Oleh :
Lalu Iqbal Tawakkal
NIM : 12316025
Kelompok 3
Kelas-01
Gambar 2. Sampel lumpur, Pasir besi, dan Endapan piroklastik dalam wadah plastik
Pengukuran dilakukan dimulai memilih satuan yang ingin dimasukkan dan juga pembulatan yang
diinginkan. Pada pengukuran ini dipilih menggunakan satuan SI dengan tanpa pembulatan (satu
angka dibelakang koma). Massa sampel diinput pada software setelahnya. Untuk massa wadah
plastik juga dapat diinputkan pada pilihan yang telah tersedia. Selanjutnya dilakukan kalibrasi atau
free air. Pada free air kita membatasi nilainya dalam rentang 5 hingga -5. Kemudian dimasukkan
sampel pada alat (lihat gambar 3).
Gambar 3. Alat suseptibility meter Barington dengan MS2B magnetik sensor
Saat sampel telah masuk, kemudian tekan sample untuk mulai mengukur suseptibilitas sampel
batuan. Harap perhatikan panah yang ada pada batuan. Panah ini berguna agar posisi sampel yang
dimasukkan kembali dalam alat tidak berubah. Perubahan posisi pada sampel akan mengubah
perhitungan suseptibilitas sehingga dihasilkan deviasi yang besar, sehingga alat akan berbunyi.
Setelah pengukuran pertama selesai dilakukan, sampel dikeluarkan dari alat dan dilakukan kembali
free air. Kemudain sampel dimasukkan kembali dan diukur kembali dengan rincian yang telah
dijelaskan. Pengukuran untuk setiap sampel dilakukan tiga kali (lihat gambar 4) untuk
mendapatkan besar suseptibilitas yang representatif.
Tampak dari pengukuran di atas bahwa pasir besi memiliki suseptibilitas paling tinggi.
Sedangkan batuan sedimen yang ada relatif memiliki suseptibilitas yang rendah. Bahkan sampel
C1 hanya memiliki suseptibilitas yaitu 2. Selanjutnya data ini akan dibahas lebih lanjut pada bab
berikutnya.
VI. ANALISIS
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, diketahui besar suseptibilitas yang dimiliki tiap
sampel cukup variatif. Tampak bahwa sampel pasir besi memiliki suseptibilitas yang besar
dibanding dengan sampel batuan lainnya. Sampel batuan S1 dan A1 merupakan batuan beku yang
tampak dengan jelas keterdapatan mineral. Dimungkinkan mineral ini bersifat feromagnetik
dengan jumlah yang kecil sehingga memiliki suseptibilitas yang sedang. Piroklastik juga memiliki
suseptibilitas yang cukup besar. Hal ini diduga sampel mengandung juga mineral feromagnetik
yang berasal dari letusan magma. Sedangkan sampel sedimen, F1, E1, dan lumpur memiliki
densitas yang sedang dibandingkan dengan densitas sampel E1 yang terendah.
Seluruh sampel batuan yang masuk dalam range yang telah disebutkan (lihat kembali tabel 1). Hal
ini disebabkan besarnya rentang yang ada. Karena memang komposisi mineral pada batuan yang
sangat variatif, sehingga menghasilkan range yang cukup besar. Untuk pasir besi yang memiliki
suseptibilitas paling besar dikarenakan seluruh sampel terisi dengan butir besi yang bersifat
feromagnetik. Sedangkan pada sampel yang lain mineral feromagnetik ataupun paramagnetik
berasosiasi dengan mineral yang diamagnetik.
Keakuratan nilai suseptibilitas yang terhitung salah satunya dipengaruhi oleh konstannya
peletakkan sampel pada alat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, adanya perubahan posisi
akan dapat menyebabkan timbulnya deviasi yang cukup besar. Selain itu besar free air yang tidak
sama untuk setiap pengukuran juga dapat mempengaruhi pengukuran. Selain itu pengabaian
wadah yang sebenarnya juga dapat mengubah hasil suseptibilitas yang dihasilkan.
VII. KESIMPULAN
Dari hasil pengukuran yang dilakukan, besar suseptibilitas serta studi pustaka terhadap beberapa
literatur, dapat disimpulkan:
1. Adapun besar suseptibilitas yang dihasilkan masing-masing sampel sesuai dengan
perhitungan yang ditunjukkan pada tabel 2. Data hasil pengolahan, sebagai berikut :
• sampel batuan padat dengan kode A1 memiliki suseptibilitas 1058.6,
• sampel batuan padat dengan kode C1memiliki suseptibilitas 2,
• sampel batuan padat dengan kode E1 memiliki suseptibilitas 38.4,
• sampel batuan padat dengan kode F1 memiliki suseptibilitas 69.2,
• sampel batuan padat dengan kode S2 memiliki suseptibilitas 1371.2,
• sampel lumpur (mud) memiliki suseptibilitas 29.6,
• sampel pasir besi memiliki suseptibilitas 2008.3,
• sampel endapan piroklastik memiliki suseptibilitas 1409.4.
2. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi akurasi penentuan densitas adalah posisi
panah yang tidak tetap, nilai free air yang tidak konstan, dan pengabaian wadah plastik
dalam memberikan pengaruh nilai suseptibilitas.
DAFTAR PUSTAKA
Carmichael, Robert S., 1984. Handbook of Physical Properties of Rocks. vol. III, CRC Press, Inc.
Telford, Wiliam Murray, dkk, 1990. Applied Geophysics. Cambridge: Cambridge University
Press.