Anda di halaman 1dari 9

METODE GRAVITASI

Anita Fatmawaty Effendi*1, Mochammad Iqbal2


1,2
Universitas Dr. Soetomo; Jl. Semolowaru No. 84, Surabaya, telp.(031) 5925970
Program Studi Teknik Geomatika, Fakultas Teknik, Universitas Dr. Soetomo, Jl. Semolowaru No. 84, Surabaya, 60118,
Indonesia
e-mail: *1pmb@unitomo.ac.id

Abstrak

Metode gravitasi adalah suatu metode eksplorasi yang mengukur medan gravitasi pada kelompok-kelompok titik lokasi
yang berbeda dalam area tertentu. Tujuan dari eksplorasi ini adalah untuk mengasosiasikan variasi dari perbedaan
distribusi rapat massa dan juga jenis batuan. Tujuan utama dari studi mendetail data gravitasi adalah untuk memberikan
suatu pemahaman yang lebih baik mengenai lapisan bawah geologi. Metode gravitasi ini relatif lebih murah, tidak
mencemari dan tidak merusak (uji tidak merusak) dan termasuk dalam metode jarak jauh yang sudah pula digunakan
untuk mengamati permukaan bulan. Metode ini tergolong pasif, dalam arti tidak perlu ada energi yang dimasukkan ke
dalam tanah untuk mendapatkan data sebagaimana umumnya pengukuran.

Kata kunci : Metode Gravitasi, Metode Eksplorasi, Lapisan Bawah Geologi, Metode Jarak Jauh, Pasif

Abstract

The gravity method is an exploration method that measures the gravitational field at groups of different location points
in a particular area. The purpose of this exploration is to associate variations in differences in the distribution of mass
density and also rock types. The main aim of the detailed study of gravity data is to provide a better understanding of
the lower layers of geology. This gravity method is relatively inexpensive, non-polluting and non-destructive (non-
destructive test) and is included in the long-distance method which has also been used to observe the surface of the
moon. This method is classified as passive, in the sense that there is no need for energy put into the ground to obtain
data as is generally the measurement.

Keywords: Gravity Method, Exploration Method, Lower Layer of Geology, Distance Method, Passive

PENDAHULUAN Untuk menggunakan metode ini dibutuhkan


minimal dua alat gravitasi, alat gravitasi yang
Metode gaya berat (gravitasi) adalah salah satu pertama berada di base sebagai alat yang digunakan
metode geofisika yang didasarkan pada untuk mengukur pasang surut gravitasi, alat yang
pengukuran medan gravitasi. Pengukuran ini kedua dibawa pergi ke setiap titik pada stasiun
dapat dilakukan di permukaan bumi, di kapal mencatat perubahan gravitasi yang ada. Biasanya
maupun di udara. Dalam metode ini yang dalam pengerjaan pengukuran gravitasi ini,
dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat dilakukan secaralooping.
variasi rapat massa batuan di bawah permukaan
sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah perbedaan medan gravitasi dari suatu titik
observasi terhadap titik observasi lainnya. Metode I. PRINSIP DASAR METODE GAYA
gravitasi umumnya digunakan dalam eksplorasi BERAT
jebakan minyak (oil trap). Disamping itu metode Prinsip dasar fisika yang mendasari metode
ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral gravitasi adalah hukum Newton tentang gaya tarik
dan lainnya. menarik antar partikel.
Prinsip pada metode ini mempunyai kemampuan
dalam membedakan rapat massa suatu material
terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian
struktur bawah permukaan dapat diketahui.
Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan
ini penting untuk perencanaan langkah-langkah
eksplorasi baik minyak maupun mineral lainnya.

1
Metode Gravitasi (Anita Fatmawaty Effendi, Mochammad Iqbal)

1. Land Survei yaitu survei di darat dengan


menggunakan titik base sebagai referensi
dengan membuat titik pengukuran dengan acak
ataupun grid.
2. Survei Marine yaitu penggunakan lokasi
stasiun, yang bekerja pada permukaan dengan
Gambar 1. Gaya Tarik Menarik benda kapal dan menggunakan radionavigasi sistem
(Widia Anggraeni, 2017) seperti soran dan sistem kontrol.
Dari besar gaya tarik-menarik yang kita dapatkan, 3. Survei Airborn yaitu survei yang paling sulit
kita dapat mengetahui besar medan yang dengan pengukuran area yang sangat luas
mempengaruhi alat pengukur yang digunakan, dengan perubahan ketinggian dan kecepatan
hasil terukur ini disebut medan gravitasi. linear yang akan dikoreksi dengan pesawat
akibat percepatan dan pelambatannya (Telford,
1990).
Variasi persebaran nilai gravitasi dan hal-hal yang
III. KOREKSI METODE GAYA BERAT
mempengaruhinya dapat dilihat pada gambar
Besar nilai gravitasi bergantung kepada lima faktor,
dibawah.
yaitu lintang, elevasi topografi daerah sekitar
pengukuran, pasang surut bumi, dan variasi densitas
di bawah permukaan (Telford, dkk., 1990). Koreksi
dalam metode gravitasi diperlukan untuk
menghilangkan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi besar nilai gravitasi sehingga
didapatkan nilai gravitasi yang hanya disebabkan
oleh pengaruh variasi densitas di bawah permukaan.
Gambar 2. Sebaran Nilai Gravitasi Berikut adalah koreksi-koreksi yang dilakukan
(Rafli Rachman, 2012) kepada data gravitasi lapangan (gread):
Hal-hal yang mempengaruhi persebaran nilai
gravitasi di permukaan bumi antara lain: A. Koreksi pasang surut (tide correction)
 Adanya perbedaan jari-jari bumi. Jari-jari
bumi cenderung lebih besar pada garis
khatulistiwa. (mengurangi nilai gravitasi)
 Adanya kelebihan massa pada bagian
khatulistiwa. (menambahkan nilai gravitasi)
 Adanya rotasi bumi yang berakibat adanya
gaya sentripetal pada bagian khatulistiwa
bumi. (mengurangi nilai gravitasi) Gambar 3. Pengaruh gravitasi bulan di titik P
(Kadir, 2000)
II. AKUISISI DATA Efek pasang surut menyebabkan perubahan hasil
Survei gravity dengan menggunakan sistem pengamatan percepatan gravitasi yang disebabkan
looping, dimana akuisisi data dimulai dan diakhiri oleh interaksi gravitasi bulan dan matahari terhadap
di titik yang sama di base. Ukuran dari looping bumi maupun terhadap gravimeter. Efek ini
biasanya digunakan untuk mengetahui drift atau menyebabkan variasi percepatan gravitasi yang
pertambahan nilai gravity akibat kelelahan alat. bergantung waktu sehingga termasuk ke dalam
Yang biasanya looping dilakukan dua jam sekali. koreksi Temporal Based Variation. Sebagaimana
Untuk base yaitu nilai gravity referensinya harus pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari
diketahui sehingga digunakan untuk menyebabkan perubahan bentuk permukaan air laut,
meminimalisir kesalahan akuisisi data. Pada hal itu juga menyebabkan berubahnya bentuk bumi
biasanya titik pengukuran ada yang langsung (earth distortion). Karena batuan memberikan gaya
berbentuk grid dan acak. Untuk susunan eksternal lebih kecil dibandingkan air, besarnya
pengukuran dipilih tempat yang bebas dari distorsi bumi di bawah pengaruh gaya eksternal
gangguan penyebab noise (Milsom, 2003). lebih kecil dibandingkan besarnya distorsi air laut.
Besarnya distorsi air laut akibat efek pasang surut
ini terukur dalam meter, sedangkan besarnya
distorsi bumi terukur dalam sentimeter. Distorsi ini
2
menyebabkan perubahan percepatan gravitasi Untuk menghilangkan efek tersebut, proses akusisi
dikarenakan perubahan bentuk bumi, sehingga data atau pengukuran dirancang dalam suatu
jarak gravimeter terhadap pusat bumi berubah lintasan tertutup sehingga besar penyimpangan
(percepatan gravitasi berbanding terbalik dengan tersebut dapat diketahui. Koreksi apungan diberikan
kuadarat jarak). Distorsi bumi bervariasi untuk oleh persamaan berikut ini:
setiap lokasi, dan variasi percepatan gravitasi
akibat efek pasang surut ini bisa mencapai 0,2
mGal.
Untuk menghilangkan pengaruh dari efek pasang dimana:
surut tersebut, maka data gayaberat yang Dn = koreksi drift pada titik n
diperoleh perlu dilakukan koreksi yang dalam hal gakhir = pembacaan gravimeter pada akhir looping
ini adalah koreksi pasang surut (tidal correction). go = pembacaan gravimeter pada awal looping
Persamaan yang digunakan untuk menghitung takhir = waktu pembacaan pada akhir looping
percepatan pasang surut yang dihasilkan akibat to = waktu pembacaan pada awal looping
bulan dan matahari, sebagaimana mereka tn = waktu pembacaan pada stasiun n
berinteraksi pada setiap titik di bumi sebagai
fungsi waktu, sudah diperkenalkan oleh Longman C. Koreksi lintang (lattitude correction)
pada tahun 1959. Pengaruh gravitasi bulan di titik Koreksi lintang pada data gravitasi diperlukan
P pada permukaan bumi yang terlihat pada sebagai akibat dari rotasi bumi. Hasil dari rotasi
Gambar 3 dapat diselesaikan melalui persamaan: bumi tersebut akan menyebabkan perbedaan nilai
percepatan gravitasi di seluruh permukaan bumi,
yaitu bervariasi dari ekuator ke kutub atau
bervariasi terhadap lintang.
dimana:
Ø = sudut lintang
δ = sudut deklinasi
t = moon hour angle
c = jarak rata-rata ke bulan

B. Koreksi apungan (drift correction)


Gambar 5. Perbedaan nilai gayaberat di kutub dan
khatulistiwa (Sarkowi, 2011)
Secara matematis, anomali medan gravitasi di
topografi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
berikut:
Δg(x,y,z) = gobs (x,y,z) – gteoritis (x,y,z)
dengan Δg(x,y,z) merupakan anomali medan
gravitasi di topografi, dan gobs(x,y,z) adalah medan
Gambar 4. Koreksi apungan (Reynolds, 1997)
gravitasi observasi di topografi yang sudah
Koreksi apungan merupakan koreksi pada data dikoreksikan terhadap koreksi pasang surut, koreksi
gravitasi, sebagai akibat perbedaan pembacaan tinggi alat dan koreksi drift. Sedangkan
nilai gravitasi di stasiun yang sama pada waktu gteoritis(x,y,z) merupakan medan gravitasi teoritis
yang berbeda oleh alat gravimeter (Gambar 4). di topografi.
Perbedaan tersebut disebabkan karena terjadi Medan gravitasi teoritis yang ditentukan lebih awal
guncangan pegas dan perubahan temperature pada adalah medan gravitasi normal yang terletak pada
alat gravimeter selama proses perjalanan dari satu bidang datum (pada ketinggian z=0) sebagai titik
stasiun ke stasiun berikutnya. Komponen referensi geodesi. Rumusan medan gravitasi normal
gravimeter dirancang dengan sistem pada bidang datum ini telah ditetapkan oleh The
keseimbangan pegas yang dilengkapi dengan International Association of geodesy (IAG) yang
massa beban yang tergantung diujungnya. Karena diberi nama Geodetic Reference System 1980
pegas yang tidak elastis sempurna, maka sistem (GRS80) sebagai fungsi lintang, yaitu:
pegas mengembang dan menyusut perlahan
sebagai fungsi waktu. dengan Ø adalah garis lintang.

3
Metode Gravitasi (Anita Fatmawaty Effendi, Mochammad Iqbal)

Dari persamaan (14) terlihat bahwa semakin E. Koreksi Bouguer (Bouguer correction)
tinggi letak lintangnya, maka semakin besar Koreksi Bouguer memperhitungkan massa batuan
percepatan gravitasinya. Jadi, medan gravitasi yang terdapat di antara stasiun pengukuran dengan
bumi cenderung bertambah besar ke arah kutub. bidang geoid. Koreksi ini dilakukan dengan
menghitung tarikan gravitasi yang disebabkan oleh
D. Koreksi udara bebas (free air correction) batuan berupa slab dengan ketebalan H dan densitas
Koreksi udara bebas merupakan koreksi yang rata-rata ρ (Gambar 7).
disebabkan karena pengaruh variasi ketinggian Koreksi ini dihitung dengan persamaan (Telford,
terhadap medan gravitasi bumi. Koreksi ini dkk., 1990):
dilakukan untuk menarik bidang pengukuran (P)
ke bidang datum yaitu bidang geoid (Po).
dimana:

Tanda koreksi Bouguer berbanding terbalik dengan


koreksi udara bebas. Pada koreksi Bouguer, jika
titik pengukuran berada di atas bidang geoid, maka
koreksi akan dikurang. Hal ini dikarenakan
kandungan massa di atas bidang geoid membuat
Gambar 6. Koreksi udara bebas terhadap data nilai g titik pengukuran lebih besar dari nilai g pada
gayaberat (Zhou, dkk., 1990) bidang geoid, sehingga untuk menarik titik
Perhitungan koreksi udara bebas (free air pengukuran ke bidang geoid koreksi harus
correction) dilakukan dengan cara (Rosid, 2005): dikurang. Dan juga sebaliknya, jika titik
pengukuran berada di bawah bidang geoid, koreksi
akan ditambah.

Jika pertambahan jari-jari dr dinyatakan dalam


bentuk ketinggian di atas muka laut h, maka:

dimana g adalah besar nilai gravitasi absolut dan r


adalah jari-jari bumi.
Dengan memasukkan nilai g dan r ke dalam
persamaan di atas, maka besar koreksi udara Gambar 7. Koreksi Bouguer (Zhou, dkk., 1990)
bebas adalah:
F. Koreksi medan (terrain correction)
Koreksi medan atau topografi dilakukan untuk
dimana h adalah ketinggian dalam pengukuran mengoreksi adanya pengaruh penyebaran massa
gravitasi. yang tidak teratur di sekitar titik pengukuran.
Koreksi udara bebas (free air correction) tidak Dalam koreksi Bouguer diasumsikan bahwa titik
memperhitungkan massa batuan yang terdapat di pengukuran di lapangan berada pada suatu bidang
antara stasiun pengukuran dengan bidang geoid. datar yang sangat luas. Sedangkan seringkali
Koreksi akan dijumlah jika titik pengukuran kenyataan di lapangan memiliki topografi yang
berada di atas geoid. Karena semakin tinggi h, berundulasi seperti adanya lembah dan gunung.
maka g akan semakin kecil sehingga untuk Maka jika hanya dilakukan koreksi bouguer saja
menyamakan dengan bidang geoid koreksi harus hasilnya akan kurang sempurna.
ditambah. Dan juga sebaliknya, koreksi akan
dikurang jika titik pengukuran berada di bawah
geoid. Namun, pada umumnya koreksi ini
dijumlah karena permukaan bumi berada di atas
bidang geoid.

4
dimana:
N = jumlah kompartemen pada zona yang
digunakan
r2 = radius luar (m)
r1 = radius dalam (m)
z = perbedaan ketinggian rata-rata kompartemen
dan titik pengukuran
Sehingga besar nilai koreksi medan pada setiap
stasiun pengukuran gayaberat adalah total dari
Gambar 8. Stasiun yang berada dekat dengan gunung koreksi medan (TC) sektor-sektor dalam satu
(Reynolds, 1997) stasiun pengukuran tersebut.
Setelah melakukan proses koreksi di atas, maka
akan didapatkan nilai yang disebut Anomali
Bouguer (Bouguer Anomaly). Anomali Bouguer
adalah anomali yang disebabkan oleh variasi
densitas secara lateral pada batuan di kerak bumi
yang telah berada pada bidang referensi yaitu
Gambar 9. Stasiun yang berada dekat dengan lembah
bidang geoid. Persamaan untuk mendapatkan nilai
(Reynolds, 1997) anomali Bouguer (gAB) adalah:
Jika stasiun pengukuran berada dekat dengan
gunung, maka akan terdapat gaya ke atas yang
menarik pegas pada gravimeter, sehingga akan
mengurangi nilai pembacaan gravitasi (Gambar
dimana:
8).
gread = nilai pembacaan gravitasi di lapangan
Sementara jika stasiun pengukuran berada dekat
gtide = koreksi pasang surut
dengan lembah, maka akan ada gaya ke bawah
gdrift = koreksi apungan
yang hilang sehingga pegas pada gravimeter
gØ = koreksi lintang
tertarik ke atas. Hal ini akan mengurangi
gFA = koreksi udara bebas
pembacaan nilai gravitasi (Gambar 9).
gB = koreksi Bouguer
Dengan demikian pada kedua kondisi tersebut,
Nilai anomali Bouguer di atas sering disebut
koreksi medan ditambahkan kepada nilai
sebagai Complete Bouguer Anomaly (CBA).
gravitasi. Cara perhitungan koreksi topografi
Sedangkan anomali Bouguer yang didapatkan tanpa
dapat dilakukan dengan menggunakan Hammer
memasukkan koreksi medan ke dalam perhitungan
Chart yang dikembangkan oleh Sigmund
disebut Simple Bouguer Anomaly (SBA). Sementara
Hammer. Hammer Chart membagi area ke dalam
nilai lain yang biasa digunakan untuk survei daerah
beberapa zona dan kompartemen (segmen).
laut adalah Free Air Anomaly (FAA). FAA adalah
Hammer melakukan pendekatan pengaruh
topografi dengan suatu cincin yang terlihat pada nilai anomali Bouguer yang tidak memperhitungkan
efek massa batuan sehingga tidak memasukkan
Gambar 20 di bawah ini.
koreksi Bouguer ke dalam perhitungan.

IV. ESTIMASI DENSITAS PERMUKAAN


RATA-RATA
Dalam eksplorasi geofisika dengan metode gravitasi
dimana besaran yang menjadi sasaran utama adalah
rapat masa (kontras densitas), maka perlu diketahui
distribusi harga rapat massa batuan baik untuk
keperluan pengolahan data maupun interpretasi.
Rapat massa batuan dipengaruhi oleh beberapa
Gambar 10. Hammer Chart (Reynolds, 1997) faktor diantaranya adalah rapat massa butir atau
Menurut Reynolds (1997), besarnya koreksi matriks pembentuknya, porositas, dan kandungan
topografi dengan menggunakan pendekatan cincin fluida yang terdapat dalam pori-porinya. Namun
silinder dituliskan dalam persamaan: demikian, terdapat banyak faktor lain yang ikut
mempengaruhi rapat massa batuan, diantaranya
adalah proses pembentukan, pemadatan (kompaksi)
5
Metode Gravitasi (Anita Fatmawaty Effendi, Mochammad Iqbal)

akibat tekanan, kedalaman, serta derajat dimana :


pelapukan yang telah dialami batuan tersebut. CBA = Anomali Bouguer Lengkap
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk = harga percepatan gravitasi observasi
menentukan rapat massa rata-rata, yaitu:
1. Analisis batuan daerah survei dari pengukuran = harga percepatan gravitasi normal
di laboratorium = koreksi udara bebas
2. Metode Nettleton = koreksi Bouguer
3. Metode Parasnis Dari asumsi tersebut diperoleh:
Analisis batuan daerah survei merupakan
penentuan rapat massa rata-rata batuan yang
dilakukan secara kualitatif, sedangkan Metode Atau
Nettleton dan Metode Parasnis merupakan
penentuan rapat massa rata-rata batuan yang
dilakukan secara kuantitatif.
Dari persamaan diatas bila ruas kiri dinyatakan
1. Metode nettleton
sebagai variabel y dan ruas kanan sebagai variabel
x, dan kedua variabel diplot sebaran datanya pada
koordinat kartesian, maka dapat dicari suatu
persamaan garis linierdengan metode kuadrat
terkecil (least square). Persamaan regresi yang
dihasilkan adalah:
y=ax+b
Dimana nilai a adalah nilai rapat masa batuan rata-
rata.

Gambar 11. Estimasi rapat massa dengan metode


Nettleton (Telford, dkk., 1990)
Metode ini didasarkan pada pengertian tentang Gambar 12. Grafik yang menunjukkan hubungan antara
koreksi Bouguer dan koreksi medan, dimana jika gobs-gØ+0,3086h dan
rapat massa yang digunakan sesuai dengan rapat (Sarkowi, 2011)
massa permukaan, maka penampang atau profil
anomali gayaberat V. Kelebihan dan Kelemahan Metode Gravity
menjadi smooth. Dalam aplikasi, penampang Metode gravitasi mempunyai beberapa kegunaan
dipilih melalui daerah topografi kasar dan tidak yang diantaranya adalah:
ada anomali gayaberat target. 1. Metode gravitasi cocok digunakan dalam
Anomali Bouguer titik amat pada suatu lintasan pemetaan Salt Dome, karena secara
diplot dengan berbagai macam harga rapat massa keseluruhan,garam mepunyai densitas yang
( ). Nilai densitas permukaan diperoleh apabila lebih rendah dibandingkan dengan formasi
nilai anomali gayaberat yang dihasilkan tidak yang berada disekitarnya.
mempunyai korelasi dengan topografi di daerah 2. Metode gravitasi juga dapat digunakan dalam
tersebut. mempelajari air tanah, dan untuk
2. Metode parasnis mendeteksimineral-mineral berat, seperti
Metode parasnis didasarkan pada persamaan Chromites ,dll.
anomali Bouguer dengan asumsi nilai anomali 3. Metode gravitasi yang menggunakan
Bouguernya adalah nol. gravitimeter yang sangat sensitif dapat
digunakan untuk mendeteksi terowongan
bawah tanah, dan lokasi dari pemakaman-
pemakanman di Pyramid.
6
Kelebihan : 2. Scintrex CG-3
a. Relatif lebih murah
b. Bersifat nondekstruktif
c. Instrumen yang ideal (gravimeter kecil dan
portable)
Kekurangan
a. Metode dengan tingkat anomali yang tinggi
b. Perlu adanya survei geologi yang mendalam
dibanding metode lainnya.

VI. ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM


METODE GRAVITASI
A. Alat-Alat Yang Digunakan Dalam
Pengambilan Data Di Darat Gambar 14. Scintrex CG-3
1. Gravity meter LaCoste & Romberg Model (Oznet. Barus, Tanpa Tahun)
G-1177 3. Boliden Gravimeter
2. Barometer Aneroid Precission Boliden adalah berupa gelendong dengan dua plat
3. Global Positioning System (GPS) logam tergantung antara dua plat logam lainnya.
4. Battery Charger Perubahan gravitasi menyebabkan massa untuk
5. Termometer bergerak dan perubahan kapasitansi antara plat top
6. Peta Topografi deteksi oleh sirkuit diatur massa kembali ke posisi
7. Kamera Digital nol dengan menyesuaikan arus DC terhubung dua
8. Buku Lapangan piring massa rendah didukung oleh tolakan
9. Alat tulis elektrostatik.
10. Alat pendukung lainnya.

B. Alat-Alat Yang Digunakan Dalam


Pengambilan Data Di Laut
1. Kapal laut yang memiliki navigasi dilengkapi
dengan peralatan pendukung lainnya.
2. Altimeter adalah alat untuk mengukur
ketinggian suatu titik dari permukaan laut.
Biasanya alat ini digunakan untuk keperluan
navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan
kegiatan yang berhubungan dengan Gambar 15. Boliden Gravimeter
ketinggian. (Haikal, Tanpa Tahun)
3. Gravimeter LaCoste & Romberg G-502 4. Gravitymeter LaCoste & Romberg Model
4. GPS G-1177
5. Alat pendukung lainnya. Pada proses akuisisi data di lapangan, digunakan
alat gravitymeter jenis LaCoste & Romberg seri G-
C. Macam-Macam Gravity Meter 1177 untuk menentukan nilai gravitasi bumi pada
1. Askania Gravimeter titik pengamatan.

Gambar 13. Askania Gravimeter Gambar 16. Gravity meter jenis Lacoste & Romberg seri
(Agung R. Barus, Tanpa Tahun) G – 1177(Muhammad Iqbal, Tanpa Tahun)

7
Metode Gravitasi (Anita Fatmawaty Effendi, Mochammad Iqbal)

5. Gravimeter Worden 2. Survei Marine


Ketidakstabilan alat dihasilkan oleh sistem 3. Survei Airborn
mekanikal yang serupa yang dibantu oleh dua Besar nilai gravitasi bergantung kepada lima faktor,
spring. Spring pertama menjadi spring pengukur yaitu lintang, elevasi topografi daerah sekitar
dimana spring yang kedua untuk menambah pengukuran, pasang surut bumi, dan variasi densitas
letelitian bacaan sebanyak 2000ug. di bawah permukaan (Telford, dkk., 1990). Berikut
adalah koreksi-koreksi yang dilakukan kepada data
gravitasi lapangan (gread):
1. Koreksi pasang surut (tide correction)
2. Koreksi apungan (drift correction)
3. Koreksi lintang (lattitude correction)
4. Koreksi udara bebas (free air correction)
5. Koreksi Bouguer (Bouguer correction)
6. Koreksi medan (terrain correction)
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menentukan rapat massa rata-rata, yaitu:
1. Analisis batuan daerah survei dari pengukuran
di laboratorium
Gambar 17. Gravimeter Worden 2. Metode Nettleton
(Taufik Arifian,Tanpa Tahun) 3. Metode Parasnis
Metode gravitasi mempunyai beberapa kegunaan
KESIMPULAN yang diantaranya adalah:
Metode gaya berat (gravitasi) adalah salah satu 1. Digunakan dalam pemetaan Salt Dome
metode geofisika yang didasarkan pada 2. Mempelajari air tanah, dan untuk
pengukuran medan gravitasi. Pengukuran ini mendeteksimineral-mineral berat, seperti
dapat dilakukan di permukaan bumi, di kapal Chromites ,dll.
maupun di udara. Dalam metode ini yang 3. Mendeteksi terowongan bawah tanah, dan lokasi
dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat dari pemakaman-pemakanman di Pyramid.
variasi rapat massa batuan di bawah permukaan Kelebihan metode gaya berat (gravitasi):
sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki 1. Relatif lebih murah
adalah perbedaan medan gravitasi dari suatu titik 2. Bersifat nondekstruktif
observasi terhadap titik observasi lainnya. Metode 3. Instrumen yang ideal (gravimeter kecil dan
gravitasi umumnya digunakan dalam eksplorasi portable)
jebakan minyak (oil trap). Disamping itu metode Kekurangan metode gaya berat (gravitasi):
ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral 1. Metode dengan tingkat anomali yang tinggi
dan lainnya. 2. Perlu adanya survei geologi yang mendalam
Prinsip dasar fisika yang mendasari metode dibanding metode lainnya.
gravitasi adalah hukum Newton tentang gaya tarik Alat-Alat Yang Digunakan Dalam Pengambilan
menarik antar partikel. Data Di Darat :
Hal-hal yang mempengaruhi persebaran nilai 1. Gravity meter LaCoste & Romberg Model G-
gravitasi di permukaan bumi antara lain: 1177
 Adanya perbedaan jari-jari bumi. Jari-jari 2. Barometer Aneroid Precission
bumi cenderung lebih besar pada garis 3. Global Positioning System (GPS)
khatulistiwa. (mengurangi nilai gravitasi) 4. Battery Charger
 Adanya kelebihan massa pada bagian 5. Termometer
khatulistiwa. (menambahkan nilai gravitasi) 6. Peta Topografi
 Adanya rotasi bumi yang berakibat adanya 7. Kamera Digital
gaya sentripetal pada bagian khatulistiwa 8. Buku Lapangan
bumi. (mengurangi nilai gravitasi) 9. Alat tulis
Survei gravity dengan menggunakan sistem 10. Alat pendukung lainnya.
looping, dimana akuisisi data dimulai dan diakhiri Alat-Alat Yang Digunakan Dalam Pengambilan
di titik yang sama di base. Untuk susunan Data Di Laut :
pengukuran dipilih tempat yang bebas dari 1. Kapal laut yang memiliki navigasi dilengkapi
gangguan penyebab noise (Milsom, 2003). dengan peralatan pendukung lainnya.
1. Land Survei 2. Altimeter
8
3. Gravimeter LaCoste & Romberg G-502
4. GPS
5. Alat pendukung lainnya.
Macam-Macam Gravity Meter :
1. Askania Gravimeter
2. Scintrex CG-3
3. Boliden Gravimeter
4. Gravitymeter LaCoste & Romberg Model G-
1177
5. Gravimeter Worden

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,


karena dengan rahmat dan ridho-Nyalah makalah
yang berjudul “Metode Gravitasi” dapat
terselesaikan dengan baik. Tidak lupa pula kita
panjatkan salam serta sholawat kepada junjungan
kita Rosulullah Muhammad SAW yang telah
membimbing kita ke dunia yang penuh
kebahagiaan ini. Ucapan terimakasih kami
sampaikan kepada bapak Septa Erik Prabawa,
S.Si, MT. selaku dosen pengampu mata kuliah
Geofisika Dasar yang membimbing kita dalam
menyusun makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Widia., (2017), Metode Gaya Berat


Gravity,https://hmgf.fmipa.ugm.ac.id/2015/12/16/
metode-gravitasi/, diakses tanggal 3 April 2020.
Handayani, Cut Putri., (2014), Peralatan yang
digunakan pada Metode Gravity,
http://cutputrihandayani.blogspot.com/2014/04/pe
ralatan-yang-digunakan-pada-metode.html,
diakses tanggal 3 April 2020.
Mangguali, Nurhannah.,(2016), Metode Geofisika
Gravity,http://nurjannahmanggualigeophysics.blo
gspot.com/2016/06/metode-geofisika-
gravity.html, diakses tanggal 3 April 2020.
R, Firdaus., (2012), Gravity Method Metode Gaya
Berat,https://www.academia.edu/22591238/Gravi
ty_Method_Metode_Gaya_Berat, diakses tanggal
3 April 2020.
Rachman, Rafli., (2012), Metode Gravitasi,
https://hmgf.fmipa.ugm.ac.id/2015/12/16/metode-
gravitasi/, diakses tanggal 3 April 2020.
Wikipedia, (2019), Metode Gravitasi,
https://id.wikipedia.org/wiki/Metode_gravitasi,
diakses tanggal 3 April 2020.

Anda mungkin juga menyukai