Anda di halaman 1dari 34

BAB 2

APLIKASI GEOMORFOLOGI DALAM


GEOLOGI TEKNIK

Pengertian/Definisi

Bentang alam
Aplikasi Geomorfologi Untuk Keteknikan
GOMORFOLOGI
Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka bumi yang
terjadi baik oleh kekuatan alam di bawah permukaan bumi (tektonik)
maupun yang dipermukaan bumi (angin, es, air ombak ).

I. Bentang alam
Kenampakan bumi dapat dibagi menjadi 3
1. Kenampakan orde I
2. Kenampakan Orde II
3. Kenampakan orde III
I. Bentang alam
Kenampakan Orde I
1.Benua
2. Samudra,

Kenampakan Orde II
Terbentuk oleh gaya di bawah permukaan bumi (Orogenesa),
1). Pegunungan,
2. Gunung api ,
3). Dataran
4). Karst

Pegunungan:
Pegunungan Kubah (Dome Mountain)
Pegunungan lipatan (Fotded Mountain)
Pegunungan Blok (Block mountain)
Pegunungan Kompleks (Complex mountain)
I. Bentang alam
Gununga Api:
Bentang alam yang merupakan hasil kegiatan vulkanik
1. Eksplosive
2. Efisive

Dataran :
1. Dataran pantai
2. Dataran danau
3. Dataran aluvial
4. Dataran Delta

Karst
1. Dolina
2. Uvala
3. Sinkhole dll’
Pembagian Bentang alam berdasarkan
kemiringan lereng dan Beda tinggi

No Kemiringan Beda tinggi Bentang alam


Lereng
1 0 % - 2% 5m Dataran
2 3% - 7 % 5m – 50m berombak
3 8% - 13% 25 - 75 Bergelombang
4 14% - 20% 50m – 200 m Perbukitan
5 21% - 55% 200m – 500m Pegunungan
6 56% - 140% 500m – 1000m Pegunungan terjal
7 > 140% >1000m Gunung(api)

Perbukitan Bergelombang Pegunungan


Klasifikasi dari penamaan relief berdasarkan kemiringan lereng dari Van Zuidam
(1988) :

0° - 2° (0% - 2%) : datar (almost flat)


2° - 4° (2% - 7%) : landai (gently sloping)
4° - 8° (7% - 15%) : miring (sloping)
8° -16° (15% - 30%) : agak curam (moderately steep)
16°-35° ( 30% - 70%) : curam (steep)
35°-55° (70% - 140%) : sangat curam (very steep)
>55° (>140%) : terjal (extremely steep)
I. Bentang alam
Kenampakan Orde III
Merupakan bentuk perusakan (destruktif).
Ada tiga bentuk-bentuk yang dihasilkan yaitu Bentuk hasil sisa (residual)
Bentuk-bentuk hasil erosi dan bentuk hasil pengendapan

Tenaga Pengangkut : Air, Ombak, angin dan Es

Contoh:
BentuK karena Erosi: Lembah, Celah, Lubang angin Palung es

Bentuk Sisa : Bukit/Pegunungan, Tebing terjal,

Bentuk Pengendapan: Kipas aluvial, Bar, delta, Sand dune, Morina


SUNGAI
GENETIKA SUNGAI
Sungai Konsekuen :
Alirannya searah kemiringan lapisan batuan
Sungai Obsekuen:
Alirannya Berlawanan dengan arah kemiringan lapisan
batuan
Sungai Subsekuen:
Alirannya sejajar dengan jurus perlapisan batuan
POLA PENGALIRAN SUNGAI :

Dendritik Paralel Rektangular


Mempunyai pola seperti Terbentuk pd permukaan Arah anak sungai dan hu-
ranting daun, disusun yang memiliki kemiringan bungannya dengan sungai
oleh batuan sedimen / seragam, anak sungai utama dikontrol oleh kekar
volkanik yang homogen, dengan sungai utama di- rekahan dan bidang foliasi
relatif stabil  cocok utk kontrol oleh sesar atau yang membentuk sudut
daerah pemukiman,per- rekahan  zona lemah tegak lurus dengan sungai
tambangan, & industri. yg harus diantisipasi utk utama  pola kekar perlu
kawasan pemukiman diketahui untuk berbagai
pemanfaatan lahan.
Trelis Radial Sentripetal
Mempunyai anak sungai Aliran sungai Sungai menuju ke satu
pendek-pendek sejajar, menyebar dari daerah arah, menunjukkan sua
curam, lbh menunjukkan puncak yang lebih tu depresi (pedataran)
struktur geologi daripada tinggi, berasosiasi atau akhir dari antiklin /
jenis litologi  tdk cukup dengan gunung / bukit sinklin yg tererosi 
aman bagi kawasan  kawasan lindung. kawasan permukiman,
pemukiman dan industri. pertanian, fasilitas per-
industrian.
Perkembangan Sungai
(stadia):
Kenampakan sungai muda (Boulder Zone):

Sungai Muda: Bersifat erosif, akibat kecepatan


aliranya, dapat mengangkut material (endapan) dan
pada waktu bersamaan mengerosi saluran sungai.

 Pada batuan dasar banyak dijumpai lubang-lubang


akibat erosi (pathole), sangat besar (plunge poll).
 Kemiringan sungai tajam, sungai lurus, anak sungai
sedikit, belum ada pengendapan.
 Lebah sungai dalam, erosi utama pada bagian dasar
sungai, sehingga lembah berbentuk “V”
Dapat terbentuk air terjun.
Kenampakan Sungai Dewasa (floodway Zone):
 Ada keseimbangan antara erosi dan deposisi (pengendapan)
 Terjadi pelebaran lembah akibat erosi kesamping.
 Pengendapan aluvial mulai meluas.
 Terbentuk dataran banjir.

Kenampakan Sungai Tua (Pastoral Zone):


 Kemiringan sungai lamdai
 Aliran lambat
 Lembah sudah melebar
 Dijumpai sisa sungai lama (oxbow – lake)
 Pengendapan lebih dominan daripada erosi.
 Meander sungai sangat berbelok-belok
Pengendapan Pada Sungai
•Gosong ( bars )
•Dataran banjir ( flood plain )
• Sungai bersirat ( braided stream )
•Sungai berkelok ( meandering str.)
•Delta dan kipas aluvial

Teras Sungai (undak Sungai)


Terbentuk akibat erosi lanjut, karena peremajaan sungai, tersusun
oleh aluvial

Sungai Braided (pada floodway zona)


Banyak pengendapan material-material seperti pasir, kerikil.
Alur sungai menyebar pada dataran banjirnya yang dipidahkan oleh
gosong-gosong pasir, seperti pulau-pulau pasir dan kerikil
ENDAPAN SUNGAI
PADA DATARAN BANJIR
ENDAPAN SUNGAI SEBAGAI “GOSONG”
DAN TEPI BERUPA KERAKAL (“GRAVEL BARS”).
SUSUNAN LAPISAN-2 SEDIMEN
PADA SUNGAI YANG BERKELOK
Delta
Endapan yang diendapkan di laut/muara, Bentuk delta
ditentukan oleh sungai dan material yang dibawa, dan
kondisi laut.

Tipe delta:
Delta “Arcuate” : material terdiri dari, kerikil, pasir dan
material hasil solution.
Delta “Estuarine”: pembentukan delta pada pantai
submergen yaitu permukaan lautnya turun
atau dasar lautnya yang turun.
Delta “Bird,s-foot”: Bentuknya menyerupai kaki burung,
materialnya umumnya halus
Laut
Gerakan Air Laut
1. Pasang surut: Naik turunnya permukaan laut setiap 6 jam 12,5 menit, interval
naik turunnya diperlukan waktu 12 jam 25,0 menit. Pasang surut dapat
mengerosi pantai, apalgi jika disertai dengan gelombang (ombak).
2. Arus, aliran air laut disebabkan oleh angin, perbedaan suhu, rotasi bumi.
Macam-macam arus:
a.Thermal – circulation current: disebabkan oleh panas dan matahari.
b.Wind-drift current:disebabkan oleh angin
c.Longshore current: arah airnya menyudut dari pantai sehingga arus yang
ditimbuklan sejajar pantai.
3. Ombak sesuai dengan arah angin. Dapat mengerosi pantai dan membentuk
undak pantai.
Kedalaman Laut
Litoral : Kedalaman antara pasang-surut air laut.
Neritik: Kedalaman kurang dari 600 ft
Batial : Kedalaman antara 600-6000 ft
Abisal : Kedalaman lebih dari 6000 ft

Macam-macam Pantai
1. Pantai Submergen (Pantai mundur)
a. Pantai ria : tertoreh oleh angin
b. Pantai fiord : di daerah es
2. Pantai Emergen: Pantai maju
3. Pantai Netral
4. Pantai Compound : pantai submergen lalu diikuti emergen dan
sebaliknya.
aplikasi geomorfologi dalam
geologi teknik

Bentuk bentuk (identifikasi) bukit, lembah, dataran


bergelombang, teras atau dataran landai dll

Hubungan antara sifat geologi dengan kenampakan bentang


alam tersebut.

Misalnya: Lereng terjal dapat terjadi karena erosi atau bidang


sesar.
Bentuk lereng yang tidak merata diakibatkan oleh
resistensi batuan penyusun misal: Breksi.
Batupasir mengekspresikan bentuk yang merata
(homogen)
Batugamping (karst) membentuk bentang alam yg
tertentu
II. GEOMORFOLOGI UNTUK TEKNIK SIPIL

 Bentuk-bentuk muka bumi atau bentang alam


merupakan gejala yang harus dipertimbangkan
dalam perencanaan proyek-proyek T. Sipil.

 Gomorfologi Untuk Jalan Raya


 Geomorfologi Untuk Perencanan Waduk

 Geomorfologi Untuk Landasan Lapangan Terbang

 Geomorfologi Pantai Untuk Pelabuhan

 Geomorfologi untuk Menentukan lokasi Bahan


Bangunan
GEOMORFOLOGI UNTUK LINTASAN JALAN

 Dipilih jalur yang terdekat yaitu lintasan terpendek.


 Lewat daerah bebas banjir.

Faktor penghambat terkeit dengan bentang alam yang perlu


diperhatikan:
 Tidak melalui jalur yang labil (mudah terjadi gerakan tanah
(mass movement)
 Mempertimbangkan jenis tanah dan batuan misalnya:
Lempung (clay), geluh (loam) , bahan rombakan dan tanah
bekas longsoran dihindari.
 Pada daerah Karst tropikal akan banyak mengalami pelarutan
dan erosi.
 Jalan untuk lalu lintas berat memerlukan lapisan alas (“sub
grade) yang baik, penyaluran air harus baik, mutu bahan
sebagai lapisan penutupnya
GEOMORFOLOGI UNTUK PERENCANAAN WADUK
Bendungan atau dam adalah suatu konstruksi panahan air (tandon air) di sungai,
sedemikian hingga air tertahan hingga menggenang sepanjang masa, yang
dimanfaatkan untuk irigasi, pembangkit tenaga listrik, industri dsb.

Syarat yang harus dipenuhi untuk lokasi waduk (damsite) :


Waduk tidak bocor, baik pada bendung atau daerah genangan
Jalan untuk keluar air sempit
 Pemilihan as bendungan terpendek, tetapi dapat menampung air yg cukup
banyak
 Memenuhi persyaratan geologi al: kemiringan perlapisan, sesar, kekar, daerah
bergerak dansebagainya
 Tersedianya bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang memadai misal:
tanah, lempung dan batuan lainnya.
Umur waduk cukup panjang, karena pengaruh sedimentasi.
 Bandungan menumpu pada batuan yangmempunyai daya dukung besar, angka
kedap air kecil pada tebing dan dasar genangan.
 Penyusun lereng terdiri dari batuan yang mantap (stabil) hingga terhindar dari
runtuhan, pelarutan dan retakan.
DAS (daerah aliran sungai) dan daya penampungan (storage copocity) yang
dapat diamati dari bentang alamnya,
Luas daerah aliran dapat dihitung dari kepadatan aliran sungai (drainase density)
Kepadatan merupakan perbandingan antara jumlah panjang semua segemn
sungai dengan luas daerah aliran

Masalah yang mempengaruhi umur waduk adalah:


Berkurang debit air sedimentasi, dan kebocoran.

Kebocoran : faktor geologi contoh waduk Wlingi di S. Brantas dan waduk


Darmaraja di Sumedang.
Debit dan sedimentasi: dikarenakan faktor kerusakan lingkungan

Raboisasi dan menjaga stabilitas lereng mutlak diperlukan untuk kelestarian


fungsi waduk,
GEOMORFOLOGI UNTUK PERENCANAAN
LANDASAN LAPANGAN TERBANG.

Daerah yang akan dipakai harus memenuhi syarat:


Diperlukan jalur landasan yang panjang.
Penyaluran air (drainase) baik, hingga tidak akan tergenang.
Diperlukan batuan pendukung (subgrade) yang cukup kuat dan mantap.
Morfologi datar, atau dilakukan perataan.
Terhindar bahaya banjir,longsor/tanah bergerak dan bahaya kabut.
Persediaan air cukup
Daerah yang memenuhi syarat morfologi datar :
Dataran limpah sungai (flood plain)
Dataran bekas danau
Dataran dari undak (terace)
Dataran endapan aluvial lainnya.
Dataran tinggi
GEOMORFOLOGI UNTUK PERENCANAAN
PEMUKIMAN DAN PONDASI

Untuk Pemukiman syarat yang harus dipenuhi:


 Terhindar dari tanah bergerak (“mass movement”)
 Terhindar dari banjir, maka diusahakan bukan daerah depresi.
 Air tanah cukup dan baik
 Intensitas kegempaan rendah.
 Bahan bangunan cukup baik kualitas dan kuantitas.
 Tidak di atas daerah sumber tambang industri

Peletakan pondasi seharusnya di atas batuan yang stabil dan daya dukungnya
memenuhi syarat sesuai bebannya.
Sebagai informasi diperlukan peta batuan dan geoteknik atau morfologi detil
Contoh : pembagian geomorfologi daerah jakarta:
 Kipas aluvial, terdiri dari material volkanik dari gunungapi Salak,
Pangrango dan Gede, bagian atas batuan tersebut lapuk menjadi
lempung.
 Lembah-lembah bekas sungai, tersusun dari bahan rombakan daerah
hulu lempung, pasir atau kerikil.
 Pematang tepi laut (“beach ridge”), umumnya terdiri daripasir dan
kerikil.
 Endapan laut yang tersusun oleh lempung dan sisipan pasir serta
koral.
 Bekas-bekas jalur sungai yang terdiri dari lumpur bersama pasir dan
kerikil.
Permasalahan:
 Batuan sebagai dasar pondasi yang tidak sama kondisinya.
 Banjir, yang belum teratasi secara menyeluruh
 Terhambatnya jalannya air permukaan , drainase.
 Sedimentasi di muara dan badan sungai
GEOMORFOLOGI PANTAI UNTUK TEKNIK SIPIL (PELABUHAN)

a. Pantai netral ; tidak terpengaruh perubahan muka laut terhadap


daratan, dasar laut dangkal.
b. Pantai tenggelam; mengalami naik turun muka lautnya, dengan
ditandai garis pantai yang berliku-liku, banyak teluk, tanjung, ada
pulau di muka pantai, lereng pantai curam.
c. Pantai naik atau sesar;garis pantai lurus, dasar laut dalam.
Tepianpantai terbentuk karena pengaruh struktur geologi yang
membentuk pantai tersebut.

Pengaruh yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi


1. Derajat pengikisan pantai
2. Abrasi laut yang dapat meluruskan pantai
3. Kedalaman dasar laut di tepian.
4. Pendangkalan dan pengotoran di lepas pantai
5. Sedimentasi di dekat muara sungai
6. Pemindahan komponen-komponen tepi laut (beach drifting)
7. Arus dan gelombang di sekitar lokasi
GEOMORFOLOGI UNTUK MENENTUKAN
LETAK BAHAN BANGUNAN

Bahan bangunan yang diperlukan untuk jalan, bendungan ,


bangunan gedung diperlukan al:
 Batu pecah atau belah : bersifat kompak, keras,resistensi tinggi dan masih
“fresh”.
Lempung,

Gamping

Dsb.

Sumber informasi:
Peta topografi atau foto udara dan peta geologi. Akan sangat membantu
untuk penentuan lokasi bahan bangunan.
Morfologi jenis-jenis batuan tersebut menunjukan bentuk bentang alam yang
khas.
Misal: Batuan beku (intrusi) lereng curam dan tidak teratur.
Karst (batugamping) bukit-bukit karst kecil, kerucut lereng
Pasir, lempung daerah berelief medium sampai sedang.

Anda mungkin juga menyukai