Anda di halaman 1dari 68

Bencana Alam

Geologi

Reference:
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
Badan Geologi Nasional
Plummer; McGeary; Carlson, 2003, Physical
Geology, McGraw-Hill, New York
Katili, J.A. 1973. Geochronology of West Indonesia
and its implications on plate tectonics.
Tectonophysics
PENGERTIAN BENCANA ALAM

• Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa


yang mengancam dan menganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan atau faktor non alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU
No.24 tahun 2007).
• Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain gempa
bumi tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan
tanah longsong (UU No.24 tahun 2007).
• Bencana Geologi adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh proses-proses
geologi, seperti kegiatan gunungapi, gempabumi,
gerakan tanah, tsunami, erosi, sedimentasi dan
lainnya yang mengakibatkan jatuh korban,
penderitaan manusia, kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan, kerusakan sarana-prasarana
dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan
terhadap tata kehidupan dan kehidupan masyarakat.
• Bumi selain menyimpan kandungan sumber daya
alam, Bumi pun memiliki potensi kebencanaan.
Begitu pula Kepulauan Indonesia yang terbentuk
sejak jutaan tahun yang lalu adalah wilayah yang
secara geologis selain menyimpan berbagai sumber
daya mi-neral dan energi juga merupakan wilayah
yang berpotensi sekaligus rawan bencana akan
terjadinya bencana alam geologi
• Menurut Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana dan Penanganan
Pengungsi (Bakornas PBP), bencana alam
yang berkaitan dengan kebumian pada
periode 1998 hingga Mei 2004 telah
merenggut korban jiwa sebanyak 2232
orang. Dari jumlah korban tersebut yang
paling banyak adalah akibat bencana banjir
(1.117 orang) dengan jumlah kejadian
sebanyak 379 kali. Korban berikutnya adalah
akibat dari bencana tanah longsor (765
orang; 288 kejadian).
• Sedangkan korban akibat bencana
gempa bumi mencapai 350 orang
dengan 52 kali kejadian, serta dari
bencana gunung api adalah dua orang
di antara 17 kali kejadian. Sementara
itu, penanggulangan bencana di
Indonesia lebih banyak pada upaya
tanggap darurat di setiap kejadian
pascabencana.
BENCANA GEOLOGI

• Gempabumi
• Gunung Api
• Tsunami
• Gerakan Tanah
Gempa bumi adalah gejala alam, berupa
sentakan alamiah yang terjadi di bumi, yang
bersumber di dalam bumi dan merambat ke
permukaan

Gempabumi tektonik merupakan getaran kulit bumi yang


disebabkan oleh proses pelepasan energi. Energi yang
dilepaskan berasal dari kegiatan patahan atau pergerakan kulit
atau disebut kegiatan tektonik.
• Tanah yang kita pijak ini selalu
bergerak dan berpindah secara
lambat 5 sampai 10 cm setiap
tahunnya.
• Pergerakan tersebut dapat diamati
dengan alat Global Positioning
System (GSP) dan satelit di angkasa
• Pergerakan leempeng menyebabkan
antar lempeng saling menekan dan
bergeser. Pecahnya lempeng akibat
saling menekan dan bergeser
disebut Gempa

1. Tektonik (Pergeseran Lapisan


Bumi) terdapat pada
2. Vulkanik (Pergerakan Magma)
Meletusnya gunung berapi yang
diiringi dengan gempa
disekitarnya
• kedalaman pusat gempanya, sebagai
berikut : (1) Gempa dangkal (0-90
km), (2) Gempa menengah (90-150
km) dan (3) Gempa dalam (>150 km).
Apabila terjadi gempabumi maka Badan
Meteorologi dan Geofisika (BMG) akan
mencatat lokasi, kedalaman dan
besaran gempabumi.
TEKTONIKA INDONESIA
TEKTONIKA INDONESIA
Proses Gempa Bumi
Batas lempeng tektonik merupakan daerah konsentrasi aktifitas gempa
bumi yang diplot sebagai garis hitam dan segi tiga. Garis tebal
merupakan sesar aktif, sedangkan lingkaran adalah stasiun seismograf.
Zonasi Gempa Bumi
Sebaran Pusat Gempa dan Skala Magnitude di Indonesia
Zonasi Gempa Bumi

Daerah yang terkena dampak gempa bumi dibagi 4 daerah;


•Daerah dengan intensitas MMI IX atau lebih.
•Daerah dengan intensitas MMI VII-VIII.
•Daerah dengan intensitas MMI V-VI.
•Daerah dengan intensitas MMI < V
Zonasi Gempa Bumi
Pembagian daerah aktifitas gempa bumi
berdasarkan sejarah kegempaan.

2
1. Highly Active Area
2. Active Area
3. Folded and Fractured Zone
4. Folded Zone
5. Infrequent Small Earthquakes
5 4
6. Stable Area
U

P. WE
LAUT MINDANAO
SKALA (SCALE) 1 : 10 000 000
BANDA ACEH LAUT CINA SELATAN 100 50 0 100 200 300 400 km
G. Peuet-Sagoe

I
Burni Telong

_
P. NATUNA KEP. TALAUD
G. Sangir

MEDAN
KEP. ANAMBAS
G. Awu XVII
KEP. SANGIR

G. Banua Wuhu

P. SIMEULEU XXIV G. Karangetang

P. MOROTAI
LAUT NATUNA G. Ruang

LAUT SULAWESI
G. Dukono
MANADO
G. Tangkoko G. Ibu
G.Lokon
P. NIAS
II P. BINTAN _ G. Soputan
G. Mahawu
G. Gamkonora

G. Sorik Marapi
PAKANBARU
KEP. RIAU
XVI G. Gamalama

TERNATE
P. HALMAHERA

GORONTALO G. Kie Besi


Tel. Breda

KEP. BATU
G. Marapi PONTIANAK SAMARINDA TEL. TOMINI
G. Colo (Una-una)
KEP. TOGIAN
LAUT MALUKU XVIII P. WAIGEO

G. Tandikat

XV P. BACAN
MANOKWARI P. BIAK LAUT CAROLINE
III PADANG
G. Talang
PALU

XX XXVII
P. SIBERUT
G. Kerinci JAMBI
P. BANGKA
Tel. Balikpapan

KEP. BANGAI
XXVI KEP. SULA
P. OBI

P. MISOOL
P. SIPORA
Tel. Tolo P. YAPEN
PALANGKARAYA
PANGKALPINANG

P. BELITUNG
LAUT SERAM
XXI JAYAPURA

KEP. PAGAI P. SERAM


PALEMBANG TEL. CENDRAWASIH
P. BURU
BANJARMASIN
IRIAN
Tel. Sebakar XXII
XIX
Tel. Mandar
BENGKULU
G. Kaba
G. Dempo XXV P. LAUT
KENDARI
AMBON

XXIII
IV XIII
Tel. Etna

G. Banda Api TIMIKA


LAUT JAWA
BANDARLAMPUNG
MAKASSAR
XIV P. BUTON LAUT BANDA
P. ENGGANO
V P. BAWEAN P. KABAENA KEP. TUKANGBESI
G. Manuk
KEP. KAI

KEP. ARU Tel. Flamingo


G. Krakatau JAKARTA P. SELAYAR
SERANG

LAUT FLORES G. Nieu Werkerk G. Wetar


G. Lagatala (Serua)

G. Laworkarwa (Nila)
XXVIII
G. Tangkubanparahu LAUT ARU
G.Gede
BANDUNG
G.Ciremai

G.Slamet
SEMARANG
G. Dieng
VIII P. MADURA KEP. KANGEAN
G. Emperor of China
G. Serawawerna (Teon)

G. Wurlali

VI J
G. Galunggung
G.Papandayan
G. Guntur
A W
G. Sundoro
A
G. Merapi
SURABAYA
P. YAMDENA
P. KOLEPOM
YOGYAKARTA G. Arjuno Welirang
G. Kelud G. Bromo
G. Butak Petarangan
G. Ijen
P. SUMBAWA
G. Batu Tara

P. ALOR
P. WETAR
KEP. BABAR XII
P. BALI G. Batur _
G. Semeru G. Raung P. LOMBOK G. Rokatenda G. Lereboleng G. Iliboleng
G. Ililewotolo

VII IX
G. Agung
G. Rinjani

MATARAM
G. Tambora G. Sangeang Api
G. Anak Ranakah P. FLORES
G. Inielika
G. Ebulobo
G. Iliwerung

G. Lewotobi Laki-laki
G. Sirung

X
DENPASAR G. Kelimutu G. Lewotobi Perempuan
G. Iya
LAUT TIMOR LAUT ARAFURA
SELAT SUMBA

P. SUMBA
P. TIMOR
XI + _ + _ + _
LAUT SAWU

KUPANG
P. SAWU

P. CHRISMAST
P. ROTE

SKALA (SCALE) MMI PETA RAWAN BENCANA GEMPABUMI


MMI MMI MMI MMI
<V V- VI VI- VII >VII
NOMOR WILAYAH GEMPABUMI MERUSAK
REGION NUMBER OF DESTRUCTIVE EARTHQUAKE

Sesar utama di darat I Aceh XI Timor - Alor XXI Jayapura


Main fault on land
II Sumatera Utara (North) XII Yamdena XXII Paniai & Nabire
Sesar sungkup utama di darat
Main thrustfault on land III Sumatera Barat (West) XIII Sulawesi Selatan (South) XXIII Wamena (Jayawijaya)
IV Bengkulu XIV
Sulawesi Tenggara
Sesar utama lepas pantai (Southeast) XXIV Tarakan
Main fault offshore V Lampung XV Sulawesi Tengah (Central) XXV Kalimantan Selatan (South)
VI Jawa Barat (West) XVI Sulawesi Utara (North) XXVI Peleng
Sesar turun lepas pantai
Normal fault offshore VII Yogyakarta XVII Sangir & Talaud XXVII Biak
Sesar belakang busur lepas pantai VIII Lasem XVIII Halmahera
Back-Arc thrust offshore XXVIII Aru
IX Bali - Lombo XIX Ambon
Lajur tunjaman lepas pantai
Subduction zone offshore X Flores - Sumbawa XX Kepala Burung (Bird Head)
ANIMAL INSTINCT

• Hewan-hewan memiliki indera keenam dan bisa mendeteksi


keberadaan gempa disusul gelombang tsunami. Binatang-
binatang menggunakan indera seperti penciuman dan
pendengaran untuk menghindari bahaya seperti pemangsa.
(H.D. Ratnayake, Pakar margasatwa Sri Lanka)

• "Tidak ada gajah yang mati. Bahkan hewan seperti kelinci


sekali pun. Saya yakin satwa-satwa liar ini telah mengendus
bencana mahadahsyat tersebut. Mereka memiliki indera
keenam dan tahu kalau bencana akan terjadi," terang
Ratnayake, Deputi Direktur Departemen Margasatwa Sri Lanka

• "Satwa liar tampaknya bisa mengetahui fenomena yang akan


terjadi, terutama burung-burung. Banyak laporan burung-
burung berhasil mendeteksi kalau bencana alam akan terjadi,“
(Clive Walker)

• Pada zaman dulu, orang-orang Romawi percaya kalau burung


hantu sebagai pertanda akurat bahwa bencana akan segera
terjadi. Banyak kebudayaan kuno juga melihat gajah sebagai
hewan suci yang memiliki kelebihan khusus.
Pengamat gempa menggambarkan pengalamannya :

Pertama-tama adalah satu guncangan yang datang


secara tiba-tiba yang menyebabkan saya kehilangan
keseimbangan untuk beberapa detik. Kemudian saya
dapat merasakan bumi bergetar, dan dalam satu detik,
guncangan yang lebih kuat mulai muncul. Setelah
beberapa detik bergetar, mulailah satu gerakan yang
berputar-putar dan bergoyang-goyang, seolah-olah
seperti sedang berada di atas perahu. Goyangan itu
berlangsung sampai gempa itu berakhir. Terdengar
kegaduhan sepanjang waktu.
Klasifikasi Gempa

• Gempa tektonik, yaitu yang berkaitan erat dengan


pembentukan patahan (fault), sebagai akibat langsung
dari tumbukan antar lempeng pembentuk kulit bumi.
Gempa ini merupakan gempa yang umumnya
berkekuatan lebih dari 5 skala Richter.

• Gempa vulkanik, yaitu gempa berkaitan dengan


aktivitas gunung api. Gempa ini merupakan gempa
mikro sampai menengah, gempa ini umumnya
berkekuatan kurang dari 4 skala Richter.

• Terban yang muncul akibat longsoran dan merupakan


gempa kecil. Kekuatan gempa mungkin sangat kecil
sehingga yang muncul tidak terasa, berupa tremor dan
hanya terdeteksi oleh seismograf.
SKALA GEMPA
Potensi aktivitas gempa dapat dilakukan secara
meyakinkan yang didasari atas :

• Pengetahuan akan zona seismik atau daerah yang


paling beresiko, yang bisa diperoleh lewat studi
dampak historis dan lempeng tektonis.
• Memonitor aktivitas seismik dengan menggunakan
seismograf dan instrumen-instrumen lain.
• Menggunakan observasi ilmiah yang baik yang
berbasis masyarakat seperti peningkatan dan
kekeruhan air sumur dan pencatatan gas radon yang
lepas ke dalam air sumur. (Penggunaan tingkah laku
hewan sebagai satu indikator cenderung
kontroversial karena hal ini sering kali sulit untuk
ditebak)
1. Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 mungkin terjadi di
daerah ini. Yaitu di Halmahera, pantai utara Irian.
2. Daerah aktif. Magnitude 8 mungkin terjadi dan magnitude 7
sering terjadi. Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, pantai
selatan Jawa, Nusa Tenggara, Banda.
3. Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 mungkin
terjadi. Yaitu di pantai barat Sumatra, kepulauan Suna,
Sulawesi tengah.
4. Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang
dari tujuh bisa terjadi. Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara,
Kalimatan bagian timur.
5. Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 jarang terjadi.
Yaitu di daerah pantai timur Sumatra, Kalimantan tengah.
6. Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah
pantai selatan Irian, Kalimantan bagian barat.
Pembagian ini masih bersifat regional, dengan perkataan
lain bahwa untuk analisa resiko gempa pada suatu
bangunan yang terletak pada suatu tempat di satu kota,
memerlukan analisa mikro yang memasukkan beberapa
unsur seperti lapisan tanah tempat bangunan, ketebalan
lapisan, respon tanah dan bangunan terhadap getaran
dsb.

Telaahan geologi rinci perlu dilakukan di daerah rawan


gempa. Dari data geologi tersebut kita bisa mengetahui
data litologi beserta sifat fisisnya dan data struktur geologi
daerah tersebut.
- Bila sedang berada di dekat pintu keluar
segera keluar rumah sampai bebas dari
jatuhan benda-benda
- Bila pintu sedang tertutup segera berlindung
di bawah meja, tempat lain yang aman saat
gempa kusen pintu, jangan membuka pintu
yang terkunci saat gempa berlangsung.
- Bila sedang berada di sekolah segera
berlindung di bawah meja masing-masing
- Bila sedang berbelanja dipasar, di kantor
atau ditoko-toko hindari didekat kaca-kaca
jendela
- Bila sedang berkendaraan segera menepi
dan berhenti. Hidupkan radio untuk
mendengarkan informasi lebih lanjut
Tetap pada tempat berlindung sampai gempa
berhenti. Bila gempa berhenti dengan hati –
hati jalan keluar bangunan melalui pintu dan
tangga darurat
GUNUNG API
LITOSFIR
SEBAGAI LEMPENG-2
YANG SELALU BERGERAK
/BERGESER

TUMBUKAN :
# PALING VULKANIK AKTIP DENGAN 400 BUAH
( 126 MASIH AKTIP ATAU 13% DARI SELURUH DUNIA )

EURASIAN PHILIPPINE
PLATE PLATE

PACIPIC
PLATE
North Sulawesi Arc
Maluku
Halmahera Arc

INDIAN OCEAN - AUSTRALIAN PLATE

LEGEND :
Direction of Active
Trench Fault System Movement Volcanoes

S.ASIKIN GSI
GL ITB
LETUSAN PAPANDAYAN
LAHAR PAPANDAYAN
Tsunami

tsu : pelabuhan
nami : ombak
• Pergeseran pada retakan yang
terjadi di bawah laut dapat
menimbulkan perubahan
ketinggian dasar laut.

• Bila Gempa cukup besar dapat


menimbulkan gelombang air laut BURUNG-BURUNG BERTERBANGAN

yang cukup besar. Gelombang air AIR SURUT CUKUP JAUH

Laut tersebut dinamakan Tsunami WARNA PUTIH DI TENGAH LAUT

( Gelombang Pelabuhan)
DARI KEJAUHAN
SERTA SUARA BERGEMURUH

TERJADI GEMPA BESAR

• Kecepatan gelombang Tsunami


dapat mencapai ratusan
kilometer per jam

• Tinggi gelombang Tsunami hanya


beberapa meter di tengah laut,
bila mencapai pantai akan
melonjak tingginya hingga
puluhan meter.

• Tumpahan air laut ini dapat


mengalir terus ke darat hingga
beberapa kilometer dari pantai
Gempa dan Tsunami

• Tsunami dihasilkan dari gempa kuat


atau sangat kuat dengan pusat gempa
sangat dangkal (<30 km);
• Tidak semua gempa kuat menghasilkan
tsunami (yang berpusat di darat tidak
menghasilkan tsunami);
• Tsunami sampai ke daratan Sumatera
> 45 menit setelah gempa besar.
PENYEBAB TSUNAMI

• Gempa Bumi
• Letusan Gunung Api
• Tanah Longsor
• Meteor
Gempa dengan karakteristik tertentu akan menghasilkan
tsunami yang sangat berbahaya dan mematikan :

• Tipe sesaran naik (thrust/ reverse fault). Tipe ini sangat


efektif memindahkan volume air yang berada diatas
lempeng untuk bergerak sebagai awal lahirnya tsunami.

• Kemiringan sudut tegak antar lempeng yang bertemu.


Makin tinggi sudutnya (mendekati tegak lurus), makin
efektif tsunami yang terbentuk.

• Kedalaman pusat gempa yang dangkal (7.0R), tetapi


kalau tipe sesarnya bukan naik, namun normal (normal
fault) atau sejajar (strike slip fault), bisa dipastikan
tsunami akan sulit terbentuk.
Peta Bahaya Tsunami

”Run-up” dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu: tidak


bahaya, dengan tinggi run up 0 -2 m; bahaya, dengan tinggi
run up 2 -5 m; dan sangat bahaya, dengan tinggi run up
lebih dari 5 m
Peta Rawan Tsunami

Kerawanan terhadap tsunami disusun


berdasarkan Peta Tektonik Indonesia,
dimana zona-zona subduksi dan zona
busur dalam (back arc thrust)
merupakan sumber gempabumi dangkal
di laut
TSUNAMI DI INDONESIA

• Krakatoa Eruption (1883)


• 1

• Aceh, 26 Desember 2004


Zona dengan kerentanan tinggi, dikembangkan
dengan konsep mengembalikan fungsi lindungnya
seoptimal mungkin, melalui alokasi ruang-ruang
untuk melindungi daratan dari hantaman gelombang
tsunami-baik yang bersifat soft protection, seperti
pengembangan jalur hijau yang meliputi hutan
mangrove dan perkebunan kelapa, maupun yang
bersifat hard protection, seperti bangunan pemecah
gelombang (breakwater).
- Tidak semua gempa mengakibatkan Tsunami.
- Ciri-ciri gempa yang mengakibatkan Tsunami
adalah gempa besar yang mengakibatkan
retaknya dinding rumah, rekahnya jalan-jalan
atau robohnya bangunan.
- Tsunami datang beberapa menit setelah gempa
sehingga masih ada kesempatan untuk
menyelamatkan diri.
- Segera pergi ketempat yang tinggi berupa
dataran tinggi, bangunan bertingkat,
pepohonan yang tinggi
- Untuk mencapai tempat yang tinggi sebaiknya
dilakukan tanpa kendaraan.
- Jika sedang di dalam kendaraan berjalanlah
menepi untuk berhenti dan segera mencari
tempat berlindung di bangunan-bangunan
tinggi di sekitar tempat kendaraan.
Perlindungan terhadap
Tsunami
Perlindungan buatan (seawall dan breakwater)

Secara Mekanik
•􀂃 􀂃 Mahal
•􀂃 􀂃 Masalah Lingkungan
•􀂃 􀂃 Ketidaknyamanan bagi penduduk
disekitarnya

Vegetasi
•􀂃 􀂃 murah dan efektif
•􀂃 􀂃 Mendukung Lingkungan dan vegetasi
tersedia banyak di Indonesia
(negara tropis)
•􀂃 􀂃 Maintenance dalam waktu panjang
Secara Mekanis Vegetasi
Sea Wall in Hawaii
FUNGSI HUTAN PANTAI

1. Menghambat benda-
benda hanyut
2. Menahan pohon yang
tumbang
3. Membentuk dune yang
berfungsi mencegah
genangan tsunami
4. Sebagai pegangan
untuk menyelematkan
jiwa
5. Meredam tsunami
• Permukiman nelayan dan kegiatan pariwisata
sebaiknya dikembangkan pada zona dengan
kerentanan sedang dengan persyaratan
tersedianya peraturan yang ketat tentang
konstruksi dan tata bangunan yang dapat
meminimalkan dampak gempa dan tsunami,
kelengkapan early warning system,
sosialisasi cara-cara evakuasi bila terjadi
bencana, serta penyediaan tempat-tempat
evakuasi setempat
• Di dalam zona dengan kerentanan sedang
dan rendah, permukiman dikembangkan
dengan pola cluster, yang diintegrasikan
dengan ruang-ruang untuk kebutuhan
evakuasi pada saat terjadi tsunami dalam
bentuk ruang-ruang terbuka hijau dengan
tanaman pepohonan dan fasilitas-fasilitas
publik, seperti masjid, gelanggang olahraga,
dan sekolah dengan konstruksi bangunan
tinggi yang tahan gempa.
• Pusat kota, fasilitas - fasilitas pelayanan
yang sifatnya vital, seperti rumah sakit,
pusat logistik, pusat data, pusat pembangkit
listrik, serta industri yang potensial terbakar
atau menghasilkan polutan yang berbahaya
harus berada di luar zona rawan bencana
Teknik Perencanaan Wilayah Dasar untuk Mengurangi
Resiko Tsunami

60

Anda mungkin juga menyukai