Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM

PETROLOGI
Materi : Batuan Beku Ultramafik dan mafik

Oleh :
Daffa Ikhsani Ernest
N.P.M
055119037

LABORATORIUM TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PAKUAN
November - 2020
LEMBAR PENGESAHAN HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM
PETROLOGI
Materi : Batuan Beku Ultramafik dan Mafik

Oleh :
Daffa Ikhsani Ernest
N.P.M
055119037

Bahwa yang bersangkutan benar telah melakukan kegiatan praktikum Petrologi pada
hari / tanggal
Senin / 14 Desember 2020

Bogor, 21 Desember 2020


Asisten ybs

Ryana Caesaria

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM......................................2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1. Latar Belakang...........................................................................................................................4
2. Maksud dan Tujuan...................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
1. Metoda Praktikum.....................................................................................................................6
2. Hasil pengamatan dan Penamaan Batuan.................................................................................6
3. Lingkungan Pengendapan Dan Formasi.....................................................................................8
PENUTUP.................................................................................................................................8
Kesimpulan........................................................................................................................................8
PUSTAKA.................................................................................................................................9

3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Batuan sedimen merupakan salah satu dari jenis jenis batuan penyusun lapisan bumi yang
mudah di temukan di lapisan tanah bagian atas. Menurut Ganesa, berdasarkan kesertaan
proses transportasinya, batuan sedimen dikelompokkan menjadi dua yakni batuan sedimen
klastik dan non klastik.

Kata ‘klastik’ merupakan bahasa Yunani yang mempunyai arti ‘jatuh’. Menurut Pettjohn
(1975), batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan
kembali detritus atau pecahan batuan asal yang berupa batuan metamorf, batuan beku, atau
batuan sedimen itu sendiri. Pengertian lain dari batuan sedimen klastik adalah jenis batuan
sedimen (batuan endapan) yang dihasilkan dari proses  sedimentasi batuan beku atau material
padat lain yang mengalami pelapukan mekanik.

Batuan sedimen klastik juga dapat diartikan sebagai batuan yang diperoleh dari
perubahan ukuran atau hancurnya batu besar menjadi batu kecil secara mekanik sehingga
sifat kimiawi batu tersebut masih sama dengan batuan asalnya. Untuk memahami hal
tersebut, dapat diambil contoh pelapukan batuan gunung. Batu gunung yang berukuran besar
hancur karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan tersebut adalah batu- batuan kecil
yang kemudian terbawa oleh aliran air sehingga mengendap di sungai sebagai batu pasir.

Proses terbentuknya batuan sedimen klastik di awali dengan pelapukan batuan sedimen


itu sendiri maupun jenis- jenis batuan lain. Hasil pelapukan berupa fragmen yang terbawa
oleh aliran air kemudian diendapkan di sungai, danau atau rawa. Pengendapan tersebut
berlangsung secara mekanis yang terbagi menjadi 2 jenis menurut ukuran butiran batu.
Batuan yang memiliki ukuran besar terjadi akibat proses pengendapan langsung setelah
peristiwa erupsi gunung berapi. Pengendapan langsung ini terjadi di lingkungan sungai,
danau atau laut yang berada di sekitar gunung berapi. Batuan yang terbentuk akan
dikategorikan dalam batuan detritus kasar. Sedangkan batuan yang berukuran kecil terbentuk
akibat proses pengendapan yang terjadi di zona laut dangkal maupun laut dalam.

Dalam proses pengendapan, batuan sedimen akan mengalami diagenesa. Disebut


diagenesa karena proses- proses yang akan terjadi pada meterial endapan berlangsung pada
suhu yang rendah, baik selama litifikasi maupun sesudahnya. Diagenesa ini bertujuan untuk
membuat material endapan menjadi batuan yang keras. Tahapan dari diagenesa meliputi :

1. Kompaksi sedimen – Pada tahap diagenesa yang pertama ini, material sedimen
akan dimampatkan satu dengan yang lain. Pemampatan tersebut terjadi akibat adanya tekanan
berupa beban berat yang berasal dari atas material sedimen. Setelah dimampatkan, volume
material sedimen akan menurun, sedangkan kerapatan antar butiran menjadi semakin tinggi.
2. Sementasi – Dalam tahap kedua yang disebut dengan sementasi, material yang
berada di antara rongga butir sedimen akan mengendap dan mengikat butiran sedimen yang
lain.
3. Rekristalisasi – Tahap ini merupakan proses pengkristalan ulang suatu mineral.
Mineral tersebut diperoleh dari proses pelarutan material sedimen sebelum maupun sesudah
diagenesa.

4
4. Autigenesis – Pada tahap autigenesis akan dibentuk mineral yang merupakan
partikel baru pada suatu sedimen. Mineral tersebut berupa silika, karbonat, gypsum, klorita
dan lain sebagaimya.
5. Metasomatisme – Tahap yang terakhir adalah metasomatisme, yakni bergantinya
material sedimen tanpa disertai penurunan volume material asalnya.

Tekstur klastik atau detrital meliputi : ukuran butiran, bentuk butiran, kemas atau hubungan
antar butir, pemilahan atau tingkat keseragaman butir, porositas batuan dan permeabilitasnya.
Terdiri dari bahan lepas, hasil transportasi, lebih dari satu jenis mineral (heterogen).

Pada umumnya terdiri dari mineral allogenis. Untuk ukuran butir berlaku skala Wentworth.
Ada 3 unsur tekstur :

 Butiran (grain) : butiran klastik disebut fragment


 Matriks : lebih halus dari butiran / fragmen, diendapkan bersama-sama fragment.
 Semen : berukuran halus, merekat butiran / fragment dan matriks, diendapkan setelah
fragmen dan matriks.

Batuan sedimen diklasifikasikan terutama berdasarkan komposisi dan besar butirnya.

Berdasarkan ukuran butirnya dapat dikatakan : Batupasir Batulempung, Batulanau


Konglomerat / Breksi Atau kombinasi sifat komponen utamanya, misal batupasir lempungan,
batupasir konglomeratan, dsb.

2. Maksud dan Tujuan


 Untuk mengetahui apa itu batuan sedimen dan proses pembentukanbatuan sedimen
 Untuk dapat mengklasifikasikan batuan sedimen
 Untuk mengetahui macam macam struktur batuan sedimen
 Untuk mengetahui titik acuan dalam pendeskripsian batuan sedimen

5
BAB II PEMBAHASAN
1. Metoda Praktikum
1.1 Alat dan bahan
- Loup
- Alat Tulis Kerja
- Pensil Warna
- Komparator batuan sedimen
- Sample batuan 1
- Sample batuan 2

1.2 Cara Kerja

Pada praktikum Petrologi materi batuan sedimen,dilakukan pendeskripsian dengan


pemerian megaskopis,alat yang dibutuhkan untuk mendukung pendeskripsian ini adalah
loup geologi dan komparator fungsinya untuk mengetahui mineral apa yang terkandung
di dalam batuan tersebut
Hal yang pertama kali diperhatikan untuk pemerian adalah warna yang dominan
di batuan tersebut. Lalu struktur batuan setelah itu baru masuk ke tekstur batuan.Dari
besar butir yang termasuk didalemnya ada fragmen, semen/ matriks dan campuran.
setelah itu ke Bentuk butir seperti membundar,menyudut, membundar tanggung atau
menyudut tanggung. Lalu Porositas, porositas adalah kemampuan batuan menyerap atau
meloloskan air. Kemas atau ke seragaman butir terbuka atau tertutup jika tertutup
bers=arti artinya dominan seragam. Lalu yang terakhir adalah komposisi mineral.
2. Hasil pengamatan dan Penamaan Batuan
2.1 Sample 1
Pada sample pertama warna batuan cendurung berwarna abu abu. Karena yang di
deskripsi adalah semple batuan yang tidak tau dari mana asalanya maka tidak dapat
diketahui bagaimana bentuk struktur batuannya. Memiliki besar butir yang sangat halus
dan sepertinya termasuk ke besar butir ukuran lempung. Saat di beri hcl batuan tidak
bereaksi dengan masa dasar lempung. Karena pada dasarnya pengendapan batuan
sedimen klastik didasari oleh perpindahan pecahan batuan oleh air maka semakin lama
perpindahannya, semakin halus juga ukuran butirnya.. Jika semakin halu maka bentuk
butiran batuan tersebut semakin membundar karena butiran tersebut selalu terkikis oleh

6
air. Termasuk ke pemilahan baik dengan porositas baik juga maka memiliki kemas
tertutup. Komposisi mineralnnya 100% mineral berukuran lempung.
Penamaan batuan ini didasari oleh adanya skala atau table wentwort. Tabel ini
memnentukan nama batuan berdasarkan ukuran butir batuan tersebut. Karena batuan ini
masuk kedalam ukuran butir lempug maka batuan tersebut bernama batulempung.

2.2 Sample 2
Pada sample kedua warna batuan cendurung berwarna coklat muda. Memiliki struktur
batuan flute cast. Flute cast adalah struktur batuan dengan bentuk seperti ombak air laut.
Memiliki besar butir dari pasir kasar – pasir halus. Memiliki fragmen seperti biotit,
kuarsa dan orthoklas. Saat di tetesi hck batuan tersebut bereaksi maka termasuk kedalam
batuan karbonat dengan masa dasar pasir sedang. Memiliki bentuk butir dari membundar
hingga membundar tanggung. Dengan pemilahan yang baik. Karena batuan tersebut sulit
menyerap air maka termasuk kedalam porositas buruk. Memilki kemas tertutup yang
berarti dominan ukuran butir tersebut adalah seragam. Komposii mineral, Fragmen 30 %
yang terdiri dari Biotit 10%, kuarsa 10%, dan orthoklas 10%. Masa dasar : pasir sedang
70%
Penamaan batuan ini didasari oleh adanya skala atau table wentwort. Tabel ini
memnentukan nama batuan berdasarkan ukuran butir batuan tersebut. Karena batuan ini
masuk kedalam ukuran butir pasir sedang maka batuan tersebut bernama batupasir.

7
3. Lingkungan Pengendapan Dan Formasi
3.1 Sample 1
Batuan ini mengendap di sungai yang tenang dengan waktu transport yang sangat
lama. Karena waktu transport sangat lama maka si butir pecahan batuan tersebut selalu
tererosi hingga bentuk butirnya menjadi membundar dan halus atau kecil. Kemungkinan
besar lingkungan pengendapannya di daerah hulu sungai akan tetapi masih aga jauh dari
muara.
3.2 Sample 2

PENUTUP
Kesimpulan
Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada sebelumnya oleh
kekuatan-kekuatan yaitu pelapukan, gaya-gaya air, pengikisan-pengikisan angina angina serta
proses litifikasi, diagnesis, dan transportasi, maka batuan ini terendapkan di tempat-tempat
yang relatif lebih rendah.

8
PUSTAKA

 Power Point Batuan Sedimen Klastik – Pertemuan 4 Praktikum Petrologi Oleh


Asisten Petrologi
 Geologi, Laoratorium Teknik. Modul Praktikum Petrologi. Bandung: Institut
Teknologi Bandung, 2016.
 Batuan Sedimen oleh mitha ariany
https://mithaariany.wordpress.com/2012/05/30/batuan-sedimen/#:~:text=Batuan
%20sedimen%20klastik%20adalah%20batuan,air)%20menuju%20suatu
%20cekungan%20pengendapan.

 Power Point Batuan Sedimen – Pertemuan 1 Praktikum Petrologi Oleh Asisten


Sedimentology

Anda mungkin juga menyukai