Instrumentasi Geofisika
Kode alat 4
1 Blok penguat 4
1.1 Tujuan praktikum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.2 Waktu praktikum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.3 Petunjuk praktikum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.4 Tugas pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
1.5 Peralatan dan komponen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
1.6 Percobaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
1.6.1 Percobaan 1: Penguat terinversi . . . . . . . . . . . . . 8
1.6.2 Percobaan 2: Penguat tak terinversi . . . . . . . . . . . 10
1.6.3 Rangkaian penjumlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
1.7 Laporan Akhir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
1
DAFTAR ISI 2
Blok penguat
4
MODUL 1. BLOK PENGUAT 5
V+
7
ofset nol 8 NC
1
input inversi
2 _
input inversi 2 7 V+ 6
output
3
imput tak inversi 6 output
3 imput tak inversi +
V- 4 5 ofset nol 4
V-
(a) (b)
Gambar 1.1: Serpih terintegrasi LM741 (a) deskripsi kaki-kaki (pin-out) (b)
diagram.
Av , dengan kriteria sebagai berikut; penguatan jika |Av | > 1 dan pelemahan
0 < |Av | < 1. Ketika penguatan Av bernilai negatif, artinya sinyal masukan
berbalik fasa (inverting).
vo
Av = (1.1)
vi
Untuk penguat terinversi, kita memiliki,
R2
Av = −
, (1.2)
R1
dengan tanda negatif berarti sinyal keluaran terinversi atau berbalik fasa.
Dalam penguat operasi terinversi, R1 bertindak sebagai hambatan masuk-
an. Nilai hambatan ini menentukan seberapa besar arus yang ditarik dari
piranti masukan. Jika hambatan ini terlalu kecil, maka akan membebani pi-
ranti masukan. Rin = R1 adalah hambatan keluaran dari rangkaian. Anda
dapat pula mengatur hambatan keluaran dengan memilih nilai Rout = R2 .
Ini biasanya dilakukan jika ingin mencocokkan impedansi dengan rangkaian
berikutnya.
R2
R1
Vi _
Vo
Vi +
Vo
_
R2
R1
R1 Rf
V1
R2
V2 _
Vo
Rf Rf Rf
vo = − v1 + v2 + ... + vn (1.4)
R1 R2 Rn
dengan Rf adalah hambatan umpan balik (feedback), dan R1 ...Rn adalah
hambatan masukan. Banyaknya sinyal masukan dapat ditambahkan dengan
menghubungkan hambatan masukan R1 ...Rn sebanyak yang diperlukan.
Komponen
3. pin konektor
1.6 Percobaan
inverting
input output
penjumlah
input_1
output
input_2
non-inverting
input output
sambungan catu-daya
+ -
Gambar 1.5: Diagram layout penempatan blok penguat dan penjumlah si-
nyal.
Dalam percobaan ini anda akan membangun sistem penguat dan penjum-
lah sinyal dalam satu papan rangkaian. Siapkanlah papan rangkaian yang
dimaksud kemudian rencanakan sesuai dengan diagram layout pada Gb. 1.5.
Aturlah ruang dalam papan sesuai dengan gambar, sehingga semua kom-
ponen memungkinkan untuk ditempatkan. Buat terlebih dahulu jalur-jalur
untuk catu daya. Perhatikan bahwa bagian atas papan rangkaian adalah
yang tidak memiliki lapisan tembaga.
larik jumper
100k
5.6k
10k
2.2k
VR 1k
input 1k
output
Tahap pengujian
Sebelum melakukan pengujian rangkaian, perlihatkan terlebih dahulu rang-
kaian yang sudah anda bangun pada asisten untuk di periksa.
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dihidupkan terlebih dahulu.
7. putar secara perlahan hambatan geser VR, kemudian ukur rasio te-
gangan keluaran terhadap masukan dari sebanyak 10 posisi putaran
VR.
input
output
VR1k
1k
Tahap pembangunan
1. Persiapkan komponen sesuai dengan daftar yang diperlukan dalam rang-
kaian penguat tak-terinversi (lihat Gb. 1.7).
MODUL 1. BLOK PENGUAT 11
Tahap pengujian
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dinidupkan terlebih dahulu.
7. putar secara perlahan hambatan geser VR, kemudian ukur rasio te-
gangan keluaran terhadap masukan dari sebanyak 10 posisi putaran
VR.
1k 1k
input_1
1k
input_2 output
Tahap pengujian
1. Pasang rangkaian masukan dari rangkaian percobaan 1 dan percobaan
2 pada catu-daya dan sumber tegangan.
14
MODUL 2. RANGKAIAN PENGOLAH SINYAL 15
sinyal masukan
Gambar 2.1: Skema rangkaian detektor pelewat nol digunakan untuk meng-
hasilkan sinyal kotak
R1
C1
Vi _
Vo
R1
Vi _
Vo
Komponen
3. pin konektor
2.6 Percobaan
pendiferensial
input output
pembentuk sinyal
input output
pengintegral
input output
sambungan catu-daya
+ -
Dalam percobaan ini anda akan membangun blok pembentuk sinyal, pe-
ngintegral dan pendiferensial sinyal dalam satu papan rangkaian. Siapka-
nlah papan rangkaian yang dimaksud kemudian rencanakan sesuai dengan
diagram layout berikut pada Gb. 2.4. Aturlah ruang dalam papan sesuai de-
ngan gambar, sehingga semua komponen memungkinkan untuk ditempatkan.
Buat terlebih dahulu jalur-jalur untuk catu daya. Perhatikan bahwa bagian
atas papan rangkaian adalah yang tidak memiliki lapisan tembaga.
input 1k
output
1k IN4001
Gambar 2.5: Skema rangkaian detektor pelewat nol untuk percobaan 1: pem-
bentuk sinyal.
Tahap pembangunan
1. Persiapkan komponen sesuai dengan daftar yang diperlukan dalam rang-
kaian pembentuk sinyal (lihat Gb. 2.5).
2. Tempatkan komponen pada blok pertama (pembentuk sinyal) di bagian
atas papan rangkaian.
3. Solder semua kaki-kaki komponen pada bagian bawah PCB dengan
timah.
4. Hubungkan kaki-kaki komponen sesuai dengan rangkaian pada gam-
bar 2.5 dengan menggunakan kabel tunggal. Potong kabel tersebut
sesuai jarak kaki-kaki komponen yang akan dihubungkan, dan kuliti
hanya bagian yang akan disolder saja.
Tahap pengujian
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dihidupkan terlebih dahulu.
MODUL 2. RANGKAIAN PENGOLAH SINYAL 19
C1=1u R1=560K
C2=56n
C3=22n
input
output
C4=10n
Tahap pembangunan
1. Persiapkan komponen sesuai dengan daftar yang diperlukan dalam rang-
kaian pembentuk sinyal (lihat Gb. 2.6).
2. Tempatkan komponen pada blok pertama (pendifferensial) di bagian
atas papan rangkaian.
MODUL 2. RANGKAIAN PENGOLAH SINYAL 20
Tahap pengujian
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dihidupkan terlebih dahulu.
C1=1u
C2=56n
C3=22n
C4=10n
input
output
R1=560K
Tahap pengujian
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dihidupkan terlebih dahulu.
23
MODUL 3. RANGKAIAN TAPIS SINYAL 24
r
1 C2
Q= (3.2)
2 C1
untuk Q > 10.
_
R1 R2 Vo
Vi +
C1
C2
_
C1 C2 Vo
Vi +
R1 R2
3. pin konektor
3.6 Percobaan
sambungan catu-daya
+ -
Gambar 3.3: Diagram layout penempatan blok tapis lolos bawah dan lolos
tinggi.
Dalam percobaan ini anda akan membangun blok tapis sinyal lolos bawah
dan lolos tinggi dalam satu papan rangkaian. Siapkanlah papan rangkaian
yang dimaksud kemudian rencanakan sesuai dengan diagram layout berikut
pada Gb. 3.3. Aturlah ruang dalam papan sesuai dengan gambar, sehingga
semua komponen memungkinkan untuk ditempatkan. Buat terlebih dahulu
jalur-jalur untuk catu daya. Perhatikan bahwa bagian atas papan rangkaian
adalah yang tidak memiliki lapisan tembaga.
2x larik jumper
680 680
input
output
1k6 1k6
100n 100n
Tahap pengujian
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dihidupkan terlebih dahulu.
3. Set generator sinyal untuk fungsi sinusoida dengan tegangan Vpp 1 Volt,
dengan frekuensi 5 Hz.
5. Pasang pin pada kedua larik jumper di posisi resistor 1.6 kΩ.
100n
input 100n
output
680 680
1k6 1k6
Tahap pembangunan
1. Persiapkan komponen sesuai dengan daftar yang diperlukan dalam rang-
kaian pembentuk sinyal (lihat Gb. 3.5).
2. Tempatkan komponen pada blok pertama (pengintegral) di bagian atas
papan rangkaian.
3. Solder semua kaki-kaki komponen pada bagian bawah PCB dengan
timah.
4. Hubungkan kaki-kaki komponen sesuai dengan rangkaian pada gam-
bar 3.5 dengan menggunakan kabel tunggal. Potong kabel tersebut
sesuai jarak kaki-kaki komponen yang akan dihubungkan, dan kuliti
hanya bagian yang akan disolder saja.
MODUL 3. RANGKAIAN TAPIS SINYAL 29
Tahap pengujian
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dihidupkan terlebih dahulu.
3. Set generator sinyal untuk fungsi sinusoida dengan tegangan Vpp 1 Volt,
dengan frekuensi 5 Hz.
5. Pasang pin pada kedua larik jumper di posisi resistor 1.6 kΩ.
10. Pindahkan pin pada larik jumper ke posisi resistor 680Ω, kemudian
lakukan kembali prosedur diatas.
3. Pasang pin untuk filter lolos rendah dan lolos tinggi sehingga frekuensi
potong dari filter lolos rendah fl dibawah frekuensi potong dari filter
lolos tinggi fh .
3. Pasang pin untuk filter lolos rendah dan lolos tinggi sehingga frekuensi
potong dari filter lolos rendah fl diatas frekuensi potong dari filter lolos
tinggi fh .
31
MODUL 4. RANGKAIAN PICK-UP DAN PENAMPIL 32
seperti ini dapat ditemukan pada sensor geofon. Tanda panah dua arah me-
nunjukkan arah dari pergerakan mekanis kumparan, yang diakibatkan oleh
getaran yang dideteksi. Dengan menggunakan magnet permanen yang di-
pasang seperti pada gambar, maka flux magnet mengalir dari kutub utara
ke besi feromagnetik yang digambarkan sebagai T terbalik berwarna abu-
abu. Perubahan medan yang menembus penampang melintang kumparan
menyebabkan arus mengalir pada konduktor lilitan. Arus ini kemudian da-
pat dideteksi dalam kisaran orde 1 uA.
VR 100k
sensor getaran
Karena arus yang dihasilkan oleh sensor sangat kecil, maka diperlukan
penguat atau konverter arus ke tegangan seperti diperlihatkan dalam gam-
bar 4.1. Besarnya penguatan arus dapat dihitung secara sederhana melalui
hubungan,
vo = R · Isens (4.1)
dengan R adalah hambatan umpan balik (VR) dan Isens adalah arus yang
dihasilkan oleh sensor getaran.
magnet kumparan
permanen
u u
s s
meter ini. Prinsip kerja meter d’Arsonval adalah dengan memanfaatkan ga-
ya Lorentz pada sistem mekanis jarum penunjuk. Dengan merekatkan jarum
penunjuk pada pegas, maka diperlukan gaya untuk menggerakkan jarum.
Gaya ini dapat dihasilkan dengan mengalirkan arus ke kumparan yang dipa-
sang melintang garis gaya dari magnet permanen.
pegas
kumparan
u s
magnet permanen
VR 10K
input 2N3906
+
meter
d'Arsonval
Karena gaya yang menolak dapat diatur dengan mengatur arus yang
mengalir pada kumparan, maka rangkaian pengubah tegangan ke arus da-
pat digunakan. Gambar 4.4 menampilkan rangkaian yang dimaksud. Arus
yang dikeluarkan oleh rangkaian dapat diatur oleh tegangan masukan, de-
ngan mengikuti hubungan sebagai berikut,
Io = vi /R (4.2)
dengan R adalah hambatan pembagi tegangan dari sumber. Dalam gambar
digunakan hambatan variabel VR.
MODUL 4. RANGKAIAN PICK-UP DAN PENAMPIL 34
output
input
Komponen
3. pin konektor
4.6 Percobaan
4.6.1 Rangkaian pick-up dan buffer
A +
Penyangga -
input output
sambungan catu-daya
+ -
Tahap pembangunan
1. Persiapkan komponen sesuai dengan daftar yang diperlukan dalam rang-
kaian penguat tak-terinversi (lihat Gb. 4.1), dan rangkaian penyangga
(Gb. 4.5). Sensor getaran (speaker) ditempatkan diluar papan rang-
kaian dan dihubungkan dengan menggunakan kabel.
Tahap pengujian
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dinidupkan terlebih dahulu.
5. Nyalakan catu-daya.
Tahap pengujian
1. Siapkan perangkat catu daya (IG-03). Pada kondisi mati (off), hu-
bungkan dengan rangkaian yang telah anda buat, akan tetapi jangan
dinidupkan terlebih dahulu.
2. Putar hambatan geser VR pada posisi maksimum dengan mengukur
nilai hambatannya menggunakan multimeter.
3. Hubungkan sensor getaran dengan menggunakan kabel. Satu kaki ke
pin masukan dan kaki lainnya ke jalur tanah.
4. buatlah rangkaian pembagi tegangan dengan menggunakan potensio-
meter. Hubungkan bagian masukan dari rangkaian gambar 4.4 dengan
pembagi tegangan.
5. Nyalakan catu-daya.
6. Putar perlahan potensiometer pembagi tegangan, kemudian perhatikan
jarum meter d’Arsonval.
7. Catat hasil pengamatan anda, dan beri kesimpulan.
MODUL 4. RANGKAIAN PICK-UP DAN PENAMPIL 38