Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PETROLOGI

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH
BATUAN BEKU FRAGMENTAL

Disusun Oleh:

Antya Kumara Nugraha

21100122130060

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH
LABORATORIUM SUMBER DAYA MINERAL DAN BATUBARA

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

MARET 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum petrologi acara batuan beku fragmental disusun oleh


praktikan yang bernama Antya Kumara Nugraha diperiksa dan disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Semarang,
Asisten acara Praktikan

Niisrina Nurulfitri Antya Kumara Nugraha


(21100121140067) (21100122130060)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud
1. Mengetahui pengertian dari batuan beku fragmental
2. Mengetahui struktur batuan beku fragmental
3. Mengetahui tekstur batuan beku fragmental
4. Mengetahui tentang petrogenesa dari batuan beku fragmental
5. Mengetahui tata cara penamaan batuan beku fragmental
1.2 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian batuan beku fragmental
2. Dapat mengetahui struktur batuan beku fragmental
3. Dapat mengetahui tekstur batuan beku fragmental
4. Dapat mengetahui petrogenesa dari batuan beku fragmental
5. Dapat mengetahui tata cara penamaan batuan beku fragmental
1.3 Pelaksanaan Praktikum
Praktikum mata kuliah petrologi acara batuan beku fragmental dilakukan
selama dua sesi yaitu:
1. Sesi materi dilaksanakan secara offline pada:
 Hari : Selasa
 Tanggal : 7 Maret 2023
 Waktu : 19.00 WIB - selesai
 Tempat : Ruang 202, Gedung Pertamina Sukowati
2. Sesi deskripsi dilaksanakan secara offline pada:
 Hari : Rabu
 Tanggal : 8 Maret 2023
 Waktu : 17.20 WIB - selesai
 Tempat : Ruang 302, Gedung Pertamina Sukowati
BAB II

HASIL DESKRIPSI

2.1 Peraga AP-01

Nama : Antya Kumara Nugraha Kelompok :9


NIM : 21100122130060 Tanggal pengamatan : 8 Maret 2023

Nomor peraga : AP-01


Warna : Putih
Struktur : Massif
Tekstur : Ukuran butir 1
:¿ mm (Abu/ debu halus)
16
Sortasi : Baik
Bentuk butir : Rounded
Kemas : Tertutup
Komposisi: Ash 100%

Sketsa: (10,5 x 8,5 x 4,5) cm Petrogenesa:

Jenis endapan dari batuan peraga AP-


01 ini adalah endapan jatuhan (fall
deposit), karena berasal dari letusan
magma yang bersifat asam. Partikel-
partikel halus akan terlontar saat
erupsi langsung dan mendingin
dengan cepat sehingga memiliki
ukuran ash lalu mengendap pada
cekungan dan mengalami kompaksi.
Berdasarkan fasies McKenzie batuan
ini termasuk fasies medial.

Nama Batuan: Tuff Halus (Fisher, 1966)


2.2 Peraga 2

Nama : Antya Kumara Nugraha Kelompok :9


NIM : 21100122130060 Tanggal pengamatan : 8 Maret 2023

Nomor peraga : BST-07


Warna : Putih
Struktur : Massif
Tekstur : Ukuran butir : 1/16 – 2 mm
Sortasi : Buruk
Bentuk butir : Sub angular
Kemas : Terbuka
Komposisi: Lapilli (10%), Ash (30%), breksi (60%)

Sketsa: (9,5 x 5 x 5,2) cm Petrogenesa :

Batuan lapilli tuff breccia ditemukan


pada fasies proksimal yang dicirikan
dengan topografi yang terjal yang
tersusun oleh perselingan aliran lava
dan breksi piroklastik. Berasal dari
endapan aliran karena ditandai dengan
tekstur batuan yang memiliki sortasi
buruk, memiliki ketebalan lapisan
yang tidak teratur, dan memiliki
struktur massif yang dominan

Nama Batuan: Lapilli-Tuff Breccia (Fisher,1966)


2.3 Peraga 3

Nama : Antya Kumara Nugraha Kelompok :9


NIM : 21100122130060 Tanggal pengamatan : 8 Maret 2023

Nomor peraga : BST-02 (BST)


Warna : Putih kecoklatan
Struktur : Massif
Tekstur : Ukuran butir 1
: – 2 mm
16
Sortasi : Buruk
Bentuk butir : Sub rounded
Kemas : Terbuka
Komposisi: Lapilli 40%, Ash 60%

Sketsa: (10 x 8 x 5) cm Petrogenesa:

Lapilli tuff terbentuk pada fasies


proksimal, dengan tipe endapan aliran
(flow deposit), karena memiliki sortasi
yang buruk dan memiliki ketebalan
lapisan yang tidak teratur menipis
pada tinggian dan menebal pada
cekungan lapisan

(Fisher, 1966)
Nama Batuan: Lapilli tuff
BAB III

PEMBAHASAN

Batuan beku fragmental atau batuan beku piroklastik adalah batuan beku
yang berasal dari aktivitas letusan gunung api / vulkanisme. Vulkanisme
merupakan meletusnya batuan pijar cair (magma) dari gunung api keluar ke
permukaan bumi, pada saat meletus gunung api mengeluarkan berbagai macam
material vulkanik, seperti : material piroklastik, material hidroklastik, material
autoklastik, material alloklastik, material epiklastik. Berikut adalah ukuran dari
butiran material piroklastik.

Pada hari Rabu tanggal 7 maret 2023 telah dilaksanakan praktikum mata
kuliah petrologi acara batuan beku fragmental sesi materi, pada sesi ini para
asisten acara menjelaskan materi tentang batuan beku fragmental yang meliputi
vulkanisme, pengertian batuan beku fragmental, struktur batuan beku fragmental,
tektur batuan beku fragmental, komposisi batuan beku fragmental, dan tata cara
penamaan batuan beku fragmental berdasarkan diagram Fisher, 1966. Sedangkan,
pada hari Rabu tanggal 8 Maret 2023 pukul 17.20 dilakukan praktikum mata
kuliah petrologi acara batuan beku fragmental sesi deskripsi, pada sesi ini para
praktikan melakukan deskripsi batuan pada peraga batuan yang telah disediakan
oleh para asisten acara, pada saat deskripsi para praktikan melakukan deskripsi
lewat peraga batuan, deskripsi meliputi warna batu, struktur batuan, tekstur
batuan, komposisi batuan, petrogenesa batuan, dan penamaan batuan.

3.1 Batuan Peraga AP-01

Batuan peraga AP-01 memiliki warna putih susu yang memiliki panjang
10,5 cm, lebar 8,5 cm, dan tinggi 4,5 cm. Batuan tersebut termasuk batuan beku
fragmental yang terbentuk dari hasil lontaran material gunung api saat mengalami
erupsi. Struktur dari batuan tersebut berupa struktur massif, karena terlihat pejal
tanpa adanya lubang-lubang gas. Tekstur dari batuan fragmental mirip dengan
batuan sedimen yang meliputi ukuran butir, sortasi, kemas, dan bentuk butir.
Berdasarkan pengamatan secara megaskopis batuan peraga AP-01 memiliki
1
ukuran butir < yang berukuran abu/debu halus yang tergolong pada batuan
16
piroklastik dan telah mengalami proses konsolidasi (pembatuan). Batuan peraga
AP-01 ini memiliki sortasi baik, karena semua butirannya seragam, oleh karena
itu kemas yang dihasilkan pada batuan ini tertutup. Bentuk butir dari batuan
peraga AP-01 ini adalah rounded (membundar)

Jenis endapan dari batuan peraga AP-01 ini adalah endapan jatuhan (fall
deposit), karena berasal dari letusan magma yang bersifat asam. Partikel-partikel
halus akan terlontar saat erupsi langsung mendingin dengan cepat sehingga
memiliki ukuran ash atau debu vulkanik berukuran <2 mm, kemudian berjatuhan
pada tubuh gunung api dan terendapkan, selang beberapa lama akan terjadi
kompaksi, Biasanya batuan tuff halus ini terletak pada fasies medial

3.2 Batuan Peraga BST-07

Batuan peraga BST-07 memiliki warna abu-abu yang memiliki panjang


9,5 cm; lebar 5 cm; tinggi 5,2 cm. Batuan tersebut termasuk batuan piroklastik
karena telah mengalami proses pembatuan atau konsolidasi. Struktur dari batuan
tersebut massif, karena berbentuk pejal tanpa adanya lubang-lubang gas. Tekstur
dari batuan beku fragmental piroklastik meliputi ukuran butir, sortasi, kemas, dan
bentuk butir. Berdasarkan pengamatan secara megaskopis butiran batuan tersebut
1
berukuran mm - 2 mm termasuk abu/debu kasar. Pada batuan peraga BST-07
16
ini memiliki sortasi buruk karena tidak terlihat keseragaman ukuran butir.
Memiliki bentuk butir yang sedikit menyudut (sub angular) dapat diindikasikan
bahwa pengendapan batuan belum terjadi transportasi yang jauh. Kemas yang
dimiliki oleh batuan BST-07 ini terbuka, karena terdapat fragmen yang
mengambang diatas matriks. BST-07 mengandung lapilli 20%, ash 40%, dan
breksi 60% sehingga nama batuan tersebut adalah lapilli-tuff breccia berdasarkan
diagram Fisher (1966).

Batuan lapilli-tuff breccia ditemukan pada fasies proksimal yang dicirikan


dengan topografi yang terjal yang tersusun oleh perselingan aliran lava dan breksi
piroklastik. Berasal dari endapan aliran karena ditandai dengan tekstur batuan
yang memiliki sortasi buruk, memiliki ketebalan lapisan yang tidak teratur, dan
memiliki struktur massif yang dominan. Endapan aliran disebabkan oleh aliran
panas dengan konsentrasi yang tinggi, dekat permukaan dan mudah bergerak,
dapat berupa gas dan partikel terdispersi yang dihasilkan oleh erupsi vulkanik.

3.3 Batuan Peraga BST-02 (BST)

Batuan peraga BST-02 (BST) memiliki warna putih kecoklatan yang


memiliki panjang 10 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 5 cm. Batuan tersebut termasuk
batuan piroklastik karena telah mengalami proses konsolidasi atau pembatuan.
Struktur batuan tersebut yaitu massif, karena berbentuk pejal tanpa lubang-lubang
gas. Tekstur dari batuan beku fragmental piroklastik meliputi ukuran butir, sortasi,
kemas, dan bentuk butir. Berdasarkan pengamatan secara megaskopis butiran
1
batuan tersebut berukuran mm - 2 mm termasuk abu/debu kasar. Pada batuan
16
peraga BST-02 (BST) ini memiliki sortasi buruk karena tidak terlihat
keseragaman ukuran butir. Memiliki bentuk butir yang agak membundar
(subrounded) dapat diindikasikan bahwa sebelum pengendapan menjadi batuan,
material-material piroklastik sudah tertransportasi lumayan jauh . Kemas yang
dimiliki oleh batuan BST-02 ini terbuka, karena terdapat fragmen yang masih
mengambang diatas matriks. BST-02 mengandung lapilli 40%, Ash 60% sehingga
nama batuan tersebut adalah lapilli tuff berdasarkan diagram Fisher (1966).

Batuan lapilli tuff ditemukan pada fasies proksimal yang dicirikan dengan
topografi yang terjal dan tersusun oleh perselingan aliran lava, oleh karena itu
batuan tersebut juga dapat terbentuk melalui endapan aliran (flow deposit). Batuan
yang termasuk ke dalam endapan aliran biasanya memiliki sortasi buruk, .
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
 Batuan beku fragmental atau batuan beku piroklastik adalah batuan beku
yang berasal dari aktivitas letusan gunung api /vulkanisme.
 Tekstur batuan piroklastik meliputi: ukuran butir, sortasi, bentuk butir,
kemas.
 Ukuran butir piroklast dibagi menjadi beberapa jenis yaitu : Blok/bomb
1
(>64mm), Lapili (2 mm - 64 mm), debu/ash kasar ( mm- 2 mm),
16
1
debu/ash halus (< mm).
16
 Batuan peraga AP-01 merupakan batuan tuff halus, karena komposisinya
1
100% ash/debu halus. Hal ini dapat ditinjau dari ukuran butirannya <
16
mm. Batuan peraga AP-01 memiliki struktur massif , dengan tekstur
kemas tertutup dikarenakan adanya keseragaman antarbutir yang baik
(well sorted). Bentuk butirannya membundar (rounded) hal ini
dikarenakan material piroklastik menempuh jarak yang cukup jauh
sebelum mengendap,lalu mengalami konsolidasi. Batuan ini berada pada
fasies medial dan endapan jatuhan.
 Batuan peraga BST-07 merupakan batuan lapili-tuff breccia, karena
komposisinya meliputi lapilli (10%), Ash (30%), breksi (60%). Hal ini
1
dapat ditinjau dari ukuran butirannya mm – 2mm. Batuan peraga BST-
16
07 memiliki struktur massif , dengan tekstur kemas terbuka dikarenakan
butirannya kurang seragam (poor sorted). Bentuk butirannya sedikit
meruncing (sub angular) hal ini dikarenakan material piroklastik masih
menempuh jarak yang cukup dekat sebelum mengendap,lalu mengalami
konsolidasi. Batuan ini berada pada fasies proksimal dan endapan aliran
 Batuan peraga BST-02 merupakan batuan lapili tuff, karena komposisinya
meliputi lapilli 40%, ash 60%. Hal ini dapat ditinjau dari ukuran
1
butirannya mm – 2mm. Batuan peraga BST-07 memiliki struktur
16
massif , dengan tekstur kemas terbuka dikarenakan butirannya kurang
seragam (poor sorted). Bentuk butirannya sedikit membundar (sub
rounded) hal ini dikarenakan material piroklastik masih menempuh jarak
yang cukup dekat sebelum mengendap,lalu mengalami konsolidasi.
Batuan ini berada pada fasies proksimal dan endapan aliran

4.2 Saran
 Seluruh praktikan diharapkan agar datang tepat waktu pada saat
sesi deskripsi maupun materi
 Seluruh praktikan diharapkan lebih berhati-hati dalam
menggunakan alat peraga
 Seluruh praktikan diharapkan tidak terlambat saat asistensi
kelompok
 Seluruh asisten diharapkan memberikan materi secara perlahan
dan tidak terlalu cepat
DAFTAR PUSTAKA

Tim Asisten Petrologi. (2018). Buku Panduan Praktikum Petrologi. Semarang:


Universitas Diponegoro

Nandi. (2006). VULKANISME. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Fisher, R. V., & Schmincke, H. U. (2012). Pyroclastic Rocks. Springer Science &
Business Media
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai