Anda di halaman 1dari 9

PAPER GEOLOGI STRUKTUR

MANFAAT MENGETAHUI KETEBALAN DAN KEDALAMAN PADA

GEOLOGI STRUKTUR DALAM BIDANG PERTAMBANGAN

OLEH

VINCENT KOESRI TERIANDY

D111211056

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA

2022
“MANFAAT MENGETAHUI KETEBALAN DAN KEDALAMAN

PADA GEOLOGI STRUKTUR DALAM BIDANG

PERTAMBANGAN”

Vincent Koesri Teriandy

PENDAHULUAN

Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang

bentuk arsitektur batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Dengan mempelajari ilmu

geologi struktur, kita tidak terlepas dari yang namanya lapisan batuan terutama pada

batuan sedimen. Karena keadaan lapisan di lapangan tidak semuanya senormal yang

kita pikirkan sebab telah terjadinya perubahan struktur pada daerah-daerah tertentu

sehingga mengakibatkan lapisan tidak tersusun secara beraturan. Maka dari itu seorang

explorer yang profesional kiranya harus jeli dan teliti dalam melihat suatu lapisan dan

singkapan agar tebal dan kedalamannya dapat teraplikasikan dengan baik.

PEMBAHASAN

Dalam tahap eksplorasi kita perlu mengetahui sumber daya cebakan mineral

secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi dan menentukan

gambaran geologi. Perhitungan ketebalan dan kedalaman merupakan suatu faktor yang

sangat penting dalam mempelajari geologi struktur yang pengaplikasiaannya pada tahap

eksplorasi. Sebab dengan mengetahui ketebalan, maka dapat diketahui struktur geologi

seperti kemiringan lapisan pada kedudukan batuan serta berbagai kedudukan lainnya

dari suatu struktur. Data dalam ilmu kebumian selalu berkaitan dengan kedalaman dan

ketebalan. Oleh karena itu, seorang ahli ilmu kebumian harus mempunyai kemampuan

untuk menentukan kedalaman dan ketebalan.

1
Perhitungan ketebalan dan kedalaman merupakan suatu faktor yang sangat

penting dalam mempelajari geologi struktur yang pengaplikasiaannya pada tahap

eksplorasi. Sebab dengan mengetahui ketebalan, maka dapat diketahui struktur geologi

seperti kemiringan lapisan pada kedudukan batuan serta berbagai kedudukan lainnya

dari suatu struktur. Data dalam ilmu kebumian selalu berkaitan dengan kedalaman dan

ketebalan. Oleh karena itu, seorang ahli ilmu kebumian harus mempunyai kemampuan

untuk menentukan kedalaman dan ketebalan.

Ada tiga macam perlapisan batuan dilapangan yang dapat diukur ketebalan dan

kedalamannya, yaitu:

1. Perlapisan Horizontal, yaitu bentuk perlapisan batuan yang sejajar atau mendatar

dari kiri ke kanan atau sebaliknya.

2. Perlapisan Vertikal, yaitu bentuk perlapisan yang tegak lurus dari atas ke bawah

atau sebaliknya, membentuk garis tegak lurus dengan permukaan bumi (sudut

90o), garis horizontal atau bidang datar.

3. Perlapisan Miring (tilted), yaitu bentuk perlapisan batuan yang miirng, tidak lagi

mendatar.

Ketebalan adalah jarak tegak lurus antara dua bidang sejajar yang merupakan

lapisan batuan ketebalan lapisan bisa ditentukan dengan beberapa cara, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan pada

suatu keadaan tertentu, misalnya lapisan horisontal yang tersingkap pada tebing vertikal

atau lapisan vertikal yang tersingkap pada topografi datar. Apabila keadaan medan,

struktur yang rumit atau ketebalan alat yang dipakai tidak memungkinkan pengukuran

secara langsung, tetapi sebaiknya diusahakan pengukuran mendekati secara langsung.

Pengukuran tidak langsung yang paling sederhana adalah pada lapisan miring,

tersingkap pada permukaan horisontal, dimana lebar singkapan diukur tegak lurus jurus,

yaitu w dengan menggunakan kemiringan lapisan (δ) maka ketebalannya T = w sin δ.


2
Apabila pengukuran lebar singkapan tidak tegak lurus jurus (I) maka lebar

sebenarnya harus dikoreksi lebih dulu w = I sin β, dimana β adalah sudut antara jurus

dengan arah pengukuran. Ketebalan yang didapat adalah T = I sin β sin δ panjang.

Dengan cara yang sama dapat dipakai apabila pengukuran lebar singkapan dilakukan

permukaan miring. Dalam hal ini ketebelan merupakan fungsi dari sudut miring (δ) dan

sudut lereng (σ). Pendekatan lain untuk mengukur ketebalan secara tidak langsung

dapat dilakukan dengan cara mengukur jarak antara titik, yang merupakan batas lapisan

sepanjang lintasan tegak lurus jurus. Pengukuran ini dilakukan apabila bentuk lereng

tidak teratur. Bisa juga menghitung ketebalan lapisan dari peta geologi.

Secara garis besar, masalah-masalah penentuan ketebalan dapat dibedakan atau

dibagi berdasarkan cara perhitungannya menjadi:

1. Perhitungan berdasarkan pengukuran langsung, cara ini dapat diilakukan

dilapangan, dimana dengan syarat kemiringan yang tegak lurus.

2. Perhitungan secara tidak langsung, Cara perhitungan secara tidak langsung ini

bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara tergantung pada

keadaan topografi dan kedudukan dari suatu lapisan batuan.

Adapun unsur-unsur yang dapat kita jumpai di lapangan dan dapat dipakai

sebagai data dari suatu perhitungan, yaitu:

1. Lebar singkapan.

2. Kedudukan dari kemiringan lapisan batuan (Dip).

3. Besar sudut lintasan terhadap arah dari suatu jurus lapisan.

4. Besar sudut kemiringan lereng atau slope.

Kedalaman adalah jarak vertikal dari ketinggian tertentu (permukaan air laut)

kearah bawah terhadap suatut itik, garis atau bidang. Kedalaman ialah jarak vertikal dari

ketinggian tertentu (umumnya permukaan bumi) kearah bawah terhadap suatu titik,

gambar atau bidang. Menghitung ketebalan lapisan ada beberapa cara, diantaranya:
3
1. Menghitung secara matematis.

2. Dengan Alignment Diagram.

3. Secara grafis.

Kedalaman merupakan faktor yang penting dalam mempelajari serta memahami

ilmu geologi struktur. Dengan kedalaman, dapat diketahui arah suatu bidang dan jurus

dari suatu perlapisan batuan. Kedalaman adalah jarak vertikal dari ketinggian tertentu

(permukaan air laut) ke arah bawah terhadap suatu titik, garis, atau bidang.

Tebal lapisan adalah jarak terpendek antara bidang alas ( bottom) dan bidang

atas (top). Dengan demikian perhitungan tebal lapisan yang tepat harus dilakukan dalam

bidang yang tegak lurus jurus lapisan. Bila pengukuran di lapangan tidak dilakukan

dalam bidang yang tegak lurus tersebut maka jarak terukur yang diperoleh harus

dikoreksi terlebih dahulu dengan rumus:

d = dt x cosinus ß (ß = sudut antara arah kemiringan dan arah pengukuran).

Didalam menghitung tebal lapisan, sudut lereng yang dipergunakan adalah sudut

yang terukur pada arah pengukuran yang tegak lurus jurus perlapisan. Apabila arah

sudut lereng yang terukur tidak tegak lurus dengan jurus perlapisan, maka perlu

dilakukan koreksi untuk mengembalikan kebesaran sudut lereng yang tegak lurus jurus

lapisan. Biasanya koreksi dapat dilakuan dengan menggunakan tabel “koreksi dip” untuk

pembuatan penampang.

1. Pengukuran pada daerah datar (lereng 0o)

Pengukuran pada daerah datar, apabila jarak terukur adalah jarak tegak lurus

jurus, ketebalan langsung di dapat dengan menggunakan rumus: T = d sin ∂

(dimana d adalah jarak terukur di lapangan dan ∂ adalah sudut kemiringan

lapisan). Apabila pengukuran tidak tegak lurus jurus, maka jarak terukur harus

dikoreksi seperti pada cara diatas.

2. Pengukuran pada lereng


4
Terdapat beberapa kemungkinan posisi lapisan terhadap lereng seperti

diperlihatkan pada gambar 1 dan gambar 2. (Sudut lereng (s) dan kemiringan

lapisan (∂) adalah pada keadaan yang tegak lurus dengan jurus atau disebut

“true dip” dan “true slope”).

a. Kemiringan lapisan searah dengan lereng

Gambar 1 Posisi pengukuran pada lereng yang searah dengan kemiringan lapisan

Bila kemiringan lapisan (∂) lebih besar daripada sudut lereng (s) dan arah lintasan

tegak lurus jurus, maka perhitungan ketebalan adalah:

T = d sin (∂ - s). (Gambar 1b)

Bila kemiringan lapisan lebih kecil daripada sudutlereng dan arah lintasan tegak lurus

jurus, maka perhitungan ketebalan adalah:

T = d sin (s - ∂). (Gambar 1c).

b. Kemiringan lapisan berlawanan arah dengan lereng

Bila kemiringan lapisan membentuk sudut lancip terhadap lereng dan arah lintasan

tegak lurus jurus maka:

T = d sin (∂ + s) (Gambar 2b).

5
Apabila jumlah sudut lereng dan sudut kemiringan lapisan adalah 900 (lereng

berpotongan tegak lurus dengan lapisan) dan arah lintasan tegak lurus jurus maka:

Bila kemiringan lapisan membentuk sudut tumpul terhadap lereng dan arah lintasan

tegak lurus jurus, maka:

T = d (Gambar 2c).

Bila kemiringan lapisan membentuk sudut tumpul terhadap lereng dan arah lintasan

tegak lurus jurus, maka:

T = d sin (1800 - ∂ - s) (Gambar 2d).

Bila lapisannya mendatar, maka: T = d sin (s).

Gambar 2 Posisi pengukuran pada lereng yang berlawanan dengan kemiringan


lapisan

KESIMPULAN

Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang

bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Ketebalan dan

kedalaman memiliki beberapa kegunaan, hal ini menunjukkan bahwa matakuliah ini

6
sangat diperlukan dalam bidang geologi. Tetapi, hal ini tentu sangat penting juga dalam

bidang pertambangan agak kelak dikemudian hari kita sebagai “mine engineer” dapat

terlepas dari penipuan dari segi geologi baik mengenai ketebalan suatu endapan

sedimen, Dengan kedalaman juga kita dapat diketahui arah suatu bidang dan jurus dari

suatu perlapisan batuan, dan memperkirakan kedalaman pengeboran dalam

memudahkan proses eksplorasi.

DAFTAR PUSTAKA

Koesoemadinata, R. P. 2000. “Tectono-stratigraphic framework of Tertiary coal deposits

of Indonesia,” in Herudyanto, Sukarjo, Djaelani, E., and Komaruddin (eds.)

Proceedings of Southheast Asia Coal Geology. Directorate of Mineral Resources.

Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan.

Penuntun Praktikum Geologi Struktur. 2009. Prinsip Dasar Geometri dan Interpretasi.

Laboratorium Geologi Dinamik. Program Studi Teknik Geologi. Fakultas Ilmu dan

Teknologi Kebumian. Institut Teknologi Bandung: Bandung.

7
Vincent Koesri Teriandy

D111211056

Tugas Geologi Struktur Pekan XIII

2. Kerjakan persamaan mencari kedalaman (d) dari gambar di bawah ini.

a. d = m sin (δ + σ)

b. d = m sin (δ – σ)

Kedua persamaan diatas dihitung menggunakan persamaan trigonometri.

Anda mungkin juga menyukai