Anda di halaman 1dari 7

Laboratorium Vulkanologi 2014

Nama : Safik Pribadi


Nim : 111.120.106
Plug : 5 Page 1
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Karena perlunya pengetahuan tentang volkanologi maka dari tugas ini
adalah salah satu cara agar praktikan mengerti dalam melaksanakan acara
praktikum, maka dengan adanya tugas ini praktikan dapat mengetahui bagaimana
gunungapi terbentuk serta stadia-staida yang di alami dari gunungapi itu.

I.2. Maksud dan Tujuan
I.2.1. Maksud
Maksud dari tugas ini adalah agar praktikan mengerti dan faham tentang
bagaimana stadia gunung api dan tipe-tipenya. Dengan membuat tugas ini maka
praktikan mengetahui bagaimana gunung bisa dikatakan dalam stadia muda,
remaja, tua dan dewasa.
I.2.2. Tujuan
Tujuan dari tugas ini adalah agar praktikan mengetahui apa itu stadia
Gunung api dan jenis-jenis dari stadia Gunung api itu.











Laboratorium Vulkanologi 2014

Nama : Safik Pribadi
Nim : 111.120.106
Plug : 5 Page 2
BAB II
ISI

II.1. Dasar Teori
Gunung api adalah lubang atau rekahan pada kerak bumi yang
mengeluarkan magma dan gas-gas dari dalam bumi. Aktivitas vulkanik meliputi
keluarnya batuan yang kemudian membentuk pegunungan atau bentuk-bentuk
seperti gunung dalam waktu tertentu.
Stadia adalah perkembangan dari suatu bentuklahan berdasarkan
karakteristik, umur dan morfologi, Stadia keaktifan gunungapi dapat dilihat
bagaimana hubungan kelerengan dengan penyebaran sungai yang ada pada
gunung api. Pada gunung api yang bertipe strato, secara umum dapat dibagi
menjadi kaki, lereng dan puncak yang dapat dibatasi oleh sudut atau lekukan yang
terlihat pada gunung api.

II. 2. Pengertian Gunungapi
Gunungapi secara umum adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak
bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan
bumi.

Gambar 1. Gunungapi
Laboratorium Vulkanologi 2014

Nama : Safik Pribadi
Nim : 111.120.106
Plug : 5 Page 3
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair
atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material
yang dikeluarkan pada saat meletus. Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga
dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es
dan mud volcanoes atau gunung api lumpur.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya.
Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat,
sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi
mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali.
Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi
itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.

II.3. Jenis Gunungapi Berdasarkan Letusan
Jenis gunungapi berdasarkan tipe letusan, antara lain:
1. Tipe Hawaii
Ciri letusan tipe ini adalah lava yang dikeluarkan dari lubang kepundan
bersifat cair , lava mengalir ke segala arah, , skala letusannya relative lebih
kecil tapi intensitasnya cukup tinggi, terjadi pada celah atau kepundan
sederhana. Contoh: Gunung Kilauea di Hawaii.
2. Tipe Pele
Ciri erupsinya adalah adanya lava kental, tekana gas tinggi, dan dapur magma
yang dalam. Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di
puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan
tekanan gas menjadi bertambah besar. Contoh : Gunung Montagne pelee di
Amerika Tengah.
3. Tipe Strombolian
Erupsinya berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya
terjadi pada gunungapi aktif di tepi benua atau di tengah benua.. Contoh
gunung api bertipe stromboli adalah Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung
Raung (Jawa).
Laboratorium Vulkanologi 2014

Nama : Safik Pribadi
Nim : 111.120.106
Plug : 5 Page 4
4. Tipe Merapi
Ciri erupsinya adalah lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya relatif
dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Erupsinya yang berupa lava
kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi
semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava. Di tipe ini biasanya
terjadi awan panas wedus gembel. Contoh : Gunung Merapi
5. Tipe Vincent
Erupsinya berupa lava agak kental, tekanan gas sedang, kawahnya terdapat
danau. seperti Gunung Kelud. Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah
akan tumpah bersama lava. Contoh: Gunung Kelud dan Gunung Sint Vincent.
6. Tipe Vulkano
Erupsinya brupa cairan magma yang kental dan dapur magma yang bervariasi
dari dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang sedang sampai
tinggi. Contoh: Gunung Vesuvius dan Gunung Semeru.
7. Tipe Plinian
Adalah tipe letusan yang sangat merusak karena ledakannya sangat kuat. Pada
saat erupsi keluar gas yang sangat tinggi, dan terlihat awan seperti bunga kol
di ujungnya. Letusannya sangat hebat menyebabkan puncak gunung menjadi
hilang dan merosotnya dinding kawah, kemudian membentuk sebuah kaldera.
Contoh: letusan Gunung Krakatau dan St. Helens.

Gambar 2. Tipe-tipe Letusan Gunungapi
Laboratorium Vulkanologi 2014

Nama : Safik Pribadi
Nim : 111.120.106
Plug : 5 Page 5
II.4. Stadia Gunungapi
Stadia adalah perkembangan dari suatu bentuklahan berdasarkan
karakteristik, umur dan morfologi, Stadia keaktifan gunungapi dapat dilihat
bagaimana hubungan kelerengan dengan penyebaran sungai yang ada pada
gunung api. Pada gunungapi yang bertipe strato, secara umum dapat dibagi
menjadi kaki, lereng dan puncak yang dapat dibatasi oleh sudut atau lekukan yang
terlihat pada gunung api.
1. Stadia Muda
Pada Gunung api yang berstadia muda, dapat dilihat dari bentuknya yang
membentuk kerucut dan berlereng satu, yaitu lereng puncak yang ada bpada
puncak gunung. Morfologi yang terdapat pada stadia muda terdiri dari lembah-
lembah tajam yang berbentuk seperti v. Sudut lereng semakin melandai lalu
menjadi dataran di sekitar kerucut gunung api tersebut.
2. Stadia Remaja
Pada Gunung api yang remaja, diawali dengan terjadinya longsoran-
longsoran yang disertai dengan pengendapan primer. Semakin besar Gunung
api terbentuk maka kipas alluvial yang terbentuk semakin luas atau besar.
Proses ini diselingi letusan gunung yang bersifat efusif. Jika lereng kedua pada
gunung ini telah terbentuk, maka gunung ini dapat dikatakan gunung yang
berstadia remaja.
3. Stadia Dewasa
Pada stadia dewasa ini, material yang berada di bagian atas tererosi dan
material itu tertransport yang kemudian menjadi endapan sungai. Proses ini
merupakan proses dari pembentukan kaki gunung api. Pada gunung api yang
berstadia dewasa ini sudah memiliki lereng kaki.
4. Stadia Tua
Gunung api yang yang berstadia tua tidak menghasilkan material di bagian
puncak sedangkan erosi terus berjalan, jadi proses erosi yang secara terus
menerus terjadi menyebabkan perlandaian lereng. Karena hal itu maka sungai
yang ada di Gunung api yang tidak aktif lagi tidak mempunyai pola radial.

Laboratorium Vulkanologi 2014

Nama : Safik Pribadi
Nim : 111.120.106
Plug : 5 Page 6
Gunungapi yang tidak aktif lagi akan menghentikan proses penimbunan
material dibagian puncak. Proses erosi yang terus menerus akan menyebabkan
perlandaian lereng. Oleh karenanya sungai pada gunungapi yang telah tidak aktif lagi
cenderung bergeser kearah puncak, dan secara umum tidak lagi mempunyai pola
radier.

Gambar 3. Stadia Gunungapi














Laboratorium Vulkanologi 2014

Nama : Safik Pribadi
Nim : 111.120.106
Plug : 5 Page 7
BAB III
KESIMPULAN

III.1. Kesimpulan
Jadi dalam mengetahui stadia apa yang dimiliki suatu gunungapi dapat
dilihat dari morfologi, material dan bagaimana pola pengaliran sungai yang ada di
gunungapi itu.

III.2 Saran
Saran saya adalah agar asisten dapat berkomunikasi dan berkordinasi lebih
baik agar praktikum berjalan dengan baik.
Semoga laporan ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai