Anda di halaman 1dari 10

Elastisitas dan Gelombang Seismik

1. Gelombang Seismik

Gelombang merupakan fenomena alam dimana terjadi perambatan usikan atau energi dari suatu
sumber ke titik-titik lain. Gelombang seismik adalah gelombang-gelombang yang merambat baik
di dalam maupun di permukaan bumi yang berasal dari sumber seismik seperti dari sumber
gempa dimana terjadi batuan pecah secara tiba-tiba di dalam bumi, ledakan(proses kimia dan
nuklir), erupsi gunung api, longsoran, badai dan sebagainya. Gelombang seismik termasuk
gelombang mekanik dimana medium dibutuhkan dalam perambatannya dan partikel dari medium
tersebut berosilasi ketika gelombang melewatinya. Gelombang ini akan tercatat oleh
seismometer sebagai seismogram yang merepresentasikan osilasi partikel di titik stasiun seismik
tersebut. Gelombang merambatkan energi dari sumber ke seluruh bagian bumi dan membawa
informasi baik tentang sumber seismik maupun medium yang dilewatinya.
Osilasi partikel yang disebutkan diatas dapat diartikan bahwa partikel tersebut berpindah dari
keadaan setimbangnya. Perpindahan tersebut dinamakan displacement yang merupakan ukuran
absolut perubahan posisi partikel. Komponen displacement dalam koordinat kartesian
didefinisikan sebagai (u,v,w). Regangan merupakan ukuran lokal dari perubahan relatif dalam
medan displacement. Regangan lebih berhubungan dengan deformasi atau perubahan bentuk dari
perubahan absolut posisi.
Secara umum gelombang seismik dibagi menjadi dua yaitu gelombang badan dan gelombang
permukaan. Gelombang badan atau bodi yaitu gelombang yang merambat di dalam medium.
Gelombang jenis ini energinya ditransfer melalui medium dalam bumi. Biasanya dibagi menjadi

dua yaitu gelombang P dan gelombang S. Gelombang P adalah gelombang longitudinal dimana
arah pergerakan partikel akan searah dengan arah rambat gelombang. Gelombang P bergerak
pada medium cair dan padat. Gelombang S merupakan gelombang transversal dimana arah
pergerakan partikel akan tegak lurus dengan arah rambat gelombang. Gelombang P hanya
merambat pada medium padat. Kecepatan gelombang P lebih besar dari kecepatan gelombang S
jika merambat pada medium yang sama oleh karena itu gelombang P merupakan gelombang
yang pertama kali sampai dan terdeteksi oleh receiver.
Pada gelombang S, gerak partikel ketika melewati suatu medium akan tegak lurus terhadap arah
rambat gelombangnya dan terjadi perubahan bentuk (shear) tanpa perubahan volume. Arah gerak
partikel ketika dilewati gelombang S secara umum bisa tak hingga banyaknya karena arah tegak
lurus terhadap arah rambat gelombang yang jumlahnya tak berhingga. Oleh karena itu, para
seismologis mendefinisikan dua buah tipe gelombang S yaitu gelombang SV (Shear Vertikal)
dan SH (Shear Horizontal). Arah rambat gelombang dinyatakan oleh arah ray. Gerak partikel
gelombang SV tegak lurus terhadap ray dan terletak pada bidang vertikal yang juga mengandung
ray. Sedangkan gerak gelombang SH juga tegak lurus terhadap ray tapi terletak pada bidang
horizontal atau sejajar dengan permukaan bumi.
Gelombang permukaan adalah gelombang yang merambat pada permukaan medium. Gelombang
permukaan terbentuk dari interferensi gelombang-gelombang tersebut yang mempunyai sifat
tertentu akibat interaksinya dengan permukaan bebas. Gelombang permukaan bersifat dispersif
yaitu kecepatan gelombangnya tergantung pada frekuensi. Semakin besar frekuensinya semakin
kecil kecepatannya dan penetrasi kedalamannya semakin dangkal dan sebaliknya.
Gelombang permukaan biasanya dibagi menjadi dua yaitu gelombang Love dan Rayleigh.
Gelombang Love terbentuk akibat adanya interferensi gelombang-gelombang pantul gelombang
SH pada suatu lapisan dekat permukaan bumi. Gerak partikel medium ketika dilewati
Gelombang Love tentu saja sama dengan gelombang SH, tapi amplitudonya berkurang terhadap
kedalaman. Tipe kedua gelombang permukaan adalah gelombang Rayleigh. Gelombang ini
terbentuk akibat interferensi gelombang-gelombang pantul P dan SV yang sudut datangnya
melebihi sudut kritis. Gerak partikel medium ketika dilewatinya berbentuk elips yang merupakan
kombinasi dari gerak partikel gelombang P dan SV.amplitudonya juga akan turun terhadap
kedalaman. (Afnimar, 2009)

2. Strain (Regangan)
Regangan didefinisikan sebagai suatu perbandingan antara perubahan dimensi suatu bahan
dengan dimensi awalnya. Karena merupakan rasio antara dua panjang, maka regangan ini
merupakan besaran yang tidak berdimensi atau tidak memiliki satuan. Dengan demikian
regangan dinyatakan hanya dengan suatu bilangan tidak bergantung pada sistem satuan apapun.
Harga numerik dari regangan biasanya sangat kecil karena batang yang terbuat dari bahan
struktural hanya mengalami perubahan panjang yang kecil apabila dibebani. Asumsi yang selalu
digunakan adalah bahwa benda terkekang sepenuhnya sehingga tidak bisa bergerak sebagai

benda kaku jadi tidak mungkin ada perpindahan partikel benda tanpa perubahan bentuk benda
tersebut.
Bidang vector u (x,t) membutuhkan deskripsi pergerakan dari setiap titik dalam medium.
Medium mengalami dua tipe pergerakan fundamental yaitu
1. Translasi atau rotasi seluruh badan
2. Regangan atu deformasi internal
Translasi dan rotasi dapat menggambarkan vektor umum untuk semua poin. Deformasi dalam
medium mengubah komponen yang terlihat pada perubahan panjang dan distorsi angular. Disini
kita menganggap titik internal O dan P pada gambar 1adalah inisial dari bidang yang
menghubungkan kedua garis lurus dengan panjang s. Ketika ada gaya, deformasi akan
berpindah dari O dan P menjadi O dan P dimana masing-masing dihubungkan pada garis
dengan panjang s. Untuk menggambarkan deformasi medium, kita harus mengetahui karakter
perubahan jarak antara 2 titik dan rotasi apa saja dari garis syang relative terhada material yang
mengelilinginya. Regangan alami atau normal dapat dicari dengan rumus
regangan normal melibatkan prubahan fraksi antar titik. Jika dimisalkan sebuah segmen garis
tegak lurus OQ (gambar 1b) dalam medium yang terdistorsi yang berpindah ke garis OQ, kita
bisa mendefinisikan regangan geser sebuah pengukuran distorsi angular dalam yang di nyatakan
dalam:
dimana adalah sudut Q;O;P. Agar dapat berguna, regangan geser dan regangan normal harus
di definisikan dengan mematuhi subuah sistem koordinat. (Lay & Wallace, 1995)

2.1 Hubungan Strain dan Perpindahan


Tujuan yang ingin dicapai sebenarnya adalah menentukan hubungan umum tiga dimensional
antara sembilan komponen regangan kartesian dan tiga komponen perpindahan (u1, u2, u3).
Misalkan ada sebuah kubus bervolume dengan titik pusatnya P seperti pada gambar 4 yang
mempunya sisi tegak lurus dengan sumbu koordinat x1, x2, dan x3.
Gambar 4 Perpindahan untuk volum kubik yang kecil dengan pusatnya di titik P ke posisi baru
dengan pusat pada titik P.
Titik P dipindahkan dengan perpindahan vektor. Perpindahan dari P diberikan oleh persamaan
berikut :
Perpindahan Q ke Q diberikan oleh persamaan berikut :
Dan panjang PQ diberikan oleh :

Dengan pendekatan hukum kosinus, kita dapat mengetahui sembilan hubungan regangan yang
beberapa hubungannya adalah sebagai berikut :
Sembilan hubungan tersebut merupakan tensor regangan infiniti, yaitu tensor simetri dengan
enam kuantitas bebas yang bisa dituliskan dengan persamaan berikut :
(Lay & Wallace, 1995)

3. Stress (Tekanan)
Stress didefinisikan sebagai intensitas gaya yang bekerja pada tiap satuan luas bahan. Akibat
gaya luar yang bekerja, maka akan terjadi gaya dalam diantara benda. Oleh karena intensitas
distribusi ini, stress dapat diperoleh dengan membagi gaya tarik total P dengan luas potongan
penampang A.
Jika satu-kesatuan gaya bekerja pada sebuah partikel, baik partikel dalam maupun partikel luar,
dimana gaya tersebut mempengaruhi setiap setiap titik dalam benda. Hal ini termasuk adanya
gaya luar benda. Dua tipe gaya yang dapat di katakan satu kesatuan gaya yaitu body force dan
contact forces. Body forces menyesuaikan pada volume materialnya. Yang biasa diberikan
sebagai gaya berat dimana massa bergantung pada volume dan densitas material. Sedangkan
gaya kontak adalah sebuah gaya yang bergantung pada luas permukaan. Gaya badan mempunyai
dimensi gaya per volume sedangkan gaya kontak mempunyai dimensi gaya per satuan luas.
Untuk benda yang dikenai gaya luar, gaya kontak dalam harus bekerja pada suatu medium kami
menggambarkan suatu medium yang mempunyai sistem sebaran gaya dalam seperti di
ilustrasikan di bawah ini,
Gambar 5 (kiri) satu kesatuan yang bertindak sebagai gaya luar dan (kanan) gambaran bidang
normal.
Kita bagi-bagi luasan dari suatu medium dalam luas permukaan A dan vektor normal n. Gaya
kecil F bekerja pada elemen lain, kita katakan bahwa vektor tekanan atau vektor tarikan.

(Lay & Wallace, 1995)


4. Persamaan Gerak
Gelombang adalah suatu gangguan dari keadaan setimbang yang bergerak dari satu tempat ke
tempat lain (Young & Freedman, 1996). Sistem gelombang mempunyai fungsi gelombang yang
menggambarkan perpindahan satu partikel dalam medium. Fungsi tersebut tergantung pada
posisi dan waktu (dimensi ruang dan waktu ), sehingga secara umum fungsi gelombang dapat

dinyatakan dengan . Pada gelombang satu dimensi, dimana gelombang merambat dalam arah
dan bergerak dengan kecepatan konstan sebesar , fungsi gelombang dapat dinyatakan sebagai
.
Fungsi gelombang pada persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai dan . Dengan menggunakan
aturan berantai, maka akan diperoleh persamaan diferensial gelombang satu dimensi, yaitu
(Alonso & Finn, 1980).
Persamaan diatas menggambarkan perambatan gelombang dengan kecepatan dalam ruang satu
dimensi. Pada gelombang elektromagnetik nilai menyatakan komponen E dan H, pada tali yang
digetarkan nilai menyatakan perpindahan dari keadaan setimbang, dan pada kelistrikan nilai
menyatakan arus atau beda potensial (Boas, 1983).
Bentuk umum dari hukum konstitutif untuk elastisitas linear adalah Hukum Hooke sebagai
berikut
Cijkl dikenal sebagai modulus elastisitas dan didefinisakn sebagai parameter material suatu
medium. Dalam bentuk umumnya adalah terdapat 81 hubungan penjumlahan linier 9 elemen
dari tensor regangan dan tensor tekanan. Salah satu contoh hubungan tersebut adalah sebagai
berikut :
Berikut adalah tabel hubungan antara modulus elastistitas.
Hukum konstitutif dan hubungan regangan-perpindahan adalah sebagai berikut :
4.1 Persamaan Gelombang Satu Dimensi
Gelombang satu dimensi yaitu gelombang yang merambat dalam satu
arah, contohnya gelombang tali, gelombang pada dawai dan sejenisnya. Pemantulan gelombang
satu dimensi dapat kita buktikan dengan cara melakukan suatu percobaan sederhana. Ikat salah
satu ujung tali pada sebuah tiang, pegang salah satu ujung tali, kemudian sentakkan ujung tali
tersebut. Setelah ujung tali di sentakkan, akan terbentuk pulsa-pulsa gelombang yang merambat
sepanjang ujung tali tersebut. Ketika pulsa mencapai tiang, bagian tali yang dekat dengan tiang
memberikan gaya tarik pada siang, sesuai dengan Hukum III Newton yang menyatakan bahwa
jika terdapat gaya aksi maka juga terdapat gaya reaksi. Hal inilah yang menyebabkan pulsa-pulsa
gelombang yang merambat sepanjang tali bergerak naik- turun ke atas dan ke bawah.
Untuk persamaan gelombang satu dimensi dapat dimisalkan dengan sebuah batang tipis dengan
panjang tak hingga dan arah X1. Osilasi longitudinal hanya menghasilkan perpindahan pada arah
X1.
Gambar 6 Persamaan Gelombang 1 Dimensi pada Batang Tipis Panjang dengan Sumbu X1

Pada awalnya, persamaan gerak didapat dari keseimbangan antara tekanan inersia dan gradien
dimana dapat kita asumsikan bahwa sumber yang tidak spesifik menyebabkan batang tidak
seimbang.Berikut adalah persamaannya.
Dimana rho adalah densitas batang, sehingga didapatkan
Kemudian berdasarkan hukum konstitutif dimana E adalah modulus Young. Jika
Maka didapatkan persamaan gelombang satu dimensi sebagai berikut.
Solusi umum persamaan gelombang untuk satu dimensi biasanya adalah solusi DAlembert
dengan persamaan sebagai berikut.
Dengan fungsi f dan g sembarang (arbitrer) yang memenuhi kondisi awal yan g dihubungkan
dengan sumber khusus. Uraian dari f dan g menghasilkan bentuk konstanta fungsional untuk
nilai konstan dari yang biasa disebut dengan fase dasi solusi gelombang. Untuk fase yang
nilainya diketahui bentuk fungsionalnya disebut wavefront. Kecepatan dari wavefront dikontrol
oleh parameter material seperti modulus Young dan densitas. Batang padat dengan modulus
Young yang besar menghasilkan gelombang berjalan yang lebih cepat. Peningkatan nilai densitas
akan mengurangi kecepatannya, namun secara umum nilai E meningkat sebanding dengan
densitas. (Lay & Wallace, 1995)
Mekanisme umum yang dapat kita ikuti untuk menyelesaikan persamaan diferensial parsial
seperti pada persamaan umum gelombang satu dimensi adalah dengan mengasumsikan solusi
tersebut memiliki bentuk terpisah antara spasial dan temporal. Metode ini disebut dengan metode
pemisahan variabel. Pertama kita asumsikan persamaan seperti berikut
Kemudian dimasukkan kedalam persamaan umum gelombang satu dimensi sehingga hasilnya
akan seperti persamaan dibawah ini
Karena persamaan di sisi kiri hanya memiliki fungsi x1 dan harus sama dengan fungsi yang ada
di sebelah kanan yang hanya memiliki fungsi t, oleh karena itu masing-masing fungsi harus
disamakan dengan konstanta. Dalam kasus ini konstanta yang diberikan adalah . Kemudian
akhirnya akan didapatkan dua pasang persamaan diferensial sebagai berikut.
Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan metode standar seperti transformasi Fourier
sehingga nantinya akan didapat empat konstanta arbitrer yang ditentukan oleh kondisi batas dan
kondisi awal.
Dalam hasil akhir nilai adalah frekuensi angular. Hubungan harmonik ini memiliki periode
yaitu waktu yang ditempuh oleh sebuat titik untuk melintasi dua puncak berturut-turut pada
gelombang harmonik sederhana. Berikut adalah gambaran dari parameter pada gelombang
harmonik sederhana. (Lay & Wallace, 1995)
Gambar 7 Parameter Gelombang Harmonik Sederhana

Jika gelombang tersebut dianggap fungsi x saja, maka panjang gelombang atau merupakan
jarak diantara puncak ke puncak pada sebuah fungsi harmonik, dengan . Hubungan adalah
wavenumber dari gelombang harmonik sederhana. Berikut adalah tabel yang menunjukkan
macam-macam variabel yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan komponen harmonik.
(Lay & Wallace, 1995)

4.2 Persamaan Gelombang Tiga Dimensi


Persamaan gerak tiga dimensi adalah sebagai berikut :
Sedangkan dekomposisi dari bidang perpindahan pada komponen gelombang P dan komponen
gelombang S adalah sebagai berikut :
Perpindahan yang berasosiasi dengan gelombang P diberikan pada geometry cartesian sebagai
berikut
Sedangkan solusi untuk persamaan gelombang dalam koordinat kartesian dengan meyode
pemisahan variabel adalah sebagai berikut :
Sehingga menghasilkan empat pasang persamaan seperti dibawah ini :
Gambar 8 (a) Proyeksi dari wavefront yang didefinisikan oleh t=0 c=0 pada bidang xix3 dan
berasosiasi dengan vektor ka. (b) variasi dari posisi fase konstant wavefront untuk waktu yang
bertambah. Jarak pergerakan wavefront setelah waktu t adalah R.
Partikel gerak gelombang P adalah tegak lurus terhadap wavefront dan paralel arahnya
meskipun gelombangnya menyebar. Karakteristik seperti ini juga berlaku untuk gelombang
silindris dan bola. Jika kita mengasosiasikan bidang xix2 dengan permukaan bumi dan sumbu x3
dengan kedalaman, komponen Us1 dan Us3 terdiri dari pergerakan gelombang S pada bidang
xix3 dan biasanya disebut dengan komponen SV karena memerlukan komponen dari pergerakan
vertikal. Komponen x2 disebut dengan komponen SH karena merupakan pergerakan horizontal.
Ingat bahwa gelombang P tidak memiliki komponen x2. Maka total perpindahan bidangnya
adalah
Pemantulan gelombang dua dimensi dan tiga dimensi berhubungan dengan muka
gelombang. Muka gelombang dapat kita amati, ketika sebuah batu di jatuhkan pada permukaan
air. Batu yang jatuh menyebabkan munculnya riak atau gelombang air yang berbentuk lingkaran
dan menyebar keluar dari pusat lingkaran.
Pada persamaan tiga dimensi biasanya terdapat pada gelombang elektromagnetik. Persamaan
gelombang elektromagnetik adalah persamaan diferensial orde dua yang menjelaskan tentang
perambatan gelombang elektromagnetik melalui sebuah media atau dalam ruang hampa.
persamaan ini adalah dalam persamaan gelombang tiga dimensi. Bentuk persamaan homogen,
ditulis dalam bentuk baik medan listrik E atau medan magnet B, mengambil bentuk:

Persamaan gelombang elektromagnetik berasal dari persamaan Maxwells, B disebut dengan


densitas fluks magnetik atau induksi magnetik.
Solusi dari penyelesaian masalah persamaan gelombang dalam tiga dimensi ruang dapat
diperoleh dari solusi penyelesaian untuk gelombang bola. Hasil ini kemudian dapat digunakan
untuk mendapatkan solusi dalam dua dimensi ruang. Persamaan gelombang tidak berubah di
bawah rotasi koordinat spasial, karena operator Laplace invarian berada pada rotasi, dan oleh
karena itu kita dapat menganalisa untuk menemukan solusi yang bergantung hanya pada jarak
radial dari titik tertentu. Solusi tersebut harus memenuhi
Persamaan diatas jika ditulis lagi, maka :
Kuantitas ru menunjukkan persamaan gelombang satu dimensi, ada salah satu bentuk solusi yaitu
:
dimana F dan G adalah fungsi sembarang. Setiap periode dapat didefinisikan sebagai gelombang
bola yang mengembang atau berhubungan dengan kecepatan c. Gelombang semacam ini
dihasilkan oleh sumber titik, dan mereka membuat sinyal tajam yang bentuknya mungkin hanya
diubah oleh penurunan amplitudo sebagai r meningkat.
Secara tiga dimensi arah perambatan gelombang dinyatakan dengan sumbu x, y, z. Untuk
menentukan persamaan gelombang ini, diferensiasi persamaan (b.5; b.6 dan b.7) masing-masing
terhadap x, y dan z sehingga untuk persamaan (b.5) diperoleh: (b.8)
Persamaan (b.8) merupakan persamaan gelombang longitudinal. Dari persamaan gelombang
tersebut diperoleh kecepatan gelombang longitudinal atau dikenal dengan kecepatan
gelombang-P yaitu sebagai berikut.
Untuk menurunkan persamaan gelombang transversal, maka persamaan (b.6) diturunkan
terhadap z dan persamaan (b.7) diturunkan terhadap y. Hasil turunan persamaan (b.6) dikurangi
hasil turunan persamaan (b.7) menghasilkan: (b.10)
hubungan ini (dalam arah x) dituliskan menjadi: (b.11)
Untuk arah penjalaran y dan z diturunkan dengan cara yang sama, sehingga diperoleh hubungan:
(b.12) & (b.13)
Persamaan (b.11), (b.12) dan (b.13) menyatakan persamaan gelombang transversal. Dari
persamaan gelombang tersebut diperoleh kecepatan gelombang transversal atau dikenal
dengan kecepatan gelombang-S yaitu sebagai berikut.
Berdasarkan pola-pola dari persamaan (b.8), (b.11), (b.12) dan (b.13), kita dapat menarik suatu
konklusi bahwa persamaan tersebut berlaku umum. Hubungan ini disebut persamaan gelombang
skalar, secara umum dituliskan dengan: (b.15).

Dengan v menyatakan kecepatan tetap dan menyatakan fungsi gelombang pada posisi x, y, z
dan waktu t tertentu, atau dituliskan (x,y,z,t).

DAFTAR PUSTAKA

Afnimar. 2009. Seismologi. Bandung : Penerbit ITB


Alonso, Marcelo., Finn, Edward J. 1980. Fundamental University Physics : Mechanics and
Thermodynamics. USA : Addison-Wesley Publising Company, Inc
Boas, Mary L. 1983. Mathematical Methods in the Physical Science. USA : John Willey & Sons,
Inc
Lay, Thorne, Wallace, T.C. 1995. Modern Global Seismology. San Diego : Academic Press
Young, H. D, Freedman, R.A.. 1996. University Physics 9th Edition. New York : AddisonWesley Publising Company, Inc

Gelombang seismik adalah gelombang energi yang menjalar ke seluruh bagian dalam bumi dan
melalui permukaan bumi. Gelombang seismik dapat ditimbulkan dengan dua metode yaitu
metode aktif dan metode pasif. Metode aktif adalah metode penimbulan gelombang seismik
secara aktif atau disengaja menggunakan gangguan yang dibuat oleh manusia, biasanya
digunakan untuk eksplorasi. Metode pasif adalah gangguan yang muncul terjadi secara alamiah,
contohnya gempa. Gelombang seismik termasuk dalam gelombang elastik karena medium yang
dilalui yaitu bumi bersifat elastik. Oleh karena itu sifat penjalaran gelombang seismik bergantung
pada elastisitas batuan yang dilewatinya. Teori lempeng tektonik telah menjelaskan bagaimana
pergerakan dari lempeng bumi. Pergerakan lempeng bumi menyebabkan batuan terdeformasi
atau berubah bentuk dan ukuran karena adanya pergerakan antar lempeng. Deformasi akibat
bergerakan lempeng ini berupa tegangan (stress) dan regangan (strain). Tegangan (Stress)
didefinisikan sebagai gaya persatuan luas. Gaya merupakan perbandingan dari besar gaya
terhadap luas dimana gaya tersebut dikenakan. Gaya yang dikenakan tegak lurus terhadap benda
maka tegangan tersebut normal, jika gaya berarah tangensial terhadap luas maka tegangan
tersebut tegangan geser, dan jika tidak tegak lurus maupun paralel maka gaya tersebut dapat
diuraikan kekomponen yang paralel dan tegak lurus terhadap elemen luas. Persamaan matematis
dari tegangan (

)

Benda elastis yang mengalami stess maka akan terdeformasi atau mengalami perubahan bentuk
maupun dimensi. Perubahan tersebut disebut dengan regangan atau strain.strain adalah jumlah
deformasi material persatuan luas. Hukum hooke menyatakan bahwa stress akan sebanding
dengan strain pada batuan (antara gaya yang diterapkan dan besarnya deformasi).

Strain (

) dan Stress (

) merupakan besaran tensor, sedangkan C adalah konstanta yang berupa matriks (tensor) yang
menentukan sifat dasar elastisitas dari batuan, parameter merupakan parameter elastik bebas
yang dapat mencirikan sifat elastisitas batuan. Sumber gelombang seismik yang pada awalnya
berasal dari gempa bumi yang dapat berupa gempa vulkanik maupun gempa tektonik, namun
sekarang ini sumber gelombang seismik dapat berasal dari sumber buatan seperti water gun,
dinamit, hentakan martil, dsb
http://juanita.blog.uns.ac.id/files/2011/01/gelombang-seismik1.pdf
https://yusufhaidarali30.wordpress.com/2013/03/23/jenis-jenis-magnitudo/

Anda mungkin juga menyukai