Anda di halaman 1dari 13

1.1.

Pengertian Sedimentologi, Stratigrafi, dan Paleontologi Beserta


Kaitan Antara Ketiganya

Gambar I.1. Struktur Sedimen (www.dictio.id )

Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari proses


pembentukan, pengangkutan dan pengendapan material yang terakumulasi
sebagai sedimen di lingkungan benua dan laut dan akhirnya membentuk
batuan sedimen. Stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari batuan untuk
menentukan urutan dan waktu peristiwa dalam sejarah Bumi: ilmu
stratigrafi ini memberikan kerangka waktu yang memungkinkan kita untuk
menafsirkan batuan. Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
bentuk-bentuk kehidupan yang pernah ada pada masa lampau termasuk
evolusi dan interaksi satu dengan lainya serta lingkungan hidupnya selama
umur bumi atau dalam skala waktu geologi terutama yang diwakili oleh
fosil.
Sedimentologi dan stratigrafi memiliki hubungan yang erat,
yaitu dapat membantu mengetahui urutan pembentukan lapisan
sedimentologi berdasarkan umurnya. Sedimentologi perhatiannya tertuju
pada pembentukan batuan sedimen. Stratigrafi mempelajari perlapisan
batuan ini dan hubungannya dalam ruang dan waktu. Oleh karena itu
masuk akal jika membahas sedimentologi dan stratigrafi bersamaan.
Faktanya, tidak mungkin memisahkan mineralogi komponen batuan dan

1
evolusi paleontologi dari stratigrafi. Namun bagaimanapun harus dibatasi
sampai topik-topik tertentu. Sedimentologi dapat berhubungan dengan
ilmu paleontologi, karena organisme yang mati kemudian terendapkan
dapat mengungkaplingkungan pengendapan serta membedakan umur suatu
lapisanberdasarkan kandungan fosilnya. Oleh karena itu ketiganya saling
berkaitan atau berhubungan satu sama lain, dan tidak dapat dipisahkan
begitu saja.
1.2. Jenis-Jenis Pelapukan Batuan Sedimen dan Contohnya

Gambar I.2. Proses Pelapukan Batuan ( https://duniapendidikan.co.id/ )

Pelapukan yaitu pemecahan batuan, tanah, mineral, serta bahan


kayu dan buatan melalui kontak dengan atmosfer bumi, perairan, dan
organisme biologis. Pelapukan juga dapat disebut dengan weathering yang
artinya suatu proses perusakan dan penghancuran pada kulit bumi kerena
beberapa faktor seperti cuaca, suhu, curah hujan, angin, organisme, atau
kelembaban.

Macam-macam pelapukan pada batuan sedimen terdiri dari :

1. Pelapukan Fisika ( Mekanik)

Gambar I.3. contoh pelapukan fisika (https://www.pengertianku.net/)

2
Pelapukan fisika ialah pelapukan yang biasanya terjadi pada daerah
yang iklimnya ekstrim, sub tropis, gurun, pesisir pantai, dan daerah
yang mempunyai topografi yang curam. Pelapukan fisika ialah
pelapukan yang melibatkan kontak langsung dengan kondisi
atmosfer, Pelapukan fisika dapat disebabkan oleh suhu udara,
tekanan, air dan kristalisasi garam. Contoh dari pelapukan fisika
yaitu kristalisasi garam yang terjadi pada batuan di daerah pantai
menyebabkan batuan mengalami pelapukan. Kristalisasi air garam
ini terjadi di pori- pori batuan yang lama kelamaan akan menekan
batuan secara endogen sehingga memungkinkan batuan tersebut
lama- lama akan pecah.
2. Pelapukan Kimia

Gambar I.4.Contoh Pelapukan Kimia (https://www.ruangbiologi.co.id/)

Pelapukan Kimia, merupakan pelapukan akibat efek langsung dari


bahan kimia atmosfer atau bahan kimia yang diproduksi secara
biologis. Pelapukan ini diakibatkan oleh adanya perubahan pada
struktur kimiawi batuan melalui suatu reaksi tertentu. Proses yang
terjadi dalam pelapukan kimia, yaitu: hidrasi, hidrolisa, oksidasi,
karbonasi. Contoh dari pelapukan kimia yaitu Proses pelarutan
yang terjadi pada batuan gamping. Pelarutan ini terjadi karena
adanya reaksi atau kontak langsung dengan air yang kemudian
akan merubah struktur kimia dalam batu tersebut.

3
3. Pelapukan Biologi atau Organik

Gambar I.5. Contoh Pelapukan Biologi (https://kependidikan.com/)

Pelapukan Biologi, merupakan pelapukan yang disebabkan oleh


makhluk hidup dan disebebkan oleh proses organisme hewan,
tumbuhan, dan manusia. Contohnya yaitu Tumbuhnya lumut di
atas batuan lama- kelamaan akan membuat batuan menjadi hancur.
Hal ini disebabkan karea kelembaban di permukaan batuan serta
tingginya pH yang berakibat terjadinya korosi pada batuan
tersebut.
1.3. Proses Diagenesa Batuan Sedimen

Gambar I.6. Diagenesa batuan sedimen (https://geograph88.com)

Diagenesa batuan sedimen adalah perubahan dari sedimen atau batuan


sedimen yang ada menjadi batuan sedimen yang berbeda selama dan
setelah terbentuknya batuan (litifikasi), pada suhu dan tekanan kurang dari
yang dibutuhkan untuk pembentukan batuan metamorf. Proses diagenesa
batuan sedimen, yaitu :

4
1. Kompaksi
Beban akumulasi sejumlah sedimen atau material lain mengakibatkan
hubungan agregasi antar butir batuan menjadi lebih lekat dan air yang
dikandung dalam pori-pori terdesak ke luar. Akibatnya adalah volume
batuan sedimen yang terbentuk menjadi lebih kecil namun sangat
kompak.
2. Sementasi
Dengan keluarnya air dari pori-pori batuan maka material yang terlarut
di dalamnya mengendap dan merekat (menyemen) butiran-butiran
sedimen. Material semennya dapat merupakan Karbonat, Silika,
Oksida atau mineral lempung lainnya. Proses ini mengkibatkan
porisitas sedimen menjadi lebih kecil dari material semula.
3. Rekristalisasi
Pada saat sedimen terakumulasi, mineral-mineral yang kurang stabil
akan mengkristal kembali atau rekristalisasi kemudian menjadi stabil.
4. Lithifikasi
Proses dimana sedimen baru yang terurai perlahan-lahan berubah
menjadi batuan sedimen. Ketika litifikasi perubahan-perubahan terjadi
baik secara kimia, fisika dan biologi yang kemudian akan
memengaruhi sedimen sejak pertama kali diendapkan.
1.4. Pengertian Arus dan Aliran serta Mekanisme Pergerakan Sedimen
 Pengertian arus dan aliran

Gambar I.7. Contoh Aliran (http://geofact.com/)

5
Arus merupakan bagian dari sebuah tubuh fluida khususnya udara
maupun air, yang bergerak dengan arah tertentu dengan arah perpindahan
horizontal serta kecepatan yang kurang lebih seragam. Dimana pada
pergerakan tersebut menyebabkan transportasi material.

Aliran merupakan deformasi pada batuan yang tidak langsung serta


dapat dipulihkan atau dikembalikan ke bentuk semula tanpa kehilangan
parlemen kohesi. Aliran dibagi menjadi dua jenis yaitu aliran turbulen dan
aliran laminar.

a. Aliran laminar
Aliran laminar adalah ketika setiap partikel fluida mengalir di
sepanjang satu jalur yang mulus dan beraturan, dimana partikel-
partikel fluida tidak mengganggu aliran partikel satu sama lain atau
berpindah antar lapisan..
b. Aliran Turbulen
Aliran turbulen adalah saat terjadinya aliran fluida yang tidak
teratur, dimana artikel dalam aliran turbulen dapat bergerak secara
acak antar lapisan, bercampur dan membentuk pola aliran seperti
pusaran air.
 Mekanisme pergerakan sedimen

Gambar I.8. pergerakan sedimen (http://jurnal-geologi.com)

a. Suspensi, pada mekanisme suspense hanya material halus yang


dapat tertransportasi dimana menghasilkan hasil dengan sifat
endapan yang mengandung massa dasar yang tinggi sehingga

6
butiran tampak mengembang dalam massa dasar dan umumnya
disertai adanya pemilahan butir yang buruk.
b. Bedload transport, berdasarkan tipe gerakan media pembawa dapat
dibagi menjadi:
1) Arus traksi, yaitu arus suatu media yang membawa sedimen
didasarnya, dimana gravitasi lebih berpengaruh.
2) Arus pekat, yaitu arus yang menghasilkan kombinasi suatu
endapan campuran antara pasir, lanau dan lempung.
c. Saltation, meloncat yang umumnya terjadi pada sedimen ukuran
pasir dimanaa aliran fluida yang ada mampu menghisap dan
mengangkut sampai akhirnya gaya gravitasi yang ada mampu
mengembalikan sedimen pasir ke dasar.
1.5. Faktor Yang Memperngaruhi Kecepatan Sedimen

Gambar I.9. Proses Sedimentasi (https://emilogi.com/)

Pada proses sedimentasi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi


proses sedimentasi, diantaranya yaitu :
1. Kosentrasi
Semakin besarnya konsentrasi berarti semakin banyak jumlah partikel
dalam suatu suspensi yang menyebabkan bertambah gaya gesek antara
suatu partikel dengan partikel yang lain.
2. Drag force atau gaya seret
Dengan adanya drag force yang arahnya berlawanan d engan arah
partikel ini akan menyebabkan gaya total untuk mengendapkan

7
partikel gerakan partikel menjadi lambat karena semakin kecilnya gaya
total ke bawah sehingga kecepatan pengendapan semakin turun.
3. Waktu
Semakin lama waktu pengendapan, maka kecepatan pengendapannya
semakin turun yang terlihat dari interfacenya semakin kecil dengan
tinggi suspenseserta tinggi slurry dan supernatant.
4. Settling
Pada proses free settling, laju pengendapannya semakin cepat
dibandingkan pada proses hindered settling yang mana laju
pengendapannya semakin lambat.
1.6. Klasifikasi Batuan Sedimen Menurut Koesoemadinata

Gambar I.10. Klasifikasi sedimen menurut koesoemadinata (https://123dok.com/)

Penjelasan gambar klasifikasi batuan sedimen menurut Koesoemadinata


1. Golongan Detritus Kasar

8
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam
golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir.
Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan
danau atau laut.
2. Golongan Detritus Halus

Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan


laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk kedalam golongan ini
adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.
3. Golongan Karbonat

Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan


cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan
yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di
endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut
litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada
lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak
sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.
9
4. Golongan Silika

Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan
kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang
(chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya
hanya sedikit dan terbatas sekali.
5. Golongan Evaporit

Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan
kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di
lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan
terjadi pengayaan unsure-unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga
adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari
larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah
gip, anhidrit, batu garam.

10
6. Golongan Batubara

Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-
tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat
tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan
memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara
adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga
kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
1.7. Prinsip Sedimentologi Hukum Steno

Gambar I.11. hukum steno (www.gurugeografi.id)

Nicolas Steno, seorang ilmuwan/geolog Denmark menjelaskan


sebuah teori prinsip pengendapan yang dikenal dengan Steno's Law. Ia
sangat tertarik meneliti tentang batuan fosil. Pada tahun 1969, Steno
mempublikasikan laporan tentang prinsip sedimentasi dimana lapisan
yang lebih tua akan berada di paling dasar dan lapisan yang paling tua

11
akan ada di paling atas. Steno mempublikasikan laporan tentang prinsip
sedimentasi, yang meliputi :
1. Original lateral continuity
Prinsip ini menyatakan bahwa sedimen akan terakumulasi secara
menyebar, mendatar pada suatu cekungan atau basin. Lapisan batuan
akan meluas sampai sampai terjadinya perubahan atau deformasi.
2. Original horizontality
Prinsip ini menyebutkan bahwa lapisan sedimen akan berada di suatu
cekungan seperti danau, atau laut dengan bantuan gravitasi akan
membentuk lapisan mendatar seperti kue lapis.
3. Superpotition
Jika tidak ada deformasi, maka natural nya lapisan sedimen paling tua
akan berada pada lapisan paling bawah atau dasar.
4. Cross Cutting
Ini menyatakan bahwa lapisan batuan yang dipotong oleh sesar atau
intrusi batuan beku, maka batuan yang dipotong harus lebih tua
dibanding lapisan (intrusi) yang memotong lapisan sebelumnya.

12
Daftar Pustaka

Sumber Buku :

 Boggs Jr, Sam. 2005. Principles of Sedimentology and Stratigraphy (4th


Edition). USA : Pearson Prentice Hall
 Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Bogor : Pakuan University Press
 Rusman, Muh. Khairil. 2016. Geologi Dasar (Basic of Geology). Kendari
 Surjono, Sugeng S. Amijaya, Hendra. 2017. Sedimentologi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press

Sumber Lain :

Ananda. 2021. Batuan Sedimen: Mengenal Proses Pembentukan, Tekstur, dan


Jenisnya. https://www.gramedia.com/literasi/batuan-sedimen/. (Diakses
27/02/2023)
Anonim. 2017. 4 Prinsip Sedimentasi (Hukum Steno).
https://www.gurugeografi.id/2017/02/4-prinsip-sedimentasi-hukum-
steno.html. (Diakses 27/02/2023)
Bitar. 2023. Pengertian dan Jenis Sedimentasi.
https://www.gurupendidikan.co.id/sedimentasi/. (Diakses 28/02/2023)

13

Anda mungkin juga menyukai