Anda di halaman 1dari 13

TUTORIAL PENGOPERASIAN GRAVIMETER BY.............................

IMAM SETIADI (PSG)

PPROSEDUR PENGGUNAAN ALAT GRAVITYMETRER LA COSTE&ROMBERG

A. Posisi Pengamat Terhadap Alat Gravimeter

Peranan posisi pengamat sangat berpengaruh besar dalam kondisi gravimeter yang
baik untuk mendapatkan harga pembacaan yang teliti dan cepat. Posisi pengamat
pada saat melakukan pengamatan tidaklah mutlak, artinya menyangkut kebiasaan
dari pengamat. Untuk itu sangat dianjurkan (Gambar 1) yaitu :

Gambar 1 Posisi Pengamat Terhadap Gravimeter La Costa & Romberg Type G.

Letakkan piringan pada titik pengamatan yang sudah ditentukan.

Letakkan kotak pembawa gravimeter didepan titik pengamatan tadi.

Usahakan berdiri menghadap alat gravimeter dengan membelakangi sinar


matahari. Dengan harapan sinar mataharim ini, tidak mengenai alat
gravimeter.

Perhatikan arah angin (terutama bila bertiup kencang) agar tidak


mengganggu pergerakan benang bacaan pada nivo.

Ambil sikap serelaks mungkin (disarankan dengan cara berlutut) pada saat
mulai pengamatan. Jangan membuat banyak gerakan pada saat melakukan
pengamatan.
TUTORIAL PENGOPERASIAN GRAVIMETER BY............................. IMAM SETIADI (PSG)

B. Menegakan Alat Ukur Gravimeter


Untuk mengoperasikan alat ini, diperlukan tahapan menegakan alat gravimeter
diatas piringan pada titik amat yang telah ditentukan.

Gambar 2 Menegakkan Alat Gravimeter Di Atas Piringan

Kemudian, teknik menegakkan alat ukur dilakukan dengan cara mengatur posisi nivo
memanjang dan nivo melintang menjadi seimbang dengan menggunakan sekerup-
sekerup penegak yang dilakukan dengan cermat.
Cara melakukan penegakan alat ini dapat dilakukan sebagai berikut (Gambar 2)
yaitu :
Letakan dan tekan sisi piringan pada titik pengamatan sehingga ketiga
kakinya tertanam pada tanah dengan mantap. Dilakukan sedemukian rupa
sehingga gelembung pada piringan berada ditengah.
Jika pengamatan dilakukan pada permukaan tanah yang lunak, letakan
sekeping papan diantara piringan dan permukaan tersebut berada pada
kedudukan yang mantap.
Buka penutup kotak pembawa dan periksa temperatur gravimeter, kabel
penghubung baterai sebaiknya dalam keadaan bebas.
Keluarkan dan angkat gravimeter dengan hati-hati.
Letakan alat gravimeter tadi diatas piringan titik pengamatan.
Geserlah badan gravimeter untuk mendapatkan perkiraan posisi tegak
dengan sedikit mengangkatnya.
TUTORIAL PENGOPERASIAN GRAVIMETER BY............................. IMAM SETIADI (PSG)

Apabila gelembung pada nivo-memanjang maupun nivo-melintang telah


mendekati posisi tengah (seimbang) hentikan pergeseran tersebut.
Nyalakan lampu alat gravimeter.
Gunakan sekerup penegak untuk mendapatkan kondisi tegak yang
sempurna. Sekerup penegak yang berada di kanan operator digunakan
untuk mengatur nivo memanjang. Sedangkan dua buah sekerup penegak
yang berada di sebelah kiri operator digunakan secara serentak dan
berlawanan arah untuk mengatur nivo melintang. Disarankan padangan
mata tegak lurus terhadap nivo pada waktu pengaturan.

C. Tahap Pembacaan Skala Pada Alat Gravimeter


Setelah alat gravimeter dalam posisi tegak sempurna maka dalam skala baca
gravimeter dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut yaitu lihat
Gambar 3 yaitu :

Gambar 3 Penampang Atas Gravimeter La Costa & Romberg Type G.

Putar sekerup pengunci (clamp) berlawanan arah jarum jam sampai habis.
Amati posisi benang bacaan pada lensa/mikroskop pengamatan atau pada
galvanometer. Perhatikan posisi setelah berhenti bergerak, apabila terletak di
sebelah kiri atau kanan garis baca (reading line).
TUTORIAL PENGOPERASIAN GRAVIMETER BY............................. IMAM SETIADI (PSG)

Amati dan gerakan benang bacaan dengan memutar sekerup pembacaan


secara perlahan searah atau berlawanan arah jarum jam. Bila benang bacaan
terletak disebelah kiri putar sekerup pembacaan searah jarum jam dan
sebaliknya. Hentikan putaran saat benang bacaan berimpit dengan garis baca
(posisi di galvanometer terletak di tengah).
Untuk mendapatkan harga pembacaan yang baik, putaran sekerup
pembacaan disarankan dari arah kiri ke kanan (searah jarum jam). Langkah
ini dapat langsung dilaksanakan bila benang bacaan terletak di sebelah kiri
garis baca. Bila benang bacaan terletak di sebelah kanan garis baca, putar
sekrup pembacaan berlawanan jarum jam hingga benang bacaan bergeser
ke sebelah kiri garis baca. Baru kemudian lakukan putaran balik (searah
jarum jam) sampai benang bacaan berimpit dengan garis baca. Hal ini
dilakukan untuk menghindari pembacaan semu akibat putaran sekerup
pembacaan yang tidak seragam.
Periksa level memanjang dan melintang, bila level berubah lakukan
pembetulan level untuk mendapatkan posisi tegak sempurna. Periksa kembali
posisi benang bacaan, apakah masih berimpit dengan garis baca atau
berubah. Bila berubah putar sekerup pembacaan lagi sampai mendapatkan
posisi benang pembacaan yang benar.
Matikan lampu gravimeter secara perlahan, jangan membuat gerakan yang
mengejutkan terhadap alat tersebut.
Putar sekerup pengunci searah jam sampai habis untuk mengunci pegas.
Baca hasil pengukuran pada sekala pembacaan.
D. Pengetesan dan Adjusment Alat Gravimeter
Sebelum alat ini diopersikan di lapangan, terlebih dahulu dilakukan pengetesan,
adjustment dan kalibrasi alat garvimeter. Pengetesan dan adjustment alat dilakukan
sebelum kalibrasi. Pekerjaan ini dilakukan di Jl. Diponegoro no.57, Bandung.
Maksud dari pengetesan dan adjustment alat adalah sebagai berikut :
Mengetahui sensitivitas alat.
Mengkoreksi benang baca (reading line).
Mengkoreksi nivo memanjang (long level) dan nivo melintang (cross
level).
Pengetesan galvanometer.
TUTORIAL PENGOPERASIAN GRAVIMETER BY............................. IMAM SETIADI (PSG)

Pelaksanaan pengetesan dan adjustment alat tersebut diatas, dapat dilakukan


sebagai berikut (Gambar 4) :
a. Untuk mengetahui sensitivitas alat (pengetesan nivo memanjang) adalah sbb:

Gambar 4 Penampang Atas Alat Gravimeter

Setimbangkan kedudukan alat dengan bantuan 3 sekerup penyeimbang


(Cross Level dan Long Level Adjust) dan 2 nivo/level yang tersedia
(Long Level dan Cross Level).
Bebaskan skala gravimeter dengan memutar sekerup pengunci
(Arrestment Knop) berlawanan arah dengan putaran jarum jam sampai
batas maksimum.
Skala gravimeter dapat dilihat malalui mikroskop dan pada posisi skala
dapat ditentukan berdasarkan bayangan dari benang silang (crosshair).
Dengan menggunakan Nulling Dial dicari lokasi terendah (Bottom stop)
dan tertinggi (Top Stop) dari gerakan benang silang.
Dengan menggunakan Nulling Dial tepatkan benang palang 1 (satu)
bagian skala diatas bacaan terendah (Battom stop).
Putar Nulling Dial searah jarum jam sebanyak satu putaran dan amati
jumlah unit dari gerakan benang melintang dalam mikroskop.
TUTORIAL PENGOPERASIAN GRAVIMETER BY............................. IMAM SETIADI (PSG)

Jika kepekaan nivo memperlihatkan kepekaan yang mendekati kira-kira


0.9 1.1 bagian, maka pengaturan nivo memanjang tidak diperlukan.

b. Mengkoreksi letak reading line (benang silang) yaitu dengan cara sebagai
berikut :
Setimbangkan kedudukan alat gravimeter.
Tepatkan benang silang seperti yang dispesifikasikan alat. Jika hal ini
tidak diketahui, dipilih posisi kira-kira ditengah-tengah antara
kesetimbangan.
Pertahankan nivo melintang dalam posisi setimbang. Unngkit nivo
memanjang satu bagian pertama dalam satu arah, kemudian dalam arah
yang lain. Dicatat pembacaan dalam teleskop dan ulangi beberapa kali
untuk meyakinkan pembacaan.
Jika benang silang bergerak kearah bacaan yang besarnya hampir sama
untuk masing-masing ungkitan, maka garis baca yang dilih telah benar.
Jika benang silang bergerak keatas sewaktu alat diungkit ke bawah
dengan menggunakan Single leveling Screw berarti anggapan besaran
garis dasa bacaan telalu tinggi. Jika untuk test tersebut benang silang
bergerak kebawah, maka angapan besar garis dasar bacaan terlalu
rendah.
Jika dalam langkah (kedua) besarnya garis baca yang diambil bukan
merupakan besaran pendekatan, maka benag silang harus diubah
sebesar satu bagian skala dengan Measuring Screw.
Naik atau turunkan tergantung dari langkah (kelima).
TUTORIAL PENGOPERASIAN GRAVIMETER BY............................. IMAM SETIADI (PSG)

Semua kegiatan dalam pengetesan dan adjusment alat Gravimeter di salin kedalam
suatu lembar formulir isian seperti tampak pada Gambar 5 dibawah ini :

Gambar 5. Contoh Isian Formulir Pengetesan dan Adjusment Alat Gravimeter

E. Kalibrasi Alat Gravimeter


Yang dimaksud dengan kalibrasi gravimeter adalah penentuan harga skala (K)
gravimeter (Calibration Correction Factor, CCF), yang akan digunakan untuk
menyatakan pembacaan dalam skala pembacaan menjadi milligal (mGal) (koreksi
tabel konversi yang diberikan oleh pabrik), dapat dilihat pada lampiran. Tiap-tiap
gravimeter biasanya mempunyai harga skala yang berlainan tergantung pada
model/type dari alat tsb.
Salah satu metode untuk melakukan kalibrasi gravimeter yang sering
digunakan yaitu dengan menggunakan dua buah stasiun yang telah diketahui harga
absolutnya (G obs.), kemudian masing-masing diukur dan dibaca harga
pembacaannya dengan gravimeter yang akan diketahui. Nilai skala hasil kalibrasi
gravimeter ditentukan dengan menggunakan :
TUTORIAL PENGOPERASIAN GRAVIMETER BY............................. IMAM SETIADI (PSG)

g1 g 2
K ...(1)
r1 r2
dimana :
g1 dan g2 adalah nilai gravitasi baku yang diketahui pada stasiun 1 dan stasiun
2
r1 dan r2 adalah nilai gravitasi yang diamati pada satasiun 1 dan stasiun 2
setelah dikoreksi pasangsurut dan koreksi apungan.
Nilai K yang diperoleh dari persamaan (1) harus berada dalam interval seperti di
bawah ini :
1 -2k < K < 1 +2k .(2)

1
k = 2 g 2 r ...(3)
r

dimana : k adalah simpangan baku dari K = 0.015/g


r adalah selisih nilai pengamatan gayaberat
Jika tabel konversi masih cocok maka nilai K akan mendekati satu (1) dan masuk
dalam interval (Lampiran).

F. Jalur Kalibrasi Alat Gravimeter


Jalur pengukuran kalibrasi dimulai dari : DG-0 GF.1 GF.2 GF.3
GF.4 GF.5 GF.4 GF.3 GF.2 GF.1 DG-0 GF.1 GF.2 GF.3
GF.4 GF.5 GF.4 GF.3 GF.2 GF.1 dan diakhiri di DG-0.
Pembacaan di tiap titik ukur tidak kurang dari tiga kali atau sampai didapat harga
pembacaan yang paling stabil.
Jalur kalibrasi Bandung-Tangkubanperahu dibuat oleh Direktorat Geologi tahun
1972 (Untung, 1972) dan jalur kalibrasi Bandung-Tangkubanperahu yang baru
(Efendie M.A., dkk, 2005).

G. Konversi Hasil Skala Baca Ke satuan milliGal


Untuk mendapatkan harga nilai gravitasi sebenarnya maka harga hasil bacaan harus
dikonversikan terlebih dahulu ke dalam satuan miliGal dengan menggunakan tabel
konversi. Sebagai contoh adalah sebagai berikut Tabel 1 :
TUTORIAL PENGOPERASIAN GRAVIMETER BY............................. IMAM SETIADI (PSG)

Tabel 1 Konversi Alat Gravimeter Tipe G.240 (Lampiran)

Counter reading Value in Factor for


milligal Interval

2500 2644.815 1.05823

2600 2750.638 1.05821

2700 2856.459 1.05823

Hasil Pengukuran : 26543


Bacaan pada tombol pengukur : 36
Bacaan sebenarnya : 2654.36
Pertama kali kita dapatkan harga dalam milligal untuk 2600 saja, sedangkan sisanya
merupakan perbedaan yang harus dikalikan dengan faktor intervalnya pada 2600.
Maka untuk pembacaan 2654.36 diperoleh sebagai berikut :
Bacaan 2600 harganya : 2750.638 milligal
Perbedaan 54.36 x 1.05821 : 57.243 milligal
Konversi dalam milligal : 2807.881 milligal

H. Sistem Pengambilan Besaran Gayaberat


Kegiatan pengukuran untuk mendapatkan besaran gayaberat di permukaan
bumi yang diakibatkan oleh tarikan massa bumi dan gaya sentrifugal akibat
rotasi bumi. Dalam penyusunan dukumen ini, akan diuraikan mengenai
pengertian jaringan gayaberat nasional dan titik pangkal gayaberat.
Jaringan gayaberat adalah suatu sebaran titik -titik pangkal dengan nilai
gayaberat yang andal yang mencakup daerah tertentu. Sedangkan titik
pangkal adalah titik acuan dimana pengamatan gayaberat berpangkal.
Jaringan ini terdiri dari beberapa titik pangkal dengan berbagai tingkatan
yang tersebar secara teratur dan mencakup daerah yang luas. Titik pangkal
utama adalah hasil pengikatan pertama kepada titik pangkal absolut (titik
dengan nilai mutlak yang diamati secara absolut) yang ditentukan berkali -kali
dengan beberapa alat Gravimeter sehingga memiliki nilai mantap. Nilai ini
adalah nilai relatip yang ditentukan dengan gravimeter. Sebagai contoh
TUTORIAL PENGOPERASIAN GRAVIMETER BY............................. IMAM SETIADI (PSG)

adalah DG.O di gedung museum geologi Jalan Diponegoro no. 57 Bandung.


Berdasarkan dari titik pangkal utama ini dapat dibuat titik berikutnya.
Jaringan titik-titik yang diikatkan kepada jaringan titik pangkal utama adalah jaringan
titik pangkal tingkat I dan disebut dengan jaringan gayaberat tingkat I.
Ikatan adalah suatu proses penentuan nilai gayaberat suatu titik dengan cara
menghubungkan titik tersebut dengan suatu titik pangkal atau titik lain yang telah
diketahui nilai gayaberatnya (Gambar 6).

Day 2 Day 1

Gambar 6 Contoh Ikatan Model Kisaran Base ke Base dimana 1,2,..12 Titik
Pengamatan.

Cara pengukuran/pengambilan data gayaberat (Gambar 6) adalah cara


loop/kisaran yaitu bolak-balik secara lintasan dan selalu kembali ke titik asal dimana
pengukuran dimulai yaitu Base-1-2-3-4-5-6-kembali kembali ke Base untuk hari
pertama, hari kedua Base-6-7-8-9-10-11-12-kembali lagi ke Base.

H. Reduksi Data Gayaberat


Hasil pengukuran lapangan selanjutnya harus direduksi terhadap nilai
pembacaan Gravimeter agar nilai tersebut, mendapatkan nilai anomali Bouguer
yang terkoreksi. Untuk mendapatkan nilai anomali Bouguer setiap titik amat, maka
terhadap nilai pembacaan tersebut dilakukan langkah pertama yaitu konversi dari
nilai pembacaan menjadi nilai gayaberat dalam satuan milligal dengan mengalikan
faktor koreksi alat.
Setelah diperoleh nilai milligal, maka harus melalui beberapa proses koreksi
terhadap nilai tersebut seperti koreksi pasang surut, koreksi apungan alat, koreksi
TUTORIAL PENGOPERASIAN GRAVIMETER BY............................. IMAM SETIADI (PSG)

lintang, koreksi ketinggian dan koreksi medan. Berikut ini beberapa tahapan proses
koreksi, antara lain :
a. Koreksi Pasang Surut
Koreksi ini adalah untuk menghilangkan gayatarik yang disebabkan oleh
posisi matahari dan bulan yang berubah terhadap waktu. Perhitungna koreksi ini
didasarkan kepada rumus (formula) dari Longman (1965) yang telah dihitung
menggunakan software komputer.

b. Koreksi Apungan Alat

Koreksi ini untuk menghilangkan pengaruh perubahan kondisi alat (gravimeter)


yang dilakukan dengan pembacaan ulang titik pangkal utama. Dari perbedaan
nilai pembacaan di titik pangkal utama dan beda waktu pembacaannya diperoleh
nilai koreksi apungan alat dimana nilai ini selanjutnya didistribusikan dengan cara
interpolasi terhadap nilai pembacaan di tiap titik amat.

Koreksi apungan alat menggunakan persamaan dibawah ini :

g1 g A
K a 1A t B t A
tA tA

Dimana :
gA adalah nilai gayaberat di BS pada saat tA
g'A adalah nilai gayaberat di BS pada saat tA (pada saat menutup
kisaran)
tA adalah waktu pengukuran di BS (pada saat memulai kisaran)
t'A adalah waktu pengukuran di BS (pada saat menutup kisaran)
tB adalah waktu pengukuran di titik amat B

c. Koreksi Lintang
Anomali gayaberat yang dihitung adalah anomali Bouguer, maka untuk
koreksi ini dipergunakan rumus Gayaberat normal (teoritik) tahun 1967 (GRF67)
yang besarnya adalah :

gLat = 978031.85 (1+0.0053024 Sin2 - 0.0000059 Sin2 2) mGal


Dimana : gLat adalah nilai gayaberat teoritik pada posisi titik amat
TUTORIAL PENGOPERASIAN GRAVIMETER BY............................. IMAM SETIADI (PSG)

adalah posisi lintang titik amat

d. Koreksi Ketinggian
Koreksi ini digunakan untuk menghilangkan perbedaan gravitasi karena
pengaruh beda tinggi dari setiap titik amat. Koreksi ini terdiri dari 2 macam yaitu
koreksi Udara Bebas dan koreksi Bouguer.

Koreksi Udara Bebas : (0.3086 x h) mGal


Koreksi Bouguer : (2 x G x x h) mGal

Dimana : G adalah konstanta : 6.67 x 10-9 cgs unit


adalah rapatmassa batuan (2.67 gr/cc)
h adalah beda tinggi antara titik amat gayaberat dengan datum level
tertentu

e. Koreksi Medan
Koreksi medan digunakan untuk menghilangkan pengaruh topografi (terrain)
disekitar titik amat. Dalam kegiatan lapangan ini dilakukan untuk bagian
bertopografi pegunungan dihitung koreksi medannya.

f. Anomali Bouguer
Nilai anomali Bouguer dihitung berdasarkan rumus :
BA = gO - gLat + KC + TC
Dimana : BA adalah nilai anomali Bouguer ( mGal)
gO adalah nilai pengamat gayaberat (mGal)
gLat adalah nilai gayaberat normal (teoritik)
KC adalah koreksi gabungan (beberapa koreksi diatas)
TC adalah koreksi medan (mGal)
Hasil reduksi data gayaberat disajikan dalam bentuk tabel yang kolom-kolomnya
yang tersedia di gambar dibawah ini (Gambar 4.11).
TUTORIAL PENGOPERASIAN GRAVIMETER BY............................. IMAM SETIADI (PSG)

Gambar 4.11 Contoh Isian formulir Reduksi Data Hasil Pembacaan Alat Gravimeter

I. Menentukan Lokasi Pengukuran Gravimeter


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi pengukuran adalah
penyediaan peta topografi dan peta geologi. Untuk keperluan orientasi medan
digunakan peta topografi sekala kecil yang tersedia.
Sesudah tersedia peta yang sesuai kemudian ditentukan lintasan pengukuran dan
titik base yang besaran percepatan gravitasinya diketahui.
Pengambilan data posisi dan titik pengukuran medan gravitasi dilakukan secara
bersama-sama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan titik pengukuran :
Letak titik pengukuran harus jelas dan mudah dikenal sehingga apabila
dikemudian hari dilakukan pengukuran ulang akan mudah untuk
mendapatkannya.
Lokasi titik pengukuran harus dapat dibaca dalam peta.
Lokasi titik pengukuran harus bersifat permanen dan mudah dijangkau
serta bebas dari gangguan bermotor, mesin dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai