Anda di halaman 1dari 18

SISTEM KRISTALOGRAFI

Dalam mempelajari dan mengenal bentuk kristal secara mendetail, perlu


diadakan pengelompokkan yang sistematis. Pengelompokkan itu didasarkan pada
perbangdingan panjang, letak (posisi) dan jumlah serta nilai sumbu tegaknya.
Bentuk kristal dibedakan berdasarkan sifat-sifat simetrinya (bidang simetri dan
sumbu simetri) dibagi menjadi tujuh sistem, yaitu : Isometrik, Tetragonal,
Hexagonal, Trigonal, Orthorhombik, Monoklin dan Triklin.
Dari tujuh sistem kristal dapat dikelompokkan menjadi 32 kelas kristal.
Pengelompokkan ini berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh
kristal tersebut. Sistem Isometrik terdiri dari lima kelas, sistem Tetragonal
mempunyai tujuh kelas, sistem Orthorhombik memiliki tiga kelas, Hexagonal tujuh
kelas dan Trigonal lima kelas. Selanjutnya Monoklin mempunyai tiga kelas dan
Triklin dua kelas.
Sumbu, Sudut dan Bidang Simetri
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal,
dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh
akan didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Sumbu simetri
dibedakan menjadi tiga, yaitu : gire, giroide, dan sumbu inversi putar.
Sudut simetri adalah sudut antar sumbu-sumbu yang berada dalam sebuah
kristal. Sudut-sudut ini berpangkal (dimulai) pada titik persilangan sumbu-sumbu
utama pada kristal yang akan sangat berpengaruh pada bentuk dari kristal itu
sendiri.
Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal menjadi dua
bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan (refleksi)
dari bagian yang lainnya. Bidang simetri ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu bidang
simetri aksial dan bidang simetri menengah. Bidang simetri aksial bila bidang
tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama (sumbu kristal).

SISTEM KRISTAL

HAL- 1

Proyeksi Orthogonal
Proyeksi orthogonal adalah salah satu metode proyeksi yang digunakan
untuk mempermudah penggambaran. Proyeksi orthogonal ini dapat diaplikasikan
hamper pada semua penggambaran yang berdasarkan hukum-hukum geometri.
Contohnya pada bidang penggambaran teknik, arsitektur, dan juga kristalografi.
Pada proyeksi orthogonal, cara penggambaran adalah dengan menggambarkan
atau membuat persilangan sumbu. Yaitu dengan menggambar sumbu a,b,c dan
seterusnya dengan menggunakan sudut-sudut persilangan atau perpotongan
tertentu. Dan pada akhirnya akan membentuk gambar tiga dimensi dari garis-garis
sumbu tersebut dan membentuk bidang-bidang muka kristal.
Aplikasi Kristalografi Pada Bidang Geologi
Pada bidang Geologi, mempelajari kristalografi sangatlah penting. Karena
untuk mempelajari ilmu Geologi, kite tentunya juga harus mengetahui komposisi
dasar dari Bumi ini, yaitu batuan. Dan batuan sendiri terbentuk dari susunan
mineral-mineral yang tebentuk oleh proses alam. Dan pada bagian sebelumnya
telah dijelaskan tentang pengertian mineral yang dibentuk kristal-kristal.
Dengan mempelajari kristalografi, kita juga dapat mengetahui berbagai
macam bahan-bahan dasar pembentuk Bumi ini, dari yang ada disekitar kita
hingga jauh didasar Bumi. Ilmu kristalografi juga dapat digunakan untuk
mempelajari sifat-sifat berbagai macam mineral yang paling dicari oleh manusia.
Dengan alasan untuk digunakan sebagai perhiasan karena nilai estetikanya
maupun nilai guna dari mineral itu sendiri. Jadi, pada dasarnya, kristalografi
digunakan sebagai dasar untuk mempelajari ilmu Geologi itu sendiri. Dengan
alasan utama kristal adalah sebagai pembentuk Bumi yang akan dipelajari.

A. Sistem Isometrik
Sistem Isometrik adalah sistem kristal yang paling simetri dalam ruang tiga
dimensi. Sistem ini tersusun atas tiga garis kristal berpotongan yang sama
SISTEM KRISTAL

HAL- 2

panjang dan sama sudut potong satu sama lain, sistem ini berbeda dengan
sistem lain dari berbagai sudut pandang. Sistem ini tidak berpolar seperti yang
lain, yang membuatnya lebih mudah dikenal. Kata isometrik berarti berukuran
sama, terlihat pada struktur tiga dimensinya yang sama simetri, atau dikenal
pula dengan sistem kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada tiga
dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan
panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu a1 = a2 = a3, yang artinya panjang sumbu a1 sama
dengan sumbu a2 dan sama dengan sumbu a3. Dan juga memiliki sudut
kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut
kristalnya ( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).
Sistem Isometrik memiliki perbandingan sumbu a1 : a2 : a3 = 1 : 3 : 3. Artinya,
pada sumbu a1 ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu a2 ditarik garis
dengan nilai 3, dan sumbu a3 juga ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan
patokan, hanya perbandingan). Sudut antara a1 dengan a2 = 90 o, sudut antara
a2 dengan a3 = 90o, sudut antara a3 dengan a1 = 90 o, sedangan sudut antara
a1 dengan a2 = 30o. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a1 memiliki
nilai 30 terhadap sumbu a2. Perhatikan gambar sistem kristal Isometrik
dibawah ini :

Tipe kristal ini memeiliki tiga sumbu yang saling berpotongan membentuk
sudut siku siku, dan ketiganya memiliki panjang yang sama. Pirit (Fe 2S3,
salah satu mineral besi) dan Kristal Halit (NaCl, garam) merupakan contoh
dari kristal yang berbentuk isometrik, contoh lain dari sistem kristal isometrik
adalah seperti; Gold, Diamond, Sphalerite, Galena, Halite, Flourite, Cuprite,
Magnetite, Cromite, dan lain-lain.
Sistem Isometrik dibagi menjadi 5 Kelas, yaitu :

SISTEM KRISTAL

HAL- 3

1. Kelas Tetartoidal
Kelas : Ke-28, Simetri : 2 3
Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu
putar dua.
Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2,
dan a3
Sudut : Ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : Tetartoidal yang unik, serta pyritohedron, kubik,
deltoidal

dodecahedron,

pentagonal

dodecahedron,

rhombik

dodecahedron, dan tetrahedron.


Mineral yang Umum : Changcengit, Korderoit, Gersdorffit, Langbeinit,
Maghemit, Micherenit, Pharmacosiderit, Ullmanit, dan lain-lain.
2. Kelas Hexoctahedral
Kelas : Ke-32, Simetri : 4/m 3bar 2/m
Elemen Simetri : Merupakan kelas yang paling simetri untuk bidang tiga
dimensi dengan empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar dua, dan
sumbu putar dua, dengan sembilan bidang utama dan satu pusat.
Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2,
dan a3 Sudut : Ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : Kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan
trapezium. Dan kadang-kadang trisoktahedron, tetraheksahedron, dan
heksotahedron.
Mineral yang Umum : Flurit, Galena, Intan, Tembaga, Besi, Timah,
Platina, Perak, Emas, Halit, Bromargyrit, Kllorargirit, Murdosit, Piroklor,
kelompok Garnet, sebagian besar kelompok Spinel, Uraninit dan lainlain.
3. Kelas Hextetrahedral
Kelas : Ke-31, Simetri : 4bar 3/m
Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu
putar empat, dan enam bidang kaca.
Sumbu Kristal : Tiga sumbu sama panjang yang disebut a1, a2, dan a3.
Sudut : Ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : Empatsisi, tristetrahedron, deltoidal dodecahedron, dan
hekstetrahedron serta yang jarang kubik, rhombik dodecahedron dan
tetraheksahedron.

SISTEM KRISTAL

HAL- 4

Mineral yang Umum : Sodalit, Sphalerit, Domeykit, Hauyne, Lazurit,


Rhodizit, dan lain-lain.
4. Kelas Diploidal
Kelas : Ke-29, Simetri : 2/m 3bar
Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu
putar dua, dan tiga bidang kaca dan satu pusat.
Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2,
dan a3
Sudut : Ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : Diploid dan pyritohedron dan juga kubik, octahedron,
rhombik dodecahedron, trapezohedron dan yang jarang trisoctahedron.
Mineral yang Umum : Pyrite, Kobaltit, Kliffordit, Haurit, Penrosit, Tychit,
Laurit, dan lain-lain
5. Kelas Giroid
Kelas : Ke-30, Simetri : 4 3 2
Elemen Simetri : Terdapat tiga sumbu putar empat, dan empat sumbu
putar tiga, dan enam sumbu putar dua
Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2,
dan a3
Sudut : Ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : Kubik, octahedron, dodecahedron, dan trapezohedron,
serta yang jarang trisoctahedron dan tetraheksahedron.
Mineral yang Umum : Cuprit, Voltait, dan Sal Amoniak.
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal-isometrik.html

B. Sistem Tetragonal
Sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal
yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan
panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih
pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.
Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a = b c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b tapi
SISTEM KRISTAL

HAL- 5

tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = =


90. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya ( , dan )
tegak lurus satu sama lain (90).

Gambar 2 Sistem Tetragonal


Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem
kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya,
pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan
nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya
perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan
bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30 terhadap sumbu b.
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini adalah rutil,
autunite, pyrolusite, Leucite, scapolite (Pellant, Chris: 1992)
Sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas:
1. Ditetragonal Dipyramidal
Kelas : Ke-27, Simetri : 4/m 2/m 2/m
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, sumbu putar dua,
lima sumbu simetri.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama, dengan satu
sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu
lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
SISTEM KRISTAL

HAL- 6

Bentuk Umum : Ditetragonal dipiramid, tetragonal dipiramid, ditetragonal


prism, tetragonal prism, dan basal pinakoid.
Mineral yang Umum : Apophylit, Autunit, Meta-Autunit, Torbernit, MetaTorbernit, Xenotime, Carletonit, Plattnerit, Zircon, Hausmannit, Pyrolusit,
Thorite, Anatase, Rilit, Casiterit dan lain-lain.
2. Kelas Tetragonal Trapezohedral
Kelas : Ke-26, Simetri : 4/m 2/m 2/m
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dua sumbu putar
dua, semuanya berpotongan tegak lurus ke sumbu putar lain.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama, dengan satu
sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu
lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Tetragonal trapezohedron, ditetragonal prism, tetragonal
prism, tetragonal dipyramid, dan basal pinakoid.
Mineral yang Umum : Wardit dan Kristobalit.
3. Kelas Ditetragonal Pyramidal
Kelas : Ke-25, Simetri : 4/m
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan empat bidang
simetri.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu
sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu
lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Ditetragonal pyramid, ditetragonal prism, tetragonal
prism, tetragonal pyramid, dan pedion.
Mineral yang Umum : Diaboleit, Diomignit, Fresnoit, ematophanit, dan
Routhierit.
4. Kelas Tetragonal Scalahedral
Kelas : Ke-24, Simetri : 4bar 2/m
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dan dua sumbu
putar dua, dan dua bidang simetri.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu
sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu
lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
SISTEM KRISTAL

HAL- 7

Bentuk Umum : Tetragonal scalahedron, disphenoid, ditetragonal prism,


tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan pinakoid.
Mineral yang Umum : Kalkopirit dan Stannit termasuk Akermanit,
Hardistonit, Melilit, Urea, Luzonit, Pirquitasit, Renierit, dan Tetranatrolit.
5. Kelas Tetragonal Dipyramidal
Kelas : Ke-23, Simetri : 4/m
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan satu bidang
simetri.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama, dengan satu
sumbu (sumbu c ) bias lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu
lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Tetragonal dipiramid, tetragonal prism, dan pinakoid.
Mineral yang Umum : Scapolit, Wulfenite, Vesuvianit, Powellit,
Narsarsukit, Meta-Zeunerit, Leucit, Fergusonit, dan Scheelit.
6. Kelas Tetragonal Disphenoidal
Kelas : Ke-22, Simetri : 4bar
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu
sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu
lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Tetragonal disphenoidal, tetragonal prism, dan pinakoid.
Mineral yang Umum : Cahnit, Minium, Nagyagit, Tugtupit, dan beberapa
yang jarang seperti Krookesit, Meliphanit, Schreibersit, dan Vincentit.
7. Kelas Tetragonal Pyramidal
Kelas : Ke-21, Simetri : 4
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu
sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu
lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Tetragonal piramid, tetragonal prism, dan pedion.
Mineral yang Umum : Wulfenit (diragukan), Pinnoit, Piypit dan Richelit.
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistemtetragonal-sistem-tetragonalsama.html
SISTEM KRISTAL

HAL- 8

C. Sistem Hexagonal
Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus
terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk
sudut 120 terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang
sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek
(umumnya lebih panjang).
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama
dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c.
Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada
sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut 120
terhadap sumbu .

Gambar 3 Sistem Hexagonal


Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem
Hexagonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada
sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3,
dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya
perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 20 ; d^b+= 40. Hal ini

SISTEM KRISTAL

HAL- 9

menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20 terhadap sumbu b dan


sumbu d membentuk sudut 40 terhadap sumbu b+.
Sistem ini dibagi menjadi 7:
1 Hexagonal Piramid
Kelas : ke-14
Simetri : 6
Elemen Simetri : hanya terdapat 1 sumbu putar enam.
2 Hexagonal Bipramid
Kelas : ke-16
Simetri : 6/m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri
3 Dihexagonal Piramid
Kelas : ke-18
Simetri : 6 m m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 bidang simetri
4 Dihexagonal Bipiramid
Kelas : ke-20
Simetri : 6/m 2/m 2/m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua,
7 bidang simetri masing-masing berpotongan tegak lurus terhadap
salah satu sumbu rotasi dan satu pusat
5 Trigonal Bipiramid
Kelas : ke-1
Simetri : 6bar (ekuivalen dengan 6/m)
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri
6 Ditrigonal Bipiramid
Kelas : ke-17
Simetri : 6bar 2m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3 sumbu putar dua,
dan 4 bidang simetri

SISTEM KRISTAL

HAL- 10

7 Hexagonal Trapezohedral
Kelas : ke-19
Simetri : 6 2 2
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini
adalah quartz,

corundum,

hematite,

calcite,

dolomite,

apatite. (Mondadori, Arlondo. 1977).


http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal-haxagonal.html
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz,
corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite. (Mondadori, Arlondo. 1977)
D. Sistem Trigonal
Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain
yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam
sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama.
Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang
terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua
titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a
= b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama
dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut dan

saling tegak lurus dan membentuk sudut 120 terhadap sumbu .

SISTEM KRISTAL

HAL- 11

Gambar 4 Sistem Trigonal

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal


Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu
a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan
sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya
perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 20 ; d^b+= 40. Hal ini
menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20 terhadap sumbu b dan
sumbu d membentuk sudut 40 terhadap sumbu b+.
Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:
1. Hexagonal Scalenohedral
Kelas : ke-13, Simetri : 3bar 2/m
Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3 bidang putar dua, 3 bidang
simetri
Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2,
dan a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih
pendek ata lebih panjang dari sumbu c.
Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara
sumbu a dan sumbu c = 90o.
Bentuk umum : scalenohedron, rhombohedron, diheksagonal prism,
hexagonal prism, hexagonal dipiramid, dan basal pinakoid.
Mineral yang Umum : anggota kelompok kalsit, termasuk korondum,
hematit, bismuth, antimon, sturmanit, brusit, arsenic, soda niter,
chabazit, dan millerit.
2. Trigonal Trapezohedral
Kelas : ke-12, Simetri : 3 2
Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua.
Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2,
dan a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih
pendek ata lebih panjang dari sumbu c.
Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara
sumbu a dan sumbu c = 90o.
Bentuk umum : trigonal trapezohedron, rhombohedron, trigonal prism,
ditrigonal prism, trigonal dipiramid, dan basal pinakoid.
SISTEM KRISTAL

HAL- 12

Mineral yang Umum : kuarsa, tellurium berlinit, dan cinnabar.


3. Ditrigonal Pyramidal
Kelas : ke-11, Simetri : 3m
Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan 3 bidang simetri
Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2,
dan a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih
pendek ata lebih panjang dari sumbu c.
Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara
sumbu a dan sumbu c = 90o.
Bentuk umum : ditrigonal pyramid, heksagonal prism, heksagonal
pyramid, trigonal prism, ditrigonal prism, dan pedion.
Mineral yang Umum : anggota kelompok tourmalin, termasuk
didalamnya pyrargyrit, jarosit, natrojarosit, alunit, dan proustit.
4. Kelas Rhombohedral
Kelas : ke-10, Simetri : 3bar
Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan sebuah pusat
Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2,
dan a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih
pendek ata lebih panjang dari sumbu c.
Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara
sumbu a dan sumbu c = 90o.
Bentuk umum : rhombohedron, heksagonal prism, dan basal pinakoid.
Mineral yang Umum : anggota kelompok dolomit, termasuk ankerit,
ilmenit, dioptase, willemit, dan phenakit.
5. Kelas Trigonal Pyramidal
Kelas : ke-9, Simetri : 3
Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga
Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2,
dan a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih
pendek ata lebih panjang dari sumbu c.
Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara
sumbu a dan sumbu c = 90o.
Bentuk umum : trigonal pyramid, trigonal prism, dan pedion.
Mineral yang Umum : gratonit hanya satu-satunya yang dikenal dalam
kelas ini.
http://deboratresiasinaga.blogspot.com/2013/01/sistem-trigonal.html

SISTEM KRISTAL

HAL- 13

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah tourmaline
dan cinabar (Mondadori, Arlondo. 1977)
E. Sistem Orthorhombik
Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal
yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut
mempunyai panjang yang berbeda.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak
ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut
kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, ketiga sudutnya
saling tegak lurus (90).

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem


Orthorhombik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya
tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya
pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan
bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30 terhadap sumbu b.
Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas:

Bisfenoid

Piramid

Bipiramid

SISTEM KRISTAL

HAL- 14

Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite,
chrysoberyl, aragonite dan witherite (Pellant, chris. 1992)
F. Sistem Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu
yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus
terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga
sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c
yang paling panjang dan sumbu b paling pendek. System Monoklin memiliki
axial ratio (perbandingan sumbu) a b c dan memiliki sudut kristalografi =
= 90 . Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut dan saling tegak lurus

(90), sedangkan tidak tegak lurus (miring).


Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang
sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut
kristalografi = = 90 . Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut dan saling
tegak lurus (90), sedangkan tidak tegak lurus (miring).
a b c
sudut antara b dan c = 90
sudut antara a dan b = 90
sudut antara a dan c 90
sudut antara a dan b = 45
a : b : c = sembarang
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal
Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak
ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada
sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa
antara sumbu a+ memiliki nilai 45 terhadap sumbu b.
Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:
SISTEM KRISTAL

HAL- 15

a. Sfenoid
Kelas : ke-4
Simetri : 2
Elemen Simetri : 1 sumbu putar
b. Doma
Kelas : ke-3
Simetri : m
Elemen Simetri : 1 bidang simetri
c. Prisma
Kelas : ke-5
Simetri : 2/m
Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri
yang berpotongan tegak lurus
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite,
malachite, colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, chris. 1992)
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal_13.html
G. Sistem Triklin
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak
saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak
ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut
kristalografi = 90. Hal ini berarti, pada system ini, sudut , dan
tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.

SISTEM KRISTAL

HAL- 16

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, Triklin


memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan
yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini.
Dan sudut antar sumbunya a+^b = 45 ; b^c+= 80. Hal ini menjelaskan
bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45 terhadap sumbu b dan b
membentuk sudut 80 terhadap c+.
Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:
1. Pedial
Kelas : ke-1
Simetri : 1
Elemen Simetri : hanya sebuah pusat
2. Pinakoidal
Kelas : ke-2
Simetri : 1bar
Elemen Simetri : hanya sebuah pusat
Tipe kristal ini memiliki 3 (tiga) sumbu yang tidak sama yang saling
berpotongan pada sisi miringnya. Felspar-Albit (sebuah silikat natrium dan
aluminium) merupakan contoh dari mineral dengan sistem kristal triklin.
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak
saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
System kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c ,
yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau
berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = 90.
Hal ini berarti, pada system ini, sudut , dan tidak saling tegak lurus satu
dengan yang lainnya.
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite,
anorthite, labradorite, kaolinite, microcline dan anortoclase, kyanit, oligoclase,
thodonit, pherthite, pectolite, amblygonute (Pellant, chris. 1992).
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal.html

DAFTAR PUSTAKA
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal-isometrik.html
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistemtetragonal-sistem-tetragonalsama.html
SISTEM KRISTAL

HAL- 17

http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal-haxagonal.html
http://deboratresiasinaga.blogspot.com/2013/01/sistem-trigonal.html
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal_13.html
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal.html
http://geoenviron.blogspot.com/2012/02/kristalografi-sistem-kristal.html

SISTEM KRISTAL

HAL- 18

Anda mungkin juga menyukai