Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EKSOGEN

DISUSUN OLEH :
1. MUHADIN HUSEN
2. M. ZAINAL AT
3. M. FAUZI MUKLIS RIDWAN
4. RAUL MUH BAY
5. SULIKA
KELAS X IPS 1
TUGAS GEOGRAFI
MADRASYAH ALIYAH NEGERI ENDE
2017

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW
karna berkat rahmat serta hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang Proses Eksogen.
Makalah ini merupakan tugas geografi.Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang memberi bantuan, dorongan, dan arahan kepada penyusun.
Dalam makalah ini kami menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna
perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
para pembaca pada umumnya.
ENDE, 27 JANUARI 2017

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita ketahui bahwa manusia tinggal di lingkungan yang beragam. Sebagian dari mereka tinggal di pegunungan dan
sebagian lainnya tinggal di pantai yang datar atau di wilayah perbukitan. Keragaman tersebut memengaruhi kehidupan
manusia. Manusia yang tinggal di pegunungan memiliki corak kehidupan yang berbeda dengan mereka yang tinggal di
pantai. Demikian pula dengan orang yang tinggal di perbukitan dan lembah sungai. Masing-masing menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Menurut para ahli, keragaman bentuk permukaan bumi ini disebabkan oleh dua kekuatan, yaitu tenaga endogen dan
tenaga eksogen. Tenaga Endogen adalah tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari dalam bumi, sedangkan Tenaga
Eksogen adalah tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari luar bumi. Tenaga endogen bersumber dari magma yang
bersifat membangun (konstruktif). Tenaga ini meliputi tektonisme, vulkanisme dan gempa bumi. Tenaga eksogen
merupakan tenaga yang bersifat merusak kulit bumi. Factor-faktor yang berpengaruh terhadap tenaga eksogen ini meliputi
air, angin, makhluk hidup, sinar matahari, dan gletser. Kedua tenaga ini menghasilkan rupa muka bumi yang beraneka
ragam bentuknya baik di daratan maupun dasar laut
.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pembentukan muka bumi dari proses eksogen?
2. Bagaimana proses eksogen?
3. Dampak dari eksogen?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pembentukan muka bumi dari proses eksogen.


2. Untuk mengetahui proses eksogen.
3. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari proses eksogen.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Pembentukan Muka Bumi

Permukaan bumi terdiri atas berbagai bentuk dari yang datar, bergelombang atau berbukit sampai bergunung.
Keragaman tersebut tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui berbagai proses dan waktu yang sangat lama. Berbagai
bentuk tenaga bekerja untuk mengubah muka bumi, baik dari dalam bumi maupun dari luar bumi yang dikenal dengan
sebutan tenaga geologi. Tenaga dari dalam bumi mengubah bentuk muka bumi sehingga muncul gunung, pegunungan, dan
lain-lain. Selanjutnya apa yang telah dilakukan oleh tenaga dari dalam bumi, kemudian dirombak oleh tenaga dari luar bumi
oleh air, angin, es, dan organisme sehingga nampaklah keragaman muka bumi seperti yang kita lihat sekarang.
Keragaman bentuk ketampakan alam di permukaan bumi tidak terjadi dengan sendirinya melainkan melalui suaru proses
alam yang panjang. Keragaman tersebut terjadi karena adanya tenaga endogen dan eksogen yang ada di bumi.
2.2 Bentuk muka bumi yang dihasilkan oleh tenaga eksogen.

Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh terhadap permukaan bumi. Tenaga eksogen
dapat menyebabkan relief permukaan bumi berubah. Proses perubahan muka bumi dapat berlangsung secara mekanis,
biologis, maupun secara kimiawi. Tenaga eksogen ini menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, gerak massa batuan, dan
sedimentasi yang bersifat merusak bentuk permukaan bumi.
1. Erosi, proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alamiah dari suatu tempat ke tempat lain oleh suatu zat
pengangkut yang bergerak di permukaan bumi
Menurut kecepatannya :

a. Erosi geologi : Suatu bentuk erosi dimana proses pengahancuran tanah relatif seimbang dengan proses
pembentukannya. Tidak menimbulkan kerusakan alam.
b. Erosi yang dipercepat : Erosi dimana proses penghancuran tanah lebih cepat dibandingkan proses pembentukannya.
Mengakibatkan tanah menjadi tidak subur, sehingga lahan kritis makin meluas
Menurut zat pelarutnya :

a. Erosi air : Disebabkan oleh air, baik di dalam tanah, permukaan maupun sungai. Dibedakan menjadi :

1) Erosi percikan : Disebabkan percikan air hujan


2) Erosi lembar : Terjadi pada lapisan tanah bagian atas, menyebabkan tanah menjadi tidak subur
3) Erosi alur : Terjadi pada saat air mengalir
4) Erosi parit : Lereng yang terkena erosi membentuk parit yang cukup dalam
5) Erosi angin (deflasi) : Disebabkan tenaga angin, biasa terjadi di gurun
6) Erosi es/glasial : Disebabkan oleh massa es yang bergerak
7) Erosi air laur (abrasi) : Disebabkan oleh gelombang laut (erosi morena)
Bentuk tanah sebagai akibat erosi :

a. Cliff : Pantai terjal & berdinding curam sebagai akibat abrasi


b. Relung : Cekung yang memiliki dinding cliff

c. Dataran abrasi : Hamparan wilayah daratan akibat abrasi

d. Ngarai : Lembah yang dalam

e. Batu jamur : Batu yang disebabkan erosi angin


2. Sedimentasi yaitu proses pengendapan batuan/tanah yang dilakukan oleh air, angin, dan es.
a. Sedimentasi fluvial : Proses pengendapan materi yang diangkut oleh air sepanjang aliran sungai. Bentuk lahan hasil
sedimentasi fluvial :
1) Delta : Endapan pasir, lumpur, & kerikil yang terdapat di muara sungai
2) Bantaran sungai : Daratan yang terdapat di tengah-tengah badan sungai/pada kelokan dalam sungai sebagai hasil
endapan
b. Sedimen eolis (terrestrial) : Di daerah gurun/pantai
c. Sedimen marin : Proses pengendapan yang dilakukan oleh gelombang laut yang terdapat di sepanjang pantai.
Bentukan alam dari sedimen marin :
1) Beach/bisik : Bentukan deposisional umumnya pada pantai yang landai, terjadi jika swash membawa muatan sedimen
2) Bar : Gosong pasir di pantai yang arahnya memanjang sebagai hasil pengerjaan arus laut
3) Tombolo : Gosong pasor yang menghubungkan suatu pulau karang dengan pulau utama

3. Pelapukan yaitu penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur
atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media
penghancuran, berupa Sinar matahari, Air, Gletser, Reaksi kimiawi, Kegiatan makhluk hidup (organisme)
Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu: Pelapukan fisik atau mekanik, Pelapukan
organis, Pelapukan kimiawi
a. Pelapukan fisik dan mekanik

Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih
kecil, tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan
pembekuan air pada celah batu.
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
1) Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim Gurun di daerah gurun temperatur
pada siang hari dapat mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi mengembang, pada
malam hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan
batuan pecah atau retak-retak.
2) Adanya pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini
batubatuan menjadi rusak atau pecah-pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.
3) Berubahnya air garam menjadi kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguapdan garam akan mengkristal. Kristal garam
garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.

b. Pelapukan organik
Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan dan manusia, binatang yang dapat melakukan pelapukan
antara lain cacing tanah, serangga. Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh
binatang. Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat
mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat
kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akarakar serat makanan menghisap garam makanan. Zat asam ini
merusak batuan sehingga garam-garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui
aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan.

c. Pelapukan kimiawi

Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa pengelupasan. Pelapukan kimiawi
tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air
yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini
merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan
kimiawi. Hal ini karena di Indonasia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.
Batuan yang telah terbentuk melalui berbagai proses akhirnya lama kelamaan akan mengalami proses penghancuran atau
pelapukan. Batuan yang berukuran besar akan terpecah menjadi batuan yang berukuran lebih kecil, bahkan sampai menjadi
debu. Pelapukan dapat dibedakan menjadi pelapukan fisika, kimia dan biologik-mekanik.
Pelapukan fisika atau disebut pula desintegrasi adalah proses penghancuran batuan menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil tanpa mengubah dekomposisi atau susunan kimiawinya. Proses ini bisa terjadi karena penyinaran matahari, perubahan
suhu, dan pembekuan air pada celah-celah batuan.
Pelapukan Kimia atau disebut pula dekomposisi adalah proses penghancuran batuan dengan mengubah susunan kimiawi
batuan yang terlapukan. Berlangsungnya proses tersebut memelukan. Pelapukan biologik-mekanik atau organik adalah
pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup, baik tumbuhan maupun binatang. Akar-akar yang masuk ke dalam tanah
memiliki kekuatan yang sangat tinggi, sehingga dapat menghancurkan batuan.

2.3 Dampak Eksogen

1. Dampak positif dari eksogen

a. Batuan dari hasil pembekuan magma akan bermanfaat bagi tumbuhan jika telah dihancurkan oleh tenaga eksogen
menjadi partikel-partikel tanah.
b. Batuan beku terpecah-pecah menjadi batuan yang berukuran lebih kecil sehingga dapat dimanfaat- kan untuk berbagai
keperluan terutama bahan bangunan.
c. Mineral-mineral berharga yang tadinya berada di bawah permukaan tanah lambat laun tersingkap oleh tenaga eksogen
sehingga memberi manfaat bagi manusia.
2. Dampak negatif dari eksogen

a. Erosi mengakibatkan lapisan tanah yang subur berkurang atau hilang dan akibatnya tanaman tidak dapat tumbuh
dengan baik.
b. Erosi juga mengakibatkan sedimentasi di daerah yang lebih rendah dan terjadi pendangkalan di daerah danau atau
waduk. Akibatnya kemampuan PLTA untuk menghasilkan listrik semakin berkurang.
c. Selain mengakibatkan pendangkalan, erosi juga menjadikan air sungai dan danau tidak lagi jernih. Akibatnya tidak
lagi bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan minum atau mencuci. Makhluk hidup, khususnya ikan juga akan
semakin berkurang jumlahnya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Permukaan bumi terdiri atas berbagai bentuk dari yang datar, bergelombang atau berbukit sampai bergunung.
Keragaman bentuk ketampakan alam di permukaan bumi tidak terjadi dengan sendirinya melainkan melalui suaru proses
alam yang panjang. Keragaman tersebut terjadi karena adanya tenaga endogen dan eksogen yang ada di bumi.
Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh terhadap permukaan bumi. Perombakan
muka bumi akibat tenaga eksogen dapat disebabkan oleh proses pelapukan, pengikisan, pengendapan, dan pergerakan
batuan atau tanah. Proses perombakan atau perubahan muka bumi ini, pengerjaannya dilakukan oleh air, udara, dan es.
Tenaga eksogen menimbulkan dampak positif dan negatif.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar memberi kritik dan saran untuk penulis dari pembuatan makalah ini, agar pembuatan
makalah selanjutnya lebih baik lagi.

Daftar Pustaka

Waluya, Bagja. 2009. Geografi SMA/MA 1. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Muh. Nurdin, S. W. warsito, Muh. Nursaban, 2008, Mari Belajar IPS Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTs Kelas VII
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Smart Education

Anda mungkin juga menyukai