Anda di halaman 1dari 39

Modul Praktikum

Instrumentasi Geofisika

Dr.rer.nat. Yudi Rosandi, M.Si.

Laboratorium Instrumentasi Geofisika


Program Studi Geofisika
Daftar Isi

Kode alat 4

1 Blok penguat 4
1.1 Tujuan praktikum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.2 Waktu praktikum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.3 Petunjuk praktikum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.4 Tugas pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
1.5 Peralatan dan komponen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
1.6 Percobaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
1.6.1 Percobaan 1: Penguat terinversi . . . . . . . . . . . . . 8
1.6.2 Percobaan 2: Penguat tak terinversi . . . . . . . . . . . 10
1.6.3 Rangkaian penjumlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
1.7 Laporan Akhir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

2 Rangkaian pengolah sinyal 14


2.1 Tujuan praktikum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
2.2 Waktu praktikum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
2.3 Petunjuk praktikum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
2.4 Tugas pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
2.5 Peralatan dan komponen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
2.6 Percobaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
2.6.1 Detektor pelewat nol . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
2.6.2 Rangkaian differensiator . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
2.6.3 Rangkaian integrator . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
2.7 Laporan akhir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22

3 Rangkaian tapis sinyal 23


3.1 Tujuan praktikum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
3.2 Waktu praktikum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
3.3 Petunjuk praktikum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
3.4 Tugas pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25

1
DAFTAR ISI 2

3.5 Peralatan dan komponen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25


3.6 Percobaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
3.6.1 Rangkaian penyaring frekuensi rendah . . . . . . . . . 26
3.6.2 Rangkaian penyaring frekuensi tinggi . . . . . . . . . . 28
3.6.3 Rangkaian pelewat pita . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29
3.6.4 Rangkaian penghilang pita . . . . . . . . . . . . . . . . 30
3.7 Laporan akhir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30

4 Rangkaian pick-up dan penampil 31


4.1 Tujuan praktikum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
4.2 Waktu praktikum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
4.3 Petunjuk praktikum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
4.4 Tugas pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
4.5 Peralatan dan komponen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
4.6 Percobaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35
4.6.1 Rangkaian pick-up dan buffer . . . . . . . . . . . . . . 35
4.6.2 Penampil meter d’Arsonval . . . . . . . . . . . . . . . . 37
4.7 Laporan akhir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38
Tabel 1: Daftar kode peralatan Laboratorium Instrumentasi Geofisika

Kode Nama Gambar


IG-01 Osciloskop, Gen.Sinyal, Sumber (Tri-fungsi) -
IG-02 Multimeter -
IG-03 Catudaya 2 polarisasi -
IG-04 Solder -
IG-05 Toolkit -
IG-05a Solder dalam toolkit -
IG-05b Papan tancap (Breadboard) -
Modul 1

Blok penguat

1.1 Tujuan praktikum


1. Mengetahui cara kerja serpih op-amp sebagai elemen blok penguat dari
sistem instrumentasi
2. Dapat merangkai penguat sinyal terinversi dan tak terinversi
3. Dapat merangkai penjumlah sinyal

1.2 Waktu praktikum


Praktikum ini dilakukan dalam waktu dua pertemuan.

1.3 Petunjuk praktikum


Pada gambar 1.1 ditampilkan susunan kaki-kaki dari penguat operasi yang
lajim dijumpai dipasaran. Pada praktikum ini anda akan menggunakan pi-
ranti op-amp sederhana dengan kode LM741. Pelajarilah susunan kaki-kaki
tersebut beserta dengan fungsi-fungsinya masing-masing. Lihatlah dan baca
lampiran lembar data IC yang dimaksud.
Pada gambar 1.2 ditampilkan skema rangkaian untuk rangkaian penguat
operasi terinversi. Rangkaian ini dapat digunakan untuk memperkuat (am-
plifikasi) atau pun memperlemah (atenuasi) sinyal masukan vi seperti tertera
pada gambar. Penguatan tegangan dalam rangkaian elektronika didefinisik-
an sebagai perbandingan besarnya sinyal keluaran dengan sinyal masukan.
Pada rangkaian ini, sinyal masukan diperkuat atau diperlemah dengan me-
nentukan besarnya nilai-nilai hambatan R1 dan R2 . Untuk berikutnya, pe-
nguatan atau pelemahan sinyal tegangan kita sebut dengan nama penguatan

4
MODUL 1. BLOK PENGUAT 5

V+
7

ofset nol 8 NC
1
input inversi
2 _
input inversi 2 7 V+ 6
output

3
imput tak inversi 6 output
3 imput tak inversi +
V- 4 5 ofset nol 4
V-

(a) (b)

Gambar 1.1: Serpih terintegrasi LM741 (a) deskripsi kaki-kaki (pin-out) (b)
diagram.

Av , dengan kriteria sebagai berikut; penguatan jika |Av | > 1 dan pelemahan
0 < |Av | < 1. Ketika penguatan Av bernilai negatif, artinya sinyal masukan
berbalik fasa (inverting).
vo
Av = (1.1)
vi
Untuk penguat terinversi, kita memiliki,
R2
Av = −
, (1.2)
R1
dengan tanda negatif berarti sinyal keluaran terinversi atau berbalik fasa.
Dalam penguat operasi terinversi, R1 bertindak sebagai hambatan masuk-
an. Nilai hambatan ini menentukan seberapa besar arus yang ditarik dari
piranti masukan. Jika hambatan ini terlalu kecil, maka akan membebani pi-
ranti masukan. Rin = R1 adalah hambatan keluaran dari rangkaian. Anda
dapat pula mengatur hambatan keluaran dengan memilih nilai Rout = R2 .
Ini biasanya dilakukan jika ingin mencocokkan impedansi dengan rangkaian
berikutnya.
R2

R1

Vi _
Vo

Gambar 1.2: Skema rangkaian penguat terinversi dengan Op-amp


MODUL 1. BLOK PENGUAT 6

Gambar 1.3 menampilkan rangkaian penguat operasi tak terinversi. Un-


tuk penguat tipe ini penguatan Av ditentukan melalui persamaan berikut,
R1 + R2
Av = (1.3)
R1
Penguatan yang bernilai positif berarti sinyal keluaran tidak berubah fasa.
Dalam rangkaian ini besar penguatan juga selalu lebih dari satu, Av > 1,
sehingga tidak memungkinkan membuat rangkaian pelemah sinyal dengan
konfigurasi ini. Salah satu kebajikan rangkaian tak terinversi adalah nilai
hambatan masukan yang sangat besar. Secara ideal Rin = ∞. Sifat ini
sangat diharapkan dalam rangkaian instrumen, agar piranti masukan tidak
terbebani oleh rangkaian penguat. Hambatan keluarannya adalah Rout =
R1 + R2 .

Vi +
Vo
_

R2

R1

Gambar 1.3: Skema rangkaian penguat tak terinversi dengan Op-amp

R1 Rf

V1

R2

V2 _
Vo

Gambar 1.4: Skema rangkaian penjumlah terinversi

Gambar 1.4 menampilkan rangkaian untuk menjumlahkan dua sinyal ma-


sukan v1 dan v2 . Hubungan sinyal masukan dan keluaran dari rangkaian ini
dinyatakan sebagai berikut,
MODUL 1. BLOK PENGUAT 7

 
Rf Rf Rf
vo = − v1 + v2 + ... + vn (1.4)
R1 R2 Rn
dengan Rf adalah hambatan umpan balik (feedback), dan R1 ...Rn adalah
hambatan masukan. Banyaknya sinyal masukan dapat ditambahkan dengan
menghubungkan hambatan masukan R1 ...Rn sebanyak yang diperlukan.

1.4 Tugas pendahuluan


1. Turunkan penguatan untuk rangkaian penguat operasi terinversi dan
tak-terinversi.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hambatan masukan dan hambat-


an keluaran. Turunkanlah hubungan hambatan-hambatan ini dengan
hambatan yang digunakan pada rangkaian untuk penguat operasi ter-
inversi dan tak-terinversi.

3. Turunkan hubungan sinyal masukan dan sinyal keluaran pada rangkai-


an penjumlah sinyal dengan menggunakan penguat operasi.

1.5 Peralatan dan komponen


Peralatan

1. Osiloskop, Generator sinyal dan sumber tegangan (IG-01)


2. Multimeter (IG-02)
3. Papan tancap (Breadboard, IG-05b)
4. Catudaya dua polarisasi (IG-03)
5. Peralatan menyolder (IG-04 atau IG-05a)

Komponen

1. Komponen-komponen sesuai dengan gambar rangkaian untuk prakti-


kum

2. papan rangkaian serbaguna (PCB)

3. pin konektor

4. kabel-kabel sesuai keperluan


MODUL 1. BLOK PENGUAT 8

1.6 Percobaan

inverting
input output
penjumlah
input_1
output

input_2
non-inverting
input output
sambungan catu-daya

+ -

Gambar 1.5: Diagram layout penempatan blok penguat dan penjumlah si-
nyal.

Dalam percobaan ini anda akan membangun sistem penguat dan penjum-
lah sinyal dalam satu papan rangkaian. Siapkanlah papan rangkaian yang
dimaksud kemudian rencanakan sesuai dengan diagram layout pada Gb. 1.5.
Aturlah ruang dalam papan sesuai dengan gambar, sehingga semua kom-
ponen memungkinkan untuk ditempatkan. Buat terlebih dahulu jalur-jalur
untuk catu daya. Perhatikan bahwa bagian atas papan rangkaian adalah
yang tidak memiliki lapisan tembaga.

1.6.1 Percobaan 1: Penguat terinversi


Tahap pembangunan
1. Persiapkan komponen sesuai dengan daftar yang diperlukan dalam rang-
kaian penguat terinversi (lihat Gb. 1.6).

2. Tempatkan komponen pada blok pertama (inverting) di bagian atas


papan rangkaian.

3. Solder semua kaki-kaki komponen pada bagian bawah PCB dengan


dengan timah.
MODUL 1. BLOK PENGUAT 9

larik jumper
100k
5.6k
10k
2.2k
VR 1k

input 1k
output

Gambar 1.6: Skema rangkaian terinversi untuk percobaan 1.

4. Hubungkan kaki-kaki komponen sesuai dengan rangkaian pada gambar


1.6 dengan menggunakan kabel tunggal. Potong kabel tersebut sesuai
jarak kaki-kaki komponen yang akan dihubungkan, dan kuliti hanya
bagian yang akan disolder saja.

Tahap pengujian
Sebelum melakukan pengujian rangkaian, perlihatkan terlebih dahulu rang-
kaian yang sudah anda bangun pada asisten untuk di periksa.

a. Penguatan yang dapat disetel

1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dihidupkan terlebih dahulu.

2. Putar hambatan geser VR pada posisi maksimum, dengan mengukur


nilai hambatannya menggunakan multimeter.

3. Hubungkan pin pada larik jumper di posisi satu.

4. Hubungkan masukan (input) pada sumber tegangan dalam keadaan


mati (IG-01). Putar tegangan keluaran pada posisi 3 Volt.

5. Nyalakan catu-daya, kemudian sumber tegangan.

6. Dengan menggunakan multimeter pada posisi volt-meter, ukur tegang-


an keluaran (output) dari rangkaian.
MODUL 1. BLOK PENGUAT 10

7. putar secara perlahan hambatan geser VR, kemudian ukur rasio te-
gangan keluaran terhadap masukan dari sebanyak 10 posisi putaran
VR.

8. Catat hasil pengamatan anda, dan beri kesimpulan.

b. Penguatan yang dapat dipilih

1. Rangkai hambatan pembagi tegangan pada papan tancap, sehingga


mendapatkan tegangan sebesar 500 mV, dengan masukan 5 Volt. Hi-
tung dan pilih nilai-nilai hambatan yang diperlukan.

2. Dengan menggunakan sumber tegangan pada posisi 5 V uji bahwa ke-


luaran dari pembagi tegangan adalah 500 mV. Tunjukkan rangkaian
dan hasil pengujian ini pada asisten.

3. Dengan menggunakan prosedur yang sama dengan bagian (a), ubah


posisi pin larik jumper pada posisi 2, 3, 4, dan 5. Kemudian ukur rasio
tegangan keluaran terhadap masukan.

4. Catat hasil pengamatan anda, dan beri kesimpulan.

1.6.2 Percobaan 2: Penguat tak terinversi

input
output

VR1k
1k

Gambar 1.7: Skema rangkaian tak-terinversi untuk percobaan 2.

Tahap pembangunan
1. Persiapkan komponen sesuai dengan daftar yang diperlukan dalam rang-
kaian penguat tak-terinversi (lihat Gb. 1.7).
MODUL 1. BLOK PENGUAT 11

2. Tempatkan komponen pada blok kedua (non-inverting) di bagian atas


papan rangkaian.

3. Solder semua kaki-kaki komponen pada bagian bawah PCB dengan


dengan timah.

4. Hubungkan kaki-kaki komponen sesuai dengan rangkaian pada gambar


1.7 dengan menggunakan kabel tunggal. Potong kabel tersebut sesuai
jarak kaki-kaki komponen yang akan dihubungkan, dan kuliti hanya
bagian yang akan disolder saja.

Tahap pengujian
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dinidupkan terlebih dahulu.

2. Putar hambatan geser VR pada posisi maksimum, dengan mengukur


nilai hambatannya menggunakan multimeter.

3. Hubungkan pin pada larik jumper di posisi satu.

4. Hubungkan masukan (input) dengan pembagi tegangan yang telah


dirangkai pada percobaan 1. Hubungkan pembagi tegangan dengan
sumber tegangan, dan putar tegangan keluaran pada posisi 5 Volt se-
hingga masukan pada rangkaian adalah 500 mV.

5. Nyalakan catu-daya, kemudian sumber tegangan.

6. Dengan menggunakan multimeter pada posisi volt-meter, ukur tegang-


an keluaran (output) dari rangkaian.

7. putar secara perlahan hambatan geser VR, kemudian ukur rasio te-
gangan keluaran terhadap masukan dari sebanyak 10 posisi putaran
VR.

8. Catat hasil pengamatan anda, dan beri kesimpulan.

1.6.3 Rangkaian penjumlah


Tahap pembangunan
1. Persiapkan komponen sesuai dengan daftar yang diperlukan dalam rang-
kaian penguat tak-terinversi (lihat Gb. 1.8).
MODUL 1. BLOK PENGUAT 12

1k 1k
input_1

1k
input_2 output

Gambar 1.8: Skema rangkaian penjumlah sinyal untuk percobaan 3.

2. Tempatkan komponen pada blok ketiga (penjumlah) di bagian atas


papan rangkaian.

3. Solder semua kaki-kaki komponen pada bagian bawah PCB dengan


dengan timah.

4. Hubungkan kaki-kaki komponen sesuai dengan rangkaian pada gambar


1.8 dengan menggunakan kabel tunggal. Potong kabel tersebut sesuai
jarak kaki-kaki komponen yang akan dihubungkan, dan kuliti hanya
bagian yang akan disolder saja.

Tahap pengujian
1. Pasang rangkaian masukan dari rangkaian percobaan 1 dan percobaan
2 pada catu-daya dan sumber tegangan.

2. Tera rangkaian percobaan 1 dan percobaan 2 sehingga memiliki pe-


nguatan yang sama |Av | = 2.2.

3. Hubungkan keluaran dari rangkaian 1 ke input-1, dan rangkaian 2 ke


input-2 pada rangkaian penjumlah.

4. Hubungkan masukan dari rangkaian 1 ke sumber tegangan. Putar knop


pengatur pada posisi 3 Volt.

5. Hubungkan masukan dari rangkaian 2 ke generator sinyal. Atur gene-


rator sinyal sehingga memberi sinyal 1 Volt puncak ke puncak (1 Vpp).

6. Hubungkan keluaran dari rangkaian penjumlah ke osiloskop. Atur agar


osiloskop bekerja dalam modus DC, dan penguatan yang memadai.

7. Nyalakan catu-daya, sumber tegangan, dan generator sinyal, kemudian


perhatikan sinyal yang tampil di osiloskop. Catat tampilan ini.
MODUL 1. BLOK PENGUAT 13

8. Tukarkan masukan rangkaian 1 dengan rangkaian 2, kemudian gunakan


prosedur yang sama seperti diatas. Catat tampilan osiloskop.

9. Catat hasil pengamatan anda, dan beri kesimpulan.

1.7 Laporan Akhir


Buatlah laporan akhir dari percobaan yang telah anda lakukan, dengan
menggunakan format standard laporan akhir di Laboratorium Instrumentasi
Geofisika. Sertakan kajian pustaka, analisis dari rangkaian, dan hasil perco-
baan secara lengkap. Berikan kesimpulan yang mencakup hasil pengamatan
anda selama pengerjaan praktikum.
Modul 2

Rangkaian pengolah sinyal

2.1 Tujuan praktikum


1. Mengetahui penerapan fungsi differensial dan integral dalam rangkaian
elektronika
2. Dapat merancang rangkaian pembentuk sinyal kotak dengan detektor
pelewat nol
3. Dapat merancang rangkaian differensiator dan integrator menggunakan
penguat operasi

2.2 Waktu praktikum


Praktikum ini dilakukan dalam waktu dua pertemuan.

2.3 Petunjuk praktikum


Pada percobaan ini anda akan mempelajari fungsi kalkulus diferensial dan
integral secara analog dalam waktu, yang dapat dilakukan menggunakan
rangkaian elektronika. Fungsi-fungsi kalkulus ini sangat bermanfaat dalam
mengolah sinyal terukur sehingga dapat diinterpretasikan lebih baik pada
perangkat keluaran. Untuk mempelajari fungsi-fungsi ini kita menggunak-
an masukan yang berbentuk sinyal kotak, yang dapat diasumsikan sebagai
masukan fungsi tangga pada piranti yang dirancang. Sinyal keluaran dapat
dilihat sebagai respons-tangga dari piranti. Pada percobaan ini kita menggu-
nakan piranti detektor pelewat nol (zero-crossing detector) untuk mengubah
sinyal dari generator sinyal menjadi kotak, yang dapat dilihat di gambar 2.1.

14
MODUL 2. RANGKAIAN PENGOLAH SINYAL 15

sinyal masukan

keluaran sinyal kotak

Gambar 2.1: Skema rangkaian detektor pelewat nol digunakan untuk meng-
hasilkan sinyal kotak

Dengan memanfaatkan penguatan terbuka yang sangat tinggi pada pe-


nguat operasi, rangkaian detektor pelewat nol akan memberikan keluaran
maksimum (positif) jika tegangan masukan memiliki polarisasi positif, dan
memberikan tegangan minimum (negatif) ketika tegangan masukannya ne-
gatif. Penguatan yang sangat besar ini menjadikan rangkaian bersifat tidak
liner, dan hanya memiliki dua kondisi keluaran, yakni nilai positif dan nega-
tiv mendekati nilai catu daya (Vcc ).
Pada gambar 2.2 ditampilkan rangkaian untuk melakukan diferensial si-
nyal masukan, menggunakan penguat operasi, hambatan dan kapasitor. Rang-
kaian ini dapat melakukan kalkulus turunan pada sinyal masukan, dengan
hubungan sebagai berikut,
d
vo (t) = −RC vi (t) (2.1)
dt
dimana τ = RC adalah konstanta waktu dalam satuan detik. Ketika diberi
masukan fungsi tangga, rangkaian ini akan memberikan pulsa yang meluruh
dengan kecepatan luruh diidentifikasi oleh nilai τ . Respons terhadap fungsi
tangga dari rangkaian ini adalah:
t
vo (t) = Ke− τ (2.2)
dimana K adalah tinggi dari fungsi sinyal masukan.
Gambar 2.3 menampilkan rangkaian untuk melakukan integral sinyal ma-
sukan. Hubungan antara sinyal keluaran dan masukan dari rangkaian ini
dapat digambarkan melalui persamaan kalkulus berikut,
Z t
1
vo (t) = − vi (t)dt0 (2.3)
RC 0
dengan batas integral dari sistem dinyalakan hingga waktu pengukuran dila-
kukan. Respons fungsi tangga dari rangkaian pada gambar 2.3, adalah solusi
dari persamaan diatas,
MODUL 2. RANGKAIAN PENGOLAH SINYAL 16

R1

C1

Vi _
Vo

Gambar 2.2: Skema rangkaian diferensiator dengan Op-amp

vo = K(1 − e−t/τ ) (2.4)


dimana K adalah konstanta yang menentukan tinggi fungsi tegangan ma-
sukan, dan τ = RC adalah konstanta waktu.
C1

R1

Vi _
Vo

Gambar 2.3: Skema rangkaian integrator dengan Op-amp

2.4 Tugas pendahuluan


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fungsi impulse, fungsi tangga
(step), dan fungsi tanjak (ramp)! Gambarkan bentuk kurva tegang-
an terhadap waktu dari fungsi-fungsi diatas!
2. Turunkan solusi persamaan respon tangga dari rangkaian pendiferen-
sial.
3. Turunkan solusi persamaan respon tangga dari rangkaian pengintegral.
MODUL 2. RANGKAIAN PENGOLAH SINYAL 17

2.5 Peralatan dan komponen


Peralatan

1. Osiloskop, Generator sinyal dan sumber tegangan (IG-01)


2. Multimeter (IG-02)
3. Papan tancap (Breadboard, IG-05b)
4. Catudaya dua polarisasi (IG-03)
5. Peralatan menyolder (IG-04 atau IG-05a)

Komponen

1. Komponen-komponen sesuai dengan gambar rangkaian untuk prakti-


kum

2. papan rangkaian serbaguna (PCB)

3. pin konektor

4. kabel-kabel sesuai keperluan

2.6 Percobaan

pendiferensial
input output

pembentuk sinyal
input output

pengintegral
input output
sambungan catu-daya

+ -

Gambar 2.4: Diagram layout penempatan blok diferensiator dan integrator


sinyal.
MODUL 2. RANGKAIAN PENGOLAH SINYAL 18

Dalam percobaan ini anda akan membangun blok pembentuk sinyal, pe-
ngintegral dan pendiferensial sinyal dalam satu papan rangkaian. Siapka-
nlah papan rangkaian yang dimaksud kemudian rencanakan sesuai dengan
diagram layout berikut pada Gb. 2.4. Aturlah ruang dalam papan sesuai de-
ngan gambar, sehingga semua komponen memungkinkan untuk ditempatkan.
Buat terlebih dahulu jalur-jalur untuk catu daya. Perhatikan bahwa bagian
atas papan rangkaian adalah yang tidak memiliki lapisan tembaga.

2.6.1 Detektor pelewat nol

input 1k
output

1k IN4001

Gambar 2.5: Skema rangkaian detektor pelewat nol untuk percobaan 1: pem-
bentuk sinyal.

Tahap pembangunan
1. Persiapkan komponen sesuai dengan daftar yang diperlukan dalam rang-
kaian pembentuk sinyal (lihat Gb. 2.5).
2. Tempatkan komponen pada blok pertama (pembentuk sinyal) di bagian
atas papan rangkaian.
3. Solder semua kaki-kaki komponen pada bagian bawah PCB dengan
timah.
4. Hubungkan kaki-kaki komponen sesuai dengan rangkaian pada gam-
bar 2.5 dengan menggunakan kabel tunggal. Potong kabel tersebut
sesuai jarak kaki-kaki komponen yang akan dihubungkan, dan kuliti
hanya bagian yang akan disolder saja.

Tahap pengujian
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dihidupkan terlebih dahulu.
MODUL 2. RANGKAIAN PENGOLAH SINYAL 19

2. Hubungkan masukan (input) pada rangkaian ke generator sinyal.


3. set generator sinyal untuk fungsi sinusoida dengan tegangan Vpp 1 Volt,
dengan frekuensi 5 Hz.
4. Hubungkan keluaran (output) rangkaian ke osiloskop. Atur skala pe-
ngukuran osiloskop sehingga dapat menampilkan tegangan ukur hingga
15 Volt.
5. Nyalakan catu-daya, generator sinyal, kemudian osiloskop, dan catat
keluaran dari osiloskop.
6. Dengan memindahkan probe osiloskop, catat pula sinyal masukan.
7. Ubah frekuensi (scan) masukan menjadi lebih tinggi dengan langkah
10 Hz. Gambar sinyal masukan dan sinyal keluaran dari sistem rang-
kaian.
8. Catat hasil pengamatan anda, dan beri kesimpulan.

2.6.2 Rangkaian differensiator

C1=1u R1=560K

C2=56n

C3=22n
input
output

C4=10n

Gambar 2.6: Skema rangkaian pendiferensial sinyal untuk percobaan-2

Tahap pembangunan
1. Persiapkan komponen sesuai dengan daftar yang diperlukan dalam rang-
kaian pembentuk sinyal (lihat Gb. 2.6).
2. Tempatkan komponen pada blok pertama (pendifferensial) di bagian
atas papan rangkaian.
MODUL 2. RANGKAIAN PENGOLAH SINYAL 20

3. Solder semua kaki-kaki komponen pada bagian bawah PCB dengan


timah.

4. Hubungkan kaki-kaki komponen sesuai dengan rangkaian pada gam-


bar 2.6 dengan menggunakan kabel tunggal. Potong kabel tersebut
sesuai jarak kaki-kaki komponen yang akan dihubungkan, dan kuliti
hanya bagian yang akan disolder saja.

Tahap pengujian
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dihidupkan terlebih dahulu.

2. Hubungkan pengkabelan pada blok pengubah sinyal seperti pada percobaan-


1.

3. Hubungkan keluaran dari pengubah sinyal kedalam masukan rangkaian


pendiferensial.

4. Hubungkan keluaran (output) rangkaian ke osiloskop. Atur skala pe-


ngukuran osiloskop sehingga dapat menampilkan tegangan ukur hingga
15 Volt.

5. Hubungkan pin pada larik jumper di posisi C=1uF

6. Nyalakan catu-daya, generator sinyal, kemudian osiloskop, dan catat


keluaran dari osiloskop.

7. Dengan memindahkan probe osiloskop, catat pula sinyal masukan dari


blok pendiferensial.

8. Ubah frekuensi masukan menjadi lebih tinggi dengan langkan 10 Hz.


Gambar sinyal masukan dan sinyal keluaran dari sistem rangkaian.

9. Pindahkan posisi pin pada jumper kemudian ulangi prosedur percobaan


diatas. Catat sinyal masukan dan keluaran dari rangkaian.

10. Catat hasil pengamatan anda, dan beri kesimpulan.


MODUL 2. RANGKAIAN PENGOLAH SINYAL 21

C1=1u

C2=56n

C3=22n

C4=10n
input
output
R1=560K

Gambar 2.7: Skema rangkaian pengintegral sinyal untuk percobaan-3

2.6.3 Rangkaian integrator


Tahap pembangunan
1. Persiapkan komponen sesuai dengan daftar yang diperlukan dalam rang-
kaian pembentuk sinyal (lihat Gb. 2.7).

2. Tempatkan komponen pada blok pertama (pengintegral) di bagian atas


papan rangkaian.

3. Solder semua kaki-kaki komponen pada bagian bawah PCB dengan


timah.

4. Hubungkan kaki-kaki komponen sesuai dengan rangkaian pada gam-


bar 2.7 dengan menggunakan kabel tunggal. Potong kabel tersebut
sesuai jarak kaki-kaki komponen yang akan dihubungkan, dan kuliti
hanya bagian yang akan disolder saja.

Tahap pengujian
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dihidupkan terlebih dahulu.

2. Hubungkan pengkabelan pada blok pengubah sinyal seperti pada percobaan-


1.
MODUL 2. RANGKAIAN PENGOLAH SINYAL 22

3. Hubungkan keluaran dari pengubah sinyal kedalam masukan rangkaian


pengintegral.

4. Hubungkan keluaran (output) rangkaian ke osiloskop. Atur skala pe-


ngukuran osiloskop sehingga dapat menampilkan tegangan ukur hingga
15 Volt.

5. Hubungkan pin pada larik jumper di posisi C=1uF

6. Nyalakan catu-daya, generator sinyal, kemudian osiloskop, dan catat


keluaran dari osiloskop.

7. Dengan memindahkan probe osiloskop, catat pula sinyal masukan dari


blok pendiferensial.

8. Ubah frekuensi masukan menjadi lebih tinggi dengan langkan 10 Hz.


Gambar sinyal masukan dan sinyal keluaran dari sistem rangkaian.

9. Pindahkan posisi pin pada jumper kemudian ulangi prosedur percobaan


diatas. Catat sinyal masukan dan keluaran dari rangkaian.

10. Catat hasil pengamatan anda, dan beri kesimpulan.

2.7 Laporan akhir


Buatlah laporan akhir dari percobaan yang telah anda lakukan, dengan
menggunakan format standard laporan akhir di Laboratorium Instrumentasi
Geofisika. Sertakan kajian pustaka, analisis dari rangkaian, dan hasil perco-
baan secara lengkap. Berikan kesimpulan yang mencakup hasil pengamatan
anda selama pengerjaan praktikum.
Modul 3

Rangkaian tapis sinyal

3.1 Tujuan praktikum


1. Mengetahui respons frekuensi dari rangkaian penyaring sinyal
2. Dapat merancang rangkaian penyaring frekuensi rendah dan tinggi
3. Dapat merancang rangkaian pelewat pita frekuensi

3.2 Waktu praktikum


Praktikum ini dilakukan dalam waktu dua pertemuan.

3.3 Petunjuk praktikum


Pada praktikum ini anda akan mempelajari bagaimana membangun blok
tapis sinyal, atau dikenal juga dengan nama filter. Ada dua jenis rangkaian
penyaring utama yakni penyaring lolos rendah dan penyaring lolos tinggi.
Dua jenis penyaring yang penting dan juga banyak diperlukan dalam sistem
instrumentasi adalah pelewat pita dan penghilang pita. Kedua jenis terakhir
ini dapat dibangun dengan mengkombinasikan dua penyaring utama, dan
mengatur frekuensi potong dari keduanya.
Gambar 3.1 menampilkan rangkaian pelolos pita dengan menggunakan
rangkaian hambatan dan kapasitor dalam konfigurasi T. Frekuensi potong
dari rangkaian ini dihitung dengan persamaan berikut,
1
fc = √ (3.1)
2πC2 R1 R2
dengan faktor kualitas Q, ditentukan oleh,

23
MODUL 3. RANGKAIAN TAPIS SINYAL 24

r
1 C2
Q= (3.2)
2 C1
untuk Q > 10.

_
R1 R2 Vo

Vi +
C1
C2

Gambar 3.1: Skema rangkaian pelewat frekuensi rendah dengan Op-amp

Gambar 3.1 menampilkan rangkaian pelolos pita dengan menggunakan


rangkaian hambatan dan kapasitor dalam konfigurasi T. Frekuensi potong
dari rangkaian ini dihitung dengan persamaan berikut,
1
fc = √ (3.3)
2πC2 R1 R2
dengan faktor kualitas Q, ditentukan oleh,
r
1 C2
Q= (3.4)
2 C1
untuk Q > 10.

_
C1 C2 Vo

Vi +

R1 R2

Gambar 3.2: Skema rangkaian pelewat frekuensi rendah dengan Op-amp


MODUL 3. RANGKAIAN TAPIS SINYAL 25

Gambar 3.2 menampilkan rangkaian pelolos pita dengan menggunakan


rangkaian hambatan dan kapasitor dalam konfigurasi T. Frekuensi potong
dari rangkaian ini dihitung dengan persamaan berikut,
1
fc = √ (3.5)
2πR2 C1 C2
dengan faktor kualitas Q, ditentukan oleh,
r
1 R2
Q= (3.6)
2 R1
untuk Q > 10.
Untuk membuat filter lolos pita dan filter penolak pita, anda dapat meng-
gabungkan dua tipe filter diatas dan mengatur frekuensi potong masing-
masing. Misalnya pita lolos pita dapat dibangun dengan filter lolos bawah
dengan frekuensi potong fl , dan lolos tinggi dengan frekuensi potong fh ,
dengan kondisi fl < fh .

3.4 Tugas pendahuluan


1. Apa yang dimaksud dengan faktor kualitas Q. jelaskan!
2. Pelajari bagaimana menggambarkan diagram Bode. Jelaskan bagaima-
na menentukan sumbu-sumbunya!
3. Hitung frekuensi-frekuensi yang mungkin didapat dari rangkaian percobaan-
1 dan percobaan-2, untuk semua kemungkinan posisi pin pada larik
jumper.

3.5 Peralatan dan komponen


Peralatan
1. Osiloskop, Generator sinyal dan sumber tegangan (IG-01)
2. Multimeter (IG-02)
3. Catudaya dua polarisasi (IG-03)
4. Peralatan menyolder (IG-04 atau IG-05a)
Komponen
1. Komponen-komponen sesuai dengan gambar rangkaian untuk prakti-
kum
MODUL 3. RANGKAIAN TAPIS SINYAL 26

2. papan rangkaian serbaguna (PCB)

3. pin konektor

4. kabel-kabel sesuai keperluan

3.6 Percobaan

filter lolos rendah filter lolos tinggi


input output input output

sambungan catu-daya

+ -

Gambar 3.3: Diagram layout penempatan blok tapis lolos bawah dan lolos
tinggi.

Dalam percobaan ini anda akan membangun blok tapis sinyal lolos bawah
dan lolos tinggi dalam satu papan rangkaian. Siapkanlah papan rangkaian
yang dimaksud kemudian rencanakan sesuai dengan diagram layout berikut
pada Gb. 3.3. Aturlah ruang dalam papan sesuai dengan gambar, sehingga
semua komponen memungkinkan untuk ditempatkan. Buat terlebih dahulu
jalur-jalur untuk catu daya. Perhatikan bahwa bagian atas papan rangkaian
adalah yang tidak memiliki lapisan tembaga.

3.6.1 Rangkaian penyaring frekuensi rendah


Tahap pembangunan
1. Persiapkan komponen sesuai dengan daftar yang diperlukan dalam rang-
kaian pembentuk sinyal (lihat Gb. 3.4).
MODUL 3. RANGKAIAN TAPIS SINYAL 27

2x larik jumper
680 680
input
output
1k6 1k6

100n 100n

Gambar 3.4: Skema rangkaian tapis lolos bawah untuk percobaan-1

2. Tempatkan komponen pada blok pertama (pengintegral) di bagian atas


papan rangkaian.

3. Solder semua kaki-kaki komponen pada bagian bawah PCB dengan


timah.

4. Hubungkan kaki-kaki komponen sesuai dengan rangkaian pada gam-


bar 3.4 dengan menggunakan kabel tunggal. Potong kabel tersebut
sesuai jarak kaki-kaki komponen yang akan dihubungkan, dan kuliti
hanya bagian yang akan disolder saja.

Tahap pengujian
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dihidupkan terlebih dahulu.

2. Hubungkan masukan (input) pada rangkaian ke generator sinyal.

3. Set generator sinyal untuk fungsi sinusoida dengan tegangan Vpp 1 Volt,
dengan frekuensi 5 Hz.

4. Hubungkan keluaran (output) rangkaian ke osiloskop. Atur skala pe-


ngukuran osiloskop sehingga dapat menampilkan tegangan ukur hingga
15 Volt.

5. Pasang pin pada kedua larik jumper di posisi resistor 1.6 kΩ.

6. Nyalakan catu-daya, generator sinyal, kemudian osiloskop, dan catat


keluaran dari osiloskop.
MODUL 3. RANGKAIAN TAPIS SINYAL 28

7. Dengan memindahkan probe osiloskop, catat pula sinyal masukan.


8. Ubah frekuensi masukan (scan) menjadi lebih tinggi dengan langkah
100 Hz, dengan rentang dari 500Hz hingga 3kHz. Gambar sinyal ma-
sukan dan sinyal keluaran dari sistem rangkaian.
9. Catat hasil pengamatan anda, dan beri kesimpulan. Gambarkan dia-
gram Bode untuk hubungan penguatan dengan frekuensi masukan.
10. Pindahkan pin pada larik jumper ke posisi resistor 680Ω, kemudian
lakukan kembali prosedur diatas.

3.6.2 Rangkaian penyaring frekuensi tinggi

100n
input 100n
output
680 680
1k6 1k6

Gambar 3.5: Skema rangkaian tapis lolos bawah untuk percobaan-2

Tahap pembangunan
1. Persiapkan komponen sesuai dengan daftar yang diperlukan dalam rang-
kaian pembentuk sinyal (lihat Gb. 3.5).
2. Tempatkan komponen pada blok pertama (pengintegral) di bagian atas
papan rangkaian.
3. Solder semua kaki-kaki komponen pada bagian bawah PCB dengan
timah.
4. Hubungkan kaki-kaki komponen sesuai dengan rangkaian pada gam-
bar 3.5 dengan menggunakan kabel tunggal. Potong kabel tersebut
sesuai jarak kaki-kaki komponen yang akan dihubungkan, dan kuliti
hanya bagian yang akan disolder saja.
MODUL 3. RANGKAIAN TAPIS SINYAL 29

Tahap pengujian
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dihidupkan terlebih dahulu.

2. Hubungkan masukan (input) pada rangkaian ke generator sinyal.

3. Set generator sinyal untuk fungsi sinusoida dengan tegangan Vpp 1 Volt,
dengan frekuensi 5 Hz.

4. Hubungkan keluaran (output) rangkaian ke osiloskop. Atur skala pe-


ngukuran osiloskop sehingga dapat menampilkan tegangan ukur hingga
15 Volt.

5. Pasang pin pada kedua larik jumper di posisi resistor 1.6 kΩ.

6. Nyalakan catu-daya, generator sinyal, kemudian osiloskop, dan catat


keluaran dari osiloskop.

7. Dengan memindahkan probe osiloskop, catat pula sinyal masukan.

8. Ubah frekuensi masukan (scan) menjadi lebih tinggi dengan langkah


100 Hz, dengan rentang dari 500Hz hingga 3kHz. Gambar sinyal ma-
sukan dan sinyal keluaran dari sistem rangkaian.

9. Catat hasil pengamatan anda, dan beri kesimpulan. Gambarkan dia-


gram Bode untuk hubungan penguatan dengan frekuensi masukan.

10. Pindahkan pin pada larik jumper ke posisi resistor 680Ω, kemudian
lakukan kembali prosedur diatas.

3.6.3 Rangkaian pelewat pita


1. Lakukan tahap-tahap persiapan seperti pada percobaan-1 dan percobaan-
2.

2. Hubungkan keluaran dari rangkaian-1 (tapis lolos bawah) ke masukan


dari rangkaian-2 (tapis lolos tinggi)

3. Pasang pin untuk filter lolos rendah dan lolos tinggi sehingga frekuensi
potong dari filter lolos rendah fl dibawah frekuensi potong dari filter
lolos tinggi fh .

4. Lakukan prosedur pengujian seperti pada percobaan sebelumnya.


MODUL 3. RANGKAIAN TAPIS SINYAL 30

5. Catat hasil pengamatan anda, dan beri kesimpulan. Gambarkan dia-


gram Bode untuk hubungan penguatan dengan frekuensi masukan.

3.6.4 Rangkaian penghilang pita


1. Lakukan tahap-tahap persiapan seperti pada percobaan-1 dan percobaan-
2.

2. Hubungkan keluaran dari rangkaian-1 (tapis lolos bawah) ke masukan


dari rangkaian-2 (tapis lolos tinggi)

3. Pasang pin untuk filter lolos rendah dan lolos tinggi sehingga frekuensi
potong dari filter lolos rendah fl diatas frekuensi potong dari filter lolos
tinggi fh .

4. Lakukan prosedur pengujian seperti pada percobaan sebelumnya.

5. Catat hasil pengamatan anda, dan beri kesimpulan. Gambarkan dia-


gram Bode untuk hubungan penguatan dengan frekuensi masukan.

3.7 Laporan akhir


Buatlah laporan akhir dari percobaan yang telah anda lakukan, dengan
menggunakan format standard laporan akhir di Laboratorium Instrumentasi
Geofisika. Sertakan kajian pustaka, analisis dari rangkaian, dan hasil perco-
baan secara lengkap. Berikan kesimpulan yang mencakup hasil pengamatan
anda selama pengerjaan praktikum.
Modul 4

Rangkaian pick-up dan


penampil

4.1 Tujuan praktikum


1. Mengetahui metoda penguatan sinyal-sinyal getaran kecil
2. Dapat merancang rangkaian pick-up untuk sinyal getaran
3. Dapat merancang rangkaian penampil analog dengan meter d’Arsonval

4.2 Waktu praktikum


Praktikum ini dilakukan dalam waktu dua pertemuan.

4.3 Petunjuk praktikum


Sistem instrumentasi pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yakni bagian
masukan, pemroses dan keluaran. Pada perangkat instrumentasi mekanis
atau elektronik yang sederhana ketiga blok ini mungkin diwakili oleh satu
elemen saja, akan tetapi mewakili semua fungsi yang diperlukan. Pada per-
cobaan ini anda akan mempelajari rangkaian untuk melakukan pendeteksian
besaran fisis berupa getaran, yang memiliki banyak penerapan dalam bidang
geofisika.
Pada gambar 4.1 diperlihatkan rangkaian untuk mendeteksi getaran se-
derhana menggunakan prinsip perubahan medan magnet pada lilitan. Untuk
peraba (sensor) getaran kita dapat memanfaatkan prinsip perubahan arus
pada kumparan yang diakibatkan oleh adanya perubahan flux medan mag-
net. Gambar 4.2 menunjukkan diagram peraba getaran umum. Diagram

31
MODUL 4. RANGKAIAN PICK-UP DAN PENAMPIL 32

seperti ini dapat ditemukan pada sensor geofon. Tanda panah dua arah me-
nunjukkan arah dari pergerakan mekanis kumparan, yang diakibatkan oleh
getaran yang dideteksi. Dengan menggunakan magnet permanen yang di-
pasang seperti pada gambar, maka flux magnet mengalir dari kutub utara
ke besi feromagnetik yang digambarkan sebagai T terbalik berwarna abu-
abu. Perubahan medan yang menembus penampang melintang kumparan
menyebabkan arus mengalir pada konduktor lilitan. Arus ini kemudian da-
pat dideteksi dalam kisaran orde 1 uA.

VR 100k

sensor getaran

Gambar 4.1: Skema rangkaian pick-up sensor dan transducer.

Karena arus yang dihasilkan oleh sensor sangat kecil, maka diperlukan
penguat atau konverter arus ke tegangan seperti diperlihatkan dalam gam-
bar 4.1. Besarnya penguatan arus dapat dihitung secara sederhana melalui
hubungan,

vo = R · Isens (4.1)
dengan R adalah hambatan umpan balik (VR) dan Isens adalah arus yang
dihasilkan oleh sensor getaran.

magnet kumparan
permanen
u u

s s

Gambar 4.2: Diagram sensor pendeteksi getaran.

Dalam praktikum ini anda menggunakan penampil jarum analog yang


dikenal dengan meter d’Arsonval. Gambar 4.3 menampilkan diagram dari
MODUL 4. RANGKAIAN PICK-UP DAN PENAMPIL 33

meter ini. Prinsip kerja meter d’Arsonval adalah dengan memanfaatkan ga-
ya Lorentz pada sistem mekanis jarum penunjuk. Dengan merekatkan jarum
penunjuk pada pegas, maka diperlukan gaya untuk menggerakkan jarum.
Gaya ini dapat dihasilkan dengan mengalirkan arus ke kumparan yang dipa-
sang melintang garis gaya dari magnet permanen.

pegas
kumparan

u s

magnet permanen

Gambar 4.3: Diagram penampil jarum penunjuk d’Arsonval.

VR 10K

input 2N3906

+
meter
d'Arsonval

Gambar 4.4: Skema rangkaian pengendali meter d’Arsonval. Gambar disebe-


lah kanan menunjukan tampak bawah susunan kaki-kaki transistor 2N3906.

Karena gaya yang menolak dapat diatur dengan mengatur arus yang
mengalir pada kumparan, maka rangkaian pengubah tegangan ke arus da-
pat digunakan. Gambar 4.4 menampilkan rangkaian yang dimaksud. Arus
yang dikeluarkan oleh rangkaian dapat diatur oleh tegangan masukan, de-
ngan mengikuti hubungan sebagai berikut,

Io = vi /R (4.2)
dengan R adalah hambatan pembagi tegangan dari sumber. Dalam gambar
digunakan hambatan variabel VR.
MODUL 4. RANGKAIAN PICK-UP DAN PENAMPIL 34

output
input

Gambar 4.5: Skema rangkaian penyangga

Dalam pengukuran seringkali diperlukan hambatan masukan yang sangat


besar. Hal ini untuk meminimalisir pembebanan pada sensor sehingga ha-
sil pengukuran lebih akurat. Dengan rangkaian sistem instrumentasi lajim
digunakan rangkaian penyangga atau buffer. Gambar 4.5 menunjukkan rang-
kaian penyangga dengan menggunakan serpih penguat operasi. Rangkaian
ini memanfaatkan hambatan masukan yang sangat besar dari penguat ope-
rasi.

4.4 Tugas pendahuluan


1. Jelaskan prinsip kerja dari sensor getaran!

2. Jelaskan prinsip kerja dari meter d’Arsonval!

3. Turunkan persamaan konversi arus ke tegangan pada persamaan 4.1!

4. Turunkan persamaan konversi tegangan ke arus pada persamaan 4.2!

5. Jelaskan prinsip kerja penyangga sinyal dengan menggunakan penguat


operasi. Berapakah hambatan masukan dan keluaran dari rangkaian
ini?

6. Gambarkan diagram sensor geofon dan jelaskan bagian-bagiannya! Pa-


da diagram geofon tunjukkan bagian mana yang berperan sebagai pe-
gas dan peredam! Tuliskan persamaan model matematik dari sensor
tersebut!

4.5 Peralatan dan komponen


Peralatan

1. Osiloskop, Generator sinyal dan sumber tegangan (IG-01)


2. Multimeter (IG-02)
MODUL 4. RANGKAIAN PICK-UP DAN PENAMPIL 35

3. Papan tancap (Breadboard, IG-05b)


4. Catudaya dua polarisasi (IG-03)
5. Peralatan menyolder (IG-04 atau IG-05a)

Komponen

1. Komponen-komponen sesuai dengan gambar rangkaian untuk prakti-


kum

2. papan rangkaian serbaguna (PCB)

3. pin konektor

4. kabel-kabel sesuai keperluan

4.6 Percobaan
4.6.1 Rangkaian pick-up dan buffer

Transducer Pengendali Meter


input output input

A +
Penyangga -
input output
sambungan catu-daya

+ -

Gambar 4.6: Diagram layout penempatan blok rangkaian transducer dan


penampil meter d’Arsonval
MODUL 4. RANGKAIAN PICK-UP DAN PENAMPIL 36

Tahap pembangunan
1. Persiapkan komponen sesuai dengan daftar yang diperlukan dalam rang-
kaian penguat tak-terinversi (lihat Gb. 4.1), dan rangkaian penyangga
(Gb. 4.5). Sensor getaran (speaker) ditempatkan diluar papan rang-
kaian dan dihubungkan dengan menggunakan kabel.

2. Tempatkan komponen pada posisi blok sesuai dengan gambar 4.6 di


bagian atas papan rangkaian.

3. Solder semua kaki-kaki komponen pada bagian bawah PCB dengan


dengan timah.

4. Hubungkan kaki-kaki komponen sesuai dengan rangkaian pada gambar


4.1 dan 4.5 dengan menggunakan kabel tunggal. Potong kabel tersebut
sesuai jarak kaki-kaki komponen yang akan dihubungkan, dan kuliti
hanya bagian yang akan disolder saja.

Tahap pengujian
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dinidupkan terlebih dahulu.

2. Putar hambatan geser VR pada posisi maksimum dengan mengukur


nilai hambatannya menggunakan multimeter.

3. Hubungkan sensor getaran dengan menggunakan kabel. Satu kaki ke


pin masukan dan kaki lainnya ke jalur tanah.

4. Hubungkan bagian keluaran dari rangkaian ke osciloskop. Atur pem-


besaran sinyal (Volt/div) dalam posisi 0.5 V/div.

5. Nyalakan catu-daya.

6. Simpan sensor dalam posisi telungkup diatas meja. Kemudian ketuk-


ketuk meja dengan jari. Pehatikan perubahan pada layar osiloskop.

7. putar secara perlahan hambatan geser VR, lakukan kembali langkah


diatas.

8. Catat hasil pengamatan anda, dan beri kesimpulan.

9. Hubungkan keluaran dari rangkaian pertama (Gb. 4.1) dengan masuk-


an rangkaian penyangga (4.5).
MODUL 4. RANGKAIAN PICK-UP DAN PENAMPIL 37

10. Hubungkan keluaran dari rangkaian penyangga ke osciloskop.


11. Ulangi tahap-tahap diatas dan cata hasil pengamatan anda. Beri ke-
simpulan!

4.6.2 Penampil meter d’Arsonval


Tahap pembangunan
1. Persiapkan komponen sesuai dengan daftar yang diperlukan dalam rang-
kaian penguat tak-terinversi (lihat Gb. 4.4).
2. Tempatkan komponen pada posisi blok sesuai dengan gambar 4.6 di
bagian atas papan rangkaian.
3. Solder semua kaki-kaki komponen pada bagian bawah PCB dengan
dengan timah.
4. Hubungkan kaki-kaki komponen sesuai dengan rangkaian pada gambar
4.4 dengan menggunakan kabel tunggal. Potong kabel tersebut sesuai
jarak kaki-kaki komponen yang akan dihubungkan, dan kuliti hanya
bagian yang akan disolder saja.

Tahap pengujian
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dinidupkan terlebih dahulu.
2. Putar hambatan geser VR pada posisi maksimum dengan mengukur
nilai hambatannya menggunakan multimeter.
3. Hubungkan sensor getaran dengan menggunakan kabel. Satu kaki ke
pin masukan dan kaki lainnya ke jalur tanah.
4. buatlah rangkaian pembagi tegangan dengan menggunakan potensio-
meter. Hubungkan bagian masukan dari rangkaian gambar 4.4 dengan
pembagi tegangan.
5. Nyalakan catu-daya.
6. Putar perlahan potensiometer pembagi tegangan, kemudian perhatikan
jarum meter d’Arsonval.
7. Catat hasil pengamatan anda, dan beri kesimpulan.
MODUL 4. RANGKAIAN PICK-UP DAN PENAMPIL 38

4.7 Laporan akhir


Buatlah laporan akhir dari percobaan yang telah anda lakukan, dengan
menggunakan format standard laporan akhir di Laboratorium Instrumentasi
Geofisika. Sertakan kajian pustaka, analisis dari rangkaian, dan hasil perco-
baan secara lengkap. Berikan kesimpulan yang mencakup hasil pengamatan
anda selama pengerjaan praktikum.

Anda mungkin juga menyukai