Anda di halaman 1dari 52

TUGAS FISIKA 1

Termodinamika

December 1, 2020

Hukum 0 Termodinamika dan Kesetimbangan


Termal
1. Jelaskan mengenai Hukum ke-0 termodinamika dan kesetimbangan termal
(sertakan 5 literatur dalam membahasnya).
JAWABAN:( Darin 001, Aldrin 022, Ilhan 043, dan Teh Sonia)

Hukum ke-0 termodinamika menyatakan: Jika benda A berada dalam kese-


imbagan panas dengan benda B dan Benda B berada dalam keseimbangan
panas dengan benda C. Maka, benda A berada dalam keseimbangan panas
dengan benda C (Abdullah, 2016).

Jika dua sistem berada dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga,
maka keduanya berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain. Pos-
tulat ini disebut hukum ke-nol termodinamika (Giancolli, 2001).

1
Setiap bagian memiliki property yang disebut suhu. Ketika dua benda be-
rada dalam kesetimbangan termal, mereka memiliki suhu yang sama dan
sebaliknya (Halliday et al, 2010).

Keseimbangan termal ditetapkan ketika dua tubuh bersentuhan satu sama


lain dan dapat dengan bebas bertukar energy.
Jika dua sistem, A dan B, berada dalam keseimbangan termal satu sama
lain, dan B berada dalam keseimbangan termal dengan sistem ketiga, C,
maka A juga dalam keseimbangan termal dengan C (Dirks et al, 2013 ).

Kesetimbangan termal adalah situasi di mana dua benda tidak akan bertukar
energi oleh panas atau radiasi elektromagnetik jika ditempatkan dalam kon-
tak termal (Jewett, 2004).

Lihat gambar diatas. Objek A dan B tidak berada dalam kontak termal,
dan yang ketiga objek C yang merupakan termometer kami. Kami ingin
menentukan apakah A dan B ada kesetimbangan termal satu sama lain.

2
Termometer (benda C) ditempatkan pertama kali kontak termal dengan
benda A sampai kesetimbangan termal tercapai. Sejak saat itu, pembacaan
termometer tetap konstani.

Termometer kemudian dikeluarkan dari benda A dan ditempatkan di kontak


termal dengan benda B, seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas. Pem-
bacaan itu direkam lagi setelah kesetimbangan termal tercapai. Jika kedua
bacaannya sama, maka objek A dan objek B berada dalam kesetimbangan
termal satu sama lain.

3
Jika mereka ditempatkan dalam kontak satu sama lain seperti pada gam-
bar diatas, tidak ada pertukaran energi di antara keduanya. Kita dapat
meringkas hasil ini dalam pernyataan yang dikenal sebagai hukum ke-nol
termodinamika (hukum kesetimbangan).

4
Daftar Pustaka

Abdullah, Mikrajuddin. (2016) Fisika Dasar I. Bandung, Indonesia:


Institut Teknologi Bandung.

Dirks, K., Hinrichs, R., Urone, P. P. (2013). College Physics. Texas,


United States of America: OpenStax.

Halliday, D., Resnick, R., dan Walker, J. (2011). Fundamental of Physics,


9th ed. Hoboken, Unites States of America: John and Sons, Inc .

Jewett, J.W.R. and Serway, R. A. (2004). Physics for Scientist and


Engineers, 6th Ed. United States of America: Thomson Brooks/Cole.

5
2. Jelaskan mengenai prinsip dasar termometer menggunakan konsep kesetim-
bangan termal serta turunkan skala termometer Celcius, Fahrenheit dan
Kelvin (sertakan 5 literatur dalam membahasnya).
JAWABAN(Epiphani 023, Riska 022, Iqbal 044)

(a) Konsep kesetimbangan termal itu sendiri dapat dicapai apabila dua
benda atau sistem mencapai suhu yang sama dan berhenti untuk bertukar
energi melalui panas. Ketika dua benda ditempatkan bersama-sama,objek
dengan energi panas- lebih akan kehilangan energi ke objek dengan en-
ergi panas yang lebih sedikit. Akhirnya, suhu mereka akan sama dan
mereka akan berhenti pertukaran energi panas sebagai objek tidak lebih
hangat atau lebih dingin dari yang lain. Pada titik ini, mereka berada
dalam keadaan kesetimbangan termal.(Fishbane.2005)
(b) Prinsip dasar termometer dalam kesetimbangan termal adalah pada
saat termometer belum dipakai untuk mengukur suhu, air raksa akan
tetap berada pada kondisi awal, kemudian saat digunakan untuk men-
gukur suhu, air raksa akan merespon perubahan suhu atau suhu yang
ditransfer ke termometer yang menyebabkan perubahan volume pada
air raksa, dimana jika suhu meningkat maka volume air raksa meningkat
dan pada saat suhu menurun maka volume air raksa menurun, se-
hingga pada akhirnya energi panas yang diberikan lingkungan dan yang
diterima oleh termometer akan mencapai kesetimbangan dan menun-
jukkan suatu skala pada termometer yang menunjukkan nilai suhu.
(Abroori.2013)
Skala Fahrenheit menyetel suhu titik es pada 32o F dan suhu titik uap
pada 212o F . Hubungan antara Celsius dan Fahrenheit skala suhu
adalah TF = 59 TC + 32o F . Hubungan antara perubahan suhu pada
skala Celsius, Kelvin, dan Fahrenheit 4TC = 4T = 59 4TF . Dari ketiga
skala temperatur tersebut, hanya skala Kelvin saja yang berdasarkan
nilai suhu nol sebenarnya. Sementara skala Celsius dan Fahrenheit
berdasar pada nol sembarang yang terkait dengan satu zat tertentu
(air) pada satu zat tertentu di planet bumi. Jadi, jika ada persamaan
yang membutuhkan suhu T atau melibatkan rasio suhu, maka harus
mengubah semua suhu menjadi kelvin. Jika Persamaan berisi peruba-
han suhu 4T , menggunakan suhu Celcius akan memberikan jawaban
yang benar, tetapi selalu paling aman untuk mengubah suhu ke skala
Kelvin. (Jewett, 2004)
(c) Skala termometer Celcius, Fahrenheit, dan Kelvin menggunakan titik
beku dan titik didih air. Titik beku merupakan termperatur dimana
wujud padat dan wujud cair berada dalam keseimbangan (tidak ada

6
perubahan wujud zat). Sebaliknya, titik didih suatu zat merupakan
temperatur dimana wujud cair dan wujud gas berada dalam keseim-
bangan. Untuk skala Celcius dengan poin 0◦ C untuk titik beku dan
100◦ C untuk titik didih. Dan untuk skala Fahrenheit, temperatur titik
beku 32◦ F dan temperatur titik didih 212◦ F . Untuk kelvin titik beku
air ditetapkan sebesar 273◦ K dan titik didih air ditetapkan sebesar
373◦ K.(Wiyono.2008)

(d) Penetapan skala yang terpenting adalah penetapan titik tetap bawah
dan titik tetap atas sebagai titik acuan pembuatan skala-skala dalam
termometer. Penetapan titik tetap bawah umumnya dipilih titik beku
air murni pada tekanan normal, yaitu campuran antara es dan air
murni pada tekanan normal. Sedangkan penetapan titik tetap atas
umumnya dipilih titik didih air murni, yaitu suhu ketika air murni
mendidih pada tekanan normal. (Paul M.2005)
Ada empat macam skala yang biasa digunakan, yaitu Celcius, Reamur,
Fahrenheit, dan Kelvin. Titik tetap bawah Celcius dan Reamur dite-
tapkan pada skala 0◦ C dan 0◦ R sedangkan untuk Fahrenheit adalah
32◦ F . Ketiga skala titik tetap bawah tersebut diambil dari titik beku
air murni pada tekanan normal. Sedangkan untuk titik tetap atas
nya Celcius 100◦ C, Reamur 80◦ R dan Fahrenheit 212◦ F . Pada skala
Kelvin, titik tetap bawah ketiga skala termometer bersesuaian dengan
skala 273 K dan titik tetap atasnya bersesuaian dengan 373 K.
Khusus untuk Kelvin, titik tetap bawah tidak didasarkan pada titik
beku air, tetapi didasarkan pada ukuran energi kinetik rata-rata molekul
suatu benda. Nol Kelvin (tanpa derajat) dinamakan nol absolut/nol
mutlak, artinya tidak ada suhu-suhu di bawah suhu nol mutlak. Maka
skala Kelvin dinamakan skala suhu mutlak atau skala termodinamika.(Tipler.1998)

7
(a) Skala Celcius dengan skala Reamur

TC 100
=
TR 80
TC 5
=
TR 4
5
TC = TR
4
(b) Skala Celcius dengan skala Fahrenheit

TC 100
=
TF 180
TC 5
=
TF 9
5
TC = (TF − 32)
9
(c) Skala Celcius dengan skala Kelvin

TC = TK − 273

atau
TK = TC + 273

8
Daftar Pustaka

Fishbane, Paul M, et.al. (2005). Physics for Scientists and Engineers with
Modern Physics.

Halliday, D., Resnick, R., dan Walker, J. (2011). Fundamental of Physics,


9th ed. Hoboken, Unites States of America: John and Sons, Inc

Muslim, dkk. (2006). Konsep Dasar Fisika. Bandung. UPI Press

Serway, R.A and John W. Jewett. (2004). Physics for Scientists and
Engineers. Thomson Brooks/Cole.

Tipler, P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

Jewett, Serway. (2004) Physics for Scientists and Engineers, Sixth Edition.
United States of America: Thompson Brooks/Cole

9
3. Jelaskan mengenai pemuaian termal zat padat (baik pemuaian panjang dan
pemuaian volum). Sertakan 5 literatur dalam membahasnya.
JAWABAN(Zirly 003, Nafan 024, Aldenia 45)
Pemuaian termal adalah fenomena ketika suatu zat mengalami peruba-
han yang berupa peningkatan suhu dan juga peningkatan volume (Jewett,
2004).Pemuaian panas adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi
bertambah panjang, lebar, luas, atau berubah volumenya karena terkena
panas (kalor). Singkatnya, pemuaian panas adalah perubahan benda yang
terjadi karena panas. Pemuaian tiap-tiap benda akan berbeda, tergantung-
pada suhu di sekitar dan koefisien muai atau daya muai dari benda terse-
but. (Wijaya, 2014).Pemuaian zat padat dapat ditinjau dari pemuaian pan-
jang, pemuaian luas, dan pemuaian volume. Pemuaian zat padat terjadi
karena benda padat tersebut mengalami perubahan suhu dari suhu rendah
ke tinggi. Besarnya pemuaian zat padat tergantung dari koefisien muai
dari benda padat tersebut. (Wijaya, 2014). sebagai contoh kita dapat me-
longgarkan penutup sebuah canister/toples kaca dengan memasukan atau
mengalirinya dengan air panas. yang mana keduanya baik besi dan kaca
dari canister tersebut bertambah panjang atau memuai ketika air panas
memberikan energi panas kepada atom mereka (yang mana menyebabkan
setiap atom bergerak lebih jauh antara satu dan lainnya terhadap gaya in-
teratomic yang menjaga tetap solid ). bagaimana pun atom pada bagian
logam bergerak lebih cepat dan jauh dibandingkan atom di bagian kaca can-
ister tersebut.(Halliday dan Resnick, 2014) .

Muai panjang berbagai macam benda padat dapat diselidiki dengan alat
Musschenbroek. Alat tersebut dapat menunjukkan pemuaian dan pertam-
bahan panjang zat padat jika dipanaskan, pemuaian zat padat tergantung
pada jenis zat padat itu, dan pemuaian zat padat sebanding dengan kenaikan
suhunya. (Wijaya, 2014).Faktor yang menentukan besarnya pemuaian pan-
jang suatu zat dinamakan koefisien muai panjang (α)(Wulandari, 2015).

10
Rumus muai panjang

∆L = αL0 · ∆T

Dimana α adalah konstanta pembanding, disebut koefisien muai linear (koe-


fisien muai panjang) untuk zat tertentu dan memiliki satuan (o C) atau
(o C)−1 . Panjang benda ketika dipanaskan dapat dituliskan sebagai berikut.

∆L = L − L0

L − L0 = α · L0 · ∆T

L = α · L0 · ∆T + L0

L = L0 (1 + α · ∆T

Keterangan:
L = panjang benda saat dipanaskan (m)
L0 = panjang benda mula-mula (m)
α = koefisien muai linear/panjang (o C)

11
∆T = perubahan suhu (o C)

Jika perubahan suhu ∆T = T –T0 bernilai negatif, maka ∆L = L–L0 juga


bernilai negatif. Berarti panjang benda memendek. Dalam hal ini benda
mengalami penyusutan.

Pemuaian pada dua dimensi

apabila benda berbentuk bidang atau luasan , misalkan bujur sangkar tipis
dengan sisi L0 , dipanaskan hingga naik suhu ∆T , maka bujur sangkar terse-
but akan memuai pada kedua sisinya.
luas benda mula-mula adlah A0 = L20
pada saat dipanaskan, setiap sisinya memuai sebesar ∆L. hal ini akan mem-
bentuk bujur sangkar baru dengan sisi (L0 + ∆L). maka luas benda ketika
dipanaskan:

A = (L0 + ∆L)2
A = L20 + 2L0 ∆L + (∆L)2
karena ∆L cukup kecil maka nila (∆L)2 mendekati nol sehingga dapat dia-
baikan.
maka diperoleh

A = L20 + 2L0 ∆L

12
A = A0 + 2L0 (αL0 ∆T )
A = A0 + 2αL20 ∆T
A = A0 + 2αA0 ∆T
A = A0 + βA0 ∆T
...... pers (3)
A = A0 (1 + β∆T
........ pers(4)

Kubus dengan sisi L0 dipanaskan hingga suhu sebesar ∆T , maka kubus


tersebut akan memuai pada setiap sisinya.
Volume benda mula-mula adalah V0 = L0 3
Saat dipanaskan, setiap sisi kubus memuai sebesar ∆L. Sehingga memben-
tuk kubus baru dengan sisi (L0 + ∆L). Maka volume benda saat dipanaskan
adalah:

V = (L0 + ∆L)3
V = L0 3 + 3L0 2 ∆L + 3L0 (∆L)2 + (∆L)3
Karena ∆L cukup kecil, maka nilai (∆L)2 dan (∆L)3 mendekati nol se-
hingga dapat diabaikan. Diperoleh volume benda saat dipanaskan sebagai
berikut:

V = L0 3 + 3L0 2 ∆L

13
V = L0 3 + 3L0 2 (αL0 ∆T
V = L0 3 + 3αL0 3 ∆T
V = V0 + 3αV0 ∆T
V = V0 + γV0 ∆T
V = V0 (1 + γ∆T ) (1)
Dari persamaan berikut didapatkan perubahan volume akibat pemuaian
yaitu sebagai berikut.

V = V0 + γV0 ∆T
V − V0 = γV0 ∆T
∆V = γV0 ∆T (2)

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M.(2016). Fisika dasar 1. Bandung, Indonesia : Institut


Teknologi Bandung

Serway, Raymond A. dan Jewett, John. (2014). Physics for Scientists and
Engineers with Modern Physics, Ninth Edition. Unites States of America:
Brooks/Cole.

Haliday, D., Resnick, R., dan Walker, J. (2010). Fisika Dasar Edisi
Ketujuh Jilid 1. Jakarta, Indonesia : Erlangga

Paul A. Tipler. (1991). Fisika Untuk Sains Dan Teknik, Jilid 1, Jakarta,
Indonesia: Erlangga.

J. Bueche, Frederick., Eugene Hecht. (2006). Fisika Universitas Edisi


Kesepuluh. Jakarta, Indonesia: Erlangga.

15
4. Jelaskan mengenai anomali muai air. Sertakan 5 literatur dalam memba-
hasnya.
JAWABAN(M Faizal Rafli 004, M Raihan Saiful Ihsan 025, M Cisco Ra-
madhan 046)

(a) Air pada saat berada pada suhu sekitar 40 / C, air mengembang se-
banding dengan meningkatnya suhu. Antara suhu 0 dan sekitar 40 /
C, volume air akan menyusut dengan meningkatnya suhu. Sehingga,
pada suhu sekitar 40 / C, densitas air akan mencapai nilai maksimum.
Pada temperatur lainnya, densitas volume air lebih kecil dari nilai
maksimum. dari pemaparan contoh diatas dapat diambil pengertian,
Anomali air adalah sifat penyimpangan yang terjadi pada air. Akibat
dari anomali air maka air akan memiliki volume minimum dan massa
jenis maksimum saat suhu 40 / C. (Halliday, David. 1999)
(b) Air memiliki sifat khas yang tidak dimiliki oleh zat lain atau yang
lebih dikenal dengan sifat anomaliair. Semua zat akan memuai jika di-
panaskan. Tetapi air mempunyai keanehan dalam hal ini. Air ternyata
malah menyusut jika dipanaskan dari suhu 0 ke 4 °C.(Al Fikri, 2016)
(c) Ketika air menyusut massa air tetap, sedangkan volumenya berkurang,
sehingga massa jenis air akan bertambah. Massa jenis terbesar diper-
oleh pada suhu4°C, karena pada suhu air ini air memiliki volumeyang
paling kecil. Jika air didinginkan dari 4°C ke0°C maka volume air akan
mengembang. Semakinmenuju ke 0°C, semakin kecil massa jenis air.
Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa es mengapung diair. Es
dapat mengapung karena massa jenis air lebih besar daripada massa
jenis es.(Douglas, Giancoli.2001)
(d) Misalkan pada suhu T0 jarak rata-rata antar atom adalah a0 . Ketika
suhu dinaikkan, getaran atom-atom makin kencang. Getaran ini mulai
melawan gaya tarik antar atom sehingga jarak rata-rata antar atom
mengalami penambahan. Pada suhu sembarang T, jarak antar atom
menjadi a(Abdullah, 2016)

16
(e) Secara umum, benda akan mengembang dengan meningkatnya suhu.
Air adalah pengecualian terpenting untuk aturan ini. Air mengem-
bang dengan meningkatnya suhu (densitasnya menurun) saat berada
pada suhu lebih dari 4ºC (40ºF). Namun, itu mengembang dengan
penurunan suhu saat itu antara + 4ºC dan 0ºC (40ºF sampai 32ºF).
Air paling padat pada 4ºC. Ketika air di dekat permukaan mendingin
hingga 4ºC, ia lebih padat dari air yang tersisa dan dengan demikian
akan tenggelam ke bawah. ”Pergantian” ini menghasilkan lapisan air
yang lebih hangat di dekat permukaan, yang kemudian didinginkan.
Akhirnya kolam memiliki suhu yang seragam 4ºC. Jika suhu di lapisan
permukaan turun di bawah 4ºC, kepadatan air kurang dari air di
bawah, dan dengan demikian tetap berada di dekat bagian atas. Hasil
dari, permukaan kolam bisa sepenuhnya membeku. Es di atas air cair
menyediakan lapisan isolasi dari suhu udara luar musim dingin yang
keras.(College Physics, 2013)

Dari beberapa literatur yang didapatkan mengenai contoh dan pengertian


anmali air, maka dapat disimpulkan bahwa anomali air adalah sifat peny-
impangan yang terjadi pada air. Akibat dari anomali air maka air akan

17
memiliki volume minimum dan massa jenis maksimum saat suhu 40 / C.

18
Daftar Pustaka

Halliday.D., Resnick.R., dan Walker.J. (1960) . Fundamental Of Physics.


United States Of America : John Wiley and Sons, Inc

Abdullah, Mikrahuddin.(2016) . Fisika Dasar I. Bandung : ITB Press

Al-Fikri, Ahmad Musthofa, Calyza Wahdi Syanya,Abdul Haris. (2016).


Pemuaian Zat Cair dan Anomali Air. Sumedang, Indonesia: Universitas
Padjajaran.

Giancoli, Douglas C. (2001). Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Urone, Paul Peter.(2013). College physics. Houston, Texas :Openstax


College

19
5. Jelaskan mengenai persamaan keadaan gas ideal. Sertakan 5 literatur dalam
membahasnya.
JAWABAN(Andhika Nugraha 47 ; Dhaifan Ibnu Guzana 05 ; Shofie 26)
Hukum Boyle merupakan hukum yang berlaku untuk gas ideal. Gas ideal
merupakan gas dimana gaya yang dapat menimbulkan disturbing effects an-
tara molekul dan ukuran molekul individu yang terbatas dapat diabaikan.
Udara dan gas yang berada dalam tekanan normal mendekati keadaan gas
ideal. (Hewitt, 2006)

Penjelasaan mengenai persamaan gas ideal berdasarkan Buetche


dan Hetch (1997) serta Sumarna (2009):
Persamaan keadaan gas ideal
Gas ideal adalah yang mematuhi hukum gas ideal, yang mematuhi per-
samaan gas umum dari pV = nRT . Pada tekanan medarate rendah, dan
pada suhu yang tidak terlalu rendah, gas umum berikut dapat dianggap
ideal adalah udara, nitrogen, oksigen, helium, hidrogen, dan neon. hampir
semua gas stabil kimiawi berperilaku ideal jika jauh dari kondisi di mana
ia akan mencair atau memadat. Dengan kata lain, gas nyata berperilaku
seperti gas ideal jika atom atau molekulnya sangat berjauhan sehingga tidak
cukup berarti.
Untuk memudahkan dalam mempelajari sistem gas, maka perlu dibuat
beberapa anggapan dasar mengenai sifat gas, dan selanjutnya gas yang
mempunyai sifat sesuai dengan anggapan dasar tersebut disebut gas ideal.
Anggapan dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Volume molekulnya sendiri diabaikan terhadap volume ruang yang ditem-
patinya.
b. Gaya tarik antar molekul sangat kecil sehingga dapat diabaikan. c.
Tumbukan antar molekul/partikel dan juga tumbukan partikel pada dind-
ing tabung bersifat elastis, sehingga setelah partikel bertumbukan sistem
tidak mengalami perubahan energi.
d. Tekanan disebabkan oleh tumbukan partikel pada dinding tabung. Besar
kecilnya tekanan gas disebabkan oleh jumlah tumbukan per satuan luas per
detik.

Penjelasaan mengenai persamaan gas ideal berdasarkan Halliday


et al. (2010):
Bilangan avogadro
Jumlah mol (n) dalam suatu sampel sama dengan perbandingan jumlah par-
tikel atau molekul atom (N) dengan bilangan avogadro itu sendiri. Dimana
rumusnya menjadi :

20
N
n=
NA
dimana :
n = jumlah mol
N = Jumlah partikel dalam satu mol
NA = Bilangan Avogadro

Gas Ideal Persamaan Gas Ideal adalah :

pV = nRT
dimana :
p = Tekanan
V = Volume
n = Mol Zat
R = Konstanta Universal ( 8.31 J/mol.K )
T = Suhu ( K )

Suatu Konstanta Boltzmann (k) dapat dimasukan untuk mendapat per-


samaan lain. dimana :
R
k= = 1.38x10−23
NA

Dengan memasukannya kepada persamaan Avogadro, didapat :

nR = N k

sehingga didapat persaam gas ideal menggunakan konstantas Boltzmann


yaitu :
pV = N KT

Penjelasaan mengenai persamaan gas ideal berdasarkan Tipler


(2004):
Sifat gas dengan massa jenis yang rendah memungkinkan adanya definisi
mengenai skala temperatur gas ideal. Jika kita menekan gas tersebut dengan
temperatur yang konstan, maka akan terjadi kenaikan tekanan. Demikian
juga, bila gas mengembang dengan temperatur konstan, maka tekanannya
akan berkurang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan dan volume
gas dengan massa jenis rendah adalah konstan pada suhu yang konstan.

21
Pernyataan ini dikenal dengan Boyle’s Law.

P V = Constant
Jacques Charles dan Joseph Gay Lussac kemudian menemukan bahwa suhu
absolut pada gas dengan massa jenis yang rendah sebanding dengan vol-
umenya pada tekanan konstan. Sehingga, dari pernyataan ini dan juga
Boyle’s Law didapat persamaan:

P V = CT
C merupakan konstanta proporsionalitas dan dapat dituliskan dengan ru-
mus:

C = kN
k merupakan konstanta dan N merupakan jumlah molekul gas N.
Berdasarkan persamaan di atas akan didapat:

P V = N kT
konstanta k dinamakan dengan Boltzmann’s constant. Konstanta ini memi-
liki nilai yaitu.

k = 1.381 · 10−23 J/K


Sejumlah gas sering dinyatakan dalam mol. Satu mol zat apapun setara
dengan bilangan Avogadro yaitu:

NA = 6.022 · 1023
Jika kita memiliki n mol zat apapun, maka jumlah molekul pada zat terse-
but adalah:

N = nNA
Dari persamaan yang telah didapatkan di atas, dapat disusun:

P V = nNA kT = nRT
R = NA k = 8.314 J/(mol · K) = 0.08206 L · atm/(mol · K)

Sehingga, diperoleh persamaan gas ideal yaitu:

P V = nRT

22
Daftar Pustaka

Bueche, F. J. and Hecht, E. (1997). College Physics. New York, United


States of America: The Mcgraw-Hill Company, Inc.

Halliday, D., Resnick, R., dan Walker, J. (2010). Fisika Dasar Edisi
Ketujuh Jilid 1. Jakarta, Indonesia: Penerbit Erlangga.

Hewitt, P. G. (2006). Conceptual Physics, Tenth Edition. Chicago, United


States of America: Pearson Education, Inc.

Mosca, G. and Tipler, P. A. (2004). Physics for Scientist and Engineers,


Fifth Edition. New York, United States of America: W. H. Freeman and
Company.

Sumarna, Omay (2009) Kimia Fisika 1. In: Sifat-sifat Gas. Universitas


Terbuka, Jakarta, pp. 1-50.

23
6. Suatu potongan rel kereta api memiliki panjang 30 m pada suhu 0◦ C. (A).
Berapa panjang rel saat suhunya 40◦ C? (B). Misalkan ujung rel dijepit pada
suhu 0◦ C sehingga tidak dapat memuai. Berapa tegangan thermal rel saat
suhunya 40◦ C? (C). Berapa panjang rel jika suhu drop hingga -40◦ C?
JAWABAN (rifki (006), daffa (027))

Dik :
l0 = 30 m pada suhu 0◦ C
Ditanyakan :
A. l40◦ C ? B. σsaat40◦ C
C. l−40◦ C
Jawab:
A. α = 12 × 10−6 / ◦ C
∆L = αl0 ∆T
∆L = 12 × 10−6 · 30 · 40
∆L = 144 × 10−4 = 0.0144
l40◦ C = 30 + 0.0144
l40◦ C = 30.0144m

B.
σ = Y α∆T
σ = 20 × 1010 · 12 × 10−6 · 40
= 96 × 106
C.
∆L = α · l0 · ∆T
∆L = 12 × 10−6 · 30 · (−40)
∆L = −144 × 10−4 = −0.0144m
l−40◦ C = 30 − 0.0144
= 29.9856m

7. Suatu alat elektronik memiliki dua baut yang hampir bersentuhan dengan
jarak antar kedua baut adalah 5µm pada 27◦ C. Baut pertama terbuat dari
baja dan baut yang lain terbuat dari kuningan, panjang baut baja adalah
1 cm dan panjang baut kuningan 3 cm. Jika kedua baut bersentuhan maka
akan terjadi konsleting listrik.
JAWABANIqbal D 007 dan Rushafah 028)

24
Dik:
d = 5µ
T = 27 o C
lb aja = 1cm → α = 1, 1 × 10−5
lk uningan = 3cm → α = 1, 9 × 10−5
Dit:
T saat bersentuhan?

T0 + L0kuningan − L0baja
T =
α · L0kuningan − α · L0baja
3−1
T = 27 +
(1, 9 ×10−5 )(3) − (1, 1 × 10−5 )(1, 1 × 10−5
2
T = 27 +
5, 7 × 10 − 1, 1 × 10−5
−3

1
T = 27 +
4, 6 × 10−5
T = 27 o C + 21, 7 o C
T = 48, 7 o C

8. Suatu gas ideal menempati volume 100 cm3 pada 20◦ C dan tekanan 100 Pa.
Berapa mol jumlah gas pada kontainer?
JAWABAN(Fadhillah dan Alkuan, 8 dan 29)
Dik :
V = 100cm3 = 10−4 m3
T = 20◦ c = 293◦ K
P = 100 Pa

Dit = Jumlah Mol

P V = nRT
100 · 10−4 = nRT
R = 8.314 J/mol K

100 · 10−4 = n · 8.314 · 293


100 · 10−4
n=
8.314 · 293
n = 4.105 × 10−6 mol

25
9. Sebuah tabung penyelam didesain untuk menahan 66.0 f t3 udara ketika be-
rada pada tekanan atmosfer dan 22◦ C. Ketika volum udara ditekan hingga
3000 lb/inch2 dan disimpan pada tabung 10 liter, udara menjadi sangat
panas sehingga tabung harus didinginkan sebelum dapat digunakan. Se-
belum udara mendingin, berapakah temperaturnya dengan mengasumsikan
udara tabung tersebut sebagai gas ideal.
JAWABAN(Nabilah Rahmawati 009, Rahman 030)
Dik:
P1 = 105 N/m2 V1 = 66 f t3 = 1.86 m3
T1 = 22◦ C = 295◦ K
P2 = 20685000 N/m2
V2 = 10 liter = 0.01 m3
T2 =?

P1 · V 1 P2 · V2
=
nRT1 nRT2
P1 · V 1 P2 · V2
=
T1 T2
105 · 1.86 20685000 · 0.01
=
295 T2

T2 = 328.07 K
T2 = 54.92◦ C ≈ 55◦ C

10. Suatu tabung spray mengandung gas bertekanan 2 atm dan memiliki volum
125.00 cm3 pada suhu 22°C. Tabung kemudian dikenakan pada suatu pem-
anas. Ketika suhu gas mencapai 195 0 ◦C, berapa tekanan dalam tabung?
Asumsikan perubahan volum tabung di abaikan.
JAWABAN(Nabila Putri Kusuma, 10)
Dik :
P1 = 2 atm
V = 125 cm3 → 1, 25 × 10−4 m3
T1 = 22 o C → 295 K
T2 = 195 o C → 468 K
Dit :
P2 ?
Jawab :
P1 V 1 P2 V2
=
T1 T2

26
2 × 1, 25 × 10−4 P2 × 1, 25 × 10−4
=
295 468
Karena asumsi perubahan volume tabung diabaikan dan V nya sama, maka
V nya dapat kita abaikan sehingga menjadi :
2 P2
=
295 468
936
P2 =
295
P2 = 3.17 atm
Atau dalam satuan Pascalnya :

P2 = 321200, 3 P a

11. Hitung tekanan tabung spray pada soal No.10 jika pemuaian volum tabung
tidak diabaikan. Asumsikan tabung terbuat dari baja.
JAWABAN(May Angelia 011, Fadhel Ramadhan 032)
Dik :
P1 = 2 atm
V = 125 cm3 → 125 × 10−6 m3
T1 = 22 o C → 295 K
T2 = 195 o C → 468 K
Dit:
Tekanan tabung spray jika pemuaian volum tabung tidak diabaikan?

P1 · V 1 P2 · V2
=
T1 T2
V2 disini kita gunakan rumus muai volum baja

2 · 125 × 10−6 P2 (V0 (1 + γ · ∆T ))


=
295 468
2 · 125 × 10−6 P2 (125 × 106 (1 + 36 × 10−6 · 173))
=
295 468
−6
2 · 125 × 10 P2 (125, 8 × 10−6 )
=
295 468
P2 = 3, 15atm

27
Kerja dan Hukum 1 Termodinamika
1. Jelaskan mengenai kalor, kalor jenis, kalor laten dan energi internal. Apa
perbedaan energi internal dan kalor? (Gunakan 5 literatur dalam menje-
laskannya).
JAWABAN (Cevilla Amalia P 012 dan Ja’far Shidqur 033)
Panas adalah perpindahan energi secara spontan karena perbedaan suhu.
(Dirks et al, 2013 )
Kalor adalah energi yang ditransfer antara sistem dan lingkungannya karena
perbedaan suhu antara mereka.(Halliday et al., 1972)
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang
dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya ren-
dah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering
dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergan-
tung pada 3 faktor: (Muhsin, 2011)
1) massa zat
2) jenis zat (kalor jenis)
3) perubahan suhu

PERSAMAAN KALOR
Q = m.c.∆t
Dimana :
Q = kalor yang diterima/ dilepaskan oleh benda (joule)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (joule/kg°C)
∆t = perubahan suhu benda (°C)
1 kalori adalah banyak kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air
agar suhunya naik 1°C.
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori

Kalor jenis suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk mengubah
suhu satuan massa zat sebesar 1°C.(Fallis, 2013)

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan benda agar suhunya
naik 1°C.
Q
H = ∆t atau H = m.c
Dimana :

28
H = kapasitas kalor (joule/°C)

Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis:


1) Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
2) Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten).Persamaan
yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L.
Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg).

Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda
yaitu kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c). (Muhsin, 2011)

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan


suhu benda sebesar 1 derajat celcius.
H = (t2 Q
−t1 )

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan
besar kalor jenis adalah kalorimeter.
Q
c = m(t2−t1)

Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan


baru H = m.c

Perubahan fase merupakan perubahan tingkat wujud zat, misalnya: tingkat


wujud padat ke cair, tingkat wujud cair ke gas. Pada proses perubahan fase
pada tekanan tetap, temperatur benda selalu tetap. Kalor yang diberikan
atau kalor yang dilepaskan pada saat perubahan fase harganya juga tetap
dan disebut sebagai kalor laten.(Hamid, 2007)

Kalor laten yaitu kalor yang diperlukan atau dilepaskan pada saat peruba-
han fase zat. Kalor laten tersebut adalah:
1. kalor pengembunan = kalor penguapan
2. kalor lebur = kalor beku
3. kalor sublimasi = kalor pelenyapan

Energi internal, U, adalah energi yang diasosiasikan dengan komponen mikroskopik


dari sistem Termasuk energi kinetik dan potensial diasosiasikan dengan
gerak translasi, rotasi dan vibrasi acak dari atom atau molekul Juga ter-

29
masuk energi potensial interaksi antar molekul. (Termal, n.d.)

Energi dalam (U) adalah total energi yang dikandung dalam sebuah sistem
dengan mengecualikan energi kinetik (Ek) pergerakan sistem sebagai satu
kesatuan dan energi potensial (Ep) sistem akibat gaya-gaya dari luar. Oleh
karena itu energi dalam bisa dirumuskan dengan persamaan E = Ek + Ep
(ini salah. Rumus ini untuk mencari energi mekanik ni) . Namun karena
besar energi kinetik dan energi potensial pada sebuah sistem tidak dapat
diukur, maka besar energi dalam sebuah sistem juga tidak dapat diten-
tukan, yang dapat ditentukan adalah besar perubahan energi dalam suatu
sistem.(Sesuai dan Silabus, 2006)

Sifat kalor, sebagai bentuk energi yang punya sifat khusus dibandingkan
dengan energi mekanik atau energi listrik, membuat perlunya dibedakan
antara kandungan energi kalor secara keseluruhan (disebut energi internal),
dengan jumlah energi internal yang punya potensi untuk dapat diubah men-
jadi energi jenis lain seperti energi mekanik atau energi listrik. Porsi energi
internal yang memiliki potensi untuk diubah menjadi energi jenis lain itulah
yang disebut energi-bebas.(Brotosiswojo, 2010)

Perbedaan energi dalam dengan kalor ?

Energi dalam adalah semua energi dari sebuah sistem yang berhubungan
dengan komponen mikroskopis (atom dan molekul). Energi dalam men-
gacu pada energi total dari semua molekul pada benda. Sedangkan Kalor
adalah jumlah energi yang di transfer dari satu benda ke benda yang lainnya
yang memiliki perbedaan suhu. Kalor bukanlah energi yang dimiliki sebuah
benda, sehingga kalor berbeda dengan energi dalam.

Misalnya, air mendidih memiliki banyak kalor, itu adalah salah. pernyataan
yang benar adalah air mendidih memiliki energi dalam.

jika kita menempatkan panci air dingin pada kompor pemanas. Maka energi
pada pemanas akan pindah ke panci dan air dingin. Energi yang berpindah
ini adalah kalor.

30
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, D., Resnick, R., and Bowen, G. H. (1972). Fundamentals of


Physics . In Physics Today (Vol. 25, Issue 4).

Fallis, A. . (2013). Schaum’s Outlines: College Physics. In Journal of


Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).

Dirks, K., Hinrichs, R., Urone, P. P. (2013).

Brotosiswojo, B. S. (2010). Konsep dan Aturan Termodinamika.


Pengantar Fisika Statistik, 1–36.

Hamid, A. A. (2007). Kalor dan Termodinamika. Diktat Kuliah


Termodinamika, 1–51.

Muhsin. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick untuk


Meningkatkan Sikap Positif dan Prestasi Belajar IPA Pokok Bahasan
Kalor pada Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah
Makassar, 7(1), 32–48.

Termal, P. (n.d.). Fisika Umum (MA101). minggu 5.

Sesuai, M., and Silabus, D. (2006). Fisika Dasar 2. 77.

31
2. Jelaskan mengenai kerja dan kalor pada proses termodinamika. Tuliskan
hukum ke-1 termodinamika menggunakan konsep kerja dan kalor pada ter-
modinamika. Gunakan 5 literatur dalam menjelaskannya.
JAWABAN(Bagas 013, Shofie 026, darin 001 dan Tito 018)
Perpindahan kalor adalah energi yang berada dalam perjalanan, dan dapat
digunakan untuk melakukan suatu kerja. Perpindahan kalor juga dapat di-
ubah menjadi bentuk energi lainnya. Misalnya pada mesin mobil, dimana
bahan bakar dibakar untuk mentransfer panas menjadi gas. Kerja dilakukan
oleh gas saat ia memberikan gaya melalui suatu jarak, dan mengubah en-
erginya menjadi berbagai bentuk lain. (Urone et al. , 2013) Pada proses ter-
modinamika, sebuah sistem dapat diambil keadaan awalnya lalu dilakukan
suatu proses hingga mencapai keadaan akhir dengan jumlah proses yang tak
terbatas. Panas dapat saja terlibat atau tidak, dan secara umum, usaha W
dan kalor Q akan memiliki nilai berbeda untuk berbagai proses. Dapat
dikatakan bahwa nilai panas dan kerja bergantung pada jumlah dari jalur
yang digunakan. Kuantitas Q-W adalah sama uuntuk semua proses. Hal
ini bergantung hanya pada keadaan awal dan akhir, dan tidak bergantung
samaa sekali pada bagaimana sistem berpindah. Semua kombinasi Q dan
W bergantung pada jalur langkah di prossesnya. Hanya nilai Q-W yang
tidak bergantung, nilai ini mewakili perubahan sifat internal dari sistem
yang disebut sebagai energi internal, maka hukum pertama adalah

∆Ei nt = Eint.f − Eint.i = Q − W

(hukum pertama)

Persamaan diatas adalah hukum pertama termodinamika. Jika sistem hanya


mengalami perubahan secara diferensial, maka dapat ditulis ulang hukum
pertama sebagai
dEint = dQ − dW

(hukum pertama)

Dengan begitu, dapat disimpulkan juga bahwa transfer energi dilakukan oleh
panas, sama seperti halnya kerja yang dilakukan, bergantung pada keadaan
awal, akhir, dan antara sistem. Dengan kata lain, karena panas dan kerja
bergantung pada jalur, maka kuantitas tidak hanya ditentukan oleh titik
akhir proses termodinamika.

32
Daftar Pustaka

Dirks, K., Hinrichs, R., Urone, P. P. (2013). College Physics. Texas,


United States of America: OpenStax.

Halliday, D., Resnick, R., dan Walker, J. (2011). Fundamental of Physics,


9th ed. Hoboken, Unites States of America: John and Sons, Inc .

Jewett, J.W.R. and Serway, R. A. (2004). Physics for Scientist and


Engineers, 6th Ed. United States of America: Thomson Brooks/Cole.

33
3. Seorang mahasiswa berniat menggunakan 300 Kkal dengan berolahraga.
Mahasiswa tersebut memiliki massa 65 kg. Dengan menggunakan definisi
mengenai kerja, tentukan berapa jauh ia harus berlari untuk menghabiskan
energi tersebut. Jika mahasiswa tersebut memilih angkat beban bermassa 20
kg, berapa banyak angkatan beban harus dia lakukan jika satu kali angkatan
adalah sejauh 0.9 meter dan tidak ada energi yang dia gunakan ketika menu-
runkan beban.
JAWABAN(ridha 014,feronika 035)
diketahui:
1 kalori=4,2 j

Q=W
330.000 · 4, 2 = F s
1386000 = 65 × 9, 81 × s
1386000
s=
637, 65
s = 2173, 6m
berapa total beban yang terangkat jika 1 kali angkat= 0.9
misal At =angkatan total beban dan A = 0, 9m
s
At =
A
2173, 6
At =
0, 9
At = 2415
jumlah angkat beban yang tercapai 2415 kali.

4. Suatu logam bermassa 0.05 kg dipanaskan hingga 200◦ C kemudian dijatuhkan


ke suatu wadah berisi 0.4 kg air. Suhu air mula mula 20◦ C. Jika kesetim-
bangan suhu terjadi pada suhu 24◦ C, berapa kalor jenis metal tsb?
JAWABAN(cika (015) dan zikri (036))
Diketahui :
ML = 5.10− 2 kg
TL = 200◦ C
Tcampuran = 24◦ C
MA = 4.10− 1 kg
CA = 4200 J/Kg ◦ C
TA = 20◦ C

34
Dit : CL

Jawab :
Qlepas = Qterima
Qlogam = Qair
ML .CL .∆TL = MA .CA .∆TA
5.10− 2.CL .176 = 4.10− 1.4200.4
− 1.4200.4
CL = 4.10
5.10− 2.176
CL = 763, 63 J/Kg ◦ C

5. Berapa massa uap 130◦ C yang dibutuhkan untuk menghangatkan 200 g air
di sebuah kontainer gelas 100 gram dari 20◦ C hingga 50◦ C?
JAWABAN(Satria 037 dan Rindra 016)
Dik:
j
Cu = 2000
kg ◦ C
∆Tuap = 130 − 100 = 30
j
Luap = 2, 26 × 106
kg ◦ C
j
Cair = 4190
kg ◦ C
∆Tembun = 100 − 50◦ C
mair = 200g = 0, 2kg
mwadah = 100gr = 0, 1kg
j
Cwadah = 837 ◦
kg C
∆Twadah = 50 − 30◦ C
jawab:

mu · Cu · ∆T + mu · Lu + mu · Ca · ∆T = ma · Ca · ∆T + mw · Cw · ∆T
mu ·2000·(130−100)+mu ·2, 26×106 +mu ·4190·(100−50) = 0, 2·4190·(50−20)+0, 1·837·(50−20
= 6000 · mu + mu · 2.260.000 + 209.500 · mu = 25.140 + 2.511
2529500 · mu = 27651
mu = 0, 01093kg = 10, 9gr

35
6. Ulangi pertanyaan no. 4 untuk menaikkan suhu air hingga 100◦ C.
JAWABAN(Ardian 17 dan Nadya 38)
suhu awal logam=suhu ruangan t= 20◦ C

Q1 = Q2

m1 · c1 · ∆T1 = m2 · c2 · ∆T2
0, 05 · c1 · (200◦ − 20◦ ) = 0, 4 · 4200 · (100◦ − 20◦ )
0, 05 · c1 · 180 = 0, 4 · 4200 · 80
9c − 1 = 134400
c1 = 14933.33kg/ ◦ C

7. Suatu gas 1 mol memuai dalam wadah tertutup dari 3 l ke 10 l dengan suhu
tetap 0◦ C. Berapa kerja gas selama pemuaian? Berapa banyak pertukaran
energi terjadi oleh kalor dengan dinding wadah selama proses terjadi? Jika
gas kembali ke volum mula-mula melalui proses isobar, berapa kerja yang
dilakukan gas?
JAWABAN(Fadhillah 008, Tito 018, Bagas 013)
Dik:
P = 1 atm → 101000 N/m2
V2 = 10 L
V1 = 3 L
T = 0◦ C
Jawab :
W = P · A · ∆s
W = P · ∆V
W = 101000 · (10 − 3)
W = 707000J = 7.07 × 105 J
Wadah Tertutup
∆u = 0
Q=W
Q = 7.07 × 105 J
Gas Kembali Ke volume awal

W = −(P · ∆V )

W = −7.07 × 105 J

36
8. 1.00 g air menguap secara isobar pada tekanan atmosfer. Volumnya pada
keadaan cair/liquid adalah 1 cm3 dan pada keadaan uap adalah 1671 cm3 .
Tentukan kerja yang dilakukan pada pemuaian serta perubahan energi inter-
nal sistem. Abaikan percampuran fase gas dan cair selama proses berlang-
sung.
JAWABAN(Bilqis 40 dan Fazrin 19)
Diketahui :
m = 1 gram = 10−3 m
P = 101.325 P a = 1.01325 × 105 P a
v1 = 1 cm3 = 1 × 10−6 m3
v2 = 1671 cm3 = 1671 × 10−6 m3
U = 2, 26 × 106 J/kg
Ditanya : W dan ∆U ?
Jawab :

W = P · ∆V
W = P (v2 − v1 )
W = 1.01325 · 105 (1671 · 10−6 − 10−6 )
W = 169, 257 Joule

∆U = Q − W
∆U = (m · U ) − W
∆U = (10−3 · 2, 26 · 106 ) − 169, 257
∆U = 2260 − 169, 257
∆U = 2090, 743 Joule

9. Batang tembaga 1 kg dipanaskan dari 20◦ C ke 50◦ C. Berapa kerja yang di-
lakukan atmosfer sekitar pada tembaga? Berapa besar energi ditransfer ke
batang tembaga oleh kalor? Berapa perubahan energi internal sistem?
JAWABAN[Muhammad Bagus Sajiwo (41), Lukman Hakim (20)]
Dik:
massa : 1 kg
T1 = 20
T2 = 50
ρ = 8, 92 × 103 kg/m3
α = 1, 7 × 10− 5

37
C = 400 J/kg

m 1
V = = 3
= 1, 121 × 10− 3
ρ 8, 92 × 10
∆V = V 3α∆T
∆V = 3(1, 715 × 10− 5) × 1, 122 × 10− 3 × (30)
∆V = 1, 715 × 10− 6m3

W = P × ∆V
W = 105 × 1, 715 × 10− 6
W = 0, 17515J

Q = mc∆T
Q = 1 × 400 × (50 − 20)
Q = 1200J

Q = ∆U + W
∆U = Q − W
∆U = 12.000 − 0, 17515
∆U = 11.100J

10. Dua slab dengan ketebalan L1 dan L2 dan konduktivitas termal k1 dan k2
saling bersentuhan. Suhu permukaan luar masing-masing adalah Th dan Tc
dengan Th > Tc . Tentukan suhu pada bidang sentuh dan jumlah transfer
energi dari proses konduksi.
JAWABAN(Refi 021, Tasya 042)
Dik :
l1 dan l2
k1 dan k2
Th > Tc
Dit :
T dan Q

38
Jawab :

H1 = H2
k1 (Th − T ) k2 (T − Tc )
=
l1 l2
k1 l2 (Th − T ) = k2 l1 (T − Tc )
k1 l2 Th − k1 l2 T = k2 l1 T − k2 l1 Tc
k1 l2 Th + k2 l1 Tc = k2 l1 T + k1 l2 T
k1 l2 Th + k2 l1 Tc = T (k2 l1 + k1 l2 )
k1 l2 Th + k2 l1 Tc
T =
(k2 l1 + k1 l2 )

k(Th − T )
Q=
l
(k1 l2 Th +k2 l1 Tc )
kTh − (k2 l1 +k1 l2 )
Q=
l

39
Soal Fluida
1. Suatu mobil memiliki empat ban dengan tekanan 200 kPa. Tiap ban memi-
liki luas permukaan of 0.024 m2 yang kontak dengan permukaan jalan. Ten-
tukan berat mobil tersebut.
JAWABAN
Jawab :
F
P =
A
w
P =
A
W =P ×A
dengan tiap ban memiliki luas 0, 024 m2 maka

W = 200000 × 0, 096

W = 19200 N
Yang mengerjakan : Cevilla (012), Epiphani (023), dan Nabila (010).

2. Tentukan massa total atmosfer bumi menggunakan data radius bumi dan
tekanan atmosfer bumi rata-rata diinternet.
JAWABAN
Diketahui:
R Bumi=6, 37 × 106 m
Tekanan Atmosfer = 1 atm = 1 × 105 n/m2
Ditanya: m
F
P =
A
m.g
1 × 105 =
4πr2
m.10
1 × 105 =
4.3, 14.(6, 37 × 106 )2
10 m
1 × 105 =
12, 56.40, 58 × 1012
10 m
1 × 105 =
509, 65 × 1012
10 m = 509, 65 × 1012 .1 × 105
10 m = 509, 65 × 1017

40
509, 65 × 1017
m=
10
= 50, 965 × 107 kg
Yang mengerjakan : Ananda Zikri R. (036) dan Iqbal D. (007).

3. Tentukan tekanan absolut samudera di kedalaman 1000 meter. Anda perlu


mencari nilai tekanan atmosfer dan massa jenis air laut di internet.
JAWABAN
Diketahui :

Patm = 101.000P a
ρAL = 1, 03 × 103 kg/L
h = 1000m
Ditanya: P = ?
P = Patm + ρgh
P = 101000 + 1030 × 10 × 1000
P = 10401000 P a
P = 1, 0401 × 106 P a
Yang mengerjakan : Bagus (041), Ridha (014), dan Nafan (024).

4. Piston kecil suatu sistem hidrolik memiliki luas area 3.00 cm2 , dan piston
besarnya memiliki luas 200 cm2 . Berapa gaya yang diperlukan pada piston
kecil untuk mengangkat beban seberat 15 kN?
JAWABAN
F1 F2
=
A1 A2
15000 F2

=
200 × 10 4 3 × 10− 4
15000 × 3 × 10− 4
F2 = = 225 N
200 × 10− 4
Yang mengerjakan: Rahman (030), Rindra (016), dan Raihan (025).

41
5. Berapa luas area suatu suction cup (Anda bisa mencari gambarnya di in-
ternet) dan plafon jika cup tersebut digunakan untuk menggantung beban
seberat 20 kg?
JAWABAN
F
P =
A
mg
1 × 105 =
A
5
10 A = 20 · 10
105 A = 200
200
A= 5
10
A = 2 × 10−3
A = 0.002 m2
A = 2 × 10−3 m2
Yang mengerjakan: Tito (018), Zirly (003), Feronika (035), dan Andi (047).

6. Suatu vaccum cleaner memiliki selang berdiameter 2.86 cm. Berapa berat
maksimum yang dapat ditarik selang vaccum cleaner tersebut?
JAWABAN
F
P =
A
F = P · 3.14 · 2.0449
= 101.000 · 6.420986
= 648.5 N
Yang mengerjakan: Bagus (041) dan Dhaifan (005).

7. Kolam renang berdimensi 30.0m × 10.0 meter berdasar rata. Ketika kolam
diisi air setinggi 2 meter tentukan gaya akibat air pada bagian bawah kolam,
dan pada masing-masing sisi kolam.
JAWABAN
Dik :
p = 30 m
l = 10 m
h=2m

42
Dit : F1 , F2 , F3
Jawab :
P = ρgh
P = 1000 · 10 · 2
P = 20.000P a

A1 = 30 · 10
A1 = 300m2
A2 = 30 · 2
A2 = 60m2
A3 = 10 · 2
A3 = 20m2

F
P =
A
F =P ·A
F1 = 20.000 · 300
F1 = 6.000.000
F1 = 6 × 106 N
F2 = 20.000 · 60
F2 = 1.200.000
F2 = 12 × 105 N
F3 = 20.000 · 20
F3 = 400.000
F3 = 4 × 105 N
Yang mengerjakan: Tasya (042) dan Alkuan (029).

43
8. Mercury dituangkan ke dalam suatu tabung berbentuk U. Bagian kiri tabung
memiliki luas penampang 10 cm2 dan bagian kanan 5 cm2 . 100 gram air
dituangkan ke tabung kanan. (a) Tentukan ketinggian air di tabung kanan.
(b) Berapa ketinggian mercury di bagian kiri tabung jika densitas Mercury
adalah 13.6 g/cm3 ?
JAWABAN
F
P =
A
Fa ma .g
Pa = =
A A2
100.10
Pa =
5
Pa = 200

Pm = Pa
ρm.g.hm = Pa
13, 6.10.hm = 200
200
hm =
13, 6.10
hm = 1, 47 cm
hm = 1, 47 × 10−2 m

Pm = Pa
ρm.hm = ρa.ha
13, 6.1, 47 = 1.ha
ha = 20, 1 cm
ha = 20, 1 × 10−2 m
Yang mengerjakan: May Angelia H. (011) dan Fadhel Ramadhan (032)

44
9. Tekanan atmosfer normal adalah 1.013 × 105 Pa. Suatu badai mendekat
mengakibatkan barometer mercury turun 20 mm dari ketinggian normal-
nya. Berapa tekanan atmosfer menjelang badai? Densitas Mercury 13.6
g/cm3 .
JAWABAN
Diketahui

1atm = 760mmHg = 1.013 · 105


pada barometer mercury berkurang sekitar 20mm
760 − 20
Pbadai = · 1.0135
760
P = 98634.21053P a
Yang mengerjakan: Epiphani (023) dan Ardian (017).

10. a) Suatu balon diisi 400 m3 helium. Berapa massa yang dapat diangkat
balon tersebut? Jika balon diisi hidrogen dengan volume yang sama, berapa
massa yang dapat diangkat balon?
JAWABAN
1. Helium

W = Fb + Fh
m.g = mb .g + ρh .g.vh
m = mb + ρh .vh

m = 0 + 0, 18.400
m = 72 kg
2. Hidrogen

W = Fb + Fn
m.g = mb .g + ρn .g.vn
m = mb + ρn .vn

m = 0 + 0, 09.400
m = 36 kg
Yang mengerjakan: Fadhel Ramadhan (032) dan Cisco (046).

45
11. Sebuah bola pingpong berdiameter 3.80 cm densitas 0.084 g/cm3 . Be-
rapa gaya yang dibutuhkan untuk sepenuhnya membenamkan bola ping-
pong tersebut ke air?
JAWABAN
Diketahui :
d = 3.8 cm
r = d2 = 3.8
2
= 1.9 cm = 0.019 m
ρ = 0.084 g/cm3 = 84 kg/m3
Ditanya : Gaya untuk membenamkan bola (Fa )

Jawab:

Fa = w
Fa = w = m × g
Fa = w = v × ρb × g
4
Fa = πr3 × 0.084 × 9.8
3
4 22
Fa = × 0.0192 × 84
3 7
Fa = 0, 127072 ≈ 0, 128N

Gaya yang dibutuhkan untuk sepenuhnya membenamkan bola pingpong


tersebut ke air:
W − Fa = Gaya yang diperlukan untuk membenamkan benda

W − Fa = 0

W = Fa
Gaya yang dibutuhkan untuk membenamkan bola adalah 0,128 N.
Yang mengerjakan: Nadya Aurellia (038), Darin (001), dan Daffa (027).

12. Suatu aluminum bermassa 1.00 kg dan densitas 2700 kg/m3 tergantung
pada suatu kawat dan kemudian dibenamkan pada air. Tentukan tegangan
kawat sebelum dan sesudah benda dibenamkan.
JAWABAN
Diketahui :
m = 1 kg
ρ = 2700 kg/m3

46
Ditanya : Tegangan pada tali sebelum dan sesudah dibenamkan pada air

w = mg = 1 · 9.81 = 9.81N
m 1
V = = m3
ρ 2700
Sebelum dibenamkan ke air
ΣF = 0
w−T =0
T = w = 9.81N
Sesudah dibenamkan dalam air

wair = w − Fb

wair = w − (ρair V g)
1
wair = 9.81 − (1000 · · 9.81
2700
wair = 9.81 − 3.63
wair = 6, 18N
ΣF = 0
wair − T = 0
T = wair = 6, 18 N
Yang mengerjakan: Fadhillah Akmal (008), Muhammad Faizal Rafli (004),
dan Teh Sonia (020).

13. Kubus kayu dengan sisi 20.0 cm dan densitas 650 kg/m3 mengapung di
air. (a) Berapa jarak permukaan atas kubus terhadap permukaan air? (b)
Berapa beban yang diperlukan untuk diletakkan di atas kubus sehingga
permukaan atas kubus sejajar dengan permukaan air?
JAWABAN
ρair = 1000kg/m3
650 × 0, 2 = 1000 × h
650 × 0, 2
h=
1000
htercelup = 0, 13 m
h = 20 − 13 = 7 cm

47
beban yang diperlukan
m = mair − mkubuskayu
m = 1000 × 8 · 103 − 650 × 8 · 103
m = 2, 8 kg
Yang mengerjakan: Ardian (017), Jafar (033), dan Nabilah (009).

14. Suatu bola plastik mengapung di air dengan 50 persen volumnya berada di
bawah permukaaan air. Bola plastik ini mengapung di gliserin dengan 40
persen volume berada di baah permukaan gliserin. Tentukan massa jenis
bola dan gliserin.
JAWABAN
Diketahui:
Mengapung diair 50% volume terendam
Mengapung diatas gliserin 40% dari volume terendam
ρair = 1gr/cm3
Ditanyakan:
ρ bola
ρ gliserin
Jawab:
Didalam air

ρair = 1 gr/cm3
Vt ρb
=
V ρair
ρb
0.5 =
1
ρb = 0.5 gr/cm3
Didalam gliserin
Vt ρb
=
V ρgliserin
0.5
0.4 =
ρgliserin
0.5
ρgliserin =
0.4
ρgliserin = 1.25 gr/cm3
Yang mengerjakan: Rifki (006), Aldenia(45), dan Lukman (020).

48
15. Suatu tangki berisi air dengan bagian atas terbuka, memiliki lubang ada
bagian sisinya 16 meter di bawah permukaan air. Jika laju aliran dari lubang
adalah 2.5 × 10−3 m3 /menit, tentukan (a)kecepatan ketika air tepat keluar
lubang dan (b)diameter lubang.
JAWABAN
p
v = 2gh

v = 2 · 10 · 16

v = 320

v = 8 5 m/s

Q = Av

4.167 × 10−5 = πr2 · 8 5
4.167 × 10−5
r2 = √
3.14 · 8 5

r = 7.41 × 10−7
r = 0.00086 m
d = 1.72 × 10−3 m
Yang mengerjakan: Riska (002), Aldrin (022), dan Teh Tammy (007).

16. Suatu pipa horizontal berdiameter 10.0 cm memiliki bentuk yang berangsur-
angsur menyempit hingga berdiameter 5.00 cm. Tekanan pada pipa besar
adalah 8.00×104 Pa dan tekanan di pipa yang lebih sempit adalah 6.00×104
Pa. Tentukan debit air yang melalui pipa.
JAWABAN

Dik : d1 = 10cm = 0, 1m →
− r1 = 0, 05m
d2 = 5cm = 0, 05m →
− r2 = 0, 025m
P1 = 80.000P a
P2 = 60.000P a
Dit : Q?
Jawab :

49
1 1
V1 + ρ · V12 = V2 + ρ · V22
2 2
80.000 + 500 · V2 = 60.000 + 500 · V22
2

20.000 = 500(V22 − V12 )


20.000
= V22 − V12
500
A1 · V1 = A2 · V2
π · r12 · V1 = π · r22 · V2
(0, 05)2 · V1 = (0, 025)2 · V2
0, 0025 · V1 = 0, 000625 · V2
4 V1 = V2
40 = V22 − V12
40 = (4V1 )2 − V12
40 = 16 V12 − V12
40 = 15V12
40
V12 =
15
8
V12 =
3
r
8
V1 =
3
r
2
V1 = 2
3
4 V1 = V2
r
2
4·2 = V2
3
r
2
8 = V2
3
Q = A2 · V2
r
2
= 0, 000625 · 8
3
r
2 3
= 0, 005 m /s
3
Yang mengerjakan: Ilhan (043), Rushafah (028), dan Rahman (030), Refi
(021), dan Satria (037).

50
17. Debit air melalui selang pemadam kebakaran adalah 0.012 m3 /s dengan
diameter selang 6.35 cm. Selang tersebut terhubung dengan selang lain
dengan diameter 2.2 cm. Berapa kecepatan air saat keluar selang?
JAWABAN
Diketahui:
D1 =6,35 cm = 0,00635m
Debit1 =0,012 m3 /s
D2 =2,2 cm = 0,022m
A2 = πr2
=3,14 . 0,011 . 0,011
=0,000379994
Ditanyakan : V2
Debit1 = Debit2
0, 012 = V2 A2
0, 012 = V2 × 0, 00037994
0, 012
V2 =
0, 00037994
= 31, 58 m/s
Yang mengerjakan: Rifki (006), Bagas (013), Siti Percika (015), dan Bilqis
(040).

18. Air terjun setinggi h dengan laju massa tiap detik R (satuan kg/s). (a)
Tunjukkan bahwa daya akibat air terjun itu adalah P = Rgh.(b). Tiap
unit hidroelektrik suatu dam mengambil air dengan laju massa 8.50 × 105
kg/s dengan ketinggian 87 m. Daya akibat air terjun diubah menjadi energi
listrik dengan efisiensi 85.0 %. Berapa daya listrik yang diproduksi unit
hidroelektrik ini?
JAWABAN
(a). Pembuktian P = Rgh adalah total daya dari air terjun
m
R=
t
mgh
P =
t
dimana Ep = mgh dengan kecepatan air pada ketinggian maksimal diasum-
sikan v = 0 maka
Em = W = Ep
W
P =
t

51
W
terbukti bahwa P = Rgh = t
maka total daya yang dihasilkan dari air
terjun tersebut adalah

P = 8.50 · 105 × 9.81 × 87

P = 725449500 watt
(b). Daya listrik yang dihaslkan dengan efisiensi 0,85

P = Rghη

dengan η = efisiensi daya listrik

P = 725449500 × 0.85

P = 623886570 watt
Yang mengerjakan: Ardian (017), Shofie (026), dan Fazrin (019).

52

Anda mungkin juga menyukai