Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari memang bandul bukan menjadi suatu hal
yang sering ditemui. Karena pada dasarnya bandul itu sendiri jarang untuk di
aplikasikannya. Sebagai salah satu contohnya adalah ayunan. Ayunan tersebut
merupakan salah satu contoh penerapan bandul dalam kehidupan nyata. Karena
bandul terdiri dari penggantung yang akan menjadi titik tumpu, tali, dan beban
yang akan di ayunkan. Ayunan memiliki bagian seperti bandul tersebut. Dan
ketika ayunan di ayunkan bersama suatu beban, maka ayunan itu akan bergerak.
Namun ayunan tersebut dapat berhenti ketika terkena faktor eksternal yang dapat
menghambat dan menghentikannya.
Dalam hal ini, bandul dapat berayun ayun dalam waktu yang relatif lama,
karena tidak memiliki hambatan udara dan gesekan. Semua itu tidak berpengaruh
pada bandul. Selain itu, penyebab bandul dapat berayun ayun adalah karena
dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang menarik bandul agar tetap berayun ayun.
Sehingga bandul yang sedang berayun ayun di udara memiliki energi kekal yang
dapat membuat bandul tersebut berayun secara terus menerus. Selama tidak ada
energi yang berkurang dari benda tersebut, maka ini menjadi salah satu faktor
bahwa bandul yang berayun di udara memiliki energi kekal.
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan singkat diatas tentang “Bandul Matematis”, didapatkan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh dinamika osilasi pada bandul matematis?
2. Bagaimana cara menentukan besar gravitasi?
1.3 Tujuan
Sesuai dari rumusan masalah yang ada, maka terdapat beberapa tujuan dari
praktikum “Bandul Matematis” sebagai berikut:
1. Untuk mempelajari dinamika osilasi pada bandul matematis.
2. Untuk menentukan besar gravitasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bandul Matematis
Bandul merupakan suatu gerakan bolak balik terhadap titik yang sama.
Namun, gelombang adalah getaran yang merambat. Bandul sederhana atau bandul
matematis merupakan salah satu penerapan dari gelombang. Bandul matematis
merupakan sistem yang dimana menggunakan benda dengan menggantungkan
suatu benda seperti tali. Bandul matematis terjadi bila terdapat sebuah benda yang
memiliki massa dan dianggap sebagai partikel yang berada di pusat benda
tersebut. Kemudian digantung serta diikat menggunakan tali pada titik tetap Jika
benda tersebut mendapat gerak awal yang membuat tali dapat membentuk sudut
yang searah dengan arah vertikal, maka benda tersebut dapat dilepaskan. Sehingga
menyebabkan benda akan berayun. Dan benda tersebut dapat berayuun pada
sekitar titik tetap nya yang menghasilkan frekuensi tetap. Padad bandul matematis
ini, w.sinӨ disebut sebagai gaya pemulih.

s m

mg.sinӨ
mg mg.cos
Ө

Gambar 2.1 Sistem pada Bandul Matematis


Dimana bandul matematis ini memiliki persamaan sebagai berikut:
………………………………………..(1)
Y=A.sin(wt)
Keterangan:
y = Simpangan gelombang (m)
A = Amplitudo (m)
w = Kecepatan sudut (rad/s)
t = Waktu (s)
[CITATION Yus14 \l 1033 ]
2.2 Osilasi
Gerak yang periodik ini juga jika bergerak pada lintasan yang sama disebut
gerak osilasi. Salah satu contoh aplikasi gerak harmonik sederhana ini adalah
ayunan bandul atau bisa disebut juga gerak pendulum. Terdapat gaya yang
menyebabkan bandul ke posisi kesetimbangan dinamakan gaya pemulih. Bila
amplitudo getaran tidak harmonik sederhana, menyebabkan periode mengalami
ketergantungan pada amplitudo dan dinyatakan dalam amplitudo sudut. Ketika
suatu sistem mengalami gerak harmonik sudut sederhana, percepatan sudut α dan
sudut perpindahan θdihubungkan oleh persamaan dalam bentuk
……………………….(2)
α = -(suatu konstanta positif).θ
Persamaan ini merupakan kesetaraan kesetaraan sudut pada persamaan
……………………………….........…(3)
(α = -ω2.x)
Persamaan tersebut menyatakan bahwa perpindahan sudut θyang sebanding
dengan percepatan sudut α dari posisi kesetimbangan, namun berlawanan dengan
arah perpindahan [CITATION Hal60 \t \l 1033 ].

2.3 Periode
Periode memiliki arti waktu yang digunakan untuk melakukan satu kali
getaran. Pada kasus bandul matematis ini, getaran yang dimaksud adalah ayunan
pada percobaan. Hasil ini menunjukkan bahwa simpangan tidak mempengaruhi
periode ayunan pada bandul. Sehingga simpangan bukan merupakan faktor yang
mempengaruhi periode ayunan. Sedangkan pengertian simpangan sendiri adalah
jarak antara kedudukan benda yang bergetar pada suatu saat sampai kembali pada
kedudukan seimbangnya. Pada sistem bandul sederhana, gravitasi bumi sebagai
faktor pengendali benda bergerak pada sumbu gerak dengan periode ayunan dan
dapat ditentukan menggunakan persamaan, untuk mengetahui tingkat akurasi
pengukuran. percepatan gravitasi bumi menggunakan bandul sederhana pada
panjang tali yang berbeda (dengan menggunakan tali yang berbeda–beda).
Dengan persamaan sebagai berikut:
l
T =2 π √
…………………………………….(4) g
[ CITATION Ram141 \l 1033 ]
2.4 Frekuensi
Jumlah banyak getaran yang terjadi pada setiap satuan waktu merupakan
1
pengertian dari frekuensi. Hertz (Hz)f merupakan satuan frekuensi dalam SI. Pada
=
T
setiap getaran, waktu getaran yang diperlukan berhubungan dengan banyaknya
getaran yang terjadi untuk melakukan satu getaran. Secara teori disebutkan bahwa
periode dan frekuensi sebuah osilasi harmonic sederhanahanya bergantung pada
panjang tali (l ) dan percepatan gravitasi (g). Hal ini dikemukakan dengan asumsi
sudut simpangan ayunan dianggap kecil. Hubungan antara frekuensi dan periode
dinyatakan melalui persamaan:
………………………………......(5)
Keterangan:
f = frekuensi getaran (Hz)
T = periode getaran (s)
[ CITATION
Bud10 \l 1033 ].

2.5 Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat di dalam suatu medium. Pada
gelombang materi mediumnya tidak berpindah. Gelombang pada umumnya terdiri
dari:
1. Gelombang mekanik, yaitu gelombang yang rambatannya memerlukan
medium.
2. Gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang rambatannya tidak
memerlukan medium.

Gelombang Mekanik
Menurut arah rambatannya terbagi dua :
1. Gelombang tranversal, yaitu gelombang yang memiliki getaran tegak lurus
pada arah rambatannya. Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh
gelombang dalam satu sekon.
λ
V= λf atau v= ….…………………………..(6)
T
2. Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah rambatnya berimpit
dengan getaran [ CITATION Yas16 \l 1033 ].

Gelombang sendiri mempunyai 2 sifat yaitu difraksi dan interferensi. Peristiwa


difraksi terjadi apabila penyebaran atau pembelokan gelombang pada saat
gelombang tersebut melintas melalui celah atau mengelilingi ujung penghalang.
Besarnya difraksi bergantung pada ukuran penghalang dan panjang gelombang.
Interferensi adalah perpaduan dari 2 gelombang atau lebih dan terjadi apabila
terdapat gelombang dengan frekuensi dan beda fase saling bertemu [ CITATION
Nab16 \l 1033 ].

2.6 Gravitasi
Percepatan gravitasi g adalah percepatan yang dialami oleh benda karena
beratnya sendiri. Berat benda adalah gaya tarik bumi pada benda tersebut. Gaya
ini adalah gaya gravitasi yaitu gaya tarik menarik anatara dua massa. Karena bumi
tidak berbentuk bola maka besarnya g tidaklah sama untuk setiap tempat di
permukaan bn bumi. Hukum gravitasi jagat raya menurut newton, dirumuskan
dengan persamaan sebagai berikut :
m ₁m ₂
F=G ........................................................(7)

Keterangan :
F = gaya tarik menarik antara massa m₁ dan m₂
m₁ = massa benda pertama
m₂ = massa benda kedua
r = jarak antara kedua pusat massanya
G = tetapan gravitasi

Secara rata-rata nilai gravitasi bumi adalah 9.8 m/s2 nilai ini disebut juga
dengan nilai gravitasi standar. Nilai gravitasi bumi memiliki nilai yang berbeda-
beda dari satu tempat ke tempat yang lain, namun nilai nya tidak meyimpang jauh
dari nilai gravitasi standar [ CITATION Chu17 \l 1033 ].

2.6 Kuadrat Terkecil

Kuadrat terkecil merupakan salah satu metode yang sering digunakan


dalam teknik analisis regresi yang memiliki tujuan untuk meminimumkan kuadrat
kesalahan, sehingga nilai regresi tersebut dapat mendekati nilai sesungguhnya.
Metode kuadrat terkecil ini termasuk dalam metode - metode pendekatan sesatan
terdistribusi, menurut karakterisik kerjanya, kuadrat terkecil yang melakukan
pengurangan sesatan menyeluruh dan terukur. Hal tersebut berdasarkan interval
pendekatan keseluruhan dan sesuai dengan order pendekatan yang meningkat
[CITATION Ram14 \l 1033 ].
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang di gunakan adalah sebagai berikut :
3.1.1 Alat
1. Statif (tiang penyangga) 1 buah
2. Penggaris busur 1 buah
3. Penggaris biasa (dengan variable 30cm, 35cm, 40cm, 45cm, 50cm)1 buah
4. Tali 1 buah
5. Stopwatch 1
buah
3.1.2 Bahan
1. Bola pejal besar 1 buah
2. Bola pejal kecil 1 buah
3.2 Cara Kerja
1. Susun sistem bandul dengan panjang tali awal 30 cm, 35 cm, 40 cm, 45 cm,
50 cm. Pastikan bandul dalam keadaan setimbang pada keadaan awal.
2. Ayunkan bandul dengan sudut 20°,30°,40°,50°,60° catat waktu yang diperlukan
selama 10 ayunan.
3. Lakukan langkah (2) sebanyak 10 kali untuk panjang tali, sudut bandul dan
pemberat.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Perlakuan dan Pengamatan Pada Bandul Kecil
Berikut merupakan hasil peerlakuan dan pengamatan pada bandul kecil
Tabel 4.1.1 Hasil Perlakuan dan Pengamatan pada Bandul Kecil

No Perlakuan Pengamatan
.
1. Mengikat tali bandul pada ujung
statif

2. Mengukur panjang tali bandul Dengan


panjang 50
cm

3. Mengayunkan bandul Dengan


besar
sudut 30 ̊

4. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 45 ̊


5. Mengayunkan bandul Dengan
besar
sudut 60 ̊

6. Mengukur panjang tali bandul Dengan


panjang 45
cm

7. Mengayunkan bandul Dengan


besar
sudut 30 ̊

8. Mengayunkan bandul Dengan


besar
sudut 45 ̊

9. Mengayunkan bandul Dengan


besar
sudut 60 ̊
10. Mengukur panjang tali bandul Dengan panjang 40 cm

11. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 30 ̊

12. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 45 ̊

13. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 60 ̊

14. Mengukur panjang tali bandul Dengan panjang 35 cm


15. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 30 ̊

16. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 45 ̊

17. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 60 ̊

18. Mengukur panjang tali bandul Dengan panjang 30 cm

19. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 30 ̊


20. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 45 ̊

21. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 60 ̊

4.1.2 Perlakuan dan Pengamatan pada Bandul Besar


Berikut merupakan hasil dari perlakuan dan pengamatan pada bandul besar
Tabel 4.1.2 Hasil Perlakuan dan Pengamatan pada Bandul Besar

No Perlakuan Pengamatan
.
1. Mengikat tali bandul pada ujung
statif

2. Mengukur panjang tali bandul Dengan panjang 50 cm


3. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 30 ̊

4. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 45 ̊

5. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 60 ̊

6. Mengukur panjang tali bandul Dengan panjang 45 cm

7. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 30 ̊


8. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 45 ̊

9. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 60 ̊

10. Mengukur panjang tali bandul Dengan panjang 40 cm

11. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 30 ̊

12. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 45 ̊


13. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 60 ̊

14. Mengukur panjang tali bandul Dengan panjang 35 cm

15. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 30 ̊

16. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 45 ̊

17. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 60 ̊


18. Mengukur panjang tali bandul Dengan panjang 30 cm

19. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 30 ̊

20. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 45 ̊

21. Mengayunkan bandul Dengan besar sudut 60 ̊

4.2 Perhitungan
Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan data sebagai berikut:
Berikut merupakan hasil perhitungan dengan bandul kecil:
 Sudut 30 ̊
Tabel 4.2.1 Perhitungan dengan Bandul Kecil pada 30 ̊

No Panjang tali N T g
.
1. 30 cm 10 1,16 s 35,3 m/s2
2. 35 cm 10 1,19 s 38,9 m/s2
3. 40 cm 10 1,25 s 40,4 m/s2
4. 45 cm 10 1,35 s 39,0 m/s2
5. 50 cm 10 1,47 s 36,5 m/s2
 Sudut 45 ̊
Tabel 4.2.1 Perhitungan dengan Bandul Kecil pada 45 ̊

No. Panjang tali N T G


1. 30 cm 10 1,20 s 32,9 m/s2
2. 35 cm 10 1,23 s 36,6 m/s2
3. 40 cm 10 1,28 s 38,5 m/s2
4. 45 cm 10 1,39 s 36,8 m/s2
5. 50 cm 10 1,49 s 35,5 m/s2
 Sudut 60 ̊
Tabel 4.2.1 Perhitungan dengan Bandul Kecil pada 60 ̊

No Panjang tali N T G
.
1. 30 cm 10 1,25 s 30,3 m/s2
2. 35 cm 10 1,26 s 34,7 m/s2
3. 40 cm 10 1,37 s 33,6 m/s2
4. 45 cm 10 1,43 s 34,8 m/s2
5. 50 cm 10 1,53 s 33,7 m/s2

Berikut merupakan hasil perhitungan menggunakan bandul besar:

 Sudut 30 ̊
Tabel 4.2.1 Perhitungan dengan Bandul Besar pada 30 ̊

No Panjang tali N T g
.
1. 30 cm 10 1,19 s 33,3 m/s2
2. 35 cm 10 1,23 s 36,6 m/s2
3. 40 cm 10 1,35 s 34,7 m/s2
4. 45 cm 10 1,37 s 37,8 m/s2
5. 50 cm 10 1,47 s 36,5 m/s2
 Sudut 45 ̊
Tabel 4.2.1 Perhitungan dengan Bandul Besar pada 45 ̊

No. Panjang tali N T G


1. 30 cm 10 1,20 s 32,9 m/s2
2. 35 cm 10 1,23 s 36,6 m/s2
3. 40 cm 10 1,39 s 32,7 m/s2
4. 45 cm 10 1,44 s 34,3 m/s2
5. 50 cm 10 1,53 s 33,7 m/s2
 Sudut 60 ̊
 Tabel 4.2.1 Perhitungan dengan Bandul Besar pada 60 ̊
No Panjang tali N T G
.
1. 30 cm 10 1,24 s 30,7 m/s2
2. 35 cm 10 1,27 s 34,3 m/s2
3. 40 cm 10 1,42 s 31,2 m/s2
4. 45 cm 10 1,45 s 33,8 m/s2
5. 50 cm 10 1,55 s 32,9 m/s2

4.3 Pembahasan
Dari penjelasan diatas, didapatkan beberapa point dari pembahasan pada
praktikum bandul matematis sebagai berikut:

4.3.1 Menjawab Tujuan


Menurut tujuan yang tercantum pada bab 1 diatas, didapatkan jawaban dari
tujuan sebagai berikut:
1. Dengan melaksanakan praktikum bandul matematis, praktikan
dapat mengetahui dinamika osilasi pada bandul matematis. Maksud dari
osilasi sendiri ialah gerak yang periodik ini juga jika bergerak pada
lintasan yang sama. Atau dapat artikan sebagai gerak bolak balik
pada arah yang sama. Dinamika dapat diartikan sebagai sesuatu
yang selalu bergerak. Dinamika Osilasi sendiri dapat diartikan
sebagai sesuatu yang memiliki gerak bolak balik secara terus
menerus.
2. Gaya gravitasi pada umumnya terjadi karena pertemuan 2 massa
benda yang saling tarik menarik. Dengan menghitung hasil dari
data pada percobaan, maka akan didapatkan hasil dengan menggunakan
4 ᴨ2
rumus g= .l. dengan menggunakan rumus tersebut, maka
T2
akan dapat ditemukan besar gravitasi pada bandul matematis.

4.3.2 Pengertian
1. Osilasi sendiri memiliki arti sebagai gerak yang periodik ini juga jika
bergerak pada lintasan yang sama. Terdapat gaya yang menyebabkan
bandul ke posisi kesetimbangan dinamakan gaya pemulih. Bila amplitudo
getaran tidak harmonik sederhana, menyebabkan periode mengalami
ketergantungan pada amplitudo dan dinyatakan dalam amplitudo sudut.
Terdapat istilah osilasi berperiodik yaitu ketika bandul ditarik ke arah
samping dari posisi semula, kemudian saat dilepaskan bandul akan
berayun kearah vertikal dikarenakan gaya gravitasi [CITATION Hal60 \t \l
1033 ].
2. Periode memiliki arti waktu yang digunakan untuk melakukan satu kali
getaran. Hasil ini menunjukkan bahwa simpangan tidak mempengaruhi
periode ayunan pada bandul. Sehingga simpangan bukan merupakan
faktor yang mempengaruhi periode ayunan. Sedangkan pengertian
simpangan sendiri adalah jarak antara kedudukan benda yang bergetar
pada suatu saat sampai kembali pada kedudukan seimbangnya. Pada
sistem bandul sederhana, gravitasi bumi sebagai faktor pengendali benda
bergerak pada sumbu gerak dengan periode ayunan dan dapat ditentukan
menggunakan persamaan, untuk mengetahui tingkat akurasi pengukuran
[ CITATION Ram141 \l 1033 ].
3. Jumlah banyak getaran yang terjadi pada setiap satuan waktu merupakan
pengertian dari frekuensi. Hertz merupakan satuan frekuensi dalam SI.
Pada setiap getaran, waktu getaran yang diperlukan berhubungan dengan
banyaknya getaran yang terjadi untuk melakukan satu getaran. Secara teori
disebutkan bahwa periode dan frekuensi sebuah osilasi harmonic
sederhanahanya bergantung pada panjang tali dan percepatan gravitasi
[ CITATION
Bud10 \l 1033 ].
4. Gelombang adalah getaran yang merambat di dalam suatu medium. Pada
gelombang materi mediumnya tidak berpindah. Gelombang sendiri
mempunyai 2 sifat yaitu difraksi dan interferensi. Peristiwa difraksi terjadi
apabila penyebaran atau pembelokan gelombang pada saat gelombang
tersebut melintas melalui celah atau mengelilingi ujung penghalang.
Besarnya difraksi bergantung pada ukuran penghalang dan panjang
gelombang[ CITATION Nab16 \l 1033 ].

4.3.3 Prosedur Kerja

Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan oleh praktikan, terdapat


beberapa data berdasarkan sudut kemiringan dari bandul matematis dan panjang
tali yang digunakan saat praktikum sebagai berikut:
1. Pada Sudut 30 ̊ Menggunakan Bandul Kecil
√l vs T
1.6
1.4
f(x) = 0.2 x + 0.01
1.2 R² = 0.92

1
Axis Title

0.8
Linear ()
0.6
0.4
0.2
0
5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 7.2
Axis Title

Grafik 4.1 Perbandingan Antara √l dengan Periode (T) pada sudut 30 ̊


Pada percobaan kali ini, praktikan melaksanakan praktikum bandul matematis
dengan sudut kemiringan 30 ̊ menggunakan bandul kecil. Dapat dilihat
berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan oleh praktikan menunjukkan bahwa
pada sudut 30 ̊, bandul kecil dapat berayun namun berayun dengan lambat dan
membutuhkan waktu yang lebih lama agar dapat melakukan 10 kali ayunan untuk
1 kali percobaan. Semakin panjang tali bandul yang digunakan, maka akan
semakin besar pula untuk periode yang dihasilkan, dan semakin kecil nilai periode
nya jika semakin pendek tali yang digunakan bandul untuk dapat berayun selama
10 kali. Dimana periode yang dihasilkan untuk bandul kecil pada sudut
kemiringan 30 ̊ dimulai dari 1,16 s sampai dengan 1,47 s, serta dihasilkan gradien
untuk percobaan pada sudut ini berdasarkan grafik adalah 0,2026. Dengan
4 ᴨ2
menggunakan rumus g= , maka didapatkan gravitasi pada sudut 30 ̊ yaitu
m2
sebesar 960,976 m/s2.
2. Pada Sudut 45 ̊ Menggunakan Bandul Kecil
√l vs T
1.6
1.4 f(x) = 0.19 x + 0.11
1.2 R² = 0.93

1
Axis Title

0.8
Linear ()
0.6
0.4
0.2
0
5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 7.2
Axis Title

Grafik 4.2 Perbandingan Antara √l dengan Periode (T) pada sudut 45 ̊


Pada percobaan kali ini, praktikan melaksanakan praktikum bandul
matematis dengan sudut kemiringan 45 ̊ menggunakan bandul kecil. Dapat dilihat
berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan oleh praktikan menunjukkan bahwa
pada sudut 45 ̊, bandul kecil dapat berayun namun berayun dengan cukup cepat
dan membutuhkan waktu yang lebih sedikit daripada saat sudut 30 ̊ agar dapat
melakukan 10 kali ayunan untuk 1 kali percobaan. Semakin panjang tali bandul
yang digunakan, maka akan semakin besar pula untuk periode yang dihasilkan,
dan semakin kecil nilai periode nya jika semakin pendek tali yang digunakan
bandul untuk dapat berayun selama 10 kali. Dimana periode yang dihasilkan
untuk bandul kecil pada sudut kemiringan 45 ̊ dimulai dari 1,20 s sampai dengan
1,49 s, serta dihasilkan gradien untuk percobaan pada sudut ini berdasarkan grafik
4 ᴨ2
adalah 0,1925. Dengan menggunakan rumus g= 2 , maka didapatkan gravitasi
m
2
pada sudut 45 ̊ yaitu sebesar 1064,865 m/s .
3. Pada Sudut 60 ̊ Menggunakan Bandul Kecil
√l vs T
1.8
1.6
1.4 f(x) = 0.19 x + 0.17
1.2 R² = 0.94
1
0.8 Linear ()
0.6
0.4
0.2
0
5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 7.2
Axis Title

Grafik 4.3 Perbandingan Antara √l dengan Periode (T) pada sudut 60 ̊


Pada percobaan kali ini, praktikan melaksanakan praktikum bandul
matematis dengan sudut kemiringan 60 ̊ menggunakan bandul kecil. Dapat dilihat
berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan oleh praktikan menunjukkan bahwa
pada sudut 60 ̊, bandul kecil dapat berayun dengan cukup cepat dan membutuhkan
waktu yang lebih sedikit daripada saat sudut 45 ̊ agar dapat melakukan 10 kali
ayunan untuk 1 kali percobaan. Semakin panjang tali bandul yang digunakan,
maka akan semakin besar pula untuk periode yang dihasilkan, dan semakin kecil
nilai periode nya jika semakin pendek tali yang digunakan bandul untuk dapat
berayun selama 10 kali. Dimana periode yang dihasilkan untuk bandul kecil pada
sudut kemiringan 60 ̊ dimulai dari 1,25 s sampai dengan 1,53 s, serta dihasilkan
gradien untuk percobaan pada sudut ini berdasarkan grafik adalah 0,1905. Dengan
4 ᴨ2
menggunakan rumus g= , maka didapatkan gravitasi pada sudut 45 ̊ yaitu
m2
sebesar 757,692 m/s2.
4. Pada Sudut 30 ̊ Menggunakan Bandul Besar
√l vs T
1.6
1.4 f(x) = 0.18 x + 0.17
1.2 R² = 0.95
Axis Title 1
0.8
Linear ()
0.6
0.4
0.2
0
5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 7.2
Axis Title

Grafik 4.4 Perbandingan Antara √l dengan Periode (T) pada sudut 30 ̊


Pada percobaan kali ini, praktikan melaksanakan praktikum bandul
matematis dengan sudut kemiringan 30 ̊ menggunakan bandul besar. Dapat dilihat
berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan oleh praktikan menunjukkan bahwa
pada sudut 30 ̊, bandul besar dapat berayun namun berayun dengan lambat dan
membutuhkan waktu yang lebih lama agar dapat melakukan 10 kali ayunan untuk
1 kali percobaan. Semakin panjang tali bandul yang digunakan, maka akan
semakin besar pula untuk periode yang dihasilkan, dan semakin kecil nilai periode
nya jika semakin pendek tali yang digunakan bandul untuk dapat berayun selama
10 kali. Dimana periode yang dihasilkan untuk bandul kecil pada sudut
kemiringan 30 ̊ dimulai dari 1,19 s sampai dengan 1,47 s, serta dihasilkan gradien
untuk percobaan pada sudut ini berdasarkan grafik adalah 0,1831. Dengan
4 ᴨ2
menggunakan rumus g= , maka didapatkan gravitasi pada sudut 30 ̊ yaitu
m2
sebesar 1193,940 m/s2.
5. Pada Sudut 45 ̊ Menggunakan Bandul Besar
√l vs T
1.8
1.6
1.4 f(x) = 0.23 x − 0.08
1.2 R² = 0.96
Axis Title
1
0.8 Linear ()
0.6
0.4
0.2
0
5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 7.2
Axis Title

Grafik 4.5 Perbandingan Antara √l dengan Periode (T) pada sudut 45 ̊


Pada percobaan kali ini, praktikan melaksanakan praktikum bandul
matematis dengan sudut kemiringan 45 ̊ menggunakan bandul besar. Dapat dilihat
berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan oleh praktikan menunjukkan bahwa
pada sudut 45 ̊, bandul besar dapat berayun namun berayun dengan cukup cepat
dan membutuhkan waktu yang lebih sedikit daripada saat sudut 30 ̊ agar dapat
melakukan 10 kali ayunan untuk 1 kali percobaan. Semakin panjang tali bandul
yang digunakan, maka akan semakin besar pula untuk periode yang dihasilkan,
dan semakin kecil nilai periode nya jika semakin pendek tali yang digunakan
bandul untuk dapat berayun selama 10 kali. Dimana periode yang dihasilkan
untuk bandul kecil pada sudut kemiringan 45 ̊ dimulai dari 1,20 s sampai dengan
1,49 s, serta dihasilkan gradien untuk percobaan pada sudut ini berdasarkan grafik
4 ᴨ2
adalah 0,2285. Dengan menggunakan rumus g= , maka didapatkan gravitasi
m2
pada sudut 45 ̊ yaitu sebesar 757,692 m/s2.
6. Pada Sudut 60 ̊ Menggunakan Bandul Besar
Chart Title
1.8
1.6
1.4 f(x) = 0.21 x + 0.07
R² = 0.95
Axis Title 1.2
1
0.8 Linear ()
0.6
0.4
0.2
0
5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 7.2
Axis Title

Grafik 4.6 Perbandingan Antara √l dengan Periode (T) pada sudut 45 ̊


Pada percobaan kali ini, praktikan melaksanakan praktikum bandul
matematis dengan sudut kemiringan 60 ̊ menggunakan bandul besar. Dapat dilihat
berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan oleh praktikan menunjukkan bahwa
pada sudut 60 ̊, bandul besar dapat berayun dengan cukup cepat dan
membutuhkan waktu yang lebih sedikit daripada saat sudut 45 ̊ agar dapat
melakukan 10 kali ayunan untuk 1 kali percobaan. Semakin panjang tali bandul
yang digunakan, maka akan semakin besar pula untuk periode yang dihasilkan,
dan semakin kecil nilai periode nya jika semakin pendek tali yang digunakan
bandul untuk dapat berayun selama 10 kali. Dimana periode yang dihasilkan
untuk bandul kecil pada sudut kemiringan 60 ̊ dimulai dari 1,24 s sampai dengan
1,55 s, serta dihasilkan gradien untuk percobaan pada sudut ini berdasarkan grafik
4 ᴨ2
adalah 0,2097. Dengan menggunakan rumus g= 2 , maka didapatkan gravitasi
m
pada sudut 45 ̊ yaitu sebesar 916,279 m/s2.
BAB V
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas, didapatkan kesimpulan dari praktium bandul
matematis yang telah dilakukan. Bila terdapat suatu benda yang memiliki sistem
seperti bandul matematis yang dimana menggunakan benda untuk menggantukan
benda, maka gaya yang akan berpengaruh adalah gaya gravitasi. Dan besar gaya
gravitasi pada bandul matematis dipengaruhi oleh periode bandul pada setiap
percobaan. Yang dimana besar periode bandul tergantung pada waktu yang
diperlukan bandul untuk melakukan satu kali percobaan yang terdiri dari 10 kali
ayunan. Semakin panjang tali yang digunakan, maka semakin besar periode yang
dihasilkan. Sebaliknya, jika semakin pendek tali yang digunakan, semakin kecil
periode yang dihasilkan. Dan juga besar sudut yang berpengaruh pada besar nya
periode yang dihasilkan. Bila semakin besar sudut yang digunakan, semakin
lambat waktu yang dibutuhkan, maka semakin besar pula periode yang dihasilkan.
Sebaliknya, bila semakin kecil sudut yang digunakan untuk percobaan bandul,
maka semakin kecil periode yang dihasilkan.
TUGAS PENDAHULUAN
Turunkan persamaan (2) dengan mengkombinasikan Hukum II Newton dan
persamaan (1).
∑F = m . a
mg sin θ = m . a
y
₥g = ₥ . a
L
−g
a= y ….(1)
L
Y = Asin Wt
dy
v= = A W cos Wt
dt
dv
a= = - AW 2 sin Wt
dt
a = -W 2 A sin Wt
a = -W ….(2)
Persamaan (1) disubstitusi dengan persamaan (2)
∆g
∆ W 2 y= y
L
g
W² =
L

2π 2 g
( )
T
=
L
4π² g
=
T2 L

L
T² = 4π² .
g
2 L
T = √4 π .
g
L
T = 2π√
g
SKEMA KERJA

Bahan

Tali sepanjang 50 cm di ikatkan pada bandul


Bandul di ayunkan dengan sudut 30°, 45°, 60°.
Dicatat waktu untuk 10 ayunan.
Tali di perpendek menjadi 45 cm.
Bandul di ayunkan dengan sudut 30°, 45°, 60°.
Dicatat waktu untuk 10 ayunan.
Tali di perpendek menjadi 40 cm.
Bandul di ayunkan dengan sudut 30°, 45°, 60°.
Dicatat waktu untuk 10 ayunan.
Tali di perpendek menjadi 35 cm.
Bandul di ayunkan dengan sudut 30°, 45°, 60°.
Dicatat waktu untuk 10 ayunan.
Tali di perpendek menjadi 30 cm.
Bandul di ayunkan dengan sudut 30°, 45°, 60°.
Dicatat waktu untuk 10 ayunan.
Hasil

TIME SCHEDULE

No Waktu Real Time Keterangan PJ


1. 13.15 – 13.30 13.00 – Praktikan memasuki lab, Semua
13.15 absen, dan memakai jas praktikan
lab
2. 13.15 – 13.30 13.15 – Peminjaman alat Yusuf
13.25
3. 13.15 – 13.30 13.25 – Pre test Semua
13.40 praktikan
4. 13.30 – 14.00 13.40 – Briefing Aslab
13.45
5. 14.15 – 15.30 13.45 – Melakukan percobaan Praktikum
14.15 Bandul Matematis
6. 15.00 – 15.30 14.15 – Menghitung dan mencatat Praktikum
14.40 data hasil praktikum
7. 15.30 – 15.45 14.40 – Pengembalian alat Yusuf
15.05
8. 15.45 – 16.00 15.05 – Briefing laporan Aslab
15.20
9. 16.00 – 16.15 15.20 – Evaluasi Semua aslab
16.00
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, W. E. (2010). Bandul Matematis. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
Chusni, M. M. (2017). Penentuan Besar Percepatan Gravitasi Bumi
Menggunakan Ayunan Matematis Dengan Berbagai Metode Pengukuran.
Bandung: Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati.
Herayanti, d. (2014). Bandul. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Nabilatusholihah, d. (2016). Praktikum Pelajaran Gellombang Mekanik.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Nurhasanittaqwim A, L. (2015). Gerak Harmonik Sederhana pada Bandul
Matematis. Bandung: Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati.
Ramadhanty, N. A. (2015). Metode Kuadrat Terkecil. Bandung: Universitas
Padjadjaran.
Ramli, W. (2014). Bandul. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Yasid, A. (2016). Pengaruh Frekuensi Gelombang Bunyi Terhadap Perilaku
Lalat Rumah. Jember: Universitas Negeri Jember.
APPENDIKS
 Sudut 30 ̊ menggunakan bandul kecil
Diketahui : m = 0,2026
Ditanya :g=?

2 π 2 4 x 3,142 39,4
Jawab : g=( ¿ = = = 960,975 m/s2
m 0,2026 2 0,041

 Sudut 45 ̊ menggunakan bandul kecil


Diketahui : m = 0,1925
Ditanya :g=?

2 π 2 4 x 3,142 39,4
Jawab : g=( ¿ = 2 = = 1064,865 m/s2
m 0,1925 0,037

 Sudut 60 ̊ menggunakan bandul kecil


Diketahui : m = 0,1905
Ditanya :g=?
2 π 2 4 x 3,142 39,4
Jawab : g=( ¿ = 2 = = 1094,444 m/s2
m 0,1905 0,036

 Sudut 30 ̊ menggunakan bandul besar


Diketahui : m = 0,1831
Ditanya :g=?

2 π 2 4 x 3,142 39,4
Jawab : g=( ¿ = = = 1193,940 m/s2
m 0,18312 0,033

 Sudut 45 ̊ menggunakan bandu besar


Diketahui : m = 0,2285
Ditanya :g=?

2 π 2 4 x 3,142 39,4
Jawab : g=( ¿ = 2 = = 757,692 m/s2
m 0,2285 0,052

 Sudut 60 ̊ menggunakan bandul besar


Diketahui : m = 0,2097
Ditanya :g=?

2 π 2 4 x 3,142 39,4
Jawab : g=( ¿ = 2 = = 916,279 m/s2
m 0,2097 0,043

Anda mungkin juga menyukai