PRAKTIKUM PETROLOGI
PRAKTIKUM PETROLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN
PRODUKSI
UNIVERSITAS PERTAMINA
JAKARTA,
APRIL 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
UAS Praktikum Petrologi yang berjudul “Batupasir Sangat Halus Arenit dan
Amphibolit”. Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktikum Petrologi
serta memberikan wawasan mengenai batuan, khususnya batuan sedimen dan
batuan metamorf.
Atas tersusunnya laporan ini, maka saya ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam proses penyusunan laporan
ini, yaitu sebagai berikut:
1. Orang tua saya yang telah memberikan dukungan psikis dan moral baik dalam
proses pembelajaran maupun dalam proses penyusunan laporan ini.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Made Emmy Relawati, selaku dosen mata kuliah Petrologi yang
sudah banyak memberikan ilmunya kepada saya.
3. Asisten Laboratorium Petrologi, yaitu Kak Rian Cahya Rohmana dan Kak
Mutiq Jujazki yang telah membimbing saya selama jalannya Praktikum
Petrologi.
4. Seluruh teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Saya menyadari pada laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi
laporan ini agar kedepannya dapat disusun dengan lebih baik lagi.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi saya selaku penulis dan
pembaca dalam memperoleh wawasan mengenai batuan serta dapat memberikan
kontribusi pada peningkatan pembelajaran Ilmu Geologi.
BAB 1 ................................................................................................................. 5
1.1. Batuan.................................................................................................... 5
BAB 2 ............................................................................................................... 12
BAB 3 ............................................................................................................... 15
KESIMPULAN ................................................................................................ 15
REFERENSI ..................................................................................................... 16
DAFTAR GAMBAR
1.1.Batuan
Batuan adalah kumpulan (aggregate) dari satu atau lebih mineral, yang
merupakan bagian dari kerak bumi. Batuan memiliki komposisi mineral yang
beragam, sifat fisik, dan umur tertentu. Terdapat tiga jenis batuan yang utama,
yaitu batuan beku, terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma
didalam bumi atau dipermukaan bumi; batuan sedimen, terbentuk dari material
sedimen hasil rombakan batuan yang telah ada sebelumnya, akumulasi dari
material organik, atau hasil penguapan dari larutan; dan batuan metamorf, hasil
perubahan dalam keadaan padat dari batuan yang telah ada menjadi batuan yang
mempunyai komposisi dan tekstur yang berbeda.
1.2.3. Kebundaran
Kebundaran adalah tingkat kelengkungan dari setiap
fragmen/butiran sedimen.
1.2.4. Kemas
Kemas adalah sifat hubungan antar butir di dalam suatu masa
dasar atau di antara semennya. Istilah kemas terbuka digunakan
untuk butiran yang tidak saling bersentuhan, dan kemas tertutup
untuk butiran yang saling bersentuhan.
1.3.Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses
metamorfisme dalam keadaan padat berupa hasil dari perubahan suhu, tekanan,
dan aktifitas fluida yang menyebabkan perubahan tekstur, munculnya
kumpulan mineral baru, atau keduanya. Berikut ini merupakan jenis-jenis
metamorfisme:
3.3.1. Metamorfisme thermal, adalah metamorfisme karena temperatur
yang sangat tinggi akibat aktiftas intrusi magma.
3.3.2. Metamorfisme dinamis, metamorfisme akibat kenaikan tekanan
yang sangat tinggi. Proses ini terjadi di daerah pergeseran.
3.3.3. Metamorfisme regional, metamorfisme akibat kenaikan tekanan
dan temperatur. Proses ini berhubungan dengan aktifitas tektonik.
Gambar 9. Tempat terjadinya metamorfisme (Busch, 2015)
Paragraf:
Batuan berwarna abu-abu kecokelatan ini berstruktur masif,
memiliki ukuran butir pasir sangat halus berkisar antara 0.063 –
0.125 mm. Pemilahannya well sorted, kebundaran rounded – high
sphericity, dan memiliki kemas tertutup (grain supported).
Komposisinya terdiri dari fragmen berupa pasir sangat halus dan
Kuarsa, matriks berupa lanau, dan semen berupa Silika. Bersifat
karbonan dan merupakan batuan sedimen klastik bernama Batupasir
sangat halus arenit. Batuan ini disebut arenit karena komposisi
matriksnya kurang dari 15% total komposisi batuan.
2.1.2. Diagenesa
Batupasir sangat halus arenit terbentuk akibat proses
pelapukan dan trasportasi. Berasal dari batu Granit atau Riolit yang
telah tersingkap di permukaan dan mengalami pelapukan baik secara
mekanik dan kimiawi. Setelah batuan induk mengalami pelapukan,
maka butiran sedimen akan mengalami transportasi melalui sungai
dan terendapkan di daerah hilir sungai hingga ke pantai. Lalu
mengalami litifikasi dan menjadi batupasir sangat halus arenit.
2.2.Amphibolit
2.2.1. Deskripsi Batuan
Warna : Abu-abu kehitaman
Struktur : Masif
Tekstur : Granoblastik
Komposisi :
Mineral stress : Biotit
Mineral antistress : Hornblend dan Plagioklas
Jenis batuan : Metamorf non foliasi
Nama batuan : Amphibolit
2.2.2. Diagenesa
Amfibolit berasal dari batuan beku mafic, yaitu Gabbro dan
Basalt. Batuan ini dapat pula terbentuk dari Diabas dan juga
Peridotit. Amfibolit terbentuk akibat metamorfisme kontak yang
terjadi di dasar samudera dan berasosiasi dengan lava basaltik. Oleh
karena mendapat pengaruh suhu dan fluida, maka tekstur yang
terlihat adalah masif dengan ukuran butir medium – kasar.
BAB 3
KESIMPULAN
3.1.Kegunaan Batuan
3.1.1. Batupasir sangat halus arenit
Batupasir sangat halus arenit baik digunakan dalam
konstruksi, khususnya dalam campuran pembuatan dinding dan
jalan. Selain itu, batupasir juga dapat menjadi bahan pembuatan
gelas atau kaca.
3.1.2. Amphibolit
Amphibolit baik digunakan dalam konstruksi, khususnya
untuk trotoar dan muka bangunan. Hal ini disebabkan oleh
kekerasan batuannya yang terbilang kuat dan kokoh, memiliki
tekstur yang baik, berwarna gelap, dan cukup melimpah di alam.
Selain itu, Amphibolit dapat digunakan sebagai indikator
keberadaan endapan tembaga.
REFERENSI