HALAM
LAPORAN MAGANG
PENGESAHAN
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan magang dengan Judul: Penyelidikan Geokimia Dalam Eksplorasi
Timah Primer Berdasarkan Data Soil Sampling Menggunakan Metode X-Ray
Fluorescence (XRF) Dan Analysis Spectra Diffraction (ASD) Blok Barat Desa
Parit Tebu, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi
Bangka Belitung
Oleh :
M ROBY ADE SYAHPUTRA
F1D215018
Disetujui:
Pembimbing Magang,
Diketahui:
RINGKASAN
PRAKATA
Puji syukur atas segala rahmat dan berkah-Nya, atas kesehatan akal
dan jasmani yang dilimpahkan untuk penulis, hingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktik (Magang) yang merupakan salah satu
basis kurikulum yang harus dipenuhi oleh seorang mahasiswa Teknik Geologi
semester VII.
Terimakasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak terutama
Orangtua, Pembimbing perusahaan Bapak Nur Rochman Nabawi ST.,
Pembimbing lapangan Jordan Romora Simarmata ST., Azmi Baihaqi ST., yang
telah mendampingi selama kegiatan magang berlangsung serta Bapak Drs.
Faizar Farid M.Si. Selaku pembimbing magang di Fakultas Sains Dan Teknologi
dan rekan-rekan tim magang PT. Timah Tbk yang telah bekerja sama dan
memberikan semangat, tenaga, materil, pikiran dan do’a selama kerja praktik
berlangsung.
Penulis menyadari betul bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun
akan selalu diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.
M. Roby Ade S
v
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
V. PENUTUP ..................................................................................... 36
5.1. Kesimpulan .......................................................................... 36
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
16. Penampang Peta Alterasi Blok Barat Desa Parit Tebu ...................... 30
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1
2
1.2 Tujuan
Adapun tujuan kegiatan magang ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Penerapan Metode Penyelidikan Geokimia dalam eksplorasi
timah primer
2. Mengetahui adanya anomali unsur dan persebaran kadar Sn, Fe, Mn,
dan Pb, serta indikasi mineralisasi
3. Mengetahui zona prospek timah primer melalui analisis X-Ray
Fluorescence (XRF) dan Analysis Spectra Diffraction (ASD).
4. Membantu dalam deliniasi area-area prospek untuk eksplorasi lanjutan
di dalam wilayah IUP PT.Timah (Persero) Tbk.
Tahun 2018
No
Agustus September
Kegiatan
(Minggu Ke) (Minggu Ke)
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengenalan Instansi dan
Persiapan
Kegiatan magang
2 Studi Literatur
3 Orientasi Lapangan
4 Survey Lapangan dan
Pengambilan
Data
5 Uji Sampel dan Preparasi
6 Pengolahan Data dan Analisis
7 Penyusunan Laporan
3
4
5
6
PT. Tambang. Timah PT. Tambang Timah Adalah salah satu anak
perusahaan PT Timah (Persero) Tbk yang bergerak dalam bidang pertambangan
baik penambangan di darat maupun di laut. Selain itu PT Tambang Timah juga
melakukan pengolahan, peleburan, dan pemurnian bijih timah itu sendiri.
Produk yang dihasilkan oleh PT Tambang Timah adalah logam timah dalam
bentuk batangan serta solder dan bentuk khusus sesuai permintaan pelanggan.
Produk-produk logam timah yang dihasilkan oleh PT Tambang Timah antara
lain Banka Tin (99,90% Sn); Mentok Tin (99,85% Sn); dan Banka Low Lead
99,9% Sn dengan kandungan timah hitam (Pb) yang sangat rendah. Selain
produk diatas, PT Tambang Timah juga memproduksi logam timah berkualitas
tinggi dengan kadar Sn 99,99% dengan brand Banka Four Nine, dan produk hilir
dari logam timah yaitu tin solder dengan pabrik yang berlokasi di Kundur,
Kepulauan Riau.
7
PT. Dok dan Perkapalan Air Katung. PT. Dok dan Perkapalan Air
Katung Adalah perusahaan joint venture antara PT Timah (Persero) Tbk dengan
PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari yang dibentuk tahun 1996. Pada tahun
1999 seluruh sahamnya dimiliki oleh PT Timah. PT DAK sebagai penyedia jasa
doking mempunyai 8 lokasi yang strategis yaitu di jalur pelayaran internasioanl
Selat Malaka. Layanan jasa yang diberikan meliputi : 1. Industri Perawatan
Kapal Laut (Docking) meliputi : Perawatan, Pemeliharaan dan Perbaikan
(Reparasi) yang meliputi Kapal Laut, Tongkang, Pinisi, Ferry, Speed Boat dan
kegiatan terkait. 2. Industri Pembuatan Kapal Laut (Angkutan Laut) meliputi : -
Kapal Laut (Baja dan atau Kayu), Tongkang, Pinisi, Ferry, Speed Boat serta
memperdagangkan (sewa/beli) hasil Industri pembuatan angkutan laut dan
kegiatan terkait. - Survey Kapal Laut. - Melakukan survey atas kapal laut dan
muatannya. - Jasa Penyewaan Kapal Laut (Chartering) - Usaha Pelayaran
Penundaan Laut - Ekspor-import dan Perdagangan Mesin Perkapalan Laut.
Gambar 1. Personil Manajemen Organisasi PT Timah (Persero) Tbk Periode Saat Sekarang
IV. PELAKSANAAN MAGANG
10
11
a b
Persiapan
Persiapan kegiatan penyelidikan yang dilakukan berupa studi literatur.
Studi ini dilakukan untuk mendapatkan data awal mengenai daerah yang akan
dilakukan pengambilan sampel tanah. Studi literatur yang dilakukan seperti
mencari data-data geologi dari penelitian terdahulu, batas-batas administrasi
dan tata guna lahan.
Penyelidikan Geokimia
Kegiatan soil sampling dilakukan selama 9 hari, kegiatan ini dilakukan
dengan mengambil contoh tanah per 100 meter dengan titik yang telah
ditentukan Kondisi lokasi pengamatan sebagian besar merupakan daerah
penambangan di bagian Selatan, sedangkan di bagian utara berupa bukit
dengan Hutan yang cukup lebat sedangkan dataran bergelombang digunakan
sebagai perkebunan sawit, karet dan lada (sahang).
Penyelidikan geokimia yang dilakukan pada soil sampling menggunakan
metode X-Ray Fluorescence (XRF) dan Analysis Spectra Diffraction (ASD). Metode
XRF diperuntukan untuk mengetahui kandungan kadar unsur logam pada
suatu sampel. Tipe alat yang digunakan adalah Olympus Delta Series Portable.
Metode ASD diperuntukan untuk melihat kandungan himpunan mineral
alterasi yang terbentuk akibat proses pelapukan maupun fluida hidrotermal.
Tipe alat yang digunakan adalah Terra Spec Halo Portable. Jenis sampel yang
dianalisis menggunakan ASD hanya berupa batuan dan soil.
Pengolahan Data
Pengolahan data hasil pemetaan geologi dan soil sampling menggunakan
kombinasi dari berbagai macam perangkat lunak (software), seperti Arc-Map,
Global-Mapper dan Map-Source. Data yang diolah merupakan hasil dari
pemetaan geologi di lapangan dan hasil kegiatan soil sampling. Hasil dari
kegiatan soil sampling didapat peta anomali kadar Sn, Pb, Mn, Fe dan peta
Alterasi sehingga menghasilkan gambaran tentang Potensi mineralisasi dan
prospek endapan timah primer di Blok Barat Desa Parit Tebu.
Pengolahan Sampel
Pengolahan sampel hasil pemetaan geologi dan soil sampling dilakukan
di laboratorium internal PT. Timah (Persero) Tbk. Sampel hasil pemetaan geologi
dan soil sampling baik batu maupun soil, dalam kondisi kering maupun basah
akan di kirim ke laboratorium unit preparasi. Berat sampel bervariasi mulai dari
500 gr hingga 1.000 gr. Sebelum dipreparasi, sampel tersebut akan ditimbang
berat jenisnya dan selanjutnya akan dihancurkan atau dihaluskan
menggunakan mesin penggiling agar menjadi bentuk yang homogen berukuran
lempungan atau pasiran. Sampel ini selanjutnya dikeringkan menggunakan
oven dan ditimbang kembali untuk melihat apakah ada material yang terbuang
saat melakukan proses preparasi. Sampel yang sudah berukuran halus
selanjutnya akan dikirim ke unit laboratorium kimia untuk dianalisis
menggunakan metode ASD dengan alat TerraSpec Halo Portable untuk
14
4.5 Pembahasan
Geologi Daerah Penelitian
Secara morfologi, wilayah Parit Tebu memperlihatkan perbukitan
bergelombang di bagian Utara dan pedataran dengan ketinggian berkisar dari
50-100 m diatas permukaan laut ditutupi oleh batuan sedimen Formasi Tajam,
Formasi Kelapakampit dan endapan alluvial. Umumnya, daerah ini ditutupi
oleh pepohonan yang relatif rendah dan perkebunan masyarakat. Daerah
pedataran umumnya berupa daerah rawa, lembah dan daerah tambang timah.
Kondisi morfologi pedataran yang juga berada pada batuan terubahkan dan
terlapukan baik dari faktor alterasi ataupun dari faktor iklim. Pada satauan
morfologi pedataran ini berada pada formasi tanjung genting dengan batuan
sedimen dan biasanya terdapat akumulasi endapan timah sekunder, di mana
endapan timah akan terkonsentrasikan pada suatu tempat karena adanya
perbedaan densitas dengan mineral-mineral yang relatif lebih ringan seperti
kuarsa. Bentang alam dataran aluvial dicirikan dengan kemiringan yang relatif
datar. Umumnya, daerah ini agak gundul dan hanya ditutupi oleh pohon-pohon
pardu dan rerumputan.
Berdasarkan analisis geomorfologi modifikasi Verstappen (1985) dan
Klasifikasi kelerengan Van Zuidam (1985) dari peta topografi skala 1 : 25.000
dan hasil pengamatan di lapangan menunjukan bahwa daerah Blok Parit Tebu
terbagi menjadi 4 satuan bentuk asal yaitu Satuan Perbukitan berlereng curam,
Satuan Perbukitan berlereng agak curam, Satuan dataran bergelombang
denudasional dan Satuan dataran fluvial. Satuan Perbukitan berlereng curam
terdiri dari bentang alam berupa bukit-bukit yang berlereng agak curam,
kemiringan lereng sebesar 28%, ketinggian berkisar dari 40 mdpl hingga 105
mdpl termasuk kelas relief curam. Satuan Perbukitan berlereng agak curam
dengan ketinggian 40-30 mdpl dan kemiringan lereng 12%. Satuan dikontrol
oleh morfogenesa struktur aktif yaitu pengaruh struktur dan litologi batuan
yang resistensinya tinggi dengan litologi berupa Metabatupasir. Satuan dataran
bergelombang denudasional dengan morfogarfi berupa dataran bergelombang,
ketinggian berkisar 10 sampai 40 mdpl, kemiringan lereng sebesar 7%
termasuk kelas relief bergelombang hingga sangat landai, satuan bentuk asal ini
dikontrol oleh faktor eksogen berupa pelapukan, erosi dengan media trasportasi
15
bauk berupa air maupun angin, satuan bentuk asal ini berada pada satuan
Batupasir. Satuan Dataran Fluvial terdiri dari bentang alam berupa sungai,
rawa dan bekas alur-alur sungai yang beberapa diantaranya dialiri air saat
hujan.
Stratigrafi Berdasarkan lembar belitung di wilayah Parit Tebu, susunan
stratigrafi dari tua ke muda yaitu Formasi Kelapakampit, Formasi Tajam, dan
Endapan Aluvium. Pada Formasi Kelapakampit (PCks): merupakan batuan
sedimen terdiri atas metasandstone berselingan dengan slate, serpih, batulanau
tufaan dan rijang. Satuan batuan pada Formasi Tajam (PCTm) terdiri atas
batupasir kuarsa yang bersisipan batulanau. Dan Endapan Aluvial dan
Pantai (Qa) terdiri atas kerikil-kerakal, pasir, lanau, lempung dan pecahan
koral. Berdasarkan hasil pemetaan geologi dan analisa geomorfologi dari
beberapa penelitian terdahulu maka daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi
4 satuan batuan yang terdiri dari Satuan Metabatupasir sisipan Batupasir,
Satuan X Batulempung sisipan Batupasir, Satuan Batupasir dan endapan Pasir
kerikilan yang berumur paling muda.
Gambar 7. Peta Geologi Regional Lembar Parit Tebu (Ahmad Topan, 2018)
perbukitan hanya dapat teramati kekar, urat dan kelurusan sesar. Struktur
geologi berupa bidang perlapisan dan kekar- kekar didapatkan pada beberapa
lokasi pengamatan dan paling banyak di lokasi penambangan. Daerah
pemetaan dari hasil analisis secara stereografis, Struktur yang dijumpai
berupa sesar mendatar kiri (Left thrust slip fault) berdasarkan klasifikasi
Rickard 1972. Sesar dijumpai pada TimurLaut dan di bagian Utara. Selain itu,
pada daerah penelitian juga mengindikasikan adanya lipatan. Setelah
dianalisis secara stereografis berdasarkan data data dilapangan berupa
kemiringan lapisan diketahui bahwa lipatannya yang terbentuk adalah lipatan
antiklin. Keberadaan dari struktur yang berkembang di daerah penelitian
sangat berperan dalam persebaran dari mineral timah primer.
Hasil Penyelidikan
Penyelidikan geokimia bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi,
kegiatan pemetaan juga ditujukan untuk pengambilan sampel tanah insitu
pada setiap stasiun pengamatan (Rose, A.W.,et all. 1979). Terdapat 177 titik
pengambilan contoh tanah pada daerah penyelidikan, kemudian dilakukan
analisis melalui metode XRF untuk mengetahui kadar Sn (timah) setiap
sampelnya dan metode Analysis Spectra Diffraction (ASD) untuk mengetahui
jenis mineral dan alterasinya. Metode pengambilan contoh soil dilakukan
dengan metode kisi (grid) dengan jarak 100 meter untuk tiap titik pengambilan
contoh.
Berdasarkan soil sampling yang telah dilakukan di lapangan maka dapat
dibuat peta realisasi, dengan jumlah soil dan batuan sebanyak 160 titik,
jumlah cancel sebanyak 7 titik dan jumlah tailing sebanyak 10 titik. Kemudian
dilakukan analisis melalui metode XRF untuk mengetahui kadar unsur pada
setiap sampelnya. Melalui data tersebut selanjutnya dilakukan interpolasi
dengan menu IDW pada software Arcgis sehingga didapatkan penyebaran
kadar berbagai unsur pada daerah penyelidikan.
Sampel yang diambil merupakan jenis tanah residual, dengan target
horison B atau lebih tepatnya transisi antara horison C dan horison B, pada
kedalaman antara 30-60 cm (Rose dkk, 1979) dengan pipa ulir yang mampu
mencapai kedalaman 85 cm.
18
Gambar 8. Peta Rencana Titik Soil Sampling Blok Parit Tebu Menggunakan Metode Kisi (Grid)
19
Gambar 9. Peta Realisasi Titik Soil Sampling Blok Parit Tebu Menggunakan Metode Kisi (Grid)
20
Penentuan nilai kadar sample. Dalam penentuan nilai kadar sampel perlu
memperhatikan langkah-langkah berikut : Pengambilan sampel di lapangan,
sampel diurutkan sesuai pengambilan hari dan tanggal, kemudian dipreparasi (jika
sampel baseh dioven, jika kering langsung ditimbang), dihaluskan sampai mess
tertentu mengggunakan grinding, Homogenisasi dan dilakukan Analisis
menggunakan XRF Portable. Dari hasil analisis sampel tanah didapatkan beberapa
unsur yaitu: Tn, Pb, Hg, Ta, Ba, Sn, Nb, Zr, Y, Sr, Rb, As, Zn, Ni, Fe, Mn, Cr, V, Ti,
Ca, dan K. Penentuan nilai kadar sampel yang dikhususkan untuk mengetahui
anomali unsur Fe, Mn, Pb, dan Sn.
berada di bawah nilai ambang. Nilai ambang sendiri merupakan nilai yang
digunakan untuk mengetahui batasan nilai sehingga dapat menentukan nilai
anomali. Nilai ambang untuk unsur Sn, Fe, Mn, dan Pb menggunakan metode
statistik dengan mencari tau nilai MAD (median analysis deviation). Hasil dari nilai
batas ini menjadi pembatas antara nilai anomali dan nilai background. Sedangkan,
nilai anomali dapat ditentukan jika nilai statistik data berada di atas nilai ambang.
Himpunan Mineralisasi
Berdasarkan hasil analisis mineral menggunakan ASD TerraSpec Halo
dengan tetap mempertimbangkan tingkat kehandalan data, serta dicondongkan
berdasarkan temperatur pembentukan mineral alterasi (Corbett dan Leach
1997), maka diperoleh 5 himpunan mineral alterasi Blok Parit Tebu.
Himpunan tersebut adalah Himpunan alterasi Turmaline ± Magnesit +
Klorit + Illite Mg/K, Himpunan alterasi Muscovite + Phengite, Himpunan alterasi
Magnesite + Phengit + Kaolinit-Wx, Himpunan alterasi Kaolinit-Wx + Muscovite
+ Illite, dan Himpunan alterasi Illite Mg/K. Selain itu terdapat zona gosan (Iron
Cap) yang dibedakan dari zona alterasi berdasarkan pembentukannya akibat
proses oksidasi.
29
karakteristik yang mirip dengan Zona Kaolinit-Wx. Ilit tidak dapat diidentifikasi
dengan baik secara megaskopis melalui contoh setangan, namun pada
umumnya batuan yang termasuk ke dalam zona ini memiliki karakteristik
berwarna jingga kekuningan. Hadirnya ilit menunjukkan adanya aktivitas fluida
hidrotermal pada batuan. Menurut Browne (1970), ilit terbentuk melalui fluida
hidrotermal dengan temperatur 200˚ hingga 300˚C dalam kondisi sedikit asam
akibat pengayaan CO2 pada fluida hidrotermal. Zona ini diinterpretasikan
sebagai zona periferal/tepi dari sistem alterasi akibat intrusi granitoid pada
daerah penyelidikan.
Secara umum terdapat 5 zona alterasi seperti yang telah dijelaskan.
Zona-zona tersebut hadir sebagai hasil dari interaksi batuan samping dengan
fluida hidrotermal yang diinterpretasikan bersifat asam. Secara geologi zona
alterasi hidrotermal berkembang pada Satuan Batupasir, namun setempat Zona
Mika + Turmalin tersebar pada Satuan Metabatupasir dan kontak antar satuan
tersebut yang dicirikan dengan hadirnya Turmalin. Selain itu, terdapat juga
mineral hornblende yang mencirikan granitoid dengan tipe magnetite series
pada stasiun pengamatan SPT 128. Hal ini mengindikasikan keterdapatan
granit yang membawa timah melalui gejala struktur dari urat kasiterit. Dalam
pembentukan zona alterasi dapat dianalisis bahwa fluida hidrotermal yang
dihasilkan dari fluida magmatik dan fluida meteorik masuk melalui rekahan-
rekahan yang disebabkan oleh adanya struktur. Struktur tersebut berupa
lipatan antiklin yang menyebabkan terbentuknya rekahan-rekahan sehingga
fluida hidrotemal masuk dan mengisi rekaha-rekahan tersebut kemudian
berasosiasi dan saling berinteraksi dengan batuan samping membentuk suatu
zoning alterasi hidrotermal.
Selain zona alterasi hidrotermal, terdapat pula zona ubahan mineral
berupa zona gosan (Iron Cap). Zona gosan hadir di beberapa tempat yang
umumnya tersingkap pada dinding galian tambang serta beberapa sebagai
tudung yang bersifat keras di permukaan tanah.
4.4 Solusi
Dalam Penyelidikan Geokimia perlu mempertimbangkan kondisi geologi
daerah penelitian hal ini bertujuan agar data yang diperoleh sesuai dengan data
Geologi daerah, kemudian dalam interpretasi hasil penyelidikan geokimia harus
melibatkan kesimpulan statistik dan geologi dimana didalamnya mencakup
pengolahan data geokimia.
Kemudian dalam pengambilan sampel tanah haruslah sesuai dengan
kedalaman yang ditentukan agar data yang didapatkan sesuai target dan
perencanaan. Karena target kedalaman tanah harus mencapai Horizon B dan C.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Penyelidikan Geokimia merupakan salah satu tahapan awal dari
eksplorasi Timah Primer, sebelum dilakukannya eksplorasi lebih lanjut.
Eksplorasi Geokimia dalam Timah Primer mengkonsentrasikan pada pengukuran
kelimpahan, distribusi dan persebaran dengan tujuan mendeteksi endapan bijih
Timah primer. Dalam penentuan daerah penyelidikan geokimia perlu
mempertimbangkan kondisi geologi daerah penelitian.
Anomali unsur Sn didapatkan Nilai background persebaran Sn pada
daerah penelitian dengan interval dari 0 – 220 ppm. Untuk nilai melebihi ambang
batas yaitu ≥ 202 disebut nilai anomali. Nilai anomali dilihat berdasarkan kelas
dengan anomali 2 memiliki kadar Sn yaitu 202 ppm hingga 224 ppm. Sedangkan,
anomali 1 memiliki kadar Sn yaitu 224 ppm hingga 728 ppm. Persebaran kadar
Sn tersebar di bagian Timur Laut kaplingan yang dipengaruhi oleh struktur
berupa sesar dan sedikit pengaruh lipatan berarah Baratlaut – Tenggara yang
menjadi Indikasi adanya Endapan Timah Primer. Anomali Sn tersebar pada Zona
atau Himpunan mineral Muscovite + Phengite. Zona prospek timah primer
didapatkan melalui analisis X-Ray Fluorescence (XRF) dengan tujuan untuk
analisis unsur dan analisis kimia sehingga dipatkan anomali unsur, dan
Analysis Spectra Diffraction (ASD) yang digunakan untuk menentukan struktur
Atom dan Molekul kristal sehingga didapatkan persebaran mineral yang
terkandung didalam sampel tanah tersebut
Dari hasil Kegiatan penyelidikan Geokimia ini akan dijadikan sebagai data
awal, sehingga dapat membantu PT Timah (Persero) Tbk dalam melakukan
eksplorasi timah primer dan penentuan Zona prospek yang nantinya akan
dilakukan eksplorasi atau kajian lanjutan di dalam wilayah yang telah dilakukan
penyelidikan Geokimia dan Mapping Geologi.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil pemetaan geologi lapangan dan memperhatikan peta
alterasi serta peta penyebaran kadar unsur Sn, maka didapatkan area yang
diperkirakan memiliki potensi timah primer pada Blok Parit Tebu. Area ini berada
dalam kawasan Izin Usaha Pertambangan PT. Timah (Persero) Tbk, untuk itu
disarankan melakukan survei geofisika dan untuk memastikan penyebaran urat
di bawah permukaan dapat dilakukan pemboran yang memotong zona urat dan
eksplorasi lebih lanjut.
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Rifqi. 2018. Studi Geologi, Alterasi Hidrotermal Dan Mineralisasi Endapan
Timah Primer Daerah Burungmandi Dan Sekitarnya,Kecamatan Damar,
Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung. 5-6.
Aleva, G.J.J., 1960. The plutonic igneous rocks from Billiton Indonesia, Geol. En
Mijnb. 3 q.e.p. 427-436
Baharudin dan Sidarto, 1995. Peta Geologi Lembar Belitung, Sumatera, skala 1 :
250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung.
Browne.1991. Hydrothermal Alteration and Geothermal Systems, Geology Lecture
Course, University of Auckland, New Zealand : Australian Journal of
Earth Sciences.
Soepriadi dan Bambang. P., 2015. Laporan Penelitian dan Evaluasi Hasil
Pengeboran Logam Timah Primer di Daerah Parit Tebu, Kecamatan
Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Topan A. 2018. Studi Geologi Alterasi dan Mineralisasi daerah Parit Tebu dan
sekitarnya Kec. Belitung Timur Provinsi Bangka Belitung. Bangka Belitung.
Van Zuidam. R. A. 1985. Guide to Geomorfhology Ariel Photographic
Interpretation and Mapping, ITC Enschede The Nederland. Smits
Publishers, 442 p.
Yudi A. 2014. Survei Polarisasi Terimbas (IP) dan Geomagnet Daerah Parit
Tebu Kecamatan Gantung Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka
Belitung. Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.