Anda di halaman 1dari 16

Pecahan mineral terbagi menjadi:

Concoidal: pecahan yang membentuk gelombang melengkung pada permukaan pecahan, seperti
pecahan botol atau kenampakan kulit kerang, contohnya yaitu kuarsa.

Splintery/Fibrous: pecahan yang memperlihatkan seperti serat. Contohnya yaitu asbes, augit dan
hipersten.

Even: pecahan yang dihasilkan bentuk permukaan yang halus. Contohnya limonit.

Uneven: pecahan yang dihasilkan memiliki bentuk permukaan yang kasar. Contohnya magnetit,
hematite, kalkopirite dan garnet.

Hackly: pecahan tersebut menghasilkan permukaan yang kasar, tidak teratur dan runcing – runcing.
Contohnya yaitu native elemen emas dan perak.

3. Kilap (Luster)

Kilap adalah kesan yang diberikan oleh mineral saat terkena pantulan cahaya. Kilap sendiri dibedakan
menjadi 2 yaitu:

Kilap Logam: Pantulan oleh cahaya memberikan kesan seperti logam. Kilap jenis ini biasa ditemukan
pada mineral yang mengandung logam atau mineral bijih seperti emas, pirit, kalkopirit dan galena.

Kilap Non Logam: Kilap ini tidak memberikan kesan logam saat terkena cahaya. Kilap non logam dapat
dibedakan menjadi:

Kilap kaca atau vitreous luster: kesan yang diberikan seperti kaca saat terkena cahaya. Contohnya yaitu
kuarsa, kalsit dan halit.

Kilap intan atau adamantine luster: kasan yang diberikan seperti intan saat terkena cahaya contohnya
intan.

Kilap sutera atau silky luster: memberikan kesan seperti sutera dan biasanya ditemukan pada mineral
yang memiliki struktur serat, seperti gipsum, asbes dan aktinolit.

Kilap damar atau resinous luster: kasan yang diberikan seperti damar, contohnya resin dan sfalerit.

Kilap mutiara atau pearl luster: kesan yang diberikan seperti mutiara atau bagian dalam dari cangkang
kerang, contohnya yaitu talk, muskovit, dolomit dan tremolit.

Kilap lemak atau greasy luster: mirip dengan sabun atau lemak, contohnya talk dan serpentin.
Kilap tanah: memiliki kenampakan buram seperti halnya tanah, contohnya kaolin, bentonit, dan limonit.

4. Kekerasan (Hardness)

Ketahanan suatu mineral terhadap goresan itulah yang dinamakan kekerasan dalam mineral. Untuk
mengetahui tingkat kekerasan mineral, secara relatif dapat menggunakan skala Mohs yang dimulai dari
angka 1 yang artinya paling lunak hingga angka 10 yang berarti mineral tersebut paling keras. Skala
Mohs meliputi:

(1) Talk

(2) Gipsum

(3) Kalsit

(4) Fluorit

(5) Apatit

(6) Feldspar

(7) Kuarsa

(8) Topaz

(9) Korundum

(10) Intan
Seperti yang kita ketahui jika skala Mohs merupakan skala yang relatif. Untuk mengukur kekerasan ini,
dapat menggunakan alat – alat sederhana seperti kuku, pisau baja dan lain sebagainya, seperti pada
daftar di bawah ini:

Alat Penguji[/th] [th]Derajat Kekerasan Mohs

Kuku Manusia[/td] [td]2,5

Kawat Tembaga[/td] [td]3

Pecahan Kaca[/td] [td]5,5 – 6

Pisau Baja[/td] [td]5,5 – 6

Kikir Baja[/td] [td]6,5 – 7

5. Warna (Colour)

Warna pada mineral adalah kenampakan yang dapat dilihat secara langsung jika terkena cahaya. Warna
mineral dibedakan menjadi:

Idiokromatik

Warna mineral akan selalu sama atau tetap. Biasanya ditemukan pada mineral – mineral yang tidak bisa
tembus cahaya (opak), seperti magnetik, pirit dan galena.

Alokromatik
Warna mineral tidak tetap atau dapat berubah, hal ini tergantung dari meterial pengotornya dan
biasanya dapat ditembus cahaya, seperti kalsit dan kuarsa.

6. Cerat (Streak)

Cerat merupakan warna dari mineral dalam wujud serbuk atau hancuran. Warna mineral ini dapat
diperoleh jika mineral digoreskan pada bagian kasar seperti kepingan porselin atau dilakukan
penumbukan mineral lalu dilihat warna bubuk tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli dari
mineral namun ada juga yang berbeda, seperti contoh

Pirit: berwarna keemasan, saat digores hasil serbuknya akan menjadi warna hitam.

Hematit: berwarna merah, namun hasil serbuk akan berwarna merah kecoklatan.

Biotite: cerat tidak berwarna

7. Belahan (Cleavage)

Belahan merupakan kenampakan dari mineral yang berdasarkan kemampuannya untuk membelah
melalui bidang belahan yang rata dan juga licin. Biasanya bidang belahan berbentuk sejajar dengan
bidang tertentu. Contoh mineral yang dapat membelah yaitu kalsit. Kalsit memiliki tiga arah belahan
sedangkan untuk kuarsa, tidak memiliki belahan. Belahan sendiri terbagi menjadi:

Belahan satu arah, contohnya: muscovite

Belahan dua arah, contohnya: feldspar

Belahan tiga arah, contohnya: halit dan kalsit

8. Berat Jenis (Specific Gravity)

Merupakan perbandingan antara berat pada mineral dengan volume mineral. Untuk mengetahui berat
jenis mineral yaitu dengan cara menimbang terlebih dahulu mineral tersebut. Selanjutnya, untuk
mendapatkan volume mineral, dapat dilakukan dengan memasukannya ke dalam air yang berada di
gelas ukur. Volume air awal atau sebelum dimasukan mineral, dikurangi dengan volume air akhir atau
setelah dimasukan mineral. Itulah jumlah volume mineral.
9. Kemagnetan

Sifat dari mineral terhadap gaya magnet. Berdasarkan reaksi mineral saat dipapar medan magnet,
dibedakan menjadi tiga jenis:

Ferromagnetik

Mineral – mineral ferromagnetik akan mudah untuk ditarik atau diterik dengan kuat jika terdapat medan
magnet dari luar. Mineral ferromagnetik memiliki sifat kemagnetan yang permanen. Contohnya yaitu
magnetit, pyrrhotit, isovite, symthite dan lain sebagainya.

Paramagnetik

Mineral – mineral paramagnetik akan diterik oleh medan magnet hanya sementara saja. Mineral ini
akan bersifat magnetik saat berada dekat disekitar medan magnet, jika dijauhkan dari medan magnet
akan hilang sifat kemagnetannya. Contohnya yaitu hematit, pirit, olivin, mineral mika dan lain – lain.

Diamagnetik

Mineral – mineral yang tidak akan tertarik oleh medan magnet. Mineral diamagnetik sebenarnya sedikit
menolak medan magnet, dan yang termasuk mineral ini yaitu sulfur, kuarsa, calcite, ortoklas, gipsum,
talk, intan dan lain – lain.

10. Sifat Dalam (Tenacity)

Merupakan sifat fisik mineral saat kita mematahkan, menghancurkan, membengkokkan, memotong
atau mengiris. Dan yang termasuk ke dalam sifat dalam yaitu:

Rapuh (brittle): mudah hancur namun biasa terpotong (kuarsa, pirit, kalsit)

Mudah ditempa (malleable): bisa ditempa menjadi lapisan tipis (emas dan tembaga)

Dapat diiris (secitile): mampu diiris dengan pisau, hasil irisan sangat rapuh (gypsum)
Fleksibel: mineral dalam bentuk lapisan tipis, mampu dibengkokkan tanpa patah namun jika sudah
bengkok tidak dapat kembali ke bentuk semula (talk dan selenit).

Blastik: mineral dalam bentuk lapisan tipis,saat dibengkokkan dapat kembali ke bentuk semula jika
dihentikan tekanannya (muskovit).

Kilap

Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena cahaya
(Sapiie, 2006)

Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:

a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam.
Contoh mineral yang mempunyai kilap logam:

Gelena

Pirit

Magnetit

Kalkopirit

Grafit

Hematit

b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:

Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.

Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.

Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat pada mineral yang
mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.

Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit.

Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada serpentin,opal dan nepelin.

Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan limonit.

Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat dipakai dalam menentukan
mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang
lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang
lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).
Warna

Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan
dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung
keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna
putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang
mempunyai warna khas, seperti:

Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)

Kuning : Belerang (S)

Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)

Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)

Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))

Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)

Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)

Abu-abu : Galena (PbS)

Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

Kekerasan

Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat
membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang
mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar
kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan
dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak
sampai skala 10 untuk mineral terkeras .

Cerat

Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh apabila
mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian
dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda.
Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah.
Contohnya :

Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna
hitam.
Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna
merah kecoklatan.

Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan

Biotite : Ceratnya tidak berwarna

Orthoklase : Ceratnya putih

Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan, sehingga dapat
dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).

Belahan

Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah tertentu.
Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila
mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak
semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar
dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam
ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan
cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-
bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan
teratur (Danisworo, 1994).

Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan sedang kuarsa
tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya:

a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.

b. Belahan dua arah, contoh : feldspar.

c. Belahan tiga arah, contoh : halit dan kalsit.

Pecahan

Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur apabila
mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral
apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar
seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur
(Danisworo, 1994).

Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:


Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan, seperti
kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.

Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit, hipersten

Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh pada kelompok
mineral lempung. Contoh Limonit.

Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar, contoh: magnetit,
hematite, kalkopirite, garnet.

Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan runcing-runcing. Contoh
pada native elemen emas dan perak.

Sifat Dalam

Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan,
membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah

Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas, kalsit, pirit.

Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas, tembaga.

Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.

Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah bengkok tidak
dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.

Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan dapat kembali seperti
semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.

Kemagnitan

Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah
tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut
diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral mempunyai
sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi
sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral
tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang
tersebut dengan garis vertikal.

Pengertian Mineral

Mineral adalah suatu zat berbentuk padat yang terbentuk secara alamiah dengan komposisi kimia
tertentu yang memiliki atom yang teratur, dan bersifat anorganik. Mineral termasuk dalam komposisi
unsur murni dan garam sederhana sampai dengan silikat yang memiliki susunan sangat kompleks
dengan ribuan bentuk mineral yang diketahui.

2. Sifat-sifat Fisik Mineral

Penamaan mineral dapat ditentukan dengan membandungkan sifat fisiknya dengan mineral lain. Sifat-
sifat fisiknya meliputi: warna, cerat, kilap, kekerasan bentuk kristal, belahan, pecahan, berat jenis, sifat
dalam, diaphanety dan special properties.

A. Warna

Warna adalah yang ditampilkan dan dapat terlihat dipermukaan mineral oleh mata telanjang. Warna
biasanya lebih bersifat umum daripada menunjuk yang spesifik.

Pada umumnya warna mineral ditimbulkan karena penyerapan beberapa jenis panjang gelombang yang
membentuk cahaya putih, jadi warna itu timbul sebagai hasil dari cahaya putih yang dikurangi oleh
beberapa panjang gelombang yang terserap.

Mineral berwarna gelap adalah mineral yang secara merata dapat menyerap seluruh panjang
gelombang pembentuk cahaya putih.

Mineral-mineral yang mempunyai warna-warna tetap dan tertentu disebut Idiochromatic, sedangkan
mineral yang mempunyai warna yang dapat berubah-ubah disebut Allochromatic.

Adapun faktor-faktor yang menimbulkan warna dalam mineral antara lain :

– Komposisi Kimia

Contoh : warna biru dan hijau pada mineral-mineral Copper sekunder.

– Struktur Kristal dan Ikatan Atom

Contoh : Polymorph dari Carbon : Intan tidak berwarna dan transparant sedangkan Graphite berwarna
hitam dan opaque.

Polymorph adalah suatu unsur atau senyawa yang dapat membentuk lebih dari satu susunan atom.
Tiap-tiap susunan mempunyai sifat-sifat fisik dan struktur kristal yang berbeda. Jadi atom-atom/ion-ion
disusun secara berbeda dalam polymorph yang berbeda untuk zat yang sama. (bentuk lain, rumus kimia
analog)

– Pengotoran Mineral

B. Kilap

Kilap adalah penampakan atau cahaya yang dipantulkan saat mineral terkena cahaya. Secara garis besar,
kilap dibedakan dengan:
Kilap Logam (Metallic Luster), Mineral-mineral yang dapat menyerap pancaran secara kuat, disebabkan
oleh sifat opaque atau hampir opaque walaupun mineral-mineral ini terbentuk sebagai fragmen-
fragmen yang tipis. Mineral-mineral ini mempunyai indeks bias sebesar 3 ke atas. Mineral tersebut
memiliki kilapan seperti logam. Contoh: Galena, Pirit, Magnetite, Kalkopirit, Granite, Hematite.

Kilap Non Logam (Non-Metallic Luster), terbagi atas :

Kilap Intan (Adamantine Luster), kilapannya cemerlang seperti intan.

Kilap Kaca (Viteorus Luster), misalnya kilapan pada kuarsa dan kalsit.

Kilap Sutera (Silky Luster), kilapannya menyerupai sutera. Biasanya terdapat pada mineral yang
mempunyai struktur serat seperti asbes, alkanolit, dan gypsum.

Kilap Damar (Resinous Luster), kilapannya menyerupai damar seperti pada sphalerite.

Kilap Mutiara (Pearly Luster), kilapannya seperti lemak atau sabun, misalnya serpentin, opal, nepelin.

Kilap Tanah (Earthy Luster), kilapannya seperti tanah lempung, misalnya kaolinite, bauxit dan limonite.

C. Cerat/Goresan (Streak)

Cerat merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut ditumbuk sampai halus. Cerat ini
dapat lebih dipertanggungjawabkan karena stabil dan penting untuk membedakan 2 mineral yang
warnanya sama tetapi goresnya berbeda. Cerat ini diperoleh dengan cara menggoreskan mineral pada
permukaan keping porselin, tetapi apabila mineral mempunyai kekerasasn lebih dari 6, maka dapat
dicari dengan cara menumbuk sampai halus menjadi berupa tepung.

Mineral yang berwarna terang biasanya mempunyai gores berwarna putih.

Contoh : – Quartz = putih / tak berwarna

– Gypsum = putih / tak berwarna

– Calcite = tak berwarna

Mineral bukan logam ( non metalic mineral ) dan berwarna gelap akan memberikan gores yang lebh
terang daripada warna mineralnya sendiri.

Contoh : – Leucite = warna abu-abu / gores hitam.

– Dolomite = warna kuning sampai merah jambu / gores putih

Mineral yang mempunyai kilap metallic kadang-kadang mempunyai warna gores yang lebih gelap dari
warna mineralnya sendiri.

Contoh : – Pyrite = warna kuning loyang / gores hitam


– Copper = warna merah tembaga / gores hitam

– Hematite = warna abu-abu kehitaman / gores merah

Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang sama.

Contoh : – Cinnabar = warna dan gores merah

– Magnetite = warna dan gores hitam

– Azurite = warna dan gores biru

F. Belahan

Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui batas elastisitas dan plastisitasnya, maka
pada akhirnya mineral akan pecah. Belahan mineral akan selalu sejajar dengan bidang permukaan kristal
yang rata karena belahan merupakan gambaran dari struktur dalam dari kristal. Belahan tersebut akan
menghasilkan kristal menjadi bagian-bagian yang kecil, yang setiap bagian kristal dibatasi oleh bidang
yang rata. Berdasarkan dari bagus atau tidaknya permukaan bidang belahannya, belahan dapat dibagi
menjadi :

a. Sempurna ( Perfect )

Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan bidang yang rata dan
sukar pecah selain melalui bidang belahannya.

Contoh : – Calcite

– Muscovite

– Galena

– Halite

b. Baik ( Good )

Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata, tetapi dapat juga terbelah
tidak melalui bidang belahannya .

Contoh : – Feldspar

– Hyperstene

– Diopsite

– Rhodonite

c. Jelas ( Distinct )
Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral tersebut sukar membelah
melalui bidang belahannya dan tidak rata.

Contoh : – Staurolite

– Scapolite

– Hornblende

– Anglesite

– Feldspar

– Scheelite

d. Tidak Jelas ( Indistinct )

Yaitu apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi kemungkinan untuk membentuk belahan dan
pecahan sama besar.

Contoh : – Beryl

– Corundum

– Platina

– Gold

– Magnetite

e. Tidak sempurna ( Imperfect )

Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral akan pecah dengan permukaan
yang tidak rata.

Contoh : – Apatite

– Cassiterite

– Native sulphur

Belahan adalah kecenderungan suatu mineral untuk mengalami disintegrasi sepanjang bidang
lemahnya. Belahan dapat dibagi menjadi:

1 arah: Mika, Muskovit

2 arah: Feldspar, Amphibole

3 arah: Halit, Kalsit


4 arah: Flourit

G. Pecahan

Pecahan adalah kecenderungan suatu mineral mengalami disintegrasi tidak pada titik lemahnya.
Pecahan dapat dibagi menjadi:

Konkoidal, permukaan halus dan melengkung seperti kenampakan kerang atau pecahan botol. Contoh:
Kuarsa

Splintery, permukaan seperti serat atau abon. Contoh: Asbes, Gypsum dan Augite.

Even, bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus. Contoh: Muscovite,
Galena.

Uneven, permukaan kasar dan tidak teratur. Contoh: Pirit, Kalkopirit, Hematite.

Hackly, permukaan kasar, tidak teratur dan runcing. Contoh: Silver, Gold, dan Platinum.

I. Sifat Dalam (Tenacity)

Sifat dalam adalah kemampuan suatu mineral untuk pecah. Tenacity ini dapat dibagi menjadi:

Brittle, bisa dipotong dan hancur menjadi pecahan runcing. Contoh: Kuarsa

Malleable, dapat ditempa menjadi lapisan pipih dan tanpa pecah. Contoh: Emas

Sectile, dapat dipotong dengan pisau menjadi keping-keping tipis. Contoh: Gipsum

Flexible, dapat dibentuk tapi tidak bisa dikembalikan kembali jika gaya ditiadakan. Contoh: Talc, selenit

Elastic, dapat dibentuk dan dapat dikembalikan kembali seperti semula. Contoh: Muskovit

J. Diaphanity

Diaphanety adalah kemampuan mineral untuk meneruskan cahaya. Diaphanety dapat dibagi menjadi:

Trasparent, benda dapat tampak bila dipandang melalui suatu mineral. Contoh: Kuarsa, Kalsit, Biotit.

Translucent, cahaya dapat diteruskan oleh mineral, namun benda dibalik mineral tidak tampak jelas.
Contoh: Gipsum.

Opaque, tidak ada cahaya yang diteruskan walaupun pada keping tertipis. Contoh: Magnetik, Pirit.

K. Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap daya tarik magnet. Dalam determinasi mineral berdasarkan
sifat kemagnetannya dibagi menjadi :

Ferromagnetik

Mineral dikatakan memiliki sifat ini jika mineral dengan mudah tertarik oleh gaya magnet, seperti
mineralMagnetit dan Phyrhotit.

Diamagnetik

Mineral dikatakan memiliki sifat ini jika tidak tertarik oleh gaya magnet.

Paramagnetik

Mineral dikatakan memiliki sifat ini karena dapat tertarik oleh gaya magnet tapi tidak sekuat
ferromagnetik.

Cara mengetahui sifat kemagnetan mineral dapat dilakukan dengan metode sederhana, yaitu dengan
mendekatkan magnet batang ke mineral dengan perlahan-lahan kemudian perhatikan gejala yang
diperlihatkan oleh mineral selanjutnya sesuai dengan sifat kemagnetan seperti yang disebutkan diatas.

Belahan adalah kemampuan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-bidang


belahan yang rata dan licin. Dalam pengamatan belahan akan nampak jelas pada pengamatan dibawah
mikroskop. Berdasarkan banyaknya bidang belahan, belahan dibagi menjadi:

Belahan satu arah, kenampakannya berupa adanya garis-garis satu arah pada mineral. biasanya belahan
ini ditemukan pada mineral yang berbentuk lembaran seperti muskovit dan biotit.

Belahan dua arah, kenampakan ini akan nampak sangat jelas dibawah mikroskop dengan kenampakan
berupa garis-garis cengeng dua arah orientasi. Contohnya pada piroksen, hornblende dan feldspar.

Belahan tiga arah adalah belahan yang memiliki bidang belah tiga arah dan saling tegak lurus. Contohnya
pada halit, pirit dan galena.

4. Pecahan (Fracture)

Pecahan adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan tidak teratur.
Pecahan dapat dibedakan menjadi:

Pecahan konkoidal, merupakan pecahan yang bentuknya melengkung yang mirip dengan pecahan pada
botol. Contoh mineral yang memiliki pecahan concloidal adalah kuarsa, obsidian, kalkosit.

Pecahan berserat/fibrous, yaitu pecahan yang bentuknya berserat seperti jarum. Contohnya adalah
pecahan pada augit, hipersten, asbes.

Pecahan tidak rata atau tidak beraturan, bila menunjukkan permukaan yang kasar tidak beratuan.
Contohnya pada irit, kalkopirit, garnet dan hematit.
Pecahan rata, bila permukaannya rata dan cukup halus. Contohnya pecahan yang ada pada mineral
lempung.

Pecahan runcing/hackly, yaitu pecahan yang menunjukkan permukaan yang kasar dan runcing-runcing
tidak teratur. Contohnya pecahan pada perak dan tembaga

6. Sifat Dalam/(Tenacity)

Merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya seperti penekanan, pembengkokan,
pemotongan, pematahan, pemukulan atau penghancuran. Tenacity dibagi menjadi:

Rapuh (brittle), apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus. Contoh: calcite, quartz, marcasite,
hematite.

Dapat diiris (sectile), apabila mineral mudah terpotong pisau dengan tidak berkurang menjadi tepung.
Contoh: gypsum, ceragyrite.

Dapat dipintal (ductile), dapat di tarik/diulur seperti kawat. Apabila mineral ditarik dapat bertambah
panjang dan apabila dilepaskan maka mineral akan kembali seperti semula. Contoh: silver, cerrargyrite,
copper, olivine.

Dapat ditempa (malleable), apabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih. Contoh: gold,
copper.

Kenyal/lentur (elastic), dapat merenggang bila ditarik dan kembali seperti semula bila dilepaskan.
Contoh: muscovite, hematite tipis.

Fleksibel, apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan mudah. Contoh: Talc, mika,
gypsum.

10. Derajat Ketransparan

Variasi jenis mineral berdasarkan sifat ketransparannya dibagi menjadi 4, yaitu:

Opaque mineral: Mineral yang tidak tembus cahaya meskipun dalam bentuk helaian yang amat tipis.
Mineral-mineral ini permukaannya mempunyai kilauan metalik dan meninggalkan berkas hitam atau
gelap (logam-logam mulia, belerang, ferric oksida).

Transparant mineral: Mineral-mineral yang tembus pandang seperti kaca biasa (batu-batu kristal).

Translusent mineral: mineral yang tembus cahaya tetapi tidak tembus pandang seperti kaca frosted
(calsedon, gypsum, dan kadang-kadang opal ).

Mineral-mineral yang tidak tembus pandang (non transparent) dalam bentuk pecahan-pecahan
(fragmen) tetapi tembus cahaya pada lapisan yang tipis (feldspar).

Anda mungkin juga menyukai