GEOLOGI DASAR
ACARA 2
BATUAN BEKU DAN PIROKLASTIK
Oleh :
Irmasari
H1C021023
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.2. Skematik Proses Diferensiasi Magma Pada Fase Magmatik Cair .... 3
iii
1.1. Pengertian Magma dan Jenis Magma Berdasarkan Kandungannya
1
cepat ketika mencapai permukaan bumi sebagai lava. Lava ini
mendingin menjadi basal, batu yang berat dan berwarna gelap
karena kadar besi dan magnesiumnya yang lebih tinggi. Basalt
adalah salah satu batuan paling umum di kerak bumi serta pulau-
pulau vulkanik yang diciptakan oleh titik panas. Kepulauan Hawaii
adalah akibat langsung dari letusan magma mafik. “Air mancur
lava” yang stabil dan relatif tenang terus berubah dan memperluas
“Pulau Besar” Hawaii.
b. Magma Menengah (intermediet)
Magma menengah memiliki kandungan silika yang lebih tinggi
(sekitar 60%) dibandingkan magma mafik. Ini menghasilkan
kandungan gas dan viskositas yang lebih tinggi. Suhu rata-ratanya
berkisar antara 800o hingga 1000o Celcius (1472o hingga 1832o
Fahrenheit).
Sebagai hasil dari viskositas dan kandungan gas yang lebih
tinggi, magma menengah membangun tekanan di bawah permukaan
bumi sebelum dapat dilepaskan sebagai lava. Lava yang lebih
banyak gas dan lengket ini cenderung meledak dengan hebat dan
mendingin seperti batuan andesit. Magma intermediet paling sering
berubah menjadi andesit karena transfer panas pada batas lempeng
konvergen. Batuan andesit sering ditemukan di busur vulkanik
kontinental, seperti Pegunungan Andes di Amerika Selatan.
c. Magma Felsic (asam)
Magma felsic memiliki kandungan silika tertinggi dari semua
jenis magma, antara 65-70%. Akibatnya, magma felsic juga
memiliki kandungan gas dan viskositas tertinggi, dan suhu rata-rata
terendah, antara 650o dan 800o Celcius (1202o dan 1472o
Fahrenheit).
Magma felsic yang kental dan kental dapat menjebak gelembung
gas di ruang magma gunung berapi. Gelembung yang terperangkap
ini dapat menyebabkan letusan eksplosif dan destruktif. Letusan ini
mengeluarkan lava dengan keras ke udara, yang mendingin menjadi
2
batu dasit dan riolit. Sama seperti magma menengah, magma felsic
mungkin paling sering ditemukan di batas lempeng konvergen di
mana transfer panas dan peleburan fluks menciptakan stratovolcano
besar.
Gambar 1.2. Skematik Proses Diferensiasi Magma Pada Fase Magmatik Cair (academia.edu)
Diferensiasi magma adalah suatau tahapan pemisahan atau
pengelompokan magma dimana mineral-mineral yang memiliki kesamaan
sifat fisika maupun kimia akan mengelompok dan membentuk suatu
kumpulan mineral tersendiri yang nantinya akan mengubah komposisi
magma sesuai penggolongannya berdasarkan kandungan magma. Proses ini
dipengaruhi banyak hal. Tekanan, suhu, kandungan gas, serta komposisi
kimia magma itu sendiri dan kehadiran pencampuran magma lain atau
batuan lain juga mempengaruhi proses diferensiasi magma ini.
Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-proses
sebagai berikut;
a. Hibridasi: pembentukan magma baru karena pencampuran 2 magma
yang berlainan jenis.
b. Sintesis: pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan
batuan gamping.
c. Anateksis: proses pembentukan magma dari peleburan batuan pada
kedalaman yang sangat besar.
3
Sehingga dari akibat-akibat proses tersebut magma selanjutnya
mengalami perubahan daya kondisi awal yang homogen dalam skala besar
sehingga menjadi suatu tubuh batuan betuk yang bervariasi.
4
c. Batuan beku yang terbentuk dari proses kristalisasi magma ini lama
kelamaan akan mengalami pelapukan. Pelapukan pertama kali
terjadi pada batuan beku ekdtrusif yang ada dipermukaan bumi.
Hasil pelapukan batuan beku ini akan mengendap melalui proses
yang disebut erosi. Endapan hasil dari pelapukan batuan itu akan
mengeras membentuk batuan sedimen. Sementara itu batuan beku
intrusive yang ada di bawah permukaan bumi akan terus bergerak
sampai dipermukaan bumi melalui serangkaian peristiwa tektonik
dan vulkanik. Sesampainya di permukaan bumi, ia juga akan
mengalami pelapukan dan pengendapan.
d. Sementara itu batuan beku intrusive yang tidak berhasil sampai ke
permukaan bumi akan terus terkubur lebih dalam akibat tekanan
diatas. Semakin dalam posisinya, semakin besar tekanan dan suhu
yang ia terima. Akibatnya batuan beku ini akan mengalami
perubahan baik dari bentuk maupun susunan kimianya menjadi
batuan metamorf (malihan).
e. Batuan sedimen yang bersal dari pengendapan sisa-sisa pelapukan
batuan beku juga umunya berada di bawah permukaan bumi. Batuan
sedimen ini juga akan terus bergerak semakin dalam karena
dipermukaan bumi terus terbentuk lapisan sendimen sebelumnya
sehingga bergerak makin turun mendekati dapur magma. Akibatnya
batuan sedimen ini juga menerima tekanan dan suhu yang tinggi
sehingga bermetamorfosis menjadi batuan malihan.
f. Perubahan suhu dan tekanan juga mempengaruhi batuan sedimen.
Batuan sedimen juga mengalami perubahan secara perlahan-lahan
dan berlangsung lama menjadi batuan metamorf. Sementara itu
sebagian dari batuan sedimen juga bisa melapuk karena waktu. Hasil
pelapukannya mengendap dan mengeras. Yang menghasilkan
batuan sedimen jenis baru. Bisa sama dengan asalnya atau bisa
berbeda sama sekali.
g. Dalam perjalanannya, batuan metamorf juga mengalami pelapukan
serupa dan berubah kembali menjadi batuan sedimen. Selain itu
5
batuan metamorf yang memiliki struktur kimia sangat berbeda
dengan batuan sedimen dan batuan beku akan meleleh dan Kembali
menjadi magma.
h. Proses yang sama berlangsung kembali
Siklus ini telah terjadi sejak jutaaan atau bahkan miliaran tahun yang lalu.
Dan siklus ini akan terus berlangsung. Setiap jenis batuan akan tetap
tersingkap dan terangkat. Batuan ini akan melapuk dan mengalami erosi.
Batuan itu akan melapuk dan mengalami erosi. Batuan itu akan terus
mengendap dan bermetamorfosis. Begitulah rancangan alam yang luar
biasa. Dengan begitulah jumlah magma/batuan dibumi akan tetap sama.
6
dekat dengan astenosfer sehingga batuan seluruhnya terdiri atas
kristal-kristal. Ciri-ciri batuan Plutonik:
1. Umumnya lebih kasar daripada batuan ekstrusif
2. Jarang memperlihatkan struktur vesicular (memiliki lubang-
lubang gas)
Contoh batuan beku dalam (plutonik) adalah granit, gabro,
granodiorite
b. Batuan beku korok/gang/hypabisal
7
Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2-nya batuan beku
diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
a. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit,
Ryolit.
b. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% - 52%.
Contohnya Diorit, Andesit
c. Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% - 45%, contohnya
Gabbro, Basalt
d. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%
8
berbentuk lembaran-lembaran yang mengintrusi lapisan
batuan sedimen yang lebih dulu terbentuk.
2. Laccolith, yaitu tubuh batuan beku yang berbentuk kubah
(dome). Kubah ini terbentuk karena gerak dari batuan lain
yang menerobos permukaannya, sehingga bagian dasarnya
tetap datar. Mirip seperti lensa cembung. Laccolith memiliki
diameter sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan kilometer.
3. Lapolith, yaitu bentuk tubuh batuan beku dalam yang
merupakan kebalikan dari laccolith. Pada lapolith yang
menggembung adalah lapisan bawahnya seangkan lapisan
atasnya tetap datar. Lapolith mengandung batuan yang
bersifat felsic (asam). Misalnya granit, synit, diorite dan lain-
lain.
4. Paccolith, adalah bentuk tubuh batuan beku dalam yang
memiliki sinklin dan antiklin yang telah terbentuk
sebelumnya. Ketebalannya berkisar antara ratusan sampai
ribuan kilometer.
b. Diskonkordan
Diskonkordan adalah lapisan batuan beku dalam yang memotong
lapisan beku diatasnya. Ada tiga bentuk tubuh batuan beku dalam
yang merupakan bagian dari bentuk diskonkordan, yaitu:
1. Dyke, tubuh batuan beku yang memotong lapisan batu
lainnya dan berbentuk tabular/memanjang. Ketebalannya
bervariasi mulai dari beberapa centimeter sampai ratusan
kilometer.
2. Batolith, adalah tubuh batuan yang memiliki ukuran sangat
besar. Biasanya proses pembekuannya berada sangat dalam
di bawah permukaan bumi. Ukurannya bisa mencapai 100
km2 lebih. Batolith biasanya tersusun atas batuan beku
bersifat asam sampai intermediet. Contoh batuan yang
ditemukan pada batolith adalah batuan granit, diorite dan
kuarsa monzonite. Batolith bisa muncul ke permukaan bumi
9
melalui dua proses yaitu melalui gaya eksogen berupa erosi
terus menerus yang lama kelamaan menyingkap batolith atau
melalui gaya endogen (pengangkatan). Contoh batolith yang
naik ke permukaan bumi ada di Sierra Nevada (USA). Di
Indonesia juga terdapat singkapan batolith, seperti di
provinsi Riau.
3. Stock, juga terbentuk dibagian paling dalam seperti batolith.
Tapi memiliki ukuran yang lebih kecil kurang dari 10 km2.
4. Diatrema (leher vulkanik), adalah batuan beku yang
berbentuk silinderis dan menonjol dari topografi di
sekelilingnya.
10
kecil. Berdasarkan hal di atas tekstur batuan beku dapat dibedakan
berdasarkan:
1. Tingkat kristalisasi
a) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir
seluruhnya disusun oleh kristal
b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh
kristal dan gelas
c) Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir
seluruhnya tersusun oleh gelas
2. Ukuran butir
a) Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir
seluruhnya tersusun oleh mineral-mineral yang
berukuran kasar
b) Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir
seluruhnya tersusun oleh mineral berukuran halus.
3. Bentuk kristal
Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang
terbentuk pertama kali biasanya berbentuk sempurna
sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi ruang
yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk
mineral yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu:
a) Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna
b) Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang
sempurna
c) Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna
4. Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya
a) Unidiomorf (automorf), yaitu sebagian besar
kristalnya dibatasi oleh bidang kristal atau bentuk
kristal euhedral (sempurna)
b) Hypidiomorf (hypautomorf), yaitu sebagian besar
kristalnya berbentuk euhedral dan subhedral
11
c) Allotriomorf (xenomorf), sebagian besar
penyusunnya merupakan kristal yang berbentuk
anhedral
5. Berdasarkan keseragaman antar butirnya
a) Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya
hampir sama
b) Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun
batuannya tidak sama
b. Struktur batuan beku
1. Struktur batuan beku ekstrusif
12
e) Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan
lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini
terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan
f) Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang
kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit,
kuarsa atau zeolit
g) Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan
adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat
aliran
2. Struktur batuan beku intrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses
pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi.
berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi
menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
Batuan piroklastik adalah batuan beku ekstrusif yang terbentuk dari hasil
erupsi gunungapi (volkanisme). Erupsi gunungapi pada umumnya
mengeluarkan magma yang dilemparkan (explosive) ke udara melalui
lubang kepundan dan membeku dalam berbagai ukuran mulai dari debu
(ash) hingga bongkah (boulder). Tuff adalah batuan gunungapi yang
terbentuk dari suatu campuran fragmen fragmen mineral batuan gunungapi
dalam matrik debu gunungapi. Tuff terbentuk dari kombinasi debu, batuan
dan fragmen mineral (piroklastik atau tephra) yang dilemparkan ke udara
dan kemudian jatuh ke permukaan bumi sebagai suatu endapan campuran.
13
Kebanyakan dari fragmen batuan cenderung merupakan batuan gunungapi
yang terkonsolidasi dari hasil erupsi gunungapi. Kadangkala material erupsi
yang masih panas mencapai permukaan bumi dan kemudian menbeku
menjadi “welded tuff”. Batuan piroklastik secara umum dikelompokan
berdasarkan pada ukuran butir seperti halnya dengan batuan klastik lainnya
/ batuan terrigenous lainnya.
Tipe endapan Piroklastik
a. Fall Deposits
Merupakan jenis endapan piroklastik yang berupa jatuhan dari
material yang keluar saat gunung Meletus. Endapan jenis ini
memiliki sortasi yang baik karena jatuhnya material sepenuhnya
dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan kecepatan angin. Persebarannya
secara lateral. Material berukuran yang lebih besar akan jatuh dekat
ke pusat erupsi dan material yang berukuran lebih kecil akan jatuh
jauh dari pusatnya. Tipe batuan yang dihasilkan akan memiliki
sortasi yang baik.
b. Flow Deposits
Merupakan jenis endapan piroklastik yang berupa aliran material
yang keluar saat gunung meletus. Endapannya memiliki sortasi yang
buruk karena semua material yang mengalir berkumpul menjadi
saru. Persebarannya mengisi lembah-lembah. Tipe batuan yang
dihasilkan juga memiliki sortasi yang buruk karena material berjalan
secara bersama-sama tanpa ada pemilahan ukuran butir
c. Surge Deposits
d. Merupakan jenis endapan piroklastik yang menggerus segala yang
dilewati karena tekana yang tinggi. Endapan yang dihasilkan
biasanya memiliki komponen non piroklastik. Hal ini dikarenakan
segala benda yang dilewati akan hancur dan menyatu dengan aliran
piroklastik tersebut. Persebarannya tidak merata di seluruh tempat
dekat pusat letusan. Batuan yang dihasilkan akan memiliki sortasi
buruk disertai ditemukannya komponen non piroklastik.
14
1.8. Klasifikasi Batuan Piroklastik Menurut Wentworth dan Williams
Klasifikasi batuan piroklastik dari wentworth dan 15apilli15 (1932) lihat
pettijohn (1975) banyak dipakai oleh para ahli geologi. Skala ukuran yang
dipakai, skala ukuran batuan sedimen yang dibuat oleh wentworth, hanya
saja batas kisaran yang dipakai tidak sama antara batuan sedimen dan
piroklastik.
a. Breksi Vulkanik tersusun dari fragmen-fragmen diameter lebih
besar 32 mm, bentuk fragmen meruncing.
b. Aglomerat tersusun atas fragmen berupa bom-bom dengan ukuran
lebih besar 32 mm.
c. Lapili/tufa lapilli tersusun atas 15apilli yang berukuran antara 4 mm
sampai 32 mm.
d. Tufa kasar tersusun atas abu kasar dengan ukuran butir terletak
antara 0.25 mm sampai 4mm.
e. Tufa halus tersusun atas abu halus, dengan ukuran butir lebih kecil
dari 0.25 mm.
15
Komposisi mineral ini biasanya memberikan granit warna
merah, merah muda, abu-abu, atau putih dengan butiran
mineral gelap terlihat di seluruh batuan.
2. Rhyolit
16
dengan gabro. Perbedaan antara basal dan gabro adalah
bahwa basal adalah batuan berbutir halus sedangkan gabro
adalah batuan berbutir kasar.
Basal lebih banyak mendasari permukaan bumi daripada
jenis batuan lainnya. Sebagian besar wilayah di dalam
cekungan laut Bumi dilatarbelakangi oleh basal. Meskipun
basal jauh lebih jarang di benua, aliran lava dan basal banjir
mendasari beberapa persen permukaan tanah bumi.
4. Gabro
17
b. Batuan Piroklastik
1. Batu apung (pumice)
18
magma yang sama dengan obsidian dan sering dikaitkan
secara geografis dengan obsidian.
3. Scoria
19
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Noor Djauhari, 2012, Pengantar Geologi, Pakuan University Press.
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, 2019,
Geologi Dasar, Bandung.
B. Sumber Lain
Ilmugeografi.com, 2016, Siklus Batuan Dan Penjelasannya,
Diakses Pada 9 September 2021, Dari
https://ilmugeografi.com/geologi/siklus-batuan
Purba Feronika, 2014, Magma Dan Diferensiasi Magma, Diakses
pada 9 September 2021, Dari
https://www.academia.edu/9101576/MAGMA_DAN_DIFERENSI
ASI_MAGMA
Nationalgeographic.org, 2014, Magma’s Role In The Rock Cycle,
Diakses Pada 9 September 2021, dari
https://www.nationalgeographic.org/article/magma-role-rock-cycle/
Archie Andreas, 2021, Tipe Endapan Piroklastik, Diakses pada 10
September 2021, Dari
https://www.scribd.com/doc/173969496/Tipe-Endapan-Piroklastik
Amuzigi.com, 2016, Petrografi Batuan Piroklastik, Diakses pada
10 September 2021, Dari
https://www.amuzigi.com/2016/01/petrografi-batuan-
piroklastik.html
20