1
evolusi paleontologi dari stratigrafi. Namun bagaimanapun harus dibatasi
sampai topik-topik tertentu. Sedimentologi dapat berhubungan dengan
ilmu paleontologi, karena organisme yang mati kemudian terendapkan
dapat mengungkaplingkungan pengendapan serta membedakan umur suatu
lapisanberdasarkan kandungan fosilnya. Oleh karena itu ketiganya saling
berkaitan atau berhubungan satu sama lain, dan tidak dapat dipisahkan
begitu saja.
1.2. Jenis-Jenis Pelapukan Batuan Sedimen dan Contohnya
2
Pelapukan fisika ialah pelapukan yang biasanya terjadi pada daerah
yang iklimnya ekstrim, sub tropis, gurun, pesisir pantai, dan daerah
yang mempunyai topografi yang curam. Pelapukan fisika ialah
pelapukan yang melibatkan kontak langsung dengan kondisi
atmosfer, Pelapukan fisika dapat disebabkan oleh suhu udara,
tekanan, air dan kristalisasi garam. Contoh dari pelapukan fisika
yaitu kristalisasi garam yang terjadi pada batuan di daerah pantai
menyebabkan batuan mengalami pelapukan. Kristalisasi air garam
ini terjadi di pori- pori batuan yang lama kelamaan akan menekan
batuan secara endogen sehingga memungkinkan batuan tersebut
lama- lama akan pecah.
2. Pelapukan Kimia
3
3. Pelapukan Biologi atau Organik
4
1. Kompaksi
Beban akumulasi sejumlah sedimen atau material lain mengakibatkan
hubungan agregasi antar butir batuan menjadi lebih lekat dan air yang
dikandung dalam pori-pori terdesak ke luar. Akibatnya adalah volume
batuan sedimen yang terbentuk menjadi lebih kecil namun sangat
kompak.
2. Sementasi
Dengan keluarnya air dari pori-pori batuan maka material yang terlarut
di dalamnya mengendap dan merekat (menyemen) butiran-butiran
sedimen. Material semennya dapat merupakan Karbonat, Silika,
Oksida atau mineral lempung lainnya. Proses ini mengkibatkan
porisitas sedimen menjadi lebih kecil dari material semula.
3. Rekristalisasi
Pada saat sedimen terakumulasi, mineral-mineral yang kurang stabil
akan mengkristal kembali atau rekristalisasi kemudian menjadi stabil.
4. Lithifikasi
Proses dimana sedimen baru yang terurai perlahan-lahan berubah
menjadi batuan sedimen. Ketika litifikasi perubahan-perubahan terjadi
baik secara kimia, fisika dan biologi yang kemudian akan
memengaruhi sedimen sejak pertama kali diendapkan.
1.4. Pengertian Arus dan Aliran serta Mekanisme Pergerakan Sedimen
Pengertian arus dan aliran
5
Arus merupakan bagian dari sebuah tubuh fluida khususnya udara
maupun air, yang bergerak dengan arah tertentu dengan arah perpindahan
horizontal serta kecepatan yang kurang lebih seragam. Dimana pada
pergerakan tersebut menyebabkan transportasi material.
a. Aliran laminar
Aliran laminar adalah ketika setiap partikel fluida mengalir di
sepanjang satu jalur yang mulus dan beraturan, dimana partikel-
partikel fluida tidak mengganggu aliran partikel satu sama lain atau
berpindah antar lapisan..
b. Aliran Turbulen
Aliran turbulen adalah saat terjadinya aliran fluida yang tidak
teratur, dimana artikel dalam aliran turbulen dapat bergerak secara
acak antar lapisan, bercampur dan membentuk pola aliran seperti
pusaran air.
Mekanisme pergerakan sedimen
6
butiran tampak mengembang dalam massa dasar dan umumnya
disertai adanya pemilahan butir yang buruk.
b. Bedload transport, berdasarkan tipe gerakan media pembawa dapat
dibagi menjadi:
1) Arus traksi, yaitu arus suatu media yang membawa sedimen
didasarnya, dimana gravitasi lebih berpengaruh.
2) Arus pekat, yaitu arus yang menghasilkan kombinasi suatu
endapan campuran antara pasir, lanau dan lempung.
c. Saltation, meloncat yang umumnya terjadi pada sedimen ukuran
pasir dimanaa aliran fluida yang ada mampu menghisap dan
mengangkut sampai akhirnya gaya gravitasi yang ada mampu
mengembalikan sedimen pasir ke dasar.
1.5. Faktor Yang Memperngaruhi Kecepatan Sedimen
7
partikel gerakan partikel menjadi lambat karena semakin kecilnya gaya
total ke bawah sehingga kecepatan pengendapan semakin turun.
3. Waktu
Semakin lama waktu pengendapan, maka kecepatan pengendapannya
semakin turun yang terlihat dari interfacenya semakin kecil dengan
tinggi suspenseserta tinggi slurry dan supernatant.
4. Settling
Pada proses free settling, laju pengendapannya semakin cepat
dibandingkan pada proses hindered settling yang mana laju
pengendapannya semakin lambat.
1.6. Klasifikasi Batuan Sedimen Menurut Koesoemadinata
8
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam
golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir.
Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan
danau atau laut.
2. Golongan Detritus Halus
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan
kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang
(chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya
hanya sedikit dan terbatas sekali.
5. Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan
kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di
lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan
terjadi pengayaan unsure-unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga
adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari
larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah
gip, anhidrit, batu garam.
10
6. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-
tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat
tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan
memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara
adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga
kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
1.7. Prinsip Sedimentologi Hukum Steno
11
akan ada di paling atas. Steno mempublikasikan laporan tentang prinsip
sedimentasi, yang meliputi :
1. Original lateral continuity
Prinsip ini menyatakan bahwa sedimen akan terakumulasi secara
menyebar, mendatar pada suatu cekungan atau basin. Lapisan batuan
akan meluas sampai sampai terjadinya perubahan atau deformasi.
2. Original horizontality
Prinsip ini menyebutkan bahwa lapisan sedimen akan berada di suatu
cekungan seperti danau, atau laut dengan bantuan gravitasi akan
membentuk lapisan mendatar seperti kue lapis.
3. Superpotition
Jika tidak ada deformasi, maka natural nya lapisan sedimen paling tua
akan berada pada lapisan paling bawah atau dasar.
4. Cross Cutting
Ini menyatakan bahwa lapisan batuan yang dipotong oleh sesar atau
intrusi batuan beku, maka batuan yang dipotong harus lebih tua
dibanding lapisan (intrusi) yang memotong lapisan sebelumnya.
12
Daftar Pustaka
Sumber Buku :
Sumber Lain :
13