Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM

GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Ketebalan dan kedalaman, 12 November 2021

Ketebalan dan Kedalaman

Imran1, Dewi Kumala Tehuayo S.T., Ryan Saputra Djaya, S.T3

1. Praktikan Laboratorium Geologi Struktur


2. Asisten Laboratorium Geologi Struktur
3. Koordinator Laboratorium Geologi Struktur

*Email: Imran.mamba99@gmail.com

SARI

Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar
ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga
dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Tujuan dari praktikum yaitu dapat
memahami definisi dari ketebalan dan kedalaman, memahami prinsip pengukuran ketebalan dan kedalaman
baik secara langsung dan tidak langsung, memahami pengukuran ketebalan dan kedalaman secara grafis
maupun secara matematis. Ketebalan adalah jarak terpendek yang diukur antara dua bidang sejajar yang
merupakan batas antara dua lapisan. Kedalaman adalah jarak vertikal dari suat ketinggian tertentu terhadap
suatu titik (misalnya muka air laut) terhadap suatu titik, garis atau bidang. Pada penggambaran pertama
didapatkan hasil ketebalan 337,2 m dengan kedalaman 301,2 m. Pada penggambaran kedua
didapatkan hasil ketebalan 520 m dengan kedalaman 516,5 m. Pada penggambaran ketiga
didapatkan hasil ketebalan 310 m dengan kedalaman 367 m.

Kata kunci: Geologi Struktur; Ketebalan; Kedalaman.

PENDAHULUAN

Struktur sekunder adalah struktur yang terbentuk setelah proses pembentukan batuan terutama
akibat adanya tegasan eksternal yang bekerja selama ataupun setelah pembentukan batuan. Contoh struktur
sekunder adalah kekar, sesar dan lipatan. Bagian terbesar dari geologi struktur terutama mempelajari struktur
sekunder ini. Informasi-informasi geologi permukaan tersebut pada umumnya diperoleh melalui pengamatan
(deskripsi) singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh
batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di permukaan akibat adanya erosi (pengikisan) lapisan
tanah penutupnya.
Secara umum geologi struktur adalah suatu ilmu yang memepelajari perihal bentuk arsitektur kerak
bumi beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi)
pada batuan. Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari struktur-struktur individual (kerak bumi) seperti
antiklin-antiklin, sesar sungkup (thrust), sesar-sesar, liniasi dan lainnya dalam suatu unit tektonik. Geologi
struktur adalah meliputi struktur primer dan sekunder. Struktur primer adalah struktur yang terbentuk saat
pembentukkan batuan, misalnya struktur sedimen pada batuan sedimen, struktur aliran pada batuan beku dan
struktur foliasi pada batuan metamorf. Struktur yang terbentuk setelah proses pembentukan batuan terutama
akibat adanya tegasan eksternal yang bekerja selama ataupun setelah pembentukan batuan. Contoh struktur
sekunder adalah kekar, sesar dan lipatan. Bagian terbesar dari geologi struktur terutama mempelajari struktur
sekunder ini. Informasi-informasi geologi permukaan tersebut pada umumnya diperoleh melalui pengamatan
(deskripsi) singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh
batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di permukaan akibat adanya erosi (pengikisan) lapisan
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Ketebalan dan kedalaman, 12 November 2021

tanah penutupnya.
Ketebalan adalah jarak terpendek yang diukur antara dua bidang sejajar yang merupakan batas
antara dua lapisan. Kedalaman adalah jarak vertikal dari suat ketinggian tertentu terhadap suatu titik
(misalnya muka air laut) terhadap suatu titik, garis atau bidang. Pengukuran ketebalan dan kedalaman dapat
ditempuh dengan dua cara, yaitu pengukuran secara langsung dan pengukuran secara tidak langsung.
Pengukuran kedalaman dan ketebalan secara langsung dilakukan pada daerah yang relatif datar dengan
kedudukan perlapisan hampir tegak, atau pada tebing terjal dengan lapisan relatif mendatar. Dengan kata lain
pengukuran ketebalan secara langsung diterapkan bila topografi tegak lurus dengan kemiringan batuan.
Pengukuran ketebalan dan kedalaman secara tidak langsung dilakukan pada kondisi medan tertentu, sehingga
pengukuran secara langsung sulit dilaksanakan. Ketebalan dapat juga dihitung dari peta geologi, yaitu
dengan mengukur dua komponen jarak lereng yang diukur tegak lurus dengan jurus umum lapisan.
(Rahmania, 2020)

TINJAUAN PUSTAKA

Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya
yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang
juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur
tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi pada
masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol
stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut. Secara lebih
formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan dengan proses geologi dimana suatu gaya telah
menyebabkan transformasi bentuk, susunan, atau struktur internal batuan kedalam bentuk, susunan, atau
susunan intenal yang lain.
Untuk memahami struktur geologi yang ada dan bagaimana proses terjadinya maka sangatlah perlu
diadakan pengamatan secara langsung. Hal ini akan memudahkan dalam pemahaman serta dapat mengetahui
secara langsung struktur geologi yang ada.
Ketebalan adalah jarak tegak lurus antara dua bidang sejajar yang merupakan lapisan batuan
Ketebalan lapisan bisa ditentukan dengan beberapa cara, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengukuran secara langsung dapat dilakukan pada suatu keadaan tertentu, misalnya lapisan horisontal yang
tersingkap pada tebing vertikal atau lapisan vertikal yang tersingkap pada topografi datar. Sedangkan pada
topografi miring dapat digunakan alat Jacob’s staff yaitu tongkat yang dilengkapi dengan handlevel,
knilometer atau kompas pada bagian atasnya. Kemungkinan lain dapat dilakukan dengan mengukur jarak
antara titik, yang merupakan batas lapisan sepanjang lintasan tegak lurus.
Apabila keadaan medan, struktur yang rumit atau ketebalan alat yang dipakai tidak memungkinkan
pengukuran secara langsung, tetapi sebaiknya diusahakan pengukuran mendekati secara langsung.
Pengukuran tidak langsung yang paling sederhana adalah pada lapisan miring, tersingkap pada permukaan
horisontal, dimana lebar singkapan diukur tegak lurus jurus, yaitu w dengan menggunakan kemiringan
lapisan (δ) maka ketebalannya T = w sin δ.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Ketebalan dan kedalaman, 12 November 2021

Gambar 1. Pengukuran ketebalan perlapisan miring pada daerah datar

Gambar 2. Pengukuran medan miring, lapisan bervariasi

Apabila pengukuran lebar singkapan tidak tegak lurus jurus (I) maka lebar sebenarnya harus
dikoreksi lebih dulu w = I sin β, dimana β adalah sudut antara jurus dengan arah pengukuran. Ketebalan yang
didapat adalah T = I sin β sin δ panjang. Dengan cara yang sama dapat dipakai apabila pengukuran lebar
singkapan dilakukan permukaan miring. Dalam hal ini ketebelan merupakan fungsi dari sudut miring (δ) dan
sudut lereng (σ). Pendekatan lain untuk mengukur ketebalan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
cara mengukur jarak antara titik, yang merupakan batas lapisan sepanjang lintasan tegak lurus jurus.
Pengukuran ini dilakukan apabila bentuk lereng tidak teratur. Bisa juga menghitung ketebalan lapisan dari
peta geologi.
Pendekatan lain untuk mengukur ketebalan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan mengatur
jarak antar titik, yang merupakan batas lapisan sepanjang lintasan tegak lurus jurus, pengukuran ini dilakukan
apabila bentuk lereng tidak teratur. Bias juga menghitung ketebalan dari peta geologi. Beberapa
kemungkinan lereng dan perhitungannya yakni:
t = v cos δ – A sin δ
t = A sin δ + v cos δ
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Ketebalan dan kedalaman, 12 November 2021

sin δ - v cos δ
Kedalaman ialah jarak vertikal dari ketinggian tertentu (umumnya permukaan bumi) kearah bawah
terhadap suatu titik, gambar atau bidang. Menghitung ketebalan lapisan ada beberapa cara, diantaranya:
1. Menghitung secara matematis
2. Dengan Alignment diagram
3. Secara grafis
Dengan cara perhitungan matematis, yang perlu diperhatikan adalah kemiringan lereng, kemiringan
lapisan dan jarak jurus dari singkapan ke titik tertentu. Pada permukaan horisontal, kedalaman lapisan (d)
dapat dihitung dengan rumus:
D = m tag δ
Dimana:
M = jarak tegak lurus dari singkapan ketitik tertentu
δ = ketinggian lapisan
Apabila tidak tegak lurus jurus, maka kemiringan lapisan yang dipakai adalah kemiringan semu:
D = m [sin σ = cos σ tan δ]
Dimana:
m = jarak
σ = kemiringan lereng
δ = kemiringan lapisan
Untuk menghitung kedalaman bias juga dipergunakan Aligment nomograph atau dengan kurva yang
penggunaannya yakni:

Gambar 3. Deskripsi kedalaman

Kedalaman adalah jarak vertikal dari ketinggian tertentu atau permukaan air laut ke arah bawah
suatu titik, garis atau bidang tertentu. Untuk melakukan pengukuran kedalaman ada 3, yaitu: pengukuran
kedalaman pada arah lintasan tegak lurus dengan jurus lapisan topografi tidak berelief, arah lintasan yang
tegak lurus dengan jurus pada topografi dengan slope dan arah yang tidak tegak lurus dengan jurus lapisan.
Apabila keadaan medan, struktur yang rumit, atau keterbatasan alat yang dipakai tidak memungkinkan
pengukuran secara langsung, diadakan pengukuran secara tidak langsung. Tetapi sebaiknya diusahakan
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Ketebalan dan kedalaman, 12 November 2021

pengukuran mendekati secara langsung. Pengukuran tidak langsung yang paling sederhana adalah pada
lapisan miring, tersingkap pada permukaan horizontal yang, dimana lebar singkapan diukur tegak lurus jurus,
yaitu W.

Gambar 4. Kedalaman lapisan pada topografi

1. Palmer Alignment diagram


Palmer alignment diagram untuk menentukan ketebalan lapisan batuan (Palmer, 1918). Diagram ini hanya
digunakan untuk ketebalan singkapan yang diukur tegak lurus jurus perlapisan. Diagram ini dapat juga
digunakan untuk mencari kemiringan lapisan, bila le bar singkapan dan ketebalan diketahui. Jika
permukaan tanah horisontal, lebar singkapan 500 m dan dip 700, maka ketebalan lapisannya adalah 470 m
(ditunjukkan oleh garis merah). Jika permukaan tanah horisontal, lebar singkapan 600 m, dip 200, maka
ketebalannya adalah 205 m (ditunjukkan oleh garis biru).

Gambar 5. Palmer alignment diagram

Diagram ini tersebut juga dapat digunakan bila permukaan tanah memiliki kemiringan, dengan
syarat lebar singkapan diukur tegak lurus terhadap jurus perlapisan. Tetapi lebar singkapan pada diagram
adalah jarak lereng dan dip (kemiringan lapisan) ditambah (atau dikurang) sudut lereng. Jika kemiringan
lapisan memiliki arah yang berlawanan terhadap kemiringan lereng, kemiringan lereng ditambahkan
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Ketebalan dan kedalaman, 12 November 2021

terhadap kemiringan lapisan (dip + slope). Jika kemiringan lapisan memiliki arah yang sama dengan
kemiringan lereng, maka kemiringan lereng dikurangkan dari kemiringan lapisan (dip – slope).
2. Mertie Alignment diagram
Mertie alignment diagram untuk menentukan ketebalan lapisan batuan terhadap suatu permukaan
atau horison yang mempunyai kemiringan, diukur tidak tegak lurus jurus (Mertie, 1922). Dalam membaca
skala paling kanan, yaitu ketebalan lapisan, harap diperhatikan urutan angkanya. Bila skala tersebut dibaca
dari bawah, nilai-nilai ketebalan lapisan akan bertambah ke arah atas dari angka 1000; angka 900 di atas
1000 harus dibaca sebagai 1100, angka 800 di atas 1000 harus dibaca sebagai 1200, demikian seterusnya
hingga angka 0 paling atas dibaca sebagai 2000. Sebaliknya bila skala tersebut dibaca dari atas, maka nilai-
nilai ketebalan lapisan akan bertambah ke arah bawah dari angka 1000; angka 900 di bawah 1000 dibaca
sebagai 1100, dan seterusnya hingga angka 0 paling bawah dibaca sebagai 2000.
Diagram ini mempunyai fungsi yang sama dengan palmer alignment diagram, hanya diagram ini
bisa digunakan untuk pengukuran pada topografi yang mempunyai kemiringan (slope) dan pengukuran tidak
tegak lurus jurus. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa kita harus membedakan apakah kemiringan lapisan
searah dengan slope atau berlawanan. Bila searah maka besar sudut antara jalur pengukuran dan jurus diplot
di bagian bawah pada skala azimuth lintasan dan sebaliknya.

Gambar 6. Mertie Alignment diagram

Perhitungan kedalaman cara matematis menggunakan ilmu ukur sudut. Perhitungan tergantung
jarak titik pengukuran terhadap singkapan perlapisan dan kemiringan lapisan (dip), kemiringan lereng
(slope), sudut antara lintasan pengukuran dengan jurus lapisan. Pengukuran kedalaman dan ketebalan cara
grafis menggunakan aligment diagram Prosedur pencariannya juga sama, perbedaannya hanya pada skala
yang digunakan. Palmer alignment diagram digunakan bila pengukuran horisontal dan tegak lurus jurus.
Apabila tidak tegak lurus jurus maka digunakan Mertie alignment diagram.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Suatu penggambaran singkapan yang searah dengan lereng dengan kedudukan N 250º E/25°, slope
65°, tebal semu 558 m, jarak lapangan 458 m dan skala 1 : 6.000.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Ketebalan dan kedalaman, 12 November 2021

Gambar 7. Searah dengan lereng

Hasil dari suatu singkapan yang searah dengan lereng dengan kedudukan N 250º E/25°,
slope 65°, tebal semu 558 m, jarak lapangan 458 m dan skala 1 : 6.000. Didapatkan ketebalannya
adalah 338,6 m dan kedalamannya 324,6 m.
2. Suatu penggambaran singkapan yang tidak searah dengan lereng dengan kedudukan N 250º E/35°,
slope 50°, tebal semu 558 m, jarak lapangan 458 m dan skala 1 : 5.000.

Gambar 8. Tidak searah dengan lereng

Hasil dari suatu singkapan yang searah dengan lereng dengan kedudukan N 250º E/35°,
slope 50°, tebal semu 558 m, jarak lapangan 458 m dan skala 1 : 5.000. Didapatkan ketebalannya
adalah 555,8 m dan kedalamannya 552,5 m.
3. Suatu penggambaran singkapan dengan bentuk 3 dimensi dengan kedudukan N 0º E/35°, tebal semu
yang tidak lurus dengan strike N 60° E, tebal semu 658 m, jarak lapangan 558 m dan skala 1 :
10.000.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Ketebalan dan kedalaman, 12 November 2021

Gambar 9. Bentuk 3 Dimensi

Hasil dari suatu penggambaran singkapan dengan bentuk 3 dimensi dengan kedudukan N
0º E/35°, slope 50°, tebal semu yang tidak lurus dengan strike N 60° E, tebal semu 658 m, jarak
lapangan 558 m dan skala 1 : 10.000. Didapatkan ketebalannya adalah 310 m dan
kedalamannya adalah 390 m.

KESIMPULAN

Ketebalan adalah jarak terpendek yang diukur antara dua bidang sejajar yang merupakan batas antara
dua lapisan. Kedalaman adalah jarak vertikal dari suat ketinggian tertentu terhadap suatu titik (misalnya
muka air laut) terhadap suatu titik, garis atau bidang. Pengukuran ketebalan dan kedalaman dapat ditempuh
dengan dua cara, yaitu pengukuran secara langsung dan pengukuran secara tidak langsung. Pengukuran
kedalaman dan ketebalan secara langsung dilakukan pada daerah yang relatif datar dengan kedudukan
perlapisan hampir tegak, atau pada tebing terjal dengan lapisan relatif mendatar. Pengukuran secara langsung
dapat dilakukan pada suatu keadaan tertentu, misalnya lapisan horisontal yang tersingkap pada tebing vertikal
atau lapisan vertikal yang tersingkap pada topografi datar. Sedangkan pada topografi miring dapat digunakan
alat Jacob’s staff yaitu tongkat yang dilengkapi dengan handlevel, knilometer atau kompas pada bagian
atasnya.
Pada praktikum ini, kami dapat memahami definisi dari ketebalan dan kedalaman, memahami prinsip
pengukuran ketebalan dan kedalaman baik secara langsung dan tidak langsung, memahami pengukuran
ketebalan dan kedalaman secara grafis maupun secara matematis.

REFERENSI

Asfar, S. et al. 2020. “Analisis kedalaman dan ketebalan bawah permukaan endapan grafit alam
menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi schlumberger”. Jurnal geomine, vol. 8, no. 2,
2020, hal 131-141. Kendari
Muntaha, M. et al. 2019 “Identifikasi struktur tanah bawah permukaan dan kedalaman
akuifer daerah tempat pemrosesan akhir Manggar menggunakan metode resistivitas konfigurasi
schlumberger”. Jurnal aplikasi teknik sipil, vol. 17, no. 1, 2019. Surabaya
Priadi, R. et al. 2018. “Estimasi kedalaman sedimen dan batas diskontinuitas sesar palu koro
menggunakan metode power spectral density” The 43rd Annual Scientific Meeting of Himpunan Ahli
Geofisika Indonesia
Rahmania, et al. 2020. “Menentukan ketebalan lapisan lapuk berdasarkan data geolistrik resistivitas”.
Jurnal sains terapan, vol. 6, no. 2, 2020. Balikpapan
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Ketebalan dan kedalaman, 12 November 2021

Prasetyadi C. 2016. “Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur. Universitas Pembangunan Nasional


Veteran”. Yogyakarta.
Tim Dosen dan Asisten., 2021. “Penuntun Praktikum Geologi Struktur”. Laboratorium Dinamis.
Jurusan Teknik Pertambangan. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.

LAMPIRAN

1. Hasil problem set pertama yaitu ketebalan dan kedalaman singkapan yang searah dengan lereng.

2. Hasil problem set kedua yaitu ketebalan dan kedalaman singkapan yang tidak searah dengan lereng.

3. Hasil problem set keempat yaitu ketebalan dan kedalaman singkapan dengan penggambaran bentuk 3
dimensi.

Anda mungkin juga menyukai