Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KE-11

CONTOH APLIKASI GEOMORFOLOGI


---MAKALAH---
UNTUK MEMENUHI TUGAS MAKALAH SEMESTER II
MATA KULIAH GEOMORFOLOGI
Tim Dosen Mata Kuliah :
Edi Tri Haryanto, M.Sc (Koordinator)
Dr. Emi Sukiyah , Syafrudin, MT , Dr. Nana Sulaksana (Anggota)
Tim Asisten Dosen:
Radit, ST dan Murni, ST

Oleh
Muhammad Bima Perkasa Alam
270110130032
Kelas D

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Contoh Aplikasi
Geomorfologi.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.

Jatinangor, 5 Juni 2014

Muhammad Bima Perkasa Alam


270110130032

1
DAFTAR ISI

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi
dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri. Geomorfologi
biasanya diterjemahkan sebagai ilmu bentang alam. Pengetahuan geomorfologi
dan analisis bentuk lahan dapat diaplikasikan pada berbagai bidang.
Proses geomorfik sangat dipengaruhi oleh struktur geologi kerak bumi pada
landform tersebut berada. Bukti terjadinya perubahan atau proses geologis itu
tampak atau membekas (in print) pada landform yang terbentuk oleh proses itu.
Dari hasil in print ini dapat diaplikasikan dalam ilmu-ilmu sipil lainnya dalam
bentuk analisis. Dalam makalah ini akan menjelaskan bagaimana ilmu
geomorfologi akan berpengaruh pada pengaplikasian lainnya dalam kehidupan
sehari-hari dalam prinsip geologi.

1.2 Rumusan Masalah


Apa dasar prinsip ilmu geomorfologi?
Seberapa penting geomorfologi?
Apa saja contoh dalam pengaplikasian ilmu geomorfologi dalam
kehidupan?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan adalah dapat memahami dan menganalisis dari rumusan
masalah terkait pengaplikasian geomorfologi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Dasar Ilmu Geomorfologi


Thornbury (1969) menjelaskan 10 prinsip dasar yang digunakan dalam
interpretasi bentuk lahan (landform) oleh geomorfologist sbb:
1) The same physical processes and laws that operate today operated
throughout geologic time although not necessarily always with the same
intensity as now (Proses fisika dan hukum yang bekerja saat ini, sama dengan
yang bekerja pada masa lampau (dalam hitungan waktu geologis) meskipun
intensitasnya tidak harus sama). Misalnya, proses erosi dan pegendapan yang
terjadi di masa lampau dan yang terjadi saat ini mengikuti aturan yang sama.
Erosi terjadi terutama pada bagian lereng atas tengah yang curam,
berdampak pada penipisan solum tanah; sedangkan deposisi terjadi pada
bagian lereng bawah yang datar dan berakibat terjadinya penebalan solum
tanah. Proses lain, seperti volkanisme, longsoran, dan pembentukan delta
yang terjadi di masa lampau dan yang sekarang, mengikuti aturan yang sama
pula. Pada kedua masa kejadian ter-sebut mungkin hasilnya berbeda dalam
hal kuantitas yang dihasilkan per sa-tuan waktu, karena faktor yang
mempengaruhi dan energi yang terlibat pada kejadian dalam masing-masing
masa geologis tersebut dapat saja sangat berbeda intensitasnya.
2) Geologic structure is a dominant controlling factor in the evolution of land-
form and is reflected in them (Struktur geologi merupakan faktor pengontrol
utama dalam evolusi bentuk lahan, dan struktur geologi tersebut tampak
(wujud) dalam bentuk lahan yang terbentuk). Misalnya, daerah yang dulunya
merupakan kawasan perbukitan dengan struktur geologi lipatan atau patahan,
maka pada bentuk lahan yang dihasilkan (yang ada pada saat ini) akan tetap
menampakan ciri bentuk struktur lipatan atau patahan tersebut, meskipun
telah terjadi proses evolusi geomorfik yang cukup intensif.

2
3) To a large degree the earths surface processes relief because the geomor-
phic processes operate at different rates (Sampai batas tertentu, permukaan
bumi mempunyai relief, karena proses geomorfik yang bekerja pada tempat
yang berbeda tersebut tidak sama intensitasnya).
4) Geomorphic processes leave their distinctive imprint upon landform and
each geomorphic process develops its own characteristic assemblage of
landform (Proses geomorfik meninggalkan bekasnya (imprint) pada bentuk
lahan, dan setiap proses geomorfik menghasilkan kharakteristik yang unik
dan menjadi penciri dari bentuk lahan yang dihasilkannya).
Contoh, dua bentuk lahan yang ekstrim yaitu bentuk lahan daerah perbukitan
dan dataran banjir. Erosi yang terjadi di daerah perbukitan yang berlereng
curam, menghasilkan gully erosion. Bentuk alur tersebut menunjukan bahwa
telah terjadi penggerusan tanah oleh agen erosi (air) secara vertikal yang in-
tensif akibat dari gerakan air limpasan yang cepat (energi tinggi) pada lereng
yang curam. Sebaliknya, erosi di daerah yang relatif datar (yaitu daerah da-
taran banjir) menghasilkan alur yang dangkal tetapi lebar, berkelok-kelok (po-
la meander). Karakteristik itu menunjukan telah terjadinya erosi ke arah late-
ral yang lebih dominan daripada yang ke arah vertikal. Jadi, proses geomorfik
(dalam hal ini erosi) di kedua landform tersebut tetap membekas pada ben-tuk
lahan yang terbentuk melalui proses itu.
5) As the different erosional agents act upon the earths surface, there is
produced an orderly sequence of landform (Agen erosi yang berbeda bekerja
pada permukaan bumi menghasilkan bentuk lahan yang tampak secara
berurutan dan teratur. Erosi oleh air limpasan akan menghasilkan bentuk
lahan tempat terjadinya erosi, transportasi, dan deposisi pada posisi lereng
yang teratur (berurutan). Erosi oleh angin menghasilkan bentuk lahan yang
dicirikan oleh cekungan/ lembah dan gundukan/bukit partikel debu dan pasir
dengan urutan sesuai dengan arah dan kecepatan agen erosi (angin). Kedua
erosi dengan agen erosi yang berbeda tersebut dapat saja terjadi di daerah
yang sama, jika di daerah itu pernah terjadi perubahan iklim yang ekstrim.
Bentuk lahan yang dihasilkan oleh kerja dari kedua agen erosi itu akan

3
tampak secara berurutan (sequential), sesuai dengan waktu kejadian dan
intensitasnya.
6) Complexity of geomorphic evolution is more common than simplicity (Evolu-
si geomorfik umumnya bersifat kompleks dan jarang bersifat sederhana).
Kondisi alami permukaan bumi sebagian besar merupakan hasil dari banyak
kejadian alami yang menyebabkan terjadinya proses geomorfik yang berbeda
pada suatu bentuk lahan, baik terjadi dalam waktu bersamaan maupun ber-
gantian. Misalnya, erosi, tekanan tektonik yang menghasilkan suatu patahan
atau angkatan, terjadinya gempa, dan longsoran tanah, menghasilkan proses
pembentukan dan perkembangan permukaan lahan yang kompleks. Proses
landform yang kompleks itu lebih banyak dijumpai daripada yang sederhana.
Implikasi dari kenyataan itu bahwa interpretasi yang tepat tentang kejadian
alam dan hasil proses alami itu sangat sulit karena kompleksitasnya.
7) Little of the earths topography is older than tertiary and most of it is not
older than Pleistocene (Hanya sebagian kecil topografi di permukaan bumi
yang lebih tua dari masa tersier dan sebagian besar tidak lebih tua dari masa
plistosen). Masa tersier adalah 1,6 65 juta tahun yang lalu sebelum masehi
(SM), sedangkan masa plistosen adalah sekitar 1,6 juta tahun yang SM. Jadi,
seba-gian besar bentuk lahan yang ada sekarang jarang yang sangat tua, ber-
dasarkan umur geologis.
8) Proper interpretation of present-day landscapes is impossible without full
appreciation of the manifold influences of the geologic and climatic changes
during the pleistocence (Interpretasi secara tepat tentang landscapes yang ada
saat ini tidak akan mungkin dilakukan tanpa pemahaman yang mendalam
mengenai pengaruh perubahan geologi dan iklim dalam masa pleistocene).
9) An appreciation of world climates is a necessary to a proper understanding
of varying importance difference of geomorphic processes (Pemahaman iklim
global diperlukan untuk dapat memahami keragaman penting yang terjadi
dari perbedaan proses geomorfik).
10) Geomorphology, although concern with present-day landscapes, attains its
maximum usefulness by historical extension (Meskipun geomorfologi lebih
memperhatikan pada bentang lahan yang ada saat ini, manfaat maksimum
hanya dapat diperoleh jika melalui pemahaman historis).

4
2.2 Arti Pentingnya Geomorfologi
Pada dasawarsa terkahir ini sudah mulai tampak arti penting geomorfologi
sebagai pendukung ilmu kebumian lainnya dan ilmu yang terkait dalam arti
praktisnya. Geomorfologi sebagai ilmu mempunyai arti yang penting, seperti
peranannya dalam geografi fisik dan terapannya dalam penelitian. Geomorfologi
sudah mulai dimasukkan dalam ke dalam kurikulum pada fakultas-fakultas seperti
Fakultas Pertanian, Teknik, Arkeologi, dan sebagainya serta banyak penelitian-
penelitian yang menggunakan pendekatan geomorfologi. Sebagai contohnya
adalah penggunaan pendekatan geomorfologi untuk studi bencana alam,
kerekayasaan, lingkungan, pemetaan tanah, pemetaan air tanah dan sebagainnya.
Namun demikian, geomorfologi dalam pengajaran serta penelitian-penelitian yang
bertema fisik yang non geomorfologik, uraian geomorfologi hanya sekedar
ilustrasi yang tradisional dan belum dimanfaatkan untukdasar pengambilan
sampel daerah ataupun analisisnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal di
antaranya adalah kurangnya atau langkanya buku-buku geomorfologi.

Kajian geomorfologikal akan menghasilkan data/informasi yang utama dan


pertama dari bentanglahan fisikal yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu
maupun terapan praktisnya. Dalam penerapan geomorfologi pada dasarnya
banyak diwarnai oleh Verstappen dalam bukunya yang berjudul "Applied
Geomorphology Geomorphological Surveys for Environmental Development)"
tahun 1983. Dalam buku tersebut memuat berbagai terapan geomorfologi. Adapun
terapan geomorfologi yang dikemukakan oleh Verstappen tersebut adalah
meliputi. Peran dan terapan geomorfologi dalam survei dan pemetaan, survei
geologi, hidrologi, vegetasi, penggunaan lahan pedesaan, keteknikan, ekplorasi
mineral, pengembangan dan perencanaan, analisis medan, banjir, serta bahaya
alam disebabkan oleh gaya endogen.

Dari apa yang telah dikemukakan di atas, maka geomorfologi mempunyai


peran dan arti yang cukup penting. Karena dalam suatu perencanaan pengembang
wilayah, memerlukan informasi dasar yang menyeluruh baik aspek fisik maupun
aspek sosial. Pada aspek fisik geomorfologi dapat memberikan informasi melalui

5
kajian dengan pendekatan geomorfologi. Pendekatan geomorfologi digunakan
dalam melakakukan analisis dan klasifikasi medan (terrain analysis and
classification) dengan beberapa parameter seperti yang dikemukakan oleh
Zuidam, et al (1978 : 9 22), dimana pada intinya dalam analisis dan klasifikasi
medan dapat dikemukakan sebagai berikut:

1) Relief/morfologi meliputi bagian lereng, ketinggian, kemiringan lereng,


panjang lereng, bentuk lereng, bentuk lembah, dan aspek relief yang lain.
2) Proses geomorfologi meliputi erosi dan tipe erosi, kecepatan dan daerah yang
terpengaruh; banjir yang meliputi tipe, frekuensi, durasi, kedalaman, dan
daerah yang terpengaruh; gerakan massa yang meliputi tipe, kecepatan,
daerah yang terpengaruh.
3) Tipe material batuan meliputi batuan induk, material permukaan, kedalaman
pelapukan.
4) Vegetasi dan penggunaan lahan meliputi tipe vegetasi, kepadatan, tipe
penggunaan lahan, periode, durasi, dan konservasi.
5) Air tanah mencakup kelembaban permukaan, kedalaman air tanah, fluktuasi
air tanah, dan kualitas air tanah.
6) Tanah mencakup kedalaman, kandungan humus, tekstur, drainase, dan daerah
berbatu.

2.3 Penerapan Ilmu Geomorfologi


Pengetahuan geomorfologi dan analisis bentuk lahan dapat diaplikasikan pada
berbagai bidang. Misalnya, aplikasi geomorfologi pada bidang pertanian,
khususnya ilmu tanah dan berbagai bidang teknik sipil atau kontruksi bangunan.
Proses geomorfik merupakan faktor sangat penting yang menentukan proses
pembentukan dan perkembangan tanah. Batas unit sebaran jenis tanah di lapang
sering sejajar dengan batas unit bentuk lahan, sehingga hasil analisis suatu bentuk
lahan sangat membantu dalam pekerjaan survai tanah dan evaluasi kesesuaian

6
lahan, khususnya dalam hal pembatasan unit tanah atau lahan untuk kegunaan
tertentu.

Proses geomorfik sangat dipengaruhi oleh struktur geologi kerak bumi pada
landform tersebut berada. Bukti terjadinya perubahan atau proses geologis itu
tampak atau membekas (in print) pada landform yang terbentuk oleh proses itu.
Proses geologis yang telah dan sedang terjadi yang dapat dikenali dari
kharakteristik landform dan merupakan informasi penting bagi perencanaan atau
desain pembuatan konstruksi jalan, jembatan, bendungan dan sebagainya.

Thornbury (1954) dalam Sutikno (1987: 12) menyatakan bahwa ada lima
kelompok terapan geomorfologi, yaitu:
1) Terapan geomorfologi dalam hidrologi, yang membahas hidrologi di daerah
karst dan air tanah daerah glasial. Masalah hidrologi di daerah karst dapat
diketahui dengan baik apabila geomorfologinya diketahui secara mendalam.
Air tanah di daerah glasial tergatung pada tipe endapannya, dan tipe endapan
ini dapat lebih mudah didekati dengan geomorfologi.
2) Terapan geomorfologi dalam geologi ekonomi, yaitu membahas pendekatan
geomorfologi untuk menentukan tubuh bijih, jebakan residu, mineral
epigenetik, dan endapan bijih.
3) Terapan geomorfologi dalam keteknikan, aspek keteknikan yang dibahas
meliputi jalan raya, penentuan pasir, dan kerakal, pemilihan situs bendungan
dan geologi militer. Terapan geomorfologi dalam keteknikan ini semua aspek
geomorfologi dipertimbangkan
4) Terapan geomorfologi dalam ekplorasi minyak, banyak unsur-unsur minyak
di AS yang ditentukan dengan pendekatan geomorfologi terutama
bentuklahan termasuk topografi, untuk mengenal struktur geologi dalam
penentuan terdapatnya kandungan minyak.
5) Terapan geomorfologi dalam bidang lain, yaitu menyangkut pemetaan tanah,
kajian pantai, dan erosi.

7
2.3.1 Aplikasi Geomorfologi dalam Bidang Mitigasi
Wilayah Indonesia merupakan salah satu wilayah yang dilewati Ring of Fire
(Lingkaran Api). Selain banyak mengalami gempa bumi, wilayah Indonesia juga
memiliki deretan gunung berapi. Salah satu gunung berapi teraktif di dunia
terdapat di Indonesia yaitu Gunung Merapi. Tepatnya Gunung Merapi terletak di
daerah perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Sebagai wilayah yang memiliki bentukanlahan vulkanisme, Gunung
Merapi juga merupakan hulu dari beberapa sungai seperti Sungai Putih, Sungai
Batang, Sungai Senowo, dan Sungai Lamat.

Wilayah di sekitar Gunung Merapi yang merupakan salah satu gunung


teraktif di dunia memiliki potensi bencana yang cukup besar. Tidak hanya bencana
primer yang berasal dari letusan Gunung Merapi melainkan adanya pula bencana
sekunder berupa banjir lahar. Bencana primer yang berupa erupsi dalam bentuk
lahar panas, debu dan abu vulkanik serta material-material piroklastik yang keluar
dari perut bumi membawa ancaman di wilayah sekitar lereng Gunung Merapi.
Sedangkan bencana sekunder berupa banjir lahar yang mengalir melalui sungai.
Bencana sekunder ini lebih berbahaya dibandingkan bencana primer karena
mengancam wilayah yang lebih luas. Banjir lahar disebabkan karena hujan yang
turun di Gunung Merapi sehingga airnya mengalirkan material-material hasil
erupsi berupa bebatuan, kerikil, pasir dan material piroklastik lain bercampur
dengan air. Alirannya mengalir melaui sungai-sungai yang berhulu di Gunung
Merapi dengan kecepatan yang sangat tinggi. Kecepatannya dipengaruhi oleh
massa jenis campuran air dan material hasil erupsi lebih berat dan didorong gaya
gravitasi yang cukup besar karena Gunung Merapi merupakan gunung api strato
dengan kemiringan yang cukup terjal. Aliran banjir lahar sangat membahayakan
masyarakat dan lingkungan sekitar aliran sungai.

Bencana banjir lahar perlu dikaji untuk menemukan metode untuk


memecahkan permasalahan yang menimpa wilayah dan masyarakat hulu sungai di
lereng Merapi bahkan hingga ke hilir sungai. Pengkajian suatu masalah

8
diperlukan suatu konsep geomorfologi yang digunakan sebagai kerangka berfikir
pembahasan objek geografi. Permasalahan bajir lahar yang terjadi di wilayah DIY
dan Jawa Tengah yang berasal dari Gunung Merapi dapat dikaji berdasarkan
konsep geomorfologi pertama yang menyatakan bahwa proses proses fiskal
yang sama dan hukum hukumnya yang bekerja saat ini telah berlangsung
sepanjang waktu geologi meskipun intensitasnya tidak selalu sama seperti
sekarang. Erupsi Merapi telah terjadi sejak zaman dahulu ketika Gunung Merapi
mulai aktif, demikian pula dengan banjir lahar. Pada mulanya sungai-sungai yang
berhulu di Gunung Merapi memiliki morfologi dasar sungai lebih dalam daripada
sekarang. Akibat adanya banjir lahar mengakibatkan kedalaman sungai menjadi
semakin dangkal karena adanya proses pengendapan material yang dibawa banjir
lahar. Volume endapan yang terjadi dapat digunakan untuk mengetahui intensitas
banjr lahar dan erupsi yang terjadi dari masa ke masa. Semakin banyak endapan
yang terbentuk semakin besar intensitas banjir lahar dan erupsi yang terjadi.

Akibat dari semakin mendangkalnya dasar sungai, kapasitas air yang dapat
ditampung semakin sedikit. Sehingga ketika terjadi banjir lahar, air bercampur
material vulkanis akan meluap dan menerjang pemukiman dan yang berada pada
wilayah aliran sungai. Mengakibatkan bahaya yang mengancam masyarakat dan
merusak fasilitas serta lingkungan. Menggunakan prinsip geomorfologi pertama
ini, apabila kondisi dasar sungai dapat dikembalikan seperti semula atau
setidaknya mengurangi volume endapan dasar sungai maka akan meminimalisair
bahkan mencegah meluapnya aliran lahar dingin.

Selain menggunakan prinsip geomorfologi pertama, sebagai landasan berfikir


mencari penyelesaian suatu masalah dapat juga menggunakan prinsip
geomorfologi keempat yang menyatakan bahwa proses proses geomorfik
meninggalkan bekas yang nyata pada bentuk lahan dan setiap prosesnya
berkembang sesuai dengan karakteristik bentuklahan. Merupakan proses yang
alamiah apabila terjadi pengendapan di sepanjang aliran sungai yang berhulu pada
gunung berapi akibat terjadinya banjir lahar. Menjadikan proses dan bentukan

9
seperti itu ciri khas yang ada pada bentuklahan vulkanis. Banjir lahar merupakan
proses geomorfik karena akibat adanya banjir lahar ini terbentuk morfologi yang
berbeda pada dasar sungai. Apabila banjir lahar terus menerus terjadi maka tidak
mustahil apabila suatu saat dasar sungai semakin terangkat dan aliran air akan
membuat aliran baru dengan posisi yang lebih rendah dari aliran sungai
sebelumnya. Hal ini akan mengancam masyarakat yang berada di wilayah aliran
sungai. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mencegah terjadinya bencana
yang lebih besar lagi. Solusi yang ditawarkan yaitu relokasi warga yang berada di
bantaran dan wilayah aliran sungai agar masyarakatnya lebih aman dari terjangan
banjir lahar. Tetapi solusi ini masih sangat sulit direalisasikan karena
permasalahan yang sangat kompleks, seperti tidak tersedianya lahan pemukiman
lain. Opsi lain untuk penyelesian masalah yaitu dengan mengeruk endapan
material yang terdapat di dasar sungai. Pengerukan dasar sungai bisa dilakukan
agar aliran air maupun lahar dingin tetap berada pada lajur yang seharusnya.

Konsep-konsep geomorfologi sangat penting untuk dipahami karena sangat


berguna bagi seorang geologis,geograf maupun teknisi teknik sipil untuk mencari
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan objek kajian geomorfologi. Ketika
telah turun dalam masyarakat seorang teknisi dengan dan berdasar ilmu yang
dimiliki dapat menyelamatkan kondisi lingkungan dan nyawa masyarakat.

2.3.2 Aplikasi Geomorfologi Dalam Bidang Telekomunikasi


Geomorfologi sangat digunakan untuk menganalisa suatu kondisi
wilayah/kota yang mana akan berpengaruh dengan masalah sosial dan ekonomi.
Dan ditambah lagi dengan kemajuan informasi harus segera didapat. Semua ini
tergantung dengan kondisi wilayah daerahnya. Komunikasi tidak dapat berjalan
dengan lancar apabila analisa geomorfologinya tidak baik sebagai pembangunan
kota atau suatu wilayah. Jika analisa kurang baik maka pembangunan serta
antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pun tidak dapat bersinkronisasi dengan
baik.

10
Kajian aplikasi geomorfologi dalam kaitannya dengan aspek-aspek kehidupan
masa kini seperti aplikasinya dalam bidang teknologi komunikasi, apalagi yang
pembahasannya menyangkup pemodelan spasial tergolong masih sangat terbatas.
Kenyataan lapangan menunjukan bahwa komunikasi melalui HP tidak dapat
dilakukan di daerah atau tempat-tempat tertentu (Scourias, 1997), akibat kondisi
geomorfologinya yang tidak mendukung, seperti lokasi yang berada di balik bukit
atau di lembah-lembah pegunungan.

Sebagai contoh kota Bukittinggi yang berada pada jalur patahan Semangko
merupakan dataran tinggi yang dikelilingi lembah (Ngarai Sianok), bukit-bukit
dan pegunungan, memperlihatkan kondisi morfologi yang kompleks dan unik
sehingga memiliki keindahan panorama alam (Sandy, 1985). Sebagai salah satu
pusat tujuan wisata dan kota terbesar kedua di Sumatera Barat, Kota Bukittinggi
mengalami perkembangan yang cukup pesat dan membutuhkan dukungan
infrastruktur komunikasi yang memadai, diantaranya adalah jaringan komunikasi
selular yang mampu melayani seluruh kota tersebut.

Salah satu Provider GSM telepon selular yang relatif baru beroperasi di
Indonesia (tahun 2006) adalah provider 3 yang dikelola oleh PT Hutchison
Charoen Pokphand Telecommunication (selanjutnya disebut operator Hitam)
telah memiliki 7.300 BTS di seluruh Indonesia, sedangkan provider Telkomsel
yang dikelola oleh PT. Telkom Indonesia (selanjutnya disebut operator Merah)
yang telah memiliki lebih dari 31.000 BTS di seluruh Indonesia, selama ini telah
memberikan layanan komunikasi seluler di Kota Bukittinggi, dengan
menempatkan beberapa BTS dan akan membangun BTS lagi untuk meningkatkan
kualitas layanannya.

Kekuatan sinyal sangat dipengaruhi oleh parameter geomorfologinya.


Analisis spasial dengan teknik overlay peta kuat sinyal dengan jarak dari BTS

11
menunjukan bahwa makin jauh suatu tempat dari BTS semakin lemah sinyal yang
diterima, sebaliknya makin dekat jarak ke BTS semakin kuat sinyal yang diterima.
Analisis statistik dengan Pearson Product Moment, dengan 69 sampel untuk
operator Merah dan 56 sampel untuk operator Hitam menunjukan angka korelasi
jarak dari BTS dan kuat sinyal sebesar -0,676 dan 0,674 pada 5%. Hal ini berarti
bahwa secara spasial kuat sinyal yang diterima di suatu tempat ditentukan oleh
parameter jarak dari BTS sebesar 45,7% pada operator Merah dan 45,3 % pada
operator Hitam.

Kajian keruangan melalui teknik overlay peta antara kuat sinyal dengan
ketinggian tempat baik untuk operator Merah maupun operator Hitam,
menunjukan tidak adanya kaitan antar kedua variabel tersebut. Perhitungan
statistik memperlihatkan nilai korelasi 0,101 (operator Merah) dan 0,074 (operator
Hitam) pada 5 %, dengan nilai r hitung lebih kecil dari r tabel. Dengan
demikian, parameter ketinggian tempat tidak berpengaruh terhadap kuat sinyal
telepon seluler yang diterima di tempat tersebut.

2.3.3 Aplikasi Geomorfologi dalam Proyek-Proyek Pembangunan


Untuk tujuan penilitian bagi pembangunan maka penting diperhatikan bahwa
setiap proses geomorfologis meninggalkan jejak yang karakteristik pada bentuk
lahan, sehingga memungkinkan untuk menelusuri proses apa saja yang telah
menyebabkannya. Dalam banyak kejadian, manusia melalui banyak kegiatannya
secara tidak langsung atau tidak sengaja telah mengubah dan sering merusak lahan
secara berulang-ulang. Relief mempunyai peranan penting dalam mmementukan
posisi salauran irigasi dan pola penggunaan lahan di daerah irigasi. Relief juga
memainkan peran penting dalam menetuka rute jalan raya yanga akan dibangun.
Dalam pembangunan jembatan, maka tiang penopang harus diletakkan pada posisi
yang tepat sesuai dengan kondisi geomorfologi yang ada. Pemanfaatan studi
geomorfologi yang lain adalah dalam pembangunan pemukiman penduduk dan
tempat-tempat industry, serta pembangunan kawasan pantai.

12
2.3.4 Aplikasi Geomorfologi dalam Eksplorasi Minyak dan Material
Pemukiman
Banyak ladang minyak ditemukan karena ekspresi topografi yang menarik
perhatian. Struktur antiklinal dengan igir-igir dan lembah-lembah yang memusat
biasanya merupakn tempat kedudukan ladang minyak. Demikian halnya dengan
struktur dome. Suatu metode baru untuk mengetahui struktur geologi pada suatu
wilayah dan akumulasi minyak adalah dengan analisa drainase sebagaimana
kenampakannya pada foto udara. Lokasi mineral sering berhubungan dengan
goemorfologis suatu wilayah. Dalam penyelidikan hubungan antara mineral
dengan relief diperlukan adanya pemahaman tentang sejarah geomorfologi suatu
wilayah. Beberapa asosiasi mungkin lebih banyak berhubungan dengan kondisi
relief sebelumnya. Kaitan antara sumber daya mineral dengan topografi yang
dapat dikenali jejaknya pada foto udara adalah sebagai berikut:
1) Endapan pasir yang mengandung emas, biasanya terdapat dalam endapan
teras alluvial
2) Hasil-hasil pelapukan seperti bauksit dan kaolin biasanya terdapat pada
level-level planasit tua.
3) Endapan gambut dan garam biasanya terdapat pada bacin-bacin
4) Endapan yang berkaitan dengan patahan dan pengayaan, misalnya berupa
aspal dan besi.
5) Endapan berkaitan dengan gejala vulkanik, misalnya blerang.
6) Dike dan diatrema yang berkaitan dengan pengayaan, mineral yang biasa
dijumpai misalnya berupa intan.
7) Endapan yang tidak terpadatkan berupa fragmen-fragmen batuan seperti
lempung, pasir, lumpur, kerikil, dan fragmen lainnya yang lebih besar
dapat di jumpai sebagai endapan-endapan : alluvial, lingkungan marine,
glacial, pengaruh gaya berat, sisa, dan buatan manusia.

2.3.5 Aplikasi Geomorfologi untuk Pariwisata (Geowisata)

Kenampakan bentangalam memiliki bentuk yang unik. Kesempatan ini sangat


bermanfaat untuk mengembangkan potensi wisata di suatu daerah. Mulai dari

13
kenampakan seperti gunung, pesisir, karst, dan lain sebagainya pasti akan menarik
minat para wisatawan atau penjelajah untuk dapat mendatanginya.

Dari kenampakan yang unik dari alam ini untuk menarik minat wisatawan
disebut dengan Geowisata. Geowisata (geotourism) adalah kosakata yang relatif
baru dalam kepariwisataan nasional. Istilah itu kurang populer dibanding
ekowisata (ecotourism), atau agrowisata misalnya. Namun demikian, di dalam UU
No. 9/1990 tentang Kepariwisataan, selain wisata agro, baik ekowisata maupun
geowisata memang tidak disebut-sebut. Geowisata merupakan pariwisata minat
khusus dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti bentuk bentang
alam, batuan, struktur geologi dan sejarah kebumian, sehingga diperlukan
peningkatan pengayaan wawasan dan pemahaman proses fenomena fisik alam.

Contoh geowisata diantaranya adalah Karang Sambung (Jawa Tengah),


Belantara Karst Rammangrammang, (Maros, Sulawesi Selatan), Gunung
Tangkuban Perahu (Jawa Barat) dan lain sebagainya. Masing-masing ini memiliki
geomorfologi dengan daya tarik tersendiri untuk menarik minat para wisatawan,
peneliti maupun penjelajah.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses fisika dan hukum yang bekerja saat ini, sama dengan yang bekerja
pada masa lampau (dalam hitungan waktu geologis) meskipun intensitasnya tidak
harus sama. Struktur geologi merupakan faktor pengontrol utama dalam evolusi
bentuk lahan, dan struktur geologi tersebut tampak (wujud) dalam bentuk lahan
yang terbentuk. Sampai batas tertentu, permukaan bumi mempunyai relief, karena
proses geomorfik yang bekerja pada tempat yang berbeda tersebut tidak sama
intensitasnya. Proses geomorfik meninggalkan bekasnya (imprint) pada bentuk
lahan, dan setiap proses geomorfik menghasilkan kharakteristik yang unik dan
menjadi penciri dari bentuk lahan yang dihasilkannya. Meskipun geomorfologi
lebih memperhatikan pada bentang lahan yang ada saat ini, manfaat maksimum
hanya dapat diperoleh jika melalui pemahaman historis.

Dengan memahami historis pengetahuan geomorfologi dan analisis bentuk


lahan dapat diaplikasikan pada berbagai bidang. Seperti yang telah dikemukakan
di sebelumnya, maka geomorfologi memegang peranan yang cukup penting.
Sebab hasil analisis dan klasifikasinya medan ataupun lahan dapat dimanfatkan
untuk berbagai kepentingan. Seperti dalam bidang keteknikan, ekonomi,
hidrologi, geowisata dan lain sebagainya. Berbagai bentuklahan yang ada di
permukaan bumi, merupakan bagian kajian dari geomorfologi dan terutama
tentang sifat alami, asal mula, proses perkembangan, dan komposisi material
penyusunnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://imadedwisg.blogspot.com/2010/10/arti-penting-geomorfologi.html (Diakses
3 Juni 2014)
http://geografi.ui.ac.id/portal/sivitas-geografi/dosen/makalah-seminar/pola-dan-
model-keruangan-kualitas-penerimaan-sinyal-telepon-seluler-di-kota-
bukittinggi/ (Diakses 3 Juni 2014)
http://amriyogi.blogspot.com/2013/08/pemanfaatan-geomorfologi-bagi-
manusia_6883.html (Diakses 3 Juni 2014)
http://id.wikipedia.org/wiki/Geowisata (Diakses 3 Juni 2014)
http://blog.fitb.itb.ac.id/BBrahmantyo/?p=48 (Diakses 3 Juni 2014)
http://karangsambung.lipi.go.id/?page_id=219 (Diakses 3 Juni 2014)
http://geograph88.blogspot.com/2013/07/prinsip-geowisata-geotourism-
principles.html (Diakses 4 Juni 2014)
http://www.purwoshop.com/2011/12/25/tentang-konsep-geowisata/ (Diakses 4
Juni 2014)
https://www.academia.edu/4130025/Peran_Interpreter_dalam_kegiatan_geowisata
(Diakses 4 Juni 2014)

16

Anda mungkin juga menyukai