Anda di halaman 1dari 14

GEOLOGI SEJARAH

TENTANG UMUR-UMUR GEOLOGI

Disusun Oleh :
Eva Rosmita Sari
Kelas : X D
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2
SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2009 / 2010

Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas Geologi
Sejarah Tentang Umur Geologi.
Adapun maksud dan tujuan penulisan ini ialah untuk mengetahui
lebih jauh tentang..Dalam makalah ini saya
akan membahas tentang. Saya menyadari
bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari guru pembimbing sangat diharapkan dalam
rangka perbaikan dan pedalaman materi yang saya bahas dalam tulisan ini.

Samarinda,November 2009
Hormat kami,

Penulis

Daftar Isi
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Pengertian
Bab II Isi
2.1 Masa Arkeozoikum
2.2 Masa Paleozoikum
2.3 Masa Mesozoikum.
2.4 Masa Kenozoikum.
2.4.1 Zaman Tersier.
2.4.2 Zaman Kuarter
2.5 Penentuan Umur..
Bab III Kesimpulan
3.1 Kesimpulan.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Geologi sejarah menggunakan prinsip-prinsip geologi untuk
merekonstruksi dan memahami sejarah bumi. Bidang ini berfokus pada
proses-proses geologi yang mengubah permukaan dan bawah permukaan
bumi, dan penggunaan stratigrafi, geologi struktur, serta paleontologi untuk
menjelaskan urutan kejadian tersebut. Bidang ini juga berfokus pada evolusi
tumbuhan dan binatang selama periode waktu berbeda dalam skala waktu
geologi. Penemuan radioaktif dan perkembangan berbagai metode
penentuan umur radiometrik pada paruh pertama abad ke-20 telah membawa
arti penting untuk mendapatkan umur absolut dari umur relatif dalam sejarah
geologi. Sejarah bumi terbagi menjadi Masa Arkeozoikum, Masa
Paleozoikum; Masa Mesozoikum, dan Masa Kenozoikum.
Adapun pembagian skala waktu geologi adalah (dari yang besar),
yaitu dari Kurun, Masa, Zaman, Kala. Nama-nama zaman pada Masa
Paleozoikum, yaitu Kambrium, Silur, Devon, dan Perm berasal dari lokasi
tempat ditemukannya cirri-ciri fosil yang pertama kali. Pada Masa
Mesozoikum, yaitu Zaman Trias, Jura, dan Kapur. Pada Masa Kenozoikum,
yaitu Zaman Tersier dan Zaman Kuarter.

BAB II
ISI
2.1 Masa Arkeozoikum
Masa Arkeozoikum dapat diartikan sebagai masa tanpa kehidupan. Pada
mulanya bumi masih membara dan sekitar satu milyard tahun yang lalu
bumi mulai membentuk kerak, karena suhunya semakin menurun. Gas yang
terlepas dari bumi, antara lain metan, amoniak, hidrogen, dan uap air.
Kemudian terjadi pengembunan yang mengakibatkan adanya hujan hingga
kini, sehingga terbentuk lautan dan danau. Setelah itu udara yang
menyelimuti bumi semakin sempurna, sehingga dapat melindungi bumi dari
benturan-benturan benda angkasa. Dari masa ini dipamerkan contoh batu
meteorit dan batuan kerak bumi.

2.2 Masa Paleozoikum


Masa Paleozoikum dimulai sejak 570 juta tahun yang lalu dan
berlangsung selama 345 juta tahun. Paleozoikum dapat diartikan masa tua
sejarah bumi, yang masih dibagi lagi menjadi 6 zaman, yaitu: Kambrium,
Ordovisium, Silur, Devon, Karbon, dan Perm.
(1)Zaman Kambrium berlangsung sejak 600 juta hingga 500 juta tahun
yang lalu, yaitu zaman tertua dari masa paleozoikum. Muncul
Trilobita dan Antropoda primitif lainnya serta moluska menguasai
lautan.
(2)Zaman Ordovisium berlangsung sejak 500-430 juta tahun yang lalu,
yaitu berkembang invertebrata di laut, binatang laut, koral, gulma laut,
berbagai artropoda dan muncul ikan primitif (vertebrata pertama
muncul).
(3)Zaman Silur berlangsung sejak 430-400 juta tahun yang lalu, yaitu
trilobita berkurang, ikan berahang muncul. Beberapa tumbuhan
rudimenter mulai hidup di daratan.
(4)Zaman Devon berlangsung sejak 400-350 juta tahun yang lalu, yaitu
macam dan ukuran vertebrata laut Bertambah. Beberapa jenis ikan
mengembangkan paru-paru serta sirip menjadi amphibi. Untuk yang
pertama kali daratan ditumbuhi tanaman besar yang menyerupai
pohon.

(5)Zaman Karbon berlangsung sejak 350-270 juta tahun yang lalu, yaitu
reptilian muncul, amphibi dan ikan tumbuh subur. Hutan dikuasai
serangga raksasa.
(6)Zaman Perm berlangsung sejak 270-200 juta tahun yang lalu, yaitu
reptilian mengalahkan amphibi sebagai vertebrata darat terkuat.
Serangga modern muncul. Trilobita punah.

2.3 Masa Mesozoikum


Masa Mesozoikum merupakan masa pertengahan sejarah geologi,
berlangsung selama 160 juta tahun, mulai 225 sampai 65 juta tahun lalu.
Masa ini ditandai dengan hadirnya binatang reptil (darat, laut, udara) yang
merajai permukaan bumi. Di Indonesia tidak ditemukan fosil datanya,
diperkirakan reptil darat sudah punah sebelum daratan nusantara terbentuk.
Masa Mesozoikum dibagi menjadi tiga zaman yaitu: Trias, Jura, dan Kapur.
(1)Zaman Trias berlangsung sejak 225 sampai 190 juta tahun lalu. Nama
Trias berasal dari Jerman dan mempunyai arti tiga (lapisan endapan).
Vertebrata, teruatama reptilia mendesak invertebrata sebagai bentuk
kehidupan yang dominant. Dinosaurus dan mamalia pertama muncul.
Lobster dan antropoda rumit muncul di laut.Fosil yang ditampilkan
berasal dari Timor yaitu Amonit (Moluska dari kelas Sefalopoda)
antara lain: Joanites sp., Hypocladicites sp, Jovites sp., Indonesites
sp.; serta beberapa fosil dari Jerman yang di antaranya bergaris tengah
50 cm dan tebalnya 20 cm. Dinosaurus mendominasi: Archosaurus di
daratan, Ichthyosaurus dan Nothosaurus di lautan, dan Pterosaurus di
udara. Cynodonta menjadi lebih kecil dan lebih menyerupai mamalia;
mamalia dan crocodilia pertama muncul. Dicrodium merupakan flora
umum di daratan. Banyak terdapat amfibi Temnospondylus .
Ammonita sangat umum. Koral modern dan ikan bertulang sejati
(Teleostei) muncul, dan juga banyak insekta.
(2)Zaman Jura berlangsung sejak 190 sampai 136 juta tahun silam. Nama
ini diambil dari nama pegunungan di perbatasan Swiss dan Perancis.
Fosil yang diperagakan yaitu Amonit dan Belemnit berasal dari
Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Maluku Tenggara (P. Bubar),
Maluku Utara (P. Buru dan P. Taliabu). Juga memperagakan fosil
Ichthyosaurus sp. (jenis dinosaurus laut), Pterodactylus sp. (jenis
dinosaurus terbang), Archaeopterix sp. (nenek moyang burung), yang
diperoleh dari Jerman.

Gymnospermae (terutama tumbuhan runjung, Bennettitales dan sikas)


dan paku-pakuan umum ditemukan. Banyak jenis dinosaurus, seperti
sauropoda, carnosaurus, and stegosaurus. Mamalia kecil umum
ditemukan. Burung pertama dan hewan melata bersisik (Squamata).
Ichthyosaurus dan plesiosaurus berkembang. Bivalvia, ammonita dan
Belemnoidea juga banyak dijumpai. Bulu babi sangat umum, juga lili
laut, bintang laut, Porifera, Brachiopoda, Terebratulida, dan
Rhynchonellida. Terpecahnya Pangaea menjadi Gondwana dan
Laurasia.
(3)Zaman Kapur berlangsung sejak 136 sampai 65 juta tahun silam.
Nama Kapur diambil dari kata latin 'creta' yang berarti kapur, yang
diberikan pada singkapan bagus tebing putih di Dover - Inggris (1822)
dan singkapan sama di Eropa. Dari zaman ini diperagakan fosil yang
populer yaitu: Orbitulina sp. (hewan laut bersel satu), Pecten sp.
(kerang), dll. Tumbuhan berbunga berkembang, bersama dengan
jenis-jenis baru insekta. Ikan bertulang sejati (Teleostei) modern mulai
bermunculan. Ammonita, Belemnoidea, Bivalvia rudist, Echinoidea
dan Porifera umum ditemukan. Banyak jenis baru dinosaurus (mis.
Tyrannosauridae, Titanosauridae, Hadrosauridae, dan Ceratopsidae)
berkembang, juga Crocodilia modern; mosasaurus dan hiu modern
muncul di laut. Burung primitif perlahan menggantikan pterosaurus.
Mamalia monotremata, marsupialia and eutheria bermunculan.
Gondwana terpecah.

2.4 Masa Kenozoikum


Masa Kenozoikum disebut juga Masa Neozoikum yang diartikan masa
baru dalam sejarah geologi bumi. Masa ini berlangsung sejak 65 juta tahun
silam hingga sekarang.
Paleogen adalah periode dalam skala waktu geologi yang merupakan
bagian pertama dari era Kenozoikum dan berlangsung selama 42 juta tahun
antara 65,5 0,3 hingga 23,03 0,05 juta tahun yang lalu. Periode ini terdiri
dari kala Paleosen, Eosen, dan Oligosen, dan dilanjutkan oleh kala Miosen
pada periode Neogen.
Paleogen merupakan saat pertama berkembangnya mamalia dari jumlah
yang sedikit dan bentuk yang sederhana, hingga membengkak menjadi
beragam jenis pada akhir kepunahan massal yang mengakhiri periode Kapur
(era Mesozoikum) sebelumnya. Beberapa mamalia ini akan berevolusi
menjadi bentuk yang lebih besar yang mendominasi daratan, dan ada pula
yang berevolusi menjadi mampu hidup di lingkungan lautan, daratan khusus,

dan bahkan di udara. Burung juga berkembang pesat pada periode ini
menjadi kurang lebih bentuk modern yang dikenal saat ini. Cabang
kehidupan lain di bumi bertahan relatif tidak berubah dibandingkan dengan
perubahan yang dialami burung dan mamalia pada periode ini. Iklim
menjadi lebih dingin sepanjang Paleogen dan batas laut menyurut di
Amerika Utara di awal periode ini.Masa Kenozoikum dibagi menjadi dua
zaman yaitu: Tersier dan Kuarter.
2.4.1 Zaman Tersier
Zaman tersier berlangsung sejak 65 hingga 1,8 juta tahun lalu. Dalam
geologi, kala adalah skala waktu geologi yang menyusun suatu
periode.Zaman ini dapat dibagi menjadi lima kala yaitu: Paleosen,
Eosen, Oligosen, Miosen, Pliosen.
(a) Kala Paleosen, yaitu kala purba (palaios) yang tidak memiliki jenis
bintang yang hidup sekarang (cene = kainos), yang berlangsung
sejak 65 hingga 54 juta tahun silam. Fosil yang diperagakan yaitu
Phaladomya sp. (kerang) dari Belgia.
(b) Kala Eosen, yang berarti sangat sedikit, jenis fosil yang ditemukan
sangat sedikit dibanding dengan jenis hewan sekarang. Kala ini
berlangsung sejak 55,8 0,2 hingga 33,9 0,1 juta tahun yang lalu
yang merupakan kala kedua pada periode Paleogen di era
Kenozoikum. Kala ini berlangsung mulai akhir kala Paleosen
hingga awal Oligosen. Awal Eosen ditandai dengan kemunculan
mamalia modern pertama. Akhir Eosen adalah suatu kepunahan
massal yang disebut Grande Coupure, yang mungkin berhubungan
dengan satu atau lebih bolide (meteor besar) yang ditemukan di
Siberia dan Chesapeake Bay. Seperti halnya periode geologi lain,
stratum yang menentukan awal dan akhir kala ini terdefinisi
dengan jelas, walaupun waktu tepatnya kurang dapat dipastikan.
Nama "Eosen" berasal dari bahasa Yunani eos (fajar) and ceno
(baru) dan merujuk pada "kebangkitan" mamalia modern ("baru")
yang muncul pada kala ini.
Fosil yang diperagakan yaitu: ikan air tawar (Osphronemus
goramy LACROIX) dari Sumatera Barat (Sipang, Sawahlunto),
kerang (Ostrea jogjakartaensis MARTIN) dan siput (Turiculla
plagiaria MARTIN) dari Yogyakarta (Nanggulan, Kulonprogo),

dan hewan laut bersel satu (Discocyclina omphalus FRICH) dari


Jawa Tengah (Gunung Jiwo, Klaten).
(c) Kala Oligosen, yang berarti hanya sedikit kesamaannya dengan
hean sekarang. Kala ini berlangsung sejak 34 hingga 23 juta tahun
yang lalu. Seperti periode geologi yang lebih tua lainnya, lapisan
batuan yang membedakan periode ini terdefinisi dengan jelas, tapi
waktu awal dan akhirnya agak kurang dapat dipastikan. Namanya
berasal dari bahasa Yunani oligos ("beberapa") dan ceno ("baru"),
dan merujuk pada sedikitnya penambahan mamalia modern setelah
peledakan evolusi pada kala Eosen. Oligosen melanjutkan kala
Eosen dan diikuti oleh Miosen dan merupakan kala ketiga dan
terakhir pada periode Paleogen.
Awal Oligosen ditandai dengan kepunahan massal yang mungkin
berhubungan dengan tumbukan objek luar angkasa yang
ditemukan di Siberia dan dekat Chesapeake Bay. Batas antara
Oligosen dan Miosen tidak dapat ditentukan secara mudah dengan
suatu peristiwa, melainkan merupakan batas yang semu antara
Oligosen yang lebih hangat dengan Miosen yang relatif lebih
dingin.
Oligosen sering dianggap merupakan masa transisi yang penting,
suatu penghubung antara "[the] archaic world of the tropical
Eocene and the more modern-looking ecosystems of the Miocene.
(Haines)". Fosil yang ditampilkan yaitu: daun marga kamper
(Cinnamomum sp.) dari Austria, kayu Sequoia sp. dan kepiting
(Canser sp.) dari Jerman.
(d) Kala Miosen, yang berarti jumlah hewan laut masih kurang
(meion) dibanding yang hidup sekarang. Kala ini berlangsung
sejak 26 hingga 5 juta tahun yang lalu. Fosil yang diperagakan
yaitu: foraminifera besar Lepidocyclina sp. (hewan laut satu sel)
dari batu gamping Pandeglang, kerang Arca sp. (jenis yang kini
dimakan), dan kayu marga ramin Gonystylus sp. dari berbagai
daerah.
(e) Kala Pliosen, yang berarti mempunyai kesamaan lebih (pleion)
dari 50% dari yang hidup sekarang. Kala ini berlangsung sejak 5
hingga 1,8 juta tahun silam. Fosil yang ditemukan adalah: bunga

karang Fungia sp. dan Favia sp., gigi ikan hiu Isurus sp. pada bekas
laut purba; kura-kura tawar Tronix sp. pada bekas sungai atau
danau purba; gajah purba Matadon sp. (dari Bumiayu) yang
merajai nusantara sewaktu masih menyatu.
2.4.2 Zaman Kuarter
Zaman kuarter merupakan zaman terakhir dari sejarah geologi bumi
yang berlangsung sejak 1,8 juta tahun lalu hingga sekarang. Pada
zaman ini semua bentuk kehidupan di bumi (darat, laut, udara)
berkembang, bahkan manusia juga telah hadir. Zaman ini dibagi
menjadi dua kala yaitu: Plistosen dan Holosen.
(a) Kala Plistosen, yang artinya sebagian besar (pleistos) kehidupan
sama dengan yang hidup sekarang. Kala ini berlangsung sejak 1,8
hingga 0,01 juta tahun lalu. Fosil kala ini paling banyak
diperagakan, yang antara lain: fosil gajah (Stegodon
trigonocephalus MARTIN), kerbau (Bulbalus palaeokerabau
FALCONER) dari Bumiayu (Banyumas); banteng (Bibos sp.) dari
Rembang dan harimau (Felis sp.) dari Watualang (Ngawi) yang
berbentuk fragmen; serta fosil manusia purba Homo erectus dari
Sangiran (Solo).Berkembang dan selanjutnya punahnya banyak
mamalia besar (megafauna Pleistosen). Evolusi manusia modern
secara anatomis. Awal Zaman Es terkini.
(b)Kala Holosen atau Resen, yaitu kala manusia merajai dunia, yang
baru mulai 0,01 juta (10 ribu) tahun silam. Akhir glasiasi dan
kebangkitan peradaban manusia. Dari kala ini diperagakan sejarah
budaya manusia Zaman Paleolitikum (Zaman Batu purba) sampai
Zaman Neolitikum (Zaman Batu baru) yang ditemukan di Punung
(Pacitan, Jawa Timur) dan Dago (Bandung, Jawa Barat).
Masing-masing dari jaman pada skala waktu geologi tersebut memiliki
fosil penciri yang disebut fosil index. Ciri-ciri dari fosil index tersebut ialah:
Memiliki rentang hidup yang panjang
Penyebarannya luas
Tidak memiliki periode hidup yang khusus. Jadi, dapat hidup dalam iklim
dan cuaca apapun dalam satu jaman.

Fosil index tiap jaman, jumlahnya bisa lebih dari satu. Misalnya saja jaman
Cretaceous atau Kapur yang memiliki fosil index Inoceramus sp. dan
Coeloptychium rude.

2.5 Penentuan umur


Umur geologi terbagi menjadi 2, yaitu umur relatif dan umur absolut.
Umur relatif ialah umur yang ditentukan berdasarkan posisi batuan atau fosil
relatif terhadap posisi batuan atau fosil di sekitarnya. Dengan kata lain, umur
relatif tidak menunjukkan angka, tetapi pernyataan bahwa tentang mana
yang lebih tua dan mana yang lebih muda berdasarkan proses
pembentukannya. Umur absolut ialah umur yang ditunjukkan dengan suatu
angka yang diperoleh dari pengukuran radioaktif. Jadi, umur absolut ini
langsung menunjukkan angka umurnya sehingga dapat diketahui pada jaman
apa batuan tersebut terbentuk.
Material yang dapat diukur antara lain ialah sedimen, fosil, batuan
beku, benda arkeologi dan Tiap material tersebut dapat diukur umur relatif
maupun umur absolutnya, tergantung pada keperluan penelitian yang
dilakukan. Untuk mengetahui urutan proses pembentukannya, lebih efisien
menggunakan umur relatif. Tetapi, jika ingin mengetahui kapan material
tersebut terbentuk, lebih efektif menggunakan umur absolut.
Penentuan umur relatif dapat ditentukan melalui prinsip superposisi,
fosil suksesi, potong memotong, dan prinsip kesebandingan.
Prinsip superposisi menjelaskan bahwa lapisan batuan yang berada di
bawah, dalam kondisi normal (tidak terdeformasi) lebih tua daripada lapisan
di atasnya. Fosil suksesi merupakan analisa kesejajaran fosil atau disebut
juga biostratigrafi. Berdasarkan prinsip ini, lapisan yang mengandung fosil
yang sejenis, memiliki rentang umur yang sama. Dalam Prinsip potong
memotong, lapisan yang memotong lebih tua daripada lapisan yang
dipotongnya. Lalu, prinsip kesebandingan ialah membandingkan bentuk,
misalnya fosil yang memiliki sutura sederhana lebih tua daripada fosil yang
suturanya lebih kompleks.
Untuk menentukan umur absolut, terdapat dua metode, yaitu:
Metode menghitung, contohnya ialah menghitung lingkaran tahunan,
jumlah endapan atau sutura fosil, dan sclerochronology (menghitung
lapisan dari pertumbuhan organisme seperti koral, kerang-kerangan,
atau kayu yang membatu).
Metode isotop, misalnya ialah radiokarbon atau C-14, kosmogenik
(Cl-36, Be-10, He-3, Al-26), atau Uranium series disequilibrium.

Khusus untuk daun, metode yang cocok ialah radiokarbon karena


metode yang lain kesalahannya terlalu besar untuk penentuan umur
absolut daun.
Para ahli Geologi telah membagi urutan waktu perkembangan umur
bumi berdasarkan ciri khas untuk masing-masing waktu yang diberi istilah
mulai dari urutan terbesar : kurun (eon), masa (era), zaman (period), kala
(epoch). Sejarah Kehidupan dijelaskan bertahap dari masa ke masa untuk
Kurun Kriptozoikum, kemudian dari zaman ke zaman untuk Masa
Palaeozoikum dan Mesozoikum, lalu dari kala ke kala untuk zaman Tersier
dan Kuarter.
Dalam geologi periode atau disebut juga dengan zaman, adalah
subdivisi waktu geologi yang membagi era menjadi rentang waktu yang
lebih kecil. Istilah ekivalen yang digunakan untuk demarkasi lapisan batuan
dan catatan fosil adalah sistem; karenanya, batuan Sistem Devon dibentuk
pada Periode Devon. Walaupun para ahli paleontologi lebih sering merujuk
tahapan fauna dibandingkan periode geologi.
Beberapa periode dibagi lagi menjadi unit yang lebih kecil yang disebut
kala (epoch). Pada tahun 2004, International Union of Geological Sciences
(I.U.G.S.) mengumumkan adanya suatu periode yang disebut Ediakaran
pada era Neoproterozoikum, suatu penambahan periode baru yang terjadi
setelah 130 tahun.
Dalam geologi, era adalah subdivisi waktu geologi yang membagi eon
menjadi bagian yang lebih kecil. Eon Fanerozoikum, yang saat ini sedang
berlangsung, dibagi menjadi tiga era: Paleozoikum, Mesozoikum, dan
Kenozoikum. Masing-masing era ini mewakili tahapan utama dalam catatan
fosil makroskopik yang masing-masing dipisahkan oleh kepunahan
katastropik: batas P-T antar Paleozoikum dan Mesozoikum dan batas K-T
antara Mesozoikum dan Kenozoikum. Terdapat bukti-bukti bahwa benturan
meteor memegang peranan dalam demarkasi batas antar era.
Hadean, Arkean, dan Proterozoikum sebelumnya digabungkan dalam
eon Prekambrium. Mereka mencakup masa empat biliun tahun dalam
sejarah Bumi sebelum kemunculan hewan bercangkang keras. Belakangan,
mereka telah dipromosikan menjadi eon sendiri dan masing-masing dibagi
menjadi beberapa era.
Zaman PraKambrium berlangsung sejak ?-600 juta tahun yang lalu,
yaitu kehidupan pertama muncul beberapa algae, jamur, binatang laut
berkulit lunak.

Eon

Era

Periode

Kenozoikum

Neogen
(Miosen/Pliosen/Pleistosen/Holosen) 23.0
[1]

Paleogen (Paleosen/Eosen/Oligosen)
Kapur
Mesozoikum Jura
Trias
Fanerozoikum
Perm
Karbon
(Mississippian/Pennsylvanian)
Paleozoikum Devon
Silur
Ordovisium
Kambrium
Kriptozoikum Arkeozoikum PraKambrium

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan

Mulai,
Juta
tahun
yang
lalu

65.5
145.5
200
251
300
359
416
444
488
542

Geologi sejarah merupakan ilmu yang membahas tentang


perkembangan bumi sebagai badan angkasa mulai dari terbentuknya hingga
kini.
Penemuan radioaktif dan perkembangan berbagai metode penentuan
umur radiometrik pada paruh pertama abad ke-20 telah membawa arti
penting untuk mendapatkan umur absolut dari umur relatif dalam sejarah
geologi. Sejarah bumi terbagi menjadi Masa Arkeozoikum, Masa
Paleozoikum; Masa Mesozoikum, dan Masa Kenozoikum.
Adapun pembagian skala waktu geologi adalah (dari yang besar), yaitu
dari Kurun, Masa, Zaman, Kala. Nama-nama zaman pada Masa
Paleozoikum, yaitu Kambrium, Silur, Devon, dan Perm berasal dari lokasi
tempat ditemukannya cirri-ciri fosil yang pertama kali. Pada Masa
Mesozoikum, yaitu Zaman Trias, Jura, dan Kapur. Pada Masa Kenozoikum,
yaitu Zaman Tersier dan Zaman Kuarter.
Ciri-ciri dari fosil index tersebut ialah:
Memiliki rentang hidup yang panjang
Penyebarannya luas
Tidak memiliki periode hidup yang khusus. Jadi, dapat hidup dalam iklim
dan cuaca apapun dalam satu jaman.
Untuk menentukan umur absolut, terdapat dua metode, yaitu:
Metode menghitung, contohnya ialah menghitung lingkaran tahunan,
jumlah endapan atau sutura fosil, dan sclerochronology (menghitung
lapisan dari pertumbuhan organisme seperti koral, kerang-kerangan, atau
kayu yang membatu).
Metode isotop, misalnya ialah radiokarbon atau C-14, kosmogenik (Cl-36,
Be-10, He-3, Al-26), atau Uranium series disequilibrium. Khusus untuk
daun, metode yang cocok ialah radiokarbon karena metode yang lain
kesalahannya terlalu besar untuk penentuan umur absolut daun.

DAFTAR PUSTAKA
Http://www.google.co.id/geologi sejarah

Anda mungkin juga menyukai