Kelimpahan Logam Berat Pada Suspended Sedimen Sungai Citarum Saat Musim
Bijaksana, S.; Huliselan, E.K. Magnetic properties and heavy metal content of sanitary
leachate sludge in two landfill sites near Bandung, Indonesia. Environ. Earth. Sci. 2010, 60,
409–419.
Franke 2009;
Xu dkk., 2014;
Bilinski dkk.,2014.
Sementara itu, kajian tentang korelasi antara sifat magnetik dengan kandungan logam berat
yang sudah pernah dilakukan adalah pada lindi (Bijaksana dan Huliselan, 2010) dan sedimen
Franke
dkk., 2009;
Ini lebih ke bentuk bulir magnetiknya yang mencerminkan sifat dan asal mineral magnetic
iyu berasal.
Berdasarkan morfologi mereka, butiran magnetik dari Sungai Citarum secara dominan
berbentuk oktahedral atau bersudut dan rusak pada bagian sudutnya, yang
menunjukkan berasal dari pedogenik. Bentuk oktahedral dan sudut adalah tipikal
Berdasarkan ukuran bulir mineral magnetik dari Sungai Citarum yang menunjukkan
ukuran bulir yang relatif kecil, juga menegaskan bahwa bulir magnetik dari Sungai
Bulir mineral magnetik dari anak sungai memperlihatkan bahwa di setiap site yang
bagian sudutnya, yang menunjukkan bahwa mineral magnetik ini berasal dari
Disamping itu terdapat juga mineral magnetik berbentuk bulat sempurna, yang
(spherules) secara umum terdapat di abu terbang, debu di pinggir jalan dan sedimen,
yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dari kendaraan atau tungku pada suhu
Jika mineral magnetik dalam sampel sedimen Sungai Citarum berasal terutama dari
tanah maka mineralogi magnetik dan granulometri sampel lindi harus mirip dengan
industrial area using magnetic susceptibility method,” Acta Phys. Pol.-Ser. Gen. Phys.,
L. T. Wahyuni. 2015. “Kajian Sifat Magnetik dan Kandungan Logam Berat pada
Adanya rentang yang tinggi ataupun rendah pada nilai suseptibilitas magnetik dapat
disebakan oleh perbedaan jumlah distribusi mineral magnetik yang berada di dalam
sampel dan juga keadaan sekitar area pengambilan sampel serta penambahan material
Adanya rentang yang tinggi ataupun rendah pada nilai suseptibilitas magnetik dapat
disebakan oleh perbedaan jumlah distribusi mineral magnetik yang berada di dalam
sampel dan juga keadaan lingkungan di area pengambilan sampel serta penambahan
Mangkurat.
BAB IV
Menurut Kucer (2012), hal yang dapat mempengaruhi nilai suseptibilitas magnetik
Kucer, N., Sadikoglu, I. Dan Cn, N., 2012, Measurements of Enviromental Pollution
in Industrial Area Using Magnetic Susceptibility Method, Proceeding Of
International Congress On Advanced in Applied Phisics and Materials Science, 121,
20 - 22.
Sementara pada sampel 8 yang memiliki nilai suseptibilitas terendah diambil dari
menghasilkan limbah dari kegiatan rumah tangga yang tidak mengandung mineral