Anda di halaman 1dari 10

MINERAL

Ilmu geologi tidak dapat dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya yang
berhubungan langsung dengan bumi. Geologi mempelajari segala aspek yang
berhubungan dengan dengan bumi, seperti batuan, gunung api, geological hazard
dan lain sebagainya.
Ada tiga aspek yang dipelajari dalam ilmu geologi, yaitu petrologi, stratigrafi
dan geologi struktur. Dalam petrologi, akan dipelajari tentang semua aspek
batuan dari komponen penyusun batuan (mineralogi), macam-macam batuan dan
asal mula batuan. Mineralogi adalah subbab ilmu geologi yang membahas semua
aspek mengenai mineral.
Suatu mineral dapat didefinisikan sebagai suatu ikatan kimia padat yang
terbentuk secara ilmiah dan termasuk didalamnya materi geologi padat yang
menjadi penyusun terkecil dari batuan (Klein&Hurlbut,1993). Nickel (1995,
dalam Hibbard, 2002) mendefinisikan mineral sebagai suatu unsur atau senyawa
kimia yang biasanya berbentuk kristal dan merupakan hasil proses-proses
geologi. Mineral adalah bahan inorganik yang terbentuk secara alamiah dengan
komposisi kimia tertentu dan dapat diidentifikasi sifat fisiknya (Nugroho, 2015).
Dari definisi mineral diatas, dapat diketahui bahwa mineral yaitu:
1. Anorganik/terbentuk secara alami
Terbentuk secara alami oleh proses geologi, bukan oleh manusia.
2. Inorganik
Tidak pernah hidup. Minyak bumi dan batubara bukanlah mineral karena
keduanya berasal dari bangkai makhluk hidup.
3. Kristal padat
Sebuah padatan yang tersusun oleh susunan atom dalam kerangka
perulangan yang rapi.
4. Mempunyai komposisi kimia tertentu
Senyawa kimia yang homogen dengan rumus kimia.
5. Khusus, dapat diidentifikasi sifat fisiknya

Rinaldy Surya Gumilar Teknik Perminyakan


15.420.410.1028 Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Diketahui bahwa mineral terbentuk secara alami. Lantas bagaimana mineral
terbentuk? Adapun cara terbentuknya mineral, yaitu:
1. Kristalisasi dari magma (material batuan yang meleleh)
2. Kristalisasi (presipitasi) dari fluida cair
3. Reaksi kimia dengan:
a. Fluida magmatik
b. Fluida hidrotermal
c. Air selama proses pelapukan
4. Transformasi (metamorfisme) keadaan padat
a. Perubahan bentuk kristal
b. Perpindahan ion menuju lokasi baru
c. Pertumbuhan (mineral bisa tumbuh karena pengaruh pressure dan
suhu) sekitar tepi butir mineral (kristal) dengan butir mineral
sebelahnya (tetangganya).
Akibat dari cara pembentukan mineral tertutama berkaitan dengan pengaruh
suhu dan tekanan maka dikenal mineral polymorphs dan mineral pseudomorphs.
Mineral polymorphs adalah mineral yang memiliki komposisi kimia sama tetapi
bentuk kristal berbeda. Contoh grafit dan intan merupakan mineral polymorphs
yang memiliki komposisi kimia sama yaitu karbon. Grafit terbentuk pada suhu
dan tekanan yang relatif rendah sedangkan intan terbentuk pada suhu dan
tekanan yang relatif tinggi. Sehingga bentuk kristalnya keduanya berbeda
bahkan harga jual keduanya pun berbeda jauh. Mineral pseudomorphs adalah
mineral yang memiliki bentuk kristal sama tetapi komposisi kimia yang berbeda.
Contoh limonite dengan pyrite dan kuarsa dengan fluorit.
Mineral dapat diketahui dengan mengidentifikasi sifat fisiknya. Adapun sifat
fisik mineral meliputi:
1. Bentuk kristal/sistem kristal
Kristalografi adalah cabang ilmu dari mineralogi yang mempelajari
tentang kristal suatu mineral. Kristal merupakan zat padat yang memiliki
susunan atom atau molekul dalam keadaan teratur (Sukandarrumidi,
2014). Hingga saat ini baru terdapat 7 macam sistem kristal. Dasar
penggolongan sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu:

Rinaldy Surya Gumilar Teknik Perminyakan


15.420.410.1028 Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Jumlah sumbu kristal
Letak sumbu kristal yang satu dengan yang lainnya
Parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal
Adapun ketujuh sistem kristal tersebut adalah:
a. Isometrik, ketiga sumbu kristal terletak tegak lurus satu sama lain dan
mempunyai panjang yang sama. Contoh granat, magnetit, halit, fluorit,
pyrit, logam perak dan logam tembaga.
b. Tetragonal, jumlah sumbu kristal tiga buah, dua buah sumbu mendatar
sama panjang sedangkan lainnya tegak lurus dengan satuan panjang
yang berbeda, serta ketiganya terletak tegak lurus sesamanya. Contoh
zirkon, cassiterit, idokras, schelit, chalkopyrit, rutil, pyrolusit, dan
anatese.
c. Heksagonal, jumlah sumbu kristal empat buah. Tiga buah sumbu
horizontal yang sama panjang dan membuat sudut yang sama pula.
Sumbu vertikal memiliki satuan panjang yang berbeda. Contoh kuarsa,
apatit, hematit, brucit, logam merkuri dan logam arsenik.
d. Orthorombik, tiga buah sumbu kristal terletak tegak lurus sesamanya.
Satuan panjang ketiganya berbeda. Contoh enstatit, olivine, topas,
staurolit, atakamit, smithsonit, dan rhodokrosit.
e. Monoklin, ketiga sumbu kristal panjangnya tidak sama. Salah satu
diantara ketiga sumbu biasanya tegak, terletak tegak lurus pada sumbu
yang mendatar, sedangkan sumbu ketiga yang bersudut lebih besar dari
90 tertuju pada pemeriksa. Contoh orthoklas, hornblende, gypsum,
augit, mika, kriyolit, dan manganit.
f. Triklin, tiga sumbu kristal tidak sama panjang dan terletak tidak tegak
lurus sesamanya. Contoh plagioklas, aksinit, dan rhodonit.
g. Rombohedral (trigonal), tiga buah sumbu sama panjang dan tidak saling
tegak lurus. Contoh kalsit.
2. Warna
Warna adalah kenampakan panjang gelombang cahaya yang tidak
terabsorpsi. Juga, warna merupakan sifat fisik mineral yang paling jelas
namun kurang bisa dipercaya untuk digunakan dalam proses pemerian

Rinaldy Surya Gumilar Teknik Perminyakan


15.420.410.1028 Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna,
tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya.
Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas,
seperti:
a. Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky
Kwartz (SiO2)
b. Kuning : Belerang (S)
c. Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
d. Hijau : Klorit, Malasit (CuCO3Cu(OH)2)
e. Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
f. Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
g. Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
h. Abu-abu : Galena (PbS)
i. Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit
3. Cerat (Streak)
Streak merupakan warna mineral dalam bentuk serbuk/bubuk. Hal ini
dapat dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu
keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna
dari bubukan tersebut. Contohnya :
a. Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat
porselin akan meninggalkan jejak berwarna hitam.
b. Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin
akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
c. Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
d. Biotite : Ceratnya tidak berwarna
e. Ortoklas : Ceratnya putih
4. Kilap (Luster)
Kilat adalah intensitas cahaya yang dikeluarkan dari permukaan
sebuah mineral. Juga, kilap merupakan kenampakan atau cahaya yang
dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena cahaya (Sapiie, 2006).
Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:

Rinaldy Surya Gumilar Teknik Perminyakan


15.420.410.1028 Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap
atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap
logam adalah gelena, pirit, magnetit, kalkopirit, grafit dan hematit.
b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:
Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada
umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat,
misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.
Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya
pada spharelit.
Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun,
misalnya pada serpentin,opal dan nepelin.
Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin,
bouxit dan limonit.
5. Belahan (Cleavage)
Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri
pada satu atau lebih arah tertentu. Contoh mineral yang mudah membelah
adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan sedang kuarsa tidak
mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya:
a. Belahan satu arah, contoh muscovite.
b. Belahan dua arah, contoh feldspar.
c. Belahan tiga arah, contoh halit dan kalsit.
6. Pecahan (Fracture)
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam
arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan
dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila
memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan
dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan
memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:

Rinaldy Surya Gumilar Teknik Perminyakan


15.420.410.1028 Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
a. Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di
permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan
botol. Contoh Kuarsa.
b. Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya
asbestos, augit, hipersten
c. Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan
halus, contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.
d. Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang
pecahan yang kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.
e. Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak
teratur dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan
perak.
7. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan.Standar
kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh
Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs
mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai
skala 10 untuk mineral terkeras .
Tabel 1. Skala Kekerasan Mohs
Skala
Mineral Rumus Kimia
Kekerasan
1 Talk H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Kalsit CaCO3
4 Fluorit CaF2
5 Apatit Ca5(PO4)3F
6 Orthoklas/Feldspar KAlSi3O8
7 Kuarsa SiO2
8 Topas Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Intan C

Rinaldy Surya Gumilar Teknik Perminyakan


15.420.410.1028 Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Sebagai perbandingan dari skala tersebut pada tabel 1 maka di bawah
ini diberikan tabel 2 kekerasan dari alat penguji standar :
Tabel 2. Kekerasan Alat Penguji Standar
Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs
Kuku manusia 2,5
Kawat Tembaga 3
Paku 5,5
Pecahan Kaca 5,5 6
Pisau Baja 5,5 6
Kikir Baja 6,5 7
Kuarsa 7
8. Keuletan (Tenacity)
Keuletan adalah ketahanan suatu mineral terhadap bending atau
breaking.
9. Berat Jenis (Spesific gravity)
Berat jenis adalah perbandingan antara massa mineral dengan volume
mineral.
10. Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan
sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet
seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet
disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic.
11. Sifat Dalam
Sifat dalam adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk
mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan atau
mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah
a. Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa,
orthoklas, kalsit, pirit.
b. Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti
emas, tembaga.
c. Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh,
contoh gypsum.

Rinaldy Surya Gumilar Teknik Perminyakan


15.420.410.1028 Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
d. Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah
dan sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh
mineral talk, selenit.
e. Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi
patah dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya,
contoh: muskovit.
12. Kelistrikan
Kelistrikan adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua,
yaitu pengantar arus atau londuktor dan idak menghantarkan arus
disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor yaitu mineral
yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.
13. Daya Lebur
Daya lebur yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan,
penyelidikannya dilakukan dengan membakar bubuk mineral dalam api.
Daya leburnya dinyatakan dalam derajat keleburan.
Mineral-mineral memiliki komposisi kimia tertentu. Secara garis besar,
mineral-mineral diklasifikasikan menjadi 8 kelas berdasarkan komposisi
kimianya. Adapun kedelapan kelas tersebut yaitu:
1. Unsur Murni (Element Native)
Mineral pada kelas element native hanya memiliki satu unsur atau
komposisi kimia saja. Element native terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Logam/metal, contoh Cu, Ag, Pt, Au dan lain sebagainya
b. Semilogam, contoh As, Sb, Bi, dan lain-lain
c. Nonlogam, contoh S, C dan lainnya
2. Sulfida
Mineral yang memiliki komposisi kimia berupa kombinasi antara
unsur tertentu dengan sulfur (S2-). Contoh galena (PbS), argentit (Ag2S),
Pirit (FeS2), dan bornit (Cu5FeS4)
3. Oksida dan Hidroksida
Oksida adalah persenyawaan unsur tertentu dengan oksigen. Contoh
korundum (Al2O3), hematit (Fe2O3), kuprit (Cu2O) dan lain-lain.

Rinaldy Surya Gumilar Teknik Perminyakan


15.420.410.1028 Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Sedangkan hidroksida adalah percampuran unsur tertentu dengan ion
hidroksida (OH-). Contoh manganit (MnO(OH)) dan bauksit (FeO(OH)).
4. Halida
Mineral yang memiliki komposisi kimia berupa persenyawaan kimiawi
unsur logam dengan unsur halogen. Contoh halite (NaCl) dan fluorit
(CaF2).
5. Karbonat
Kelas mineral karbonat adalah mineral dengan komposisi kimia berupa
persenyawaan dengan ion karbonat (CO32-). Contoh kalsit (CaCO3),
dolomit (MgCa(CO3)2), dan magnesit (MgCO3).
6. Sulfat
Komposisi mineral berupa persenyawaan unsur logam dengan ion sulfat
(SO42-) terdapat pada mineral kelas sulfat. Contoh barite (BaSO 4),
celestite (SnSO4), dan anhidrit (CaSO4).
7. Fosfat
Mineral kelas fosfat adalah mineral yang memiliki komposisi kimia
berupa persenyawaan unsur logam dengan ion fosfat (PO43-). Contoh
apatit (Ca5(PO4)3F atau Ca5(PO4)3Cl atau Ca5(PO4)3OH).
8. Silikat
Mineral silikat adalah mineral dengan persenyawaan kimia antara logam
dengan salah satu SixOy tetrahedral tunggal atau berantai. Dari
strukturnya, silikat dibagi 6, yaitu:
a. Nesosilicate: berupa SiO42- tetrahedral yang terpisah, contoh forsterit
(Mg2SiO4).
b. Sorosilicate: komposisinya berupa Si2O7. Contoh arkemonite
(Ca2MgSi2O7) dan heminorphite (Zn4Si2O7(OH)2.H2O).
c. Cyclosilicate: komposisi kimianya mengikuti rumus SinO3n. Contoh
benitoite (BatiSi3O9) dan beryl (Be3Al2Si6O18).
d. Inosilicate: komposisi kimia dengan perbandingan Si:O = 1:3. Contoh
hornblende (CaFeSi2O6) dan diopside (CaMgSi2O6).
e. Phylosilicate: perbandingan komposisi Si:O = 2:5. Contoh muskovit
(KAl2(AlSi3)O10(OH)2) dan biotit.

Rinaldy Surya Gumilar Teknik Perminyakan


15.420.410.1028 Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
f. Tectosilicate: perbandingan komposisi Si:O = 1:2. Contoh kuarsa (SiO2).

DAFTAR PUSTAKA
Klein, C. & Hurlbut, C.S.,Jr. (1993) Manual of Mineralogy. 21st edition, John
Wiley&Sons, Inc. New York, 681h.
Hibbard, M.J. (2002) Mineralogy: A geologists point of view. McGraw-Hill, Boston.
562h.
Nugroho, Bayu. 2015. Mineralogy (.ppt)
Sapiie, Benyamin dkk. 2006 .Geologi Fisik. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Danisworo, dkk. 1994. Penuntun Praktikum Kristalografi dan Mineralogi.
Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional veteran Yogyakarta.
Sukandarrumidi dkk. 2014. Geologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Hafsari, Sari Wulandari. 2014. Modul Resmi Praktikum Geologi Fisik.
Yogyakarta: Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.

Rinaldy Surya Gumilar Teknik Perminyakan


15.420.410.1028 Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai