Anda di halaman 1dari 8

A.

PRINSIP HUYGENS

PROFIL ILMUWAN

Christiaan Huygens lahir pada 14 April 1629 di Den Haag, Belanda dari keluarga
terpandang yaitu Constantijn Huygens dan Suzanna van Baerle. Ayahnya adalah seorang
diplomat, penyair, dan musisi yang kaya. Constantijn mendidik Christiaan di rumah sampai
dia berumur enam belas tahun. Pendidikan liberal Christiaan termasuk matematika, geografi,
logika, dan bahasa, serta musik, berkuda, anggar, dan menari.
Huygens memasuki Universitas Leiden pada 1645 untuk mempelajari hukum dan
matematika. Pada 1647, ia masuk Orange College di Breda, di mana ayahnya menjabat
sebagai kurator. Setelah menyelesaikan studinya pada 1649, Huygens memulai karir sebagai
diplomat dengan Henry, Duke of Nassau. Namun, iklim politik berubah, menghilangkan
pengaruh ayah Huygens. Pada 1654, Huygens kembali ke Den Haag untuk mengejar
kehidupan ilmiah.
Huygens pindah ke Paris pada 1666, di mana ia menjadi anggota pendiri Akademi
Ilmu Pengetahuan Prancis. Selama berada di Paris, ia bertemu dengan filsuf dan
matematikawan Jerman Gottfried Wilhelm Leibniz dan menerbitkan Horologium
Oscillatorium . Pekerjaan ini termasuk derivasi dari rumus untuk osilasi pendulum, teori pada
matematika kurva, dan hukum gaya sentrifugal.
Huygens kembali ke Den Haag pada tahun 1681, setelah menderita penyakit serius.
Dia berusaha untuk kembali ke Prancis pada tahun 1685, tetapi pencabutan Edikta Nantes
menghalangi langkahnya. Hal itu karena dia adalah seorang kristen protestan yang kala itu
dilarang di Perancis.
Pada 1684, Huygens menerbitkan Astroscopia Compendiaria, yang mempresentasikan
teleskop udara (tubeless) barunya dengan panjang fokus 123 kaki. Risalah Huygens tentang
Cahaya akhirnya dicetak pada tahun 1690.
Huygens berspekulasi secara rinci tentang kehidupan di planet lain. Dalam bukunya
yang berjudul Cosmotheoros, selanjutnya berjudul The Celestial Worlds Discover’d: Or,
Conjectures Concerning the Inhabitants, Plants, and Productions of the Worlds in the Planets.
Dalam bukunya tersebut, ia membayangkan alam semesta yang penuh dengan kehidupan.
Sebagian besar sangat mirip dengan kehidupan di Bumi abad ketujuh belas. Setelah
banyak menerbitkan karya serta melakukan penemuan penting, Christiaan Huygens yang
dikenal saat itu sebagai ilmuwan paling berpengaruh meninggal dunia pada tanggal 8 Juli
1695 di Den Haag, Belanda.

PRINSIP DASAR
Prinsip Huygens menerangkan bahwa setiap muka gelombang mampu diasumsikan
memproduksi wavelet atau gelombang-gelombang baru dengan panjang gelombang yang
sama dengan panjang gelombang sebelumnya. Wavelet bisa diumpamakan gelombang yang
ditimbulkan oleh batu yang dijatuhkan ke dalam air.
Prinsip Huygens bisa dipakai sebagai menerangkan terjadinya difraksi cahaya pada
celah kecil seperti yang terlihat pada gambar berikut ini. Pada ketika melewati celah kecil,
muka gelombang akan menimbulkan wavelet baru yang banyaknya tak terhingga sehingga
gelombang tidak mengalir lurus saja, tapi menyebar.

Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik-titik pengganggu yang berada di


depan muka gelombang utama akan menjadi sumber bagi terbentuknya deretan gelombang
yang baru. Jumlah energi total deretan gelombang baru tersebut sama energi utama. Dalam
ekplorasi seismik titik-titik tersebut dapat berupa patahan, antiklin, rekahan, pembajian, dan
lain-lain. Sedangkan deretan gelombang baru berupa gelombang difraksi. Menurut Susilawati
(2004), prinsip Huygens dalam metode seismik refraksi diasumsikan bahwa Titik-titik yang
dilewati gelombang akan menjadi gelombang baru. Muka gelombang (wavefront) yang
menjalar menjauhi sumber adalah superposisi dari beberapa muka gelombang yang dihasilkan
oleh sumber gelombang baru tersebut.

ILUSTRASI GELOMBANG

Prinsip analisis gelombang Huygen membantu dalam memahami pergerakan


gelombang di sekitar objek. Perilaku gelombang terkadang bisa berlawanan dengan intuisi.
Sangat mudah untuk berpikir tentang gelombang seolah-olah mereka hanya bergerak dalam
garis lurus, tetapi ini seringkali tidak benar.
Prinsip analisis gelombang Huygens pada dasarnya menyatakan bahwa:
Setiap titik muka gelombang dapat dianggap sebagai sumber gelombang gelombang
sekunder yang menyebar ke segala arah dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan
rambat gelombang.
Artinya, jika adanya gelombang, kita dapat melihat "tepi" gelombang tersebut sebagai
benar-benar menciptakan serangkaian gelombang melingkar. Gelombang-gelombang ini
bergabung bersama dalam banyak kasus hanya untuk melanjutkan perambatan, tetapi dalam
beberapa kasus, ada efek yang dapat diamati yang signifikan. Muka gelombang dapat dilihat
sebagai garis yang bersinggungan dengan semua gelombang melingkar ini.
B. PRINSIP ASAS FERMAT

PROFIL ILMUWAN

Pierre de Fermat lahir pada tanggal 17 Agustus 1601 di Beaumont-de-Lomagne,


Tarnet-Garonne, Perancis. matematikawan asal Prancis. Ia terkenal dengan teorema terakhir
Fermat yang ia cetus yang buktinya menjadi perdebatan diantara para matematikawan selama
357 tahun hingga matematikawan Andrew Wiles berhasil membuktikan teoremanya.
Ia kuliah di Universitas Orleans dari tahun 1623 dan menerima gelar sarjana hukum
perdata pada tahun 1626, sebelum pindah ke Bordeaux. Di Bordeaux ia memulai penelitian
matematika serius pertamanya. Selama di Bordeaux dia menghasilkan kerya penting yaitu
Methodus ad disquirendam maximam et minima dan De tangentibus linearum curvarum. Ia
menjelaskan secara gamblang tentang metode untuk menentukan nilai maximum, minimum,
dan tangen dari berbagai macam kurva yang caranya sama dengan mendifferensialkan
(turunan).
Fermat dianggap sebagai orang pertama yang mengevaluasi integral dari fungsi
general power. Hasilnya sangat membantu Newton dan Leibniz yang selanjutnya
mengembangkan teorema fundamental kalkulus.banyak apresiasi yang telah di dapatkan oleh
Fermat sehingga Fermat terkenal berkat korespondensinya bersama Blaise Pascal. Berkat
kerja samanya yang singkat tapi sangat produktif dengan Blaise Pascal, mereka berdua
dianggap sebagai joint founders dari terori probabilitas. Fermat meninggal tanggal 12 Januari
1665 di Castres, Tarn, Perancis. Berkat jasa-jasanya, namanya diabadikan pada sekolah tinggi
tertua dan paling bergengsi di Toulouse,
PRINSIP DASAR

Prinsip Fermat atau principle of least time adalah sebuah prinsip yang mendefinisikan
jarak tempuh yang terpendek dan tercepat yang dilalui oleh cahaya. Prinsip ini kadang-
kadang digunakan sebagai definisi sinar, sebagai cahaya yang merambat sesuai prinsip
Fermat
Prinsip Fermat menjelaskan mengenai geometri dari lintasan gelombang. Dalam
prinsip Fermat, gelombang akan mengikuti lintasan dengan waktu minimum, yang
memungkinkan muka gelombang berpindah dengan waktu tempuh terpendek. Dengan
demikian, jika gelombang melewati sebuah medium yang memiliki variasi kecepatan
gelombang seismik maka gelombang tersebut akan melalui zona-zona berkecepatan tinggi
dan menghindari zona-zona berkecepatan rendah.
Prinsip ini kadang-kadang digunakan sebagai definisi sinar, sebagai cahaya yang
merambat sesuai prinsip Fermat. Prinsip ini merupakan penyederhanaan yang dilakukan oleh
Pierre de Fermat pada tahun 1667 dari konsep-konsep serupa sebelumnya dari berbagai
macam percobaan refleksi cahaya. Pada pengembangan teori-teori cahaya, prinsip Fermat
selalu ditilik ulang dan disempurnakan. Pada hukum Snellius, dijelaskan rasio yang terjadi
akibat prinsip ini sebagai: walaupun terdapat keraguan metode yang digunakan Willebrord
Snellius pada tahun 1621 untuk menentukan nisbah kecepatan cahaya mengingat bahwa
cahaya baru dipastikan mempunyai kecepatan yang konstan pada tahun 1676 oleh Ole
Christensen Rømer. Dan Isaac Newton baru pada tahun 1675 menyatakan bahwa partikel
cahaya mempunyai kecepatan yang lebih tinggi pada medium yang lebih padat, akibat gaya
gravitasi, walaupun teori ini kemudian dibuktikan adalah keliru.
Isaac Newton dengan persamaan gaya yang sangat terkenal: yang mendefinisikan
massa sebagai kelembaman benda terhadap perubahan kecepatan, dapat menjabarkan hukum
Snellius sebagai teori partikel cahaya: karena analogi indeks bias dengan massa dan
percepatan dengan perubahan sudut sinar bias terhadap perubahan sudut sinar insiden. Dan
mendefinisikan prinsip Fermat sebagai prinsip kekekalan gaya dengan sinar cahaya sebagai
gaya yang memicu kecepatan massa pada jarak tempuhnya. sehingga: Dan dengan penurunan
persamaan ini, banyak yang menyangsikan bahwa Isaac Newton mengatakan kecepatan
cahaya pada medium yang lebih padat menjadi lebih cepat. Prinsip Fermat disebut sebagai
konsekuensi extremum principle of wave mechanics dari teori gelombang yang
dipresentasikan Christiaan Huygens pada tahun 1690 yang kemudian disebut prinsip
Huygens, dengan menambahkan parameter panjang gelombang pada nisbah hukum Snellius

ILUSTRASI GELOMBANG

Struktur kecepatan di dalam bumi dapat diperkirakan dengan mengasumsikan fase


gelombang seismic sebagai fungsi jarak di dalam model lapisan-lapisan bumi. Ketika suatu
gelombang menjalar melalui medium yang berbeda dan menabrak bidang batas antar
medium, energy gelombang akaan terbagi ke dalam gelombang refleksi dan gelombang
refraksi. Keduan gelombang ini akan memiliki sifat yang sama dengan gelombang dating.
Sudut refleksi dan refraksi gelombang terhadap bidang vertical diuraikan dalam Hukum
Snellius
sin i sin τ au
= =p
a1 a2
Ilustrasi Hukum Snellius :
Apabila kecepatan gelombang (v) pada lapisan 2 lebih besar daripada kecepatan di
lapisan 1, maka sudut Sudut bias kritis berkaitan dengan penjalaran gelombang secara
horizontal (sejajar dengan bidang batas antar lapisan). Gelombang ini di sebut sebagai head
wave dan memiliki karakteristik unik, yakni mentransmisikan energy kembali ke lapisan 1.
Energy ini meninggalkan bidang batas dengan sudut yang sama dengan sudut dating i0, yang
disebut sebagai sudut kritis

i c =sin
−1
( )
a1
a2

Ketika i > i0 maka tidak ada energy seismic yang dapat menembus lapisan 2 dan
seluruh energy akan dipantulkan kembali ke lapisan 1. Ketika , maka tidak ada
sudut kritis dan gelombang refraksi dibelokkan ke arak vertical.

Anda mungkin juga menyukai