Anda di halaman 1dari 15

TUGAS METODE GEOLOGI LAPANGAN II

MENGHITUNG KETEBALAN PERLAPISAN


BATUAN DENGAN METODE STRATIGRAFI
TERUKUR

NAMA : GEOVANI SANDRA MANIBUY


NIM : 410014283
KELAS : 02

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA

1
2017

Mengukur Pengukuran Stratigraf

Pengukuran stratigrafi merupakan salah satu pekerjaan yang biasa


dilakukan dalam pemetaan geologi lapangan. Adapun pekerjaan
pengukuran stratigrafi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang
terperinci dari hubungan stratigrafi antar setiap perlapisan batuan / satuan
batuan, ketebalan setiap satuan stratigrafi, sejarah sedimentasi secara
vertikal dan lingkungan pengendapan dari setiap satuan batuan. Di
lapangan, pengukuran stratigrafi biasanya dilakukan dengan menggunakan
tali meteran dan kompas pada singkapan-singkapan yang menerus dalam
suatu lintasan. Pengukuran diusahakan tegak lurus dengan jurus perlapisan
batuannya, sehingga koreksi sudut antara jalur pengukuran dan arah jurus
perlapisan tidak begitu besar.

Metoda Pengukuran Stratigraf

Pengukuran stratigrafi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran


terperinci urut-urutan perlapisan satuan stratigrafi, ketebalan setiap satuan
stratigrafi, hubungan stratigrafi, sejarah sedimentasi dalam arah vertikal,
dan lingkungan pengendapan. Mengukur suatu penampang stratigrafi dari
singkapan mempunyai arti penting dalam penelitian geologi. Secara umum
tujuan pengukuran stratigrafi adalah:

a) Mendapatkan data litologi terperinci dari urut-urutan perlapisan


suatu satuan stratigrafi (formasi), kelompok, anggota dan
sebagainya.

b) Mendapatkan ketebalan yang teliti dari tiap-tiap satuan stratigrafi.

2
c) Untuk mendapatkan dan mempelajari hubungan stratigrafi antar
satuan batuan dan urut-urutan sedimentasi dalam arah vertical
secara detil, untuk menafsirkan lingkungan pengendapan.

Pengukuran stratigrafi biasanya dilakukan terhadap singkapan


singkapan yang menerus, terutama yang meliputi satu atau lebih satuan
satuan stratigrafi yang resmi. Metoda pengukuran penampang stratigrafi
banyak sekali ragamnya. Namun demikian metoda yang paling umum dan
sering dilakukan di lapangan adalah dengan menggunakan pita ukur dan
kompas. Metoda ini diterapkan terhadap singkapan yang menerus atau
sejumlah singkapan-singkapan yang dapat disusun menjadi suatu
penampang stratigrafi.

3
Gambar 1. Contoh Singkapan batuan

Metoda pengukuran stratigrafi dilakukan dalam tahapan sebagai

berikut:

1. Menyiapkan peralatan untuk pengukuran stratigrafi, antara lain: pita


ukur (25 meter), kompas, tripot (optional), kaca pembesar (loupe),
buku catatan lapangan, tongkat kayu sebagai alat bantu.

2. Menentukan jalur lintasan yang akan dilalui dalam pengukuran


stratigrafi, jalur lintasan ditandai dengan huruf B (Bottom) adalah

4
mewakili bagian Bawah sedangkan huruf T (Top) mewakili bagian
atas.

3. Tentukan satuan-satuan litologi yang akan diukur. Berilah


patokpatok atau tanda lainnya pada batas-batas satuan litologinya.

Gambar 2. Sketsa pengukuran penampang stratigrafi

4. Pengukuran stratigrafi di lapangan dapat dimulai dari bagian bawah


atau atas. Unsur-unsur yang diukur dalam pengukuran stratigrafi
adalah: arah lintasan (mulai dari sta.1 ke sta.2; sta.2 ke sta.3.
dst.nya), sudut lereng (apabila pengukuran di lintasan yang
berbukit), jarak antar station pengukuran, kedudukan lapisan
batuan, dan pengukuran unsur-unsur geologi lainnya.

5. Jika jurus dan kemiringan dari tiap satuan berubah rubah sepanjang
penampang, sebaiknya pengukuran jurus dan kemiringan dilakukan
pada alas dan atap dari satuan ini dan dalam perhitungan
dipergunakan rata-ratanya.

6. Membuat catatan hasil pengamatan disepanjang lintasan pengkuran


stratigrafi yang meliputi semua jenis batuan yang dijumpai pada
lintasan tersebut, yaitu: jenis batuan, keadaan perlapisan, ketebalan
setiap lapisan batuan, struktur sedimen (bila ada), dan unsur-unsur

5
geologi lainnya yang dianggap perlu. Jika ada sisipan, tentukan
jaraknya dari atas satuan.

7. Data hasil pengukuran stratigrafi kemudian disajikan diatas kertas


setelah melalui proses perhitungan dan koreksi-koreksi yang
kemudian digambarkan dengan skala tertentu dan data singkapan
yang ada disepanjang lintasan di-plot-kan dengan memakai simbol-
simbol geologi standar.

8. Untuk penggambaran dalam bentuk kolom stratigrafi, perlu


dilakukan terlebih dahulu koreksi-koreksi antara lain koreksi sudut
antara arah lintasan dengan jurus kemiringan lapisan, koreksi
kemiringan lereng (apabila pengukuran di lintasan yang berbukit),
perhitungan ketebalan setiap lapisan batuan dsb.

Perencanaan lintasan pengukuran

Perencanaan lintasan pengukuran ditetapkan berdasarkan urut-


urutan singkapan yang secara keseluruhan telah diperiksa untuk hal
halsebagai berikut:

a) Kedudukan lapisan (Jurus dan Kemiringan), apakah curam, landai,


vertikal atau horizontal. Arah lintasan yang akan diukur sedapat
mungkin tegak lurus terhadap jurus.

b) Harus diperiksa apakah jurus dan kemiringan lapisan secara kontinu


tetap atau berubah rubah. Kemungkinan adanya struktur sepanjang
penampang, seperti sinklin, antiklin, sesar, perlipatan dan hal ini
penting untuk menentukan urut-urutan stratigrafi yang benar.

6
c) Meneliti akan kemungkinan adanya lapisan penunjuk (key beds)
yang dapat diikuti di seluruh daerah serta penentuan superposisi
dari lapisan yang sering terlupakan pada saat pengukuran.

Metoda Pengambilan Data Stratigraf

1. Metode Rentang Tali

Metode rentang tali adalah metode yang lakukan untuk mengukur


ketebalan sebenarnya suatu bidang perlapisan dengan cara
merentangkan tali yang sudah di beri tanda atau grid setiap 10 cm atau 1
meter, kemudian direntangkan pada singkapan batuan dan sebelumnya
diukur dip dan slope bidang singkapan tersebut. Selanjutnya dalam
pengolahan data lapangan menggunakan metode matematis dengan
rumus. Metode ini lebih akurat dibandingkan dengan Metode Jacob Staff.

Tebal lapisan adalah jarak terpendek antara bidang alas (bottom)


dan bidang atas (top). Dengan demikian perhitungan tebal lapisan yang
tepat harus dilakukan dalam bidang yang tegak lurus jurus lapisan. Bila
pengukuran di lapangan tidak dilakukan dalam bidang yang tegak lurus
tersebut maka jarak terukur yang diperoleh harus dikoreksi terlebih
dahulu dengan rumus:

d = dt x cosinus s ( s = sudut antara arah kemiringan dan arah pengukuran).

Didalam menghitung tebal lapisan, sudut lereng yang dipergunakan


adalah sudut yang terukur pada arah pengukuran yang tegak lurus jurus
perlapisan. Apabila arah sudut lereng yang terukur tidak tegak lurus
dengan jurus perlapisan, maka perlu dilakukan koreksi untuk
mengembalikan kebesaran sudut lereng yang tegak lurus jurus lapisan.

7
Biasanya koreksi dapat dilakuan dengan menggunakan tabel koreksi dip
untuk pembuatan penampang.

Gambar 3. Posisi pengukuran lereng

1. Pengukuran pada daerah datar

(lereng 0o) Pengukuran pada daerah datar, apabila jarak terukur adalah
jarak tegak lurus jurus, ketebalan langsung di dapat dengan menggunakan
rumus : T = d sin (dimana d adalah jarak terukur di lapangan dan adalah
sudut kemiringan lapisan). Apabila pengukuran tidak tegak lurus jurus,
maka jarak terukur harus dikoreksi seperti pada cara diatas.

2. Pengukuran pada Lereng

Terdapat beberapa kemungkinan posisi lapisan terhadap lereng seperti


diperlihatkan pada gambar 3.5 dan gambar 13 { Catatan: sudut lereng (s)
dan kemiringan lapisan () adalah pada keadaan yang tegak lurus dengan
jurus atau disebut true dip dan true slope }.

a. Kemiringan lapisan searah dengan lereng.

Bila kemiringan lapisan ( ) lebih besar daripada sudut lereng (s) dan arah
lintasan tegak lurus jurus, maka perhitungan ketebalan adalah :

8
T = d sin ( - s ). (Gambar 4 b)

Bila kemiringan lapisan lebih kecil daripada sudutlereng dan arah lintasan
tegak lurus jurus, maka perhitungan ketebalan adalah:

T = d sin (s - ). (Gambar 4 c)

Gambar 4. Pengukuran searah dengan kemiringan lapisan

b. Kemiringan lapisan berlawanan arah dengan lereng


Bila kemiringan lapisan membentuk sudut lancip terhadap lereng dan arah
lintasan tegak lurus jurus maka:
T = d sin ( + s ) (Gambar 5 b)
Apabila jumlah sudut lereng dan sudut kemiringan lapisan adalah 900
(lereng berpotongan tegak lurus dengan lapisan) dan arah lintasan tegak
lurus jurus maka :
T = d (Gambar 5 c)
Bila kemiringan lapisan membentuk sudut tumpul terhadap lereng danarah
lintasan tegak lurus jurus, maka :
T = d sin (1800 - - s) (Gambar 15 d )
Bila lapisannya mendatar, maka : T = d sin (s)

9
Gambar 5. Pengukuran berlawanan
Penyajian hasil pengukuran stratigrafi seperti yang terlihat pada
dibawah ini. Adapun penggambaran urutan perlapisan batuan/satuan
batuan/satuan stratigrafi disesuaikan dengan umur batuan mulai dari yang
tertua (paling bawah) hingga yang termuda (paling atas).

10
Gambar 6. Contoh penyajian hasil pengukuran
Seringkali hasil pengukuran stratigrafi disajikan dengan disertai foto-
foto. Adapun maksud dari penyertaan foto-foto singkapan adalah untuk
lebih memperjelas bagian bagian dari perlapisan batuan ataupun kontak
antar perlapisan yang mempunyai makna dalam proses sedimentasinya.

11
Gambar 7. Penggambaran penampang stratigrafi terukur yang dilengkapi dengan
foto-foto untuk menjelaskan hubungan antar lapisan batuan ataupun kontak
antar lapisan batuan.

2. Metode Jacob Staf


Metode Jacob Staff adalah metode yang digunakan untuk megukur
ketebalan suatu lapisan batuan yang menggunakan alat yang bernama
tongkat jacob yaitu tongkat yang panjangnya 150 cm, diberi tanda atau grid
yang panjangnya 10cm berwarna hitam putih atau merah putih untuk
memudahkan perhitungan tebal lapisan tersebut dan pada ujung tongkat
terdapat busur derajat untuk menyesuaikan kemiringan lapisan batuan.
Metode ini lebih praktis dan cepat dalam pengolahan datanya dikarenakan
langsung dapat mengetahui tebal sebenarnya. Tetapi tidah semua bidang
perlapisan bisa diukur dengan metode ini, karena diperlukan singkapan
yang ideal.

12
Gambar 8. Penggunaan Tongkat Jacob
Cara penggunaan metode ini adalah : Mengukur dip bidang
perlapiasn tersebut setelah itu tempelkan ujung bawah tongkat Jacob Staff
ini pada lapisan yang paling bawah, kemudian dimiringkan sesuai dengan
dip lapisan tersebut.

Perangkat Jacob Staf

a. Dilakukan dengan menggunakantongkat Jacob yang panjangnya1,50


meter, atau setinggi mata pengamat.

b.Semuaketebalan lapisan batuan atau singkapan batuan diukur dengan


tongkat tersebut. Oleh sebab itu, maka tongkat diberi cat berwarna selang-
seling merah-putih, setiap selang10 cm. Salah satu ujung tongkat dibuat
agak runcing agar mudah dalam menancapkan ketanah, dan ujung yang
lain untuk menempatkan clinometer.

c.Clinometer, dipasang dengan posisi tegak pada arah memanjang tongkat.


Besaran kemiringan perlapisan batuan dapat dibaca secara langsung pada
clinometer tersebut. Dalam keadaan terpaksa, clinometerdapat digantikan
dengan sebuah busur derajat yang difungsikan sebagai
clinometer,demikian juga tongkatnya dapat dibuat sendiri baik dengan kayu
ataupun dengan pipa besi.

13
Gambar 9. Cara pengukuran tongkat jacob dilapangan

Prosedur pengukuran

1.Pengukuran dimulai dari bagian bawah suatu jalur, pada awal


pengukuran letakkan ujung tongkat dititik terbawah jalur, beri notasi
nomor 1.

2.Clinometer yang tertempel pada tongkat diarahkan sehingga sesuai


dengan arah kemiringan lapisan batuan, dengan cara menggoyangkan
tongkat sampai pada posisi yang diinginkan, yaitu posisi tongkat tegak lurus
pada bidang perlapisan.

3. Tandai arah bidikan clinometerpada singkapan batuan, dan berikan


notasi nomor 2. Tebal singkapan tersebut adalah sama dengan panjang
tongkat, yaitu 1,50 meter.

4.Perhatikan, cermati dan catat kenampakan pada singkapan yang


terkhususkan, misal adanya endapanplacer, konsentrasi mineral sekunder,
keberadaan lapisan batubara, tanda-tanda adanya ketidakselarasan.

5.Lakukan hal yang sama untuk urutan berikutnya, sampai sasaran titik
akhir selesai.

6.Ketebalan keseluruhan penyusun kolom lithologi adalah merupakan


jumlah ketebalan masing-masing segmen.

7.Pengukuran dengan tongkat Jacob, dapat dilakukan seorang diri, namun


akan lebih baik dan lebih cepat bila dikerjakan berdua

14
DAFTAR PUSTAKA

Diambil dari Google

https://berburusenja.files.wordpress.com/2017/02/penampang-
stratigrafi-terukur.pdf
http://geoenviron.blogspot.co.id/2014/02/rumus-ketebalan-
stratigrafi.html
http://dokumen.tips/documents/acara-i-penampang-terukur.html

15

Anda mungkin juga menyukai