OLEH :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2022
PRAKATA
Alhamdulillah
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iii
1. PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 16
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
iii
I . PENDAHULUAN
Dalam geologi minyak bumi , batu mengacu pada batuan sumber dari mana
hidrokarbon telah dihasilkan atau mampu dihasilkan. Mereka membentuk salah satu elemen
penting dari sebuah kerja embal petroleum . Mereka adalah embali sedimen yang kaya yang
mungkin telah disimpan dalam berbagai lingkungan termasuk laut air dalam, lakustrin dan
delta. Serpih minyak dapat dianggap sebagai source rock embali kaya tapi belum matang dari
mana minyak sedikit atau tidak telah dihasilkan dan dikeluarkan .
Mereka hidrokarbon potensi source rock yang terdiri dari bahan embali tidak larut,
mampu menghasilkan hidrokarbon pada hidrokarbon pirolisis dan teratur atau pematangan
lebih lanjut ditentukan analitis. Dalam penemuan instan, sampel partikulat dari batuan
sumber cadel dengan pelarut untuk mengekstrak bentuk dan hidrokarbon ada menyediakan
solusi pertama untuk analisis.
Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan embali yang terletak dipermukaan
sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh embal-faktor genetis dan lingkungan, yakni
bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan
selama kurun waktu yang sangat embali, yang dapat dibedakan dari ciri-ciri bahan induk
asalnya baik secara fisik kimia, biologi, maupun morfologinya.
Dalam pandangan Ilmu Tanah, tanah jauh lebih kompleks dari sekedar bahan di alam
yang merupakan hasil pelapukan dari batuan (rock). Tanah tersusun dari komponen embali
dan komponen anorganik dalam berbagai tahapan dekomposisi dan disintegrasi, berbagai
macam gas, dan juga air. Tanah juga mengandung berbagai macam organisme baik mikro,
meso maupun makro dalam jumlah yang banyak.
iv
mengenai pelapukan yang
terjadi pada bumi, seperti kita
ketahui Pelapukan adalah
proses pengerusakan atau
penghancuran kulit bumi oleh
tenaga eksogen. Pelapukan
di setiap daerah berbeda beda
tergantung unsur unsur dari
daerah tersebut. Misalnya
di daerah tropis yang pengaruh
suhu dan air sangat dominan,
tebal pelapukan dapat
mencapai embali meter,
sedangkan daerah sub tropis
pelapukannya hanya beberapa
v
meter saja. Menurut proses
terjadinya pelapukan dapat
digolongkan menjadi 3 jenis
yaitu:
a. Pelapukan mekanik atau
fisik
b. Pelapukan Kimiawi
c. Pelapukan Biologi
Adapun yang ingin kami
telusuri lebih dalam pada
makalah ini adalah
mengenai pelapukan yang
terjadi pada bumi, seperti kita
ketahui Pelapukan adalah
vi
proses pengerusakan atau
penghancuran kulit bumi oleh
tenaga eksogen. Pelapukan
di setiap daerah berbeda beda
tergantung unsur unsur dari
daerah tersebut. Misalnya
di daerah tropis yang pengaruh
suhu dan air sangat dominan,
tebal pelapukan dapat
mencapai embali meter,
sedangkan daerah sub tropis
pelapukannya hanya beberapa
meter saja. Menurut proses
terjadinya pelapukan dapat
digolongkan menjadi 3 jenis
yaitu:
vii
a. Pelapukan mekanik atau
fisik
b. Pelapukan Kimiawi
c. Pelapukan Biologi
Adapun yang ingin kami
telusuri lebih dalam pada
makalah ini adalah
mengenai pelapukan yang
terjadi pada bumi, seperti kita
ketahui Pelapukan adalah
proses pengerusakan atau
penghancuran kulit bumi oleh
tenaga eksogen. Pelapukan
di setiap daerah berbeda beda
tergantung unsur unsur dari
daerah tersebut. Misalnya
viii
di daerah tropis yang pengaruh
suhu dan air sangat dominan,
tebal pelapukan dapat
mencapai embali meter,
sedangkan daerah sub tropis
pelapukannya hanya beberapa
meter saja. Menurut proses
terjadinya pelapukan dapat
digolongkan menjadi 3 jenis
yaitu:
a. Pelapukan mekanik atau
fisik
b. Pelapukan Kimiawi
c. Pelapukan Biologi
Adapun yang ingin kami telusuri lebih dalam pada makalah ini adalah mengenai
pelapukan yang terjadi pada bumi, seperti kita ketahui Pelapukan adalah proses pengerusakan
atau dipercayakan kulit bumi oleh tenaga eksogen. Pelapukan di setiap daerah berbeda beda
tergantung unsur dari daerah tersebut. Misalnya di daerah tropis yang pengaruh suhu dan
ix
udara sangat dominan, tebal pelapukan dapat mencapai embali meter, sedangkan daerah sub
tropis pelapukannya hanya beberapa meter saja.
1.2 Tujuan
Tujuan pembentukan makalah ini adalah untuk membahas hal terkait dengan batuan
induk,bahan induk,dan pelapukan batu.
x
II. BATUAN INDUK, BAHAN INDUK DAN PELAPUKAN BATU.
Source rock adalah Batuan yang kaya zat embali, jika mengalami cukup pemanasan
akan menghasilkan minyak dan gas.Sehingga tidak terjadi siklus carbon seperti selayaknya.
Justru karbonat terendapkan dan menjadi batu. Contoh dari batuan source rock adalah batu
gamping, dan kini telah di temukan hidrokarbon yang terbentuk dari batu bara.
Batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon I yang didapat dari cangkang –
cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama
dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon.
Dalam geologi minyak bumi , batu mengacu pada batuan sumber dari mana
hidrokarbon telah dihasilkan atau mampu dihasilkan. Mereka membentuk salah satu elemen
penting dari sebuah kerja embal petroleum . Mereka adalah embali sedimen yang kaya yang
mungkin telah disimpan dalam berbagai lingkungan termasuk laut ai r dalam, lakustrin dan
delta . serpih minyak dapat dianggap sebagai source rock embali kaya tapi belum matang dari
mana minyak sedikit atau tidak telah dihasilkan dan dikeluarkan
xi
b. Tipe 2 merupakan campuran material tumbuhan serta mikroorganisme (plankton
laut) laut. Tipe ini merupakan bahan utama minyak bumi serta gas.
c. Tipe 3 Tanaman darat dalam endapan yang mengandung batu bara. Tipe ini
umumnya menghasilkan gas dan sedikit minyak.
d. Tipe 4 bahan-bahan tanaman yang teroksidasi. Tipe ini tidak bisa menghasilkan
minyak dan gas.
xii
II.2 BAHAN INDUK
Adapun pembentukan tanah di pengaruhi oleh lima embal yang bekerja sama dalam
berbagai proses, baik reaksi fisik (disintregrasi) maupun kimia (dekomposisi). Semula
dianggap sebagai embal pembentukan tanah hanyalah Bahan induk, iklim, organisme,
Tofografi (relief) dan Waktu. Yang dirumuskan dalam fungsi sebagai berikut:
F= (B.I.O.T.W)
Keterangan:
B= Bahan induk
I= Iklim
O= Organisme
T= Topograpi
W= Waktu
xiii
Faktor pembentukan tanah ada sebagai berikut:
2.3.1 BAHAN-BAHAN PEMBENTUKAN
Dalam proses pembentukan tanah juga terdapat bahan induk yang embali pembentukan tanah,
bahan induk tersebut bersumber dari batuan dan bahan embali. Batuan dapat didefinisikan
sebagai bahan padat yang terjadi didalam membentuk kerak bumi, batuan pada umumnya
tersusun atas dua mineral atau lebih. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan
menjadi 4 jenis batuan, adalah sebagai berikut:
A . Batuan Beku
Batuan beku atau batuan vulkanik terbentuk oleh magma yang berasal dari letusan gunung
berapi, batuan beku atau batuan vulkanik terdiri dari embali yang tinggi dan banyak
mengandung unsur hara tanaman. Di Indonesia batuan vulkanik memegang peranan yang
lebih penting, hal ini di sebabkan karena gunung berapi tersebar mana-mana, dan karena
letesan gunung berapi yang menghasilkan batuan vulkanik yang menyebabkan kesuburan
tanah.
Selain atas dasar terjadinya batuan vulkanik juga dapat dibagi atas dasar kandungan kadar
SiO2 nya menjadi tiga golongan, yaitu, batuan asam yang berkadar SiO2 lebih dari 65%,
batuan intermedier yang kadar SiO2 antar 52% s/d 65% dan batuan basis yang berkadar SiO2
kurang dari 52%.
B . Batuan Vulkanik
xiv
Di Indonesia kebanyakan termasuk basis, kemudian intermedier dan yang paling sedikit
batuan asam. Batuan asam biasanya berwarna lebih muda dari pada batuan basis, batuan
asam juga biasanya lebih banyak mengandung alkali dan Al, sedangkan kadar unsur-unsur
seperti Fe, Mg dan Ca lebih rendah, sehingga berat jenisnya juga lebih kecil.
Perbedaan lain adalah mengenai daya tahannya terhadap proses pelapukan, batuan asam lebih
tahan terhadap proses pelapukan karena warnanya kebih muda. Akibatnya tanah yang berasal
dari batuan asam tektunya lebih kasar daripada tanah yang berasal dari bari batuan basis,
maka dapat dikatakan tanah yang berasal dari batuan asam mempunyai kandungan unsur hara
yang sedikit dibandingkan dengan tanah yang berasal dari batuan basis.
C. Batuan Endapan
Batuan endapan terjadi karena proses pengendapan bahan yang diangkut oleh air atau udara
dalam waktu yang lama. Ciri untuk membedakan batuan endapan dan batuan lainnya yaitu,
batuan endapan biasanya berlapis, mengandung jasad (fosil) atau bekas-bekasnya dan adanya
keseragaman yangnyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang embali. Adanya lapisan
dalam batuan ini disebabkan karena timbunan lapisan pengendapan yang masing-masing
berbeda bahan, tekstur, warna dan tebalnya.
Perbedaan ini terutama di sebabkan oleh karena perbedaan waktu pengendapan dan bahan
yang diendapkannya.jika bahan yang diendapkannya seragam maka ciri akan terlihat kurang
jelas. Batuan endapan dari bahan-bahan yang diendapkan dari hasil pecahan batuan yang
telah ada sebelumnya. Proses pelapukan batuan endapan dapat terjadi melalui embali bumi,
seperti gempa bumi, patahan,timbulan,bahkan lipatan, dan tekanan akibat temperartur, juga
bisa diakibatkan oleh tenaga mahkluk hidup saeperti akar dan hewan, maupun gaya kimia
yang di sebabkan oleh gaya kimia seperti karbon dioksida, oksingen, asam embali dan
sebagainya.
D. Batuan Malihan
Batuan malihan terbentuk dari batuan beku atau batuan endapan atau juga dapat terbentuk
dari batuan malihan lainnya yang mengalami proses perubahan susunan dan sentuknya yang
akibatkan oleh pengaruh panas, tekanan atau gaya kimia. Batuan malihan adalah batuan
yanga memiliki sifat-sifat akibat telah malihnya batuan semula baik batuan beku maupun
endapan.
Yang di namakan proses malihan adalah jumlah proses yang bekerja dalam zone pelapukan
dan menyebabkan pengkristalan embali bahan induk. Adapun sarat tejadinya proses malihan
yaitu di sebabkan oleh embalire tinggi, tekanan kuat, dan waktu lama.Temperatur tinggi
saling mempercepat reaksi kimia juga penting untuk dapat melampaui embalire mineralnya.
Secara teori dapat di terapkan atom-atom yang embali mineral setelah mencapai embalire
kritik embali getarannya akan sedemikian besarnya, sehingga atom-atom dapat bergerak lebih
besar dan mampu bertukar tempat. Temperatur yang tinggi juga dapat mempertinggi
xv
plasitisitas mineral. Sumber panasnya berasal dari bagian dalam bumi, energi mekanik
menghasilkan yang merupakan hasil proses geologi dan magma yang meleleh.
Tekanan yang mempengaruhi proses malihan ada macam, yaitu tekanan hidrostastik dan
tekanan yang berarah berupa desakan. Yang pertama menyebabkan perubahan volume dan
menghasilkan stuktur butir yang tidak teratur, sedangkan desakan menyebabkan bentuk dan
menghasilkan struktur sejajar.
2.2.2 IKLIM
Iklim adalah rata-rata cuaca semua energi untuk membentuk tanah embal dari matahari
berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi matahari
menyebabkan terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan embali angin
menyebabkan transfirasi dan evaforasi (keduanya disebut evafotranspirasi).
Akibat langsung dari embali angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan
secara tidak langsung berupa pemindahan panas. Komponen iklim yang utama adalah curah
hujan dan suhu (embalire). Faktor pembentukan tanah melalui iklim meliputi curah hujan dan
suhu adalah sebagai berikut:
Pada umumnya makin banyak curah hujan maka keasaman tanah makin tinggi atau Ph tanah
makin rendah, karena banyak unsur-unsur logam alkali tanah yang terlindi misalnya, Na, Ca,
Mg, dan K, dan sebaliknya makin rendah curah hujan maka makin rendah tingkat keasaman
tanah dan makin tinggi Ph tanah. Semakin lembab suatu tanah maka makin jelek aerasinya
xvi
dan juga sebaliknya, hal ini disebabkan karena adanya pergantian antara air dan udara dalam
tanah.
B. Suhu (embalire)
Suhu sangat berpengaruh bagi proses pembentukan tanah meliputi evapotranspirasi yang
meliputi gerak air di dalam tanah, juga meliputi reaksi kimia bilamana suhu makin besar
maka makin cepat pula reaksi kimia berlangsung.
C. Faktor Organisme
Sumber: https://ilmudasar.id/
Semua mahkluk hidup, baik hidupnya maupun sudah mati mempunyai pengaruh terhadap
pembentukan tanah. Di antara makhluk yang paling berpengaruh adalah vegetasi karena
jumlahnya banyak dan berkedudukan tepet untuk waktu yang lama, sedangkan hewan dan
manusia berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi.
Jasad remik (mikro organisme) dalam tanah mempunyai peranan dalam prose peruraian
bahan embali menjadi unsur hara dapat di serap oleh akar tanaman dan pembentukan humus
(bunga tanah). Cacing tanah sangat aktif dalam peruraian (dekomposisi) serasah. Pada waktui
malam hari cacing-cacing membawa guguran dedaunan dan rerumputan kedalam lubang-
lubangmnya dan mencampur dengan mineral-mineral tanah.
Semut-semut menyusup kedalam tanah dan mengangkut bahan-bahan dari dalam tanah
kepermukaan tanah embal membangun sarang-sarangnya berupa berupa bukit-bukit kecil di
pertmukaan tanah dan sering pada batang-batang pohon. Rayap-rayap makan sisa-sisa bahan
embali.
Tikus dan binatang lai menggunakan tanah sebagai tempat tinggal dan tempat perlindungan.
Manusia mempengaruhi pembentukan tanah melalui cara penggunaan tanahnya, terutama
cara bercocok tanam, menentukan jenis tanaman yang di tanam, cara pengolahan atau
penggarapan, permukaan, cara pemanenan, menentukan rotasi tanaman dan lain sebagainya.
xvii
D. Topografi
Sumber: https://info-diklat.com/
Di daerah beriklim humid tropika dengan bahan induk tuff vulkanik, pada tanah yang datar
membentuk tanah jenis latosol berwarna coklat, sedangkan di lereng pegunungan akan
terbentuk latosol merah. Di daerah semi arid (agak kering) dengan bahan induk naval pada
topografi datar akan membentuk tanah jenis embali, kelabu, sedangkan dilereng pegunungan
terbentuk tanah jenis embali berwarna kuning coklat.
Di lereng pegunungan yang curam akan terbentuk tanah dangkal. Adanya pengaliran air
menyebabkan tertimbunnya garam-garam di kaki lereng, sehingga di kaki gunung berapi di
daerah sub humid terbentuk tanah berwarna kecoklat-coklatan yang bersifat seperti embali,
baik secara fisik maupun kimianya. Di lereng cekung seringkali bergabung membentuk
cekungan pengendapan yang mampu menampung air dan bahan-bahan tertentu sehingga
terbentuk tanah rawang atau merawang.
E. Faktor Waktu
Sumber: https://www.yonomaulana.com/
Pelapukan dan proses pembentukan tanah (pedogenesa) terjadi dalam waktu yang lama.
Tahap awal terjadi pencampuran bahan embali dan perubahan kimia dan mineralogi pada
bahan induk, selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika tanah, sehingga membentuk
embali yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan steady state, yaitu keadaan tanah yang
tidak berubah dalam waktu yang lama.
Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah, memainkan peranan
penting dalam menentukan jenis-jenis tanah terbentuk. Gunung berapi mengendapkan lava
xviii
dan abu gunung disaat terjadi letusan gunung berapi tersebut, seringkali pengendapan lava
ataupun terjadinya letusan gunung tidak terjadi pada waktu yang sama.
Semua tingkatan perkembangan tanah dapat di temukan embali pada endapan-endapan itu. Di
daerah beriklim tropika, pembentukan tanah dari bahan induk berupa abu gunung berapi
berlangsung cepat, sehingga dalam waktu empat belas tahun sudah dapat terbentuk tanah
yang cukup subur.
Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada kulit bumi
karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu pelapukan
adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan
menjadi hancur atau larut dalam air. Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan
mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.
1. Sinar matahari
2. Air
3. Gletser
4. Reaksi kimiawi
5. Kegiatan makhluk hidup (organisme)
Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan fisik atau mekanik,
pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis
xix
2.3.3 Macam-macam Pelapukan
Pelapukan mekanik atau sering disebut pelapukan fisik adalah penghancuran batuan
secara fisik tanpa mengalami perubahan kimiawi. Penghancuran batuan ini bisa disebabkan
oleh akibat pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu yang
sangat besar antara siang dan malam.
20
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
B. Pelapukan Kimia
Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa kimia. Biasanya yang
menjadi perantara air, terutama air hujan. Tentunya Anda masih ingat bahwa air hujan atau
air tanah selain senyawa H2O, juga mengandung CO2 dari udara. Oleh karena itu
mengandung tenaga untuk melarutkan yang besar, apalagi jika air itu mengenai batuan
kapur atau karst.
Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di
Indonesia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan
kimiawi
Proses pelapukan kimia adalah proses pelapukan yang dapat merubah komposisi kimia dan
mineral dari batuan. Mineral penyusun batuan akan mengalami perubahan karena
persentuhannya dengan air, oksigen dan karbon dioksida yang terdapat dalam atmosfer.
Beberapa unsur penyusun mineral akan bereaksi dan berubah menjadi larutan. Larutan
tersebut dapat mengkristal kembali dan membentuk mineral sekunder.
C. Pelapukan Biologis
Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi akibat proses organis.
Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh tumbuh- tumbuhan, hewan, atau manusia. Akar
tumbuh-tumbuhan bertambah panjang dapat menembus dan menghancurkan batuan, karena
akar mampu mencengkeram batuan. Bakteri merupakan media penghancur batuan yang
ampuh. Cendawan dan lumut yang menutupi permukaan batuan dan menghisap makanan
dari batu bisa menghancurkan batuan tersebut
21
Berikut ini adalah contoh gambar pelapukan biologis :
Pelapukan biologis disebabkan oleh makhluk hidup yang memecah batu baik secara
fisik maupun kimia. Makhluk hidup penyebab pelapukan ini mencakup berbagai macam
organisme dari bakteri hingga tanaman dan hewan. Misalnya, lumut memainkan peran
penting dalam pelapukan karena mereka kaya akan agen chelating, yang menangkap unsur-
unsur logam dari batuan yang lapuk. Beberapa lumut hidup di permukaan batu (epilithic),
beberapa aktif hingga menembus permukaan batuan / dalam batuan (endolithic), dan yang
lain hidup di cekungan dan retakan di batu (chasmolithic
22
KESIMPULAN
SARAN
Saran kepada para membaca agar dapat memahami isi dari makalah ini
secara menyeluruh dan tersistematis agar ilmu yang didapatkan lebih baik,serta
bermanfaat bagi orang lain.
23
DAFTAR PUSTAKA
24