Anda di halaman 1dari 23

TUGAS PRASYARAT

GEOLOGI DASAR
ACARA 2
BATUAN BEKU DAN PIROKLASTIK

Oleh :
Irmasari
H1C021023

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PURBALINGGA
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iii

1.1. Pengertian Magma dan Jenis Magma Berdasarkan Kandungannya ............ 1

1.2. Diferensiasi Magma ......................................................................................... 3

1.3. Siklus Batuan .................................................................................................... 4

1.4. Pengertian Batuan Beku dan Jenis Batuan Beku ........................................... 6

1.5. Bentuk Tubuh Batuan Beku ............................................................................ 8

1.6. Cara Mendeskripsikan Batuan Beku (tekstur dan struktur) ........................ 10

1.7. Batuan Piroklastik dan Tipe Endapan Piroklastik ........................................ 13

1.8. Klasifikasi Batuan Piroklastik Menurut Wenworth dan Williams .............. 15

1.9. Deskripsi 4 Batuan Beku dan 3 Batuan Piroklastik ..................................... 15

DAFTAR ISI ..................................................................................................... 20

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Magma ........................................................................................... 1

Gambar 1.2. Skematik Proses Diferensiasi Magma Pada Fase Magmatik Cair .... 3

Gambar 1.3. Siklus Batuan ................................................................................. 4

Gambar 1.4. Granit ............................................................................................. 6

Gambar 1.5. Granit Porfiri .................................................................................. 7

Gambar 1.6. Obsidian ......................................................................................... 7

Gambar 1.7. Bentuk Tubuh Batuan Beku ............................................................ 8

Gambar 1.8. Columnar Joint ............................................................................. 12

Gambar 1.9. Batuan Piroklastik ........................................................................ 13

Gambar 1.10. Granit ......................................................................................... 15

Gambar 1.11. Rhyolit ....................................................................................... 16

Gambar 1.12. Basalt ......................................................................................... 16

Gambar 1.13. Gabro ......................................................................................... 17

Gambar 1.14. Pumice ....................................................................................... 18

Gambar 1.15. Obsidian ..................................................................................... 18

Gambar 1.19. Scoria ......................................................................................... 19

iii
1.1. Pengertian Magma dan Jenis Magma Berdasarkan Kandungannya

Gambar 1.1. Magma (geologyin.com)

Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam


Litosfir, yang terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang
mengapung didalamnya, serta mengandung sejumlah bahan berwujud gas.
Lelehan tersebut diperkirakan terbentuk pada kedalaman berkisar sekitar
200 kilometer dibawah permukaan Bumi, terdiri terutama dari unsur-unsur
yang kemudian membentuk mineral-mineral silikat. Magma yang
mempunyai berat-jenis lebih ringan dari batuan sekelilingnya, akan
berusaha untuk naik melalui rekahan-rekahan yang ada dalam litosfir hingga
akhirnya mampu mencapai permukaan Bumi.
Semua magma mengandung gas dan campuran unsur-unsur sederhana.
Karena oksigen dan silikon adalah unsur yang paling melimpah di magma,
ahli geologi mendefinisikan tipe magma berdasarkan kandungan silikanya,
yang dinyatakan sebagai SiO2. Perbedaan komposisi kimia ini berhubungan
langsung dengan perbedaan kandungan gas, temperatur, dan viskositas.
a. Magma Mafik (basa)
Magma mafik memiliki kandungan silika yang relatif rendah,
sekitar 50%, dan kandungan besi dan magnesium yang lebih tinggi.
Magma jenis ini memiliki kandungan gas yang rendah dan viskositas
yang rendah, atau resistensi terhadap aliran. Magma mafik juga
memiliki suhu rata-rata yang tinggi, antara 1000o dan 2000o Celsius
(1832o dan 3632o Fahrenheit), yang berkontribusi pada
viskositasnya yang lebih rendah.
Viskositas rendah berarti magma mafik merupakan jenis magma
yang paling cair. Ini meletus non-eksplosif dan bergerak sangat

1
cepat ketika mencapai permukaan bumi sebagai lava. Lava ini
mendingin menjadi basal, batu yang berat dan berwarna gelap
karena kadar besi dan magnesiumnya yang lebih tinggi. Basalt
adalah salah satu batuan paling umum di kerak bumi serta pulau-
pulau vulkanik yang diciptakan oleh titik panas. Kepulauan Hawaii
adalah akibat langsung dari letusan magma mafik. “Air mancur
lava” yang stabil dan relatif tenang terus berubah dan memperluas
“Pulau Besar” Hawaii.
b. Magma Menengah (intermediet)
Magma menengah memiliki kandungan silika yang lebih tinggi
(sekitar 60%) dibandingkan magma mafik. Ini menghasilkan
kandungan gas dan viskositas yang lebih tinggi. Suhu rata-ratanya
berkisar antara 800o hingga 1000o Celcius (1472o hingga 1832o
Fahrenheit).
Sebagai hasil dari viskositas dan kandungan gas yang lebih
tinggi, magma menengah membangun tekanan di bawah permukaan
bumi sebelum dapat dilepaskan sebagai lava. Lava yang lebih
banyak gas dan lengket ini cenderung meledak dengan hebat dan
mendingin seperti batuan andesit. Magma intermediet paling sering
berubah menjadi andesit karena transfer panas pada batas lempeng
konvergen. Batuan andesit sering ditemukan di busur vulkanik
kontinental, seperti Pegunungan Andes di Amerika Selatan.
c. Magma Felsic (asam)
Magma felsic memiliki kandungan silika tertinggi dari semua
jenis magma, antara 65-70%. Akibatnya, magma felsic juga
memiliki kandungan gas dan viskositas tertinggi, dan suhu rata-rata
terendah, antara 650o dan 800o Celcius (1202o dan 1472o
Fahrenheit).
Magma felsic yang kental dan kental dapat menjebak gelembung
gas di ruang magma gunung berapi. Gelembung yang terperangkap
ini dapat menyebabkan letusan eksplosif dan destruktif. Letusan ini
mengeluarkan lava dengan keras ke udara, yang mendingin menjadi

2
batu dasit dan riolit. Sama seperti magma menengah, magma felsic
mungkin paling sering ditemukan di batas lempeng konvergen di
mana transfer panas dan peleburan fluks menciptakan stratovolcano
besar.

1.2. Diferensiasi Magma

Gambar 1.2. Skematik Proses Diferensiasi Magma Pada Fase Magmatik Cair (academia.edu)
Diferensiasi magma adalah suatau tahapan pemisahan atau
pengelompokan magma dimana mineral-mineral yang memiliki kesamaan
sifat fisika maupun kimia akan mengelompok dan membentuk suatu
kumpulan mineral tersendiri yang nantinya akan mengubah komposisi
magma sesuai penggolongannya berdasarkan kandungan magma. Proses ini
dipengaruhi banyak hal. Tekanan, suhu, kandungan gas, serta komposisi
kimia magma itu sendiri dan kehadiran pencampuran magma lain atau
batuan lain juga mempengaruhi proses diferensiasi magma ini.
Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-proses
sebagai berikut;
a. Hibridasi: pembentukan magma baru karena pencampuran 2 magma
yang berlainan jenis.
b. Sintesis: pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan
batuan gamping.
c. Anateksis: proses pembentukan magma dari peleburan batuan pada
kedalaman yang sangat besar.

3
Sehingga dari akibat-akibat proses tersebut magma selanjutnya
mengalami perubahan daya kondisi awal yang homogen dalam skala besar
sehingga menjadi suatu tubuh batuan betuk yang bervariasi.

1.3. Siklus Batuan

Gambar 1.3. Siklus Batuan (ilmugeografi.com)

Siklus batuan merupakan sebuah siklus yang menggambarkan batuan


dari awal atau sebelum terbentuk (berupa magma), kemudian mengalami
modifikasi, kemudian transportasi, dekomposisi, hingga berupah menjadi
jenis batuan lain dan kembali berubah menjadi magma kembali, dan begitu
seterusnya. Setidaknya ada beberapa proses dari siklus batuan ini. Proses
atau siklus ini melibatkan tiga pokok jenis batuan, yakni batuan beku,
batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga jenis batuan ini ternyata
terjadi dalam satu siklus yang sama, dengan kata lain ketiga batuan ini
terbentuk saling beriringan. Berikut ini dijelaskan mengenai proses siklus
batuan:
a. Pada awalnya, magma terbentuk secara alamiah dalam waktu
berjuta-juta tahun dan menjadi unsur pembentuk lapisan inti bumi.
Magma tidak terbentuk disemua wiilayah dibumi. Melainkan
magma hanya terdapat di beberapa tempat di bawah permukaan
yang disebut dapur magma.
b. Karena sifatnya yang dinamis, magma terus bergerak. Serakan ini
membuat magma mengalir ke tempat yang suhunya lebih rendah
dari dapur magma. Akibatnya magma mengalami kristalisasi dan
sebagiannya membeku menjadi batuan beku.

4
c. Batuan beku yang terbentuk dari proses kristalisasi magma ini lama
kelamaan akan mengalami pelapukan. Pelapukan pertama kali
terjadi pada batuan beku ekdtrusif yang ada dipermukaan bumi.
Hasil pelapukan batuan beku ini akan mengendap melalui proses
yang disebut erosi. Endapan hasil dari pelapukan batuan itu akan
mengeras membentuk batuan sedimen. Sementara itu batuan beku
intrusive yang ada di bawah permukaan bumi akan terus bergerak
sampai dipermukaan bumi melalui serangkaian peristiwa tektonik
dan vulkanik. Sesampainya di permukaan bumi, ia juga akan
mengalami pelapukan dan pengendapan.
d. Sementara itu batuan beku intrusive yang tidak berhasil sampai ke
permukaan bumi akan terus terkubur lebih dalam akibat tekanan
diatas. Semakin dalam posisinya, semakin besar tekanan dan suhu
yang ia terima. Akibatnya batuan beku ini akan mengalami
perubahan baik dari bentuk maupun susunan kimianya menjadi
batuan metamorf (malihan).
e. Batuan sedimen yang bersal dari pengendapan sisa-sisa pelapukan
batuan beku juga umunya berada di bawah permukaan bumi. Batuan
sedimen ini juga akan terus bergerak semakin dalam karena
dipermukaan bumi terus terbentuk lapisan sendimen sebelumnya
sehingga bergerak makin turun mendekati dapur magma. Akibatnya
batuan sedimen ini juga menerima tekanan dan suhu yang tinggi
sehingga bermetamorfosis menjadi batuan malihan.
f. Perubahan suhu dan tekanan juga mempengaruhi batuan sedimen.
Batuan sedimen juga mengalami perubahan secara perlahan-lahan
dan berlangsung lama menjadi batuan metamorf. Sementara itu
sebagian dari batuan sedimen juga bisa melapuk karena waktu. Hasil
pelapukannya mengendap dan mengeras. Yang menghasilkan
batuan sedimen jenis baru. Bisa sama dengan asalnya atau bisa
berbeda sama sekali.
g. Dalam perjalanannya, batuan metamorf juga mengalami pelapukan
serupa dan berubah kembali menjadi batuan sedimen. Selain itu

5
batuan metamorf yang memiliki struktur kimia sangat berbeda
dengan batuan sedimen dan batuan beku akan meleleh dan Kembali
menjadi magma.
h. Proses yang sama berlangsung kembali

Siklus ini telah terjadi sejak jutaaan atau bahkan miliaran tahun yang lalu.
Dan siklus ini akan terus berlangsung. Setiap jenis batuan akan tetap
tersingkap dan terangkat. Batuan ini akan melapuk dan mengalami erosi.
Batuan itu akan melapuk dan mengalami erosi. Batuan itu akan terus
mengendap dan bermetamorfosis. Begitulah rancangan alam yang luar
biasa. Dengan begitulah jumlah magma/batuan dibumi akan tetap sama.

1.4. Pengertian Batuan Beku dan Jenis Batuan Beku


Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras,
dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai
batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan
ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair
ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi.
Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses
berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan
komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan,
sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Jenis batuan beku berdasarkan letak kejadiannya dalah sebagai berikut:
a. Batuan beku dalam (plutonik)

Gambar 1.4. Granit (geology.com)

Batuan beku dalam adalah batuan yang terbentuk berada jauh di


dalam bumi (15-50 km), proses pendinginan sangat lambat karena

6
dekat dengan astenosfer sehingga batuan seluruhnya terdiri atas
kristal-kristal. Ciri-ciri batuan Plutonik:
1. Umumnya lebih kasar daripada batuan ekstrusif
2. Jarang memperlihatkan struktur vesicular (memiliki lubang-
lubang gas)
Contoh batuan beku dalam (plutonik) adalah granit, gabro,
granodiorite
b. Batuan beku korok/gang/hypabisal

Gambar 1.5. Granit Porfiri (m-edukasi.kemdikbud.go.id)


Terbentuk pada celah-celah antara dapur magma dan permukaan
bumi, proses pendinginannya relatif cepat sehingga batuannya
terdiri atas kristal-kristal yang tak sempurna dan bercampur dengan
massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik. Contohnya
granit porfiri dan diorite porfiri.
c. Batuan beku luar (efusif)

Gambar 1.6. Obsidian (geology.com)


Terbentuk didekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat
cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini
dinamakan amorf. Contohnya obsidian, riolit, batu apung, basalt,
andesit

7
Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2-nya batuan beku
diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
a. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit,
Ryolit.
b. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% - 52%.
Contohnya Diorit, Andesit
c. Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% - 45%, contohnya
Gabbro, Basalt
d. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%

Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:


a. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%
b. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%
c. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%
d. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%

1.5. Bentuk Tubuh Batuan Beku

Gambar 1.7. Bentuk Tubuh Batuan Beku (geology.com)


Berdasarkan kedudukannya terhadap lapisan batuan yang diterobosnya,
tubuh struktur batuan beki terbagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Konkordan
Konkordan adalah tubuh batuan beku dalam yang sejajar dengan
lapisan batuan di sekitarnya. Konkordan memiliki empat bentuk,
yaitu sill, laccolith, lapolith dan paccolith.
1. Sill, adalah tubuh batuan beku yang sejajar dengan lapisan di
sekitarnya. Sill banyak mengandung mineral beharga dan
logam mulia seperti emas, krom, platina dan lain-lain. Sill

8
berbentuk lembaran-lembaran yang mengintrusi lapisan
batuan sedimen yang lebih dulu terbentuk.
2. Laccolith, yaitu tubuh batuan beku yang berbentuk kubah
(dome). Kubah ini terbentuk karena gerak dari batuan lain
yang menerobos permukaannya, sehingga bagian dasarnya
tetap datar. Mirip seperti lensa cembung. Laccolith memiliki
diameter sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan kilometer.
3. Lapolith, yaitu bentuk tubuh batuan beku dalam yang
merupakan kebalikan dari laccolith. Pada lapolith yang
menggembung adalah lapisan bawahnya seangkan lapisan
atasnya tetap datar. Lapolith mengandung batuan yang
bersifat felsic (asam). Misalnya granit, synit, diorite dan lain-
lain.
4. Paccolith, adalah bentuk tubuh batuan beku dalam yang
memiliki sinklin dan antiklin yang telah terbentuk
sebelumnya. Ketebalannya berkisar antara ratusan sampai
ribuan kilometer.
b. Diskonkordan
Diskonkordan adalah lapisan batuan beku dalam yang memotong
lapisan beku diatasnya. Ada tiga bentuk tubuh batuan beku dalam
yang merupakan bagian dari bentuk diskonkordan, yaitu:
1. Dyke, tubuh batuan beku yang memotong lapisan batu
lainnya dan berbentuk tabular/memanjang. Ketebalannya
bervariasi mulai dari beberapa centimeter sampai ratusan
kilometer.
2. Batolith, adalah tubuh batuan yang memiliki ukuran sangat
besar. Biasanya proses pembekuannya berada sangat dalam
di bawah permukaan bumi. Ukurannya bisa mencapai 100
km2 lebih. Batolith biasanya tersusun atas batuan beku
bersifat asam sampai intermediet. Contoh batuan yang
ditemukan pada batolith adalah batuan granit, diorite dan
kuarsa monzonite. Batolith bisa muncul ke permukaan bumi

9
melalui dua proses yaitu melalui gaya eksogen berupa erosi
terus menerus yang lama kelamaan menyingkap batolith atau
melalui gaya endogen (pengangkatan). Contoh batolith yang
naik ke permukaan bumi ada di Sierra Nevada (USA). Di
Indonesia juga terdapat singkapan batolith, seperti di
provinsi Riau.
3. Stock, juga terbentuk dibagian paling dalam seperti batolith.
Tapi memiliki ukuran yang lebih kecil kurang dari 10 km2.
4. Diatrema (leher vulkanik), adalah batuan beku yang
berbentuk silinderis dan menonjol dari topografi di
sekelilingnya.

1.6. Cara Mendeskripsi Batuan Beku (tekstur dan struktur)


Proses mendeskripsikan batuan beku terbagi menjadi dua cara, yaitu
Megaskopis (dengan mata telanjang) dan Mikroskopis (dengan
menggunakan alat mikroskop khusus).
a. Tekstur batuan beku
Magma merupakan larutan yang kompleks. Karena terjadi
penurunan temperatur, perubahan tekanan dan perubahan dalam
komposisi, larutan magma ini mengalami kristalisasi. Perbedaan
kombinasi hal-hal tersebut pada saat pembekuan magma
mengakibatkan terbentuknya batuan yang memilki tekstur yang
berbeda. Ketika batuan beku membeku pada keadaan temperatur dan
tekanan yang tinggi di bawah permukaan dengan waktu pembekuan
cukup lama maka mineral-mineral penyusunya memiliki waktu
untuk membentuk sistem kristal tertentu dengan ukuran mineral
yang relatif besar. Sedangkan pada kondisi pembekuan dengan
temperatur dan tekanan permukaan yang rendah, mineral-mineral
penyusun batuan beku tidak sempat membentuk sistem kristal
tertentu, sehingga terbentuklah gelas (obsidian) yang tidak memiliki
sistem kristal, dan mineral yang terbentuk biasanya berukuran relatif

10
kecil. Berdasarkan hal di atas tekstur batuan beku dapat dibedakan
berdasarkan:
1. Tingkat kristalisasi
a) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir
seluruhnya disusun oleh kristal
b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh
kristal dan gelas
c) Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir
seluruhnya tersusun oleh gelas
2. Ukuran butir
a) Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir
seluruhnya tersusun oleh mineral-mineral yang
berukuran kasar
b) Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir
seluruhnya tersusun oleh mineral berukuran halus.
3. Bentuk kristal
Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang
terbentuk pertama kali biasanya berbentuk sempurna
sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi ruang
yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk
mineral yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu:
a) Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna
b) Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang
sempurna
c) Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna
4. Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya
a) Unidiomorf (automorf), yaitu sebagian besar
kristalnya dibatasi oleh bidang kristal atau bentuk
kristal euhedral (sempurna)
b) Hypidiomorf (hypautomorf), yaitu sebagian besar
kristalnya berbentuk euhedral dan subhedral

11
c) Allotriomorf (xenomorf), sebagian besar
penyusunnya merupakan kristal yang berbentuk
anhedral
5. Berdasarkan keseragaman antar butirnya
a) Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya
hampir sama
b) Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun
batuannya tidak sama
b. Struktur batuan beku
1. Struktur batuan beku ekstrusif

Gambar 1.8. Columnar Joint (researchgate.net)


Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses
pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan
beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur
yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada
saat pembekuan lava tersebut, struktur ini diantaranya:
a) Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu
masa batuan yang terlihat seragam
b) Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang
terlihat sebagai lapisan
c) Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan
batuan terpisah poligonal seperti batang pensil
d) Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal
yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses
pembekuan terjadi pada lingkungan air.

12
e) Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan
lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini
terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan
f) Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang
kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit,
kuarsa atau zeolit
g) Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan
adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat
aliran
2. Struktur batuan beku intrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses
pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi.
berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi
menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.

1.7. Batuan Piroklastik dan Tipe Endapan Piroklastik

Gambar 1.9. Batuan Piroklastik (amuzigi.com)

Batuan piroklastik adalah batuan beku ekstrusif yang terbentuk dari hasil
erupsi gunungapi (volkanisme). Erupsi gunungapi pada umumnya
mengeluarkan magma yang dilemparkan (explosive) ke udara melalui
lubang kepundan dan membeku dalam berbagai ukuran mulai dari debu
(ash) hingga bongkah (boulder). Tuff adalah batuan gunungapi yang
terbentuk dari suatu campuran fragmen fragmen mineral batuan gunungapi
dalam matrik debu gunungapi. Tuff terbentuk dari kombinasi debu, batuan
dan fragmen mineral (piroklastik atau tephra) yang dilemparkan ke udara
dan kemudian jatuh ke permukaan bumi sebagai suatu endapan campuran.

13
Kebanyakan dari fragmen batuan cenderung merupakan batuan gunungapi
yang terkonsolidasi dari hasil erupsi gunungapi. Kadangkala material erupsi
yang masih panas mencapai permukaan bumi dan kemudian menbeku
menjadi “welded tuff”. Batuan piroklastik secara umum dikelompokan
berdasarkan pada ukuran butir seperti halnya dengan batuan klastik lainnya
/ batuan terrigenous lainnya.
Tipe endapan Piroklastik
a. Fall Deposits
Merupakan jenis endapan piroklastik yang berupa jatuhan dari
material yang keluar saat gunung Meletus. Endapan jenis ini
memiliki sortasi yang baik karena jatuhnya material sepenuhnya
dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan kecepatan angin. Persebarannya
secara lateral. Material berukuran yang lebih besar akan jatuh dekat
ke pusat erupsi dan material yang berukuran lebih kecil akan jatuh
jauh dari pusatnya. Tipe batuan yang dihasilkan akan memiliki
sortasi yang baik.
b. Flow Deposits
Merupakan jenis endapan piroklastik yang berupa aliran material
yang keluar saat gunung meletus. Endapannya memiliki sortasi yang
buruk karena semua material yang mengalir berkumpul menjadi
saru. Persebarannya mengisi lembah-lembah. Tipe batuan yang
dihasilkan juga memiliki sortasi yang buruk karena material berjalan
secara bersama-sama tanpa ada pemilahan ukuran butir
c. Surge Deposits
d. Merupakan jenis endapan piroklastik yang menggerus segala yang
dilewati karena tekana yang tinggi. Endapan yang dihasilkan
biasanya memiliki komponen non piroklastik. Hal ini dikarenakan
segala benda yang dilewati akan hancur dan menyatu dengan aliran
piroklastik tersebut. Persebarannya tidak merata di seluruh tempat
dekat pusat letusan. Batuan yang dihasilkan akan memiliki sortasi
buruk disertai ditemukannya komponen non piroklastik.

14
1.8. Klasifikasi Batuan Piroklastik Menurut Wentworth dan Williams
Klasifikasi batuan piroklastik dari wentworth dan 15apilli15 (1932) lihat
pettijohn (1975) banyak dipakai oleh para ahli geologi. Skala ukuran yang
dipakai, skala ukuran batuan sedimen yang dibuat oleh wentworth, hanya
saja batas kisaran yang dipakai tidak sama antara batuan sedimen dan
piroklastik.
a. Breksi Vulkanik tersusun dari fragmen-fragmen diameter lebih
besar 32 mm, bentuk fragmen meruncing.
b. Aglomerat tersusun atas fragmen berupa bom-bom dengan ukuran
lebih besar 32 mm.
c. Lapili/tufa lapilli tersusun atas 15apilli yang berukuran antara 4 mm
sampai 32 mm.
d. Tufa kasar tersusun atas abu kasar dengan ukuran butir terletak
antara 0.25 mm sampai 4mm.
e. Tufa halus tersusun atas abu halus, dengan ukuran butir lebih kecil
dari 0.25 mm.

1.9. Deskripsi 4 Batuan Beku dan 3 Batuan Piroklastik


a. Batuan Beku
1. Granit

Gambar 1.10. Granit (geology.com)

Granit adalah batuan beku berwarna terang dengan


butiran yang cukup besar untuk terlihat dengan mata
telanjang. Ini terbentuk dari kristalisasi magma yang lambat
di bawah permukaan bumi.
Granit terutama terdiri dari kuarsa dan feldspar dengan
sejumlah kecil mika, amfibol, dan mineral lainnya.

15
Komposisi mineral ini biasanya memberikan granit warna
merah, merah muda, abu-abu, atau putih dengan butiran
mineral gelap terlihat di seluruh batuan.
2. Rhyolit

Gambar 1.11. Rhyolit (geology.com)

Rhyolite adalah batuan beku ekstrusif dengan kandungan


silika yang sangat tinggi. Biasanya berwarna merah muda
atau abu-abu dengan butiran yang sangat kecil sehingga sulit
diamati tanpa lensa tangan. Rhyolite terdiri dari kuarsa,
plagioklas, dan sanidine, dengan sejumlah kecil hornblende
dan biotit. Gas yang terperangkap sering menghasilkan vugs
di batu. Ini sering mengandung kristal, opal, atau bahan kaca.
Rhyolite biasanya terbentuk pada letusan gunung berapi
kontinental atau margin benua di mana magma granit
mencapai permukaan.
3. Basalt

Gambar 1.12. Basalt (geology.com)


Basalt adalah batuan beku berwarna gelap, berbutir halus,
terutama terdiri dari mineral plagioklas dan piroksen. Ini
paling sering terbentuk sebagai batuan ekstrusif, seperti
aliran lava, tetapi juga dapat terbentuk di badan intrusi kecil,
seperti dike atau sill. Ini memiliki komposisi yang mirip

16
dengan gabro. Perbedaan antara basal dan gabro adalah
bahwa basal adalah batuan berbutir halus sedangkan gabro
adalah batuan berbutir kasar.
Basal lebih banyak mendasari permukaan bumi daripada
jenis batuan lainnya. Sebagian besar wilayah di dalam
cekungan laut Bumi dilatarbelakangi oleh basal. Meskipun
basal jauh lebih jarang di benua, aliran lava dan basal banjir
mendasari beberapa persen permukaan tanah bumi.
4. Gabro

Gambar 1.13. Gabro (geology.com)


Gabro adalah batuan beku intrusif berbutir kasar,
berwarna gelap. Biasanya berwarna hitam atau hijau tua dan
terutama terdiri dari mineral plagioklas dan augit. Ini adalah
batuan yang paling melimpah di kerak samudera dalam.
Gabro memiliki berbagai kegunaan dalam industri
konstruksi. Ini digunakan untuk segala hal mulai dari bahan
dasar batu yang dihancurkan di lokasi konstruksi hingga
counter top batu yang dipoles dan ubin lantai.
Gabro terutama terdiri dari plagioklas feldspar yang kaya
kalsium (biasanya labradorit atau bytownite) dan piroksen
(biasanya augit). Sejumlah kecil olivin mungkin juga ada di
batuan. Komposisi mineral ini biasanya memberi gabro
warna hitam hingga hijau sangat gelap. Sejumlah kecil
butiran mineral berwarna terang mungkin juga ada. Tidak
seperti banyak batuan beku lainnya, gabro biasanya
mengandung sangat sedikit kuarsa.

17
b. Batuan Piroklastik
1. Batu apung (pumice)

Gambar 1.14. Pumice (geology.com)

Batu apung adalah batuan beku berwarna terang, sangat


berpori yang terbentuk selama letusan gunung berapi
eksplosif. Ini digunakan sebagai agregat dalam beton ringan,
sebagai agregat lansekap, dan sebagai abrasif dalam berbagai
produk industri dan konsumen. Banyak spesimen memiliki
porositas yang cukup tinggi sehingga mereka dapat
mengapung di atas air sampai perlahan-lahan menjadi
tergenang air.
2. Obsidian

Gambar 1.15. Obsidian (geology.com)


Obsidian adalah batuan beku yang terbentuk ketika bahan
batuan cair mendingin begitu cepat sehingga atom tidak
dapat mengatur diri menjadi struktur kristal. Ini adalah bahan
amorf yang dikenal sebagai "mineraloid." Hasilnya adalah
kaca vulkanik dengan tekstur seragam halus yang pecah
dengan fraktur conchoidal.
Kebanyakan obsidian memiliki komposisi yang mirip
dengan riolit dan granit. Granit dan riolit dapat terbentuk dari

18
magma yang sama dengan obsidian dan sering dikaitkan
secara geografis dengan obsidian.
3. Scoria

Gambar 1.16. Scoria (geology.com)

Scoria adalah batuan beku berwarna gelap dengan rongga


bulat seperti gelembung yang dikenal sebagai vesikel.
Warnanya berkisar dari hitam atau abu-abu gelap hingga
coklat kemerahan. Scoria biasanya memiliki komposisi yang
mirip dengan basal, tetapi dapat juga memiliki komposisi
yang mirip dengan andesit.
Banyak orang percaya bahwa potongan kecil scoria terlihat
seperti abu yang dihasilkan di tungku batu bara. Hal itu
mengakibatkan partikel scoria disebut "abu" dan gunung
berapi kecil yang meletuskan skoria disebut "kerucut abu".

19
DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur
Noor Djauhari, 2012, Pengantar Geologi, Pakuan University Press.
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, 2019,
Geologi Dasar, Bandung.

B. Sumber Lain
Ilmugeografi.com, 2016, Siklus Batuan Dan Penjelasannya,
Diakses Pada 9 September 2021, Dari
https://ilmugeografi.com/geologi/siklus-batuan
Purba Feronika, 2014, Magma Dan Diferensiasi Magma, Diakses
pada 9 September 2021, Dari
https://www.academia.edu/9101576/MAGMA_DAN_DIFERENSI
ASI_MAGMA
Nationalgeographic.org, 2014, Magma’s Role In The Rock Cycle,
Diakses Pada 9 September 2021, dari
https://www.nationalgeographic.org/article/magma-role-rock-cycle/
Archie Andreas, 2021, Tipe Endapan Piroklastik, Diakses pada 10
September 2021, Dari
https://www.scribd.com/doc/173969496/Tipe-Endapan-Piroklastik
Amuzigi.com, 2016, Petrografi Batuan Piroklastik, Diakses pada
10 September 2021, Dari
https://www.amuzigi.com/2016/01/petrografi-batuan-
piroklastik.html

20

Anda mungkin juga menyukai