Anda di halaman 1dari 5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kristalografi
2.1.1 Definisi Kristalografi
Kristalografi atau sistem kristal merupakan ilmu pengetahuan mengenai
krista yang dikembangkan untuk mempelajari perkembangan dan pertumbuhan
kristal, bentuk kristal, struktur dalam kristal serta sifat-sifat fisik kristal.
Terbentuknya ilmu kristalografi dikarenakan bentuk yang rumit dari kristal
sehingga dibuatlah ilmu yang ditujukan untuk mengkaji khusus untuk kristal.
adapun unsur-unsur kristal, yakni :
1) Bidang atau muka kristal
2) Rusuk kristal
3) Sumbu kristal
4) Titik pusat
5) Garis simetri
6) Bidang simetri
2.1.2 Langkah Pendeskripsian Kristalografi
Setelah mengetahui unsur-unsur simetri yang harus diperhatikan.
Adapula cara pendeskripsiannya, yakni :
1) Posisi tangan pada salah satu sumbu utamanya, lakukanlah pengamatan
dengan memulai menentukan motif yang akan diamati. Pengamatan
dilakukan dengan cara memutar kristal pada poros sumbu utamanya.
2) Perhatikan keterdapatan sumbu tambahan, jika terdapat sumbu
tambahan maka hitunglah jumlahnya.
3) Perhatikan keterdapatan bidang simetri pada setiap sumbu simetri yang
ada pada kristal.
4) Amati setiap bentuk kristal terhadap susunan persilangan sumbunya, lalu
tentukan keberadaan atau tidaknya titik pusat pada kristal.
5) Kemudian jumlahkan semua sumbu dan bidang simetrinya (bernilai
sama).

2
3

2.1.3 Sistem Kristal


Setelah melakukan pendeskripsian dengan parameter sumbu putar,
sumbu lipat, mirror, invers, kristal-kristalpun dapat di kelompok-kelompokkan
kedalam sistem kristal dan mengerucut dalam kelas kristal, yakni :
1) Triklin, memiliki dua kelas :
Triklin pedial (1)
Triklin pinakoidal (11)
2) Monoklin, memiliki tiga kelas :
Monoklin spenoidal (2)
Monoklin domatik (m)
Monoklin prismatic (2/m)
3) Orthorombik, memiliki tiga kelas :
Orthorombik despenoidal (222)
Orthorombik pyramidal (2mm)
Orthorombik sipiramidal (2/m 2/m 2/m)
4) Tetragonal, memiliki tujuh kelas :
Tetragonal dispenoidal (41)
Tetragonal pyramidal (4)
Tetragonal dipiramidal (4/m)
Tetragonal trapezohedral (422)
Tetragonal skalenohedral (41 2m)
Ditetragonal pyramidal (4mm)
Ditetragonal dipiramidal (4/m 2/m 2/m)
5) Trigonal, memiliki empat kelas :
Trigonal pyramidal (31)
Trigonal trapezohedral (3 2)
Ditirgonal pyramidal (3,)
Trigonal skalenohedral (31 2/m)
6) Heksagonal, memiliki tujuh kelas :
Trigonal Dipiramidal (6=3/m)
Hexagonal pyramidal (6)
Hexagonal dipiramidal (6/m)
Hexagonal trapezohedral (622)
Ditrigonal dipiramidal (61 2m)
4

Dihexagonal pyramidal (6mm)


Dihexagonal dipiramidal (6/m 2/m 2/m)
7) Isometrik, memiliki lima kelas :
Tetartoidal (2 3)
Diploidal (2/m 3)
Gyroidal (4 3 2)
Hex-Tetra-Hedral (41 3m)
Hex-Octa-Hedral (4/m 3 2/m)

2.2 Proyeksi Kristal


2.2.1 Proyeksi Orthogonal
Proyeksi orthogonal merupakan proyeksi yang dipergunakan untuk
mendapatkan gambaran 3D dari suatu bentuk kristal pada bidang datar (kertas).
Proyeksi orthogonal memiliki dua cara penggambaran, yakni :
1) Penggambaran Salib Sumbu
Tabel 1
Penggambaran Salib Sumbu
SISTEM PERBANDINGAN
NO SUDUT ANTAR SUMBU
KRISTAL SUMBU
1. Triklin a : b : c = sembarang a+ ^ b = 450; ^ c = 800
2. Monoklin a : b : c = sembarang a+ ^ b = 450
3. Orthorombik a : b : c = sembarang a+ ^ b = 300
4. Tetragonal a:b:c=1:3:6 a+ ^ b = 300
5. Trigonal a:b:c=1:3:6 a+ ^ 20 = 200; d+^ b = 400
6. Hexagonal a:b:c=1:3:6 a+ ^ 20 = 200; d+^ b = 400
7. Isometrik a:b:c=1:3:3 a+ ^ b = 300
Sumber : anakgeologiitm2011.blogspot.co.id

2) Penggambaran Bentuk Kristal


Ada beberapa tahap dalam penggambaran bentuk kristal, yakni :
Cari simbol dari bentuk kristal (Indsches Miller) yang ada pada contact
I, yaitu semua bidang memotong sumbu a+, b+, c+.
Dimasukan symbol tersebut ke Indische Weisz
Kemudain plotkan seruluh parameter susunan dari salib sumbu, serta
hubungkan semua titik yang sesuai sehingga akan membentuk garis-
garis. Usahakan semua penarikan garis bias terkombinasikan
5

sehingga hasil dari titik potong tersebut merupakan bidang-bidang dari


semu atau bayangan dari bentuk kristal yang diinginkan.
Bidang yang terbentuk diproyeksikan dengan cara simetri keberbagai
octant.
Lebih baik perjelas garis-garis yang membentuk rusuk kristal, serta
hilangkan garis bantu.
Lengkapi gambar bentuk kristal tersebut dengan Indiches serta unsur-
unsur simetrinya.
2.2.2 Proyeksi Stereografi
Kristal mempunyai bentuk dan struktur yang dapat diproyeksikan agar
mempermudah pengamatan atau pendeskripsian, untuk mendapatkan ciri-ciri
simetri yang lengkap maka bentuk perspektif harus dikombinasikan salah
satunya memakai proyeksi stereografis. Proyeksi kristal atau stereografi ini
bertujuan untuk mengetahui objek 3D dari kristal untuk diproyeksikan ke dalam
bentuk 2D. Prinsip dari proyeksi kristal ini sendiri adalah untuk menyederhanakan
pengambaran kembali setiap bidang kristal menjadi suatu titik, dengan cara
menentukan posisi titik tersebut. Cara pengerjaan proyeksi stereografi dilakukan
dengan menggunakan sinar yang diarahkan pada bidang kristal, cahaya yang
dipancarkan merupakan cahaya proyeksi dari kristal itu sendiri, yang dimana
proyeksi tersebut menggambarkan bentuk geometri kedudukan bidang dan garis.
1) Jenis-jenis proyeksi stereografi, yakni :
Proyeksi Bola
Proyeksi bola merupakan bagian bidang proyeksi yang ditarik dari titik
pusat bola suatu bidang kristal hingga memotong bagian bidang
proyeksi.
Proyeksi Stereografi
Proyeksi stereografi memiliki prinsip yang sama dengan proyeksi bola,
akan tetapi bidang proyeksinya disebut dengan bidang ekuator bola
tersebut. Proyeksi stereografi melakukan proyeksi sumbu dimetri (A).
Proyeksi Gnemonik
Proyeksi gnemonikpun memiliki prinsip yang sama dengan proyeksi
bola akan tetapi yang dijadikan bidang proyeksinya adalah bidang
singgung bola yang memotong bagian dari kutub utara.
Proyeksi Orthografi
6

Proyeksi orthografi memiliki prinsip yang sama dengan proyeksi bola,


bidang proyeksi orthografi terletak pada bagian utara bola., dengan
sumbu U-S yang dimana cara meproyeksikannya dengan menaris
garis dari titik-titik yang berupa kutub utara bola ke bidang proyeksi
orthografi.
2) Penggambaran proyeksi stereografi
Bagilah suatu lingkaran dengan jumlah sumbu utamanya serta sumbu
lipatnya.
Berikan tanda sumbu utama pada pusat lingkaran.
Perhatikan unsur cermin dan berikan tanda atau garis
Perhatikan unsur invers.
Masukan satu proyeksi bidang pa lingkaran
Translasikan titik sesuai dengan sudut pada sumbu utamanya, (titik
menjadi titik, invers menjadi lingkaran) lalu translasikan kepada sumbu
lipat.
Perhatikan pencerminan, sumbu utama (lingkaran) titik menjadi
lingkaran, sumbu lipat (garis) dari titik menjadi titik.
Lakukanlah pengecekan nilai jumlah dari sistem kelasnya.

Sumber : Diktat Petrologi Laboratorium Geologi


Gambar 1
Hasil akhir proyeksi stereografi

Anda mungkin juga menyukai