Dosen :
Dr Ir. Muhammad Taufik
Oleh :
Elisya Febriana 3514100006
Raudlah Hawin Ayani 3514100008
Irfan Maulana Yusuf 3514100036
M. Ilham Fahmi Al-Azhar 3514100038
Liswatul Khasanah 3514100074
Geodesi Fisik B
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
A. GRAVITY
Metode gravity adalah salah satu metode eksplorasi geofisika yang digunakan
untuk mengukur variasi medan gravitasi bumi akibat adanya perbedaan densitas antar
batuan. Dalam prakteknya, metode ini mempelajari perbedaan medan gavitasi dari
satu titik terhadap titik observasi lainnya. Sehingga sumber yang merupakan suatu
zona massa dibawah permukaan bumi akan menyebabkan suatu gangguan pada medan
gravitasi. Gangguan medan gavitasi ini-lah yang disebut sebagai anomali gravity.
Dengan :
F : gaya tarik-menarik antara kedua benda (N)
M1 : massa benda 1 (kg)
m2 : massa benda 2 (kg)
r : jarak kedua benda (m)
G : tetapan gravitasi (6.67 x 10-11 m3kg-1s-2)
B. GRAVIMETER
Sebuah gravity meter, atau biasa disebut gravimeter, mengukur variasi
medan gravitasi Bumi. Variasi tersebut diakibatkan oleh perubahan pada kerapatan
batuan di bawah permukaan di sekitar titik pengukuran. Karena variasi kerapatannya
sangat kecil dan seragam, gravimeter harus sensitif agar bisa mengukur satu bagian
dari 100 juta bagian medan gravitasi Bumi (980 Gal atau 980.000 mGal). Variasi
tersebut dapat digunakan untuk penentuan undulasi geoid yang didasarkan atas data
anomali gaya berat hasil pengukuran gaya berat.
Gravimeter merupakan instrumen yang digunakan dalam gravimetri untuk
mengukur medan gravitasi lokal dari bumi. Sebuah gravimeter adalah jenis
accelerometer, khusus untuk mengukur percepatan penurunan konstan gravitasi, yang
bervariasi sekitar 0,5% di atas permukaan bumi. Meskipun prinsip penting dari desain
adalah sama seperti di accelerometers lainnya, gravimeters biasanya dirancang untuk
menjadi lebih sensitif untuk mengukur perubahan fraksional yang sangat kecil dalam
gravitasi bumi dari 1 g, disebabkan oleh struktur geologi terdekat atau bentuk Bumi
dan dengan variasi pasang surut temporal. Sensitivitas ini berarti bahwa gravimeter
rentan terhadap getaran asing termasuk kebisingan yang cenderung menyebabkan
percepatan osilasi.
Gravimeters menampilkan pengukuran mereka dalam satuan gals (cm / s2),
bukannya unit lebih umum percepatan.
Gravimeters digunakan untuk minyak bumi dan prospeksi mineral, seismologi,
geodesi, survei geofisika dan penelitian geofisika lainnya, dan untuk metrologi.
Ada dua jenis gravimeters: relatif dan mutlak. Gravimeters mutlak mengukur
gravitasi lokal di unit mutlak, gals. Gravimeters relatif membandingkan nilai gravitasi
pada satu titik dengan yang lain. Mereka harus dikalibrasi di lokasi di mana gravitasi
diketahui secara akurat, dan kemudian diangkut ke lokasi di mana gravitasi diukur.
Mereka mengukur rasio gravitasi di dua titik.
Gravimeter tidak mengukur percepatan gravitasi mutlak tetapi perbedaan
percepatan relatif. Ada beberapa perusahaan yang membuat gravimeter dengan variasi
akurasi yang sangat baik. Gravimeter yang umum di pasaran adalah Worden, Scintrex,
dan La Coste Romberg. Gravimeter biasanya memiliki dua baterai isi ulang yang
memungkinkan untuk melakukan pembacaan selama lebih dari 16 jam.
Gravimeter Worden sepenuhnya mekanik dan optis yang bergantung pada
baterai AA untuk menerangi garis bidik, menggunakan pegas dan massa panjang tetap
yang dilekatkan pada skala kalibrasi pegas dan veneer untuk mengukur percepatan
gravitasi.
(a.) (b.)
(a.) (b.)
C. AKUISISI DATA
Akuisi data gravitasi adalah pekerjaan yang relatif sederhana karena bisa
dilakukan oleh satu orang. Namun, biasanya diperlukan dua orang untuk bisa
menentukan lokasi (lintang, bujur, dan ketinggian) stasiun gravitasi. Untuk mendeteksi
sasaran (misal, benda padat atau patahan), pembacaan gravitasi harus dilakukan
sepanjang jalur melintasi lokasi sasaran. Ukuran yang diharapkan akan menentukan
jarak antara pembacaan (jarak stasiun), dengan jarak antar stasiun yang lebih besar
untuk target besar dan jarak antar stasiun yang lebih kecil untuk target yang kecil.
Disarankan untuk memodelkan anomali yang diharapkan secara matematis terlebih
dahulu sebelum melakukan penelitian lapangan. Seiring dengan akurasi instrumen
yang diharapkan, perkiraan dapat dibuat dari ukuran anomali dan jarak stasiun yang
dibutuhkan.
Survei dilakukan dengan melakukan pembacaan gravitasi secara berkala
sepanjang jalur yang melintasi lokasi target yang diharapkan. Namun, untuk
memperhitungkan drift instrumen yang diharapkan, satu stasiun (stasiun pangkalan
lokal) harus ditempatkan dan harus diisi ulang setiap setengah sampai 1 jam atau lebih
(tergantung pada karakteristik drift instrumen) untuk mendapatkan drift instrumen
yang alami. Pengulangan pembacaan ini dilakukan karena bahkan alat ukur gravitasi
yang paling stabil sekalipun pembacaannya mengalami pergeseran seiring waktu
karena creep elastis pegas alat ukur dan juga untuk membantu menghilangkan efek
gravitasi Bumi dari pembacaan pasang surut Bumi harus dilakukan di stasiun
pangkalan. Drift instrumen biasanya linier dan kurang dari 0,01 mGal / jam dalam
kondisi operasi normal. Karena gravitasi menurun saat elevasi meningkat, elevasi
setiap stasiun harus diukur dengan kesalahan tidak lebih dari sekitar 3 cm. Bacaan
diambil dengan cara menempatkan instrumen di tanah dan meratakannya (levelling).
Cara ini dapat dilakukan secara otomatis pada beberapa instrumen, seperti Scintrex.
Faktor penting dalam memperoleh nilai gravitasi yang berguna dalam survei
adalah menentukan efek pasang surut bumi karena efek gravitasi mereka mungkin
lebih besar daripada variasi medan gravitasi karena anomali yang dicari. Aspek
terakhir dari pembacaan pada alat ukur gravitasi menyangkut aktivitas seismik atau
pergerakan budaya seperti kendaraan atau orang. Hal ini akan mengganggu
pembacaan (alat ukur yang sebenarnya adalah seismometer berfrekuensi rendah),
meskipun Scintrex memiliki filter anti-seismik (La Coste-Romberg juga dirombak
secara mekanis untuk mengurangi efek gempa bumi), pembacaan tetap akan
terganggu. Jika ini terjadi, semua operasi harus dihentikan. Berdasarkan pengalaman,
seseorang harus menunggu setidaknya 1-2 jam setelah kejadian seismik sebelum
melanjutkan survei. Dari kurva drift, bacaan dasar yang sesuai dengan waktu stasiun
gravitasi tertentu yang diukur diperoleh dengan mengurangi bacaan dasar dari
pembacaan stasiun. Pembacaan gravitasi ini tidak dalam satuan mGal tapi dalam
satuan gravimeter. Kita harus mengalikan bacaan gravimeter dengan konstanta alat
dari pabrikan pembuat alat (konstanta kalibrasi) untuk mendapatkan mGal.
Untuk bisa mendapatkan bacaan gravitasi, sebuah posisi horizontal dan elevasi
stasiun gravitasi harus diperoleh terlebih dahulu. Posisi horizontal bisa berupa garis
lintang dan bujur atau jarak x dan y (meter atau kaki) dari titik awal yang telah
ditentukan. Ketepatan elevasi yang diperlukan untuk survei adalah antara 0,004 dan
0,2 m dan untuk memperoleh akurasi tersebut, diperlukan survei jarak secara
elektronik (theodolite) atau survei penentuan posisi global yang dikoreksi secara
global (GPS).
D. PEMROSESAN DATA
Tugas terakhir sebagian besar penelitian lapangan adalah menentukan
perubahan topografi dan dampak bangunan di sekitar stasiun gravitasi. Kedua
efek ini nantinya akan digunakan dalam pengolahan data gravitasi. Ada sejumlah
teknik untuk menentukan perubahan elevasi dan biasanya melibatkan kombinasi
perubahan elevasi rekaman di lapangan dan perhitungan komputer menggunakan
model elevasi digital (DEM).
Teknik yang paling umum digunakan adalah dengan Hammer, di mana
seseorang mencatat perubahan elevasi pada kuadran jarak yang ditentukan (biasanya
dari 0 sampai 1000 meter) dari stasiun gravitasi. Teknik yang baru dikembangkan
menggunakan tembakan laser penentuan posisi untuk mendapatkan perubahan
ketinggian yang lebih akurat dalam jarak 100 meter dari stasiun gravitasi. Teknik
terbaik menggunakan metode Hammer untuk perubahan elevasi stasiun dekat (hingga
200 meter) dan metode komputer berdasarkan akurasi (setidaknya 10 meter 7,5 menit
quadrangles).
Pembacaan gravitasi yang diperoleh dari survei gravitasi mencerminkan medan
gravitasi akibat massa di Bumi dan efek rotasi Bumi. Beberapa koreksi harus
diterapkan pada pembacaan gravitasi lapangan. Untuk menginterpretasikan data
gravitasi, seseorang harus menghilangkan semua efek gravitasi yang diketahui yang
tidak terkait dengan perubahan kerapatan bawah permukaan. Setiap pembacaan harus
dikoreksi untuk elevasi, pengaruh arus pasang surut, lintang dan, jika ada topografi
lokal yang signifikan, koreksi topografi.
Untuk memahami koreksi, pembacaan gravitasi pertama kali dipertimbangkan
pada permukaan tanah datar. Koreksi kemudian diterapkan untuk memperhitungkan
penyimpangan dari kondisi ini. Seiring jarak dari pusat Bumi meningkat, tarikan
gravitasi menurun. Koreksi ini disebut koreksi elevasi. Jika pembacaan gravitasi
diambil di atas bukit, maka ada defisit massa di kedua sisi bukit, dibandingkan dengan
permukaan tanah horizontal, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 4. Hal ini
dikoreksi dengan koreksi topografi.
Penting untuk disadari bahwa massa yang lebih tinggi dari pada lokasi bacaan
juga akan mempengaruhi data dan harus dipertanggungjawabkan. Hal ini dapat terjadi
di daerah topografi yang signifikan atau saat survei dilakukan di dekat bangunan besar.
Dalam instrumen modern seperti Scintrex, alat ukur dapat secara otomatis menerapkan
koreksi pasang surut dan drift.
Perbedaan antara gravitasi diamati (gobs) dan gravitasi teoritis (gth) pada setiap
titik di permukaan bumi setelah mengurangi pembacaan gravitasi ke permukaan geoid
(yaitu, membuat semua koreksi yang diperlukan) dikenal sebagai anomali gravitasi
Bouguer atau gravitasi Bouguer dan Hasilnya karena variasi kepadatan lateral di
bawah permukaan (diasumsikan disebabkan oleh struktur geologi yang dicari), dapat
digunakan untuk interpretasi.
Koreksi-Koreksi yang Diperlukan:
1.) Koreksi Pasang-Surut (Tide Correction)
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh gravitasi benda-benda di
luar bumi seperti bulan dan matahari, yang berubah terhadap lintang dan waktu.
Pen
urunan efek tidal ini hampir sebagian besar menggunakan persamaan Longman
(1959).
Dalam prakteknya, koreksi tidal dilakukan dengan cara mengukur nilai gayaberat
di stasiun yang sama (base) pada interval waktu tertentu. Kemudian bacaan
gravimeter tersebut diplot terhadap waktu agar menghasilkan suatu persamaan
yang digunakan untuk menghitung koreksi tidal. Nilai koreksi tidal ini selalu
ditambahkan pada pembacaan gayaberat.
gt = gobs + tideobs
dimana:
gt = Gaya berat terkoreksi tidal
gobs = Gaya berat bacaan
tideobs = Koreksi tidal
dimana:
tn = waktu pembacaan pada stasiun ke-n
t1 = waktu pembacaan pada stasiun base (awal looping)
tN = waktu pembacaan pada stasiun base (akhir looping)
g1 = bacaan gravimeter terkoreksi tidal pada stasiun base (awal looping)
gN = bacaan gravimeter terkoreksi tidal pada stasiun base (akhir looping)
glokal = gayaberat terkoreksi drift dan tidal
3.) Koreksi Lintang
Koreksi ini dilakukan karena bentuk Bumi yang tidak sepenuhnya bulat sempurna,
sehingga terdapat perbedaan antara jari-jari bumi di kutub dengan di daerah
katulistiwa sebesar 21 km. Dengan demikian nilai gayaberat di kutub akan lebih
besar dibandingkan nilai gayaberat di katulistiwa. Secara umum, gravitasi
terkoreksi lintang dapat ditulis sebagai berikut :
Nilai gayaberat pada stasiun pengukuran dengan elevasi h (meter) dari mean
sea level (Kadir, 2000) adalah:
Perbedaan nilai gayaberat antara yang terletak pada mean sea level dengan titik
yang terletak pada elevasi h (meter) adalah koreksi udara bebas (FAC) diberikan
persamaan sebagai berikut (Telford dkk,1990):
BC = 0,0419 . . h mGal
dimana:
= Rapat massa rata-rata daerah penelitian (gr/cm3)
h = Ketinggian titik amat (m)
Anomali gaya berat setelah diaplikasikan koreksi udara bebas dan koreksi
Bouguer yaitu:
SBA = FAA - BC
dengan:
rL dan rD : radius luar dan radius dalam kompartemen
z : perbedaan elevasi rata-rata kompartemen
n : jumlah segmen dalam zona tersebut
Karena komponen gaya horizontal (koreksi medan) bersifat mengurangi nilai
gayaberat terukur, maka koreksi medan harus ditambahkan pada Simple Bouguer
Anomali (SBA), sehingga anomali menjadi Complete Bouguer Anomali (CBA).
CBA = SBA + TC
H. KESIMPULAN
Metode gravitasi merespons secara langsung kelebihan massa atau defisit.
Metode ini membutuhkan jumlah instrumentasi yang relatif kecil dan metode yang
tidak mencolok dapat dilakukan di area yang peka terhadap lingkungan. Metode ini
adalah teknik geofisika langsung yang dapat diterapkan pada berbagai masalah teknik
dan lingkungan serta eksplorasi energi panas bumi termasuk lokasi sumber dan
kesalahan panas. Biayanya jauh lebih rendah dibanding metode geofisika lainnya
terutama jika dilakukan oleh klien sendiri.
Namun, teknik ini memiliki beberapa keterbatasan. Survei gravitasi adalah
prosedur yang memerlukan perawatan instrumen yang signifikan oleh pengamat. Alat
gravitasi membutuhkan perataan yang cermat sebelum pembacaan dilakukan. Ini
mungkin harus dilakukan secara manual atau dilakukan oleh instrumen itu sendiri.
Begitu pembacaan telah dilakukan, mekanisme penginderaan gravitasi harus dijepit
untuk menghentikan getaran yang berlebihan yang akan mempengaruhi mekanisme
penginderaan dan menyebabkan drift berlebihan, sehingga mempengaruhi pembacaan
kedepannya. Instrumen harus ditempatkan pada tanah yang padat (atau piring yang
dirancang khusus) sehingga tidak bergerak (tenggelam ke tanah). Semua stasiun harus
disurvei secara akurat untuk elevasi. Karena anomali dari target dengan cepat menjadi
lebih kecil dengan kedalaman target, kemampuan mendeteksi cepat menurun dengan
kedalaman. Karena itu, pemodelan pra-survei yang menggunakan informasi geologis
sebanyak mungkin penting untuk menetapkan ukuran anomali yang diharapkan, dan
untuk menentukan apakah survei gravitasi layak dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Mariita, N.O. (2007). The Gravity Method. Short Course II on Surface
Exploration for Geothermal Resources Kenya Electricity Generating Company Ltd.
(KenGen).
Handayani, Cut Putri. (2014). Pengukuran Pada Metode Gravity. Banda Aceh.
Universitas Syiah Kuala.