Disusun Oleh :
Koordinator Assistane
Anggota Assistane
Diterbitkan Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas tersusunnya buku
panduan praktikum ini. Penyusunan buku panduan Praktikum Kristalografi ini dimaksudkan untuk
membantu dan menuntun mahasiswa yang baru pertamakali mempelajari Kristalografi. Diharapkan
agar mahasiswa dapat mengenal setiap bentuk Kristal, baik untuk menggambarkannya dalam
bentuk tiga dimensi maupun dalam bentuk dua dimensi, beserta unsur-unsur simetri yang
terkandung didalamnnya.
Materi yang disajikan dalam buku panduan ini merupakan kumpulan serta petikan dari
berbagai buku penerbitan lainnya yang btelah dipilih dan menurut pendapat penyusun akan sesuai
diberikan kepada mahasiswa yang memang baru pertama kali mempelajari Kristalografi. Namun
demikian mahasiswa tetap diharapkan selalu membaca buku-buku Kristalografi lainnya.
Diakui buku ini masih jauh dari sempurna, banyak dirasakan kekurangannya, untuk itu pada
masa-masa berkala akan dilakukan perbaikan-perbaikan dan penambahan-penambahan. Kritik dan
saran pembaca masih tetap disaran demi kesempurnaan buku ini.
Akhirnya sangat diharapkan semoga buku panduan praktikum Kristalografi ini dapat
membantu praktikan dalam mengikuti praktikum
Tim Penyusun
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 2
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 3
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
BAB I
KRISTALOGRAFI
Kristalografi: ilmu yang mempelajari sifat-sifat geometri dari kristal terutama tentang
perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar (morfological), struktur dalam (internal),
dan sifat-sifat fisisnya. Atau pelajaran mengenai penjabaran kristal-kristal.
Sifat Geometri: memberikan pengertian tentang letak, panjang dan jumlah sumbu klristal yang
menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk bidang luar yang membatasinya.
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 5
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Struktur dalam: adalah susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga menghitung parameter dan
parameter rasio.
Sifat fisik kristal: sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar kecilnya kristal
tidak mempengaruhi, yang penting bentuk yang dibatasi oleh bidang-bidang kristal, sehingga akan
dikenal dua zat yaitu kristalin dan non kristalin.
C-
o
k
h
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 6
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Simbol Weiss digunakan dalam penggambaran Kristal ke dalam bentuk proyeksi orthogonal dan
proyeksi stereografis. Simbol Miller digunakan sebagai symbol bidang dan symbol bentuk suatu
Kristal
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 7
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 8
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
SISTEM REGULER
Bagian pertama : Menerangkan nilai sumbu a (Sb a, b, c), mungkin bernilai 4 atau 2 dan ada
tidaknya bidang simetri yang tegak lurus sumbu a tersebut.
Bagian ini dinotasikan dengan :
Angka menunjukan nilai sumbu dan hutuf “m” menunjukan adanya bidang simetri yang tegak lurus
sumbu a tersebut.
Bagian Kedua : Menerangkan sumbu simetri bernilai 3. apakah sumbu simetri yang bernilai 3
itu, juga bernilai 6 atau hanya bernilai 3 saja.
Maka bagian kedua selalu di tulis: 3 atau
Bagian Ketiga : Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermediet (diagonal) bernilai 2 dan
ada tidaknya bidang simetri diagonal yang tegak lurus terhadap sumbu
diagonal tersebut.
Bagian ketiga dinotasikan dengan : , atau tidak ada
SISTEM TETRAGONAL
Bagian pertama : Menerngkan nila sumbu c, mungkin bernilai 4 atau tidak bernilai dan ada
tidaknya bidang simetri yang tegak lurus sumbu c.
Bagian ini dinotasikan dengan :
Bagian Kedua : Menerangkan ada tidaknya sumbu lateral dan ada tidaknya bidang simetri yang
tegak lurus terhadap sumbu lateral tersebut.
Bagian ini dinotasikan dengan : atau tidak ada.
Bagian Ketiga : Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermediet dan ada tidaknya bidang
simetri yang tegak lurus terhadap sumbu inetrmediet tersebut.
Bagian ketiga dinotasikan dengan : , atau tidak ada
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 9
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Bagian pertama : Menerangkan nila sumbu c, (mungkin bernilai 6, ) ada tidaknya bidang simetri
horisontal yang tegak lurus sumbu c tersebut
Bagian ini dinotasikan dengan : ,
Bagian Kedua : Menerangkan sumbu lateral (sumbu a, b, d) dan ada tidaknya bidang simetri
vertikal yang tegak lurus.
Bagian ini dinotasikan dengan : atau tidak ada.
Bagian Ketiga : Menerangkan ada tiaknya sumbu simetri intarmediet dan ada tidaknya bidang
simetri yang tegak lurus terhadap sumbu intermediet tersebut.
Bagian ketiga dinotasikan dengan : , atau tidak ada
SISTEM ORTHORHOMBIC
Bagian pertama : Menerangkan nilai sumbu a dan ada tiaknya bidang yang tegak lurus terhadap
sumbu a tersebut.
Bagian ini dinotasikan dengan :
Bagian Kedua : Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu b dan ada tidaknya bidang simetri yang
tegak lurus terhadap sumbu b tersebut.
Bagian ini dinotasikan dengan : .
Bagian Ketiga : Menerangkan nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus
terhadap sumbu tersebut.
Bagian ketiga dinotasikan dengan :
SISTEM MONOKLIN
Hanya ada satu bagian, yaitu menerangkan nilai sumbu b dan ada tidaknya bidang simetri yang
tegak lurus sumbu b tersebut.
SISTEM TRIKLIN
Sistem ini hanya ada 2 klas simetri, yaitu:
1) Mempunyai titik simetri.................klas pinacoidal
2) Tidak mempunyai unsur simetri.................klas assymetric 1
2. Menurut Schoenflish
SISTEM REGULER
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 10
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Bagian pertama : Menerangkan nilai c. Untuk itu ada 2 kemungkinan yaitu sumbu c bernilai 4
atau bernilai 2.
Jika sumbu c bernilai 4 dinotasikan dengan huruf O (octaeder), karena contoh
bentuk kristal yang paling ideal untuk sumbu c bernilai 4 adalah bentuk kristal
Octahedron.
Jika sumbu c bernilai 2 dinotasikan denga huruf T (tetraeder), karena contoh
bentuk kristal yang paling ideal untuk sumbu c bernilai 2 adalah bentuk kristal
Tetrahedron.
Bagian kedua : Menerangkan kandungan bidang simetrinya, apabila kristal tersebut mempunyai:
- Bidang simetri horisontal (h)
- Bidang simetri vertikal (v) Dinotasikan dengan h
- Bidang simetri diagonal (d)
Jika mimiliki:
- Bidang simetri horisontal (h)
- Bidang simetri vertikal (v) Dinotasikan dengan h
Jika memiliki:
- Bidang simetri diagonal (d)
Dinotasikan dengan v
- Bidang simetri vertikal (v)
Jika memiliki:
- Bidang simetri diagonal (d) Dinotasikan dengan d
Bagian pertama : Menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus sumbu c, yaitu sumbu lateral (sumbu
a, b, d) atau sumbu intermediet. Ada 2 kemungkinan:
Jika sumbu tersebut bernilai 2 di notasikan dengan D (Diedrish).
Jika sumbu tersebut tidak bernilai dinotasikan dengan C (Cyklich).
Bagian kedua : Menerangkan nilai sumbu c. Nilai sumbu c ini di tuliskan di sebelah kanan agak
bawah dari notasi D atau C.
Contoh: D2, C2, D3, C3 dan sebagainya.
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 11
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Terdapat 32 klas Kristal yang terbagi dalam beberapa kelompok sistem kristal.
Pengelompokkan ini berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh kristal tersebut.
1. Hexahedron
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Keterangan :
- Bidang yang terlihat dari depan maka garis dibuat tegas sedangkan bidang yang tidak tampak dari
pandangan depan maka garis dibuat putus-putus. ( Berlaku untuk semua penggambaran sistem
kristal )
P
2. Pentagonal Dodecahedron
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi
3 pada sumbu b, dan buat juga pada
Jurusan Teknik Geologi
16
Fakultas Teknologi Mineral sumbu c pada titik yang berukuran 6.
Universitas Islam Riau
2016 Buat garis sejajar dengan sumbu c
yang berukuran 6 pada sumbu a
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 18
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Langkah 1
Langkah 2
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 19
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Langkah 1
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 20
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Langkah 1
Langkah 2
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 21
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Langkah 3
Langkah 4
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 22
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Langkah 5:
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 23
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Langkah 1
langkah 2
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 24
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Langkah 3
Langkah 4
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 25
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Langkah 1
Langkah 2
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 26
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Langkah 3
Langkah 4
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 27
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Langkah 1
Langkah 2
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 28
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Langkah 4
Langkah 5
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 29
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Langkah 6
Langkah 1
- Membuat perbandingan panjang sumbu
a:b:c = 1:4:6
- Membuat garis a- /b+ =300
- Memberi keterangan pada garis –
garisnya seperti tanda a+,a-,b+,b-,c+,c-
- Memperhatikan gambar disebelah
Langkah 2
Langkah 2
- Hubungkan ujung-ujung
pada garis yang memotong
sumbu a+,a-,b+,b-,c+danc-.
- Lihat gambar disamping.
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 32
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Langkah 1
2. Monoklin Hemibipyramid
Langkah 1
Langkah 2
1. Triklin Hemibipyramid
Langkah 1
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 34
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Langkah 2
Langkah 2
- Membuat proyeksi garis yang merupakan
pencerminan 1 bagian a+,a-
- Menuju bagian keempat dari sumbu b+
- Menujui bagian keempat dari sumbu b-
- Menuju bagian keenam dari sumbu c+
- Menuju bagian keenam dari sumbu c-
- Memperhatikan gambar disebelah,
Hubungkan garis-tersebut hingga
menampakan bentuk kristal.
- Lihat gambar disamping
BAB II
MINERALOGI FISIK
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 36
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari sifat-sifat fisik dan
kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Mineral adalah suatu zat berbentuk padat yang terbentuk secara alamiah dengan
komposisi kimia tertentu yang memiliki atom yang teratur, dan bersifat anorganik. Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai dengan silikat yang
memiliki susunan sangat kompleks dengan ribuan bentuk mineral yang diketahui
Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:
Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz (Kuarsa
Susu) (SiO2)
Kuning : Belerang (S)
Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)
Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
Abu-abu : Galena (PbS)
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 37
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
2. PERAWAKAN KRISTAL
Istilah perawakan kristal adalah bentuk khas mineral ditentukan oleh bidang yang
membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang tersebut. Perawakan kristal
dipakai untuk penentuan jenis mineral walaupun perawakan bukan merupakan ciri tetap mineral.
• Meniang (Columnar)
Bentuk kristal prismatic yang menyerupai bentuk tiang.
Contoh :
- Tourmaline
- Pyrolusite
- Wollastonite
• Menyerat (fibrous)
Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil.
Contoh :
- Asbestos
- Gypsum
- Silimanite
- Tremolite
- Pyrophyllite
• Menjarum (acicular)
Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil.
Contoh :
- Natrolite
- Glaucophane
• Menjaring (Reticulate)
Bentuk kristal yang kecil panjang yang tersusun menyerupai jaring
Contoh :
- Rutile
- Cerussite
• Membenang (filliform)
Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai benang.
Contoh :
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 38
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
- Silver
• Merambut (capillary)
Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai rambut.
Contoh :
- Cuprite
- Bysolite (variasi dari Actionalite)
- Zircon
• Membintang (stellated)
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang
Contoh:
- Pirofilit
• Menjari (radiated)
Bentuk-bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari-jari.
Contoh :
- Markasit
- NatroHt
• Membilah (bladed) :
Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah kayu, dengan perbandingan antara lebar
dengan tebal sangat jauh
Contah :
- Kyanite
- Glaucophane
- Kalaverit
• Memapan (tabular)
Bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana lebar dengan tebal tidak terlalu jauh.
Contoh:
• Membata (blocky)
Bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata, dengan perbandingan antara tebal dan lebar hampir
sarna.
Contoh:
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 39
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
- Microline
• Mendaun (foliated)
Bentuk kristal pipih dengan melapis (lamellar) perlapisan yang mudah dikupas / dipisahkan.
Contoh :
- Mica
- Talc
- Chorite
• Memencar (divergent)
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk kipas terbuka.
Contoh :
- Gypsum
- Millerite
• Membulu (plumose)
Bentuk kristal yang tersu5un membentuk tumpukan bulu.
Contoh :
- Mica
• Mendada (mamilary)
Bentuk kristal bulat-bulat menyerupai buh dada (breast like)
Contoh :
- Malachite
- Opal
- Hemimorphite
• Membulat (colloform):
Bentuk kristal yang menunjukkan permukaan yang bulat-bulat.
Contoh:
- Glauconite
- Cobaltite
- Bismuth
- Geothite
- Franklinite
- Smallite
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 40
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
- Pyrolorphyte
• Membutir (granular)
Contoh :
- Olivine - Niveolite
- Anhydrite - Cryollite
- Chromite - Cordirite
- Sodalite - Cinabar
- Alunite - Rhodochrosite
• Memisolit (pisolitic)
Kelompok kristal lonjong sebesar kerikil, seperti kacang tanah.
Contoh:
• Stalaktif (stalactitic)
Bentuk kristal yang membulat dengan itologi gamping
Contoh :
- Geothite
3. KILAP
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena
cahaya
Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:
a. Kilap Logam (metallic luster) : Bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti
logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam:
Gelena
Pirit
Magnetit
Kalkopirit
Grafit
Hematit
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 41
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat dipakai dalam
menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap mineral satu
dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang
satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas.
4.KEKERASAN
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat
membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang
mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar
kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman
dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk
mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras .
Skala kekerasan relative mineral dari mohs :
1. Talc Mg3Si4O10(OH)2
2. gypsum CaSO22H2O
3. Calcite CaCO3
4. Fluorite CaF2
5. Apatite Ca5(PO4)3F
6. Orthoclas K(AlSi3O8)
7. Quartz SiO2
8. Topaz Al2SiO4(FOH)2
9. Corondum Al2O3
10. Diamond C
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari alat
penguji standar :
5. GORES ( STREAK )
Gores adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh
apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral
kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 42
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya
berubah-ubah. Contohnya :
Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan
jejak berwarna hitam.
Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan
jejak berwarna merah kecoklatan.
Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
Biotite : Ceratnya tidak berwarna
Orthoklase : Ceratnya putih
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan, sehingga
dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral
6. BELAHAN
Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah
tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah yang oleh sini
adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang
licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah
terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur
kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu
bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan
cenderung membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka
belahan akan nampak berjajar dan teratur
Ada beberapa istilah yang digunakan :
1. Sempurna (perfect)
2. Baik (good)
3. Jelas (distinct)
4. Tidak jelas (indistinct)
5. Tidak sempurna (imperfect)
7. PECAHAN ( FRACTURE )
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur
apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan
mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat
memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah
dengan tidak teratur
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:
Concoidal : bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan,
seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.
Splintery/fibrous : Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit, hipersten
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 43
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Tenacity adalah kemampuan suatu mineral untuk pecah. Tenacity ini dapat dibagi
menjadi:
Brittle, bisa dipotong dan hancur menjadi pecahan runcing. Contoh: Kuarsa
Malleable, dapat ditempa menjadi lapisan pipih dan tanpa pecah. Contoh: Emas
Sectile, dapat dipotong dengan pisau menjadi keping-keping tipis. Contoh: Gipsum
Flexible, dapat dibentuk tapi tidak bisa dikembalikan kembali jika gaya ditiadakan.
Elastic, dapat dibentuk dan dapat dikembalikan kembali seperti semula. Contoh:
Muskovit
Berat mineral
BJ =
Volume mineral
Astringet
Sweetist Astringet
Alkaline
Bitter
Cooling
Sour
b. Bau
Alliaceous
Horse Radish Odour
Sulphurous
Bitominous
Fetid
Argiilaceous
Trasparent, benda dapat tampak bila dipandang melalui suatu mineral. Contoh:
Translucent, cahaya dapat diteruskan oleh mineral, namun benda dibalik mineral tidak
Opaque, tidak ada cahaya yang diteruskan walaupun pada keping tertipis. Contoh:
Magnetik, pirit
C. Nyala Api
a. Struktur nyala api.
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 46
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
d. Pembagian Penyidikan
1. Penyelidikan basah dengan regensia
a. Mutiara borax
Alat-alat : - lampu spirtus
- pipa tiup
- kawat platina
- jarum preparat
- gelas arloji
Regensia : - HCl encer
- Soda
- tepung borax Na2B4O7
Bahan : - pyrolusite (MnO2)
- prusi (CuSO4)
- Magnetit (Fe3O4)
- Kalium bichromat
Cara Penyelidikan
1. Bersihkan kawat platina dengan jalan memasukkannya ke dalam lampu spirtus, supaya cepat bersih,
masukkan ke dalam HCl encer, kemudian dipanaskan. Begitu berulang-ulang sampai bersih
(berwarna putih).
2. Masukkan kawat platina ke dalam tepung borax
3. Panaskan ke dalam api oksidasi sampai terbentuk manik-manik (mutiara borax) yang berwarna jernih
tanpa noda sedikitpun.
4. Masukkan mutiara borax (dalam keadaan panas) ke dalam bubuk mineral yang akan diselidiki.
5. Panaskan dengan api oksidasi.
6. Amati dan catat warna pada waktu panas dan pada waktu dingin.
7. Buatla mutiara borax lagi dan masukkan ke dalam tepung mineral yang akan diselidiki.
8. Panasi dengan api reduksi.
9. Amati dan catat warna pada waktu panas dan pada waktu dingin.
10. Cocokkan dengan tabel Bead Corolation Kranss, maka dapat diketahui unsur yang diselidiki.
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 47
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 48
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2016/2017
Berry L.G and Mason B., 1989, Mineralogy, Freeman W. and Co San Francisco
Dana ES., 1960, A Textbook of Mineralogy, John Willey and Sons Inc. New York
Danisworo C. Ir., 1980, Mineralogi (Buku Petunjuk Praktikum), Fakultas Teknik Geologi UPN
“Veteran” Yogyakarta.
Denned Williams H., 1960, Principle of Mineralogy, The Ronald Press Company, New York.
Kraus E., Hunt WF. and Ramsdell LS., 1959, Mineralogy, Mc Graw Hill Book Company Inc. New
York.
Modul Praktikum Kristalografi & Mineralogi., 2012, Fakultas Teknik Geologi UPN”Veteran” :
Yogyakarta.
DESKRIPSI MINERAL
Warna :
Sistem Kristal & Perawakan :
Kilap :
Kekerasan :
Gores :
Belahan :
Tenacity :
Berat Jenis :
Kemagnetan :
Derajat Ketransparanan :
Sifat Khas :
Nama Mineral/Rumus Kimia :
Kegunaan :
2016
PROYEKSI :
System Kristal :
Jumlah Unsur Simetri :
Klas Simetri :
(HM) :
(SC) :
PLUG :
Laboratorium Kristalografi-Mineralogi 51
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Islam Riau
2016