Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya,
karena atas izin rahmat dan kesehatan yang diberikan penulis dapat menyelesaikan laporan
Praktikum Petrologi ini.Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk melengkapi salah satu
syarat pada matakuliah praktikum Petrologi. Dalam praktikum ini di harapkan agar mahasiswa
mampu mendeskripsikan atau mengklasipikasikan batuan beku, sedimen dan Metamorf. Pada
saat penyusunan laporan ini penyusun mendapat berbagai macam kesulitan dan
permasalahan,namun berkat bantuan dari berbagai pihak penyusun bisa mengatasi kesulitan
dan masalah tersebut.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangannya. Dalam kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengharapkan bantuan dan
saran maupun kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak demi kebaikan
dankesempurnaan laporan ini.Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini berguna dan
dapat memberikan nilai tambah bagi pembaca khususnya bagi penyusun sendiri.
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rosenbusch.............................................................................................................32
Tabel 2. Wentworth.............................................................................................................32
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Petrologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan geologi yang mempelajari batuan
beku, batuan sedimen dan batuan metamorf, asal mula pembentukan batuan, pembentuk
kulit bumi, serta penyebarannya baik didalam maupun dipermukaan bumi,mencakup aspek
deskripsi dan aspek genesa-interpretasi. Aspek pemberian nama antaralain meliputi warna,
tekstur, struktur, komposisi, berat jenis, kekerasan, kesarangan(porositas), kelulusan
(permebilitas) dan klasifikasi atau penamaan batuan. Aspekgenesa – interpretasi mencakup
tentang sumber asal (“source”) hingga proses atau cara terbentuknya batuan. Batuan
didefinisikan sebagai semua bahan yang menyusun kerak(kulit)bumi dan merupakan suatu
agregat (kumpulan) mineral-mineral yang telahmenghablur (mengkristal). Dalam arti
sempit, yang tidak termasuk batuan adalah tanahdan bahan lepas lainnya yang merupakan
hasil pelapukan kimia, fisika maupun biologis, serta proses erosi dari batuan. Namun dalam
arti luas tanah hasil pelapukandan erosi tersebut termasuk batuan.
Batuan sebagai agregat mineral pembentuk kulit bumi secara genesa dapatdikelompokkan
menjadi tiga jenis batuan, yaitu :
1.Batuan beku (“igneous rocks”), adalah kumpulan mineral silikat sebagai hasil
pembekuan daripada magma yang mendingin (Huang, 1962).
2.Batuan sedimen (“ sedimentary rocks”), adalah batuan hasil litifikasi bahan
rombakan batuan yang berasal dari proses denudasi atau hasil reaksi kimia maupunhasil
kegiatan organisme (Pettijohn, 1964).
3.Batuan metamorf atau batuan malihan (“metamorphic rocks”), adalah batuan yang
berasal dari suatu batuan yang sudah ada yang mengalami perubahan tekstur dankomposisi
mineral pada fasa padat sebagai perubahan kondisi fisika (tekanan dantemperatur)
(Winkler, 1967).
1
1.2 PembatasanMasalah
A.Apakah yang dimaksud dengan batuan beku dan bagaimana prosesterbentuknya?
B.Apakah yang dimaksud dengan batuan sedimen dan bagaimana prosesterbentuknya?
C.Apakah yang dimaksud dengan batuan metamorf dan bagaimana prosesterbentuknya?
2
BAB II
Batuan beku dalam adalah batuan yang terbentuk jauh di bawah permukaan bumi, yaitu pada
kedalaman 15-50 km.Karena tempat pembekuannya dekat dengan astenosfer, pendinginan
magmanya sangat lambat sehingga menghasilkan batuan yang berukuran besar dengan tekstur
holokristalin, yaitu semua komposisi batuan disusun oleh kristal yang sempurna. Contoh
batuan beku dalam adalah batu granit, diorite, gabbro, dan peridodit.
3. Batuan Beku Luar (Efusif) Batuan beku luar atau disebut juga batu lelehan adalah batuan
beku yang terbentuk di permukaan Bumi. Magma yang keluar Bumi mengalami proses
pendinginan dan pembekuan sangat cepat sehingga tidak menghasilkan krital-kristal betuan.
Contoh batuan beku luar adalah riolit dan basalt.
3
Komposisi Mineral Batuan Beku
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan
indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna, mineral sebagai penyusun batuan beku
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kuarsa,
feldspar, feldspatoid dan muskovit.Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama
biotit, piroksen, amfibol dan olivin.
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks
warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam
jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.
Menurut Rosenbusch (1877–1976) batuan beku dibagi menjadi: Effusive rock, untuk batuan
beku yang terbentuk di permukaan.Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat
permukaan.Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang
(1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.
Menurut C.L. Hugnes (1962), yaitu:Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari
66%. Contohnya adalah riolit, granit dan dasit.Batuan beku intermediate, apabila kandungan
SiO2 antara 52%–66%. Contohnya adalah andesit dan diorit.Batuan beku basa, apabila
kandungan SiO2 antara 45%–52%. Contohnya adalah basalt dan gabro.Batuan beku ultra basa,
apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah peridotit, dunit, dan komatiit.
4
ini dapat dilakukan oleh air, angin, es, gerakan massa atau gletser yang disebut sebagai
agen transportasi.
1. Pelapukan
Merupakan pemecahan batu, tanah, mineral, serta bahan kayu dan buatan melalui kontak
dengan atmosfer bumi, perairan, dan organisme biologis. Pelapukan terjadi di tempat asal
dengan sedikit atau tanpa gerakan.Pelapukan melibatkan pergerakan batuan dan mineral oleh
agen, seperti air, es, salju, angin, ombak, dan gravitasi untuk diangkut dan disimpan di lokasi
lain. Terdapat tiga klasifikasi penting dari proses pelapukan, yakni pelapukan fisika, kimia dan
biologi.
a. Pelapukan Fisika, merupakan proses pelapukan yang melibatkan kontak langsung dengan
kondisi atmosfer, seperti panas, air, es, dan tekanan.
b. Pelapukan Kimia, merupakan pelapukan akibat efek langsung dari bahan kimia atmosfer
atau bahan kimia yang diproduksi secara biologis.
c. Pelapukan Biologi, merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup dan
disebebkan oleh proses organisme hewan, tumbuhan, dan manusia.
2. Transportasi
Proses pengangkutan material dari tempat asal ke tempat pengendapan. Proses ini memerlukan
agen transportasi berupa gravitasi, angin, gletser, dan air.
3. Pengendapan
Pengendapan adalah proses geologi ketika sedimen yang dihasilkan dari proses pelapukan atau
tanah dan batuan ditambahkan ke suatu lahan dataran lebih rendah yang ditransportasikan oleh
angin, gletser, air, dan gravitasi.
B. Sedimen aeolis atau aeris, yakni sedimen yang diendapkan oleh angin.
Contoh: Tanah loss, sand dunes, tanah tuff, dan gurun pasir.
a. Sedimen klastis, merupakan akumulasi pertikel-partikel dari pecahan batuan dan sisa-sisa
kerangka organisme yang sudah mati.
b. Sedimen organik, adalah batuan sedimen yang dibentuk atau diendapkan oleh organisme.
c. Sedimen kimiawi, yakni batuan sedimen yang terangkut dalam bentuk larutan dan
diendapkan secara kimia di tempat lain.
6
Batuan metamorf kontak adalah batuan yang berubah karena pengaruh suhu yang
tinggi. Suhu sangat tinggi disebabkan karena letaknya dekat dengan magma, antara lain
di sekitar batuan intrusi. Contohnya batolit, stock, lakolit, sill, dan dike.Luas zona
metamorfosis di sekitar batolit dapat mencapai puluhan kilometer persegi, di sekitar
stock bisa sampai ribuan meter persegi, namun di sekitar sill dan dike zona
metamorfosis tersebut tidak begitu jelas.Pada zona metamorfosis banyak dijumpai
mineral-mineral bahan galian yang letaknya cenderung teratur menurut jauhnya dari
batuan intrusi. Makin jauh dari intrusi makin berkurang derajat metamorfosisnya karena
temperaturnya makin rendah.Mineral-mineral bahan galian yang terjadi melalui proses
metamorfosis antara lain besi, timah, tembaga, dan zink (seng) dihasilkan dari batuan
limestone dan calcareous shale.
Batuan metamorf dinamo adalah batuan yang berubah karena pengaruh tekanan yang
sangat tinggi, dalam waktu yang sangat lama, dan dihasilkan dari proses pembentukan
kulit bumi oleh tenaga endogen.Adanya tekanan dari arah yang berlawanan
menyebabkan butir-butir mineral menjadi pipih dan ada yang mengkristal kembali.
Contohnya, batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate). Contoh lain batuan
metamorf dinamo, yakni batu sabak yang terbentuk dari sedimen tanah liat yang luas
dan tertimbun batuan di atasnya dalam waktu lama. Akibat tekanan dalam waktu dalam
waktu lama dari timbunan tersebut, sedikit-demi sedikit berubah menjadi batu sabak.
Batuan metamorf pneumatolitis kontak adalah batuan yang berubah karena pengaruh
gas-gas dari magma. Contohnya, kuarsa dengan gas borium berubah menjadi turmalin
(sejenis permata) dan kuarsa dengan gas fluorium berubah menjadi topaz (permata
berwarna kuning).
Batuan metamorf merupakan salah satu dari beberapa jenis batu yang sering
dimanfaatkan untuk berbagai jenis kebutuhan manusia, mulai dari untuk kebutuhan
7
bangunan, dekorasi, sampai aksesoris. Berikut beberapa manfaat dari batuan metamorf,
sebagaimana dilansir dari situs Kemendikbud, di antaranya:
1. Pualam
2. Kuarsa
3. Sabak
Sebagai bahan campuran semen, papan tulis, panel instrumen listrik, dan pada zaman
dahulu digunakan sebagai pengganti buku.
4.Batu Marmer
Batu marmer biasanya digunakan untuk membuat meja, papan nama, batu nisan, dan
pelapis dinding bangunan atau lantai.
8
BAB III
2. Nomor Batuan : 01
3. Struktur : Masif
4. Tekstur :
a. Kristalinity : Holohyalin
b. Granularity : Afanitik
c. Fabrik : Anhendral
d. shape : Equigranular
6. Genesa Batuan : Obsidian merupakan batuan yang terbentuk dari hasil kegiatan
erupsi gunung, Pembekuannya sangat cepat sehingga terbentuk gelas kaca.
9
2. Nomor Batuan : 02
3. Struktur : Massive
4. Tekstur :
a. Kristalinity : Holokristalin
b. Granularity : Fanerik
c. Fabrik : Subhedral
d. shape : Equigranular
5.Komposisi Mineral : Kuarsa 15%, sanidin 20%, piroksen 55%, plagioksa mika 10%
6. Genesa Batuan : Batuan beku plutonik yang terjadi dari hasil pembekuan
magma berkomposisi asam pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi.
10
2. Nomor Batuan : 03
3. Struktur : Massive
4. Tekstur :
a. Kristalinity : Holokristalin
b. Granularity : Kenerik
c. Fabrik : Euhedral
d. shape : Equigranular
6. Genesa Batuan : Diorit salah satu jenis beku dalam bertekstur fenerig
mineralnya berbutir kajar.
11
2. Nomor Batuan : 04
3. Struktur : Sloria
4. Tekstur :
a. Kristalinity : Hipohyalin
b. Granularity : Fanitik
c. Fabrik : Hedral
d. shape : equigranular
6. Genesa Batuan : Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api, yang
mengalami pengendapan piroklostik jauhan di satu tempat yang memiliki tesktur
amorf,
12
2. Nomor Batuan : 05
3. Struktur : Massive
4. Tekstur :
a. Kristalinity : Hipokristalin
b. Granularity : Manitik
c. Fabrik : Subhedral
d. shape : Inequigranular
5.Komposisi Mineral : Kuarsa 40% ,piroksea 25% ,homblende 15% ,biotit 15%,
mineral lain 5%
13
3.2 Determinasi Batuan Sedimen
1.Nomor Urut : 01
2. Nomor Batuan : 78
3.Struktur : Non-Stratifikasi
4.Tekstur : Clastic
7.Fragment : Granit
14
1.Nomor Urut : 02
2. Nomor Batuan :-
3.Struktur : Stralified
6.Genesa Batuan : Terbentuk melalui akumulasi sisa organisme laut yang mengalami
presipilasi dan penumpukan di dasar laut.
15
1.Nomor Urut : 03
4.Tekstur : Clastic
7.Fragment :-
16
1.Nomor Urut : 04
4.Tekstur : Clastic
17
1.Nomor Urut : 05
4.Tekstur : Bioklastik
7.Fragment :-
18
3.3Determinasi Batuan Metamorf
1.Nomor Urut : 01
2.Nomor Batuan :
3.Struktur : Follated/Foliasi
4.Tekstur : Abu-Abu Hitam, Merah, Veryfine grained (Halus)
5.Komposisi Mineral : Quartz, Musgovite lilite 95%
Mineral lainnya 5%
6.Genesa Batuan : Slate adalah Batuan yg terbentuk dari proses metamorfosisme batuan
sedimen shale atau batu lempung pada temperatur dan suhu yang
rendah
7. Nama Batuan : Slate
19
1.Nomor Urut : 02
2.Nomor Batuan :
3.Struktur : Foliasi
4.Tekstur : Ukuran butir medium, Kristaloblastik
5.Komposisi Mineral : Mika 21,25%
Mafik 21,25%
Kuarsa 76,5%
20
1.Nomor Urut : 03
2.Nomor Batuan :-
3.Struktur : Foliasi
4.Tekstur : Warna merah kehijauan , Ukuran butir halus
Lepidoblastik
5.Komposisi Mineral : Mika 23,25%
Kuarsa 53,75%
Klorit 22%
21
1.Nomor Urut : 04
2.Nomor Batuan :-
3.Struktur : Non foliasi
4.Tekstur : Ukuran Butir Medium, Granoblastik
5.Komposisi Mineral : Kalsit 95%
Mineral lainnya 5%
6.Genesa Batuan : Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga
mengalami perubahan reristalisasi kalsit
7. Nama Batuan : Marmer
22
1.Nomor Urut : 05
2.Nomor Batuan :-
3.Struktur : Non Foliasi
4.Tekstur : Ukuran butir medium, granoblastik
5.Komposisi Mineral : Kuarsa 100%
6.Genesa Batuan : Batu ini termasuk batu keras dan kuat di jenis batuan metamorf
terbentuk ketika batu pasir mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi
7. Nama Batuan : Kuarsit
23
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan Hasil Praktikum dan penulisan laporani ini, maka dapat di simpulkan bahwa:
Batuan beku, Batuan sedimen, dan Batuan metamorf.
• Batuan Beku merupakan batuan hasil pembekuan magma yang sudah
mendingin, Baik yang pembekuannya di dalam kerak bumi maupun di luar.
• Batuan Sedimen merupakan hasil litifikasi dari batuan baik itu batuan beku,
batuan sedimen, batuan metamorf yang tertrasport dengan medianya berupa air,
angin, dan es dan di endapkan di laut.
• Batuan Metamorf adalah batuan yang terbentuk akibat suhu dan tekanan.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://wangsajaya.files.wordpress.com/2023/12/29-batuan-beku.pdf
https://www.scribd.com/doc/128199797/Modul-Petrologi-Batuan-
Bekuhttp://www.scribd.com/doc/211439527/Modul-Petrologi-2008-Institut-
TeknologiBandung#scrib
http://tambangunp.blogspot.co.id/2023/12/27mineral-mineral-pembentuk-batuan-reaksi.html
https://rheon10.wordpress.com/2029/12/23/mineral-pembentuk-batuan-rock-forming-
minerals
https://www.academia.edu/11813593/Mineralogi_Pembentuk_Batuan_Muskovit_Rock_Form
ing_Mineral_Muscovit
25
LAMPIRAN
Tabel wentworth