Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ELECTRICAL RESISTIVITY TOMEGRAPY (ERT)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Geofisika
Dosen Pengampu : Boisandi M.Pd

Disusun Oleh:

Intan Sarinah:(222110004)
Octariana:(222

JURUSAN PENDIDKAN FISIKA FAKULTAS MIPA DAN TEKNOLOGI


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
IKIP- PGRI PONTIANAK
2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
Batuan Sebagai Bagian Dari Kerak Bumi & Tanah Sebagai Pelapukan Kimia -
Fisika Dari Batuan.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Pontianak, 20 Juni 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
1.1............................................................................................................Latar
Belakang............................................................................................1
1.2............................................................................................................Rumusan
Masalah.............................................................................................1
1.3............................................................................................................Tujuan ......
1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................2
2.1. Pengertian Batuan & Pelapukan ......................................................2
2.2. Asal Usul Jenis-Jenis Klasifikasi Batuan.........................................2
2.3. Jenis – Jenis Pelapukan
2.4 Prose Terjadinya Pelapukan .............................................................3
BAB III PENUTUP.................................................................................8
Kesimpulan..............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Di bumi ini terdapat banyak sekali kandungan sumber daya alamnya,
diantaranya yaitu batuan. Batuan merupakan kumpulan dari satu atau lebih
mineral, batuan penyusun kerak bumi.Pembentukan berbagai macam mineral di
alam akan menghasilkan berbagai jenis batuan
tertentu .Proses alamiah tersebut bisa berbeda-
beda dan membentuk jenis batuan yang berbeda pula.Pembekuan magma akan
membentuk berbagai jenis batuan beku (Igneous Rocks)
Batuan sedimen (Sedimentary Rocks) bisa terbentuk karena berbagai
proses alamiah, seperti proses penghancuran ataudisintegrasi batuan, pelapukan
kimia, proses kimiawi dan organis serta proses penguapan/
evaporasi.Batuan metamorf (Metamorphic Rocks) terbentuk dari berbagai jenis
batuan yang telah terbentuk lebih dahulu kemudian mengalami peningkatan
temperatur atau tekanan yang cukup tinggi, namun peningkatan temperatur itu
sendiri maksimal di bawah temperatur magma.
Permukaan Bumi yang kita tempati untuk tinggal ini tersusun atas Batuan-
batuan. Batuan terjadi dengan berbagai cara mulai dari magma -air yang
kemudian membeku karena pengaruh suhu" atau juga, osilhe)an atau tumbuhan
yang mem!atu setelah jutaan tahun aki!at panas dantekanan di dalam !umi*
Seiring dengan !erjalannya )aktu" !atuan terse!utmenjadi lapuk oleh air" angin"
dan oleh factor- faktor kimiawi dan biologis lainnya. Adapun yang dapat
ditelusuri lebih dalam pada makalah ini adalah mengenai pelapukan yang terjadi
di bumi

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka adapun rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut yaitu:
(1). Apakah pengertian dari Bebatuan)? 
(2). Apakah yang di maksud dengan Pelapukan? 
(3). Jelaskan yang di maksud Kimia-Fisika dan Biologis lainnya?

iv
1.3. Tujuan
(1). Menambah pengetahuan tentang defenisi batuan dan proses pembentukannya
mengetahui klasifikasi dan jenis-jenis batuan. mengetahui lebih dalam pemanfaata
n batuan

v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Batuan Batuan adalah benda alam yang menjadi penyusun utama bumi.
Kebanyakan batuan merupakan campuran mineral yang tergabung secara fisik
satu sama lain. Beberapa batua terutama tersusun dari satu jenis mineral saja, dan
sebagian kecil lagi dibentuk oleh gabungan mineral, bahan organik serta
bahanbahan vulkanik. Batuan dipelajari dalam petrologi yaitu sutu ilmu yang
mempelajari tentang berbagai macam batuan yang terdapat dalam kerak bumi baik
cara terjadinya maupun klasifikasinya.
Terjadinya pelapukan karena adanya beberapa peristiwa yang terjadi dan
saling berakumulasi  serta berlangsung secara terus menerus. Beberapa peristiwa
tersebut seperti adanya perubahan suhu siang dan malam, panas matahari
(baca: bagian-bagian matahari) yang mempengaruhi gerak angina (baca: jenis
angin), terjadinya hujan (baca: proses terjadinya hujan), serta gerak naik
gelombang di laut. Selain peristiwa- peristiwa yang bersifat biologis tersebut, ada
pula peristiwa yang bersifat kimiawi seperti proses pembusukan dan juga
pengkaratan.
Pelapukan yang terjadi akan menghasilkan sesuatu yang menjadi asal
dari batuan sedimen dan juga asal dari tanah. Pelapukan ini terjadi pada batuan
atau jasad- jasad, atau bahkan melarutkan sebagian dari mineral untuk kemudian
akan menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai batuan sedimen klastik.
Tentu saja terjadinya proses pengendapa ini juga dipengaruhi berbagai macam
faktor.

2.2 Asal Usul Jenis -Jenis Klasifikasi Batuan


a. Batuan Beku
 Batuan beku berasal dari cairan magma yang membeku akibat mengalami
pendinginan. Menurut ilmu petrologi semua bahan beku terbentuk dari magma
karena membekunya lelehan silikat yang cair dan pijar. Magma yang cair dan
pijar itu berada di dalam bumi dan oleh kekuatan gas yang larut di dalamnya naik
ke atas mencari tempat-tempat yang lemah dalam kerak bumi seperti daerah

vi
patahan/rekahan. Magma akan keluar mencapai permukaan bumi melalui pipa
gunungapi dan disebut lava, akan tetapi ada pula magma yang membeku jauh di
dalam bumi.
Klasifikasi Batuan beku Berdasarkan letak kejadiannya, batuan beku dibagi
menjadi dua, yaitu :
1. Batuan beku dalam (plutonik)
Batuan beku dalam adalah batuan yang terbentuk barada jauh di dalam
bumi (15-50 km), proses pendinginan sangat lambat karena dekat dengan
astenosfer sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal. Contoh batuan
beku dalam : granit, granodiorit, gabro.
2. Batuan beku korok (hypabisal)
Terbentuk pada celah-celah / pipa gunungapi, proses pendinginanya
relative cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristalyang tak sempurna dan
bercampur dengan masa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik. Contohnya
granit porfiri dan diorit porfiri. Granit porfiri disebut dengan gang (batuan intrusi).
magma yang mempunyai susunan granit itu membeku dalam sebuah gang, maka
batuan yang terbentuk itu disebut porfiri granit yang berarti granit yang bertekstur
porfiri. c. Batuan beku luar (efusif) Terbentuk di (dekat)permukaan bumi. Proses
pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur
batuan ini dinamakan amorf. Contohnya obsidian, riolit, batu apung.

b. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi
hasil erosi. sekitar 80% permukaan benua tertutup batuan sedimen, waluapun
volumnya hanya sekitar 5% dari volum kerak bumi.
Klasifikasi Batuan Sedimen Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil
pelapukan dan erosi batuan sedimen dapat digolongkan atas 3 bagain :
1. Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.
Contohnya : gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain.
2. Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga
angin. Contohnya : tanah loss, sand dunes.
3. Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser. Contohnya
: morena, drumlin

c.  Batuan Metamorf 

vii
Adalah batuan yang telah mengalami perubahan dari bentuk asalnya dari
batuan yang sudah ada baik batuan beku, sedimen, ataupun dari batuan matemorf
yang lain. Terjadinya secara fisik dan kimiawi sehingga berbeda dengan batuan
induknya. Perubahan tersebut sebagai akibat dari tekanan, temperatur dan aliran
panas baik cair maupun gas. Macam-macam tipe Metamofik
1. Metamorfik Geotermal Yaitu metamorfosa yang terjadi karena pengaruh
panas bumi sendiri (menurut ke dalamnya ), tanpa tambahan panas dari
magma ataupun pengaruh diasstropisme. Pada kedalaman sekitar 3000 m,
temoeratur diperkirakan mencapai 100°C. Pada temperatur tertentu,
beberapa mineral akan lebur kemudian mengkristal kembali membentuk
kristal-kristal baru yang lebih besar. Banyak dijumpai di dalam batuan
sedimen yang tebal.Proses kristalisasi dapat dijumpai batu kapur yang
berkristal halus, kemudian berubah menjadi marbel dengan kristalkristal
besar.
2. Metamorfik Dinamo Yaitu suatu perubahan mineral satu ke mineral
lainnya (batuan yang disebabkan karena tekanan tinggi yang dihasilkan
oleh gerak diatropisme). Metamosfosa ini banyak dijumpai di daerah
patahan dan lipatan. Contohnya : Mudstone (batu kapur) menjadi slak atau
batu tulis.
3. Metamorfisme Kontak Yaitu terjadi karena pengaruh intrusi magma yang
panas makin jauh intrusi tersebut, makin berkurang derajat metamorfosa
karena temperatur semakin rendah. Pada Zona Metamorfosa tersebut
banyak dijumpai mineral-mineral bahan galian yang letaknya relatif teratur
menurut jauhnya dari batuan intrusi. Misalnya : Muscovit di tempat yang
agak jauh, Chlinit-Biolit, dan akhirnya Cordiorit (suatu silikat besi-
magnesium-alumunium yang kompleks) paling dekat ke kontak magma.
4. Metamorfik Metasomantisme Terjadi rekristalisasi, membentuk mineral
batu yang sifatnya sudah lain dengan batuan induknya.
5. Hydrothermal dan Pneumatolisis Perubahan yang terjadi karena pengaruh
air panas baik yang berasal dari magma maupun dari air tanah yang
mengalami pemanasan disebut Hydrothermal bila tenaga pengubahnya
berupa gas panas maka disebut Pneumobolysis. Contohnya : Tambang
tenaga di Montanan (AS). Dimana batuan granit yang terpengaruh
Hydrothermal menghasilkan endapan biji tembaga.
2.3 Jenis - Jenis Pelapukan
Pelapukan organik atau biologis, yakni pelapukan yang disebabkan
karenaadanya makhluk hidup. Contoh dari pelapukan organik atau biologis ini
adalah hancurnya batuan (baca: jenis batuan) karena adanya tanaman lumut yang
hidup menempel di baruan tersebut.
Pelapukan fisika, yakni pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu atau
iklim. Sebagai contoh dari pelapukan ini adalah hancurnya batuan dikarenakan

viii
adanya perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim penghujan
(baca: pembagian musim di Indonesia).
Pelapukan kimia atau kimiawi, yakni pelapukan yang terjadi karena tercampurnya
batuan dengan zat- zat kimia. Contoh dari pelapukan ini adalah hancurnya batuan
yang disebabkan karena tercampur oleh limbah pabrik yang banyak mengandung
bahan kimia.

2.4 Proses Terjadinya Pelapukan


Pelapukan secara kimia, fisika dan biologis atau organik terjadi melalui
proses yang berbeda- beda. Oleh karena faktor yang mempengaruhi juga berbeda,
maka proses nya pun berbeda. Untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai
proses terjadinya pelapukan, maka kita harus mengetahui pada masing- masing
proses tersebut. Penjelasan mengenai proses terjadinya pelapukan adalah sebagai
berikut:
a. Proses pelapukan Fisika
Proses pelapukan yang pertama adalah proses pelapukan fisik. Proses
pelapukan secara fisik merupakan proses mekanik yang menyebabkan batuan
masif menjadi pecah dan hancur serta terfragmentasi menjadi partikel- partikel
mikro tanpa ada perubahan yang bersifat kimia. Proses pelapukan fisika ini terjadi
akibat adanya:
Perubahan suhu secara drastis, misalnya cuaca yang sangat panas ke cuaca yang
sangat dingin
1. Hantaman air hujan yang deras maupun ringan
2. Penetrasi akar tanaman
3. Adanya makhluk hidup lainnya.
Dalam proses pelapukan secara fisika terjadi perbedaan kecepatan proses
pelapukannya. Perbedaan kecepatan pelapukan secara fisika ini dipengaruhi oleh
beberapa hal, yaitu:
1. Tingkat kontraksi dan tingkat ekspansi dari komponen penyusun batuan,
sehingga hal ini akan memicu proses pecahnya dan hancurnya batuan
(baca: batuan beku).
2. Tingkat kasar atau halusnya permukaan batuan (baca: batuan metamorf).
Bahwa semakin kasar permukaan bebatuan maka proses pelapukan yang
terjadi akan lebih cepat.
3. Warna batuan. Semakin gelap warna bebatuan maka akan memiliki daya
serap terhadap cahaya lebih banyak. Hal ini akan menyebabkan proses
pemuaian berlangsung lebih cepat, bahkan kontraksi dan ekspansi juga.

ix
Dan hal- hal tersebut akan menyebabkan proses pelapukan terjadi lebih
cepat.
Sebagai contoh adalah batuan yang rapuh akibat adanya ombak laut yang
menghantamnya setiap hari  atau batuan yang rapuh akibat adanya tetesan air
hujan yang menjatuhinya dalam waktu yang lama.
b. Proses pelapukan Kimia atau kimiawi
Selain proses pelapukan secara fisik,selanjutnya dalah pelapukan secara
kimiawi. Sesuai dengan namanya, pelapukan kimia ini terjadi karena adanya
bantuan bahan- bahan kimia. Proses pelapukan kimia merupakan proses
pelapaukan yang diikuti terjadinya perubahan pada sifat kimia batuan tersebut.
Ada beberapa proses kimia dari pelapukan , yakni sebagai berikut:
1. Pelarutan atau solubilitas
2. Hidrasi atau proses pengikatan pada molekul air sehingga volume akan
meningkat dan kekuatan akan melemah serta akan menjadi mudah
mengalami proses pelapukan
3. Hidrolis atau proses pergantian kation- kation dengan ion hidrogen dan
saat terjadi ionisasi mengakibatkan kondisi menjadi lemah sehingga akan
mudah mengalami proses pelapukan
4. Oksidasi atau terjadinya penambahan muatan positif. Sebagai contoh
adalah perubahan besi dalam batuan dari bentuk ferro ke bentuk ferri, hal
ini akan membuat ukurannya bertambah. Dengan ukuran yang bertambah
ini maka besi tersebut akan mudah mengalami pelapukan
5. Reduksi, yakni peristiwa penurunan muatan positif
6. Karbonatasi, yakni proses yang menyebabkan bereaksinya asam karbonat
dengan basa- basa yang membentuk basa karbonat, dan yang terakhir
adalah
7. Asidifikasi, yakni proses pengasaman pada batuan sehingga akan
menyebabkan percepatan proses pelapukan. Contoh dari peristiwa ini
adalah pengasaman akibat asam nitrat yang terkandung dalam air hujan
dan juga pengasaman akibat asam sulfat hasil dekomposisi protein. Kedua
asam yang berbeda ini akan mempercepat proses pelapukan pada batuan.
8. Itulah beberapa proses atau langkah yang terjadi dalam pelapukan batuan
secara kimiawi. Proses pelapukan secara kimiawi biasanya juga terjadi
pada dinding- dinding bangunan, terlebih bagi yang berada di sekitaran
pabrik dan terkena limbahnya.
c. Proses pelapukan Biologi atau Organik
Selanjutnya adalah proses pelapukan yang terjadi secara biologis atau
organik dan juga pelapukan kimia/ kimiawi. Jika pelapukan secara fisika
disebabkan karena faktor- faktor alam, maka pelapukan secara biologi atau
pelapukan organik ini terjadi akibat adanya peranan makhluk hidup. Proses

x
pelapukan biologi atau organik terjadi karena adanya aktivitas kehidupan, yakni
kehidupan:

1. Akar tumbuhan
2. Mikroorganisme tanah
3. Binatang
Proses pelapukan secara biologis atau organik ini merupakan proses
pelapukan yang senantiasa mengiringi dua proses pelapukan sebelumnya yang
telah kita jelaskan. Pelapukan secara organik atau biologis ini trejadi setelah
sebelumnya batuan telah mengelami proses pelapukan secara kimia atau fisika
terlebih dahulu. Dengan kata lain pelapukan organik atau biologis ini sifatnya
mempercepat atau menyempurnakan.
Sebagai contoh adalah batuan yang telah mengalami perubahan suhu
ekstrim (misalnya setelah cuaca yang sangat panas, tiba- tiba menjadi sangat
dingin) maka akan mengalami retakan- retakan. Selanjutnya ketika sedang turun
hujan maka air hujan akan masuk ke dalam retakan- retakan batuan, sehingga
akan semakin mempercepat proses pelapukan yang terjadi. Di dalam retakan
tersebut ternyata tidak hanya air yang masuk, namun juga mulai ditumbuhi
tanaman- tanaman tingkat rendah dan juga mikroorganisme tanah yang keduanya
makin mempercepat terjadinya proses pelapukan.

xi
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas kami dapat menarik kesimpulan bahwa di
bumi yang kita tempati terdapat berbagai macam sumber daya geologi yaitu terdiri
atas batuan, mineral dan bahan tambang. Dimana terbentuk secara alamiah dengan
berbagai bentuk tekstur, warna, jenis, sifat-sifat, komposisi dan sebagainya.
Secara umum batuan mempunyai tiga tipe yakni : Batuan Beku, Batuan Sedimen
dan Batuan Metamorf. Sedangkan mineral merupakan padat dgn struktur
homogen mempunyai kompisisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yg
anorganik. Mineral juga memiliki berbagai macam jenis dan terbentuk secara
alamiah. Kemudian, segala sesuatu yang berada didalam bumi bias dikatakan
sebagai bahan galian atau bahan tambang yang mempunyai bermacam-macam
nama sebagaimana yang diuraikan didalam pemabahasan. Dari semua sumber
daya tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dan memiliki manfaat bagi
kehidupan manusia.

xii
DAFTAR PUSTAKA
Referensi
https://ilmugeografi.com/geologi/proses-pelapukan/amp
https://www.scribd.com/doc/309235278/MAKALAH-PELAPUKAN
https://galeriilmiah.wordpress.com/2011/07/22/batuan-dan-kegunaannya/
https://www.scribd.com/doc/291825029/makalah-batuan

xiii

Anda mungkin juga menyukai