Anda di halaman 1dari 17

KARYA ILMIAH TENTANG

PELAPUKAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IPA 2 SD/MI

Dosen Pengampu : Arafatul Soraya, M. Pd. I

Disusun Oleh :
NUR HALIMAH
NIM : 23160177

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
T. A 2024

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan limpahan Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
"PELAPUKAN" ini sesuai dengan waktu dan ketentuan yang telah ditetapkan. Adapun
tujuan penyusunan makalah ini adalah agar para pembaca dapat mengetahui dan memahami
hal-hal yang berkaitan dengan pelapukan yang ada di muka bumi. Semoga setelah membaca
makalah yang saya susun, pembaca mendapatkan referensi mengenai pelapukan.

Panyabungan, Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II ISI

A. Pengertian Pelapukan

B. Penggolongan Pelapukan

C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pelapukan

D. Dampak Pelapukan

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpul
an

B. Saran

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari waktu ke waktu muka bumi mengalam perubahan. Perubahan ini telah
terjadi sejak manusia menampakkan tanda-tanda kehidupan di planet yang dianggap
sebagai pusat tata surya oleh orang Babilonia ini. Bahkan, bumi telah mengalami
dinamika morfologis jauh sebelumnya, yakni ketika benda langit yang terletak di
galaksi Bimasakti ini diciptakan. Tentunya, proses ini akan terus berlangsung, tidak
hanya berhenti di abad millennium ini.
Permukaan bumi baik di daratan maupun lautan yang tidak rata merupakan
bukti konkret dan rasional yang membuktikan bahwa di tempat yang kita tinggali ini
sama sekali tidak bersifat statis, melainkan dinamis.
Tidak hanya tenaga yang berasal dari dalam bumi (tenaga endogen) seperti
diastropisme, vulkanisme, dan seisme saja yang menjadi faktor penyebab proses yang
tentunya menimbulkan efek bagi kehidupan manusia. Namun, tidak bisa dipungkiri
bahwa tenaga yang berasal dari luar bumipun ikut andil dalam mempercantik ataupun
bahkan merusak lapisan litosfer planet yang tergolong dalam kelompok planet dalam
ini. tenaga geologi yang bersifat destrutif inilah yang dikenal dengan istlah tenaga
eksogen. Erosi, sedimentasi, dan pelapukan merupakan beberapa contoh tenaga
eksogen. Terlepas dari dampak yang diterima oleh substansi yang menempatinya
abiotik sekalipun, baik tenaga endogen maupun tenaga eksogen menghasilkan
keadaan muka bumi yang beragam.
Pelapukan (weathering) merupakan contoh tenaga eksogen yang berperan serta
menganekaragamkan muka bumi karena bersifat destruktif tenaga ini tidak bersifat
membangun melainkan merusak morfologi muka bumi. Namun, proses penghancuran
atau perusakan dan pelepasan partikel-partikel batuan ini menimbulkan bentuk baru,
seperti stalaktit dan stalakmit.
Proses pelapukan inilah yang akan menjadi pokok kajian utama kami dalam
menyusun makalah ini dimana penyajian materi ini disusun berdasarkan kumpulan
Materi dari berbagai sumber dan observasi yang telah kami lakukan, guna

Page | 1
memperdalam wawasan kami menengenai peristiwa yang kerap kali menimbulkan
kerugian terhadap kehidupan manusia ini.

B. Perumusan masalah

1. Apakah pelapukan itu?

2. Mengapa pelapukan itu terjadi?

3. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi pelapukan?

4. Apa dampak pelapukan bagi kehidupan manusia?

5. Bagaimanakah cara efektif untuk mencegah pelapukan?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah memberikan pengetahuan lebih kepada


pembaca tentang pelapukan dan faktor yang mempengaruhi proses pelapukan serta
dampak dan cara menanggulangi pelapukan.

Materi dalam makalah ini disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu.
Sehingga pembaca dapat dengan mudah untuk mempelajarinya. Dan makalah ini juga
dilengkapi dengan gambar yang mendukung jalannya proses pemahaman pembaca
dalam mempelajari makalah ini.

Page | 2
BAB II
ISI

A. Pengertian Pelapukan

1. Pelapukan merupakan proses alamiah akibat bekerjanya gaya-gaya alam baik


secara fisik maupun kimiawi yang menyebabkan terjadinya pemecah belahan,
penghancuran, transformasi batuan, dan mineralmineral penyusunnya menjadi
materi lepas (regolit) di permukaan bumi. (Hanafiah, 2005)1
2. Proses yang berhubungan dengan penghancuran bahan yg berasal dari

tumbuhan dan binatang oleh aktivitas jamur dan jasad renik lain (Kamus Besar

Bahasa Indonesia)

3. The processes by which rock is broken into smaller pieces by the action of the
weather--proses dimana batu dipecah menjadi potongan kecil oleh aksi cuaca--
( Cambridge Dictionary)
4. Disintegration or alteration of rock in its natural or original position at or near
the Earth’s surface through physical, chemical, and biological processes induced
or modified by wind, water, and climate--disintegrasi atau perubahan batuan
dalam posisi alami atau asli pada atau dekat permukaan bumi melalui fisik,
kimia, biologi dan proses induksi atau dimodifikasi oleh angin, air, dan iklim—(
Encyclopedia Britannica)
5. The action of the weather conditions in altering the color, texture, composition, or
form of exposed objects; specifically the physical disintegration and chemical
decomposition of earth materials at or near the earth's surface --aksi kondisi
cuaca dalam mengubah warna, tekstur, komposisi, atau bentuk benda terkena;
khususnya disintegrasi fisik dan dekomposisi kimia bahan bumi pada atau dekat
permukaan bumi—(Encyclopedia Britannica dictionary)
6. Pelapukan merupakan proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah
pada dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia
dan/atau biologi (Wikipedia Indonesia)

1
Dari Dasar-Dasar Ilmu Tanah oleh Hanafiah, PT Raja Grasindo Persada

Page | 3
7. Pelapukan adalah proses hancurnya batuan dari gumpalan besar menjadi butiran
yang lebih kecil sampai menjadi sangat halus. (Pelajaran IPA-Fisika Bilingual
SMP/MTs Kelas IX)2
8. Pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi lebih
kecil/hancur. (Mandiri Geografi untuk SMA/MA Kelas X) 3
9. Pelapukan adalah peristiwa penghancuran atau pengrusakan dan pelepasan
partikel-partikel batuan. (Geografi untuk SMA/MA Kelas X)4

B. Penggolongan Pelapukan

Berdasarkan proses terjadinya dan faktor penyebabnya pelapukan, pelapukan


digolongkan ke dalam 3 golongan, yaitu:

1. Pelapukan Mekanis atau Fisis

Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah Pelapukan yang
bersifat merombak batuan tanpa ada perubahan kimia paada mineral-mineral
penyusunnya. Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat pemuaian,
pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu yang sangat besar
antara siang dan malam.5 Untuk lebih jelasnya bagaimana perubahan itu,
perhatikan baik-baik berikut ini:

a. Perbedaan suhu yang besar antara siang dan malam

Penghancuran batuan terjadi akibat perbedaan suhu yang sangat besar antara
siang dan malam. Pada siang hari suhu sangat panas sehingga batuan
mengembang. Sedangkan pada malam hari temperatur turun sangat rendah
(dingin). Penurunan temperatur yang sangat cepat itu menyebabkan batuan
menjadi retak-retak dan akhirnya pecah, dan akhirnya hancur berkeping-
keping. Pelapukan seperti ini bisa kita perhatikan di daerah gurun. Di daerah
Timur Tengah (Arab) temperatur siang hari bisa mencapai 60 derajat Celcius,
sedangkan pada malam hari turun drastis dan bisa mencapai 2 derajat Celcius.

2
Dari Pelajaran IPA-FISIKA BILINGUAL untuk SMP/MTs Kelas IX, Yrama Widya hal. 256
3
Dari Mandiri Geografi untuk SMA/MA Kelas X, Penerbit Erlangga hal. 60
4
Dari Geografi untuk SMA/MA Kelas X, Grahadi hal. 118
5
Dari Pelajaran IPA-FISIKA BILINGUAL untuk SMP/MTs Kelas IX, Yrama Widya hal. 257

Page | 4
Atau pada saat turun hujan, terjadi penurunan suhu, yang menyebabkan batuan
menjadi pecah.

b. Insolasai

Di daerah padang pasir atau gurun, ketika panas terik kemudian tiba-tiba turun
hujan, terjadilah penurunan suhu yang tiba-tiba pula. Pada saat itu kerutan
berlangsung sangat tiba-tiba pula, sehingga hancurlah butiran batu gurun
dengan irungan suara yang berdentang. Pelapukan mekanik jenis ini dinmakan
Insolasi.

c. Akibat pembekuan air

Sebagian batu memlikin celah (retakan) didalamnya sebagai akibat gaya-gaya


tektonik bumi. Air hujan akan masuk dan menggenang pada celah-celah batu
tersebut. Ketika terjadi penurunan suhu sampai beberapa derajat di bawah nol,
maka air dida;am batu akan berunah menjadi es. Karna es bervolum lebih besar
daripada air, maka es akan memperbesar retakan batuan. Apabila hal ini terjadi
secara terus-menerus, maka lama kelamaan batuan tersebut akan pecah menjadi
beberapa potong.

d. Warna mineral

Perbedaan warna mineral pembentuk bauan akan menyebabkan perbedaan


pemuaian minral-mineral itu saat mengalami kenaikan suhu. Akibatnya bidang
perabatasan astara mineral-mineral itu akan retak dan akhirnya akan pecah.

e. Pelapukan glasial
Di daerah kutub terjadi pelapukan juga yang dinamakan pelapukan glasial yang
disebabkan perubahan suhu dan pembekuan air.

Page | 5
Gambar contoh pelapukan mekanik :

2. Pelapukan Kimiawi

Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat reaksi kimia


pada batuan, seperti oksidasi, karbonasi, dan dehidrasi atau penguapan. Pelapukan
kimiawi selain mengubah bentuk dari batuan dan juga merubah struktur
kimianya.6

Contoh pelapukan kimiawi yang banyak terjadi di daerah tropik adalah


pelapukan di gua gamping. Pada pelapukan ini terjadi proses pelarutan dan
penguapan yaitu CaCo3 dilarutkan menjadi Ca(HCO3), kemudian di dalam gua,
larutan itu akan menguap sehingga CaCO3 yang baru, berbentuk stalaktit dan

6
Dari Pelajaran IPA-FISIKA BILINGUAL untuk SMP/MTs Kelas IX, Yrama Widya hal. 258

Page | 6
stalagmit. Hasil pelapukan kimiawi di daerah karst biasa menghasilkan karren,
ponor, sungai bawah tanah, stalagtit, tiang-tiang kapur, stalagmit, atau gua kapur.

a. Karren

Di daerah kapur biasanya terdapat celah-celah atau alur-alur sebagai akibat


pelarutan oleh air hujan. Gejala ini terdapat di daerah kapur yang tanahnya
dangkal. Pada perpotongan celah-celah ini biasanya terdapat lubang kecil yang
disebut karren.

b. Ponor

Ponor adalah lubang masuknya aliran air ke dalam tanah pada daerah kapur
yang relatif dalam. Ponor dapat dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu dolin
dan pipa karst. Dolin adalah lubang di daerah karst yang bentuknya seperti
corong. Dolin ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu dolin korosi dan dolin terban.
Dolin korosi terjadi karena proses pelarutan batuan yang disebabkan oleh air. Di
dasar dolin diendapkan tanah berwarna merah (terra rossa). Sedangkan dolin
terban terjadi karena runtuhnya atap gua kapur (perhatikan gambar).

Gambar 8. Dolin Korosi.

http://www.slideshare.net/nureaal/makalah-geo-
2979582

Gambar 9. Dolin Terban.

Gejala karst berikutnya adalah pipa karst yang bentuknya seperti pipa. Gejala
ini terjadi karena larutnya batuan kapur oleh air. Karena terjadi proses pelarutan
batuan, maka disebut pipa karst korosi. Namun jika terjadi karena tanah terban,
pipa karst itu disebut pipa karst terban atau disebut juga yama-type.

Page | 7
a. Gua kapur

Jika Anda berkunjung ke daerah kapur, biasanya di daerah ini banyak terdapat
gua.

Pada gua ini sering dijumpai stalaktit dan stalakmit. Stalaktit adalah endapan
kapur yang menggantung pada langit-langit gua (atas). Bentuknya biasanya
panjang, runcing dan tengahnya mempunyai lubang rambut. Sedangkan
stalakmit adalah endapan kapur yang terdapat pada lantai gua (bawah).
Bentuknya tidak berlubang, berlapis-lapis, dan agak tumpul. Jika stalaktit dan
stalakmit bisa bersambung, maka akan menjadi tiang kapur (pillar)

Gambar-gambar :

1. Goa kapur :

2.Stalagtit dan stalagmit :

Page | 8
Doline :

Contoh Pelapukan Kimia:

Pelapukan pada Nikel laterit

Nikel laterit adalah produk residual pelapukan kimia pada batuan


ultramafik. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dan dimulai ketika
batuan ultramafik tersingkap di permukaan bumi. Pelapukan pada peridotit
menyebabkan unsur-unsur yang mobile terdepleksi sedangkan unsur-unsur
dengan mobilitas rendah sampai immobile seperti Ni, Fe dan Co mengalami
pengayaan secara residual dan sekunder. Endapan nikel laterit mempunyai
daya tarik yang tinggi karena alasan ekonomis, yaitu banyaknya kandungan
unsur-unsur logam yang merupakan hasil pelapukan batuan dalam profil
pelapukannya, sebagai contoh profil laterit di Pomalaa yang mengandung Ni
dan Fe dalam jumlah yang ekonomis untuk diekstraksi, berkembang pada
batuan peridotit terserpentinisasi .

Ponor Dolin Korosi Uvala

Page | 9
Jama Lokva Sungai bawah
tanah

Stalaktit Stalakmit Kubah


Kapur

3. Pelapukan Organis/Biologis

Kita pernah melihat orang sedang memecahkan batu. Batu yang besar itu
dihantam dengan palu menjadi kerikil-kerikil kecil yang digunakan untuk bahan
bangunan. Kita juga pernah melihat burung atau binatang lainnya membuat sarang
pada batuan cadas, lama kelamaan batuan cadas itu menjadi lapuk. Dua ilustrasi
ini merupakan contoh pelapukan biologis.

Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi akibat


proses organis. Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh tumbuh-tumbuhan,
hewan, atau manusia. Akar tumbuh-tumbuhan bertambah panjang dapat
menembus dan menghancurkan batuan, karena akar mampu mencengkeram
batuan. Bakteri merupakan media penghancur batuan yang ampuh. Cendawan dan

Page | 10
lumut yang menutupi permukaan batuan dan menghisap makanan dari batu bisa
menghancurkan batuan tersebut

Binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah,


serangga.
Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh
binatang.
Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau
kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di
dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu
berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar- akar serat makanan menghisap
garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman mudah
diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas
penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelapukan

Ada dua hal yang mempengaruhi proses pelapukan yaitu daerah atau batuan yang
akan lapuk dan tenaga yang melapukkan.

Kecepatan pelapukan ditentukan oleh beberapa hal,antara lain:7

1. Tingkat kekuatan dan kekompakan


bantuan

7
Dari Geografi untuk SMA/MA Kelas X, Grahadi hal. 118

Page | 11

2. Topografi/kemiringan lereng
3. Keadaan vegetasi organisme lain yang ada

4. Unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam batuan

Dilihat dari tenaga yang menyebabkan pelapukan kecepatan pelapukan di


tentukan oleh beberapa hal,antara lain :8

1. Kekuatan air, angin, atau cairan gletser yang mengalir

2. Unsur kimia yang terkandung di dalam tenaga pelapuk

3. Organisme yang dapat merusak lahan, serta

4. Temperatur

D. Dampak yang Ditimbulkan oleh Pelapukan

Dampak Positif :

1. Aktivitas pelapukan dapat menghasilkan bentuk muka bumi yang indah dan
menjadi objek wisata, contohnya Grand Canyon di Amerika Serikat9
2. Pelapukan di daerah kapur dapat membentuk gua-gua yang mempunyai stalaktit,
dan stalagmit, yang dapat menjadi tujuan wisata, contoh Goa Maharani,
Lamongan

Dampak Negatif :

1. Sebagai tenaga destruktif, pelapukan merusak batu-batuan termasuk bangunan-


bangunan, sehingga sangat merugikan manusia
2. Pelapukan juga dapat merusak batu-batu candi sehingga sangat merugikan
manusia

8
Dari Geografi untuk SMA/MA Kelas X, Grahadi hal. 118
9
Dari Pelajaran IPA-FISIKA BILINGUAL untuk SMP/MTs Kelas IX, Yrama Widya hal. 263

Page | 12
BAB III
PENUTU
P

A. Kesimpulan

1. Pelapukan adalah peristiwa penghancuran batuan dari bentuk gumpalan


menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam
air yang dipengaruhi oleh berbagai factor, dan dapat terjadi secara
mekanis, kimiawi, maupun organis.
2. Proses pelapukan dapat menimbulkan dampak positif yaitu
menganekaragamkan muka bumi.
3. Proses pelapukan dapat pula menimbulkan dampak negatif yaitu
diantaranya merusak batuan-batuan bangunan, dan candi.

B. Saran

1. Makalah ini hanya sebagai acuan, akan lebih baik pembaca memperluas
pengetahuan ke referensi-referensi yang terkait.
2. Keanekaragaman bentuk muka bumi yang salah satunya ditimbulkan
karena pelapukan harus kita lestarikan dan kita jaga.
3. Pengetahuan terhadap cara efektif mencegah dampak negatif pelapukan
harus ditingkatkan mengingat betapa besar kerugian yang harus diterima
karena dampak negatif proses pelapukan.

Page | 13
Daftar Pustaka

Bahpari., Mulya. 2006. Mandiri Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Penerbit

Erlangga.

Endarto, Danang., dkk. 2006. Geografi Untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta : Grahadi.
Hanafiah, A. K. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grasindo Persada.
Irawan, Etsa Indra., Sunardi. 2008. Pelajaran IPA-Fisika BILINGUAL Untuk SMP/MTs

Kelas IX. Bandung : Yrama Widya.

Rachmat., dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs kelas VII. Karanganyar :
Graha Multi Grafika

http://ucikcacha.wordpress.com/2010/11/22/pengertian-pelapukan/

http://eug3n14.wordpress.com/2009/06/30/pelapukan-erosi-dan-sedimentasi/

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/638386/weathering

http://dictionary.cambridge.org/dictionary/american-english/weathering?q=weatherin g

Anda mungkin juga menyukai