haruslah pada lintasan tertutup dan setiap titik-titik pengukuran dihubungkan satu sama yang
lainnya. Setelah itu, dilakukan pengukuran alat alat seperti gravitimeter, mistar, GPS dan alat
tulis di siapkan, seelum memulai pengukuran kita harus mengukur terlebih dahulu koordinat di
setiap titik pengukuran.
Setelah itu letakkan piringan pada titik amat kemudian letakkan gravitimeter diatas
piringan dan hidupkan lampu gravity meter ,kemudian geser gravity meter sampai nivo memanjang
dan melintang mendekati posisi tengah, jika kedua nivo tersebut posisinya sudah ditengah ,setelah
itu dilakukan pengukuran dan catat hasil pengukuran.
B. Tahapan Pengolahan Data
Setelah di proleh data pengukuran tahapan selanjutnya adalah mengkoreksi data tersebut.
Koreksi-koreksi 2nomaly gaya berat :

1. Koreksi pasang surut ( Tidal correction)


Hasil pengukuran gravitasi dipengaruhi oleh gaya tarik menarik anatara bumi dengan
benda-benda langit seperti matahari dan bulan. Untuk menghilangkan hal tersebut maka data hasil
pengukuran perlu dikoreksi terlebih dahulu. Besarnya koreksi ini dihitung dengan menggunakan
program komputer bedasarkan permumusan Longman (1969).
Rumus koreksi pasang surut :
GSHT = GSH T
Keterangan :
GSHT = Pembacaan graitasi terkoreksi tinggi alat dan pasang surut
GSH

= Pembacaan gravitasi dalam mGal terkoreksi tinggi alat

= Koreksi pasang surut dalam mGal

2. Koreksi Drift
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh perubahan kondisi gravity meter
terhadap nilai pembacaan. Koreksi drift dilakukan dengan cara looping yaitu dengan dilakukan
pembacaan ulang pada stasiun pangkal ( titik ikat) dalam satu loop, sehingga diketahui harga
penyimpangannya. Koreksi ini muncul karena alat selama dilakukan pengukuran akan mengalami
goncangan sehingga pembacaan titik nol akan bergeser.

3. Koreksi Lintang
Karena bentuk bumi tidak sepenuhnya bulat tetapi pepat pada daerah equator, hal ini
membuat adanya perbedaan nilai gravitasi. Koreksi lintang ini digunakan untuk mengkoreksi nilai
percepatan gravitasi di setiap lintang geografis.
Secara Umum koreksi lintang dapat dituliskan :
g()

= 978031,8( 1+ 0,005304sin2() + 0,0000059 sin2()

Keterangan :
g ()

= Gravitasi terkoreksi sudut Lintang

4. Koreksi Udara Bebas


Pada koreksi ini dilakukan kompnsasi ketinggian antara titik ukur dan datum.
Rumus koreksi udara bebas :
gFA

= gobs gn + 0,3086 h

Keterangan :
gFA

= Gravitasi terkoreksi udara bebas

= Ketinggian (m)

5. Koreksi Bouger
Koreksi ini dilakukan untuk mengkompensasi pengaruh massa batuan yang terdapat
antara titik ukur dengan datum. Jika pengukuran dilakukan diatas datum maka nilai gaya berat
akan berkurang karena memperbesar jarak dari pusat bumi.
Rumus koreksi bouger :
gB = gobs gn + + 0,3086h - 0,04193 ph
Keterangan :
gB

= Gravitasi terkoreksi bouger

= Densitas batuan ( Kg/m3 )

= Ketinggian (m)

6. Koreksi Medan ( Topografi)


Pada koreksi Bouger menganggap permukaan bumi rata, namun pada kenyataannya ada
lembah dan bukit. Adanya lembah dan bukit disekitar titik pengamatan akan menimbulkan efek
yang mengurangi nilai percepatan gravitasi. Koreksi medan ini dilakukan untuk mengkompensasi
ketdakrataan bentuk topografi di sekitar daerah pengamatan , yang mempengaruhi nilai gravity
meter secara vertikal.
g = gobs gn + + 0,3086h - 0,04193 ph + TC (mGal)
Setelah semua koreksi dilakukan, kemudian dengan menggunakan software pemodelan dapat
dibuat grafik besar kecil variasi gravitasi terhadap jarak.

C. Interpretasi Data
Dalam tahap ini data yang telah di koreksi dan di modelkan dalam bentuk grafik agar dapat
dilihat anomali bawah permukaannya.

10

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan terlampir pada halaman lampiran.
4.2 Analisa Data
1. Mengubah koordinat kedalam bentuk desimal
Koordinat pada stasiun KLP4-4
Lintang

: 528'7.65"N
= 5+28/60+7.65/3600

Bujur

= 5.46877778

: 9515'47.51"E
= 95+15/60+47.51/3600 = 95.6282990

2. Koreksi Udara Bebas


19 x 0.308765 = 5.867
3. Koreksi Bourguer
0.04193 x 19 2.67 = 2.127
5. Free Air Anomaly
980617.79857 - 978040.50977 + 5.867 = 2583.155
6. Bourguer Anomaly
980617.79857 - 978040.50977 + 5.867 - 2.127 + 0.000 = 2581.03 = 1.561.340

11

4.3 Pembahasan

FREE AIR ANOMALY


2590.000
2585.000
2580.000
2575.000
2570.000
2565.000
0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

3500

4000

4500

Gambar 4.3.1 Grafik Free Air Anomaly (FAA)

Anomali Borguer
2584.00
2582.00
2580.00
2578.00
2576.00
2574.00
2572.00
2570.00
2568.00
2566.00
2564.00
2562.00
0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Gambar 4.3.2 Grafik Anomali Borguer Lengkap (ABL)


Berdasarkan dari grafik hasil processing data diatas, kita dapat mengetahui bahwa pada
Anomali Udara Bebas (FAA) didapat nilai percepetan gravitasi tertinggi yaitu sebesar 2583.155
mGal yang berada pada titik pengukuran KLP4-3 yang berada pada koordinat 528'16.93"N dan
9515'48.25"E. Dan nilai percepatan gravitasi terendah sebesar 2566.381 mGal yang berada pada
koordinat 528'17.78"N dan 9515'11.10"E.
Selanjutnya pada kawasan praktikum yang sama didapatkan data Anomali Bouguer.
Dimana nilai percepatan gravitasi tertinggi sebesar 2582.21 mGal yang berada pada titik
pengukuran KLP4-3 yang berada pada koordinat 528'16.93"N dan 9515'48.25"E. Dan nilai

12

percepatan gravitasi terendah sebesar 2564.37 mGal yang berada pada koordinat 528'17.78"N dan
9515'11.10"E.
Hasil diatas menunjukkan bahwa besar nilai anomali udara bebas (FAA) dan nilai Anomali
Bouguer Lengkap (ABL) relatif sama. Hal ini disebabkan karena pada perhitungan koreksi
Anomali udara bebas (FAA) didapatkan nilai gravitasi absolute, dan berhubungan dengan anomali
Bouguer Lengkap, dimana pada perhitungan ABL, digunakan data Anomali udara bebas sebagai
koreksi.
Interpretasi dari data diatas didapatkan Anomali gravitasi yang menunjukkan secara cross
line patahan sesar sumatra segmen aceh yang membentang mulai dari Aceh tengah menerus
samapai ke Mata Ie dan sampai ke Pulau Aceh, pada koordinat 528'16.93"N dan 9515'48.25"E
sampai 528'16.32"N dan 9515'11.84"E. Dimana besar anomali gravitasi yang didapatkan tepat
dipatahan adalah 2577.81 mGal pada koordinat 528'11.87"N dan 9515'21.22"E.

Gambar 4.3.3 Patahan Sesar Sumatera


(http://www.ibnurusydy.com/wp-content/uploads/2012/03/sesar-aceh-300x216.jpg)

13

BAB V
Penutup
5.1. Kesimpulan
1. Metode gaya berat merupakan salah satu metode geofisika yang Pasif.
2. Perubahan nilai ketingian sekecil apapun dapat mempengaruhi perubahan nilai dari
koreksi udara bebas dan bourguer.
3. Nilai Anomali Free Air (FAA) dengan nilai Anomali Bouguer Lengkap (ABL) relative
sama.
4. Nilai Anomali gravitasi bouguer pada titik cross line patahan sesar sumatra segment Aceh
adalah 2577.81 mGal.

14

LAMPIRAN

Note

STA

Base awal
G drift Gpengukuran
rata2
gobs

GRAVITY Gravity KETINGGIAN


JARAK
H
(Milligals) Normal (Meter)
(Meter)

KLP1-1
KLP1-3
KLP1-4
KLP2-1
KLP2-2
KLP2-3
KLP2-4
KLP3-1
KLP3-2
KLP3-3
KLP3-4
KLP4-2
KLP4-3
KLP4-4
KLP5 1
Klp5_
KLP5 3
5

2518.32380
2518.32380
2518.32380
2518.32380
2518.32380
2518.32380
2518.32380
2518.32380
2518.32380
2518.32380
2518.32380
2518.32380
2518.32380
2518.32380
2518.32380
2518.32380
2518.32380
2518.32380

1902.291
1849.269
1826.796
1964.091
1962.603
1970.955
1971.765
2197.843
2705.156
2010.945
2010.946
2010.503
2010.513
2011.020
2011.071
2011.314
2011.557
2011.605

13.60353
16.52953
16.22720
16.77920
19.36487
24.21920
27.09720
28.44987
28.67620
30.58120
30.31020
30.82153
31.11520
30.51620
29.43120
29.06553
30.42653
14.05220

2532
2534.853
2534.551
2535.103
2537.689

2542.543
2545.421
2546.774

2547
2548.905
2548.634
2549.145
2549.439
2548.84
2547.755
2547.389
2548.75
2532.376

980600.88590
980603.81190
980603.50957
980604.06157
980606.64724
980611.50157
980614.37957
980615.73224
980615.95857
980617.86357
980617.59257
980618.10390
980618.39757
980617.79857
980616.71357
980616.34790
980617.70890
980601.33457

980587.2824
980587.2824
980587.2824
980587.2824
980587.2824
980587.2824
980587.2824
980587.2824
980587.2824
980587.2824
980587.2824
980587.2824
980587.2824
980587.2824
980587.2824
980587.2824
980587.2824
980587.2824

21
57
61
56
46
35
28
24
21
20
23
17
22
19
18
10
21
18

0
250
500
750
1000
1250
1500
1750
2000
2250
2500
2750
3000
3250
3500
3750
4000
4250

Koordinat
Lintang

Bujur

5.487805556
5.48575
5.484472222
5.482888889
5.480861111
5.480638889
5.479472222
5.479694444
5.477083333
5.475888889
5.474722222
5.474277778
5.471361111
5.468777778
5.469333333
5.468527778
5.471194444
5.4746667

95.6633810
95.6615850
95.6579940
95.6508110
95.6472200
95.6436290
95.6400740
95.6301370
95.6292630
95.6282990
95.6282990
95.6282990
95.6282990
95.6282990
95.6282990
95.6282990
95.6282990
95.6282990

KOREKSI
Drift Free Air Borguer

0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000

6.484
17.600
18.835
17.291
14.203
10.807
8.645
7.410
6.484
6.175
7.102
5.249
6.793
5.867
5.558
3.088
6.484
5.558

2.351
6.381
6.829
6.269
5.150
3.918
3.135
2.687
2.351
2.239
2.575
1.903
2.463
0.000
2.015
1.120
2.351
2.015

Lintang

FREE AIR Anomali


ANOMALY
Bourguer
Latitud Terrain

978031.84600 978032.7 0.000 2575.524 2573.17


978031.84600 978032.7 0.000 2589.566 2583.18
978031.84600 978032.7 0.000 2590.498 2583.67
978031.84600 978032.7 0.000 2589.506 2583.24
978031.84600 978032.7 0.000 2589.004 2583.85
978031.84600 978032.7 0.000 2590.462 2586.54
978031.84600 978032.7 0.000 2591.179 2588.04
978031.84600 978032.7 0.000 2591.297 2588.61
978031.84600 978032.7 0.000 2590.597 2588.25
978031.84600 978032.7 0.000 2592.193 2589.95
978031.84600 -0.811304 0.000 2592.848 2590.27
978031.84600 -0.811221 0.000 2591.507 2589.60
978031.84600 -0.811136 0.000 2593.344 2590.88
978031.84600 -0.811103 0.000 2591.819 2581.03
978031.84600 -0.810866 0.000 2590.425 2588.41
978031.84600 -0.810634 0.000 2587.590 2586.47
978031.84600 -0.810686 0.000 2592.347 2590.00
978031.84600 -0.810852 0.000 2575.046 2573.03

Anda mungkin juga menyukai