Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Lapisan bumi paling luar terdiri dari lapisan kerak benua dan kerak
samudera. Di dalam kedua kerak ini memiliki perbedaan densitas ( kerapatan )
massa yang sangat berpengaruh / rentan terhadap medan gravitasi. Oleh sebab itu
terjadi variasi nilai percepatan gravitasi ( anomaly gravitasi ). Percepatan gravitasi
merupakan medan yang terjadi antara dua massa yang saling berinteraksi.
Interaksi tersebut berupa adanya gaya tarik menarik sehingga kedua benda
mengalami percepatan yang arahnya saling berlawanan. Metode gravity
merupakan salah satu metode geofisika yang bersifat pasif ( memanfaatkan
sumber yang alami ) dan didasarkan pada pengukuran variasi medan gravitasi.
Metoda ini cukup baik digunakan untuk mendefinisikan daerah target spesifik
untuk selanjutnya disurvei dengan metoda-metoda geofisika. Variasi medan
gravitasi bumi ditimbulkan oleh adanya perbedaan rapat massa (densitas) antar
batuan. Adanya suatu sumber yang berupa suatu massa (masif, lensa, atau
bongkah besar) di bawah permukaan akan menyebabkan terjadinya gangguan
medan gayaberat (relatif).

Gangguan ini disebut sebagai anomali gayaberat. Karena perbedaan


medan gayaberat ini relative kecil maka diperlukan alat ukur yang mempunyai
ketelitian yang cukup tinggi sehingga variasi medan gayaberat di permukaan bumi
dapat diukur dari suatu titik observasi terhadap titik observasi lainnya dan dapat
dipetakan untuk kemudian diinterpretasi struktur bawah permukaannya. Metode
ini memanfaatkan variasi densitas yang terdistribusi dalam lapisan tanah. Setiap
batuan / material mempunyai besar densitas yang berbeda-beda dan dapat
mempengaruhi terhadap variasi medan gravitasi bumi, sehingga terjadi anomaly
gravitasi.

1
Gravitymeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur variasi
medan gravitasi bumi. Alat ini bekerja berdasarkan Hukum Newton dan Hukum
Hooke, yaitu beban yang digantung oleh pegas. Dalam pengukuran medan
gravitasi menggunakan gravity meter diharapkan mengetahui mengkalibrasi alat
dikarenakan keadaan komponen alat setiap saat dapat berubah dari keadaan baku.
Perubahan tersebut bias disebabkan oleh perubahan temperature dan tekanan.
Pemrosesan data gravity disebut dengan reduksi data gravity yaitu proses dasar
dan proses lanjutan. Proses dasar mencakup seluruh proses berawal dari nilai
pembacaan alat lapanan sampai diperoleh konversi pembacaan gravitymeter ke
nilai miligal ( mgal ), koreksi apungan, koreksi pasang surut, koreksi lintan,
koreksi udara bebas, koreksi bouguer dan koreksi medan ( terrain ). Dalam
pengolahannya, kita dapat menentukan harga anomaly gravity dari setiap titik data
yang kia ukur. Harga anomaly gravity tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan
densitas batuan di dalam lapisan pemukaan bumi. Oleh karena itu dalam koreksi
bouguer dibutuhkan harga densitas rata-rata. Densitas rata-rata ini dapat
ditentukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode Nettleton dan metode
Parasnis.

Informasi yang diharapkan dari survei gravitasi adalah mengetahui efek


dari sumber yang tidak diketahui terhadap perubahan harga gravitasi atau variasi
harga gravitasi. Data hasil pengukuran lapangan diharapkan dapat memberi
informasi sebanyak-banyaknya, tidak sekedar mengenai sifat fisis batuan saja,
melainkan juga kondisi geometri batuan bawah permukaan. Oleh karena itu
metode yang dapat memberikan informasi yang cepat sangat diperlukan untuk
2 memilih langkah apa yang akan diperlukan pada operasi penelitian berikutnya
sehingga diperoleh informasi yang lengkap dari data hasil pengukuran tersebut.

I.2 Ruang Lingkup

2
Ruang lingkup dalam praktikum ini dibatasi pada metode Gravitasi yang
menggunakan data sekunder yang dilakukan di Laboratorium Geofisika
Universitas Hasanuddin selama bulan November Desember 2016.

I.3 Tujuan

I.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari praktikum ini adalah:

1 Untuk memenuhi salah satu mata kuliah wajib yaitu metode gravitasi

2 Untuk mengaplikasikan teori geofisika yang diperoleh di dalam kelas.

I.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari praktikum ini adalah:

1 Mampu mengolah data gravitasi menggunakan software.

2 Mampu melakukan interpretasi dari data gravitasi.

BAB II

3
TINJAUAN PUSTAKA

II.2 Metode Gravitasi

Metode Gravity (gaya berat) dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawahpermukaan


berdasarkan perbedaan rapat masa jebakan mineral dari daerah sekeliling (=gram/cm3). Metode
ini adalah metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini
disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuandasar, struktur geologi, endapan sungai purba,
lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan
dalam bentuk kisi atau lintasanpenampang. Perpisahan anomali akibat rapat masa dari kedalaman
berbeda dilakukandengan menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang
didapatalat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi ( mgal ), dengan demikian anomali
kecildapat dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat
telitiuntuk mendapatkan hasil yang akurat.Metode gravity merupakan metode geofisika yang
didasarkan pada pengukuran variasi medan gravitasi bumi. Pengukuran ini dapat dilakukan di
permukaan bumi, di kapal maupun di udara. Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi
medan gravitasi akibatvariasi rapat massa batuan dibawah permukaan, sehingga dalam
pelaksanaanya yang diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari satu titik observasi terhadap
titik observasi lainnya. Karena perbedaan medan gravitasi ini relatif kecil maka alat
yangdigunakan harus mempunyai ketelitian yang tinggi (Jaenudin, 2012).
Metode ini umumnya digunakan dalam eksplorasi minyak untuk menemukan struktur yang
merupakan jebakan minyak (oil trap), dan dikenal sebagai metode awal saatakan melakukan
eksplorasi daerah yang berpotensi hidrokarbon. Disamping itu metodeini juga banyak dipakai
dalam eksplorasi mineral dan lain-lain. Meskipun dapat dioperasikan dalam berbagai macam hal
tetapi pada prinsipnya metode ini dipilih karena kemampuannya dalam membedakan rapat
massa suatu material terhadap lingkungansekitarnya. Dengan demikian struktur bawah
permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk
perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik itu minyak maupun mineral lainnya. Eksplorasi
metode ini dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang (Jaenudin, 2012).
Manfaat lain dari metode gravitasi adalah bahwa pengukuran dapat dilakukan didaerah budaya
banyak dikembangkan, dimana metode geofisika lainnya mungkin tidak bekerja. Sebagai contoh,

4
pengukuran gravitasi bisa dibuat di dalam bangunan, di daerah perkotaan dan di daerah
kebisingan budaya, listrik, dan elektromagnetik. Pengukurankondisi bawah permukaan dengan
metode gravitasi membutuhkan sebuah gravimeter dansarana untuk menentukan lokasi dan
elevasi relatif sangat akurat dari stasiun gravitasi (Jaenudin, 2012).
Unit pengukuran yang digunakan dalam metode gravitasi adalah gal, berdasarkan gaya gravitasi
di permukaan bumi. Gravitasi rata-rata di permukaan bumi adalah sekitar980 gal. Unit umum
digunakan dalam survei gravitasi daerah adalah milligal (10 - gal 3).Teknik aplikasi lingkungan
memerlukan pengukuran dengan ak urasi dari beberapa gals (10-6gals), mereka sering disebut
sebagai survei mikro (Jaenudin, 2012).
Sebuah survei gravitasi rinci biasanya menggunakan stasiun pengukuran berjarak dekat
(beberapa meter untuk beberapa ratus kaki) dan dilakukan dengan gravimetermampu membaca
ke beberapa gals. Detil survei digunakan untuk menilai geologi lokalatau kondisi
struktural.Sebuah survei gravitasi terdiri dari melakukan pengukuran gravitasi di stasiunsepanjang
garis profil atau grid. Pengukuran diambil secara berkala di base station (lokasireferensi stabil
noise-free) untuk mengoreksi drift instrumen.Data gaya berat berisi anomali yang terdiri dari
dalam efek lokal regional dandangkal. Ini adalah efek lokal dangkal yang menarik dalam
pekerjaan mikro. Banyak diterapkan pada data lapangan mentah. Koreksi ini termasuk lintang,
elevasi udara bebas,koreksi Bouguer (efek massa), pasang surut Bumi, dan medan. Setelah
pengurangan trenregional, sisa atau data gayaberat Bouguer anomali sisa dapat disajikan sebagai
garis profil atau di peta kontur (Jaenudin, 2012).
Metode gravitasi tergantung pada variasi lateral dan kedalaman dalam kepadatan material bawah
permukaan. Kepadatan dari tanah atau batuan merupakan fungsi daridensitas mineral pembentuk
batuan, porositas medium, dan densitas dari cairan mengisiruang pori. Rock kepadatan bervariasi
dari kurang dari 1,0 g / cm 3 untuk beberapa batuvulkanik vesikuler lebih dari 3,5 g / cm 3 untuk
beberapa batuan beku ultrabasa (Jaenudin, 2012).
Sebuah kontras densitas yang memadai antara kondisi latar belakang dan fitur yangsedang
dipetakan harus ada untuk fitur yang akan terdeteksi. Beberapa geologi yangsignifikan atau batas
hidrogeologi mungkin tidak memiliki kontras densitas medan-terukur di antara mereka, dan
karenanya tidak dapat dideteksi dengan teknik ini. Sedangkan metode gravitasi langkah-langkah
variasi densitas bahan bumi, itu adalah penerjemah yang, berdasarkan pengetahuan tentang

5
kondisi lokal atau data lain, ataukeduanya, harus menginterpretasikan data gravitasi dan tiba di
solusi geologi yang wajar (Jaenudin, 2012).
Peralatan Geofisika yang digunakan untuk pengukuran gravitasi permukaantermasuk gravimeter,
sebuah cara mendapatkan posisi dan sarana yang sangat akuratmenentukan perubahan relatif
dalam ketinggian. Gravimeters dirancang untuk mengukur perbedaan yang sangat kecil di medan
gravitasi dan sebagai hasilnya merupakaninstrumen yang sangat halus. Gravimeter ini rentan
terhadap shock mekanis selamatransportasi dan penanganan (Jaenudin, 2012).

II.2.1 Konsep Dasar Metode Gravitasi

Interaksi antara dua benda yang berjarak r ialah timbulnya gaya tarik
menarik antar kedua benda tersebut. Bila perbandingan massa kedua benda
bernilai sangatbesar, maka benda yang mempunyai massa lebih besar akan
menimbulkan medangravitasi terhadap benda yang massanya jauh lebih kecil.
Sehingga benda yangmempunyai massa jauh lebih kecil tersebut akan mengalami
medan gravitasi olehbenda bermassa besar. Jika kita analogikan pada massa benda
m dipermukaan bumidengan massa bumi M, maka dapat kita katakan bahwa
massa bumi M sebagaisumber medan gravitasi terhadap benda m.Fisisnya benda
m akan mengalamipercepatan gravitasi bumi yang besarnya (Hafi, 2015):

r diukur sebagi jarak benda m terhadap pusat massa bumi. Dimensi medan
gravitasiialah N/kg atau m/s2. Medan atau percepatan gravitasi sebenarnya tidak
tepatmengarah ke pusat bumi, karena efek rotasi bumi akan menimbulkan
percepatansentripetal. Dalam hal ini pusat lingkaran bukanlah pusat bumi karena

6
lingkarantersebut adalah lingkaran garis bujur, yaitu lingkaran yang sejajar garis
khatulistiwa.Namun efek ini sangat kecil dibanding percepatan tarikan bumi, oleh
karena itu dapatdiabaikan, dan dianggap bahwa g vertikal ke bawah (Hafi, 2015).

Persebaran benda atau batuan pada lapisan bumi ialah tidak homogen, olehkarena
itu antara batuan yang satu terhadap yang lainnya saling berpengaruh.
Ketidak homogenan ini dikarenakan adanya perbedaan densitas atau distribusi
rapat massa.Sehingga setiap batuan atau material memberikan harga respon
gravitasi yangberbeda-beda. Perbedaan respon gravitasi tersebut sangatlah kecil,
maka dibutuhkansatuan yang berorder mikro. Dalam satuan SI, satuan dasar g
ialah m/s2, bila dalamsatuan cgs ialah cm/s2atau gal, maka perbedaan g sering juga
ditulis dalam satuan mgal (mili gal) (Hafi, 2015).
1 gal = 1 cm/s2
= 1000 mgal
= 10.000 gu
= 1.000.000gal
*gu =gravity unit

II.2.2Reduksi Data Medan Gravitasi

Seperti telah disebutkan terdahulu bahwa kenyataannya bumi kita ini adalah bulat
danhomogen isotropik, sehingga terdapat variasi harga percepatan gravitasi untuk
masing-masing tempat. Hal-hal yang dapat mempengaruhi harga percepatan
gravitasi adalah :
1. Konversi Skala Pembacaan.
Harga pembacaan skala gravitimeter harus dikonversikan ke nilai satuan
percepatan gravitasi dalam satuan mGal. Perumusan dapat digunakan melakukan
konversi pembacaan skala adalah persamaan berikut (Hafi, 2015):
mGal = [{(bacaan counter) x faktor interval} + mGal] x CCF

7
2. Koreksi Tidal (Pasang Surut).
Koreksi tidal adalah koreksi yang digunakan untuk mengkoreksi perubahan g
yang disebabkan oleh pergerakan matahari dan bulan yang bergantung pada waktu
dan latitude. Nilai dari koreksi tidal tidak pernah lebih besar dari 0,3 mGal.
Koreksi tidal berguna untuk menghilangkan gaya tarik yang dialami bumi akibat
bulan dan matahari, sehingga di permukaan bumi akan mengalami gaya tarik naik
turun. Pengaruh tidal akan menyebabkan perubahan nilai medan gravitasi di
permukaan bumi secara periodik. Besar nilai koreksi tidal juga tergantung dari
kedudukan bulan dan matahari terhadap bumi. Koreksi tersebut dihitung
berdasarkan perumusan Longman (1965) yang telah dibuat dalam sebuah paket
program komputer. Koreksi tidal dapat dihitung berdasarkan letak bulan dan
matahari. Perumusan koreksi tidal ditunjukkan oleh persamaan berikut (Hafi,
2015):
5 cos 3 p1cos p
2 4
sin p1+ Mr /d ()


2M
2
( +2 S /3 D3 (3 cos2 q1) }
3d
3 r
Tdc=
2

3. Koreksi Apungan (Drift Correction).


Koreksi apungan dilakukan untuk menghilangkan pengaruh perubahan kondisi
alat (gravity-meter) terhadap nilai pembacaan. Koreksi apungan muncul karena
gravity-meter mengalami goncangan selama digunakan untuk melakukan
pengukuran, sehingga menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat
tersebut. Koreksi ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dengan
metode looping, yaitu dengan pembacaan ulang pada titik ikat (base station)
dalam satu kali looping, sehingga nilai penyimpangannya dapat diketahui.
Koreksi ini ditentukan dengan anggapan bahwa perubahan drift linear terhadap

8
waktu. Koreksi ini dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut (Hafi,
2015):
G A 2G A 1
Drift station = x (T station T A 1)
T A 2T A 1

dimana Driftstation adalah besarnya drift di titik pengamatan, Tstation adalah


waktu pembacaan di titik pengamatan, GA1 dan GA2 adalah pembacaan gaya berat
ke-1 dan ke-2 di titik A, sedangkan TA1 dan TA2 adalah waktu pembacaan ke-1 dan
ke-2 di titik A (Hafi, 2015).

4. Koreksi Lintang (Normal Correction).


Koreksi lintang digunakan untuk mengkoreksi nilai gaya berat di setiap lintang
geografis yang berbeda-beda sebagai akibat dari adanya gaya sentrifugal dan
bentuk bumi yang elips. Dari koreksi ini akan diperoleh anomali medan gaya
berat. Medan anomali tersebut merupakan selisih antara medan gaya berat
observasi dengan medan gaya berat teoritis (gaya berat normal). Percepatan
sentrifugal akibat rotasi bumi bernilai maksimum pada daerah ekuator dan bernilai
0 pada daerah kutub. Koreksi lintang gL diperoleh dengan persamaan berikut
(Hafi, 2015):
1
g
=L
( R )
g
e
t

=0 , 811 sin 2
mGal
s km

dimana s = jarak horizontal N S = Re dan Re adalah jari-jari bumi (6368


km). Koreksi lintang dilakukan dengan latitude maksimumnya 45 dengan nilai
sekitar 0,01 mGal. Sedangkan nilai percepatan gravitasi normal (g) berdasarkan
WGS 84 (World Geodetic System tahun 1984) dapat diperoleh dengan
menggunakan persamaan berikut (Hafi, 2015):
1+0 , 00193185138639sin 2
g=978032 ,67714
( 10 , 00669437999013sin 2 )
5. Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)

9
Koreksi udara bebas merupakan koreksi akibat perbedaan ketinggian sebesar h
dengan mengabaikan adanya massa yang terletak diantara titik amat dengan
sferoid referensi. Koreksi udara bebas dilakukan untuk mendapatkan anomali
medan gaya berat di topografi. Untuk mendapat anomali medan gaya berat di
topografi maka medan gaya berat teoritis dan medan gaya berat observasi harus
sama-sama berada di topografi, sehingga koreksi ini perlu dilakukan (Hafi, 2015).
Koreksi udara bebas dilakukan untuk mengoreksi perubahan ketinggian antar
stasiun untuk mereduksi pembacaan data lapangan. Nilai koreksi udara bebas rata-
rata dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (Hafi, 2015):
g FA 2 M e 2 g
= = =0 ,3086 mGal/m
R R3e Re

Dalam koreksi udara bebas, tanda negatif menunjukkan bahwa nilai percepatan
gravitasi akan menurun seiring dengan bertambahnya ketinggian (Hafi, 2015).

6. Koreksi Bouguer
Perhitungan koreksi bouguer diberikan dengan persamaan berikut (Hafi, 2015):
gB
=2 =0 ,04192 mGal /m
R

dimana merupakan densitas slab dalam g/cm3. Jika diasumsikan nilai densitas
rata-rata dari batuan kerak adalah 2,67 g/cm3, maka didapatkan persamaan berikut
(Hafi, 2015):
gB
=0 ,112 mGal/m
R

Koreksi bouguer dan koreksi udara bebas dapat digabungkan ke dalam persamaan
koreksi, sehingga diperoleh persamaan yaitu (Hafi, 2015):
g E g FA gB
= =(0 , 30860 , 0419 ) mGal/m
R R R

7. Koreksi Terrain (Koreksi Medan).

10
Kondisi topografi di sekitar titik pengamatan kadang-kadang tidak beraturan,
seperti adanya lembah atau bukit yang juga dapat mempengaruhi percepatan
gravitasi di titik pengamatan. Karena itu koreksi terrain diperlukan dalam
pengukuran dengan perumusan yang diberikan persamaan berikut (Hafi, 2015):
R
R
( 22+ h2 )
( 12 + h )
R2R 1+
TC=2 v

dimana R1 merupakan jari-jari bagian dalam, R2 merupakan jari-jari bagian luar,


dan h merupakan beda ketinggian dari titik pengamatan (Hafi, 2015).

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Lokasi dan Waktu

Pengolahan data dilaksanakan di Laboratorium Geofisika Universitas Hasanuddin


selama beberapa hari dari Bulan November Desember 2015 dengan
menggunakan data sekunder.

III.2 Alat dan Bahan

III.2.1 Alat

1. Laptop

2. Alat tulis menulis

III.2.2 Bahan

1. Data penelitian

2. Software (Ms.Excel, Oasis Montaj)

III.3 Prosedur Pengambilan Data

III.3.1 Perhitungan Anomali Bouguer Lengkap

Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan persamaan-persamaan

yang telah disebutkan pada Bab II, poin (II.3). Tahapan pengolahan data hingga

didapatkan nilai anomali Bougeur lengkap adalah sebagai berikut:

1. Menghitung nilai gravitasi terkoreksi pasang surut

12
2. Menghitung nilai koreksi drift

3. Menghitung nilai gravitasi terkoreksi drift

4. Menghitung nilai g, yaitu selisihnilai gravitasi terkoreksi drift pada

stasiun ke-n dengan nilai gravitasi terkoreksi drift pada base station.

5. Menghitung nilai gravitasi observasi pada stasiun ke-n yang didapat dari

besarnya nilai gravitasi absolut dijumlah dengan nilai g. Nilai gravitasi

absolut pada base station yang terukur sebesar 978087,5824 mGal

sehingga:

6. Menghitung koreksi lintang.

7. Menghitung nilai koreksi udara bebas.

8. Menghitung nilai koreksi Bouger.

13
9. Menghitung nilai koreksi medan (Terrain Correction) Pada penelitian ini,

koreksi medan memiliki dua nilai koreksi yaitu nilai koreksi zona dalam

(Inner) dan nilai koreksi zona luar (Outter). Adapun nilai koreksi zona

dalam akan dihitung menggunakan persamaan berikut:

Sedangkan untuk nilai koreksi zona luar akan dihitung menggunakan

Software, sehingga akan diperoleh nilai koreksi medan total dengan

menjumlah nilai koreksi dalam dan nilai koreksi luar.

10. Menghitung anomaly Bouger lengkap.

III.4 Pemodelan 2D

Adanya Anomali Bouger Lengkap disebabkan oleh anomaly yang berada di

dekat permukaan dan yang jauh dari permukaan bumi. Tujuan eksplorasi pada

umumnya untuk mempelajari struktur yang berada dekat permukaan, maka

dilakukan pemisahan anomali residual terhadap anomaly regionalnya. Metode

yang digunakan yaitu Metode Rataan Bergerak. Hasil dari metode tersebut yaitu

anomaly regional. Untuk anomaly residual didaptkan dengan mengurangkan

regioanlnya dengan data hasil penelitian.

14
Melakukan pemodelan 2D diperlukan dalam interpretasi kuantitatif yaitu

dengan penampang 2D bawah permukaan. Tujuan dari interpretasi pemodelan 2D

yaitu menggambarkan distribusi densitas bawah permukaan menggunakan

software Gmsys Oasis Montaj. Sebagai tahap pertama pemodelan yaitu mencoba

berbagai kemungkinan model lalu memasukkan densitas untuk setiap lapisan

berdasarkan prakiraan hasil interpretasi dan densitas dari lapisan batuan penyusun

yang ada di Telford.

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

IV.1.1 Tabel Data

IV.1.2 Hasil Pengolahan

Residual

16
Regional

Topograf

IV.2 Pembahasan

Interpretasi merupakan tahap terakhir dari serangkaian tahapan utama metode


gravitasi. Interpretasi kualitatif dilakukan pada penampang anomali Bougeur,
penampang anomali Regional, dan penampang anomali residual yang telah
dihasilkan dari proses pengolahan data, hasil penampang tersebut memberikan

17
gambaran secara lateral dari distribusi densitas batuan yang ada di bawah
permukaan daerah penelitian.

Anomali bouguer hanya dapat memberikan gambaran kasar, karena di dalamnya


masih terkandung informasi anomali regional dan anomali residual. Setelah
dilakukan pemisahan antara anomali residual dan regional, maka kita
mendapatkan penampang anomali regional yang merupakan informasi gambaran
laterla keadaan di bawah permukaan yang dipengaruhi oleh batuan yang sangat
dalam (regional) dan penampang anomali residual yang merupakan gambaran
lateral dari batuan yang lebih dangkal (lokal).

Struktur bawah permukaan pada pemodelan 2D terdapat beberapa jenis lapisan,


yaitu Soil (2.92 g/cm2), Sandstone (2.35 g/cm2), Sand (2 g/cm2), Shale (2.4 g/cm2),
Calay (1.7 g/cm2).

18
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan

V.1.1 Kesimpulan Umum

V.1.2 Kesimpulan Khusus

V.2 Saran

V.2.1 Saran Untuk Praktikum


Untuk praktikum selanjutnya mohon tempat atau base camp tersedia air

listrik yang memadai untuk memudahkan aktivitas peserta praktikum.

V.2.2 Saran Untuk Asisten

Untuk asisten jangan bosan-bosan berbagi ilmu dengan kami. Dan kami

berharap cara penyampaian materi kakak akan lebih baik dari sekarang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Hafi, Ainul Yaqin Abror. 2015.Metode Gravitasi. Universitas

Brawijaya. http://documents.tips/download/link/laporan-metode-

gravitasi.27 November 2016.

Jaenudin. 2012. Metode Gravity. Universitas Padjajaran.

https://www.scribd.com/doc/94020864/Laporan-Akhir-

Metode-Gravitasi. 27 November 2016.

Simanlango, alfonsu.2010. Metode Gravity.

http:alfonsusimalago.blogspot.comGanesakar.gsu.edu/penentuan rapat massa rata-

rata.html

Odon,.2007.Medan Gravitasi Bumi.,http//ondoc.logand.com

Rivansya.2008. Fisika Medan Gravitasi. http//slideshare.net

20
BIODATA PRAKTIKAN

Nama : Awal Purnama Putra

NIM : H22114511

TTL : Baubau, 24 April 1995

Agama : Islam

Alamat : Btn Antara

No. HP : 082291589468

E-Mail : awal.purnama68@gmail.com

Motto :Mempersiapkan diri menuju kehidupan abadi dalam kebahagiaan

Pesan :Jadwal asistensi harus di perbanyak untuk beberapa pratikum


karena akan menyebabkan kebingungan dalam pengambilan data

Nama : Rusnianti Nur

NIM : H22114013

TTL : UjungPandang, 06 Januari 1996

Agama : Islam

Alamat : Btn Batara Ugi

No. HP : 089631971022

E-Mail : nur.rusnianti@yahoo.com

21
Motto : Hiduplah yang terbaik dan menjadi diri sendiri

Pesan : Sebaiknya dalam asistensi sistem pengajarannya harus teratur

Kesan :-

Nama : Ayushar Syarief

NIM : H22114012

TTL : Keera, 12 Juli 1995

Agama : Islam

Alamat : Kabupaten Wajo

No. HP : 082190875579

E-Mail : ayushar_syarief@yahoo.com

Motto :Lettakan dunia ditanganmu bukan dihatimu!

Pesan :Harus lebih konsisten dalam menentukan jadwal proses belajar


mengajar yang telah disepakati agar transfer imu dapat lebnih
baik

Kesan : Bisa berkata wahhh saat mempelajari berbagai metode

Nama : Muhammad Alkadri Samaun

NIM : H22114007

TTL : Makassar, 06 Februari 1996

Agama : Islam

22
Alamat : Jl. Masjid Raya No.80 C

No. HP : 08975551750

E-Mail : mhmdalkadri.s@gmail.com

Motto :-

Pesan : Pelaksanaan asistensi mesti dilaksanakan sesuai waktu yang


ditetapkan dari awal

Kesan : banyak ilmu yang didapat diluar kelas dengan metode asistensi
yang lebih terarah.

Nama : Ditha Hardiyanti Kiraman

NIM : H22114503

TTL : Makassar, 29 Agustus 1995

Agama : Islam

Alamat : Sungai Walanae

No. HP :-

E-Mail : dithakiraman11@gmail.com

Motto : Manfaatkan peluang sekecil apapun itu daripada tidak


melakukan apa-apa

Pesan :-

Kesan :-

23
Nama : Mutmainnah Miranti

NIM : H22114306

TTL : Sikkuale, 15 Oktober 1995

Agama : Jl. Sahabat V No.2

Alamat : Islam

No. HP : 085399240090

E-Mail : innamiranti@gmail.com

Motto :Jika kita ingin berubah menjadi baik karena Allah maka Allah
akan mengirimkan orang-orang baik bersama kita

Pesan : Semoga pratikum kedepannya bisa lebih baik lagi

Kesan : Semuanya baik.

Nama : Wahyuni

NIM : H221 14 025

TTL : Baubau, 10 Juni 1996

Agama : Islam

Alamat : YPPKG Blok K6 No. 38 Paccerakang, Daya

No. HP : 0853 998 43 257

E-Mail : Wahyuni.dulen10@gmail.com

24
Motto : Setidaknya. There are afford and then pray to be Allah Swt.

Pesan : Saya harap dengan mengikuti praktikum ini, saya bisa mengerti
semua metode yang ada dan bisa mengaplikasikan walaupun tidak
sepenuhnya.

Kesan : Asistensi dan Simulasi praktikum membuat saya mengerti teori


tentang metode geofisika.

Nama : Tedi Eka Saputra

NIM : H22114019

TTL : Argomulyo, 16 Juli 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. Damai No. 1 tamalanrea depan fakultas hukum Unhas

No. HP : 082393459344

E-Mail : tedieka07@gmail.com

Motto : lakukan yang bisa dilakukan sebelum semuanya terlewatkan.

Pesan : Perubahan jadwal asistensi yang tidak menentu sehingga terjadi


kebingungan untuk praktikan khususnya saya.

Kesan : Pemahaman tentang metode-metode dalam geofisika semakin


bertambah dan jelas setelah adanya bantuan materi dalam
asistensi.

25
Nama : Nur Annisa Mulyawati

NIM : H22114305

TTL : Segeri, 15 Juli 1996

Agama : Islam

Alamat : Jl.Perintis Kemerdekaan 7

No. HP : 085340033913

E-Mail : nurannisamulyawatiazis.15@gmail.com

Motto :Dibalik kesulitan ada kemudahan

Pesan : Sebaiknya jadwal asistensi konsisten, agar tidak


membingungkan praktikan.

Kesan : Melelahkan

26
LAMPIRAN

Mengetahui jenis lapisan di bawah permukaan

1. Buka Oasis Montaj

2. Buat project baru kemudian import data x,y,z dan Anomai Bouge lengkapnya.
Langkahnya klik pada menu Data >Import > Excel Spreadsheet > All Sheet.

Gambar III.1 Import Data Excel Gravity

3. Muncul kotak dialog baru, ketikkan nama project tersebut dan klik OK.

Gambar III.2 Create New Database

4. Selanjutnya muncul kotak dialog import file, klik browse dan cari file yang
sudah dikoreksi di excel sebelumnya. Pastikan untuk menyimpannya dalam
format excel 97-2003 Workbook agar dapat terbaca di oasis.

27
5. Berikut tampilan apabila datanya berhasil di import

Gambar III.3 Tampilan Data Excel Berhasil di Import

6. Apabila sudah terimport, selanjutnya adalah buat grid Anomali Bougenya


dengan terlebih dahulu menandai koordinat x,y, dan z nya di software.
Biasanya software akan otomatis mendeteksi koordinat tersebut apabila nama
koordinat di excelnya juga x, y, dan z seperti gambar diatas. Namun apabila
belum gunakan perintah pada menu Coordinates > Change x, y
Coordinates

Gambar III.4 Coordinates

Kemudian pada kotak dialog yang muncul tentukan data x,y,z pada data yang
diimpor dan klik OK. seperti gambar berikut

28
Gambar III.5 Set Current X,Y channels

7. Selanjutnya buat grid AB lengkapnya. Klik menu Grid > Griddings >
Minimum Curvature > Dialog Controls..

Akan muncul kotak dialog seperti berikut :

Gambar III.6 Minimum Curvature Gridding

Channel to grid : Masukkan Anomali Bouge Lengkap

Name of new grid file : Berikan nama hasil gridnya, misal oasisgranity

Untuk grid cell size berikan angka 100

8. Sehingga akan muncul penampang gridnya seperti ini.

29
Gambar III.7 Penampang Grid

9. Munculkan menu magmap.omn melalui menu GX > Load menu. Akan tampil
seperti pada gambar di bawah lalu klik Open.

Gambar III.8 Load Menu MAGMAP

10. Muncul menu MAGMAP. Klik menu tersebut > Interactive Filtering >
Prepare grid Akan muncul kotak dialog FFT2 grid pre-processing seperti
gambar berikut :

30
Gambar III.9 FFT2 grid pre-processing

Name of Input (original) Grid File isikan dengan data grid yang sudah
dibuat pada langkah sebelumnya.

Name Output (Pre-processed) Grid File ketikkan dengan nama


gravitypre-preprocessing atau terserah.

Biarkan yang lain default kemudian klik Start.

11. Akan muncul penampang baru seperti ini.

Gambar II.10 Penampang Grid

31
12. Kemudian kembali lagi ke MAGMAP > Interactive filtering > Forward FFT..
Klik OK. Akan muncul kotak dialog baru klik lagi OK.

Gambar III.11 FFT2IN

13. Kemudian klik lagi MAGMAP > Interactive filtering > Radial Average
Spectrum Akan muncul kotak seperti berikut:

Gambar III.12 FFT2RSPC

Ketikkan nama pada Name of Output Spectrum File misalnya magmap.


Kemudian klik OK.

14. Masih pada menu MAGMAP > klik Interactive filtering > Interactive
Spectrum Filters Akan muncul gambar seperti berikut lalu klik OK.

Gambar III.13 Interactive FFT2 radially averaged power spectrum


filter

15. Selanjutnya muncul kotak dialog Interactive Spectrum Filters

32
Gambar III.14 Interactive Spectral Filter (Residual)

Pilih Butterworth Filter

Filter central wavenumber 2.5

Filter degree 8

Regional/Residual pilih regional kemudian klik OK.

16. Klik MAGMAP > Interactive filtering > Apply filter Pada Name of Output
Grid File Ubah namanya menjadi gravityregional kemudian klik OK. Akan
tampil penampang seperti berikut

33
Gambar III.15 Penampang Regionl

MEMBUAT PENAMPANG RESIDUAL

17. Klik MAGMAP > Interactive filtering > Interactive Spectrum filter..
Kemudian muncul kotak dialog klik OK, muncul pertanyaan Ovewrite klik
OK saja. Akan muncul kotak dialog seperti pada langkah 15, hanya saja pada
pilihan Regional/Residual yang dipilih adalah Residual kemudian klik OK.
Lihat gambar berikut

34
Gambar III.16 Interactive Spectral Filter (Residual)

18. Masuk kembali ke MAGMAP > Interactive filtering > Apply Filter Akan
muncul kotak dialog dan ubah Name of Output Grid File menjadi
gravityresidual klik OK.

Gambar III.17 FFT2FLT

19. Hasilnya tampak seperti gambar berikut

Gambar III.18 Penampang Residual

20. Munculkan menu gmsys.omn dengan cara klik menu GX > Load menu. Akan
tampil seperti pada gambar berikut lalu klik Open.

35
Gambar III.19 GM_SYS

21. Klik menu GM-SYS > New model > From Map Profile

Gambar III.20 From Map Profile

Pada bagian Model Name klik browse kemudian pilih file bernama
Hasilresidual.sur

Gravity grid isikan dengan hasil apply filter gravityresidual


sebelumnya.

36
Gravity elevation grid isikan dengan grid yang kita buat pertama
kali begitu juga dengan Topography grid.

Untuk yang lainnya biarkan default kemudian klik Finish.

22. Kemudian buat irisan atau slice pada penampang residual tersebut dari ujung
ke ujung dan klik kanan untuk mengakhiri lalu pilih Done.

Gambar III.21 Slacing

23. Muncul tampilan seperti berikut

37
Gambar III.22 GM-SYS Model Recovery

24. Close pada kotak dialog GM-SYS recovery, apabila muncul lagi kotak dialog
Close lagi hingga muncul tampilan seperti berikut

Gambar III.23 GM-SYS

Keterangan:

Garis warna merah menandakan besanya Error

Biru pembanding error

Hitam Hasil kalkualasi

MODEL INFINITY (TAK HINGGA)

25. Klik menu View kemudian pilih Infinity.

26. Klik Add point kemudian buat dua titik di bawah garis merah setiap
ujungnya sepeti yang ditunjukkan panah pada gambar.

38
Gambar III.24 Menambah garis lapisan

27. Setelah itu klik Spit Block klik lagi pada dua titik yang telah dibuat pada
langkah diatas, kemudian apanila sudah dititik terakhir pilih accepted new
block.

28. Klik pada Examine untuk membuat label pada lapisan, kemudian
arahkan kursor ke tengah lapisan yang akan diberikan label dan klik. Maka
akan muncul tampilan seperti berikut

Gambar III.25 Memberikan label pada lapisan


Ubah namanya dan tentukan berapa densitanya.

29. Untuk mengatur letak labelnya supaya rapi dapat menggunakan pilhan

MOVLAB . Apabila diklik akan muncul dua pilihan yaitu drag dan Snap
mode. Pilih Sanp mode dan klik pada lapisannya maka label akan otomatis
ikut terpindah. Hasilnya seperti ini

39
Gambar III.26 Mengatur posisi label

30. Untuk melihat tampilannya kembali klik view dan pilih Full view.

Gambar III.27 Full View

31. Hilangkan gelombang-gelombang kecil yang muncul dengan klik kanan pada
daerah tersebut kemudian pilih Show Grav. Gradients > Uncentang semua
file yang tercentang seperti pada gambar

40
Gambar III.28 Menghilangkan gelombang kecil pada full view

32. Apabila sudah ter-uncentang semua maka gelombang yang kecil tadi akan
hilang.

Gambar III.29 Setelah gelombang kecil hilang

33. Lihat besar Errornya ketika sudah dimodelkan bertambah besar maka kita
buatkan model topografi.

34. Masuk kembali ke View > Infinity kemudian Zoom in seperti gambar berikut

41
Gambar III.30 Zoom in

35. Pilih Add point > tambahkan titik pada garis hijau. Selanjutnya pilih Split
Block dan hubungkan titik seperti gambar berikut lalu klik Accepted new block.

Gambar III.31 Buat block topografi

36. Pilih Examine kemudian klik ruang yang sudah dibuatkan block. Masukan
nama topografi dan nilai densitasnya 0 lalu klik OK.

42
Gambar III.32 Topografi

37. Kemudian setelah itu buatkan lapisan setiap jenis lapisannya di oasis. Ulangi
langkah 35 dan 36 untuk membuat lapisannya sperti gamber berikut. Kalau
error nya kecil berarti lapisannya benar apabila menjadi besar ubah bentuk
lapisannya.

Gambar III.33 Hasil lapisan

43
44

Anda mungkin juga menyukai