Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN MAGANG

PENYELIDIKAN GEOKIMIA DALAM EKSPLORASI


TIMAH PRIMER BERDASARKAN DATA SOIL
SAMPLING MENGGUNAKAN METODE X-RAY
FLUORESCENCE (XRF) DAN ANALYSIS SPECTRA
DIFFRACTION (ASD)
BLOK BARAT DESA PARIT TEBU, KECAMATAN
GANTUNG, KABUPATEN BELITUNG TIMUR, PROVINSI
BANGKA BELITUNG

HALAM

M ROBY ADE SYAHPUTRA


F1D215018

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
2018
i

PENYELIDIKAN GEOKIMIA DALAM EKSPLORASI


TIMAH PRIMER BERDASARKAN DATA SOIL
SAMPLING MENGGUNAKAN METODE X-RAY
FLUORESCENCE (XRF) DAN ANALYSIS SPECTRA
DIFFRACTION (ASD)
BLOK BARAT DESA PARIT TEBU, KECAMATAN
GANTUNG, KABUPATEN BELITUNG TIMUR, PROVINSI
BANGKA BELITUNG
HALAM

LAPORAN MAGANG

DDiajukan Sebagai Persyaratan Kontrak Mata Kuliah Magang


(UNJ71)

M ROBY ADE SYAHPUTRA


F1D215018

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
2018
ii

PENGESAHAN
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan magang dengan Judul: Penyelidikan Geokimia Dalam Eksplorasi
Timah Primer Berdasarkan Data Soil Sampling Menggunakan Metode X-Ray
Fluorescence (XRF) Dan Analysis Spectra Diffraction (ASD) Blok Barat Desa
Parit Tebu, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi
Bangka Belitung

Oleh :
M ROBY ADE SYAHPUTRA
F1D215018

Disetujui:

Pembimbing Magang,

Drs. Faizar Farid M.Si.


NIP. 195812171989021001

Diketahui:

Wakil Dekan BAKSI, Ketua Prodi,

Dr. Tedjo Sukmono., M.Si D.M. Magdalena Ritonga, S.T., M.T.


NIP. 197207052000031003 NIDN. 0011108804
iii

RINGKASAN

Sumber daya mineral Timah di Indonesia ditemukan tersebar di dataran


dan perairan pulau Bangka, Belitung, Singkep, Karimun, dan Kundur, dimana
Pulau- pulau tersebut termasuk kedalam Zona Timah Asia dan merupakan
bagian dari Sunda Land yang mengalami pengangkatan. Timah menjadi satu-
satunya Sumber daya alam yang di eksplorasi secara besar- besaran di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, yang dikelola oleh PT Timah (Persero) Tbk.
PT Timah adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak
dalam bidang pertambangan atau Eksplorasi Timah. Timah sendiri dapat
dikatakan mineral bijih, yang berasal dari suatu urat kuarsa yang dibawa oleh
batuan granit dari bagian bumi yang paling dalam kemudian mengalami proses
geologi seperti pengangkatan dan pelapukan. Dalam tahap awal eksplorasi
Timah Primer perlu dilakukan penyelidikan Geokimia berupa pengambilan
Sample tanah (Soil Sampling), adapun lokasi pengambilan data Soil Sampling
berada di Blok Barat Desa Parit Tebu, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung
Timur, Provinsi Bangka Belitung dengan luas IUP PT. Timah 724,5 Ha.
Penyelidikan Geokimia dengan metode soil sampling memiliki tujuan
untuk mendapatkan endapan mineral bijih baru dari logam- logam yang dicari
dengan menggunakan metode Geokimia dan menggabungkan data studi
literatur, hasil kegiatan lapangan dan interpretasi geologi daerah penelitian,
sehingga dapat diketahui adanya anomali unsur dan persebaran kadar, serta
Himpunan mineralisasi yang dianalisisi melalui X-Ray Fluorescence (XRF) dan
Analysis Spectra Diffraction (ASD).
Pengambilan soil sampling pada daerah ini dilakukan dengan mengambil
177 titik pengeboran dengan jarak per titik 100 m. Pengeboran ini mengunakan
alat bor auger dan pipa ulir sepanjang 85 cm. Kemudian dari data soil sampling
dapat dijadikan sebagai acuan dalam eksplorasi selanjutnya sehingga dapat
memberikan gambaran lokasi atau area prospek endapan timah primer yang
dapat dikembangkan pada tahapan eksplorasi lebih lanjut.
iv

PRAKATA

Puji syukur atas segala rahmat dan berkah-Nya, atas kesehatan akal
dan jasmani yang dilimpahkan untuk penulis, hingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktik (Magang) yang merupakan salah satu
basis kurikulum yang harus dipenuhi oleh seorang mahasiswa Teknik Geologi
semester VII.
Terimakasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak terutama
Orangtua, Pembimbing perusahaan Bapak Nur Rochman Nabawi ST.,
Pembimbing lapangan Jordan Romora Simarmata ST., Azmi Baihaqi ST., yang
telah mendampingi selama kegiatan magang berlangsung serta Bapak Drs.
Faizar Farid M.Si. Selaku pembimbing magang di Fakultas Sains Dan Teknologi
dan rekan-rekan tim magang PT. Timah Tbk yang telah bekerja sama dan
memberikan semangat, tenaga, materil, pikiran dan do’a selama kerja praktik
berlangsung.
Penulis menyadari betul bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun
akan selalu diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Jambi, Desember 2018

M. Roby Ade S
v

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii
RINGKASAN ..................................................................................... iii
PRAKATA ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................... v
DAFTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................... vii

I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................... 2

1.3 Manfaat Magang ..................................................................... 2

II. METODE PELAKSANAAN .............................................................. 3


2.1 Jadwal dan Waktu Pelaksanaan Magang ................................. 3

2.2 Tempat Pelaksanaan Magang .................................................. 3

2.3 Bidang Unit Kerja ................................................................... 3

III.GAMBARAN UMUM INSTANSI ....................................................... 5


3.1 Sejarah PT TIMAH (Persero) Tbk .............................................. 5

3.2 Tugas dan Fungsi PT TIMAH (Persero) Tbk .............................. 5

3.3 Anak Perusahaan PT. Timah tbk ............................................. 6

IV.PELAKSANAAN MAGANG .............................................................. 10


4.1 Topik Magang ......................................................................... 10

4.2 Permasalahan yang Dihadapi .................................................. 10

4.3 Lokasi Pengambilan Data ........................................................ 10

4.4 Metode Penyelidikan ............................................................... 11

4.5 Pembahasan ........................................................................... 14

4.4 Solusi ..................................................................................... 35

V. PENUTUP ..................................................................................... 36
5.1. Kesimpulan .......................................................................... 36

5.2. Saran .................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 37


vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Personil Manajemen Organisasi PT Timah (Persero) .......................... 9

2. Lokasi Pengambilan Data ................................................................ 11

3. Peralatan yang Digunakan Dalam Pengambilan Data ....................... 11

4. Pengambilan Data Soil Sampling ...................................................... 12

5. Pengambilan Contoh Batuan pada Lokasi Pengamatan .................... 13

6. Peta Geologi Regional Lembar Belitung ............................................ 15

7. Peta Geologi Regional (Ahmad Topan, 2018) ..................................... 16

8. Peta Rencana Titik Soil Sampling Blok Parit Tebu ............................ 18

9. Peta Realisasi Titik Soil Sampling Blok Parit Tebu ............................ 19

10. Horizon Tanah ................................................................................ 21

11. Peta Anomali Unsur Fe ................................................................... 23

12. Peta Anomali Unsur Mn .................................................................. 24

13. Peta Anomali Unsur Pb ................................................................... 26

14. Peta Anomali Unsur Sn ................................................................... 27

15. Peta Alterasi Blok Barat Desa Parit Tebu ......................................... 29

16. Penampang Peta Alterasi Blok Barat Desa Parit Tebu ...................... 30

17. Peta Potensi Mineralisasi ............................................................... 34


vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal Pelaksana Kegiatan Magang ................................................ 3


2. Klasifikasi kadar Sn Blok Parit Tebu ............................................... 28
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi
sumber daya alam yang melimpah, baik itu sumber daya alam hayati maupun
sumber daya alam non-hayati. Sumber daya mineral merupakan salah satu
jenis sumber daya non-hayati. Sumber daya mineral yang dimiliki oleh
Indonesia sangat beragam baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Endapan bahan galian pada umumnya tersebar secara tidak merata dipulau-
pulau Indonesia. Sumber daya mineral tersebut antara lain emas, batu bara,
perak, timah, dan lain-lain. Endapan bijih timah merupakan salah satu jenis
endapan bijih yang dapat tersebar di berbagai negara (tin province) khususnya
di wilayah Asia Tenggara, (A.F. Yusuf, dkk, 1990).
Persebaran Timah di Indonesia tersebar di Pulau Karimun, Kundur,
Singkep, Sumatra, Bangka Belitung, Kepulauan Riau hingga bagian barat Pulau
Kalimantan. mineralisasi di wilayah ini terbentuk akibat kontrol tatanan
tektonik berupa zona kolisi. Endapan timah primer terbentuk sebagai bagian
dari proses magmatisme pembentukan batuan beku granit yang merupakan
batuan yang bersifat asam. Pada saat akhir pembentukan batuan yaitu pada
suhu sekitar 800 ̊ C – 400 ̊ C magma banyak mengandung gas sebagai larutan
sisa, diantaranya adalah senyawa SnF4, senyawa ini kemudian bereaksi dengan
air (H2O) membentuk mineral SnO2 (Casiterite) dan mineral Casiterite inilah
sebagai mineral pembawa endapan timah di indonesia, (Schwartz et all., 1995).
PT. Timah sebagai salah satu perusahaan timah terbesar di Indonesia
sudah mulai bergeser dari kegiatan eksplorasi di laut menjadi eksplorasi di
darat untuk mencari sumber daya baru berupa endapan timah primer. Adapun
konsep dalam kegiatan eksplorasi yang dikembangkan PT Timah adalah
menggunakan Pendekatan Struktur Geologi, Petrologi, dan Geokimia. Menurut
Rose Et All, 1979 Pendekatan Geokimia atau Penyelidikan Geokimia adalah
sebagai metode yang digunakan untuk mencari endapan mineral dengan
didasarkan pada pengukuran secara sistematik pada satu atau lebih pada
aspek kimia material – material di alam. Salah satu target eksplorasi yaitu di
Pulau Belitung yang merupakan pulau dengan potensi endapan timah primer
yang cukup besar, salah satunya berada di wilayah Kelapakampit dengan kadar
mencapai 1,2% Sn. Fokus penelitian ini berada di Desa Parit Tebu dan
sekitarnya yang diketahui juga memiliki potensi timah primer ditinjau dari
banyaknya tambang timah tradisional. Namun, kajian mengenai geologi,
Geokimia, alterasi hidrotermal dan mineralisasi endapan timah primer daerah
penelitian belum dikaji secara detail. Atas dasar hal tersebut, penulis tertarik

1
2

untuk melakukan Penyelidikan Geokimia Dalam Eksplorasi Timah Primer


Berdasarkan Data Soil Sampling Menggunakan Metode X-Ray Fluorescence (XRF)
Dan Analysis Spectra Diffraction (ASD) Blok Barat Desa Parit Tebu dan
sekitarnya, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka
Belitung.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan kegiatan magang ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Penerapan Metode Penyelidikan Geokimia dalam eksplorasi
timah primer
2. Mengetahui adanya anomali unsur dan persebaran kadar Sn, Fe, Mn,
dan Pb, serta indikasi mineralisasi
3. Mengetahui zona prospek timah primer melalui analisis X-Ray
Fluorescence (XRF) dan Analysis Spectra Diffraction (ASD).
4. Membantu dalam deliniasi area-area prospek untuk eksplorasi lanjutan
di dalam wilayah IUP PT.Timah (Persero) Tbk.

1.3 Manfaat Magang


Manfaat yang didapat dari kegiatan magang ini antara lain:
1. Dapat terjalin kerjasama yang baik antara PT Timah (Persero) Tbk
dengan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi serta
menghasilkan lulusan yang berkompetensi dan siap bersaing di dunia
kerja.
2. Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama magang dapat
menjadi bahan masukan bagi instansi untuk menentukan
kebijaksanaan instansi di masa yang akan datang dan sebagai sarana
untuk memberikan penilaian kriteria yang dibutuhkan oleh instansi
yang bersangkutan.
3. Dapat menambah wawasan mengenai Penyelidikan Geokimia Dalam
Eksplorasi Timah Primer Berdasarkan Data Soil Sampling
4. Menggunakan Metode X-Ray Fluorescence (XRF) Dan Analysis Spectra
Diffraction (ASD) serta menganalisa masalah yang terjadi selama
penyelidikan sehingga nantinya mahasiswa akan lebih siap jika terjun ke
dunia kerja.
II. METODE PELAKSANAAN

2.1 Jadwal dan Waktu Pelaksanaan Magang


Pelaksanaan Magang ini dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2018
sampai 28 September 2018. Waktu kegiatan magang untuk di kantor
dilaksanakan pada hari Senin sampai Jumat pada pukul 07.30 WIB sampai
pukul 16.30 WIB, dan khusus hari Jumat pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00
WIB. Sedangkan untuk pengambilan data di Lapangan dilaksanakan pada
tanggal 8 Agustus 2018 sampai 4 September 2018. Waktu kegiatan
dilaksanakan pada hari Senin sampai Minggu kecuali hari Jum’at pada pukul
07.30 WIB sampai pukul 13.00 WIB.

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek PT Timah (Persero) Tbk

Tahun 2018
No
Agustus September
Kegiatan
(Minggu Ke) (Minggu Ke)
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengenalan Instansi dan
Persiapan
Kegiatan magang
2 Studi Literatur
3 Orientasi Lapangan
4 Survey Lapangan dan
Pengambilan
Data
5 Uji Sampel dan Preparasi
6 Pengolahan Data dan Analisis
7 Penyusunan Laporan

8 Presentasi Hasil Kerja Praktek

2.2 Tempat Pelaksanaan Magang


Lokasi pelaksanaan Magang bertempat di PT Timah (Persero) Tbk yang
berlokasi di Jl. Jendral Sudirman N0. 51 Selindung Baru, Kecamatan Gabek,
Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan pengambilan data
dilakukan di Desa Parit Tebu dan sekitarnya, Kecamatan Gantung, Kabupaten
Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung.

2.3 Bidang Unit Kerja


Bidang unit kerja pelaksanaan magang di PT Timah (Persero) Tbk yang
dikhususkan pada Divisi Eksplorasi, yang secara umum tugasnya meliputi

3
4

Mengidentifikasi daerah potensial, Penyelidikan Umum, Pemboran Prospeksi,


Pemboran Produksi, Pengembangan atau memperbesar jumlah Sumber daya
yang dimiliki dan selanjutnya Sumber daya terukur yang diperoleh diserahkan
ke satuan kerja perencanaan penambangan untuk dibuat studi kelayakan.
Pada saat pelaksanaan magang PT Timah (Persero) Tbk, khususnya
bidang Eksplorasi sedang melakukan Penyelidikan Geokimia berupa Soil
Sampling dalam rangka Pengembangan atau memperbesar jumlah Sumber daya
Timah Primer khususnya di Desa Parit Tebu Kecamatan Gantung, Kabupaten
Belitung Timur. Data yang penulis gunakan merupakan data yang diambil
langsung di lapangan selama kegitan magang dan dengan berbagai referensi
sebagai pendukung.
III. GAMBARAN UMUM INSTANSI

3.1 Sejarah PT TIMAH (Persero) Tbk


PT Timah (Persero) Tbk didirikan 2 Agustus 1976, mewarisi sejarah
panjang usaha pertambangan timah di Indonesia yang sudah berlangsung lebih
dari 200 tahun. Sumber daya mineral timah di Indonesia ditemukan tersebar di
daratan dan perairan sekitar pulau- pulau Bangka, Belitung, Singkep, Karimun,
dan Kundur. Pada masa kolonial, pertambangan timah di Bangka dikelola oleh
badan usaha pemerintah kolonial. Sedangkan di Belitung dan Singkep
dilakukan oleh Perusahaan swasta Belanda. Pada tahun 1961 dibentuk badan
Pimpinan Umum Perusahaan Tambang Timah Negara (BPU PN Tambang Timah)
untuk mengkoordinasikan ketiga perusahaan negara dan BPU tersebut
digabung menjadi satu perusahaan yaitu Perusahaan Negara (PN).
Diberlakukannya Undang- undang No. 9 Tahun 1969 dan Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 1969, pada tahun 1976 status PN Tambang Timah
diubah menjadi bentuk Perusahaan Perseroan (Persero) yang seluruh sahamnya
dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan namanya diubah menjadi PT Timah
(Persero) Tbk. Pada tahun 1995 perusahaan ini menjadi perusahaan publik
(Terbuka) dengan komposisi kepemilikan saham sebesar 65% milik pemerintah
dan 35% milik publik. Kemudian tahun 1998 PT Timah (Persero) Tbk
memperluas cakupan usahanya ke bidang pertambangan, industri, keteknikan,
dan perdagangan. Saat ini PT Timah (Persero) Tbk dikenal sebagai perusahaan
penghasil logam timah tersebar di dunia dan sedang dalam proses
mengembangkan usahanya di luar penambangan timah dengan tetap berpijak
pada kompetensi yang dimiliki dan dikembangkan. PT Timah (Persero) Tbk
memiliki segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan
eksplorasi, penambangan, pengolahan hingga pemasaran. Ruang lingkup
kegiatan perusahaan meliputi bidang pertambangan, perindustrian,
perdagangan, pengangkutan dan jasa. Saat ini perusahaan memiliki beberapa
anak perusahaan yang bergerak di bidang perbengkelan dan galangan kapal,
jasa rekayasa teknik, penambangan timah, jasa konsultasi dan penelitian
pertambangan serta penambangan non timah. Perusahaan memiliki wilayah
operasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Riau, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Tenggara serta Cilegon dan Banten.

3.2 Tugas dan Fungsi PT TIMAH (Persero) Tbk


Adapun Tugas utama PT Timah (Persero) Tbk adalah sebagai perusahaan
induk milik negara yang melakukan kegiatan Eksplorasi, penambangan,

5
6

pengolahan hingga pemasaran. Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi


bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan, pengangkutan dan jasa.
Dalam melaksanakan tugasnya PT Timah (Persero) Tbk, menyelenggarakan
fungsi, yaitu :
1. Membangun sumber daya manusia yang tangguh, unggul dan
bermartabat.
2. Melaksanakan Tata Kelola Penambangan yang baik dan benar Penyiapan
penyusunan kebijakan teknis, standar, prosedur dan kriteria serta
rencana dan program di bidang eksplorasi Timah.
3. Pelaksanaan pemetaan, penelitian, penyelidikan, dan bimbingan teknis,
serta pemberian rekomendasi teknis di bidang eksplorasi Timah.
4. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemetaan, penelitian,
penyelidikan, di bidang eksplorasi Timah.
5. Pelaksanaan urusan ketatausahaan, rumah tangga, administrasi
keuangan, perencanaan, informasi, dan kepegawaian PT Timah (Persero)
Tbk.
6. Mengoptimalkan nilai perusahaan dan kontribusi terhadap Pemegang
Saham serta tanggung jawab sosial.

3.3 Anak Perusahaan PT. Timah tbk

PT. Tambang. Timah PT. Tambang Timah Adalah salah satu anak
perusahaan PT Timah (Persero) Tbk yang bergerak dalam bidang pertambangan
baik penambangan di darat maupun di laut. Selain itu PT Tambang Timah juga
melakukan pengolahan, peleburan, dan pemurnian bijih timah itu sendiri.
Produk yang dihasilkan oleh PT Tambang Timah adalah logam timah dalam
bentuk batangan serta solder dan bentuk khusus sesuai permintaan pelanggan.
Produk-produk logam timah yang dihasilkan oleh PT Tambang Timah antara
lain Banka Tin (99,90% Sn); Mentok Tin (99,85% Sn); dan Banka Low Lead
99,9% Sn dengan kandungan timah hitam (Pb) yang sangat rendah. Selain
produk diatas, PT Tambang Timah juga memproduksi logam timah berkualitas
tinggi dengan kadar Sn 99,99% dengan brand Banka Four Nine, dan produk hilir
dari logam timah yaitu tin solder dengan pabrik yang berlokasi di Kundur,
Kepulauan Riau.
7

PT. Timah Industri. PT. Timah Industri Merupakan anak perusahaan


dari PT Timah (Persero) Tbk yang bergerak di bidang perdagangan dan jasa
manufaktur, teknik, dan industri. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1998
ini mengembangkan lingkup usahanya ke bidang jasa konstruksi dan fabrikasi
suku cadang alat-alat pertambangan. Kini PT Timah Industri tidak hanya
melayani keperluan PT Tambang Timah sebagai klien utamanya, akan tetapi
juga melayani sejumlah perusahaan eksternal. Untuk menunjang usahanya, PT
Timah Industri memiliki fasilitas perbengkelan atau yang disebut dengan Balai
Karya yang mempunyai usaha di bidang mesin, las dan konstruksi, listrik,
pengecoran, dan pabrik zat asam. Pada tahun 1998, Balai Karya PT Timah
Industri memperoleh sertifikasi ISO-14001 dari Aspects Moody Certification Ltd,
London, untuk Sistem Manajemen Lingkungan. Kemudian, awal tahun 1999
kembali mendapat sertifikat ISO 9001 oleh institusi yang sama.

PT Timah Investasi Mineral PT Timah. Investasi Mineral (PT TIM)


didirikan pada tahun 1996 dengan sasaran pengembangan usaha pada sektor
pertambangan non timah. PT TIM saat ini mengelola usaha penambangan
batubara secara komersial di Provinsi Kalimantan Selatan di bawa PT Tanjung
Alam Jaya, dengan areal Perjanjian Karya Pengusahaan Batubara (PKP2B)
seluas lebih dari 9.000 hektar. PT TIM juga menekuni bisnis perdagangan
batubara dan telah mengekspor produknya ke negara-negara di kawasan Asia
dan Eropa.

PT. Timah Eksplomin. PT. Timah Eksplomin Sebagai ujung tombak


kegiatan usaha untuk timah, kegiatan eksplorasi diarahkan agar selaras dengan
konsep penambangan menyeluruh, dengan melakukan eksplorasi untuk
menemukan cadang bijih timah dan mineral ikutan lainnya yang termasuk
dengan eksplorasi alluvial dalam. Pada tahun 1998 dibentuk PT Timah
Eksplomin, yang bergerak di bidang eksplorasi mineral seperti ilmenite, zircon,
monazite dan lainnya. Dan juga menangani permintaan dalam bentuk riset
geologi/geo-hidrologi, analisa mineral, dan studi kelayakan. Penelitian cadangan
batubara di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sumatera bagian
selatan, adalah salah satu kegiatan yang masih berlanjut hingga kini.
Kegiatanpenelitian ini merupakan program pengembangan kegiatan eksplorasi
ke depan di luar timah.
8

PT. Dok dan Perkapalan Air Katung. PT. Dok dan Perkapalan Air
Katung Adalah perusahaan joint venture antara PT Timah (Persero) Tbk dengan
PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari yang dibentuk tahun 1996. Pada tahun
1999 seluruh sahamnya dimiliki oleh PT Timah. PT DAK sebagai penyedia jasa
doking mempunyai 8 lokasi yang strategis yaitu di jalur pelayaran internasioanl
Selat Malaka. Layanan jasa yang diberikan meliputi : 1. Industri Perawatan
Kapal Laut (Docking) meliputi : Perawatan, Pemeliharaan dan Perbaikan
(Reparasi) yang meliputi Kapal Laut, Tongkang, Pinisi, Ferry, Speed Boat dan
kegiatan terkait. 2. Industri Pembuatan Kapal Laut (Angkutan Laut) meliputi : -
Kapal Laut (Baja dan atau Kayu), Tongkang, Pinisi, Ferry, Speed Boat serta
memperdagangkan (sewa/beli) hasil Industri pembuatan angkutan laut dan
kegiatan terkait. - Survey Kapal Laut. - Melakukan survey atas kapal laut dan
muatannya. - Jasa Penyewaan Kapal Laut (Chartering) - Usaha Pelayaran
Penundaan Laut - Ekspor-import dan Perdagangan Mesin Perkapalan Laut.

3.4 Struktur Organisasi PT Timah (Persero) Tbk


Personil manajemen organisasi di PT Timah (Persero) Tbk ditetapkan
berdasarkan Sk Nomor 1901/TBK/SK-0000/16-S11.2 Prihal Pengangkatan
Jabatan Baru di Lingkungan PT Timah (Persero) Tbk.
9

Gambar 1. Personil Manajemen Organisasi PT Timah (Persero) Tbk Periode Saat Sekarang
IV. PELAKSANAAN MAGANG

4.1 Topik Magang


Adapun topik Magang yaitu “Penyelidikan Geokimia Dalam Eksplorasi
Timah Primer Berdasarkan Data Soil Sampling Menggunakan Metode X-Ray
Fluorescence (XRF) Dan Analysis Spectra Diffraction (ASD) Blok Barat Desa Parit
Tebu dan sekitarnya, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi
Bangka Belitung.

4.2 Permasalahan yang Dihadapi


Dalam kegiatan eksplorasi timah primer untuk menentukan daerah
potensial, perlu dilakukannya Penyelidikan awal seperti Maping Geologi dan
Penyelidikan Geokimia untuk mendapatkan gambaran umum tentang kondisi
Geologi dan potensi atau prospek daerah yang akan dijadikan sebagai sasaran
dalam eksplorasi Timah. Namun potensi dan produksi timah primer masih
tergolong kecil sedangkan biaya produksi dalam eksplorasi timah primer
menghabiskan biaya yang cukup besar, untuk itu perusahaan melakukan
berbagai usaha dan upaya dalam pengembangan eksplorasi timah primer
diantaranya memperluas area eksplorasi dan kerja sama dengan Mitra-
mitranya.
Daerah penelitian baru melalui tahapan pengambilan data geologi
berupa pemetaan geologi, sehingga perlu dilakukan tahapan eksplorasi
selanjutnya yaitu pengambilan data geokimia. Oleh karena itu, dilakukan
kegiatan soil sampling untuk melengkapi data dan melalui tahapan eksplorasi
selanjutnya. Dalam kegiatan penyelidikan Geokimia terdapat beberapa kendala
diantaranya banyaknya titik pengambilan sampel yang gagal dan juga kondisi
dari kedalaman sampel tanah yang ditargetkan dibeberapa titik tidak memenuhi
syarat diantaranya berupa lumpur yang banyak kandungan airnya dan juga
material tanah yang sulit dibor oleh alat yang digunakan, sehingga pengambilan
sampel tidak pada kedalaman yang ditargetkan dan dihasilkan anomali yang
kecil dan arah persebarannya sulit untuk diketahui.

4.3 Lokasi Pengambilan Data


Lokasi penelitian merupakan daerah pedesaan yang telah banyak jalan
desa ataupun jalan setapak berbatu sehingga pada saat pengambilan data
lapangan dan pemetaan dapat dicapai dengan menggunakan sepeda motor,
namun jika melintasi hutan, kebun, rawa ataupun area bekas pertambangan
harus berjalan kaki karena jalan yang ada tidak cukup bagus untuk dilewati
sepeda motor.

10
11

a b

Gambar 2. a) Lokasi Pengambilan Data. b) Foto Citra Satelit Daerah Penelitian


(Rifqi Abbas. 2018)
4.4 Metode Penyelidikan
Peralatan
Metode dalam kegiatan soil sampling di daerah penelitian menggunakan
Studi Literatur berupa data geologi daerah penelitian sebagai bahan tinjauan
awal sebelum pekerjaan survei lapangan. Kemudian dalam pengambilan contoh
tanah di lapangan menggunakan metode pemetaan lintasan terbuka pada peta
skala 1:10.000. Sampel yang diambil berupa tanah, yang diambil berdasarkan
horizon tertentu dan sampel batuan yang terlaterasi dan termineralisasi.
Ukuran sampel yang diambil ± 100 g.
Peralatan yang digunakan selama pengambilan contoh tanah meliputi
Bor Auger, pipa ulir, kompas brunton, GPS Garmin 64sc, kamera Nikon, loupe
perbesaran 25x dan 45x, peta DEM daerah penelitian skala 1:10.000, kantong
sampel ukuran 2 kg, karung sampel, buku lapangan, meteran dan alat tulis

Gambar 3. Peralatan yang Digunakan dalam Pengambilan Data di Lapangan.


12

Persiapan
Persiapan kegiatan penyelidikan yang dilakukan berupa studi literatur.
Studi ini dilakukan untuk mendapatkan data awal mengenai daerah yang akan
dilakukan pengambilan sampel tanah. Studi literatur yang dilakukan seperti
mencari data-data geologi dari penelitian terdahulu, batas-batas administrasi
dan tata guna lahan.

Penyelidikan Geokimia
Kegiatan soil sampling dilakukan selama 9 hari, kegiatan ini dilakukan
dengan mengambil contoh tanah per 100 meter dengan titik yang telah
ditentukan Kondisi lokasi pengamatan sebagian besar merupakan daerah
penambangan di bagian Selatan, sedangkan di bagian utara berupa bukit
dengan Hutan yang cukup lebat sedangkan dataran bergelombang digunakan
sebagai perkebunan sawit, karet dan lada (sahang).
Penyelidikan geokimia yang dilakukan pada soil sampling menggunakan
metode X-Ray Fluorescence (XRF) dan Analysis Spectra Diffraction (ASD). Metode
XRF diperuntukan untuk mengetahui kandungan kadar unsur logam pada
suatu sampel. Tipe alat yang digunakan adalah Olympus Delta Series Portable.
Metode ASD diperuntukan untuk melihat kandungan himpunan mineral
alterasi yang terbentuk akibat proses pelapukan maupun fluida hidrotermal.
Tipe alat yang digunakan adalah Terra Spec Halo Portable. Jenis sampel yang
dianalisis menggunakan ASD hanya berupa batuan dan soil.

Gambar 4. Pengambilan Data Soil Sampling pada Lokasi Pengamatan (SPT)


227
13

Gambar 5. Pengambilan Contoh Batuan Pada Lokasi Pengamatan Desa Parit


Tebu

Pengolahan Data
Pengolahan data hasil pemetaan geologi dan soil sampling menggunakan
kombinasi dari berbagai macam perangkat lunak (software), seperti Arc-Map,
Global-Mapper dan Map-Source. Data yang diolah merupakan hasil dari
pemetaan geologi di lapangan dan hasil kegiatan soil sampling. Hasil dari
kegiatan soil sampling didapat peta anomali kadar Sn, Pb, Mn, Fe dan peta
Alterasi sehingga menghasilkan gambaran tentang Potensi mineralisasi dan
prospek endapan timah primer di Blok Barat Desa Parit Tebu.

Pengolahan Sampel
Pengolahan sampel hasil pemetaan geologi dan soil sampling dilakukan
di laboratorium internal PT. Timah (Persero) Tbk. Sampel hasil pemetaan geologi
dan soil sampling baik batu maupun soil, dalam kondisi kering maupun basah
akan di kirim ke laboratorium unit preparasi. Berat sampel bervariasi mulai dari
500 gr hingga 1.000 gr. Sebelum dipreparasi, sampel tersebut akan ditimbang
berat jenisnya dan selanjutnya akan dihancurkan atau dihaluskan
menggunakan mesin penggiling agar menjadi bentuk yang homogen berukuran
lempungan atau pasiran. Sampel ini selanjutnya dikeringkan menggunakan
oven dan ditimbang kembali untuk melihat apakah ada material yang terbuang
saat melakukan proses preparasi. Sampel yang sudah berukuran halus
selanjutnya akan dikirim ke unit laboratorium kimia untuk dianalisis
menggunakan metode ASD dengan alat TerraSpec Halo Portable untuk
14

mengetahui himpunan mineral alterasi. Selanjutnya sampel tersebut akan


ditembak kembali menggunakan metode XRF dengan alat Olympus Delta Series
Portable untuk mengetahui kadar unsur logam khususnya unsur Sn (timah).
Bubuk sampel homogen akan diarsip di Kantor Eksplorasi PT. Timah (Persero)
Tbk Bangka Belitung.

4.5 Pembahasan
Geologi Daerah Penelitian
Secara morfologi, wilayah Parit Tebu memperlihatkan perbukitan
bergelombang di bagian Utara dan pedataran dengan ketinggian berkisar dari
50-100 m diatas permukaan laut ditutupi oleh batuan sedimen Formasi Tajam,
Formasi Kelapakampit dan endapan alluvial. Umumnya, daerah ini ditutupi
oleh pepohonan yang relatif rendah dan perkebunan masyarakat. Daerah
pedataran umumnya berupa daerah rawa, lembah dan daerah tambang timah.
Kondisi morfologi pedataran yang juga berada pada batuan terubahkan dan
terlapukan baik dari faktor alterasi ataupun dari faktor iklim. Pada satauan
morfologi pedataran ini berada pada formasi tanjung genting dengan batuan
sedimen dan biasanya terdapat akumulasi endapan timah sekunder, di mana
endapan timah akan terkonsentrasikan pada suatu tempat karena adanya
perbedaan densitas dengan mineral-mineral yang relatif lebih ringan seperti
kuarsa. Bentang alam dataran aluvial dicirikan dengan kemiringan yang relatif
datar. Umumnya, daerah ini agak gundul dan hanya ditutupi oleh pohon-pohon
pardu dan rerumputan.
Berdasarkan analisis geomorfologi modifikasi Verstappen (1985) dan
Klasifikasi kelerengan Van Zuidam (1985) dari peta topografi skala 1 : 25.000
dan hasil pengamatan di lapangan menunjukan bahwa daerah Blok Parit Tebu
terbagi menjadi 4 satuan bentuk asal yaitu Satuan Perbukitan berlereng curam,
Satuan Perbukitan berlereng agak curam, Satuan dataran bergelombang
denudasional dan Satuan dataran fluvial. Satuan Perbukitan berlereng curam
terdiri dari bentang alam berupa bukit-bukit yang berlereng agak curam,
kemiringan lereng sebesar 28%, ketinggian berkisar dari 40 mdpl hingga 105
mdpl termasuk kelas relief curam. Satuan Perbukitan berlereng agak curam
dengan ketinggian 40-30 mdpl dan kemiringan lereng 12%. Satuan dikontrol
oleh morfogenesa struktur aktif yaitu pengaruh struktur dan litologi batuan
yang resistensinya tinggi dengan litologi berupa Metabatupasir. Satuan dataran
bergelombang denudasional dengan morfogarfi berupa dataran bergelombang,
ketinggian berkisar 10 sampai 40 mdpl, kemiringan lereng sebesar 7%
termasuk kelas relief bergelombang hingga sangat landai, satuan bentuk asal ini
dikontrol oleh faktor eksogen berupa pelapukan, erosi dengan media trasportasi
15

bauk berupa air maupun angin, satuan bentuk asal ini berada pada satuan
Batupasir. Satuan Dataran Fluvial terdiri dari bentang alam berupa sungai,
rawa dan bekas alur-alur sungai yang beberapa diantaranya dialiri air saat
hujan.
Stratigrafi Berdasarkan lembar belitung di wilayah Parit Tebu, susunan
stratigrafi dari tua ke muda yaitu Formasi Kelapakampit, Formasi Tajam, dan
Endapan Aluvium. Pada Formasi Kelapakampit (PCks): merupakan batuan
sedimen terdiri atas metasandstone berselingan dengan slate, serpih, batulanau
tufaan dan rijang. Satuan batuan pada Formasi Tajam (PCTm) terdiri atas
batupasir kuarsa yang bersisipan batulanau. Dan Endapan Aluvial dan
Pantai (Qa) terdiri atas kerikil-kerakal, pasir, lanau, lempung dan pecahan
koral. Berdasarkan hasil pemetaan geologi dan analisa geomorfologi dari
beberapa penelitian terdahulu maka daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi
4 satuan batuan yang terdiri dari Satuan Metabatupasir sisipan Batupasir,
Satuan X Batulempung sisipan Batupasir, Satuan Batupasir dan endapan Pasir
kerikilan yang berumur paling muda.

Gambar 6. Peta Geologi Regional Lembar Belitung


(Baharuddin dan Sidarto, 1995)
16

Gambar 7. Peta Geologi Regional Lembar Parit Tebu (Ahmad Topan, 2018)

Struktur geologi daerah pemetaan tidak terlepas dari perkembangan


tektonik Sundaland yang termasuk ke dalam zona ke dalam Asian Tin Belt
atau Sabuk Timah Asia yang pada awalnya tersusun atas perbukitan-
perbukitan yang kini yang mengalami proses erosi. Pergerakan dan
perkembangan sunda shelf menandakan bahwa mulanya merupakan satu
kesatuan daratan sunda yang kini telah terpisah. Berdasarkan tektonika dan
perkembangan sundaland hingga saat ini yang juga berkaitan dengan Sabuk
Timah Asia sehingga menjadikan struktur daerah pemeteaan cukup kompleks
secara regional. Struktur geologi yang berkembang pada daerah pemetaan
berupa kekar gerus (Shear Fracture), sesar mendatar, dan lipatan.
Berdasarkan hasil pemetaan geologi Blok Parit Tebu, kenampakan
struktur geologi di lapangan sangat sulit untuk ditemukan. Hal ini
dikarenakan litologi yang berada di dalam area Blok Parit Tebu memiliki usia
yang tua. Pengaruh dari proses pelapukan dan erosi menyebabkan tebalnya
soil yang menutupi singkapan (outcrop), sehingga struktur geologi tidak dapat
diamati dengan baik. Namun, pada beberapa lokasi seperti di bukit dan
17

perbukitan hanya dapat teramati kekar, urat dan kelurusan sesar. Struktur
geologi berupa bidang perlapisan dan kekar- kekar didapatkan pada beberapa
lokasi pengamatan dan paling banyak di lokasi penambangan. Daerah
pemetaan dari hasil analisis secara stereografis, Struktur yang dijumpai
berupa sesar mendatar kiri (Left thrust slip fault) berdasarkan klasifikasi
Rickard 1972. Sesar dijumpai pada TimurLaut dan di bagian Utara. Selain itu,
pada daerah penelitian juga mengindikasikan adanya lipatan. Setelah
dianalisis secara stereografis berdasarkan data data dilapangan berupa
kemiringan lapisan diketahui bahwa lipatannya yang terbentuk adalah lipatan
antiklin. Keberadaan dari struktur yang berkembang di daerah penelitian
sangat berperan dalam persebaran dari mineral timah primer.

Hasil Penyelidikan
Penyelidikan geokimia bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi,
kegiatan pemetaan juga ditujukan untuk pengambilan sampel tanah insitu
pada setiap stasiun pengamatan (Rose, A.W.,et all. 1979). Terdapat 177 titik
pengambilan contoh tanah pada daerah penyelidikan, kemudian dilakukan
analisis melalui metode XRF untuk mengetahui kadar Sn (timah) setiap
sampelnya dan metode Analysis Spectra Diffraction (ASD) untuk mengetahui
jenis mineral dan alterasinya. Metode pengambilan contoh soil dilakukan
dengan metode kisi (grid) dengan jarak 100 meter untuk tiap titik pengambilan
contoh.
Berdasarkan soil sampling yang telah dilakukan di lapangan maka dapat
dibuat peta realisasi, dengan jumlah soil dan batuan sebanyak 160 titik,
jumlah cancel sebanyak 7 titik dan jumlah tailing sebanyak 10 titik. Kemudian
dilakukan analisis melalui metode XRF untuk mengetahui kadar unsur pada
setiap sampelnya. Melalui data tersebut selanjutnya dilakukan interpolasi
dengan menu IDW pada software Arcgis sehingga didapatkan penyebaran
kadar berbagai unsur pada daerah penyelidikan.
Sampel yang diambil merupakan jenis tanah residual, dengan target
horison B atau lebih tepatnya transisi antara horison C dan horison B, pada
kedalaman antara 30-60 cm (Rose dkk, 1979) dengan pipa ulir yang mampu
mencapai kedalaman 85 cm.
18

Gambar 8. Peta Rencana Titik Soil Sampling Blok Parit Tebu Menggunakan Metode Kisi (Grid)
19

Gambar 9. Peta Realisasi Titik Soil Sampling Blok Parit Tebu Menggunakan Metode Kisi (Grid)
20

Karakteristik horizon tanah dibedakan atas 5 horizon yaitu horizon O,


horizon A, horizon B, horizon C, horizon D. Tekstur tanah ditentukan
berdasarkan kandungan lithic, pasir dan lempung. Dalam mendeskripsikan
karakteristik horizon tanah perlu mengetahui bagian-bagian lapisan tanah yang
disebut dengan profil tanah. Horizon tanah sendiri merupakan lapisan tanah
yang hampir sejajar dengan permukaan bumi dan mempunyai ciri-ciri tertentu.
Sedangkan, profil dari tanah merupakan bagian dari setiap unit atau lapisan
tanah yang dibedakan atas genetiknya. Pembentukan lapisan atau
perkembangan horizon dapat membangun tubuh alam yang disebut tanah.
Berdasarkan proses genetiknya, horizon tanah pada soil sampling dibagi
menjadi 5. Horizon pertama adalah horizon O, horizon ini merupakan horizon
paling dekat dengan permukaan dan disebut juga permukaan tanah dan lapisan
ini didominasi oleh bahan organik dengan ciri berwarna hitam. Horizon kedua
adalah horizon A, horizon ini merupakan horizon yang kaya akan kandungan
organik seperti akar-akar tumbuhan, lapisan ini berada di bawah horizon O dan
disebut juga dengan tanah humus. Horizon ini dicirikan dengan warna tanah
yang gelap dari coklat gelap hingga hitam, dengan kedalaman berkisar dari 0-30
cm. Horizon yang ketiga adalah horizon B yang merupakan horizon dengan ciri-
ciri memiliki kandungan material lempung, lapisan ini yang menunjukkan
hilangnya seluruh atau sebagian besar struktur batuan asli dan
memperlihatkan satu atau lebih sifat. Horizon ini merupakan target dalam
pengambilan sampel tanah yang berbatasan langsung dengan horizon C
dibawahnya. Selanjutnya adalah horizon C yang merupakan horizon dengan
ciri-ciri lebih keras dari horizon diatasnya berwarna agak terang dan
merupakan lapisan bahan induk tanah, horizon ini penyusunnya masih serupa
dengan batuan induk di bawahnya namun telah terjadi perubahan tekstur. Dan
yang terakhir adalah horizon D yang merupakan horizon lapisan batuan dengan
menunjukan litologi batuan yang lebih jelas yang biasa disebut batuan induk.
Berdasarkan hasil analisis dilapangan didapatkan Horizon tanah yang
ditargetkan didalam eksplorasi Timah primer yaitu batas antara Horizon B dan
Horizon C dengan Horizon A yang berada diatas kedua Horizon tersebut, dalam
penentuan Horizon tersebut didasarkan pada karakteristik yang dimiliki
masing- masing Horizon tersebut dilapangan. Untuk gambaran dari Profil
Horizon tanah yang dilakukan pengeboran dilapangan dapat dilihat pada
(Gambar 10).
21

Gambar 10. Horizon Tanah

Tekstur tanah merupakan komposisi ataupun penyusun pada lapisan


tanah yang terdiri kerikil, pasir, dan lempung. Kandungan tekstur tanah dilihat
berdasarkan persentase banyaknya komposisi pada sampel tanah. Jika lebih
banyak persentase kerikil maka tekstur tanah bergantung pada kandungan kerikil
dan material penyertanya sehingga menjadi kerikil, kerikil pasiran, kerikil
lempungan. Begitu pula untuk sampel tanah yang banyak mengandung pasir dan
lempung maka tekstur tanah yang dihasilkan adalah pasir, pasir kerikil, pasir
lempungan, lempung, lempung pasiran, dan lempung kerikilan.

Penentuan nilai kadar sample. Dalam penentuan nilai kadar sampel perlu
memperhatikan langkah-langkah berikut : Pengambilan sampel di lapangan,
sampel diurutkan sesuai pengambilan hari dan tanggal, kemudian dipreparasi (jika
sampel baseh dioven, jika kering langsung ditimbang), dihaluskan sampai mess
tertentu mengggunakan grinding, Homogenisasi dan dilakukan Analisis
menggunakan XRF Portable. Dari hasil analisis sampel tanah didapatkan beberapa
unsur yaitu: Tn, Pb, Hg, Ta, Ba, Sn, Nb, Zr, Y, Sr, Rb, As, Zn, Ni, Fe, Mn, Cr, V, Ti,
Ca, dan K. Penentuan nilai kadar sampel yang dikhususkan untuk mengetahui
anomali unsur Fe, Mn, Pb, dan Sn.

Dalam penentuan nilai kadar sampel menggunakan analisa XRF dengan


memperhatikan nilai Background, nilai ambang batas (Thresh hold), dan nilai
anomali. Nilai Background merupakan nilai kandungan unsur yang belum
mengalami perubahan. Hal ini dapat dikatakan pula bahwa nilai Background
22

berada di bawah nilai ambang. Nilai ambang sendiri merupakan nilai yang
digunakan untuk mengetahui batasan nilai sehingga dapat menentukan nilai
anomali. Nilai ambang untuk unsur Sn, Fe, Mn, dan Pb menggunakan metode
statistik dengan mencari tau nilai MAD (median analysis deviation). Hasil dari nilai
batas ini menjadi pembatas antara nilai anomali dan nilai background. Sedangkan,
nilai anomali dapat ditentukan jika nilai statistik data berada di atas nilai ambang.

Distribusi Kadar Logam


Distribusi Unsur Fe. Berdasarkan hasil hitungan statistik yang diperoleh
bahwa untuk unsur Fe harga minimum= 0, harga maksimum = 421650 ppm,
harga rata- rata = 24081 ppm, standar deviasi = 47359 ppm, dan harga anomali ≥
45.40 ppm. Sebaran anomali unsur Fe terdapat di Selatan serta beberapa titik
tersebar dibagian Utara. Daerah penyelidikan yaitu pada satuan Metabatupasir
sisipan Batupasir dan Satuan Batupasir (Gambar 11).
Unsur Fe merupakan unsur yang biasanya terdapat pada mineral yang
memiliki unsur logam, ataupun mineral oksida seperti Hematit, Jarosit, dan
Limonit. Keberadaan mineral ini merupakan indikasi adanya proses mineralisasi
pada batuan. Unsur ini terdapat pada litologi batupasir kuarsa, dengan morfologi
alluvial berupa rawa-rawa.
Distribusi Unsur Mn. Berdasarkan hasil hitungan statistik yang diperoleh
bahwa untuk unsur Mn harga minimum= 0, harga maksimum =308 ppm, harga
rata- rata = 27.63 ppm, standar deviasi = 33.37 ppm, median = 20 ppm dan harga
anomali ≥ 195 ppm. Sebaran anomali unsur Mn terdapat satu titik di bagian utara
pada SPT 05 dengan satuan Batupasir (Gambar 12).
Unsur Mn merupakan unsur yang biasanya kerap ditemukan pada mineral
Mangan, berdasarkan pemetaan geologi sebelumnya daerah telitian banyak
ditemukan urat mangan, sehingga keterdapatan unsur Mn dapat menjadi indikasi
keterdapatan urat Mangan. Dimana keberadaan urat mangan merupakan indikasi
adanya mineral Kasiterit, yang merupakan mineral pembawa timah.
23

Gambar 11. Peta Anomali Unsur Fe


24

Gambar 12. Peta Anomali Unsur Mn


25

Distribusi unsur Pb. Berdasarkan analisa statistik unsur Pb, maka


didapat peta anomali sebagai berikut (Gambar.13). Berdasarkan hasil hitungan
statistik yang diperoleh bahwa untuk unsur Pb harga minimum= 0, harga
maksimum =763 ppm, harga rata- rata = 38.37 ppm, standar deviasi = 69.66 ppm,
median =20 ppm dan harga anomali ≥ 90 ppm. Sebaran anomali unsur Pb
mendominasi daerah penelitian dari Utara, tengah, dan Selatan dengan satuan
Metabatupasir sisipan Batupasir dan Satuan Batupasir.
Distribusi unsur Sn: Berdasarkan hasil hitungan statistik yang diperoleh
bahwa untuk unsur Sn harga minimum= 0, harga maksimum = 720 ppm, harga
rata- rata = 39.20 ppm, standar deviasi = 67.49 ppm, median = 22 ppm dan harga
anomali ≥ 202 ppm. Sebaran anomali unsur Sn terdapat satu titik di bagian paling
Barat hingga tengah dengan satuan Batupasir sisipan lempung (Gambar. 14).
Unsur Sn merupakan unsur yang terdapat pada mineral Kasiterit, mineral
pembawa timah. Daerah-daerah dengan sebaran unsur Sn yang tinggi merupakan
daerah yang prospek untuk dilakukan penelitian lebih lanjut
26

Gambar 13. Peta Anomali Unsur Pb


27

Gambar 14. Peta Anomali Unsur Sn


28

Anomali Kadar Logam


Berdasarkan unsur-unsur yang telah diketahui anomalinya, maka
dilakukan analisis untuk mengetahui zona prospek yang menjadi zona
eskplorasi Sn selanjutnya. Berdasarkan distribusi nilai kadar Sn secara umum,
dibuat kelas kadar sebagai berikut :

Tabel 2. Klasifikasi kadar Sn Blok Parit Tebu (dalam satuan ppm).


Kelas Kadar (ppm) Klasifikasi kadar Sn

0 – 202 Nilai Backgroud( Nilai Ambang Batas)


193 – 224 Anomali 2
224 - 728 Anomali 1

Dari tabel tersebut didapat bahwa nilai background persebaran Sn pada


daerah penelitian dengan interval dari 0 – 220 ppm. Untuk nilai melebihi
ambang batas yaitu ≥ 202 disebut nilai anomali. Nilai anomali dilihat
berdasarkan kelas dengan anomali 2 memiliki kadar Sn yaitu 202 ppm hingga
224 ppm. Sedangkan, anomali 1 memiliki kadar Sn yaitu 224 ppm hingga 728
ppm. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa zona prospek dalam eksplorasi
timah dibagi menjadi beberapa kelas dengan memperhitungkan anomali dan
sebaran unsur Sn.

Himpunan Mineralisasi
Berdasarkan hasil analisis mineral menggunakan ASD TerraSpec Halo
dengan tetap mempertimbangkan tingkat kehandalan data, serta dicondongkan
berdasarkan temperatur pembentukan mineral alterasi (Corbett dan Leach
1997), maka diperoleh 5 himpunan mineral alterasi Blok Parit Tebu.
Himpunan tersebut adalah Himpunan alterasi Turmaline ± Magnesit +
Klorit + Illite Mg/K, Himpunan alterasi Muscovite + Phengite, Himpunan alterasi
Magnesite + Phengit + Kaolinit-Wx, Himpunan alterasi Kaolinit-Wx + Muscovite
+ Illite, dan Himpunan alterasi Illite Mg/K. Selain itu terdapat zona gosan (Iron
Cap) yang dibedakan dari zona alterasi berdasarkan pembentukannya akibat
proses oksidasi.
29

Gambar 15. Peta Alterasi Blok Barat Desa Parit Tebu


30

Gambar 16. Penampang Alterasi Blok Barat Desa Parit Tebu


31

Zona Turmaline ± Magnesit + Illite Mg/K+ Klorit. Zona Turmaline ±


Magnesit + Illite Mg/K + Klorit ditunjukkan dengan zona berwarna merah pada
peta alterasi. Secara umum zona ini tersebar di bagian tengah daerah
penyelidikan dan polanya selalu dikelilingi zona Ilite Mg/K dan zona Muscovit +
Phengite. Hal ini menunjukkan adanya hubungan proses pembentukan antara
dua zona tersebut. Kehadiran mineral turmalin pada sedimen menjadi mineral
kunci dimana diketahui bahwa mineral turmalin yang terdapat mineral sedimen
mencirikan adanya mineralisasi.
Zona Muscovit + Phengite: Zona Muscovit + Phengite ditunjukkan dengan
zona berwarna kuning pada peta alterasi. Kehadiran mineral Muscovit menjadi
mineral kunci dalam alterasi. Mineral ini merupakn mineral yang bersifat
hampir sama seperti mineral mika dan hadir muncul bersamaan dengan
mineral Phengit. Mineral ini tersebar merata diseluruh kaplingan.
Zona Magnesit + Phengite + Kaolinit-Wx : Zona Magnesit + Phengite +
Kaolinit-Wx ditunjukkan dengan zona tertutup berwarna hijau pada peta
alterasi. Secara umum zona ini tersebar di bagian tengah ddn Barat daerah
penyelidikan Zona ini dicirikan dengan kehadiran mineral magnesit sebagai
mineral kunci yang kaya akan Fe. Hal ini mencirikan adanya ubahan mineral
besi sulfida. Mineral ini tidak banyak dijumpai namun tersebar dibeberapa
tempat di daerah penyelidikan yang berasosiasi dengan mineral oksida seperti
hematit dan Goetit.
Zona Kaolinit-Wx + Muscovite + Illite Mg/K: Zona Kaolinit-Wx +
Muscovite + Illite Mg/K ditunjukkan dengan zona berwarna biru dan
merupakan zona alterasi yang tersebat dibagian Barat Daya dan Tenggara
kaplingan. Secara umum batuan yang termasuk ke dalam zona alterasi ini
dicirikan dengan warna keputihan dengan tekstur halus dan mudah rapuh
akibat sifat dari mineral lempung tersebut. Kaolinit dan Illite hadir sebagai
mineral berwarna putih dan berukuran lempung dengan keterdapatan sebagai
mineral ubahan yang mengganti mineral primer (feldspar) serta mengisi rekahan
sebagai urat di dekat permukaan. Pada umumnya kaolinit mengganti mineral
primer secara pervasif dengan menyisakan mineral kuarsa yang bersifat lebih
resisten dan tidak mudah terubah. Kehadiran mineral sekunder ini
menunjukkan adanya aktivitas fluida hidrotermal pada temperatur <1500
hingga 2000 C dengan kondisi asam pada pH 3-4 (Arribas, 1995).
Zona Ilite Mg/K: Zona Ilite Mg/K ditunjukkan dengan zona berwarna oren
pada peta alterasi. Zona ini secara umum tersebar di bagian tengah dan Utara
daerah penelitian. Hasil analisis menggunakan ASD TerraSpec Halo didapatkan
mineral ilit Mg/K yang hadir pada zona ini. Hasil pemetaan menunjukkan zona
alterasi ini dicirikan dengan hadirnya mineral lempung dan umumnya memiliki
32

karakteristik yang mirip dengan Zona Kaolinit-Wx. Ilit tidak dapat diidentifikasi
dengan baik secara megaskopis melalui contoh setangan, namun pada
umumnya batuan yang termasuk ke dalam zona ini memiliki karakteristik
berwarna jingga kekuningan. Hadirnya ilit menunjukkan adanya aktivitas fluida
hidrotermal pada batuan. Menurut Browne (1970), ilit terbentuk melalui fluida
hidrotermal dengan temperatur 200˚ hingga 300˚C dalam kondisi sedikit asam
akibat pengayaan CO2 pada fluida hidrotermal. Zona ini diinterpretasikan
sebagai zona periferal/tepi dari sistem alterasi akibat intrusi granitoid pada
daerah penyelidikan.
Secara umum terdapat 5 zona alterasi seperti yang telah dijelaskan.
Zona-zona tersebut hadir sebagai hasil dari interaksi batuan samping dengan
fluida hidrotermal yang diinterpretasikan bersifat asam. Secara geologi zona
alterasi hidrotermal berkembang pada Satuan Batupasir, namun setempat Zona
Mika + Turmalin tersebar pada Satuan Metabatupasir dan kontak antar satuan
tersebut yang dicirikan dengan hadirnya Turmalin. Selain itu, terdapat juga
mineral hornblende yang mencirikan granitoid dengan tipe magnetite series
pada stasiun pengamatan SPT 128. Hal ini mengindikasikan keterdapatan
granit yang membawa timah melalui gejala struktur dari urat kasiterit. Dalam
pembentukan zona alterasi dapat dianalisis bahwa fluida hidrotermal yang
dihasilkan dari fluida magmatik dan fluida meteorik masuk melalui rekahan-
rekahan yang disebabkan oleh adanya struktur. Struktur tersebut berupa
lipatan antiklin yang menyebabkan terbentuknya rekahan-rekahan sehingga
fluida hidrotemal masuk dan mengisi rekaha-rekahan tersebut kemudian
berasosiasi dan saling berinteraksi dengan batuan samping membentuk suatu
zoning alterasi hidrotermal.
Selain zona alterasi hidrotermal, terdapat pula zona ubahan mineral
berupa zona gosan (Iron Cap). Zona gosan hadir di beberapa tempat yang
umumnya tersingkap pada dinding galian tambang serta beberapa sebagai
tudung yang bersifat keras di permukaan tanah.

Potensi Mineralisasi Timah Primer Desa Parit Tebu


Berdasarkan hasil analisis mineral menggunakan ASD TerraSpec Halo
serta analisis kadar Sn menggunakan XRF Portable, maka dapat ditarik
kesimpulan, bahwa tipe endapan pada area Blok Parit Tebu dan sekitarnya,
Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung merupakan Tipe Endapan Urat Gossan. Tipe ini terkait oleh Satuan
Metabatupasir sisipan Batupasir, Satuan Batulempung dan Satuan Batupasir
yang dicirikan oleh kenampakan oksidasi yang sangat kuat berwarna coklat
kemerahan. Terdapat urat-urat kompleks seperti kuarsa, kaolin, dan mineral
oksidasi (hematit + goetit) dengan ukuran tebal hingga ± 2 cm.
33

Berdasarkan zona alterasi dan keterdapatan struktur maka dapat


ditentukan zona prospek akan keberadaan timah primer. Beberapa zona alterasi
juga berasosiasi dengan stuktur berupa urat kompleks yang ditemukan pada
bukit klenteng. Urat kompleks yang membentuk zona dengan tebal rata-rata 2
cm terdiri oleh kuarsa dan oksida besi (hematit dan goetit) dengan anomali Sn
yang tersebar di bagian Timur Laut kaplingan yang dipengaruhi oleh struktur
berupa sesar dan sedikit pengaruh lipatan. Anomali Sn tersebar pada Zona
Muscovite + Phengite.
Berdasarkan hasil pemetaan geologi yang dijadikan sebagai acuan, maka
karakteristik mineralisasi pada area prospek Blok Parit Tebu dapat dicirikan
dengan urat terbentuk pada satuan Satuan Metabatupasir sisipan Batupasir,
Satuan Batulempung dan Satuan Batupasir. Struktur yang berkembang berupa
urat-urat kompleks yang hadir intensif dengan mineral isian terdiri dari kuarsa,
kaolin, mineral oksida (hematit + goetit). Batuan teroksidasi kuat dan
berasosiasi dengan zona gosan.
34

Gambar 17. Peta Potensi Mineralisasi


35

Berdasarkan dari penelitian terdahulu, maka karakteristik mineralisasi


pada area prospek Blok Parit Tebu dan sekitarnya, Kecamatan Gantung,
Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dicirikan
sebagai berikut :

1. Urat terbentuk pada satuan Satuan Metabatupasir, Satuan Batulempung


sisipan Batupasir dan Satuan Batupasir
2. Struktur yang berkembang berupa urat-urat kompleks yang hadir intensif
dengan mineral isian terdiri dari kuarsa, kaolin, mineral oksida (hematit +
goetit)
3. Batuan teroksidasi kuat dan berasosiasi dengan zona gosan.

Berdasarkan hasil pemetaan geologi sebelumnya, dan analisa kandungan


unsur tanah menggunakan XRF portable dan ASD pada area Parit Tebu,
Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung maka dapat ditentukan zona prospek akan keberadaan timah primer.
Dengan mempertimbangkan persebaran kadar Sn dan struktur yang berpengaruh
pada daerah telitian, struktur yang ditemukan berupa sesar mendatar Kiri (Left
Thrust Slip Fault) berarah baratlaut tenggara yang dijumpai pada bagian Timur
Laut daerah pemetaan dan juga terdapat di bagian Utara daerah pemetaan.
Keberadaan struktur pada daerah penelitian ini berasosiasi kuat dengan
persebaran anomali kadar Sn berdasarkan perhitungan geomatika menggunakan
metode MAD (Median Analisis Deviation). Penggunaan metode ini dikarenakan
kurva kadar tidak menunjukkan normal distribution, dimana nilai mean, median,
dan modus memiliki nilai yang sama, dengan nilai skewness yang rendah.

4.4 Solusi
Dalam Penyelidikan Geokimia perlu mempertimbangkan kondisi geologi
daerah penelitian hal ini bertujuan agar data yang diperoleh sesuai dengan data
Geologi daerah, kemudian dalam interpretasi hasil penyelidikan geokimia harus
melibatkan kesimpulan statistik dan geologi dimana didalamnya mencakup
pengolahan data geokimia.
Kemudian dalam pengambilan sampel tanah haruslah sesuai dengan
kedalaman yang ditentukan agar data yang didapatkan sesuai target dan
perencanaan. Karena target kedalaman tanah harus mencapai Horizon B dan C.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Penyelidikan Geokimia merupakan salah satu tahapan awal dari
eksplorasi Timah Primer, sebelum dilakukannya eksplorasi lebih lanjut.
Eksplorasi Geokimia dalam Timah Primer mengkonsentrasikan pada pengukuran
kelimpahan, distribusi dan persebaran dengan tujuan mendeteksi endapan bijih
Timah primer. Dalam penentuan daerah penyelidikan geokimia perlu
mempertimbangkan kondisi geologi daerah penelitian.
Anomali unsur Sn didapatkan Nilai background persebaran Sn pada
daerah penelitian dengan interval dari 0 – 220 ppm. Untuk nilai melebihi ambang
batas yaitu ≥ 202 disebut nilai anomali. Nilai anomali dilihat berdasarkan kelas
dengan anomali 2 memiliki kadar Sn yaitu 202 ppm hingga 224 ppm. Sedangkan,
anomali 1 memiliki kadar Sn yaitu 224 ppm hingga 728 ppm. Persebaran kadar
Sn tersebar di bagian Timur Laut kaplingan yang dipengaruhi oleh struktur
berupa sesar dan sedikit pengaruh lipatan berarah Baratlaut – Tenggara yang
menjadi Indikasi adanya Endapan Timah Primer. Anomali Sn tersebar pada Zona
atau Himpunan mineral Muscovite + Phengite. Zona prospek timah primer
didapatkan melalui analisis X-Ray Fluorescence (XRF) dengan tujuan untuk
analisis unsur dan analisis kimia sehingga dipatkan anomali unsur, dan
Analysis Spectra Diffraction (ASD) yang digunakan untuk menentukan struktur
Atom dan Molekul kristal sehingga didapatkan persebaran mineral yang
terkandung didalam sampel tanah tersebut
Dari hasil Kegiatan penyelidikan Geokimia ini akan dijadikan sebagai data
awal, sehingga dapat membantu PT Timah (Persero) Tbk dalam melakukan
eksplorasi timah primer dan penentuan Zona prospek yang nantinya akan
dilakukan eksplorasi atau kajian lanjutan di dalam wilayah yang telah dilakukan
penyelidikan Geokimia dan Mapping Geologi.

5.2. Saran
Berdasarkan hasil pemetaan geologi lapangan dan memperhatikan peta
alterasi serta peta penyebaran kadar unsur Sn, maka didapatkan area yang
diperkirakan memiliki potensi timah primer pada Blok Parit Tebu. Area ini berada
dalam kawasan Izin Usaha Pertambangan PT. Timah (Persero) Tbk, untuk itu
disarankan melakukan survei geofisika dan untuk memastikan penyebaran urat
di bawah permukaan dapat dilakukan pemboran yang memotong zona urat dan
eksplorasi lebih lanjut.

36
37

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Rifqi. 2018. Studi Geologi, Alterasi Hidrotermal Dan Mineralisasi Endapan
Timah Primer Daerah Burungmandi Dan Sekitarnya,Kecamatan Damar,
Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung. 5-6.
Aleva, G.J.J., 1960. The plutonic igneous rocks from Billiton Indonesia, Geol. En
Mijnb. 3 q.e.p. 427-436
Baharudin dan Sidarto, 1995. Peta Geologi Lembar Belitung, Sumatera, skala 1 :
250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung.
Browne.1991. Hydrothermal Alteration and Geothermal Systems, Geology Lecture
Course, University of Auckland, New Zealand : Australian Journal of
Earth Sciences.

Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi, Bandung.


Rose, A.W., Hawkes, H.E., & Webb, J.S., 1979. Geochemistry in Mineral
Exploration. New York, N.Y: Academic Press.
Schwartz, M.O., S.S. Rajah, A.K. Askury, P. Putthapiban dan S. Djaswadi, 1995,
The Southeast Asian tin belt: Earth Science Reviews, p. 95-293.

Soepriadi dan Bambang. P., 2015. Laporan Penelitian dan Evaluasi Hasil
Pengeboran Logam Timah Primer di Daerah Parit Tebu, Kecamatan
Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Topan A. 2018. Studi Geologi Alterasi dan Mineralisasi daerah Parit Tebu dan
sekitarnya Kec. Belitung Timur Provinsi Bangka Belitung. Bangka Belitung.
Van Zuidam. R. A. 1985. Guide to Geomorfhology Ariel Photographic
Interpretation and Mapping, ITC Enschede The Nederland. Smits
Publishers, 442 p.
Yudi A. 2014. Survei Polarisasi Terimbas (IP) dan Geomagnet Daerah Parit
Tebu Kecamatan Gantung Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka
Belitung. Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Yusuf, A.F.1990. “Penyelidikan Pendahuluan Bahan Galian Industri di Daerah


Propinsi Jambi”, Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai