0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
188 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum tentang vulkanologi yang membahas tentang stadia gunung api dan jenis letusan gunung api. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa stadia gunung api terdiri atas stadia muda, remaja, dewasa, dan tua, yang dapat dilihat dari morfologi dan pola aliran sungai di gunung tersebut. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa jenis letusan gunung api sepert
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum tentang vulkanologi yang membahas tentang stadia gunung api dan jenis letusan gunung api. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa stadia gunung api terdiri atas stadia muda, remaja, dewasa, dan tua, yang dapat dilihat dari morfologi dan pola aliran sungai di gunung tersebut. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa jenis letusan gunung api sepert
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum tentang vulkanologi yang membahas tentang stadia gunung api dan jenis letusan gunung api. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa stadia gunung api terdiri atas stadia muda, remaja, dewasa, dan tua, yang dapat dilihat dari morfologi dan pola aliran sungai di gunung tersebut. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa jenis letusan gunung api sepert
Nim : 111.120.106 Plug : 5 Page 1 BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Karena perlunya pengetahuan tentang volkanologi maka dari tugas ini adalah salah satu cara agar praktikan mengerti dalam melaksanakan acara praktikum, maka dengan adanya tugas ini praktikan dapat mengetahui bagaimana gunungapi terbentuk serta stadia-staida yang di alami dari gunungapi itu.
I.2. Maksud dan Tujuan I.2.1. Maksud Maksud dari tugas ini adalah agar praktikan mengerti dan faham tentang bagaimana stadia gunung api dan tipe-tipenya. Dengan membuat tugas ini maka praktikan mengetahui bagaimana gunung bisa dikatakan dalam stadia muda, remaja, tua dan dewasa. I.2.2. Tujuan Tujuan dari tugas ini adalah agar praktikan mengetahui apa itu stadia Gunung api dan jenis-jenis dari stadia Gunung api itu.
Laboratorium Vulkanologi 2014
Nama : Safik Pribadi Nim : 111.120.106 Plug : 5 Page 2 BAB II ISI
II.1. Dasar Teori Gunung api adalah lubang atau rekahan pada kerak bumi yang mengeluarkan magma dan gas-gas dari dalam bumi. Aktivitas vulkanik meliputi keluarnya batuan yang kemudian membentuk pegunungan atau bentuk-bentuk seperti gunung dalam waktu tertentu. Stadia adalah perkembangan dari suatu bentuklahan berdasarkan karakteristik, umur dan morfologi, Stadia keaktifan gunungapi dapat dilihat bagaimana hubungan kelerengan dengan penyebaran sungai yang ada pada gunung api. Pada gunung api yang bertipe strato, secara umum dapat dibagi menjadi kaki, lereng dan puncak yang dapat dibatasi oleh sudut atau lekukan yang terlihat pada gunung api.
II. 2. Pengertian Gunungapi Gunungapi secara umum adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi.
Gambar 1. Gunungapi Laboratorium Vulkanologi 2014
Nama : Safik Pribadi Nim : 111.120.106 Plug : 5 Page 3 Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.
II.3. Jenis Gunungapi Berdasarkan Letusan Jenis gunungapi berdasarkan tipe letusan, antara lain: 1. Tipe Hawaii Ciri letusan tipe ini adalah lava yang dikeluarkan dari lubang kepundan bersifat cair , lava mengalir ke segala arah, , skala letusannya relative lebih kecil tapi intensitasnya cukup tinggi, terjadi pada celah atau kepundan sederhana. Contoh: Gunung Kilauea di Hawaii. 2. Tipe Pele Ciri erupsinya adalah adanya lava kental, tekana gas tinggi, dan dapur magma yang dalam. Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Contoh : Gunung Montagne pelee di Amerika Tengah. 3. Tipe Strombolian Erupsinya berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi aktif di tepi benua atau di tengah benua.. Contoh gunung api bertipe stromboli adalah Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa). Laboratorium Vulkanologi 2014
Nama : Safik Pribadi Nim : 111.120.106 Plug : 5 Page 4 4. Tipe Merapi Ciri erupsinya adalah lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Erupsinya yang berupa lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava. Di tipe ini biasanya terjadi awan panas wedus gembel. Contoh : Gunung Merapi 5. Tipe Vincent Erupsinya berupa lava agak kental, tekanan gas sedang, kawahnya terdapat danau. seperti Gunung Kelud. Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Contoh: Gunung Kelud dan Gunung Sint Vincent. 6. Tipe Vulkano Erupsinya brupa cairan magma yang kental dan dapur magma yang bervariasi dari dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang sedang sampai tinggi. Contoh: Gunung Vesuvius dan Gunung Semeru. 7. Tipe Plinian Adalah tipe letusan yang sangat merusak karena ledakannya sangat kuat. Pada saat erupsi keluar gas yang sangat tinggi, dan terlihat awan seperti bunga kol di ujungnya. Letusannya sangat hebat menyebabkan puncak gunung menjadi hilang dan merosotnya dinding kawah, kemudian membentuk sebuah kaldera. Contoh: letusan Gunung Krakatau dan St. Helens.
Gambar 2. Tipe-tipe Letusan Gunungapi Laboratorium Vulkanologi 2014
Nama : Safik Pribadi Nim : 111.120.106 Plug : 5 Page 5 II.4. Stadia Gunungapi Stadia adalah perkembangan dari suatu bentuklahan berdasarkan karakteristik, umur dan morfologi, Stadia keaktifan gunungapi dapat dilihat bagaimana hubungan kelerengan dengan penyebaran sungai yang ada pada gunung api. Pada gunungapi yang bertipe strato, secara umum dapat dibagi menjadi kaki, lereng dan puncak yang dapat dibatasi oleh sudut atau lekukan yang terlihat pada gunung api. 1. Stadia Muda Pada Gunung api yang berstadia muda, dapat dilihat dari bentuknya yang membentuk kerucut dan berlereng satu, yaitu lereng puncak yang ada bpada puncak gunung. Morfologi yang terdapat pada stadia muda terdiri dari lembah- lembah tajam yang berbentuk seperti v. Sudut lereng semakin melandai lalu menjadi dataran di sekitar kerucut gunung api tersebut. 2. Stadia Remaja Pada Gunung api yang remaja, diawali dengan terjadinya longsoran- longsoran yang disertai dengan pengendapan primer. Semakin besar Gunung api terbentuk maka kipas alluvial yang terbentuk semakin luas atau besar. Proses ini diselingi letusan gunung yang bersifat efusif. Jika lereng kedua pada gunung ini telah terbentuk, maka gunung ini dapat dikatakan gunung yang berstadia remaja. 3. Stadia Dewasa Pada stadia dewasa ini, material yang berada di bagian atas tererosi dan material itu tertransport yang kemudian menjadi endapan sungai. Proses ini merupakan proses dari pembentukan kaki gunung api. Pada gunung api yang berstadia dewasa ini sudah memiliki lereng kaki. 4. Stadia Tua Gunung api yang yang berstadia tua tidak menghasilkan material di bagian puncak sedangkan erosi terus berjalan, jadi proses erosi yang secara terus menerus terjadi menyebabkan perlandaian lereng. Karena hal itu maka sungai yang ada di Gunung api yang tidak aktif lagi tidak mempunyai pola radial.
Laboratorium Vulkanologi 2014
Nama : Safik Pribadi Nim : 111.120.106 Plug : 5 Page 6 Gunungapi yang tidak aktif lagi akan menghentikan proses penimbunan material dibagian puncak. Proses erosi yang terus menerus akan menyebabkan perlandaian lereng. Oleh karenanya sungai pada gunungapi yang telah tidak aktif lagi cenderung bergeser kearah puncak, dan secara umum tidak lagi mempunyai pola radier.
Gambar 3. Stadia Gunungapi
Laboratorium Vulkanologi 2014
Nama : Safik Pribadi Nim : 111.120.106 Plug : 5 Page 7 BAB III KESIMPULAN
III.1. Kesimpulan Jadi dalam mengetahui stadia apa yang dimiliki suatu gunungapi dapat dilihat dari morfologi, material dan bagaimana pola pengaliran sungai yang ada di gunungapi itu.
III.2 Saran Saran saya adalah agar asisten dapat berkomunikasi dan berkordinasi lebih baik agar praktikum berjalan dengan baik. Semoga laporan ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.