Anda di halaman 1dari 169

Modul Kebumian

(Bonus Suplemen Soal)


Daftar Isi

Paket Bab Materi


Paket 1 Geologi Kristal dan Mineral
Paket 2 Geologi Interior Bumi dan Tektonik Lempeng
Paket 3 Geologi Batuan Beku, Sedimen, dan Metamorf
Paket 4 Geologi Geologi Sejarah dan Paleontologi
Paket 5 Geologi Geologi Struktur dan Geomorfologi
Paket 6 Geologi Stratigrafi dan Geofisika
Paket 7 Meteorologi Pendahuluan Meteorologi dan Atmosfer
Paket 8 Meteorologi Sirkulasi Atmosfer
Paket 9 Meteorologi Gerakan Siklonik
Paket 10 Meteorologi Observasi Meteorologi
Paket 11 Astronomi Pengukuran Sudut dan Paralaks Sudut
Paket 12 Astronomi Mekanika Benda Langit
Paket 13 Astronomi Fenomena Geosentrik
Paket 14 Oseanografi Sifat Air Laut
Paket 15 Oseanografi Gerakan Air Laut
PAKET 1 : KRISTAL DAN MINERAL
KRISTALOGRAFI
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari/menggambarkan tentang kristal. Kristal adalah suatu zat
padat yang mempunyai susunan atom/molekul yang teratur.

Sistem-sistem kristal dibagi menjadi 7 golongan berdasarkan:


- Jumlah sumbu kristal
- Letak sumbu kristal yang satu dengan yang lainnya
- Parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal
Sumbu kristal adalah garis bayangan lurus yang menembus kristal (bidang-bidang kristal) dan melalui
pusat kristal.

Tujuh sistem kristal antara lain:


1. Isometrik: ketiga sumbu kristalnya sama panjang dan saling tegak lurus (a=b=c) (a⊥b⊥c)

Gambar 1 Sistem kristal isometrik dan contoh mineralnya (pirit)

Contoh mineral: intan, fluorit, galena, pirit, garnet, halit, emas, magnetit

2. Tetragonal: kedua sumbu kristal mempunyai panjang yang sama, sedangkan sumbu yang lain bisa
lebih panjang atau lebih pendek (a=b≠c); ketiga sumbu kristal saling tegak lurus (a⊥b⊥c)

Gambar 2 Sistem kristal tetragonal dan contoh mineralnya (kasiterit)

Contoh mineral: kalkopirit, pirolusit, rutil, kasiterit, zirkon

3. Ortorombik: ketiga sumbu kristalnya tidak sama panjang (a≠b≠c), namun saling tegak lurus (a⊥b⊥c)

Gambar 3 Sistem kristal ortorombik dan contoh mineralnya (topaz)

5
Contoh mineral: belerang, aragonit, anhidrit, barit, olivin, staurolit, topaz, ortopiroksen, silimanit

4. Monoklin: terdiri atas 3 sumbu kristal yang tidak sama panjang (a≠b≠c); kedua sumbu kristal saling
tegak lurus, sedangkan sumbu yang lain tidak tegak lurus terhadap kedua sumbu tersebut (a⊥b⊥c)

Gambar 4 Sistem kristal monoklin dan contoh mineralnya (augit (klinopiroksen))

Contoh mineral: ortoklas, biotit, muskovit, amphibol, klinopiroksen, gipsum, klorit, limonit, talk

5. Triklin: ketiga sumbu kristalnya tidak sama panjang dan tidak saling tegak lurus (a≠b≠c) (a⊥b⊥c)

Gambar 5 Sistem kristal triklin dan contoh mineralnya (mikroklin)

Contoh mineral: kaolinit, kyanit, mikroklin, albit

6. Heksagonal: terdiri atas 4 sumbu kristal; ketiga sumbu kristal mempunyai panjang yang sama,
terletak horizontal, dan saling membentuk sudut 1200 (a,b,d⊥c) (a⊥b⊥d); sumbu kristal yang lain
bisa lebih panjang atau lebih pendek (a=b=d≠c)

Gambar 6 Sistem kristal heksagonal dan contoh mineralnya (beril)

Contoh mineral: kuarsa, grafit, beril, siderit, apatit

6
7. Trigonal: cirinya sama dengan sistem kristal heksagonal; perbedaannya terletak pada bentuk luar
kristalnya

Gambar 7 Sistem kristal trigonal

Contoh mineral: kalsit, cinnabar, korundum, hematit, ilmenit, dolomit, magnesit

Unsur-unsur simetri kristal:


- Bidang simetri: bidang imajiner yang memisahkan kristal menjadi 2 bagian yang kongruen, sehingga
bagian yang satu akan tampak sebagai cerminan dari bagian satunya lagi
- Sumbu simetri: garis imajiner yang memungkinkan kristal berotasi dalam satu putaran untuk
memperoleh beberapa kenampakan yang sama persis
- Pusat simetri: titik pusat imajiner kristal yang apabila ditarik garis dari bagian kristal melewati pusat
ini dengan jarak yang sama, maka akan dijumpai bagian kristal yang sama

MINERALOGI FISIK
Mineralogi merupakan ilmu yang mempelajari tentang asal usul, pembentukan, sifat fisik, sifat kimia,
serta klasifikasi dan manfaat mineral. Mineral adalah zat atau benda yang biasanya padat dan homogen,
merupakan hasil bentukan alam, anorganik, memiliki sifat-sifat fisik dan kimia tertentu serta umumnya
berbentuk kristalin. Menurut asal usul pembentukannya, mineral dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Mineral primer: terbentuk melalui proses primer
Macam-macam proses primer:
a. Pembekuan magma (magmatisme)
Contoh mineral: ortoklas, olivin, hornblende
b. Sedimentasi & kristalisasi larutan
Contoh mineral: gipsum, halit, kalsit
c. Pengendapan uap
Contoh mineral: gipsum, belerang, alunit
d. Metamorfisme
Contoh mineral: emas, tembaga
e. Hidrotermal
Contoh mineral: andalusit, silimanit, kyanit
2. Mineral sekunder: terbentuk melalui proses sekunder
Proses sekunder yang dimaksud adalah oksidasi. Contohnya adalah ortoklas teroksidasi menjadi
mineral lempung.

Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat fisik mineral yang satu
dengan yang lainnya. Sifat-sifat fisik suatu mineral ditentukan oleh susunan atom-atomnya dan
komposisi kimianya. Sifat-sifat fisik mineral antara lain:

1. Warna: kesan mineral jika terkena cahaya

7
Warna mineral dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
a. Idiokromatik: warna selalu tetap (biasanya pada mineral yang tidak tembus cahaya atau mineral
opaque)
b. Allokromatik: warna mineral tidak tetap, tergantung pada zat pengotornya (biasanya pada
mineral tembus cahaya)
Selain itu, mineral juga dibedakan berdasarkan ketembusan cahayanya, yaitu:
a. Transparent: sepenuhnya tembus cahaya
b. Translucent: tembus cahaya sebagian
c. Opaque: tidak tembus cahaya

2. Kilap (luster): kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya
Kilap dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Kilap logam
Contoh mineral: pirit, galena, emas
b. Kilap non-logam
Macam-macam kilap non-logam:
(1) Kilap kaca (vitreous)
Contoh mineral: kalsit, kuarsa, halit
(2) Kilap intan (adamantine): biasanya dimiliki oleh batu mulia (mineral berindeks bias tinggi)
Contoh mineral: intan, korundum
(3) Kilap sutra (silky): seperti jalinan benang, timbul karena struktur serabut
Contoh mineral: gipsum, asbestos
(4) Kilap mutiara (pearly): seperti mutiara atau bagian dalam kulit kerang; biasanya dimiliki oleh
mineral dengan struktur berlapis
Contoh mineral: talk
(5) Kilap lemak (greasy): kesan permukaan berminyak
Contoh mineral: nefelin
(6) Kilap tanah (dull/earthy): kesan buram seperti tanah, tidak cemerlang ataupun berkilau
Contoh mineral: kaolinit, limonit
(7) Kilap damar (resinous)
Contoh mineral: sphalerit

3. Kekerasan (hardness): ketahanan mineral terhadap goresan


Secara relatif, kekerasan ditentukan menggunakan skala Mohs, mulai dari skala 1 (mineral terlunak)
sampai skala 10 (mineral terkeras)

Tabel 1 Skala Mohs (kiri) dan Alat Penguji Kekerasan Mineral (kanan)
Skala Mohs Mineral
1 Talk Skala Mohs Alat Penguji
2 Gipsum 1,5 Ujung pensil
3 Kalsit 2,2 – 2,5 Kuku
4 Fluorit 3 – 3,5 Koin tembaga
5 Apatit 5 – 5,5 Pisau
6 Ortoklas 5,5 Pecahan kaca
7 Kuarsa 6–7 Pelat baja
8 Topaz 8 – 9 Amplas
9 Korundum
10 Intan

8
4. Cerat/gores (streak): warna mineral dalam bentuk bubuk
Cerat bisa sama atau berbeda dengan warna mineral. Umumnya warna cerat pada suatu mineral
tetap.
Contoh:
- Cerat pada hematit: merah tua
- Cerat pada emas: kuning
- Cerat pada pirit: hitam

Gambar 8 Cerat dari pirit yang diperoleh dengan cara menggoreskan pirit ke porselen

5. Belahan (cleavage): kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-


bidang yang rata dan licin
Belahan diklasifikasi berdasarkan kesempurnaan bidang belahannya dan jumlah arah bidang
belahannya. Berdasarkan kesempurnaan bidang belahanannya, terdapat 4 macam belahan, yaitu:
a. Sempurna (perfect): bidang belahan sangat rata, sulit dipecah jika tidak melewati bidang
belahannya
b. Baik (good): bidang belahan rata, tapi masih bisa pecah pada arah lain
c. Jelas (distinct): bidang belahan jelas, tapi tidak begitu rata; bisa pecah pada arah lain dengan
mudah
d. Tidak sempurna (imperfect): bidang belahan sangat tidak rata; kemungkinan menghasilkan
belahan sangat kecil dan cenderung membentuk pecahan
Berdasarkan jumlah arah bidang belahannya, ada 4 macam belahan, antara lain:
a. Belahan 1 arah
Contoh mineral: muskovit, biotit
b. Belahan 2 arah
Contoh mineral: feldspar, gipsum
c. Belahan 3 arah
Contoh mineral: kalsit, halit
d. Belahan 4 arah
Contoh mineral: fluorit

Gambar 9 Feldspar beserta bidang belahannya (2 arah)

6. Pecahan (fracture): kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan tidak
teratur
Jenis-jenis pecahan:
a. Pecahan konkoidal: permukaan melengkung atau bergelombang seperti cangkang atau kaca
Contoh mineral: kuarsa
b. Pecahan berserat (fibrous/splintery): pecah menjadi serat
Contoh mineral: asbestos
c. Pecahan tidak rata (uneven): permukaan kasar atau tidak rata
Contoh mineral: garnet
d. Pecahan rata (even): permukaan cukup rata
e. Pecahan runcing (hackly): permukaan tidak teratur, kasar, dan meruncing
Contoh mineral: tembaga

9
f. Pecahan tanah: pecahan tidak teratur dan seperti tanah
Contoh mineral: kaolinit

Gambar 10 Pecahan berserat (kiri) dan pecahan konkoidal (kanan)

7. Bentuk & struktur


Terdapat 3 macam bentuk mineral, antara lain:
a. Kristalin: apabila suatu mineral mempunyai bidang kristal yang jelas
b. Mineraloid: apabila suatu mineral berbentuk kristal yang masih prematur
c. Amorf: apabila suatu mineral memiliki susunan atom/molekul yang acak
8. Berat jenis: perbandingan/rasio antara berat mineral dengan berat air pada volume yang sama

9. Sifat dalam (tenacity): reaksi mineral terhadap gaya/stress yang mengenainya (penekanan,
pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan, penghancuran, dll)
Macam-macam sifat dalam mineral:
a. Brittle (rapuh)
Contoh mineral: kuarsa
b. Sectile (dapat diiris)
Contoh mineral: gipsum
c. Ductile (dapat dipintal)
Contoh mineral: tembaga
d. Malleable (dapat ditempa)
Contoh mineral: emas
e. Elastic (lentur/kenyal)
Contoh mineral: muskovit
f. Flexible (fleksibel)
Contoh mineral: talk

10. Kemagnetan: reaksi mineral terhadap medan magnet di sekitarnya


Macam-macam sifat kemagnetan dalam mineral:
a. Ferromagnetik: mineral dengan sifat magnetik
Contoh mineral: magnetit, pirhotit, platina
b. Paramagnetik: mineral yang tidak mempunyai kemagnetan, namun merespon medan magnet
Contoh mineral: garnet, biotit, turmalin
c. Diamagnetik: mineral yang tidak mempunyai kemagnetan dan tidak merespon medan magnet
Contoh mineral: gipsum, halit, kuarsa

11. Sifat fisik khusus pada mineral tertentu


Contoh :
- Halit: rasanya asin
- Belerang: baunya menyengat
- Mineral karbonat: bereaksi dengan asam
- Grafit: terasa berminyak jika dipegang

10
MINERALOGI KIMIA
Beberapa mineral mempunyai rumus kimia yang tetap, seperti kuarsa (SiO2) dan kalsit (CaCO3). Mineral
lainnya memiliki rumus kimia variabel karena substitusi ionik yang tidak mengubah struktur kristal,
seperti olivin (Mg,Fe)2SiO4, piroksen (Mg,Fe)SiO4, dan plagioklas (NaAlSi3O8 – CaAl2Si2O8). Sistematika
atau klasifikasi mineral yang biasa digunakan adalah klasifikasi Dana, yang mendasarkan pada kemiripan
komposisi kimia dan struktur kristalnya. Dana membagi mineral menjadi 8 golongan (Klein & Hurlbut,
1993), yaitu:
1. Unsur murni (native element): tersusun oleh 1 unsur kimia
Golongan ini dibagi lagi menjadi logam, semi-logam, dan non-logam.
Contoh mineral: emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu), bismuth (Bi), belerang (S), intan (C), grafit (C)

Gambar 11 Contoh-contoh mineral unsur murni

2. Sulfida: kombinasi antara logam atau semi-logam dengan belerang (S)


Contoh mineral: pirit (FeS2), kalkopirit (CuFeS2), galena (PbS), cinnabar (HgS), sphalerit (ZnS)

3. Oksida & hidroksida


Oksida: kombinasi antara oksigen dengan satu atau lebih macam logam
Contoh mineral: hematit (Fe2O3), magnetit (Fe3O4), korundum (Al2O3), kasiterit (SnO2)
Hidroksida: kombinasi antara hidroksil dengan satu jenis logam atau lebih
Contoh mineral: limonit (FeO(OH).nH2O), bauksit (Al(OH)2.nH2O), goetit (FeOOH)

Gambar 12 Contoh-contoh mineral sulfida (kalkopirit, galena, pirit), oksida (magnetit, kasiterit), dan
hidroksida (goetit)

4. Halida: dicirikan oleh adanya dominasi ion halogenida yang elektronegatif, seperti Cl, Br, F, dan I
Contoh mineral: halit (NaCl), silvit (KCl), fluorit (CaF 2)

11
Gambar 13 Contoh-contoh mineral halida

5. Karbonat: kombinasi antara logam atau non-logam dengan ion CO3 (karbonat)
Hanya mineral karbonat yang sering dijumpai
Contoh mineral: kalsit (CaCO3), aragonit (CaCO3), dolomit (CaMg(CO3)2)

Gambar 14 Contoh-contoh mineral karbonat

6. Sulfat: dicirikan oleh kombinasi logam atau non-logam dengan ion sulfat (SO4)
Contoh mineral: barit (BaSO 4), anhidrit (CaSO4), gipsum (CaSO4.2H2O)

Gambar 15 Contoh mineral sulfat (barit)

7. Fosfat: kombinasi antara logam atau non-logam dengan ion fosfat (PO4)
Contoh mineral: apatit (CaF(PO4)3), vanadinit (Pb5Cl(PO4)3)

Gambar 16 Contoh-contoh mineral fosfat

8. Silikat: mengandung ikatan Si dan O serta memiliki struktur yang sangat beraneka ragam
Silikat merupakan golongan mineral yang jumlahnya meliputi 25 % dari keseluruhan mineral yang
dikenal atau 40 % dari mineral yang umum dijumpai.
Contoh mineral silikat: kuarsa (SiO2), feldspar, olivin, piroksen, amphibol, opal, mika, garnet, epidot,
silimanit

Gambar 17 Contoh mineral silikat (kuarsa)

12
MINERAL PEMBENTUK BATUAN (ROCK FORMING MINERAL)
Berdasarkan kelimpahannya dalam suatu batuan, mineral pembentuk batuan terbagi menjadi 2 macam:
1. Mineral essensial: mineral yang paling banyak menyusun komposisi suatu batuan dan menentukan
penamaan batuan tersebut
2. Mineral aksesori: mineral yang jumlahnya sedikit, namun tetap penting keberadaannya pada suatu
batuan beku

Berdasarkan komposisi kimianya, mineral pembentuk batuan dibagi menjadi 4 golongan:


1. Mineral sialik: kaya akan Si dan Al; berwarna cerah
Contoh mineral: feldspar, kuarsa, muskovit
2. Mineral mafik (ferromagnesia): kaya akan Mg dan Fe; berwarna gelap
Contoh mineral: olivin, piroksen, amphibol, biotit
3. Mineral lempung: terbentuk oleh proses pelapukan, diagenesis, dan alterasi
Contoh mineral: kaolinit, montmorilonit, illit, smektit
4. Mineral non-silikat: mineral yang terbentuk oleh proses sedimentasi
Contoh mineral: kalsit, dolomit, halit, gipsum

Mineral-mineral yang umum ditemukan pada batuan:


1. Batuan beku: kuarsa, feldspar, mika, piroksen, amphibol, dan olivin
2. Batuan sedimen: kuarsa, feldspar, mineral lempung, kalsit, kalsit, dolomit, gipsum, halit
3. Batuan metamorf: kuarsa, feldspar, mika, garnet, piroksen, staurolit, kyanit

Contoh-contoh mineral pembentuk batuan beserta penjelasannya:


1. Kuarsa
Ciri-ciri:
- Rumus kimia tetap (SiO2)
- Pecahan konkoidal
- Kekerasan 7
- Warnanya bervariasi (umumnya bening atau putih)

2. Kelompok feldspar
Ciri-ciri:
- Rumus kimia variabel ((K,Na,Ca)AlSi2O8)
- Belahan 2 arah
- Kekerasan 6
- Warna bervariasi (putih, pink, hijau)

Gambar 18 Contoh mineral kelompok feldspar

Mineral kelompok feldspar dibagi menjadi 2 golongan:


a. Alkali feldspar/potassium feldspar (K-feldspar)
Mineral: ortoklas, mikroklin, sanidin
b. Plagioklas feldspar (Na,Ca-feldspar)
(1) Na-plagioklas

13
Mineral: albit, oligoklas
(2) Ca-plagioklas
Mineral: anortit, bitownit
(3) Na,Ca-plagioklas
Mineral: andesin, labradorit

3. Kelompok amphibol
Ciri-ciri:
- Rumus kimia variabel (Ca2(Mg,Fe,Al)5(Al,Si)8O22)
- Belahan 2 arah
- Berbentuk prismatik panjang
- Berwarna hijau – hitam

Gambar 19 Contoh mineral kelompok amphibol (hornblende)

4. Kelompok piroksen
Ciri-ciri:
- Rumus kimia variabel (Mg,Fe)2SiO4(Ca,Na)(Mg,Fe,Al)(Al,Si)2O6)
- Belahan 2 arah
- Berbentuk prismatik pendek
- Warnanya gelap

Gambar 20 Contoh mineral kelompok piroksen

Mineral kelompok piroksen dibagi menjadi 2 golongan, yakni:


a. Ortopiroksen (sistem kristal ortorombik)
Mineral: hipersten ((Mg,Fe)SiO3), enstatit (MgSiO3), ferrosilit (FeSiO3)
b. Klinopiroksen (sistem kristal monoklin)
Mineral: augit (Ca(Mg,Fe,Al)(Al,Si)2O6), diopsid (CaMgSi2O6), hedenbergit (CaFeSi2O6)

5. Kelompok mika
Ciri-ciri:
- Rumus kimia variabel (K(Fe,Mg,Al)3(Al,Si)3O10(F,OH)2)
- Belahan sempurna dan 1 arah
- Berbentuk lapisan-lapisan tipis yang fleksibel
- Warnanya cerah – gelap

Gambar 21 Contoh mineral kelompok mika

14
Mineral: muskovit, biotit, flogopit

6. Kelompok olivin
Ciri-ciri:
- Rumus kimia variabel ((Mg,Fe)2SiO4)
- Pecahan konkoidal
- Warnanya hijau
- Terlihat seperti gelasan

Gambar 22 Mineral olivin


Mineral: forsterit (Mg2SiO4), fayalit (Fe2SiO4)

7. Kalsit dan dolomit


Ciri-ciri:
- Rumus kimia tetap (kalsit: CaCO3; dolomit: CaMg(CO3)2)
- Kristalnya berbentuk rhombohedral
- Bereaksi dengan asam

15
SOAL LATIHAN
1. Mineral yang memiliki kekerasan paling rendah adalah . . . .
a. Korundum
b. Topaz
c. Talk
d. Kuarsa
e. Kalsit

2. Sistem kristal triklin mempunyai 3 sumbu kristal, sedangkan sistem kristal trigonal mempunyai . . . .
a. 3 sumbu kristal
b. 4 sumbu kristal
c. 5 sumbu kristal
d. 6 sumbu kristal
e. 7 sumbu kristal

3. Sistem kristal yang sumbu-sumbu kristalnya tidak saling tegak lurus adalah . . . .
a. Tetragonal
b. Ortorombik
c. Triklin
d. Heksagonal
e. Trigonal

4. Contoh mineral yang terbentuk dari kristalisasi larutan adalah . . . .


a. Belerang, gipsum, plagioklas
b. Halit, kalsit, gipsum
c. Dolomit, halit, biotit
d. Gipsum, kalsit, belerang
e. Kuarsa, pirit, halit

5. Di bawah ini adalah syarat suatu materi bisa disebut sebagai mineral, kecuali . . . .
a. Terbentuk secara alami
b. Memiliki sistem kristal tertentu
c. Terbentuk secara organik
d. Mempunyai sifat fisik tertentu
e. Memiliki komposisi kimia tertentu

6. Mineral yang bersifat diamagnetik adalah . . . .


a. Kuarsa
b. Garnet
c. Amfibol
d. Magnetit
e. Fayalit

7. Rekahan sistematis pada mineral yang mengikuti bidang yang terkait dengan struktur kristal mineral
tersebut dikenal dengan istilah . . . .
a. Belahan
b. Kelurusan

16
c. Pecahan
d. Kebidangan
e. Retakan

8. Dalam kristal, kita mengenal sumbu a, b, c, dan d. Sumbu-sumbu tersebut disebut juga . . . .
a. Sumbu kristal
b. Sumbu simetri
c. Sumbu putar
d. Sumbu pusat
e. a – d salah

9. Yang bukan merupakan salah satu sifat kristal adalah . . . .


a. Selalu dibatasi oleh bidang-bidang datar
b. Benda padat yang homogen
c. Tersusun oleh atom-atom maupun molekul-molekul yang teratur
d. Selalu memiliki sumbu dan pusat simetri
e. Merupakan suatu polyeder

10. Suatu mineral memiliki kilap kaca, kekerasan 7, tidak ada belahan, pecahan konkoidal, dan sifat
translucent. Mineral tersebut kemungkinan adalah . . . .
a. Ortoklas
b. Plagioklas
c. Biotit
d. Kuarsa
e. Mika

11. Unsur kimia yang ditemukan di dolomit tetapi tidak ditemukan di kalsit adalah . . . .
a. Ca
b. C
c. Al
d. Mg
e. O

12. Mineral manakah berikut ini yang memiliki struktur lembaran (sheet structure)?
a. Kuarsa
b. Muskovit
c. Olivin
d. Feldspar
e. Plagioklas

13. Sebagian besar kelompok mineral pembentuk batuan adalah . . . .


a. Oksida
b. Silikat
c. Karbonat
d. Sulfida
e. Feldspatoid

14. Identifikasi suatu mineral dapat dilakukan dengan cara mengetahui mineralogi fisiknya. Yang termasuk
sifat fisik mineral adalah . . . .
a. Warna, kilap, komposisi kimia

17
b. Kekerasan, kemagnetan, kerapuhan
c. Belahan, kemagnetan, sifat dalam
d. Cerat, pecahan, komposisi kimia
e. Bentuk, berat jenis, ketahanan

15. Warna mineral merupakan salah satu ciri fisik dalam identifikasi mineral. Mineral yang mempunyai
warna kuning keemasan adalah . . . .
a. Kuarsa
b. Kalsit
c. Belerang
d. Pirit
e. Galena

16. Mineral dapat dikelompokkan menjadi mineral silikat (mineral yang mengandung Si) dan non-silikat.
Contoh mineral non-silikat adalah . . . .
a. Kuarsa
b. Kalsit
c. Olivin
d. Ortoklas
e. Piroksen

17. Sistem kristal trigonal terdapat pada mineral . . . .


a. Kalsit
b. Pirit
c. Kuarsa
d. Vanadinit
e. Fluorit

18. Metode yang umum dan sederhana untuk mengelompokkan mineral tergantung dari sifat-sifat umum .
. . . -nya.
a. Fisik
b. Kimia
c. Nuklir
d. Optik
e. Warna

19. Mineral dolomit dan aragonit merupakan contoh mineral dalam kelompok . . . .
a. Sulfida
b. Oksida
c. Karbonat
d. Silikat
e. Sulfat

20. Belahan mineral merupakan salah satu ciri fisik dalam identifikasi mineral. Mineral yang mempunyai
belahan 1 arah sempurna adalah . . . .
a. Muskovit
b. Kalsit
c. Galena
d. Kuarsa
e. Pirit

18
PAKET 2 : INTERIOR BUMI DAN TEKTONIK LEMPENG
INTERIOR BUMI
Interior Bumi (struktur dalam Bumi) dibagi menjadi beberapa bagian menurut 2 sifat, yaitu :
1. Sifat kimia
Berdasarkan sifat ini, struktur dalam Bumi dibagi menjadi 3 bagian (urut dari yang terluar sampai
yang terdalam):
a. Kerak bumi
Kerak bumi terdiri atas kerak benua dan kerak samudera dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Kerak benua :
- Ketebalan 35 – 70 km
- Tersusun oleh SiAl (Silikon dan Aluminium)
- Densitas 2,7 gram/cm 3
2) Kerak samudera :
- Ketebalan 7 – 10 km
- Tersusun oleh SiMa (Silikon dan Magnesium)
- Densitas 3,0 gram/cm 3
b. Mantel bumi
Mantel bumi menyusun sekitar 82% volume Bumi. Material penyusunnya memiliki kandungan
silika yang rendah (bersifat ultrabasa).
c. Inti bumi
Inti bumi dominan tersusun oleh unsur Fe (besi) dan Ni (nikel).

2. Sifat fisik (rheologi)


Berdasarkan sifat ini, struktur dalam Bumi dibagi menjadi 5 bagian (urut dari yang terluar sampai
yang terdalam):
a. Litosfer
Litosfer mencakup bagian dari kerak bumi dan mantel bagian paling atas. Ketebalannya sekitar
100 km. Sifat litosfer adalah brittle (rapuh) karena suhunya relatif dingin.
b. Astenosfer
Astenosfer mencakup bagian dari mantel atas. Lapisan ini terletak pada kedalaman antara 100
– 660 km di bawah permukaan Bumi. Sifatnya ductile (liat/plastis) dan dapat mengalir layaknya
fluida (tidak berbentuk padatan maupun cairan). Dengan demikian, lempeng-lempeng yang
merupakan pecahan dari litosfer dapat bergerak secara horizontal di atas astenosfer.
c. Mesosfer
Mesosfer terdapat pada kedalaman antara 660 – 2885 km. Lapisan ini bersifat padat dan
panas. Komposisi utama penyusunnya adalah silikat dan magnesium.
d. Inti luar
Inti luar terletak pada kedalaman antara 2885 – 5155 km, sifatnya cair dan panas
e. Inti dalam
Inti dalam tidak berbentuk lapisan, melainkan bola dengan radius 1216 km, sifatnya padat dan
panas

5
Gambar 1 Pembagian struktur dalam Bumi berdasarkan sifat kimia (kiri) dan sifat fisik (kanan)

Gambar 2 Bagian terluar struktur dalam Bumi (mencakup kerak benua, kerak samudera, litosfer, dan
astenosfer)

PENGENALAN TEKTONIK LEMPENG


Pergerakan litosfer (lempeng-lempeng) di Bumi mengakibatkan berbagai macam konsekuensi, antara
lain gempa bumi, munculnya gunung api, dan pembentukan pegunungan. Teori yang dapat
menjelaskan pergerakan lempeng-lempeng di Bumi disebut Teori Tektonik Lempeng. Interaksi antar
lempeng kebanyakan terjadi di bagian tepi lempeng. Distribusi keberadaan gempa bumi, pegunungan,
dan gunung api kebanyakan berada di daerah yang berdekatan dengan batas lempeng.

Terdapat 3 tipe batas antara 2 lempeng, yaitu:


6
1. Divergen: dua lempeng yang berdekatan bergerak saling menjauh
2. Konvergen: dua lempeng yang berdekatan bergerak saling mendekat
3. Transform: dua lempeng yang berdekatan bergerak saling berpapasan

Gambar 3 Batas lempeng divergen (kiri), batas lempeng konvergen (tengah), batas lempeng transform
(kanan)

Gambar 4 Persebaran lempeng-lempeng di Bumi beserta arah geraknya

BATAS LEMPENG DIVERGEN


Batas lempeng divergen adalah batas antara 2 lempeng yang berdekatan dimana kedua lempeng
tersebut bergerak saling menjauh. Batas lempeng ini dapat menghasilkan 2 macam bentukan, yaitu
pematang tengah samudera (mid oceanic ridge) dan lembah retakan (rift valley). Mid oceanic ridge
berada di dasar laut, sedangkan rift valley berada di tengah daratan.

Selama kedua lempeng pada batas divergen bergerak saling menjauh, akan terbentuk celah kosong di
batas lempeng tersebut yang akan terisi secara perlahan oleh magma yang berasal dari mantel bumi.
Secara perlahan, magma bergerak ke atas dari mantel bumi, membeku, dan membentuk lempeng
samudera yang baru. Mekanisme perluasan lantai samudera di zona divergen disebut sea-floor
spreading. Mekanisme ini telah membentuk lantai Samudera Atlantik sejak 160 juta tahun yang lalu.
Konsekuensi dari adanya mekanisme sea-floor spreading adalah umur lantai samudera yang semakin
tua jika letaknya semakin jauh dari mid-oceanic ridge (begitu juga sebaliknya).
7
Batas lempeng divergen juga dapat terbentuk di tengah-tengah suatu daratan/benua yang
menyebabkan daratan tersebut pecah menjadi 2 (atau lebih) daratan yang lebih kecil. Mekanisme ini
disebut continental rifting. Continental rifting terjadi di tengah daratan/benua tempat terdapatnya 2
gaya yang menarik lempeng di tempat tersebut ke arah yang berlawanan (extension stress). Karena
lempeng tertarik ke arah yang berlawanan, terjadi penipisan lempeng → penurunan tekanan
(decompression) di astenosfer atas → pelelehan parsial (partial melting) astenosfer menjadi magma →
magma bergerak ke atas dan melengkungkan lempeng di atasnya. Lempeng yang terus ditarik lama
kelamaan akan mulai retak. Keretakan lempeng ini menyebar luas hingga membentuk lembah panjang
yang disebut rift valley. Selain di daratan, rift valley juga dapat ditemukan di sepanjang puncak
pematang tengah samudera (mid oceanic ridge).

Seiring berjalannya waktu, rift valley tersebut akan bertambah lebar dan dalam. Contoh rift valley
adalah East African Rift. Rift valley yang terus berkembang akan memanjang hingga ke tepi lempeng
dan memisahkan daratan/benua tersebut menjadi 2 bagian yang lebih kecil oleh laut. Mekanisme ini
menyebabkan daratan Amerika Selatan dan Afrika terpecah menjadi 2 benua. Laut pemisah yang
awalnya sempit dan memanjang akan terus bertambah lebar hingga menjadi samudera seperti
Samudera Atlantik.

Gambar 5 Urutan proses yang berlangsung pada zona divergen di tengah daratan

BATAS LEMPENG KONVERGEN


Batas lempeng konvergen terbentuk ketika 2 lempeng saling bertemu dan mendekat satu sama lain.
Dua jenis zona konvergen adalah:
1. Subduksi
a. Lempeng samudera menunjam di bawah lempeng benua
b. Lempeng samudera menunjam di bawah lempeng samudera lainnya
2. Kolisi (collision)
a. Lempeng benua bertumbukan dengan lempeng benua lainnya

8
Ciri khas dari zona subduksi lempeng benua – lempeng samudera adalah keberadaan busur
pegunungan vulkanik (continental volcanic arc). Contoh busur pegunungan vulkanik adalah
Pegunungan Andes di Amerika Selatan. Ketika lempeng samudera yang menunjam mencapai
kedalaman sekitar 100 km, astenosfer yang berada di atasnya meleleh menjadi magma. Mekanisme
pelelehan magma ini merupakan partial melting. Penyebab partial melting ini adalah pelepasan air
yang terbawa oleh batuan lempeng samudera ke astenosfer. Air ini akan mengurangi suhu titik leleh
astenosfer, sehingga pada suhu yang sama astenosfer bisa meleleh sebagian menjadi magma.

Gambar 6 Proses partial melting pada astenosfer dan naiknya magma ke arah permukaan Bumi di
zona subduksi lempeng benua – lempeng samudera

Ciri khas pada zona subduksi lempeng samudera – lempeng samudera adalah keberadaan busur
kepulauan vulkanik (volcanic island arc). Contoh busur kepulauan vulkanik adalah Kepulauan Nusa
Tenggara di Indonesia. Kebanyakan busur kepulauan vulkanik berada di Samudera Pasifik. Posisi busur
kepulauan vulkanik pada umumnya sejajar dengan palung laut.

Gambar 7 Zona subduksi lempeng samudera – lempeng samudera

Pada zona subduksi, lempeng samudera bisa menunjam di bawah lempeng lainnya karena lempeng
samudera yang menunjam memiliki densitas yang lebih besar daripada lempeng yang tidak menunjam.
Lempeng samudera yang berumur relatif tua bersuhu lebih dingin dan memiliki densitas lebih besar
daripada lempeng samudera yang berumur relatif muda. Lempeng benua akan selalu terapung di atas
astenosfer dan tidak dapat menunjam di bawah lempeng lainnya karena densitasnya lebih kecil
daripada lempeng samudera dan astenosfer.

9
Gambar 8 Zona kolisi antara 2 lempeng benua

Zona kolisi biasanya akan membentuk pegunungan tektonik di tengah daratan. Contoh pegunungan
tektonik di zona kolisi adalah Pegunungan Himalaya di Asia.

BATAS LEMPENG TRANSFORM


Batas lempeng transform terbentuk ketika 2 lempeng bergerak horizontal sejajar dan saling
berpapasan satu sama lain, sehingga batas lempeng ini sering ditemukan dalam bentuk patahan/sesar
transform (sesar geser). Sesar transform banyak berasosiasi dengan mid oceanic ridge. Selain itu,
sebagian sesar transform juga memotong bagian dari kerak benua. Contoh sesar transform ini adalah
Sesar San Andreas di Kalifornia, Amerika Serikat.

10
SOAL LATIHAN
1. Struktur internal bumi dapat dibagi menjadi 4 lapisan utama, yaitu . . . .
a. Kerak, mantel, inti dalam, inti luar
b. Lempeng, mantel, inti dalam, inti luar
c. Kerak, lempeng, mantel, inti
d. Kerak, lempeng, inti dalam, inti luar
e. Kulit, kerak, lempeng, inti

2. Kerak adalah lapisan terluar kulit bumi yang dapat dibagi menjadi . . . .
a. Kerak benua dengan tebal 30 – 50 km dan kerak samudera dengan tebal rata-rata 7 km
b. Kerak benua dengan tebal rata-rata 7 km dan kerak samudera dengan tebal 30 – 50 km
c. Kerak benua dengan tebal rata-rata 70 km dan kerak samudera dengan tebal rata-rata 300 km
d. Kerak benua dengan tebal rata-rata 300 km dan kerak samudera dengan tebal rata-rata 70 km
e. Kerak benua dan kerak samudera dengan tebal berkisar 70 – 300 km

3. Kerak dan mantel bagian paling atas memiliki sifat yang keras dan rigid, sehingga bagian tersebut
dinamakan litosfer. Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonics) menyatakan bahwa litosfer ini terpecah
menjadi banyak segmen yang dikenal sebagai lempeng. Di antara pernyataan-pernyataan berikut ini,
manakah yang benar?
a. Lempeng-lempeng tersebut memiliki bentuk yang sama
b. Jumlah lempeng yang ada tidak diketahui
c. Masing-masing lempeng ini bergerak serta berubah bentuk & ukuran secara kontinyu
d. Lempeng-lempeng tersebut tidak diketahui arah pergerakannya
e. Lempeng-lempeng tersebut tidak bergerak

4. Indonesia merupakan daerah pertemuan antara beberapa lempeng. Sebagian besar pulau-pulau di
Indonesia terletak pada lempeng . . . .
a. India-Australia
b. Filipina
c. Pasifik
d. Asia
e. Eurasia

5. Penyusun utama inti bumi adalah . . . .


a. Besi
b. Aluminium
c. Silika
d. Oksigen
e. Sulfur

6. Salah satu bukti adanya pertemuan antar lempeng tektonik adalah adanya . . . .
a. Batas daratan dan lautan
b. Kerak samudera yang terlihat menumpang di atas kerak benua
c. Berbagai jenis batuan
d. Minyak bumi dan bahan tambang mineral
e. Gempa bumi dan vulkanisme

7. Negara-negara berikut memiliki gunung api yang berasosiasi dengan zona subduksi, kecuali . . . .
a. Jepang
11
b. Filipina
c. Islandia
d. Indonesia
e. Amerika Serikat

8. Bagian interior bumi yang memiliki volume paling besar adalah . . . .


a. Kerak
b. Mantel
c. Inti luar
d. Inti dalam
e. Astenosfer

9. Urutan lapisan penyusun bumi dari luar ke dalam adalah . . . .


a. Astenosfer – litosfer – mesosfer
b. Litosfer – astenosfer – mesosfer
c. Astenosfer – mesosfer – litosfer
d. Litosfer – liquisfer – mesosfer
e. Mesosfer – litosfer – liquisfer

10. Jari-jari Bumi adalah . . . .


a. 4371 km
b. 5371 km
c. 6371 km
d. 7371 km
e. 8371 km

11. Gunung Pinatubo di Filipina merupakan gunung api yang dihasilkan oleh subduksi antara . . . .
a. Lempeng Filipina dengan lempeng Eurasia
b. Lempeng Pasifik dengan lempeng Filipina
c. Lempeng Pasifik dengan lempeng Eurasia
d. Lempeng India-Australia dengan lempeng Eurasia
e. Lempeng India-Australia dengan lempeng Filipina

12. Yang bukan merupakan jenis batas lempeng adalah . . . .


a. Divergen
b. Konvergen
c. Subduksi
d. Transform
e. Bukan salah satu dari jawaban tersebut di atas

13. Berikut ini yang bukan merupakan lempeng utama di Bumi adalah . . . .
a. Lempeng Eurasia
b. Lempeng Amerika Utara
c. Lempeng Pasifik
d. Lempeng Antarktika
e. Lempeng Arabia

14. Fenomena geologi yang berkaitan dengan batas lempeng divergen adalah . . . .
a. Adanya timbunan batuan sedimen campuran yang dikenal sebagai zona mélange
b. Adanya aktivitas vulkanik yang menghasilkan lava basalt berstruktur bantal
c. Adanya palung laut yang sangat dalam
d. Adanya pusat gempa dangkal dan dalam
12
e. Terjadinya penghancuran lempeng akibat pergesekan antar lempeng

15. Kerak benua terutama tersusun oleh unsur . . . .


a. Si, Al
b. Fe, Al
c. Mg, Si
d. Fe, Mg
e. Fe, Si

16. Kerak samudera memiliki massa jenis rata-rata . . . .


a. 2,1 gr/cm 3
b. 2,5 gr/cm 3
c. 3,5 gr/cm 3
d. 3,0 gr/cm 3
e. 2,7 gr/cm 3

17. Teori tektonik lempeng dibangun oleh dua teori pendahulunya, yaitu . . . .
a. Original horizontality dan faunal succession
b. Superposition dan cross-cutting relationship
c. Magnetic reversal dan polar wanderer
d. Continental drift dan sea-floor spreading
e. Uniformitarianism dan superposition

18. Mengapa lempeng samudera akan menunjam di bawah lempeng benua jika terjadi tumbukan antara
keduanya?
a. Karena lempeng samudera secara dimensi (volumetrik) lebih kecil daripada lempeng benua
b. Karena lempeng benua memiliki gaya tekan ke atas
c. Karena pada lempeng benua banyak terjadi proses sedimentasi
d. Karena lempeng samudera memiliki massa jenis yang lebih besar daripada lempeng benua
e. Karena lempeng samudera bergerak lebih cepat daripada lempeng benua

19. Contoh hasil bentukan zona konvergen pada batas pertemuan lempeng tektonik adalah . . . .
a. Mid oceanic ridge di tengah Samudera Atlantik
b. Seamount di Samudera Pasifik
c. Gunung api di Hawaii
d. Pegunungan Himalaya
e. Benua Australia

20. Inti bumi dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu inti luar dan inti dalam. Pembagian tersebut
dilakukan berdasarkan . . . .
a. Perbedaan komposisi
b. Perbedaan sifat rheologi
c. Terdapatnya batas Mohorovicic di antara keduanya
d. Perbedaan ketebalan
e. a – d salah

13
PAKET 3 : BATUAN BEKU, SEDIMEN, DAN METAMORF
PENDAHULUAN
Petrologi berasal dari kata “petra” (yang berarti batuan) dan logos (artinya ilmu). Jadi, petrologi adalah
cabang dari ilmu geologi yang mempelajari tentang batuan (meliputi asal mula, keterdapatan, struktur,
dan sejarah terbentuknya). Batuan adalah material alam yang tersusun atas kumpulan (agregat)
mineral, baik yang terkonsolidasi maupun tidak, yang merupakan penyusun utama kerak bumi, serta
terbentuk sebagai hasil proses alam. Batuan dapat digolongkan menjadi 3 jenis berdasarkan asal usul
terbentuknya, antara lain:
1. Batuan beku
2. Batuan sedimen
3. Batuan metamorf
Ketiga jenis batuan tersebut saling berhubungan dalam siklus batuan.

Gambar 1 Siklus batuan

BATUAN BEKU
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan/konsolidasi magma atau lava yang berasal
dari dalam Bumi. Magma adalah lelehan batuan silikat panas yang terbentuk di alam, bersifat mobile
(bisa bergerak), mengandung material padat dan gas. Magma berasal dari pelelehan parsial kerak bumi
dan mantel bagian atas. Karena densitas magma lebih kecil daripada batuan di sekitarnya, magma akan
terus bergerak naik hingga mencapai permukaan Bumi dan menghasilkan erupsi vulkanik. Magma yang
mencapai permukaan Bumi disebut lava.

6
Magma yang sedang naik mendekati permukaan Bumi biasanya akan termodifikasi komposisi kimia
dan mineraloginya. Magma yang belum termodifikasi disebut magma induk (parental magma atau
primitive magma). Ada 3 macam proses modifikasi magma, antara lain:

- Diferensiasi magma
Diferensiasi magma adalah proses yang menghasilkan magma turunan (derivative magma) yang
berbeda komposisi kimia dan mineraloginya dari magma induk. Umumnya, diferensiasi magma
terjadi dalam dapur magma di dalam kerak bumi (kedalaman < 10 km). Magma dalam kondisi
stagnan mendingin secara perlahan dan mengkristal. Mineral yang pertama mengkristal dari suatu
pendinginan magma merupakan mineral yang terakhir meleleh saat pelelehan batuan.

Gambar 2 Proses diferensiasi magma

Selama berlangsungnya proses diferensiasi magma, terjadi pembentukan kristal mineral secara
perlahan-lahan dan bertahap, mulai dari mineral yang suhu pembentukannya paling tinggi
(komposisinya paling mafik) sampai mineral yang suhu pembentukannya paling rendah
(komposisinya paling felsik). Urutan terbentuknya mineral selama pendinginan magma
berlangsung tercantum dalam deret/seri reaksi Bowen. Seri reaksi Bowen dimulai dari 2 cabang
urutan mineral di sebelah kiri dan sebelah
kanan. Cabang di sebelah kiri merupakan
cabang discontinue (tidak menerus), artinya
mineral-mineral yang terbentuk tidak
menerus (berbeda-beda dari awal hingga
akhir). Cabang di sebelah kanan adalah cabang
continue (menerus) karena urutan mineral
yang terbentuk bersifat menerus (masih
dalam satu kelompok mineral, yaitu plagioklas
feldspar). Di bagian bawah seri reaksi Bowen,
kedua cabang ini menyatu.

Gambar 3 Seri Reaksi Bowen

- Asimilasi magma
Asimilasi magma adalah perubahan komposisi magma akibat adanya reaksi antara magma dengan
batuan dinding yang komposisinya berbeda.

- Percampuran magma induk (magma mixing)


Dua jenis magma induk yang komposisi kimianya berbeda, bergabung membentuk magma yang
komposisi kimianya merupakan pertengahan antara kedua magma induk tersebut.

7
Secara umum, batuan beku dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Batuan beku ekstrusif/vulkanik: terbentuk di permukaan Bumi
- Berasal dari pembekuan lava
- Pembekuan lava terjadi karena pendinginan akibat kontak dengan air atau udara di permukaan
Bumi

Gambar 4 Contoh batuan beku ekstrusif

2. Batuan beku intrusif/plutonik: terbentuk di bawah permukaan Bumi


- Berasal dari pembekuan magma di bawah permukaan Bumi
- Pembekuan magma terjadi karena pendinginan akibat perpindahan panas secara perlahan dari
magma ke batuan sekitarnya
- Meskipun terbentuk di bawah permukaan Bumi, batuan
beku intrusif dapat muncul dan tersingkap di permukaan
Bumi karena adanya pengangkatan tektonik dan erosi

Gambar 5 Contoh batuan beku intrusif yang telah mengalami pengangkatan dan erosi

Pada dasarnya, batuan beku diklasifikasi berdasarkan tekstur dan komposisi penyusunnya. Secara
lebih detil, batuan beku dapat diklasifikasi berdasarkan:
1. Genetik (tempat terbentuknya)
a. Batuan beku plutonik: terbentuk jauh di bawah permukaan Bumi
b. Batuan beku hipabisal: terbentuk relatif dangkal di bawah permukaan Bumi
c. Batuan beku vulkanik: terbentuk dari magma/lava yang membeku relatif sangat cepat di
permukaan Bumi atau sangat dekat dengan permukaan Bumi

2. Indeks warna
a. Leucocratic: kurang dari 30 % mineral berwarna gelap
b. Mesocratic: 30 – 60 % mineral berwarna gelap
c. Melanocratic: lebih dari 60 % mineral berwarna gelap

3. Komposisi kimia
Batuan beku tersusun sebagian besar oleh mineral silikat. Ada 2 golongan mineral silikat, yaitu:
- Felsik (feldspar-silika): non-ferromagnesia
- Mafik (magnesium-ferrik): ferromagnesia

Menurut komposisi kimianya, batuan beku dibagi menjadi 4 macam:


a. Batuan beku asam (felsik)
Komposisi kimia: > 66 % silika, kandungan K-feldspar > 1/3 feldspar total
b. Batuan beku intermediate (mafelsik)
Komposisi kimia: 52 – 66 % silika, kandungan plagioklas feldspar > 2/3 feldspar total,
kandungan plagioklas-Na > plagioklas-Ca
c. Batuan beku basa (mafik)
Komposisi kimia: 45 – 52 % silika, plagioklas-Ca lebih dominan daripada plagioklas-Na
d. Batuan beku ultrabasa (ultramafik)

8
Komposisi kimia: < 45 % silika, kandungan mineral mafik > 90 %

Gambar 6 Seri Reaksi Bowen dan kaitannya dengan mineral-mineral yang terkandung dalam
beberapa jenis batuan beku menurut komposisi kimianya

Gambar 7 Diagram kelimpahan mineral-mineral yang terkandung dalam berbagai jenis batuan
beku menurut komposisi kimianya

Salah satu yang membedakan antara suatu batuan beku dengan batuan beku lainnya adalah
teksturnya. Tekstur adalah susunan dan ukuran kristal-kristal pada suatu batuan beku. Tekstur batuan
beku ditentukan oleh kecepatan pendinginan magma/lava. Semakin dalam (semakin jauh di bawah
permukaan Bumi) pembekuan magma terjadi, kecepatan pendinginan magma akan semakin lambat.
Begitu pula sebaliknya. Kecepatan pendinginan magma/lava berbanding terbalik dengan ukuran kristal
yang terbentuk. Semakin lama waktu pendinginan magma, semakin besar ukuran kristal yang

9
terbentuk. Penamaan tekstur batuan beku didasarkan pada 3 macam parameter, yaitu tingkat
kristalisasi (kristalinitas), ukuran kristal (granularitas), dan hubungan antar kristal (kemas).

Dari ketiga parameter penamaan tekstur batuan beku di atas, yang paling sering digunakan adalah
parameter kedua, yaitu ukuran kristal (granularitas). Istilah-istilah tekstur batuan beku yang paling
sering digunakan antara lain:
1. Faneritik (fanerik granular)
Pada tekstur ini, ukuran kristal-kristal cukup besar untuk dapat dilihat dan dibedakan antara satu
kristal dengan yang lainnya menggunakan mata telanjang. Biasanya, tekstur ini ditemukan pada
batuan beku intrusif.

2. Afanitik
Tekstur ini menunjukkan ukuran kristal-kristal yang sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan
antara satu kristal dengan yang lainnya menggunakan mata telanjang. Umumnya, tekstur ini
ditemukan pada batuan beku ekstrusif.

Gambar 8 Tekstur faneritik (kiri) dan tekstur afanitik (kanan) pada batuan beku

3. Porfiritik
Batuan beku bertekstur porfiritik terdiri atas fenokris (kristal berukuran besar) dan massa dasar /
groundmass (matriks kristal berukuran kecil yang berada di sekeliling fenokris). Tekstur ini dibagi
menjadi 2 macam, yaitu:
a. Faneroporfiritik: massa dasarnya bertekstur faneritik
b. Porfiroafanitik: massa dasarnya bertekstur afanitik

Gambar 9 Contoh batuan beku yang mempunyai tekstur faneroporfiritik

4. Gelasan (glassy)
Tekstur gelasan terbentuk karena pembekuan lava yang terjadi relatif sangat cepat, sehingga tidak
sempat membentuk kristal (posisi ion-ion dan atom-atomnya acak).

Gambar 10 Contoh batuan beku (obsidian) yang mempunyai tekstur gelasan

5. Fragmental

Tabel 1.1 Penamaan beberapa batuan beku berdasarkan tekstur dan komposisi kimianya

10
Komposisi kimia → Asam Intermediate Basa Ultrabasa
Tekstur ↓
Faneritik Granit Diorit Gabro Peridotit
Afanitik Riolit Andesit Basalt Komatit
Faneroporfiritik Granit porfir Diorit porfir Gabro porfir Peridotit porfir
Porfiroafanitik Riolit porfir Andesit porfir Basalt porfir Komatit porfir

Gambar 11 Batuan beku (urut dari kiri ke kanan): granit, riolit, diorit, andesit, gabro, basalt

Struktur batuan beku adalah rupa fisik batuan beku dalam skala yang lebih besar dan luas. Struktur
menjelaskan hubungan antar kumpulan material penyusun batuan. Macam-macam struktur batuan
beku antara lain:
1. Masif: kompak dan solid tanpa rongga
2. Vesikuler: berlubang-lubang, merupakan bekas gelembung gas
a. Pumisan: lubang-lubang dan rongga-rongganya sangat banyak, densitas batuannya rendah,
dapat mengambang di atas air
b. Skoriaan: lubang-lubang dan rongga-rongganya sangat banyak, densitas batuannya relatif lebih
tinggi, tenggelam di dalam air

Gambar 12 Batuan beku berstruktur vesikuler: pumice / batuapung (kiri) dan scoria (kanan)

3. Amigdaloidal: berlubang-lubang, lubang-lubangnya sudah terisi oleh mineral lain

4. Kekar (jointed): merekah-rekah, terkekarkan


a. Kekar tiang (columnar joint): rekahan batuan beku membentuk kolom-kolom poligonal
b. Kekar lembaran (sheeting joint): rekahan batuan beku membentuk lembaran-lembaran
c. Kekar gerus (shear joint): rekahan batuan beku yang saling menyilang

Gambar 13 Struktur kekar pada batuan beku: kekar tiang (kiri) dan kekar lembaran (kanan)

5. Lava bantal (pillow lava): lava yang membeku di lingkungan air membentuk struktur bantal

Gambar 14 Struktur lava bantal


11
Di bawah ini adalah beberapa tipe tubuh batuan beku intrusi / terobosan:
1. Sill

Gambar 15 Contoh sill yang ada di alam

2. Lakolit (laccolith)

Gambar 16 Ilustrasi lakolit

3. Lopolit (loppolith)

Gambar 17 Ilustrasi lopolit

4. Pakolit (paccolith)

Gambar 18 Ilustrasi pakolit

5. Korok (dike)

Gambar 19 Contoh dike yang ada di alam

6. Korok berbentuk cincin (ring dike)

Gambar 20 Ilustrasi ring dike

7. Urat (vein)
- Berbentuk tabular tipis
- Lebarnya beberapa cm

12
8. Stock
- Bentuknya relatif melingkar, diperpanjang, dan terorientasi vertikal
- Luas singkapan < 100 km2 (relatif kecil dibanding batholith)

Gambar 21 Contoh stock yang ada di alam

9. Batholith
- Berukuran sangat besar (luas singkapan mencapai ribuan km2)

Gambar 22 Contoh batholith yang ada di alam

10. Pluton
Istilah pluton mencakup seluruh tipe batuan beku intrusif. Istilah ini sering dipakai jika sulit untuk
mengklasifikasikan suatu tubuh intrusi batuan beku ke dalam istilah tertentu (misalnya karena
bentuk / geometrinya tidak diketahui).

BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk di atas permukaan Bumi (tekanan dan suhu relatif
rendah) dari hasil pelapukan batuan yang telah ada sebelumnya. Hasil lapukan tadi tererosi lalu
tertransport ke lokasi baru tempat ia terendapkan dan terlithifikasi. Urutan proses pembentukan
batuan sedimen adalah: pelapukan → erosi → transportasi → deposisi → diagenesis. Diagenesis
adalah konsolidasi dan lithifikasi kumpulan sedimen menjadi batuan sedimen. Ada 2 jenis pelapukan
yang dapat terjadi, yaitu pelapukan mekanik (fisik) dan kimiawi.

Hasil pelapukan batuan ditransport ke tempat lain. Partikel-partikel padat atau zat terlarut yang
tertransportasi ke suatu tempat dan terendapkan di tempat tersebut dinamakan sedimen. Setelah
terendapkan, akumulasi sedimen akan terlithifikasi (mengalami pembatuan). Proses-proses yang
terjadi pada sedimen saat lithifikasi adalah kompaksi dan sementasi. Kompaksi (proses fisik) adalah
pemampatan akumulasi sedimen menjadi batuan sedimen. Sementasi (proses kimia) adalah
penggabungan partikel-partikel sedimen oleh semen (yang berupa mineral).

Secara umum, batuan sedimen dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:


- Batuan sedimen klastik: batuan sedimen yang terbentuk dari kumpulan sedimen (partikel padat
hasil pelapukan batuan yang telah ada) yang terlithifikasi
- Batuan sedimen non-klastik: batuan sedimen yang terbentuk dari rekristalisasi zat-zat terlarut

Batuan sedimen klastik dapat diklasifikasi berdasarkan ukuran material/butir-butir penyusunnya.


Ukuran material/butir-butir penyusun batuan sedimen diklasifikasikan dalam Skala Wentworth. Nama
suatu batuan sedimen klastik mencerminkan ukuran material/butir-butir sedimen penyusun batuan

13
sedimen klastik tersebut. Mineral yang paling umum ditemukan pada batuan sedimen klastik adalah
kuarsa dan mineral lempung.

Tabel 1.4 Skala Wentworth


Ukuran Partikel Sedimen
Nama Partikel Nama Sedimen Nama Batuan
(mm)
> 256 Boulder (bongkah)
64 – 256 Cobble (berangkal)
Gravel Konglomerat atau breksi
4 – 64 Pebble (kerakal)
2–4 Granule (kerikil)
1/16 – 2 Sand (pasir) Sand Batupasir
1/256 – 1/16 Silt (lanau) Batuserpih atau
Mud
< 1/256 Clay (lempung) batulumpur

Breksi dan konglomerat merupakan batuan sedimen klastik yang sama-sama tersusun oleh partikel
sedimen berukuran > 2 mm (gravel). Hanya saja, gravel penyusun breksi berbentuk meruncing,
sedangkan gravel penyusun konglomerat berbentuk membulat.

Gambar 23 Breksi (kiri) dan konglomerat (kanan)

Batupasir (sandstone) adalah batuan sedimen klastik yang tersusun oleh kumpulan pasir (partikel-
partikel sedimen berukuran 1/16 – 2 mm). Batupasir menyusun hingga 20 % batuan sedimen yang ada
di Bumi. Mineral yang paling dominan ditemukan pada batupasir adalah kuarsa.

Gambar 24 Batupasir kuarsa (kiri) dan batupasir arkose (kanan)

Batulumpur (mudstone) menyusun hingga 60 % batuan sedimen yang ada di Bumi. Jenis-jenis
batulumpur antara lain:
- Batulanau (siltstone): partikel-partikel sedimennya berukuran 1/256 – 1/16 mm
- Batulempung (claystone): partikel-partikel sedimennya berukuran < 1/256 mm
- Batuserpih (shale): partikel-partikel sedimennya berukuran 1/256 – 1/16 mm dan kenampakannya
menyerpih (fissile)

Gambar 25 Batuserpih

Batuan sedimen non-klastik tersusun oleh sedimen-sedimen yang berasal dari presipitasi atau
rekristalisasi zat-zat yang terlarut dalam air. Presipitasi zat-zat yang terlarut dalam air dapat terjadi
karena 4 sebab, yaitu evaporasi, perubahan suhu, aktivitas kimia, dan aktivitas organisme. Sedimen-

14
sedimen non-klastik yang terbentuk oleh proses evaporasi, perubahan suhu, ataupun aktivitas kimia
disebut sedimen non-klastik anorganik. Sedimen-sedimen non-klastik yang terbentuk oleh aktivitas
organisme (terutama yang tinggal di laut) disebut sedimen non-klastik biokimia. Berdasarkan sedimen-
sedimen penyusunnya, batugamping dapat dibagi menjadi 2 jenis:
- Batugamping kimia (anorganik): tersusun oleh sedimen-sedimen anorganik (berupa kumpulan
kristal hasil rekristalisasi zat-zat yang terlarut dalam air
Contoh: batugamping kristalin dan travertine
- Batugamping biokimia: tersusun oleh sedimen-sedimen organik (berupa kumpulan cangkang
organisme laut)
Contoh: batukapur (chalk), batugamping koral, dan coquina

Gambar 26 Travertine (kiri), batugamping koral (tengah), dan coquina (kanan)

Rijang (chert) adalah batuan sedimen non-klastik yang kompak dan keras yang tersusun oleh kumpulan
mikrokristalin silika (SiO2).

Gambar 27 Tiga varietas rijang di alam: agate (kiri), jasper (tengah), dan flint (kanan)

Batuan sedimen evaporit adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil presipitasi mineral-mineral
di dalam air akibat terjadinya evaporasi pada air. Contoh batuan sedimen evaporit adalah batugaram
(NaCl) dan batugipsum (CaSO4.2H2O).

Gambar 28 Batugaram (kiri) dan batugipsum (kanan)

Batubara tersusun atas materi organik yang berbentuk padat dan berasal dari gambut (peat). Kualitas
batubara ditentukan oleh kandungan air dan kandungan karbonnya. Semakin sedikit kandungan airnya,
semakin baik kualitas batubaranya. Semakin tinggi kandungan karbonnya, semakin baik kualitas
batubaranya. Urutan macam-macam batubara mulai dari yang kualitasnya paling rendah hingga yang
paling tinggi adalah:
- Peat (gambut) → asal batubara
- Lignit
- Sub-bituminus
- Bituminus
- Antrasit

Gambar 29 Batubara

Tekstur batuan sedimen adalah hubungan antar butiran/mineral penyusun batuan sedimen. Tekstur
batuan sedimen klastik ditentukan oleh tiga hal, yaitu ukuran butir sedimen, morfologi butir sedimen,

15
dan kemas (fabric). Ukuran butir sedimen dinyatakan dalam skala Wentworth. Salah satu parameter
ukuran butir sedimen untuk menyatakan tekstur suatu batuan sedimen klastik adalah sortasi. Sortasi
adalah derajat pemilahan butir sedimen dalam suatu batuan sedimen klastik. Sortasi baik berarti besar
butiran sedimennya relatif seragam. Sortasi buruk berarti besar butiran sedimennya tidak seragam.

Gambar 30 Batuan sedimen klastik dengan sortasi baik (kiri) dan sortasi buruk (kanan)

Parameter-parameter untuk menentukan morfologi butir sedimen antara lain:


- Bentuk (shape): variasi panjang, lebar, dan tebal/tinggi butir sedimen
- Kebundaran (sphericity): pendekatan bentuk butir sedimen terhadap bentuk bola
- Kebulatan (roundness): kemulusan permukaan butir sedimen

Gambar 31 Hubungan antara jarak transport butir sedimen dengan kebulatan butir sedimen

Kemas (fabric) adalah orientasi, pengemasan (packing), dan kontak antar butir sedimen pada suatu
batuan sedimen klastik. Berdasarkan perbandingan antara kandungan fragmen dan matriks, terdapat 2
macam kemas:
- Grain-supported: fragmen/butiran lebih dominan daripada matriks; butiran-butiran sedimen saling
bersinggungan
- Matrix-supported: matriks lebih dominan daripada fragmen/butiran; butiran-butiran sedimen
terlihat mengambang di dalam matriks

Gambar 32 Grain-supported (kiri) dan matrix-supported (kanan)

Perlapisan batuan sedimen berasal dari pembentukan lapis demi lapis sedimen yang terakumulasi, lalu
terlithifikasi. Perlapisan dapat ditunjukkan oleh perbedaan ukuran ataupun warna butir-butir sedimen
penyusun batuan sedimen. Perlapisan merupakan salah satu ciri khas dari batuan sedimen. Setiap
perlapisan batuan sedimen mempunyai ciri khas yang unik. Variasi/keunikan pada perlapisan batuan
sedimen mencerminkan lingkungan pengendapan sedimen-sedimen tersebut (kondisi saat sedimen-
sedimen tersebut diendapkan). Klasifikasi lingkungan pengendapan sedimen:
1. Continental (daratan)
- Danau
- Aluvial (sungai)
- Gurun (desert)
- Glasial (glacier)
2. Garis pantai
- Delta
- Pantai
16
- Dataran pasang surut (tidal flats)
3. Laut
- Laut dalam
- Paparan benua (continental shelf)
- Terumbu organik (organic reef)
- Tepi benua (continental margin)
- Lereng benua (continental slope)

Klasifikasi struktur sedimen:


1. Struktur erosi (sole mark)
Struktur erosi terbentuk akibat erosi pada suatu permukaan lapisan sedimen yang telah
terkonsolidasi sebelumnya (biasanya pada batulumpur). Macam-macam struktur erosi:
a. Scour mark: terbentuk akibat turbulensi arus air yang sifatnya erosif
b. Tool mark: terbentuk akibat jejak yang ditinggalkan oleh suatu objek pada permukaan lapisan
sedimen

Gambar 33 Contoh struktur scour mark (flute cast) dan tool mark (groove cast)

2. Struktur pengendapan
Struktur pengendapan terbentuk ketika suplai sedimen sedang diendapkan (syn-depositional
structure). Macam-macam struktur pengendapan:
a. Ripple mark
Struktur ripple mark bisa terbentuk karena 3 sebab, yaitu angin, arus air, dan gelombang air
laut. Struktur ripple mark yang terbentuk karena angin ataupun arus air akan berbentuk
asimetris, sedangkan yang terbentuk karena gelombang air laut akan berbentuk simetris.

Gambar 34 Struktur ripple mark simetris (kiri) dan asimetris (kanan)

b. Gradasi
Struktur gradasi ada yang ditemukan dalam satu lapisan sedimen, ada juga yang ditemukan
dalam lebih dari satu lapisan sedimen membentuk suksesi perlapisan sedimen. Gradasi dalam
satu lapisan sedimen:
- Gradasi normal (normal graded bedding): makin ke atas, ukuran butir-butir sedimen makin
halus/kecil (fining upward)
- Gradasi terbalik (reverse graded bedding): makin ke atas, ukuran butir-butir sedimen
makin kasar/besar (coarsening upward)

17
Gambar 35 Gradasi normal (kiri) dan gradasi terbalik (kanan)

c. Perlapisan: ketebalan > 10 mm


d. Laminasi: ketebalan < 10 mm

e. Imbrikasi
Struktur imbrikasi umumnya dimiliki oleh konglomerat.
Butir-butir sedimen yang berukuran gravel berbentuk
discoid (memipih) dan terimbrikasi (posisinya terorientasi
miring). Struktur ini dapat ditemukan pada endapan
sedimen akibat banjir (sheetflood deposit). Sheetflood
adalah banjir yang arusnya kuat, menyebar luas ke daerah
sekitar, dan terjadi dalam periode yang pendek.

Gambar 36 Tipikal sheetflood deposit

f. Cross-stratification
Berdasarkan skala/ukurannya, struktur cross-stratification dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
- Cross-lamination: skalanya kecil; dapat dihasilkan dari struktur ripple yang menumpuk
- Cross-bedding: skalanya besar, dapat tersusun oleh gumuk pasir (sand dune) ataupun
endapan aliran sungai
Batuan sedimen berstruktur cross-bedding yang berasal dari gumuk pasir menandakan bahwa
batuan sedimen tersebut terbentuk di lingkungan eolian (gurun). Batuan sedimen berstruktur
cross-bedding yang berasal dari endapan aliran sungai menandakan bahwa batuan sedimen
tersebut terbentuk di lingkungan fluvial (sungai).

Gambar 37 Batupasir berstruktur cross-bedding yang berasal dari sand dune

3. Struktur pasca pengendapan


Struktur pasca pengendapan terbentuk setelah proses pengendapan sedimen terjadi, terutama
oleh proses deformasi sebelum terjadinya pembatuan (lithifikasi) kumpulan sedimen secara
sempurna (post-depositional structure). Macam-macam struktur pasca pengendapan:
a. Load structure
Struktur beban (load structure) terbentuk akibat tekanan pada sedimen berupa lumpur yang
masih basah dan belum terkonsolidasi oleh sedimen berupa pasir di atasnya. Faktor yang

18
mendukung terbentuknya struktur ini adalah terdapatnya perbedaan densitas antara pasir dan
lumpur.

Gambar 38 Load structure

b. Flame structure
Struktur ini sejenis dengan load structure, namun bentuk intrusi lumpurnya lebih melengkung
dan mirip dengan nyala api (flame).

Gambar 39 Flame structure

c. Mud crack
Struktur mud crack terbentuk akibat kondisi basah dan kering yang datang secara bergantian.
Umumnya, struktur ini membentuk retakan poligonal. Mud crack bisa terbentuk di cekungan
gurun, danau yang dangkal, ataupun rawa.

Gambar 40 Struktur mud crack

d. Raindrop impression
Raindrop impression merupakan jejak tetes hujan yang dapat ditemukan pada lumpur yang
telah mengering. Struktur ini jarang ditemukan dan kadang berasosiasi dengan struktur mud
crack.

Gambar 41 Struktur raindrop impression

e. Slump structure
Struktur slump terbentuk pada lereng. Struktur ini berbentuk lipatan kecil yang miring.

Gambar 42 Struktur slump

f. Convolute bedding

19
4. Struktur biogenik
Struktur sedimen ini pada dasarnya termasuk struktur pasca pengendapan akibat adanya gangguan
organisme hidup pada sedimen. Macam-macam struktur biogenik:
a. Trace fossil
Trace fossil adalah fosil jejak (track, trail, ataupun burrow) yang
ditinggalkan oleh organisme pada sedimen. Trace fossil tertentu
mencerminkan lingkungan pengendapan yang tertentu juga.

Gambar 43 Contoh struktur trace fossil

b. Bioturbasi
Bioturbasi adalah gangguan oleh organisme pada sedimen yang dapat merusak struktur primer
sedimennya.

BATUAN METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk akibat terjadinya metamorfisme (transformasi) pada
batuan yang telah ada sebelumnya. Metamorfisme tersebut terjadi pada fase padat dengan suhu dan
tekanan yang relatif tinggi. Batuan yang telah ada sebelumnya bisa jadi batuan beku, batuan sedimen,
ataupun batuan metamorf lainnya.

Batuan metamorf umumnya memiliki komposisi kimia yang sama dengan batuan asalnya (kecuali
hilangnya atau bertambahnya zat-zat volatil seperti H2O). Metamorfisme jenis ini dikenal dengan nama
metamorfisme isokimia. Kadang, komposisi kimia batuan berubah secara ekstensif (biasanya karena
larutan hidrotermal yang bersirkulasi pada batuan) saat terjadinya metamorfisme. Metamorfisme ini
dinamakan metasomatisme.

Metamorfisme terjadi secara bertahap mulai dari tingkat rendah (low grade) sampai tingkat tinggi
(high grade). Metamorfisme dicirikan oleh pertumbuhan mineral baru dari mineral yang telah ada
sebelumnya melalui rekristalisasi. Selain itu, metamorfisme juga dicirikan oleh adanya deformasi
(perubahan bentuk dan orientasi) mineral yang telah ada sebelumnya. Yang berperan sebagai agen
metamorfisme antara lain: panas (suhu yang tinggi), tekanan, dan fluida kimia yang aktif.

Macam-macam metamorfisme:
- Metamorfisme kontak/termal: dihasilkan oleh naiknya suhu dalam batuan akibat keberadaan
magma di dekat batuan
- Metamorfisme regional/dinamotermal: terjadi selama pembentukan pegunungan di zona
orogenik atau zona subduksi; menghasilkan volume batuan metamorf yang sangat besar
- Metamorfisme dinamik: terjadi di zona patahan
- Metamorfisme terpendam/burial: terjadi di bagian dasar perlapisan sedimen yang tebal pada
cekungan sedimen
- Metamorfisme hidrotermal: alterasi kimia pada batuan oleh air panas yang kaya ion
- Metamorfisme kejutan/shock: terjadi akibat tumbukan meteor di permukaan Bumi

20
Gambar 44 Macam-macam metamorfisme

Derajat metamorfisme yang sebelumnya dialami oleh suatu batuan metamorf dapat terlihat dari
struktur dan komposisi mineral batuan metamorf tersebut. Suatu batuan yang mengalami
metamorfisme berderajat rendah akan berubah menjadi batuan metamorf yang sifatnya lebih kompak
dan lebih padat daripada batuan asalnya. Pada suhu dan tekanan yang lebih tinggi, beberapa mineral
pada batuan yang mengalami metamorfisme tersebut akan mengalami rekristalisasi menjadi kristal
yang berukuran lebih besar. Selama terjadinya metamorfisme, kristal-kristal dari beberapa mineral
seperti mika (yang strukturnya melembar) dan hornblende (yang strukturnya prismatik memanjang)
akan mengalami rekristalisasi dengan orientasi tertentu. Orientasi ini akan berarah tegak lurus
terhadap arah tekanan/stress.

Gambar 45 Perubahan orientasi mineral pada granit yang termetamorfisme menjadi gneiss

Orientasi ini akan membuat batuan metamorf terlihat memiliki kenampakan berlapis (layered) atau
berpita (banded) yang dinamakan foliasi. Tidak semua batuan metamorf memiliki struktur foliasi.
Batuan yang mineral-mineralnya berbentuk ekuidimensional jika mengalami metamorfisme akan
berubah menjadi batuan metamorf dengan struktur non-foliasi. Semakin tinggi derajat/intensitas
metamorfisme, semakin besar ukuran kristal yang terbentuk dari rekristalisasi dan semakin kasar
foliasinya. Batuan metamorf berfoliasi diklasifikasi berdasarkan derajat metamorfisme, ukuran kristal,
tipe foliasi, dan banding (perlapisan).

Berdasarkan bentuk mineralnya, tekstur batuan metamorf dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
- Lepidoblastik: terdiri atas mineral-mineral berbentuk tabular seperti mika
- Nematoblastik: terdiri atas mineral-mineral berbentuk prismatik seperti hornblende/amfibol
- Granoblastik: terdiri atas mineral-mineral yang berbentuk granular, anhedral, dengan batas-batas
sutured
- Porfiroblastik: terdiri atas mineral-mineral yang berukuran tidak seragam

21
Batuan metamorf diklasifikasi berdasarkan struktur dan komposisinya (baik mineralogi ataupun kimia).
Berdasarkan strukturnya, batuan metamorf dibagi menjadi 2 jenis, yaitu batuan metamorf foliasi dan
batuan metamorf non-foliasi. Macam-macam batuan metamorf berstruktur foliasi antara lain: slate
(batusabak), phyllite (filit), schist (sekis), dan gneiss (genes). Urutan keempat batuan metamorf
tersebut dari yang derajat metamorfismenya terendah sampai yang tertinggi adalah: slate → phyllite
→ schist → gneiss.

Tabel 1.7 Batuan Metamorf Foliasi


Batuan Ukuran kristal Struktur Keterangan
Slate Mikroskopik - sangat halus Slaty cleavage Membelah lewat bidang lemahnya
Kilap sutra; dominan tersusun oleh
Phyllite Sangat halus - halus Phyllitic
muskovit dan klorit
Schist Medium - kasar Schistosic Dominan tersusun oleh mika
Gneiss Medium - kasar Gneissic Kenampakan banded atau layered

Contoh batuan metamorf non-foliasi:


- Marmer
Marmer terbentuk dari metamorfisme batugamping atau batudolomit. Komposisinya adalah butir-
butir kalsit yang saling mengunci (interlocking).

Gambar 46 Marmer
- Kuarsit
Kuarsit terbentuk dari metamorfisme batupasir kuarsa. Komposisinya adalah butir-butir kuarsa
yang interlocking.

Gambar 47 Kuarsit

- Metakonglomerat
Metakonglomerat terbentuk dari metamorfisme konglomerat. Kerakal-kerakalnya (pebble)
terdeformasi menjadi tampak memanjang. Tekstur yang dimiliki oleh metakonglomerat adalah
tekstur sisa (palimpsest) karena menunjukkan sisa tekstur yang dimiliki oleh konglomerat.

Gambar 48 Metakonglomerat

22
SOAL LATIHAN
1. Mineral yang umumnya tidak mungkin ditemukan dalam batuan granit adalah . . . .
a. Kuarsa
b. Biotit
c. Ortoklas
d. Olivin
e. Hornblende

2. Perbedaan antara batuan beku intrusif dan ekstrusif adalah . . . .


a. Tempat pembentukannya
b. Komposisi kimianya
c. Kandungan mineralnya
d. a dan b benar
e. a – c benar

3. Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil pembatuan material-material sedimen klastik berukuran
1/16 – 2 mm disebut . . . .
a. Batulempung
b. Batugamping
c. Batulanau
d. Batulumpur
e. Batupasir

4. Batugamping yang mengalami rekristalisasi selama proses metamorfisme akan berubah menjadi . . . .
a. Kuarsit
b. Sekis
c. Marmer
d. Gneiss
e. Batusabak

5. Batuan metamorf di bawah ini yang mengandung mineral karbonat adalah . . . .


a. Eklogit
b. Batusabun
c. Skarn
d. Serpentinit
e. Sekis

6. Proses di bawah ini yang tidak termasuk dalam siklus batuan adalah . . . .
a. Pelapukan
b. Terbentuknya pegunungan
c. Transportasi
d. Lithifikasi
e. Metamorfisme

7. Batuan beku yang tersusun oleh kristal kasar (dengan ukuran kristal yang hampir sama) dan
memperlihatkan warna yang terang dinamakan . . . .
a. Riolit
b. Pumis
c. Granit
d. Gabro
e. Basalt
23
8. Batuan sedimen yang mempunyai butiran-butiran berbentuk bundar, yang tertanam dalam butiran
batuan berukuran jauh lebih kecil dinamakan . . . .
a. Konglomerat
b. Aglomerat
c. Breksi
d. Batupasir
e. Batulanau

9. Urutan proses pembentukan batuan sedimen adalah . . . .


a. Pelapukan → erosi → lithifikasi → transportasi → deposisi
b. Erosi → kompaksi → pelapukan → deposisi → transportasi
c. Pelapukan → erosi → transportasi → deposisi → lithifikasi
d. Erosi → deposisi → transportasi → kompaksi → pelapukan
e. Transportasi → erosi → pelapukan → deposisi →kompaksi

10. Faktor-faktor penyebab terbentuknya batuan metamorf adalah . . . .


a. Tekanan
b. Panas
c. Fluida yang bertindak sebagai katalisator
d. a dan b benar
e. a – c benar

11. Yang bukan termasuk batuan metamorf adalah . . . .


a. Peridotit
b. Sekis
c. Gneiss
d. Marmer
e. Filit

12. Dua kriteria penting yang digunakan dalam penamaan batuan beku adalah . . . .
a. Suhu dan tekstur
b. Komposisi mineral dan suhu
c. Komposisi mineral dan tekstur
d. Suhu dan tekanan
e. Tekstur dan struktur

13. Batuan berikut yang memiliki ukuran butir paling kasar adalah . . . .
a. Batuserpih
b. Batulempung
c. Batupasir
d. Konglomerat
e. Tuff

14. Struktur foliasi pada batuan metamorf yang dicirikan oleh penjajaran mineral-mineral granular atau
berbutir kasar (umumnya berupa kuarsa dan feldspar) disebut . . . .
a. Phyllitic
b. Gneissic
c. Schistosic
d. Slaty cleavage
e. Hornfelsic

24
15. Magma yang membeku di lingkungan air akan membentuk struktur . . . .
a. Lava bantal
b. Kekar tiang
c. Kekar lembaran
d. Vesikuler
e. Amigdaloidal

16. Karakteristik material sedimen yang tertransport jauh dari batuan asalnya adalah . . . .
a. Bentuknya membundar
b. Sortasi jelek
c. Kemas terbuka
d. Melimpahnya mineral lempung
e. Jumlah butir semakin sedikit

17. Riolit adalah . . . .


a. Batuan beku intrusif asam dengan komposisi mineral kuarsa, ortoklas, dan plagioklas
b. Batuan beku ekstrusif asam dengan komposisi mineral kuarsa, ortoklas, dan plagioklas
c. Batuan beku intrusif intermediate dengan komposisi mineral dominan berupa plagioklas dan
kuarsa (ortoklas minor)
d. Batuan beku ekstrusif intermediate dengan komposisi mineral dominan berupa plagioklas dan
kuarsa (ortoklas minor)
e. Batuan beku ekstrusif asam dengan komposisi mineral berupa kuarsa dan plagioklas dengan kadar
sedang (ortoklas minor atau absen)

18. Faktor di bawah ini akan berpengaruh pada tekstur dan struktur batuan sedimen yang terbentuk,
kecuali . . . .
a. Kedalaman air
b. Kekuatan aliran
c. Tingkat abrasi
d. Komposisi mineral
e. a – d salah

19. Proses di bawah ini yang tidak termasuk proses diagenesa pada batuan sedimen adalah . . . .
a. Kompaksi
b. Pelapukan
c. Sementasi
d. Rekristalisasi
e. a – d salah

20. Kehadiran mineral yang dapat mengindikasikan lingkungan pengendapan sedimen adalah . . . .
a. Kuarsa
b. Plagioklas
c. Glaukonit
d. Hornblende
e. Biotit

21. Manakah dari seri batuan beku di bawah ini yang benar urutannya mulai dari asam sampai ultrabasa?
a. Riolit, andesit, basalt, komatit
b. Riolit, basalt, andesit, komatit
c. Komatit, andesit, basalt, riolit
25
d. Andesit, riolit, basalt, komatit
e. Basalt, andesit, riolit, komatit

22. Manakah di antara batuan metamorf di bawah ini yang mempunyai struktur non-foliasi?
a. Gneiss
b. Kuarsit
c. Sekis
d. Batusabak
e. Filit

23. Manakah akumulasi sedimen berikut ini yang menunjukkan struktur silang siur yang bagus?
a. Rombakan longsoran
b. Endapan batugamping travertine di gua
c. Pasir yang terbawa arus angin (gumuk pasir)
d. Endapan garam di suatu cekungan kering (gurun)
e. Endapan glasiasi

24. Obsidian mempunyai tekstur . . . .


a. Afanitik
b. Gelasan
c. Porfiritik
d. Andesit
e. Porfiroafanitik

25. Faktor yang berpengaruh terhadap ukuran maupun susunan kristal dalam batuan beku adalah . . . .
a. Komposisi batuan di sekitar magma
b. Massa jenis magma atau lava
c. Kerapatan massa magma
d. Kecepatan pengangkatan tektonik
e. Kecepatan pendinginan magma atau lava

26
PAKET 4 : GEOLOGI SEJARAH DAN PALEONTOLOGI

GEOLOGI SEJARAH

Geologi sejarah merupakan bagian dari ilmu geologi yang khusus membahas tentang sejarah Bumi. Ilmu ini
membahas tentang Bumi sebagai badan angkasa sepanjang waktu geologi. Waktu geologi adalah waktu yang
diperlukan oleh suatu proses geologi. Waktu geologi terhitung dari saat pembentukan Bumi (4,6 milyar
tahun yang lalu) hingga saat ini.

Waktu geologi dibagi menjadi beberapa unit yang lebih pendek jangka waktunya. Unit waktu geologi yang
paling besar adalah eon (kurun). Satu eon dibagi menjadi beberapa era (masa). Satu era dibagi menjadi
beberapa period (zaman). Satu period dibagi menjadi beberapa epoch (kala).

Tabel 1 Skala Waktu Geologi

5
PALEONTOLOGI

Paleontologi adalah cabang ilmu geologi yang membahas tentang fosil. Fosil adalah sisa atau jejak yang
merupakan bukti adanya kehidupan di masa lalu yang terekam dan terawetkan dalam batuan oleh
proses alam. Masa lalu yang dimaksud adalah masa lalu geologis, yaitu kala sebelum kala holosen (lebih
dari 11.000 tahun yang lalu). Batuan yang mengandung fosil adalah batuan sedimen dan batuan metamorf
yang berasal dari batuan sedimen yang tidak sepenuhnya mengalami metamorfisme. Wujud fosil antara
lain:
1. Body fossil (fosil tubuh): sisa yang berupa kerangka utuh atau fragmen kerangka
Body fossil dapat berupa:
a. Tubuh/cangkang asli
b. Mold: awetan berupa cetakan
c. Cast: awetan berupa cetakan dari cetakan

Gambar 1 Proses pembentukan mold dan cast

2. Trace fossil (fosil jejak): jejak yang merupakan rekaman kegiatan organisme
Trace fossil dapat berupa:
a. Track: awetan jejak berupa tapak kaki
b. Trail: awetan jejak berupa alur atau seretan
c. Burrow: awetan berupa lubang pada sedimen yang masih lunak
d. Boring: awetan berupa lubang pada sedimen yang sudah mengeras

3. Chemical fossil (fosil kimia): senyawa organik yang tersimpan dalam batuan hasil penguraian dari
tubuh organisme yang pernah ada

Syarat-syarat agar organisme yang telah mati dapat terawetkan sebagai fosil yang baik antara lain:
- Mempunyai cangkang yang keras
Cangkang keras memungkinkan bagi organisme yang telah mati untuk tidak mudah rusak oleh proses
pembusukan, erosi, dan transportasi. Meski begitu, terdapat pengecualian pada beberapa kasus.

- Berjumlah banyak dan berukuran kecil


Jika suatu organisme yang telah mati berjumlah banyak, maka kemungkinan masih ada sisa yang relatif
utuh seandainya sebagian besar di antara mereka mengalami kerusakan. Organisme mati yang
berukuran kecil sukar mengalami abrasi, sehingga dalam suatu batuan yang bervolume kecil masih
dijumpai banyak fosil yang berukuran kecil.

6
- Penguburan cepat
Agar terawetkan menjadi fosil yang baik, organisme yang telah mati seharusnya cepat terkubur oleh
sedimen yang relatif impermeabel. Tujuannya adalah agar organisme terbebas dari pemangsa dan
bakteri pembusuk serta terbebas dari pelapukan dan abrasi. Setelah terkubur, organisme yang telah
mati juga seharusnya tidak terserang air tanah yang bersifat korosif.

- Tidak terkena proses tafonomik yang merusak


Proses tafonomik adalah proses yang bekerja pada fosil atau mengenai organisme yang telah mati.
Proses tafonomik yang merusak dan tidak menghasilkan fosil antara lain:
- Dimangsa oleh predator
- Busuk karena bakteri sebelum terkubur
- Hancur karena transportasi
- Terkubur secara lambat; hancur sebelum organisme sepenuhnya terkubur
- Terkubur secara lambat atau cepat; hancur karena proses tektonis, magmatis, atau metamorfisme
- Terkubur secara lambat atau cepat pada batuan porous; hancur karena air tanah yang korosif
Proses yang menghasilkan fosil adalah terkuburnya organisme yang telah mati secara cepat pada
batuan yang kedap air.

Organisme mati dapat berubah menjadi fosil lewat beberapa cara. Empat macam proses pengawetan yang
didasarkan pada komposisi sisa organisme ataupun perubahan yang telah dialaminya antara lain:
- Pengawetan bagian lunak dari organisme
Agar bagian lunak dari organisme terawetkan, organisme harus terkubur dalam suatu medium yang
mampu menahan pembusukan bagian lunak dari organisme tersebut. Fosil seperti ini dijumpai pada
tanah yang beku (permafrost), tanah yang jenuh oleh tir, dan getah. Selain itu, udara yang kering dapat
mengakibatkan terjadinya proses desikasi pada organisme, sehingga organisme tersebut segera
terawetkan.

- Pengawetan bagian keras dari organisme


Ada 4 jenis bagian keras dari organisme yang dapat terawetkan, yaitu:
- Fosil karbonatan, contoh: cangkang kerang
- Fosil fosfatan, contoh: fosil gigi ikan hiu dan gading gajah
- Fosil silikaan, contoh: fosil Diatomae dan Radiolaria
- Fosil khitinan, contoh: fosil Arthropoda

- Pengawetan dari bagian keras yang telah mengalami perubahan


Macam-macam proses pengawetan dari bagian keras yang telah mengalami perubahan antara lain:
- Karbonisasi atau destilasi
Destilasi terjadi karena zat organik pada organisme mengalami pembusukan setelah terkubur.
Selama proses dekomposisi, zat organik kehilangan gas dan cairannya. Dengan demikian, yang
tersisa hanyalah suatu lapisan tipis karbon.

- Petrifikasi atau permineralisasi


Permineralisasi terjadi apabila air tanah yang mengandung mineral tertentu menyusup ke pori-pori
pada tulang, cangkang, atau material tumbuhan.

- Penggantian atau mineralisasi


Mineralisasi terjadi bila bagian keras yang asli dari suatu organisme terlarutkan oleh air tanah,
meninggalkan rongga yang bentukannya merupakan cetakan dari bagian keras tadi. Proses ini
segera diikuti oleh pengendapan senyawa lain pada rongga tersebut.

- Pengawetan sisa atau jejak organisme: mencakup mold, cast, dan trace fossil

7
Di bawah ini akan dibahas beberapa golongan (filum) makrofosil hewan invertebrata, yaitu:
- Coelenterata
Coelenterata merupakan golongan hewan multiseluler pembentuk koloni yang masih primitif. Dalam
keadaan hidup, Coelenterata dicirikan oleh adanya rongga tubuh seperti kantung, dengan lubang mulut
yang jelas dan sejumlah tentakel yang mengandung sel penyengat. Coelenterata terbagi menjadi 3 kelas:
- Hydrozoa
- Scypozoa
- Anthozoa

Gambar 2 Bagian tubuh dari Coelenterata

- Brachiopoda
Brachiopoda adalah hewan invertebrata yang memiliki kedua cangkang yang saling membuka dan
menutup (valve). Brachiopoda dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu artikulata dan inartikulata. Pada jenis
artikulata, kedua engsel dihubungkan oleh semacam gigi pertautan, otot, dan lekukan (socket). Pada
jenis inartikulata, kedua cangkang tidak memiliki pergigian. Keduanya disatukan oleh suatu sistem otot.

Gambar 3 Contoh Brachiopoda

- Moluska
Moluska merupakan hewan bertulang lunak. Filum ini termasuk kelompok besar golongan invertebrata
yang hidup di air dan di daratan. Mereka terbagi menjadi 5 kelas:
- Amphineura
- Schapopoda
- Gastropoda
- Pelecypoda
- Cephalopoda

Gambar 4 Contoh moluska: cephalopoda (kiri), gastropoda (tengah), dan pelecypoda (kanan)

- Echinodermata
Echinodermata adalah kelompok hewan invertebrata yang tubuhnya berkulit duri. Filum
Echinodermata dibagi menjadi beberapa kelas:
- Asteroidea
- Blastoidea
- Crinoidea
- Echinoidea
- Holothuroidea
- Ophiuroidea Gambar 5 Contoh Echinodermata (Asteroidea)

8
SOAL LATIHAN

1. Manakah di antara batuan di bawah ini yang memungkinkan untuk mengandung fosil dalam jumlah yang
banyak?
a. Sekis
b. Batukapur
c. Konglomerat
d. Breksi
e. Andesit

2. Salah satu syarat suatu organisme dapat terawetkan menjadi fosil adalah . . . .
a. Segera mengalami proses oksidasi
b. Lapisan batuan pengandungnya mengalami proses pelapukan
c. Mempunyai cangkang yang sangat lunak
d. Berukuran besar
e. Segera terkubur oleh sedimen berukuran butir halus

3. Dalam skala waktu geologi, periode Jura (Jurassic) terjadi pada jangka waktu . . . .
a. Mulai 65 juta tahun yll sampai 1,8 juta tahun yll
b. Mulai 144 juta tahun yll sampai 65 juta tahun yll
c. Mulai 206 juta tahun yll sampai 144 juta tahun yll
d. Mulai 248 juta tahun yll sampai 206 juta tahun yll
e. Sebelum 248 juta tahun yll

4. Fosil fauna dari kelas Cephalopoda termasuk dalam filum . . . .


a. Brachiopoda
b. Protozoa
c. Porifera
d. Coelenterata
e. Moluska

5. Kepunahan dinosaurus yang diduga akibat serangan meteor besar terjadi pada akhir zaman . . . .
a. Trias
b. Jura
c. Kapur
d. Tersier
e. Kuarter

6. Kemunculan tumbuhan darat pertama kali terjadi pada zaman . . . .


a. Perm
b. Karbon
c. Devon
d. Silur
e. Ordovisium

7. Yang bukan termasuk fosil adalah . . . .


a. Nummulites
b. Stegodon
c. Ammonit
d. Mummi
e. Mammoth

9
8. Proses yang berdampak positif pada pembentukan fosil adalah . . . .
a. Erosi dan pengendapan
b. Pelapukan dan pembatuan
c. Pelapukan dan transportasi
d. Pelarutan dan pengendapan
e. Pembatuan dan pengendapan

9. Fosil yang mempunyai cangkang silika adalah . . . .


a. Foraminifera
b. Balanus
c. Pelecypoda
d. Radiolaria
e. Ostracoda

10. Beberapa fosil dapat dikelompokkan menjadi satu spesies jika . . . .


a. Dapat kawin
b. Dapat kawin dan menghasilkan keturunan
c. Dapat kawin dan menghasilkan keturunan yang subur
d. Mempunyai kesamaan morfologi
e. Mempunyai kesamaan cara hidup

11. Cetakan bagian luar dari cangkang, tulang, daun, atau bentuk lain dari organisme yang terawetkan disebut . .
..
a. Cast
b. Mold
c. Petrifikasi
d. Permineralisasi
e. Karbonisasi

12. Salah satu kegunaan fosil di bidang geologi adalah . . . .


a. Menentukan umur absolut
b. Menentukan jenis batuan
c. Menentukan lingkungan pengendapan
d. Menentukan struktur geologi
e. Mengetahui evolusi

13. Berdasarkan komposisinya, fosil keras dibagi menjadi beberapa kelompok di bawah ini, kecuali . . . .
a. Karbonatan
b. Fosfatan
c. Silikaan
d. Khitinan
e. Karbon

14. Tracks merupakan fosil jejak berupa . . . .


a. Tapak kaki
b. Seretan ekor
c. Sisa galian organisme
d. Kotoran organisme
e. Cangkang sisa

15. Fosil trilobita merupakan penciri khas umur . . . .


a. Kapur
b. Perm
c. Pra-kambrium
d. Kambrium
e. Oligosen

10
16. Urutan umur geologi (masa/era) yang benar dari yang paling tua sampai yang paling muda adalah . . . .
a. Kenozoik – Mesozoik – Paleozoik – Proterozoik – Azoik
b. Azoik – Proterozoik – Kenozoik – Paleozoik – Mesozoik
c. Proterozoik – Azoik – Mesozoik – Paleozoik – Kenozoik
d. Azoik – Proterozoik – Paleozoik – Mesozoik – Kenozoik
e. Proterozoik – Azoik – Paleozoik – Mesozoik – Kenozoik

17. Fosil pada gambar di samping termasuk dalam kelompok . . . .


a. Trilobita
b. Brachiopoda
c. Moluska
d. Bryozoa
e. Echinodermata

18. Fosil yang terbentuk sebagai jejak rekaman kegiatan organisme di masa lampau disebut . . . .
a. Trace fossil
b. Body fossil
c. Chemical fossil
d. Mold fossil
e. Cast fossil

19. Dijumpainya fosil jejak berupa burrow mengindikasikan batuan yang mengandung fosil tersebut berada
pada lingkungan pengendapan . . . .
a. Daratan yang terpengaruh angin
b. Perairan yang tenang dan tertutup
c. Perairan yang tenang dan jernih
d. Perairan yang berarus
e. Dataran tepi pantai

20. Dalam pembagian skala waktu geologi, mesozoikum merupakan . . . .


a. Kurun
b. Masa
c. Zaman
d. Kala
e. Periode

11
GEOLOGI STRUKTUR DAN GEOMORFOLOGI

GEOLOGI STRUKTUR
Geologi struktur adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari bangun ruang tubuh batuan yang
dihasilkan oleh proses deformasi. Pergerakan yang mempengaruhi tubuh batuan padat dihasilkan
dari tenaga endogen (asal dalam Bumi). Pembahasan geologi struktur tidak terlepas dari
orogenesis, yaitu proses terangkat dan terlipatnya jalur kerak bumi oleh tenaga endogen yang
terjadi pada daerah relatif sempit dan berhubungan dengan tektonik lempeng. Secara luas, proses
orogenesis menyebabkan deformasi pada tubuh batuan kerak dan menghasilkan berbagai
struktur geologi, antara lain lipatan (fold), kekar (joint), dan patahan/sesar (fault).

Deformasi adalah proses perubahan pada tubuh batuan akibat gaya yang bekerja padanya.
Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan posisi, bentuk, dan volume. Batuan sedimen
dianggap terkena deformasi apabila kedudukannya tidak horizontal (miring/tegak). Kedudukan
lapisan batuan sedimen yang miring dinyatakan dalam notasi strike dan dip. Strike (jurus) adalah
arah suatu garis yang dibentuk oleh perpotongan antara bidang horizontal dengan bidang
perlapisan batuan yang miring. Dip (kemiringan) adalah deviasi sudut maksimum dari suatu
bidang perlapisan batuan yang miring dari bidang horizontal.

Gambar 1 Ilustrasi strike dan dip

Deformasi sering juga disebut sebagai strain. Deformasi pada batuan terjadi akibat stress. Istilah
stress mirip dengan tekanan, yaitu gaya yang bekerja pada suatu permukaan per satuan luas. Ada
3 jenis stress, yaitu:
- Compression (kompresi)
Kompresi dihasilkan akibat gaya eksternal yang saling berhadapan dan keduanya saling
menekan batuan. Batuan yang terkena kompresi akan mengalami pemendekan (shortening).

- Tension (ekstensi)
Ekstensi dihasilkan akibat gaya eksternal yang saling berhadapan dan keduanya saling
menjauhi batuan. Batuan yang terkena ekstensi akan mengalami pemanjangan.

- Shear
Shear stress dihasilkan akibat gaya eksternal yang bekerja saling sejajar, namun berlawanan
arah. Batuan yang terkena stress ini akan mengalami pergeseran.

5
Gambar 2 Tiga jenis stress yang bekerja pada batuan: compression (kiri), tension (tengah), dan
shear (kanan)
Keterangan gambar 2:
- Gambar paling atas menunjukkan arah gaya eksternal yang bekerja pada batuan
- Gambar di tengah menunjukkan deformasi pada batuan yang bersifat ductile
- Gambar paling bawah menunjukkan deformasi pada batuan yang bersifat brittle

Material yang terkena deformasi bersifat elastis bila kembali ke bentuk semula ketika stress
dihilangkan. Saat batas elastisitas terlampaui, material akan mengalami deformasi yang bersifat
permanen. Deformasi permanen itu bersifat plastis bila material bersifat liat (ductile) dan
menghasilkan lipatan, atau bersifat patah bila material bersifat rapuh (brittle) dan menghasilkan
patahan. Sifat batuan yang ductile atau brittle tergantung pada berapa banyak deformasi plastis
yang dialaminya.

LIPATAN
Lipatan merupakan pembengkokan pada batuan. Struktur geologi ini terbentuk jika batuan
mengalami deformasi plastis akibat bekerjanya compressional stress (kompresi) selama selang
waktu tertentu pada batuan tersebut. Tidak hanya batuan yang bersifat ductile, batuan yang
bersifat brittle pun dapat mengalami perlipatan jika laju deformasinya (strain rate) rendah.

Berdasarkan bentuknya, ada 4 macam lipatan, yaitu:


1. Antiklin
Antiklin adalah lipatan yang dicirikan oleh lapisan batuan yang terbengkokkan
ke atas (menjadi cembung atau concave). Pada antiklin, arah kemiringan
kedua sayap lipatan saling menjauhi hinge.

Gambar 3 Antiklin

2. Sinklin

6
Sinklin adalah lipatan yang dicirikan oleh lapisan batuan yang terbengkokkan ke bawah
(menjadi cekung atau convex). Pada sinklin, arah kemiringan kedua sayap
lipatan saling mendekati hinge.

Gambar 4 Sinklin

3. Kubah (Dome)
Kubah adalah antiklin yang berbentuk melingkar atau elips.

4. Cekungan (Basin)
Cekungan adalah sinklin yang berbentuk melingkar atau elips.

Gambar 5 Contoh lipatan menunjam (antiklin menunjam)

Lipatan juga diklasifikasi menjadi beberapa macam menurut kenampakannya:


1. Lipatan simetris: kedua sayap lipatan miring ke arah yang berbeda dengan sudut kemiringan
yang sama
2. Lipatan asimetris: kedua sayap lipatan miring ke arah yang berbeda dengan sudut kemiringan
yang juga berbeda
3. Lipatan isoklinal: kedua sayap lipatan miring ke arah yang sama dengan besar dip yang sama;
terbentuk jika compressional stress terjadi secara intens
4. Lipatan menggantung (overturned/overfold): kedua sayap lipatan miring ke arah yang sama;
lapisan batuan pada salah satu sayap lipatan mulai terbalikkan
5. Lipatan rebah (recumbent): kedua sayap lipatan miring ke arah yang sama dengan posisi axial
plane mendekati horizontal; lapisan batuan pada salah satu sayap lipatan sudah terbalikkan
6. Lipatan chevron: terdapat pembengkokan yang tajam (tidak melengkung) pada hinge-nya;
sayap lipatan membentuk pola zig-zag
7. Monoklin: terbentuk pada lapisan horizontal yang secara lokal memiliki kemiringan
8. Teras struktural: terbentuk pada lapisan miring yang secara lokal memiliki lapisan horizontal

Gambar 6 (Urut dari kiri ke kanan): lipatan simetris, lipatan asimetris, lipatan overturned, lipatan
recumbent

7
Gambar 7 Jenis-jenis lipatan isoklinal (urut dari kiri ke kanan): lipatan isoklinal vertikal, lipatan
isoklinal miring, lipatan isoklinal horizontal

Gambar 8 (Urut dari kiri ke kanan): lipatan chevron, monoklin, teras horizontal

KEKAR
Kekar adalah retakan pada batuan yang sisi-sisinya tidak mengalami pergerakan. Kekar sering
menjadi tempat mengalirnya fluida hidrotermal, ditandai dengan kehadiran urat (vein) mineral
tertentu hasil presipitasi atau kristalisasi dari fluida tersebut.

Kekar diklasifikasi menjadi beberapa macam berdasarkan penyebabnya, reaksi batuan terhadap
stress, dan kedudukan relatifnya. Berdasarkan penyebabnya, ada 3 macam kekar:
- Kekar tiang (columnar joint)
Kekar tiang terbentuk akibat pendinginan pada batuan beku (biasanya
basalt). Bentuk umum dari kekar jenis ini adalah retakan poligonal (5
atau 6 sisi) yang berbentuk seperti tiang.

Gambar 9 Kekar tiang

- Kekar lembaran (sheeting joint)


Kekar lembaran mempunyai bidang kekar yang kira-kira sejajar dengan
permukaan tanah. Kekar ini terbentuk akibat penghilangan beban
batuan karena erosi.

Gambar 10 Kekar lembaran

- Kekar tektonik (tectonic joint)


Kekar tektonik terbentuk akibat gaya tektonik.

Gambar 11 Kekar tektonik

Kekar juga dapat dibagi menjadi 3 macam menurut reaksi batuan terhadap stress (compressional
stress), antara lain:
- Kekar gerus (shear joint)
Pola retakan yang terbentuk pada kekar gerus adalah menyilang dengan sepasang sudut
lancip dan sepasang sudut tumpul. Sepasang retakan yang berbentuk sudut lancip searah
dengan arah datangnya gaya eksternal yang dominan.

- Kekar ekstensi (extension joint)


Pada kekar ini, terbentuk jajaran bidang retakan yang searah dengan arah datangnya gaya
eksternal yang dominan.

8
- Kekar rilis (release joint)
Pembentukan kekar ini agak berbeda dengan kekar gerus maupun kekar ekstensi. Kekar gerus
dan kekar ekstensi terbentuk selama berlangsungnya stress, sedangkan kekar rilis terbentuk
setelah berlangsungnya stress. Awalnya, compressional stress menekan batuan. Saat
compressional stress menghilang, tubuh batuan berusaha kembali ke volume semula. Namun,
deformasi yang berlangsung menyebabkan terbentuknya jajaran bidang retakan yang arahnya
tegak lurus dengan arah datangnya gaya eksternal yang dominan. Dilihat dari formasi
rekahannya, kekar rilis agak mirip dengan kekar lembaran.

Gambar 12 Tiga macam kekar menurut reaksi batuan terhadap stress

SESAR
Sesar adalah retakan pada batuan dengan terjadinya pergerakan di sepanjang bidang retakan.

Gambar 13 Geometri sesar

Di lapangan, sesar biasanya cukup sulit dikenali. Meski begitu, ada beberapa kenampakan di
lapangan yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya sesar, antara lain:
- Adanya struktur yang tidak menerus (lapisan yang terpotong dengan tiba-tiba)
- Adanya perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan
- Kenampakan khas pada bidang sesar, seperti cermin sesar, gores-garis, dll
- Kenampakan khas pada zona sesar, seperti seretan (drag), breksi sesar, horses/slices, milonit,
dll
- Silisifikasi dan mineralisasi sepanjang zona sesar
- Perbedaan fasies sedimen
- Petunjuk fisiografi, seperti gawir (scarp), scarplets (piedmont scarp), triangular facet,
terpotongnya bagian depan rangkaian pegunungan structural

Berdasarkan orientasi pola tegasan yang utama, sesar dapat dibedakan menjadi:

9
1. Sesar anjak (thrust fault): tegasan maksimum dan menengah mendatar
Istilah thrust fault digunakan untuk sesar naik dengan dip bidang sesar kurang dari 450. Jika
suatu sesar naik memiliki dip bidang sesar lebih dari 450, maka istilah yang digunakan adalah
reverse fault. Istilah overthrust dipakai untuk sesar naik dengan dip bidang sesar yang landai
atau hampir datar.
2. Sesar normal: tegasan utama vertikal
3. Sesar geser (strike-slip fault): tegasan utama maksimum dan minimum mendatar
Sesar ini terdiri atas:
- Sesar geser sinistral (left-handed strike-slip fault)
Pada sesar geser sinistral, blok batuan sebelah kiri bergerak relatif mendekati pengamat.
- Sesar geser dekstral (right-handed strike-slip fault)
Pada sesar geser dekstral, blok batuan sebelah kanan bergerak relatif mendekati
pengamat.

Gambar 14 Beberapa macam sesar

Gambar 15 Sesar geser sinistral (kiri) dan sesar


geser dekstral (kanan)

Selain yang telah dicantumkan di atas, ada beberapa jenis sesar lain yang spesifik, antara lain:
- Horst dan Graben
Extensional stress dapat menyebabkan sesar turun bisa terbentuk berderet/berjajar. Pada
deretan sesar turun ini, blok hanging wall bergerak turun karena ambles, sedangkan blok foot
wall tidak bergerak dan posisinya lebih tinggi daripada hanging wall. Horst adalah struktur
tinggian pada blok foot wall, dan graben adalah struktur rendahan pada blok hanging wall.

Gambar 16 Horst dan Graben

PROSES GEOMORFOLOGI

10
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk permukaan Bumi (morfologi, bentuk lahan
(landform), atau bentang alam). Yang dipelajari dari bentang alam mencakup deskripsi, wilayah
sebaran/distribusi, dan proses terbentuknya. Proses geomorfologi adalah semua peristiwa yang
bersifat alami maupun non-alami yang berperan dalam mengubah bentang alam yang telah
terbentuk atau menghasilkan bentang alam baru. Berdasarkan asal sumber tenaganya, proses
geomorfologi dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Proses endogenik (asal dalam Bumi)
Proses ini merupakan proses membangun (konstruktif) karena menghasilkan bentang alam
yang baru. Ada 2 macam proses endogenik, yaitu:
a. Tektonik
Pada skala global, pancaran panas dari inti bumi menimbulkan aliran panas geotermal
dan konveksi pada mantel bumi. Arah gerakan aliran panas geotermal vertikal dari inti
bumi menuju kerak bumi menimbulkan amblesan tektonik (tectonic subsidence),
pengangkatan tektonik (tectonic uplift), dan seismik. Ditinjau dari skala lokal maupun
regional, proses tektonik menyebabkan terjadinya epirogenesa dan orogenesa.

b. Vulkanisme
Vulkanisme dalam skala global terbentuk melalui 2 cara, yaitu pemekaran lantai
samudera (sea floor spreading) dan subduksi antara 2 lempeng.

2. Proses eksogenik (asal luar Bumi)


Sumber utama proses eksogenik berasal dari radiasi matahari. Proses eksogenik tidak
pernah membentuk bentang alam baru tanpa merusak yang telah ada. Oleh karena itu,
proses eksogenik disebut juga proses merusak (destruktif). Proses eksogenik dibagi menjadi
3 macam:
a. Degradasi
Bila terjadi secara normal, proses eksogenik diawali dengan degradasi di suatu tempat
dan diakhiri dengan agradasi di tempat lain. Degradasi pada morfologi dicirikan oleh
penurunan elevasi. Hasil akhir dari transportasi adalah agradasi di tempat lain.
1) Pelapukan
Pelapukan batuan ditandai oleh perubahan pada batuan asal. Pelapukan terjadi
pada bagian/zona litosfer yang tersingkap, kemudian mengalami interaksi dengan
proses eksogenik. Ada 2 jenis pelapukan, yaitu:
a) Pelapukan fisik (disintegrasi)
Pelapukan jenis ini lebih banyak berkembang di daerah beriklim relatif kering.
Salah satu ciri utama dari hasil pelapukan ini adalah pengurangan ukuran
batuan asal.

b) Pelapukan kimia (dekomposisi)


Pelapukan kimia secara umum lebih potensial berlangsung daripada pelapukan
fisik, apalagi di Indonesia yang beriklim tropis. Secara sederhana, identifikasi di
lapangan bahwa suatu batuan telah mengalami pelapukan kimia adalah jika
warna batuan tersebut telah berubah dari warna asalnya.

2) Erosi dan transportasi


Agen erosi & transportasi di alam antara lain aliran air, gelombang & arus laut,
angin, gletser, dan organisme.

3) Gerakan tanah

11
Gerakan tanah mempunyai kesamaan dengan proses erosi & transportasi, yaitu
adanya pelepasan dan pemindahan batuan dari induknya. Meskipun demikian,
gerakan tanah memerlukan waktu yang relatif lebih singkat dan cakupan luasan
daerahnya relatif lebih sempit dibandingkan dengan erosi & transportasi.

b. Agradasi
Setelah terjadinya erosi & transportasi, di tempat baru akan terjadi pengendapan.
Endapan yang terbentuk di tempat ini menghasilkan elevasi yang lebih tinggi dari
sebelumnya (agradasi).

c. Aktivitas organisme
Tumbuhan ikut berperan dalam proses geomorfologi, terutama dalam proses
pelapukan fisik maupun kimia. Hewan juga bisa ikut berperan. Aktivitas manusia tidak
tertutup kemungkinan sebagai agen proses geomorfologi. Bahkan, dampak degradasi
oleh manusia pada bentang alam lebih luas daripada yang dihasilkan oleh hewan
maupun tumbuhan.

3. Proses ekstra terrestrial (asal luar angkasa)


Jatuhan meteor merupakan proses geomorfologi dari luar angkasa yang paling umum
terjadi pada permukaan Bumi. Ukuran meteor yang jatuh bervariasi. Kalau ukurannya
terlalu kecil, jatuhan meteor ini tidak akan sampai membentuk bentang alam yang nyata. Di
dunia tercatat ada 2 lokasi jatuhan meteor yang sampai membentuk depresi/cekungan
dengan radius ratusan meter. Dua lokasi yang dimaksud adalah Siberia (Rusia) dan Arizona
(Amerika Serikat).

Bentang alam diklasifikasi menurut beberapa kriteria. Kriteria yang paling umum digunakan
adalah dominansi cara terbentuk (genesa), luasan wilayah pembentukan, dan kekhasan yang
terekam pada bentang alam yang bersangkutan.

BENTANG ALAM STRUKTURAL


Bentang alam struktural adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh struktur
geologi daerah yang bersangkutan. Proses tektonik mengakibatkan terjadinya pengangkatan,
patahan, dan lipatan yang tercermin dalam bentuk topografi dan relief yang khas. Bentuk relief
ini akan berubah akibat proses eksogenik yang berlangsung setelahnya. Kenampakan yang
dapat digunakan dalam penafsiran bentang alam struktural antara lain:
- Pola pengaliran: variasinya biasanya dikontrol oleh variasi struktur geologi dan litologi pada
daerah tersebut
- Kelurusan (lineament) dari punggungan (ridge), puncak bukit, lembah, lereng, dll
- Bentuk bukit, lembah, dll
- Perubahan aliran sungai (misalnya secara tiba-tiba): kemungkinan dikontrol oleh struktur
kekar, sesar, atau lipatan

Macam-macam bentang alam struktural:


1. Bentang alam dengan struktur mendatar (lapisan horizontal):
a. Dataran rendah: dataran yang memiliki elevasi antara 0 – 500 kaki di atas permukaan
laut

12
b. Dataran tinggi (plateau): dataran yang memiliki elevasi lebih dari 500 kaki di atas
permukaan laut, berlereng sangat landai atau datar, posisinya lebih tinggi daripada
bentang lahan di sekitarnya

2. Bentang alam dengan struktur miring:


a. Cuesta: kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetris dengan sudut kemiringan
lereng yang searah dengan perlapisan batuan kurang dari 300
b. Hogback: kemiringan antara kedua sisi lerengnya relatif simetris dengan sudut
kemiringan lereng yang searah dengan perlapisan batuan lebih dari 300

Gambar 17 Bentang alam dengan struktur miring: cuesta (kiri) dan hogback (kanan)

3. Bentang alam dengan struktur lipatan:


a. Antiklin dan sinklin menunjam
b. Kubah
c. Cekungan

4. Bentang alam dengan struktur patahan


Ciri umum dari kenampakan morfologi bentang alam struktural dengan struktur patahan
adalah:
- Beda tinggi yang relatif mencolok pada daerah yang sempit
- Resistensi batuan terhadap erosi sangat berbeda pada posisi/elevasi yang hampir sama
- Sistem gawir yang lurus (pola konturnya panjang, lurus, dan rapat)
- Adanya batas yang curam antara perbukitan/pegunungan dengan dataran rendah
- Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan dan membelok dengan tiba-tiba
(menyimpang dari arah umum)
- Sering dijumpai kelurusan mata air pada bagian yang naik/terangkat
- Pola penyaluran sungai yang umum dijumpai adalah rektangular, trelis, contorted, dan
modifikasi dari ketiganya

Gambar 18 Triangular facet pada gawir pegunungan selatan

BENTANG ALAM VULKANIK


Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh vulkanisme.
Gunung api adalah tempat atau lubang keluarnya bahan pijar atau gas yang berasal dari dalam
Bumi ke permukaan Bumi. Gunung api memiliki ciri yang khas meliputi bentuk, tipe erupsi, dan

13
material yang dikeluarkan. Letusan gunung api diklasifikasi berdasarkan tekanan gas, derajat
kecairan magma, dan kedalaman dapur magma. Uraian klasifikasinya adalah sebagai berikut:
- Tipe Hawaii
Tipe letusan gunung api ini dicirikan oleh lava cair dan tipis yang dalam perkembangannya
akan membentuk tubuh gunung api perisai (shield volcano). Sifat magma yang sangat cair
memungkinkan terbentuknya lava pijar. Kandungan gas pada lava ini menyebabkan lava
yang ringan akan terlempar ke atas, sedangkan lava yang berat setelah gas hilang akan
tenggelam lagi. Tipe ini banyak ditemukan di Hawaii, seperti Gunung Kilauea dan Gunung
Mauna Loa.

- Tipe Stromboli
Tipe ini sangat khas untuk Gunung Stromboli dan beberapa gunung api lain yang sedang
meningkat aktivitas vulkaniknya. Magmanya sangat cair, di permukaan sering dijumpai
letusan pendek disertai ledakan. Material yang dikeluarkan berupa abu, bom vulkanik, lapili,
dan setengah padatan bongkah lava.

- Tipe Vulkano
Tipe letusan ini dicirikan oleh awan debu membentuk bunga kol karena gas yang
disemburkan ke atas meluas hingga berada jauh di atas kawah. Tipe ini memiliki tekanan
gas relatif sedang dan lavanya tidak terlalu cair. Berdasarkan kekuatan letusannya, tipe ini
dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (contoh: Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe
vulkano lemah (contoh: Gunung Raung dan Gunung Bromo).

- Tipe Merapi
Tipe ini dicirikan oleh lavanya yang kental, dapur magma relatif dangkal, dan tekanan gas
yang agak rendah. Sifat magmanya yang kental akan membentuk sumbat atau kubah lava.
Kubah lava ini akan menyumbat pipa vulkanik dan menaikkan tekanan gas di dalam pipa
vulkanik. Jika kubah lava sudah tidak kuat menahan tekanan gas di dalam pipa vulkanik,
maka kubah lava ini akan gugur dan membentuk awan panas.

- Tipe Pelee
Tipe ini memiliki kekentalan magma yang hampir sama dengan tipe Merapi, tetapi memiliki
tekanan gas yang cukup besar. Ciri khasnya adalah adanya letusan gas ke arah lateral.

- Tipe Vincent
Tipe ini memiliki lava yang agak kental dan tekanan gas sedang, serta terdapat danau kawah.
Pada waktu meletus, keberadaan danau kawah ini menghasilkan lahar panas, disusul oleh
pelontaran material lepas seperti bom vulkanik, lapili, dan awan pijar.

- Tipe Perret atau Plinian


Tipe ini dicirikan oleh tekanan gas yang sangat kuat dan lava cair. Setelah letusan terjadi,
dapat terbentuk kaldera.

14
Gambar 19 Klasifikasi tipe letusan gunung api

Bentang alam vulkanik dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan kenampakan


morfologinya:
1. Kubah vulkanik
Kubah vulkanik merupakan morfologi gunung api yang bentuknya cembung ke atas.
Morfologi ini dibedakan lagi menjadi beberapa macam atas dasar asal kejadiannya:
a. Kerucut semburan dan kerucut perisai
Morfologi ini terbentuk oleh erupsi lava yang bersifat basaltis (encer).
b. Kubah sumbat (plug dome)
Morfologi ini terbentuk oleh erupsi lava yang bersifat granitis (kental).
c. Kerucut parasit (parasitic cone)
Morfologi ini terbentuk sebagai hasil
erupsi gunung api yang berada pada
lereng gunung api yang lebih besar.
d. Kerucut sinder (cinder cone)
Kerucut sinder merupakan kubah yang
terbentuk oleh letusan kecil yang
terjadi pada kaki gunung api, berupa
kerucut rendah dengan bagian puncak
tampak cekung datar.

Gambar 20 Beberapa jenis kubah vulkanik

2. Depresi vulkanik
Depresi vulkanik adalah morfologi bagian gunung api yang secara umum berupa cekungan.
Berdasarkan material pengisinya, depresi vulkanik dibedakan menjadi:
a. Danau vulkanik: depresi vulkanik yang terisi oleh air sehingga membentuk danau
b. Kawah: depresi vulkanik yang terbentuk oleh letusan dengan diameter maksimum 1,5
km dan tidak terisi oleh apapun selain material hasil letusan
c. Kaldera: depresi vulkanik yang belum tentu terbentuk oleh letusan, tetapi didahului
oleh amblesan pada komplek gunung api; ukurannya lebih dari 1,5 km

15
Gambar 21 Danau vulkanik (kiri) dan
kawah (kanan)

3. Dataran vulkanik
Dataran vulkanik dicirikan oleh topografi yang datar dengan variasi beda tinggi (relief) tidak
mencolok. Macam-macam dataran vulkanik antara lain: dataran rendah basalt, plateau
basalt, dan dataran kaki gunung api.

4. Gunung api semu (pseudo volcano)


Gunung api semu adalah morfologi mirip kerucut gunung api. Material pembentuknya
berasal dari gunung api yang berdekatan. Gunung api semu bisa juga terbentuk oleh erosi
lanjut terhadap suatu gunung api yang sudah lama tidak menunjukkan aktivitasnya
(dormant/extinct volcano). Gunung api semu jenis lainnya adalah leher
vulkanik (volcanic neck), yaitu morfologi yang terbentuk bila suatu kubah
vulkanik tererosi hingga tinggal berbentuk kolom.

Gambar 22 Contoh volcanic neck

BENTANG ALAM FLUVIAL


Bentang alam fluvial adalah bentang alam yang pembentukannya erat kaitannya dengan proses
fluviatil. Proses fluviatil adalah semua proses di alam (baik fisika maupun kimia) yang disebabkan
oleh aksi air permukaan yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan Bumi.
Adanya air permukaan sangat dikontrol oleh keberadaan air hujan.

Macam-macam proses fluviatil:


1. Erosi
Erosi adalah peristiwa terkikisnya lapisan permukaan tanah atau batuan oleh agen alami
(khususnya air permukaan). Berdasarkan arahnya, erosi dapat dibedakan menjadi:
- Erosi vertikal: erosi yang arahnya vertikal dan cenderung terjadi di daerah hulu sungai;
menyebabkan terjadinya pendalaman lembah sungai
- Erosi lateral: erosi yang arahnya mendatar dan dominan terjadi di daerah hilir sungai,
menyebabkan sungai bertambah lebar

2. Transportasi
Transportasi adalah proses perpindahan/pengangkutan material oleh air permukaan yang
dinamis. Terdapat 2 mekanisme transportasi sungai, yaitu:
a. Bed load
Pada mekanisme bed load, material terangkut sepanjang dasar sungai. Mekanisme ini
dibedakan menjadi 3 cara:
- Traksi: material yang diangkut oleh aliran sungai terseret di dasar sungai
- Rolling: material terangkut dengan cara menggelinding di dasar sungai
- Saltasi: material terangkut dengan cara meloncat-loncat pada dasar sungai

b. Suspended load

16
Pada mekanisme suspended load, material terangkut dengan cara melayang dalam
tubuh air sungai. Mekanisme ini dibedakan menjadi 2 cara:
- Suspension: material diangkut secara melayang dan bercampur dengan air sungai,
sehingga menyebabkan air sungai menjadi keruh
- Solution: material terangkut dengan cara terlarut dalam air sungai

3. Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengendapan material yang terjadi bila sungai tidak mampu lagi
membawa material tersebut. Apabila energi angkut (energi kinetik) air sungai semakin
berkurang, maka material yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih dahulu,
kemudian disusul oleh pengendapan material yang lebih halus. Oleh karena itu, semakin ke
arah hilir sungai, ukuran material yang diendapkan semakin halus.

Gambar 23 Tiga jenis endapan sedimen yang berada di 3 zona sungai yang berbeda

Satu sungai atau lebih beserta anak sungai dan cabangnya dapat membentuk suatu pola atau
sistem tertentu yang dikenal sebagai pola pengaliran/pola penyaluran (drainage pattern). Pola
pengaliran dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain:
- Dendritik
Pola pengaliran dendritik berbentuk seperti pohon, dengan anak sungai dan cabang-
cabangnya mempunyai arah yang tidak beraturan. Umumnya, pola ini berkembang pada
daerah yang resistensi batuannya seragam. Litologi yang berasosiasi dengan pola dendritik
bisa berupa batuan sedimen datar (atau hampir datar), daerah batuan beku masif, daerah
lipatan, ataupun daeran batuan metamorf yang kompleks. Kontrol struktur tidak dominan
pada pola ini.

- Radial
Pola pengaliran radial berbentuk memusat atau menyebar dengan 1 titik pusat yang
dikontrol oleh kemiringan lerengnya.

- Rektangular
Pola pengaliran rektangular dicirikan oleh anak-anak sungai yang membentuk sudut tegak
lurus terhadap sungai utamanya. Umumnya, pola ini terdapat pada daerah patahan dan
kekar yang bersistem (teratur).

- Trelis
Pola pengaliran trelis berbentuk seperti daun dengan anak-anak sungai yang sejajar. Sungai
utama biasanya memanjang searah dengan jurus perlapisan batuan. Umumnya, pola ini
terbentuk pada daerah dengan batuan sedimen yang berselang-seling antara yang
resistensinya tinggi dan rendah. Anak-anak sungai akan dominan terbentuk dari erosi pada
batuan sedimen yang resistensinya rendah.

- Annular

17
Pada pola pengaliran annular, sungai atau anak sungainya mempunyai penyebaran yang
melingkar mengikuti jurus perlapisan batuan. Pola ini sering dijumpai pada struktur kubah
berstadia dewasa dan merupakan perkembangan dari pola radial.

- Multibasinal
Multibasinal merupakan pola pengaliran yang tidak sempurna. Kadang, sungai nampak di
permukaan Bumi. Kadang juga sungai tidak nampak di permukaan Bumi karena masuk ke
bawah permukaan tanah melalui sinkhole menjadi sungai bawah tanah. Pola ini
berkembang pada bentang alam karst yang litologinya didominasi oleh batugamping.

- Contorted
Pada pola pengaliran contorted, aliran sungainya berbalik arah. Kontrol struktur yang
bekerja pada pola ini berupa pola lipatan yang tidak beraturan.

Gambar 24 Beberapa macam pola penyaluran (urut dari kiri ke kanan): dendritik, radial,
rektangular, trelis

Macam-macam bentang alam fluvial:


- Sungai teranyam (braided stream)
Sungai teranyam terbentuk pada bagian hilir sungai yang mempunyai kelerengan (slope)
hampir datar atau datar, alurnya luas, dan dangkal. Morfologi ini terbentuk karena adanya
erosi yang berlebihan pada bagian hulu sungai, sehingga terjadi pengendapan pada bagian
alurnya dan membentuk channel bar (sejenis bar deposit). Banyaknya channel bar
memberikan kesan teranyam pada aliran sungai ini.

Gambar 25 Contoh sungai teranyam

- Endapan gosong (bar deposit)


Bar deposit adalah endapan sedimen yang berada di tepi atau tengah dari alur sungai.
Endapan pada tengah alur sungai disebut gosong tengah (channel bar), sedangkan endapan
pada tepi sungai disebut gosong tepi (point bar).

18
Gambar 26 Endapan gosong di sungai: point bar (kiri) dan channel bar (kanan)

- Dataran banjir (flood plain) dan tanggul alam (natural levee)


Aliran sungai stadia dewasa mengendapkan sebagian material sedimen yang terangkut pada
saat banjir di sisi kiri dan kanan sungai membentuk dataran banjir. Dataran ini biasanya
hanya terendam oleh air sungai ketika terjadi banjir. Aliran banjir pada sungai dapat
melambat secara tiba-tiba ketika air telah menyebar di
dataran banjir. Penurunan kecepatan aliran ini akan
mengendapkan sedimen di bagian pinggir channel sungai
membentuk tanggul alam.

Gambar 27 Diagram yang menunjukkan flood plain di sisi


kiri dan kanan sungai serta natural levee di tepi sungai

- Kipas alluvial (alluvial fan)


Bila suatu sungai dengan muatan sedimen yang banyak mengalir dari bukit atau
pegunungan ke dataran rendah, maka akan terjadi penurunan kecepatan aliran sungai
secara drastis. Hal ini menyebabkan terjadinya pengendapan
material secara cepat membentuk kipas alluvial. Kipas alluvial
adalah suatu endapan material sedimen lepas yang berbentuk
seperti kipas.

Gambar 28 Kipas alluvial

- Meander
Meander adalah kelokan channel pada dataran banjir sungai. Meander terbentuk apabila
suatu sungai yang berstadia dewasa/tua mempunyai dataran banjir yang cukup luas. Aliran
sungai melintasi dataran banjir tersebut dengan tidak teratur (terdapat pembelokan aliran).
Pembelokan ini terjadi karena ada batuan yang menghalangi,
sehingga alirannya membelok dan terus melakukan penggerusan ke
batuan yang lebih lemah.

Gambar 29 Contoh meander

- Danau tapal kuda (oxbow lake)


Danau tapal kuda terbentuk jika lengkungan meander terpotong oleh
pelurusan aliran sungai.

Gambar 30 Danau tapal kuda

- Delta
Delta adalah morfologi hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah memasuki muara
sungai.

19
BENTANG ALAM KARST
Bentang alam karst adalah bentang alam yang terbentuk pada daerah dengan litologi berupa
batuan yang mudah larut oleh air (batugamping), menunjukkan relief yang khas, dan penyaluran
tidak teratur (multibasinal). Beberapa kondisi batuan yang menunjang terbentuknya bentang
alam karst adalah:
- Mudah larut dan berada di atau dekat permukaan
- Masif, tebal, dan terkekarkan
- Berada di daerah yang curah hujannya tinggi
- Dikelilingi lembah

Morfologi yang menyusun bentang alam karst dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Morfologi konstruksional
Morfologi konstruksional adalah morfologi yang dibentuk oleh proses pelarutan
batugamping atau pengendapan mineral karbonat yang dibawa oleh air. Berdasarkan
ukurannya, morfologi ini dapat dibedakan menjadi 2:
a. Morfologi minor
Morfologi minor tidak dapat diamati pada peta topografi atau foto udara. Ada beberapa
jenis morfologi minor, yaitu:
- Lapies
- Karst split
- Parit karst
- Palung karst
- Fitokarst
- Speleotherms
Speleotherms adalah hiasan pada gua yang merupakan endapan karbonat hasil dari
presipitasi pada air tanah yang membawanya masuk ke dalam gua. Ada 2 macam
speleotherms, yaitu stalaktit (endapan tumbuh dari atap gua) dan stalagmit
(endapan tumbuh dari lantai gua). Stalaktit dan stalagmit yang menyatu disebut
pilar.

Gambar 31 Beberapa morfologi konstruksional minor (urut dari kiri ke kanan): lapies, karst
split, parit karst, palung karst, dan speleotherms

b. Morfologi mayor
Morfologi mayor dapat diamati pada peta topografi atau foto udara. Ada beberapa jenis
morfologi mayor, yaitu:
- Surupan (dolina)

20
Dolina adalah depresi tertutup hasil pelarutan dengan diameter mulai dari
beberapa meter sampai beberapa kilometer. Kedalamannya bisa mencapai ratusan
meter. Bentuknya bundar atau lonjong.

- Uvala
Uvala adalah gabungan dari beberapa dolina.

- Polje
Polje adalah depresi tertutup yang besar dengan lantai datar dan dinding curam.
Pembentukannya dikontrol oleh litologi dan struktur.

- Jendela karst
Jendela karst adalah lubang pada atap gua yang menghubungkan dengan udara
luar. Morfologi ini terbentuk karena atap gua runtuh.

- Lembah karst
Lembah karst adalah lembah atau alur besar yang terbentuk oleh aliran permukaan
yang mengerosi batuan yang dilaluinya.

- Gua
Gua adalah ruang bawah tanah yang dapat dicapai dari permukaan dan cukup besar
untuk dapat dilalui oleh manusia.

- Terowongan dan jembatan alam (natural bridge)


Terowongan dan jembatan alam adalah lorong di bawah permukaan yang terbentuk
oleh pelarutan dan penggerusan air tanah pada batuan

Gambar 32 Beberapa morfologi konstruksional mayor (urut dari kiri ke kanan): dolina,
polje, jendela karst, lembah karst (blind valley), dan jembatan alam

2. Morfologi sisa pelarutan


Morfologi sisa pelarutan adalah morfologi yang terbentuk karena pelarutan dan erosi sudah
berlangsung sangat lama (mencapai stadia dewasa/tua) hingga meninggalkan sisa pelarutan
yang khas pada bentang alam karst. Macam-macam morfologi sisa pelarutan:
- Kerucut karst
Kerucut karst adalah bukit karst yang berbentuk kerucut, berlereng terjal, dan dikelilingi
oleh depresi.

- Menara karst
Menara karst adalah bukit sisa pelarutan dan erosi yang berbentuk menara dengan
lereng yang terjal (tegak atau menggantung), terpisah antara satu dengan yang lainnya,
dan dikelilingi oleh dataran alluvial.

21
Gambar 33 Morfologi sisa pelarutan: kerucut karst (kiri) dan menara karst (kanan)

BENTANG ALAM GLASIAL


Bentang alam glasial terbentuk pada lokasi yang sangat terbatas karena agen penyebabnya
adalah gletser (salju/es yang bergerak). Gletser dijumpai di daerah kutub, lintang tinggi pada
musim dingin, dan daerah berketinggian minimal 4000 meter di atas permukaan laut. Gletser
sebagai media erosi, sedimentasi, dan pembentuk bentang alam mempunyai kerapatan massa
yang tinggi. Hal itu mengindikasikan gletser akan masuk ke dalam celah batuan sambil
menggerus permukaan batuan lembah yang teralirinya. Jejak yang ditinggalkannya berupa
bentang alam minor berupa lekukan, tonjolan, goresan, dan penyemiran.

Tebing-tebing pada bentang alam glasial nyaris tegak, bahkan ada tebing yang menggantung
(hanging valley). Kenampakan tebing dan lembah pada bentang alam ini mirip huruf U dan
dalam. Kenampakan lembah yang dalam dengan tebing yang tegak dapat teramati sampai di
pantai membentuk pantai fjord.

Endapan hasil proses glasiasi sejenis dengan endapan lahar hasil proses fluvio-vulkanik. Sifat
endapan glasial memiliki tekstur: berukuran butir lempung – bongkah, kemas terbuka, dan
bongkah di atas (floating mass).

Gambar 34 Beberapa morfologi pada bentang alam glasial

BENTANG ALAM EOLIAN


Bentang alam eolian adalah bentang alam yang terbentuk karena adanya aktivitas angin.
Bentang alam ini banyak dijumpai di daerah gurun pasir. Proses-proses yang disebabkan oleh
agen angin meliputi:
- Erosi
Erosi oleh angin dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

22
- Deflasi: proses lepasnya tanah dan partikel-partikel kecil dari batuan yang diangkut dan
dibawa oleh angin
- Abrasi atau korasi: proses penggerusan batuan dan permukaan lain oleh partikel-
partikel yang terbawa oleh angin

- Transportasi
Cara transportasi oleh angin pada dasarnya sama dengan cara transportasi oleh air.

- Pengendapan
Jika kecepatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun hujan, maka
material-material tersebut (debu dan pasir) akan diendapkan.

Dilihat dari proses pembentukannya, bentang alam eolian dapat dikelompokkan menjadi 2,
yaitu:
1. Bentang alam akibat proses erosi oleh angin
Bentang alam yang dihasilkan oleh proses erosi dibagi lagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Bentang alam hasil proses deflasi
- Cekungan deflasi
- Lag gravel
- Desert varnish

Gambar 35 Bentang alam eolian hasil proses deflasi (urut dari kiri ke kanan): cekungan
deflasi, lag gravel, dan desert varnish

b. Bentang alam hasil proses abrasi


- Beveled stone
- Polish
- Grooves
- Sculpturing
Proses sculpturing menghasilkan morfologi batujamur, yaitu batu yang tererosi oleh
angin yang membawa pasir hingga bentuknya menyerupai jamur.

Gambar 36 Bentang alam eolian hasil proses abrasi (urut dari kiri ke kanan): beveled
stone, grooves, dan batujamur

2. Bentang alam akibat proses pengendapan oleh angin

23
Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
a. Gumuk pasir (dune)
Gumuk pasir adalah timbunan pasir yang dapat bergerak atau berpindah dan bentuknya
tidak dipengaruhi oleh bentuk permukaan ataupun rintangan. Bentuk gumuk pasir bisa
bermacam-macam, tergantung pada banyaknya pertambahan pasir, pengendapan di
tanah, tumbuhan yang menghalangi, dan arah angin. Berdasarkan hal-hal tersebut,
gumuk pasir digolongkan menjadi beberapa jenis:

- Lee dune (sand drift)


Lee dune adalah punggungan pasir sempit yang berada di belakang batuan atau
tumbuhan. Dune ini mempunyai kedudukan yang tetap. Jika ada penambahan
jumlah pasir yang banyak, maka lee dune berkembang menjadi sand drift.

- Longitudinal dune
Bentuk longitudinal dune memanjang searah dengan arah angin yang efektif dan
dominan. Dune ini terbentuk karena angin tertahan oleh rumput atau pohon-pohon
kecil.

- Transversal dune
Transversal dune terbentuk pada daerah dengan penambahan pasir yang banyak
dan kering, serta angin bertiup secara tetap (misalnya di sepanjang pantai). Pasir
yang banyak itu akan membentuk timbunan berupa punggungan atau deretan
punggungan yang tegak lurus terhadap arah angin yang efektif dan dominan.

- Parabolic dune
Parabolic dune adalah dune yang berbentuk seperti sekop atau parabola. Dune ini
terbentuk karena dipengaruhi oleh adanya tumbuhan.

- Barchan
Barchan merupakan dune yang mempunyai sayap searah dengan arah angin. Dune
ini terbentuk di daerah yang terbuka, tidak dibatasi oleh topografi atau tumbuhan,
arah angin selalu tetap, penambahan pasir terbatas, dan berada di atas batuan
dasar yang padat. Barchan berbentuk koma, dengan lereng yang landai pada bagian
luar (backslope), serta mempunyai puncak dan sayap.

- Seif
Seif adalah barchan yang salah satu sayap/lengannya jauh lebih panjang akibat
kecepatan angin yang lebih kuat pada lengan yang lebih panjang tersebut. Seif
berkembang dari barchan biasa dan bisa berkembang menjadi lee dune.

- Complex dune (star dune)


Complex dune terbentuk di daerah yang anginnya berubah-ubah serta pasir dan
vegetasinya agak banyak.

24
Gambar 37 Beberapa jenis gumuk pasir (1) (urut dari kiri ke kanan): lee dune,
longitudinal dune, transversal dune, parabolic dune

Gambar 38 Beberapa jenis gumuk pasir (2) (urut dari kiri ke kanan): barchan, seif,
complex dune

b. Loess
Loess merupakan material lepas berukuran halus yang menutupi daerah luas. Ketebalan
endapan loess berkisar dari beberapa meter hingga ratusan meter.
Loess berkomposisi partikel-partikel angular berdiameter kurang dari
0,5 mm.

Gambar 39 Contoh endapan loess

Evolusi dari bentang alam eolian dapat menghasilkan beberapa macam morfologi:
- Kipas alluvial
Kipas alluvial adalah endapan material sedimen berbentuk seperti kipas yang berada di
bagian kaki bukit. Morfologi di bentang alam eolian yang mirip dengan kipas alluvial disebut
bajada.

- Danau playa
Danau playa terbentuk pada cekungan di antara bajada yang terisi oleh air hujan. Jika tidak
terisi oleh air (kering), maka daerah ini dinamakan playa.

Gambar 40 Danau playa

BENTANG ALAM DELTA DAN PANTAI


Delta merupakan endapan sedimen di muara sungai yang bentuknya menjorok keluar dari garis
pantai (seperti huruf D). Delta bisa terbentuk jika laju pembawaan sedimen oleh sungai lebih
besar daripada laju pendistribusian sedimen oleh proses-proses di pantai. Syarat-syarat
terbentuknya delta:
- Arus sungai di bagian muara mempunyai kecepatan yang minimum
- Jumlah material yang dibawa sungai cukup banyak
- Laut di daerah muara sungai cukup tenang
- Pantainya relatif landai
- Material yang terendapkan tidak terganggu oleh aktivitas air laut

25
- Tidak ada gangguan tektonik, kecuali penurunan dasar laut seimbang dengan pengendapan
sedimen sungai

Delta diklasifikasi berdasarkan proses fluvial dan influks sedimen serta proses laut (gelombang
dan arus bawah permukaan). Menurut dasar itu, delta dibagi menjadi 3 macam:
- Cuspate delta: didominasi oleh aksi gelombang laut
- Lobate delta: didominasi oleh aksi pasang surut
- Elongate delta (delta kaki burung): didominasi oleh aksi fluvial

Gambar 41 Tiga macam delta (urut dari kiri ke kanan): cuspate delta, lobate delta, elongate
delta

Pantai adalah jalur atau bidang memanjang yang terletak di antara daratan dan lautan. Tinggi
dan lebar pantai dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Faktor-faktor yang mempengaruhi
morfologi pantai antara lain:
- Pengaruh diatropisme
- Tipe batuan
- Struktur geologi
- Perubahan naik turunnya muka air laut
- Pengendapan sedimen asal daratan/sungai, erosi daratan, dan angin

Klasifikasi pantai:
1. Berdasarkan naik turunnya muka air laut relatif terhadap pantai
a. Pantai tenggelam (submergence coast)
Pantai tenggelam terbentuk karena penenggelaman daratan atau naiknya muka air laut.
Ciri-cirinya adalah:
- Garis pantai tidak teratur
- Ada pulau-pulau di depan pantai
- Ada teluk yang dalam
- Ada lembah-lembah yang turun

Gambar 42 Pantai tenggelam

b. Pantai naik (emergence coast)


Pantai naik adalah pantai yang terbentuk oleh majunya garis pantai atau turunnya muka
air laut. Ciri-cirinya adalah:
- Garis pantai relatif lurus
- Pantai relatif landai
- Terbentuknya undak-undakan pantai dan gosong pantai atau
tanggul-tanggul di muka pantai

Gambar 43 Pantai naik

c. Pantai netral
Pantai netral adalah pantai yang tidak mengalami penenggelaman ataupun penaikkan.
Ciri-cirinya adalah:

26
- Garis pantai relatif lurus melengkung
- Pantai relatif landai
- Ombak tidak besar
- Adanya delta plain, alluvial plain, dll

d. Pantai campuran
Pantai campuran adalah pantai yang kenampakannya merupakan campuran antara
pantai tenggelam dan pantai naik. Pantai ini terbentuk sebagai hasil dari naik turunnya
muka air laut.

2. Berdasarkan tenaga geomorfik


a. Pantai primer (muda)
Pantai primer terbentuk oleh tenaga-tenaga dari darat (erosi, pengendapan asal darat,
gunung api, sesar, dan lipatan).

b. Pantai sekunder (dewasa)


Pantai sekunder terbentuk oleh proses laut (erosi laut, pengendapan asal laut, dan
bentukan organik).

27
SOAL LATIHAN
1. Struktur lipatan yang melipat lapisan batuan seperti gambar di samping
disebut . . . .
a. Antiklin
b. Sinklin
c. Homoklin
d. Triklin
e. Biklin

2. Berikut ini adalah beberapa kriteria untuk menentukan kehadiran struktur sesar, kecuali . . . .
a. Kehadiran tanah longsor
b. Bentukan morfologi lembah atau gawir yang lurus
c. Kehadiran beberapa mata air yang berjajar dalam garis lurus
d. Berulangnya atau hilangnya beberapa perlapisan dalam suatu urutan batuan
e. Adanya cermin sesar

3. Bila suatu gaya tekan dihilangkan dari tubuh batuan, umumnya akan terbentuk retakan-retakan
sistematis yang berarah tegak lurus terhadap arah gaya tekan. Retakan-retakan tersebut dikenal
dengan nama . . . .
a. Shear joints
b. Cubic joints
c. Extension joints
d. Release joints
e. Columnar joints

4. Gambar di samping termasuk struktur sesar/patahan . . . .


a. Diagonal
b. Turun
c. Naik
d. Geser mendatar
e. Silang

5. Struktur geologi yang dapat menyebabkan pembalikan lapisan batuan adalah . . . .


a. Sesar turun
b. Sesar geser
c. Sesar rotasi
d. Sinklin menunjam
e. Antiklin rebah

6. Perbedaan utama antara horst dan graben adalah . . . .


a. Horst adalah rendahan dan graben adalah tinggian
b. Horst adalah tinggian dan graben adalah rendahan
c. Horst terbentuk akibat patahan dan graben terbentuk akibat perlipatan
d. Horst terbentuk akibat perlipatan dan graben terbentuk akibat patahan
e. Horst berbentuk sirkular dan graben berbentuk linear

28
7. Apabila di suatu tempat dijumpai batuan yang terpatahkan secara horizontal dan blok batuan yang
di sebelah kanan bergerak mendekati, maka jenis patahan tersebut adalah . . . .
a. Patahan dekstral
b. Patahan sinistral
c. Patahan turun
d. Patahan naik
e. Patahan geser

8. Perhatikan 5 pernyataan di bawah ini:


(1) Sesar naik dihasilkan oleh gaya regangan
(2) Antiklin dihasilkan oleh gaya kompresi
(3) Kekar gerus dihasilkan oleh gaya release
(4) Gores garis merupakan salah satu indikasi adanya sesar
(5) Sesar turun merupakan hasil dari gaya ekstensi
Mana sajakah pernyataan yang tepat?
a. (2), (4), (5)
b. (1), (2), (3)
c. (2), (3), (5)
d. (1), (4), (5)
e. (3), (4), (5)

9. Struktur geologi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu struktur garis dan struktur bidang. Di bawah ini yang
bukan termasuk dalam struktur bidang adalah . . . .
a. Lapisan batuan
b. Striasi
c. Kekar
d. Patahan
e. Lipatan

10. Sepasang sesar normal berhadapan yang menyebabkan suatu blok hanging wall berada di antara
2 blok foot wall disebut sebagai . . . .
a. Graben
b. Horst
c. Sesar listrik
d. Sesar domino
e. Sesar bertingkat

11. Bentang alam (morfologi) karst terdapat pada daerah dengan batuan berupa . . . .
a. Batusabak
b. Batugamping
c. Batupasir
d. Batulempung
e. Batulanau

12. Secara sederhana, proses geomorfologi dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu eksogenik dan
endogenik. Pengelompokkan tersebut dibuat berdasarkan . . . .
a. Tempat proses tersebut berlangsung
b. Asal material yang terkena proses
c. Asal energi yang menggerakkan proses
d. Bentuk proses

29
e. Lamanya proses

13. Pola penyaluran (sungai) yang terbentuk pada batuan sedimen yang berselang-seling antara yang
mempunyai resistensi rendah dan tinggi adalah . . . .
a. Rektangular
b. Trelis
c. Multibasinal
d. Dendritik
e. Radial

14. Apabila material letusan gunung api didominasi cairan lava yang meleleh, maka bentuk tubuh
gunung api yang terbentuk dikenal sebagai jenis . . . .
a. Maar
b. Sinder
c. Perisai
d. Strato
e. Kaldera

15. Jenis erosi air permukaan yang sangat efektif dalam menghilangkan kesuburan tanah adalah . . . .
a. Erosi parit
b. Erosi alur
c. Erosi lembaran
d. Erosi percikan
e. Erosi lateral

16. Berikut syarat-syarat pembentukan delta, kecuali . . . .


a. Arus sungai pada bagian muara mempunyai kecepatan yang minimum
b. Jumlah material yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak
c. Laut pada daerah muara sungai cukup tenang
d. Pantainya relatif landai
e. Daerah pembentukan merupakan daerah tektonik aktif

17. Bentang alam berupa gumuk pasir (dune) ini berbentuk bulan sabit dengan backslope lebih landai
daripada foreslope. Arah angin searah dengan arah memanjangnya sayap dune tersebut. Bentang
alam tersebut adalah . . . .
a. Parabolic dune
b. Seif
c. Barchan
d. Longitudinal dune
e. Transversal dune

18. Bentang alam hasil dari proses kimia dan fisika yang mengakibatkan perubahan bentuk
permukaan bumi akibat air permukaan disebut bentang alam . . . .
a. Struktural
b. Fluvial
c. Eolian
d. Vulkanik
e. Karst

19. Contoh morfologi bentang alam karst adalah . . . .

30
a. Meander
b. Till
c. Natural levee
d. Natural bridge
e. Dome

20. Berikut ini merupakan nama-nama unit geomorfologi yang dihasilkan dari proses fluvial, kecuali .
...
a. Dataran banjir
b. Jembatan alam
c. Danau tapal kuda
d. Tanggul alam
e. Sungai teranyam

31
STRATIGRAFI DAN GEOFISIKA
HUKUM DASAR STRATIGRAFI
Stratigrafi adalah cabang ilmu geologi yang membahas tentang penyatuan, penamaan, dan
hubungan antar satuan batuan baik secara lateral maupun vertikal. Stratigrafi suatu daerah
pada umumnya digambarkan dengan urutan macam batuan yang ada di daerah tersebut, mulai
dari yang tertua hingga yang termuda. Urutan macam batuan ini dinyatakan dalam bentuk
kolom stratigrafi. Kolom stratigrafi harus disusun dan ditafsirkan dengan menggunakan hukum
dasar stratigrafi:
1. Hukum Uniformitarianisme (oleh James Hutton)
Hukum uniformitarianisme menyatakan bahwa peristiwa geologi yang terjadi di masa kini
juga terjadi di masa lalu, meskipun intensitasnya tidak selalu sama. Hukum ini bisa
dirangkum dalam satu kalimat, yaitu “the present is the key to the past”.

2. Hukum Original Horizontality (oleh Nicolaus Steno)


Hukum original horizontality menyatakan bahwa pada waktu baru terjadi, sedimen akan
terendapkan oleh pengaruh gravitasi mengikuti permukaan alas pengendapan, serta
mempunyai permukaan endapan yang horizontal, menerus, dan membaji di tepian
cekungan.

Gambar 1 Ilustrasi hukum original horizontality

3. Hukum Superposisi (oleh Nicolaus Steno)


Hukum superposisi menyatakan bahwa dalam keadaan tidak terganggu (oleh aktivitas
tektonik), lapisan batuan yang berumur tua akan berada di bawah lapisan batuan yang
berumur lebih muda.

Gambar 2 Ilustrasi perlapisan batuan sedimen yang horizontal (belum mengalami


gangguan tektonik)

4. Hukum Lateral Accretion


Hukum lateral accretion menyatakan bahwa dalam keadaan normal, dalam suatu urutan
proses pengendapan, perlapisan sedimen akan
tumbuh (mengalami akresi) ke arah lateral.
Pembajian lapisan terjadi pada tepian maupun dasar
cekungan. Lapisan sedimen yang berumur muda
bisa terdapat di atas maupun di samping lapisan
sedimen yang berumur tua.

Gambar 3 Ilustrasi hukum lateral accretion

5. Hukum Cross-Cutting Relationship (hubungan potong silang)

5
Hukum hubungan potong silang menyatakan apabila suatu tumpukan perlapisan batuan
diterobos oleh intrusi batuan beku, maka batuan beku yang menerobos tadi berumur lebih
muda daripada lapisan batuan termuda yang diterobos. Selain itu, ada variasi lain dalam
cross-cutting relationship, yaitu sesar dan lipatan. Dalam suatu urutan batuan yang
terpotong oleh sesar, umur sesar lebih muda daripada batuan termuda yang terpotong oleh
sesar tersebut. Pada suatu tumpukan perlapisan batuan yang terlipat, umur lipatan lebih
muda daripada batuan termuda yang terlipat.

Gambar 4 Ilustrasi hukum cross-cutting relationship

6. Hukum Inklusi
Hukum inklusi menyatakan bahwa batuan yang menginklusi selalu lebih tua daripada
batuan yang diinklusinya.

Gambar 5 Ilustrasi hukum inklusi

7. Hukum Biotic Succession (oleh Abbe Giraud-Soulavie)


Hukum biotic succession menyatakan bahwa dalam suatu urutan batuan secara vertikal,
kandungan fosilnya mengalami pergantian secara sistematis.

8. Hukum Strata Identified by Fossil (oleh William Smith)


Hukum strata identified by fossil menyatakan bahwa suatu perlapisan batuan dapat
dibedakan dari perlapisan batuan lainnya atas dasar ciri tertentu dari kandungan fosilnya.
Fosil yang mencirikan lapisan batuan tertentu pada rekaman stratigrafi disebut fosil indeks.

KETIDAKSELARASAN
Kerak bumi terus menerus mengalami perubahan. Di saat erosi bekerja di suatu tempat,
pengendapan sedimen berlangsung di tempat lain. Ketika sedimen tidak terendapkan dalam
waktu yang lama atau ketika erosi menghilangkan lapisan sedimen yang telah terendapkan di
masa lalu, akan muncul ketidakmenerusan pada rekaman stratigrafi. Ketidakmenerusan ini
dinamakan ketidakselarasan (unconformity). Ada 4 macam ketidakselarasan dalam rekaman
stratigrafi, yaitu:
- Disconformity (ketidakselarasan paralel)

6
Disconformity ditandai oleh adanya bidang erosi antara batuan sedimen yang berumur tua
dengan batuan sedimen yang relatif jauh lebih muda.

Gambar 6 Proses terbentuknya disconformity

- Paraconformity
Paraconformity mirip dengan disconformity, namun tidak disertai adanya bidang erosi
antara batuan yang berumur tua dengan batuan yang relatif jauh lebih muda.

- Nonconformity
Nonconformity adalah ketidakselarasan antara batuan sedimen dengan batuan beku atau
batuan metamorf di bawahnya. Ketidakselarasan ini ditandai oleh adanya bidang erosi
antara batuan beku intrusif atau metamorf yang berumur tua dengan batuan sedimen di
atasnya yang berumur lebih muda.

Gambar 7 Proses terbentuknya nonconformity

- Angular unconformity (ketidakselarasan menyudut)


Angular unconformity ditandai oleh adanya perbedaan kemiringan (dip) lapisan batuan
sedimen antara yang di bawah dengan yang di atas bidang erosi.

Gambar 8 Proses terbentuknya angular unconformity

METODE GEOFISIKA

7
Geofisika adalah ilmu yang mengaplikasikan konsep dasar fisika untuk mempelajari Bumi (baik
permukaan maupun struktur dalamnya). Gejala geofisik yang diukur ada yang bersifat alami
maupun buatan. Gejala alam diukur dengan metode geofisika pasif, sedangkan gejala buatan
diukur dengan metode geofisika aktif.

Macam-macam metode geofisika pasif:


1. Metode gravitasi
Metode ini digunakan untuk mengukur medan gravitasi di permukaan Bumi. Medan
gravitasi di permukaan banyak dipengaruhi oleh perbedaan densitas (massa jenis) batuan
di bawah permukaan.

2. Metode kemagnetan
Metode ini digunakan untuk mengukur medan kemagnetan Bumi. Medan kemagnetan di
suatu area banyak dipengaruhi oleh sifat kerentanan magnetik (magnetic susceptibility) dari
material di bawah permukaan. Di beberapa tempat bisa teramati adanya anomali medan
kemagnetan karena adanya kandungan mineral bijih tertentu yang bersifat magnetik.

3. Metode radioaktif
Metode ini digunakan untuk mengukur sifat radioaktif batuan (terutama pada eksplorasi
bijih mineral radioaktif).

4. Metode aliran panas


Metode ini digunakan untuk mengukur aliran panas yang muncul ke permukaan Bumi.

5. Metode seismik pasif


Metode seismik pasif/gempa mikro (mikroseismik) adalah metode untuk mengukur
getaran-getaran yang muncul dari dalam Bumi. Metode ini dipakai terutama dalam survey
gempa bumi dan survey panas bumi/geotermal.

Macam-macam metode geofisika aktif:


1. Metode seismik aktif
Metode seismik aktif terdiri atas metode seismik bias dan seismik pantul. Surveyor
membuat getaran di permukaan Bumi dan merekam respon yang terjadi karena pantulan
ataupun pembiasan gelombang seismik tersebut. Faktor yang berpengaruh adalah sifat
impedansi akustik batuan.

2. Metode resistivitas
Metode ini dilakukan dengan mengalirkan arus listrik ke dalam tanah dan mengukur beda
potensial listrik yang terjadi. Dari informasi beda potensial, dapat diukur beda nilai
tahanan/hambatan jenis (resistivitas) batuan.

3. Metode elektromagnetik
Metode ini dilakukan dengan membuat medan elektromagnetik (dengan sirkuit di
permukaan) dan mengukur kuat medannya. Anomali medan elektromagnetik akan teramati
bila di bawah permukaan terdapat cebakan urat bijih/benda metal.

4. Metode Ground Probing Radar (GPR)


Metode ini dilakukan dengan memancarkan gelombang radar ke permukaan tanah dan
menangkap responnya. Hasilnya adalah gambaran bawah permukaan dari jalur yang
dipindai (di-scan).

8
Tabel 1 Beberapa Macam Metode Geofisika

9
SOAL LATIHAN
1. Jika terdapat suatu lapisan batuan seperti pada gambar di
samping, bagaimanakah urutan pembentukannya?
a. A – B – C – D
b. B – C – D – A
c. D – C – B – A
d. C – B – A – D
e. D – A – C – B

2. Hukum Superposisi pada dasarnya menyebutkan bahwa pada suatu sekuen lapisan batuan
sedimen yang belum terdeformasi, . . . .
a. Semua lapisan batuan memiliki umur yang sama
b. Lapisan batuan tidak bisa ditentukan umurnya
c. Lapisan batuan berbeda-beda umurnya
d. Lapisan batuan yang berada di bawah berumur lebih muda daripada yang di atasnya
e. Lapisan batuan yang berada di atas berumur lebih muda daripada yang di bawahnya

3. Bila pada suatu batuan terjadi jeda pengendapan dalam kurun waktu geologi yang sangat lama
dan sekaligus mengalami proses erosional sebelum kemudian diendapkan lapisan batuan yang
jauh lebih muda di atasnya, maka ketidakselarasan yang terjadi disebut . . . .
a. Angular unconformity
b. Disconformity
c. Nonconformity
d. Local unconformity
e. Regular unconformity

4. Sifat fisik Bumi yang dimanfaatkan untuk melakukan survei geofisika metode elektromagnetik
adalah:
a. Densitas
b. Magnetic susceptibility
c. Konduktivitas listrik dan induktansi
d. Konstanta dielektrik
e. Resistivitas

5. Perhatikan penampang stratigrafi berikut ini. Manakah


pernyataan yang benar?
a. Umur batuan A lebih tua daripada D
b. Umur batuan C lebih muda daripada D
c. Umur batuan E lebih muda daripada B
d. Umur batuan B lebih muda daripada A
e. Umur batuan B lebih tua daripada C

6. Adanya variasi nilai gravitasi di Bumi disebabkan karena . . . .


a. Bumi tidak seragam morfologinya

10
b. Bumi mengalami rotasi
c. Persebaran batuan di bawah permukaan Bumi beragam
d. a dan b benar
e. a – c benar

7. Pada suatu singkapan batuan dijumpai perlapisan batuan yang terpotong akibat sesar. Dari hasil
pengamatan, disimpulkan bahwa sesar berumur lebih muda. Kesimpulan ini didasarkan atas
hukum dasar geologi, yaitu . . . .
a. Principle of cross-cutting relationship
b. Principle of faunal succession
c. Law of uniformitarianism
d. Law of original horizontality
e. Law of superposition

8. Ketidakselarasan antara batuan sedimen dengan batuan sedimen lain tanpa adanya bidang erosi
dinamakan . . . .
a. Nonconformity
b. Paraconformity
c. Angular unconformity
d. Disconformity
e. a – d benar

9. Yang bukan merupakan bagian dari ilmu geofisika adalah pengukuran tentang . . . .
a. Rapat massa batuan
b. Elastisitas batuan
c. Suhu batuan
d. Butir mineral batuan
e. Kemagnetan batuan

10. Untuk mengetahui ketebalan akuifer air tanah, metode geofisika yang paling tidak bisa digunakan
adalah . . . .
a. Geomagnet
b. Geolistrik
c. Seismik
d. Ground Probing Radar
e. Lubang bor

11. Terjadinya anomali gravitasi di permukaan Bumi disebabkan oleh . . . .


a. Kontras massa jenis batuan di kerak bumi
b. Kontras impedansi akustik sebagai sifat dari batuan
c. Kontras kandungan mineral magnetik dalam batuan
d. Kontras porositas pada lapisan batuan
e. Kontras permeabilitas pada lapisan batuan

12. Metode geofisika yang bersifat pasif yaitu . . . .


a. Mengamati dan mengukur gejala/fenomena alamiah Bumi untuk eksplorasi
b. Menggunakan bahan peledak
c. Memberikan sinyal, getaran, atau medan listrik ke dalam permukaan Bumi
d. Memasukkan alat ukur ke dalam lubang pemboran
e. Menggunakan satelit untuk mempelajari perilaku Bumi

11
13. Hukum uniformitarianisme menyatakan bahwa . . . .
a. Proses-proses geologi yang terjadi saat ini juga terjadi di masa lampau
b. Pada mulanya batuan sedimen diendapkan secara horizontal di dasar cekungan sejajar
dengan permukaan bumi
c. Pada sekuen lapisan yang belum terganggu, batuan yang tertua akan berada di paling bawah
dan batuan termuda akan berada di paling atas
d. Satuan batuan atau sesar yang memotong secara menyilang satuan batuan lain atau sesar
lain, berumur lebih muda daripada satuan batuan atau sesar yang dipotongnya
e. Karena evolusi, berbagai fosil yang terawetkan di dalam suatu sekuen batuan, kenampakan
fisiknya berubah secara gradual dan teratur seiring berjalannya waktu

14. Hukum uniformitarianisme dicetuskan oleh . . . . pada tahun . . . .


a. Hutton, 1785
b. Smith, 1816
c. Steno, 1669
d. Walter, 1984
e. Soulavie, 1777

Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab soal no. 15 – 17.

15. Berdasarkan gambar di atas, urutan pembentukan batuan yang benar adalah . . . .
a. 1 – 2 – 3 – B – 4 – A
b. 1 – 2 – 3 – 4 – B – A
c. B – 1 – 2 – 3 – 4 – A
d. 1 – 2 – 3 – 4 – A – B
e. A – 1 – 2 – 3 – 4 – B

16. Hubungan antar lapisan batuan yang selaras adalah antara . . . .


a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4

12
d. 1 dan B
e. 4 dan B

17. Ketidakselarasan menyudut terjadi antara . . . .


a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 1 dan B
e. 4 dan B

18. Jenis ketidakselarasan di mana lapisannya saling menyudut disebut . . . .


a. Unconformity
b. Disconformity
c. Paraconformity
d. Angular unconformity
e. Nonconformity

19. Batuan sedimen yang terkena proses deformasi sangat mudah dikenali bila dalam kedudukan yang
miring. Hal ini disebabkan karena keadaannya yang tidak lagi sesuai dengan kedudukan awal
ketika diendapkan, di mana secara umum seluruh batuan sedimen akan mengikuti hukum geologi
....
a. Urutan pengendapan
b. Urutan umur kandungan fosil
c. Hubungan potong memotong
d. Kemendataran mula-mula
e. Kemenerusan lateral

20. Metode geofisika eksplorasi yang paling sesuai untuk mengetahui ada tidaknya intrusi air laut ke
arah daratan adalah . . . .
a. Metode gravitasi
b. Metode geomagnet
c. Metode geolistrik
d. Metode seismik refleksi
e. Metode seismik refraksi

13
PENDAHULUAN METEOROLOGI DAN ATMOSFER
PENDAHULUAN METEOROLOGI
Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena atmosfer, termasuk segala
proses dinamik, fisik, dan kimiawi yang terjadi di dalam atmosfer. Sebagai ilmu yang mempelajari
tentang atmosfer, meteorologi sangat berkaitan dengan klimatologi. Perbedaan antara keduanya
terletak pada fokus kajian masing-masing ilmu tersebut. Fokus kajian meteorologi adalah cuaca,
sedangkan klimatologi adalah iklim. Cuaca adalah kondisi sesaat atmosfer atau variabilitas jangka
pendek atmosfer dalam skala waktu menit hingga bulan. Iklim adalah deskripsi statistik kondisi
atmosfer jangka panjang yang merupakan perataan dalam periode 30 tahun (menurut
kesepakatan WMO (World Meteorological Organization)).

Meteorologi penting untuk dipelajari karena kajiannya sangat berpengaruh dalam kehidupan
manusia. Prediksi cuaca yang dipelajari dalam meteorologi dapat digunakan untuk
mengembangkan suatu sistem peringatan cuaca ekstrem, sehingga kerugian yang mungkin
dialami bisa diminimalisasi. Di bidang pertanian, prediksi cuaca sangat berguna untuk menentukan
waktu tanam dan waktu panen dalam rangka menghindari cuaca buruk yang dapat merusak
tanaman dan membahayakan ketahanan pangan. Informasi cuaca juga penting di bidang
transportasi, pelayanan, dan komersial untuk menghindari terjadinya kerugian dan kecelakaan.
Selain itu, masih banyak lagi kegunaan ilmu meteorologi di setiap bidang dalam kehidupan
manusia.

Cuaca tidak terlepas dari berbagai macam parameter meteorologi, antara lain:
1. Temperatur udara
Terdapat beberapa satuan yang dapat digunakan untuk menyatakan besaran temperatur.
Kelvin (K) merupakan satuan internasional (SI) dari temperatur dan sering digunakan dalam
perhitungan. Derajat celcius (0C) dan derajat Fahrenheit (0F) bukan merupakan SI dari
temperatur, namun tetap sering digunakan untuk menyatakan besaran temperatur. Derajat
celcius digunakan untuk menyatakan temperatur secara umum, sedangkan derajat Fahrenheit
lebih lazim digunakan di Amerika. Selain ketiga satuan tersebut, derajat reamur (0R) juga
digunakan untuk menyatakan besaran temperatur. Persamaan konversi dari satuan kelvin ke
celcius adalah: K = 0C + 273,15

Tabel 1 Konversi Antara Beberapa Satuan Temperatur

2. Tekanan udara
SI untuk tekanan adalah Pascal (Pa). Umumnya, tekanan udara dinyatakan dalam satuan
hectopascal (hPa). Selain itu, tekanan sering juga dinyatakan dalam satuan non-SI seperti
milibar (mb). Persamaan konversi antara ketiga satuan tersebut adalah: 1 mb = 1 hPa = 100
Pa. Tekanan udara standar pada ketinggian muka laut adalah 1013,25 mb.

5
Nilai gradien vertikal tekanan udara adalah sekitar 0,14 mb/m (berlaku sampai ketinggian
sekitar 5 km). Di atas ketinggian 5 km, nilai gradien ini menurun secara logaritmik seiring
dengan bertambahnya ketinggian.

3. Angin
Angin mempunyai 2 variabel utama, yaitu arah dan kecepatan. SI untuk kecepatan angin
adalah meter per sekon (m/s). Kecepatan angin juga biasa dinyatakan dalam beberapa macam
satuan non-SI seperti:
- Knots (kt) = mil-laut per jam → 1 kt = 0,514 m/s ≈ 0,5 m/s
- Kilometer per jam (kph) → 1 m/s = 3,6 kph ↔ 1 kph = 0,278 m/s
- Mil per jam (mph) → 1 mph = 1,609 kph ↔ 1 mph = 0,447 m/s

Menurut konvensi meteorologi, arah angin


menyatakan dari mana (arah menurut mata angin)
angin tersebut datang dan dinyatakan dalam derajat
dari utara (diukur searah jarum jam dari arah utara).
Contoh: angin utara (00), angin timur (900), angin
selatan (1800), angin barat (2700).

Gambar 1 Ilustrasi penggambaran vektor angin rataan


yang arahnya 500

4. Kelembaban udara
Kelembaban udara secara umum menyatakan kandungan uap air di udara. Terdapat beberapa
istilah penting yang berkaitan dengan kelembaban udara, yaitu:
a. Kelembaban relatif atau Relative Humidity (RH)
Kelembaban relatif adalah jumlah uap air di udara yang dinyatakan dalam persentase
terhadap jumlah maksimum uap air yang mungkin terkandung di udara pada temperatur
tertentu. Menurut SI, kelembaban relatif dinyatakan dalam persen (%). Nilai RH dapat
dihitung melalui persamaan berikut:
�� �
RH = x 100 % = x 100 %
�� ��
Keterangan:
- Pv : Tekanan uap air di udara saat itu
- Ps : Tekanan uap air jenuh
- e : Kandungan uap air di udara saat itu
- es : Kandungan uap air maksimum (jenuh)

b. Perbandingan campuran atau Mixing Ratio


Perbandingan campuran adalah perbandingan antara massa uap air (gram) dengan massa
udara kering (kg). Satuan perbandingan campuran adalah gram per kilogram (g/kg).

c. Kelembaban spesifik
Kelembaban spesifik adalah perbandingan antara massa uap air (gram) dengan massa
udara lengas (massa udara total) (kg). Satuan kelembaban spesifik adalah g/kg.

d. Kelembaban mutlak/absolut atau densitas uap air

6
Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (gram) dalam 1 m3 udara lengas (massa
uap air per satuan volume udara lengas). Satuannya adalah g/m3.

e. Titik embun
Titik embun merupakan temperatur udara ketika uap air mengondensasi. Definisi lainnya
adalah temperatur yang diperlukan oleh parsel udara dengan kandungan uap air konstan
(dan tekanan konstan) untuk menjadi jenuh uap air.

f. Depresi titik embun


Depresi titik embun adalah selisih antara suhu udara saat itu dengan suhu titik embun (T
– Td).

Selain keempat parameter yang telah dijelaskan di atas, masih ada beberapa parameter
meteorologi lain yang tidak akan dijelaskan secara mendetail pada bab ini, yaitu perawanan (tipe,
ukuran, ketinggian), presipitasi (tipe, jumlah, lokasi), dan visibilitas (jarak pandang). Perubahan
cuaca dari waktu ke waktu memerlukan pencatatan beberapa hal, antara lain trend
(kecenderungan), waktu terjadinya perubahan cuaca yang signifikan, dan fenomena cuaca
ekstrem. Cuaca dibagi menjadi 3 skala menurut ruang dan waktu, yaitu:
1. Lokal (skala mikro)
- Waktu : beberapa jam – 1 hari
- Jarak : < 2 km
- Fenomena : konveksi lokal, awan kumulus kecil, kabut, variasi angin permukaan, dll

2. Regional (skala meso)


- Waktu : beberapa jam – beberapa hari
- Jarak : beberapa km – 100 km
- Fenomena : badai petir (thunderstorm), angin lokal (angin darat, angin laut, dll), front, dll

3. Skala besar (skala sinoptik)


- Waktu : beberapa hari – lebih dari 10 hari
- Jarak : ratusan hingga ribuan km
- Fenomena : sistem tekanan tinggi (antisiklon) dan tekanan rendah (siklon)

KOMPOSISI ATMOSFER
Atmosfer adalah lapisan gas atau campuran gas (udara) yang melingkupi dan terikat pada Bumi
karena gaya gravitasi bumi. Di dalam campuran gas itu terdapat juga uap air. Campuran gas tanpa
uap air dinamakan udara kering. Pada 4,6 milyar tahun yang lalu (saat Bumi baru saja terbentuk),
atmosfer bumi terdiri atas campuran gas hidrogen dan helium. Kedua gas tersebut merupakan gas
utama yang ditemukan di alam semesta. Melalui proses degassing (pelepasan dan perembesan
gas dari dalam Bumi), banyak gas-gas lain yang masuk ke dalam atmosfer bumi, seperti uap air
(H2O), karbon dioksida (CO2), dan nitrogen (N2). Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dan
menyebabkan atmosfer bumi berevolusi hingga menjadi seperti saat ini.

Atmosfer bumi saat ini terdiri atas campuran molekul gas, partikel tersuspensi (padat & cair), dan
presipitasi yang jatuh. Ketebalan atmosfer mencapai sekitar 1.000 km. Meskipun demikian, 99 %
kandungan/massa atmosfer berada pada 30 km lapisan terbawah (di bawah ketinggian 30 km).

7
Secara umum, gas-gas penyusun atmosfer terbagi menjadi 2 golongan, yaitu gas-gas permanen
dan gas-gas variabel.

Tabel 2 Gas-Gas Permanen di Atmosfer Bumi

Tabel 3 Gas-Gas Variabel di Atmosfer Bumi

Di bawah ini dijelaskan beberapa unsur penyusun atmosfer secara lebih detail:
1. Uap air (H2O)
Waktu tinggal uap air di atmosfer adalah sekitar 10 hari. Selain menjadi sumber utama dari
semua bentuk presipitasi, uap air juga dapat menyerap radiasi matahari (gelombang pendek)
dan radiasi bumi (gelombang panjang).

2. Karbon dioksida (CO2)


Jumlah karbon dioksida di atmosfer adalah sekitar 0,036 % dari total massa atmosfer
(konsentrasinya di atmosfer sekitar 360 ppm (part per million)). Karbon dioksida yang masuk
ke atmosfer dapat berasal dari sumber alami maupun sumber alami. Sumber alami CO 2 antara
lain proses respirasi makhluk hidup, erupsi gunung api, dan peluruhan material organik.
Sumber buatan CO2 dapat berupa pembakaran bahan bakar fosil, industri semen, pembakaran
hutan, dan perubahan tata guna lahan.

Selanjutnya, karbon dioksida keluar dari atmosfer terutama melalui proses fotosintesis
tumbuhan. Belakangan ini, karbon dioksida menjadi perhatian banyak orang karena
konsentrasinya yang terus bertambah sekitar 1,8 ppm atau sekitar 0,5 % setiap tahunnya sejak
tahun 1950.

8
Sebagai gas rumah kaca yang utama, CO2 menyerap radiasi gelombang panjang yang
dipancarkan oleh Bumi. Dengan demikian, radiasi itu tidak dapat lepas ke luar angkasa.
Atmosfer yang cukup banyak mengandung CO2 berfungsi sebagai rumah kaca yang akan
menaikkan suhu rata-rata atmosfer dan pada akhirnya dapat menyebabkan pemanasan
global.

3. Ozon (O3)
Ozon merupakan gas yang molekulnya terdiri atas 3 atom oksigen. Ozon terdapat di seluruh
atmosfer bagian bawah, tetapi kebanyakan terdapat di lapisan stratosfer. Ozon terkonsentrasi
pada ketinggian sekitar 15 – 35 km dari permukaan Bumi dan paling banyak terdapat pada
ketinggian sekitar 25 km dari permukaan Bumi.

Proses pembentukan ozon dimulai dari terbelahnya molekul oksigen (O2) di bawah pengaruh
radiasi ultraviolet matahari menjadi 2 atom oksigen. Kemudian, atom oksigen bertumbukan
dengan molekul oksigen lain dan bergabung membentuk ozon (seperti yang ditunjukkan oleh
persamaan di bawah ini):

M adalah molekul ketiga yang biasanya berupa N2 atau O2.

Meskipun keberadaannya di atmosfer hanya sedikit, ozon mempunyai peran yang sangat
penting bagi kehidupan di Bumi. Perannya tersebut adalah menyerap dengan kuat radiasi
ultraviolet yang dipancarkan oleh Matahari ke Bumi. Dengan demikian, radiasi ultraviolet yang
mencapai permukaan Bumi telah berkurang hingga ke level yang tidak membahayakan
makhluk hidup.

Pengamatan atmosfer bagian atas oleh berbagai penelitian di kutub selatan menunjukkan
adanya penipisan lapisan ozon. Lapisan ozon yang menipis ini
disebut “lubang ozon”. Menurut para ahli, kerusakan lapisan ozon
terjadi karena lepasnya sejumlah zat aktif buatan dari permukaan
bumi sampai tempat lapisan ozon berada. Klorofluorokarbon (CFC)
merupakan salah satu bahan kimia yang menjadi penyebab utama
rusaknya lapisan ozon.

Gambar 2 Lubang ozon di atas Antarktika (kutub selatan) yang


teramati pada tanggal 6 September 2000

4. Metana (CH4)
Metana juga merupakan salah satu gas rumah kaca yang menjadi perhatian akhir-akhir ini
karena konsentrasinya yang terus meningkat sekitar 0,01 ppm/tahun dalam beberapa dekade
terakhir. Konsentrasi metana pada saat ini adalah sekitar 1,7 ppm. Metana mempunyai waktu
tinggal yang cukup lama di atmosfer, yaitu sekitar 10 tahun.

5. Aerosol
Aerosol adalah partikel padat atau cair berukuran kecil yang tersuspensi (melayang) di udara.
Contoh aerosol antara lain asap, debu, garam laut, sulfat, dan nitrat. Ukurannya lebih besar
dari molekul, namun cukup kecil hingga dapat melayang di udara.

9
Aerosol yang masuk ke dalam atmosfer dapat berasal dari sumber alami maupun buatan.
Sumber alami aerosol yaitu letusan gunung berapi, permukaan daratan, dan permukaan
lautan. Sumber buatan aerosol berasal dari manusia melalui pembakaran bahan bakar fosil
dan industri.

STRUKTUR ATMOSFER
Atmosfer dibagi menjadi beberapa lapisan berdasarkan beberapa sifat atau parameter, yaitu:
1. Profil temperatur
Berdasarkan profil temperatur ini, atmosfer dibagi menjadi 4 lapisan, yaitu:
a. Troposfer
Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer yang ketebalannya bervariasi
terhadap ruang dan waktu. Ketebalan troposfer bervariasi mulai dari sekitar 8 km di
daerah kutub sampai 16 km di daerah ekuator. Sumber panas dari lapisan ini adalah
permukaan bumi yang menyerap radiasi matahari dan kemudian melepaskannya kembali.
Pada lapisan ini, suhu berkurang seiring dengan bertambahnya ketinggian. Troposfer
merupakan lapisan yang memiliki cuaca. Puncak troposfer dinamakan tropopause.

b. Stratosfer
Stratosfer adalah lapisan atmosfer yang berada di atas tropopause hingga ketinggian
sekitar 50 km dari permukaan bumi. Berbeda dengan troposfer, suhu di stratosfer
meningkat seiring dengan bertambahnya ketinggian (inversi suhu). Suhu maksimum di
stratosfer terdapat pada puncaknya, yaitu stratopause (suhunya sekitar 270 K). Sumber
panas dari adanya inversi suhu pada lapisan ini berasal dari penyerapan radiasi ultraviolet
matahari oleh ozon yang kebanyakan berada di lapisan ini.

10
c. Mesosfer
Mesosfer merupakan lapisan yang
berada di atas stratopause hingga
ketinggian 80 km di atas permukaan
bumi. Pada lapisan ini, suhu berkurang
seiring dengan bertambahnya
ketinggian. Suhu terendah pada
lapisan ini mencapai -900C dan terletak
di bagian puncaknya, yaitu
mesopause. Pada lapisan ini, meteor
mulai terbakar ketika memasuki
atmosfer bumi.

d. Termosfer
Termosfer merupakan lapisan di atas
mesopause yang terletak pada
ketinggian antara 80 – 500 km di atas
permukaan bumi. Di dalam termosfer,
suhu meningkat seiring dengan
bertambahnya ketinggian. Suhu di
puncak termosfer pada siang hari
dapat mencapai 1.5000C.

Gambar 3 Pembagian struktur atmosfer berdasarkan profil temperatur

2. Sifat kelistrikan
Menurut sifat kelistrikannya, atmosfer dibagi menjadi 2 lapisan:
a. Netrosfer
- Pada lapisan ini tidak terjadi fotoionisasi
- Ketinggian < 60 km di atas permukaan laut

b. Ionosfer
Ionosfer merupakan lapisan atmosfer yang mengalami fotoionisasi (ionisasi oleh cahaya
matahari), sehingga mengandung banyak partikel bermuatan (proton (+) dan elektron (-
)). Lapisan ini berada di atas ketinggian 60 km dari permukaan bumi. Ionosfer dibagi lagi
menjadi 3 lapisan, yaitu:
1) Lapisan D
- Hanya ada pada siang hari
- Menyerap gelombang radio AM
2) Lapisan E
- Konsentrasi elektron pada siang hari lebih
tinggi daripada malam hari
3) Lapisan F
- Memantulkan gelombang radio AM

Gambar 4 Keadaan ionosfer pada siang dan malam hari

3. Ikatan molekul
Berdasarkan ikatan molekulnya, atmosfer dibagi menjadi 2 lapisan:
a. Homosfer

11
Homosfer berada di ketinggian antara 0 – 80 km di atas permukaan laut. Pada lapisan ini,
komposisi atmosfer dapat dikatakan homogen.

b. Heterosfer
Heterosfer berada di atas ketinggian 80 km dari permukaan bumi. Pada lapisan ini,
komposisi atmosfernya sudah tidak homogen terhadap ketinggian.

12
SOAL
1. Zat kimia manakah yang berkontribusi terhadap perubahan iklim?
a. Metana
b. Karbon dioksida
c. Karbon monoksida
d. a dan b benar
e. a – c benar

2. Manakah di antara pernyataan mengenai efek rumah kaca di bawah ini yang benar?
a. Terlibat dalam pelepasan panas laten atmosfer
b. Menolong permukaan bumi untuk tetap hangat dibandingkan jika tidak ada atmosfer
c. Memantulkan kembali radiasi matahari
d. Menghalangi cahaya matahari mencapai permukaan bumi
e. Disebabkan oleh polusi udara

3. Cuaca adalah . . . .
a. Kondisi atmosfer dalam suatu waktu tertentu
b. Rata-rata kondisi atmosfer dalam suatu selang waktu tertentu
c. Suhu atmosfer pada suatu waktu tertentu
d. Perubahan atmosfer pada selang waktu tertentu
e. a – d benar

4. Urutan volume (dari yang besar ke yang kecil) gas-gas yang terkandung dalam udara kering adalah
....
a. N2, He, Ne
b. Ne, He, O3
c. CO2, O3, He
d. O2, O3, CO2
e. N2, CO2, O2

5. Atmosfer bumi terdiri atas 4 lapisan utama. Lapisan yang mengandung uap air dan merupakan
tempat terjadinya pembentukan cuaca adalah . . . .
a. Ionosfer
b. Termosfer
c. Mesosfer
d. Stratosfer
e. Troposfer

6. Di bawah ini yang termasuk gejala cuaca adalah . . . .


a. Kabut
b. Pelangi
c. Kilat
d. a dan c benar
e. b dan c benar

7. Pengukuran dasar untuk mengetahui karakteristik angin adalah . . . .


a. Kecepatan dan temperatur
b. Kecepatan dan arah

13
c. Arah dan temperatur
d. Kelembaban dan arah
e. Kelembaban dan kecepatan

8. Kecepatan angin sebesar 36 km/jam jika dikonversi ke satuan knot menjadi . . . .


a. 36 knot
b. 20 knot
c. 18 knot
d. 10 knot
e. a – d salah

9. Udara lembab merupakan campuran dari . . . .


a. Udara basah dan uap air
b. Udara panas dan udara dingin
c. Uap air dan udara kering
d. Udara basah dan udara dingin
e. Udara panas dan udara kering

10. Lapisan batas antara troposfer dan stratosfer adalah . . . .


a. Tropopause
b. Stratopause
c. Mesopause
d. Mesosfer
e. Termopause

11. Mixing ratio dinyatakan sebagai . . . .


a. Perbandingan antara massa uap air (gram) dan massa udara kering (kilogram) yang terdapat
dalam udara lengas
b. Perbandingan antara massa uap air dan massa uap air jenuh dalam udara
c. Massa uap air (gram) dalam 1 m3 udara lengas
d. Massa uap air (gram) dalam 1 kg udara lengas
e. a – d salah

12. Diketahui tekanan atmosfer di Jakarta adalah 1.000 mb. Berapakah tekanan atmosfer di
Bandung yang posisinya 700 meter lebih tinggi daripada Jakarta?
a. 700 mb
b. 750 mb
c. 850 mb
d. 902 mb
e. a – d salah

13. Helium, xenon, dan hidrogen tergolong . . . .


a. Gas-gas variabel pembentuk atmosfer
b. Gas-gas permanen pembentuk atmosfer
c. Gas-gas rumah kaca
d. Gas-gas ringan pembentuk atmosfer
e. Gas-gas berat pembentuk atmosfer

14. Ditinjau dari homogenitas kimiawi, struktur atmosfer adalah . . . .


a. Homosfer – heterosfer

14
b. Homosfer – heterosfer – mesosfer – termosfer
c. Ionosfer – ozonosfer
d. Troposfer – stratosfer – mesosfer – termosfer
e. a – d salah

15. Gas pembentuk cuaca di atmosfer adalah . . . .


a. CO2
b. O3
c. CH4
d. H2O
e. H2S

16. Komposisi gas yang paling banyak terdapat pada atmosfer bumi adalah . . . .
a. Nitrogen
b. Oksigen
c. Argon
d. Karbon dioksida
e. Neon

17. Depresi titik embun adalah . . . .


a. Perbedaan antara temperatur parsel udara dengan temperatur titik embunnya
b. Perbedaan antara temperatur bola basah dengan temperatur bola kering
c. Suhu ketika uap air di dalam parsel udara mengalami pengembunan
d. Temperatur udara sebelum embun terbentuk
e. a – d salah

18. Kelembaban spesifik adalah . . . .


a. Perbandingan massa uap air terhadap massa udara kering
b. Massa uap air per satu satuan volume
c. Persentase jumlah uap air dalam udara
d. Perbandingan massa uap air terhadap massa udara lengas
e. a – d salah

19. Waktu tinggal (residence time) uap air di atmosfer adalah sekitar . . . .
a. 2 jam
b. 2 hari
c. 7 hari
d. 10 hari
e. 1 tahun

20. Suhu terdingin atmosfer berada pada . . . .


a. Sekitar ketinggian 4 km
b. Sekitar ketinggian 14 km
c. Sekitar ketinggian 40 km
d. Lapisan terbawah mesopause
e. c dan d benar

15
SIRKULASI ATMOSFER
TEKANAN UDARA DAN ANGIN
Tekanan udara merupakan berat kolom udara per
satuan luas di atas suatu bidang permukaan bumi.
Besarnya tekanan udara berubah sesuai tempat dan
waktu. Alat untuk mengukur tekanan udara dinamakan
barometer. Atmosfer bersifat dapat dimampatkan,
sehingga massa jenis atmosfer yang paling besar
berada di lapisan bawah. Tekanan udara paling besar
berada di permukaan laut dan berkurang seiring
dengan bertambahnya ketinggian.

Gambar 1 Grafik tekanan udara terhadap ketinggian

Lintang geografis bumi mempengaruhi sebaran


tekanan udara, yaitu:
- Doldrum: zona tekanan udara rendah
sepanjang lingkaran ekuator
- Subtropical high: zona tekanan udara tinggi
sepanjang lintang 25 – 350
- Subpolar low: zona tekanan udara rendah
sepanjang lintang 60 – 700
- Polar high: zona tekanan tinggi di kutub
(lintang 900)

Gambar 2 Pengaruh lintang geografis terhadap tekanan udara

Perbedaan tekanan udara akan menimbulkan gaya gradien tekanan yang menyebabkan udara
bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Pergerakan udara dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah dalam arah horizontal dinamakan angin. Pada dasarnya,
penamaan angin didasarkan pada arah datangnya angin tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan angin antara lain:


- Gradien tekanan horizontal
Semakin besar gradien tekanan horizontal, semakin besar kecepatan angin
- Letak geografis
Pada gradien tekanan yang sama, kecepatan angin di ekuator lebih besar daripada di lintang
tinggi
- Ketinggian tempat
Pada gradien tekanan yang sama, kecepatan angin bertambah seiring dengan bertambahnya
ketinggian
- Waktu

5
Pada gradien tekanan yang sama, kecepatan angin di permukaan bumi pada siang hari lebih
besar daripada malam hari

Pada zaman dahulu sebelum ditemukan alat untuk mengukur kecepatan angin, orang-orang
mengukur kecepatan angin dari efek yang ditimbulkan pada lingkungan sekitar. Gejala alam yang
ditimbulkan oleh angin tersebut kemudian dituliskan dalam skala Beaufort.

Tabel 2.4 Skala Beaufort


Skala Kecepatan Angin (km/jam) Gejala Alam
0 1 Calm Asap naik tegak lurus
1 1–5 Light air Arah angin dilihat dari gerakan asap
2 6 – 11 Light breeze Angin sepoi, wind vane bergerak
3 12 – 19 Gentle breeze Daun bergerak konstan
4 20 – 28 Moderate breeze Debu & kertas terbang, ranting bergerak
5 29 – 38 Fresh breeze Dahan bergerak, gelombang kecil di perm. air darat
6 39 – 49 Strong breeze Cabang pohon bergerak, sulit membuka payung
7 50 – 61 Moderate gale Batang pohon bergerak, orang sulit berjalan
8 62 – 74 Fresh gale Ranting patah
9 75 – 88 Strong gale Genting terbang
10 89 – 102 Whole gale Pohon tumbang, bangunan rusak berat
11 103 – 117 Storm Transportasi berhenti total
12 > 117 Hurricane Pohon besar tumbang, gedung roboh

GERAK ATMOSFER
Ada beberapa gaya yang bekerja dalam gerak atmosfer, antara lain:
1. Gaya gradien tekanan
Gradien tekanan udara adalah besarnya perubahan tekanan udara dalam arah horizontal per
satuan jarak. Satuan yang sering digunakan untuk menyatakan gradien tekanan adalah
mb/km.

Gradien tekanan udara =

Adanya gradien tekanan ini menyebabkan munculnya gaya gradien tekanan.



Gaya gradien tekanan = Fp = – .

Keterangan:
Fp : gaya gradien tekanan (N/kg atau m/s2)
ρ : densitas udara (kg/m3)
ΔP : selisih tekanan udara antara dua lokasi (Pa)
ΔX : jarak antara dua lokasi (m)

2. Gaya Coriolis
Gaya Coriolis adalah gaya semu akibat pengaruh rotasi bumi. Gaya Coriolis menyebabkan
angin dibelokkan ke kanan di Belahan Bumi Utara (BBU) dan dibelokkan ke kiri di Belahan Bumi
Selatan (BBS). Persamaan gaya Coriolis:

6
Fc = 2 . Ω . sin(φ) . v
Keterangan:
Fc : gaya Coriolis per satuan massa (N/kg atau m/s2)
v : kecepatan angin (m/s)
Ω : kecepatan sudut rotasi bumi (rad/s)
φ : lintang geografis
Catatan: kecepatan sudut rotasi bumi = 7,29 . 10-5 rad/s

Pengaruh geografis dapat menyebabkan penyimpangan arah angin akibat adanya gaya
Coriolis. Tinjau ketika udara berada di atmosfer bebas yang jauh dari gesekan permukaan
bumi di BBU. Perhatikan gambar 3 di bawah ini. Misalkan besarnya gaya gesekan sama dengan
nol serta garis-garis isobar berbentuk lurus dan sejajar satu sama lain. Isobar adalah garis yang
menghubungkan tempat-tempat yang tekanan udaranya sama. Gaya yang bekerja pada
ilustrasi (a) hanya gaya gradien tekanan yang arahnya tegak lurus isobar. Akibat adanya gaya
gradien tekanan ini, paket udara akan bergerak dan gaya Coriolis tidak nol lagi. Kemudian,
gaya Coriolis ini akan membelokkan arah gerak paket udara (seperti yang terlihat pada ilustrasi
(b) dan (c)). Akhirnya, gaya gradien tekanan akan sama besar dengan gaya Coriolis dan
berlawanan arah. Pada keadaan ini, paket udara akan bergerak sejajar dengan isobar (ilustrasi
(d)). Angin yang bergerak sejajar dengan isobar ini dinamakan angin geostrofik.

Gambar 3 Kesetimbangan gaya pada angin geostrofik

Pada lintasan (isobar) yang melengkung, terdapat gaya lain yang berpengaruh pada arah
angin, yaitu gaya sentripetal. Gerak angin pada lintasan melengkung membutuhkan
percepatan ke arah pusat lengkungan, yaitu percepatan sentripetal. Kesetimbangan antara
gaya gradien tekanan dan gaya Coriolis yang dibantu oleh percepatan sentripetal
menyebabkan lintasan angin melengkung mengikuti lengkungan isobar. Angin ini dinamakan
angin gradien.

Gambar 4 Gaya-gaya yang bekerja pada angin gradien

3. Gaya gesekan
Gaya gesekan bekerja ketika udara bergerak di dekat permukaan. Semakin ke atas atau
semakin jauh dari permukaan, semakin kecil efek gesekannya. Gaya gesekan dapat
mengurangi kecepatan angin.

4. Gaya gravitasi

7
SIRKULASI GLOBAL
Radiasi matahari merupakan energi penggerak sirkulasi di atmosfer. Sirkulasi atmosfer terjadi
karena adanya ketidakseimbangan energi radiasi matahari yang diterima permukaan bumi akibat
bentuk bumi yang merupakan bola pepat. Radiasi yang dipancarkan Matahari akan diterima
dengan intensitas yang lebih besar di wilayah ekuator daripada di kutub. Ekuator mengalami
surplus energi, sehingga harus ada mekanisme transfer panas menuju kutub untuk menjaga
keseimbangan panas.

Jika Bumi tidak berotasi dan permukaannya seragam, maka


sirkulasi yang ada di atmosfer hanya terdiri atas satu sel di setiap
belahan buminya (BBU dan BBS). Sel sirkulasi udara ini
dinamakan sel Hadley. Parsel udara akan bergerak dari kutub
menuju ekuator. Saat di ekuator, parsel udara akan terangkat
karena adanya proses konveksi dan konvergensi. Ketika
mencapai puncak troposfer, parsel udara akan kembali bergerak
secara horizontal dari ekuator ke kutub. Di kutub, parsel udara
akan turun menuju permukaan bumi, dst.

Gambar 5 Sirkulasi atmosfer yang terjadi jika Bumi tidak berotasi


dan permukaan bumi seragam

Pada kenyataannya, Bumi terdiri atas material-material yang tidak seragam di permukaannya. Hal
ini menyebabkan sirkulasi atmosfer di Bumi tidak sesederhana yang diilustrasikan pada gambar 5.
Adanya beberapa faktor seperti ukuran Bumi, gaya Coriolis, ketebalan atmosfer, viskositas
atmosfer, dan radiasi matahari menyebabkan satu sel pecah menjadi tiga sel yang lebih kecil di
setiap belahan buminya. Ketiga sel tersebut (urut posisinya dari ekuator ke kutub) adalah sel
Hadley, sel Ferrel, dan sel polar.

Tiga sel itu berasosiasi dengan pita/zona tekanan yang telah disebutkan pada bab ini (doldrum,
subtropical high, subpolar low, polar high). Keberadaan doldrum di sekitar ekuator menyebabkan
terjadinya konvergensi udara dari arah utara
dan selatan. Zona konvergensi udara ini
dinamakan ITCZ (Inter Tropical Convergenze
Zone) atau DKAT (Daerah Konvergensi Antar
Tropis). Posisi ITCZ berubah sesuai dengan
zona penyinaran maksimum oleh Matahari.
Saat musim panas di BBU, posisi ITCZ berada
di sebelah utara ekuator. Begitu juga
sebaliknya. Gaya Coriolis membelokkan
aliran udara di ketiga sel itu. Posisi batas
antar sel sirkulasi bervariasi sesuai dengan
musim, menyesuaikan posisi ITCZ.

Gambar 6 Tiga sel sirkulasi atmosfer di


Bumi

8
Sel Hadley, sel Ferrel, dan sel polar merupakan sirkulasi meridional (sejajar bujur geografis) di
atmosfer. Sel Hadley dicirikan oleh naiknya massa udara di daerah tropis dan turunnya massa
udara di daerah subtropis. Penurunan massa udara pada sel Hadley terjadi di sekitar lintang 300,
ditandai oleh cuaca yang cerah, kering, dan tidak berawan. Oleh karena itu, kebanyakan gurun
berada di daerah subtropis (sekitar lintang 300).

Subsidensi udara yang terjadi di zona tekanan tinggi subtropis (horse latitude) akan menyebar
sebagai angin pasat (trade winds) dan angin baratan (westerlies). Angin pasat bertiup ke arah
ekuator, sedangkan angin baratan bertiup ke arah lintang tinggi. Angin pasat timur laut terjadi di
BBU, sedangkan angin pasat tenggara di BBS.

ANGIN LOKAL
Macam-macam angin lokal:
1. Angin laut dan angin darat
Perbedaan sifat pemanasan antara daratan dan lautan menyebabkan adanya perbedaan
tekanan udara antara di darat dengan di laut. Pada siang hari, temperatur di darat lebih tinggi
daripada di laut, sehingga tekanan udara di darat lebih rendah daripada di laut. Perbedaan
tekanan itu menyebabkan angin berhembus dari laut ke darat (terjadi angin laut). Sebaliknya,
pada malam hari, temperatur di darat lebih rendah daripada di laut. Akibatnya, tekanan udara
di darat lebih tinggi daripada di laut dan angin berhembus dari darat ke laut (terjadi angin
darat).

Gambar 7 Ilustrasi terjadinya angin laut (kiri) dan angin darat (kanan)

2. Angin lembah dan angin gunung


Pada siang hari, lereng gunung terpanasi oleh radiasi matahari. Udara yang berdekatan
dengan lereng ini juga akan terpanasi. Pada ketinggian yang sama, udara di atas lembah relatif
lebih dingin daripada udara yang berdekatan dengan lereng. Akibatnya, terbentuk tekanan
rendah di lereng gunung dan terjadi aliran udara dari arah lembah ke gunung yang disebut

9
angin lembah. Di malam hari, lereng gunung mendingin dengan cepat. Udara di dekat lereng
juga akan mendingin hingga densitasnya menjadi lebih tinggi. Akibatnya, terjadi aliran udara
menuruni lereng ke arah lembah yang dinamakan angin gunung.

Gambar 8
Ilustrasi terjadinya
angin lembah (kiri)
dan angin gunung
(kanan)

3. Angin Fohn
Perhatikan gambar 9. Menurut gambar tersebut, parsel udara menaiki lereng gunung sebelah
kiri dan menuruni lereng gunung sebelah kanan. Lereng gunung sebelah kiri disebut sisi atas
angin (upwind side / windward side), sedangkan lereng gunung sebelah kanan disebut sisi
bawah angin (downwind side / leeward side). Pada windward side, parsel udara mengalami
DALR sampai ketinggian 1.000 m (Lifting Condensation Level (LCL)). Setelah melewati LCL,
parsel udara terus naik sambil mengalami SALR hingga ke puncak gunung (ketinggian 3.000
m). Kemudian, parsel udara menuruni gunung sampai ketinggian 0 meter di atas permukaan
laut dan mengalami DALR sepenuhnya. Parsel udara yang menuruni leeward side akan terasa
sebagai angin yang lebih hangat dan kering daripada angin yang menaiki windward side. Di
Pegunungan Alpen (Eropa), angin ini disebut angin Fohn, sedangkan di Pegunugan Rocky
(Amerika Utara) disebut angin Chinook. Di Indonesia, ada beberapa nama lain dari angin Fohn
beserta tempat terjadinya, yaitu:
- Angin Bohorok: di Deli Serdang (Sumatera Utara)
- Angin Kumbang: di Cirebon (Jawa Barat) dan Tegal (Jawa Tengah)
- Angin Gending: di Probolinggo (Jawa Timur)
- Angin Brubu: di Makassar (Sulawesi Selatan)
- Angin Wambraw: di Biak (Papua)

Gambar 9 Ilustrasi terjadinya angin Chinook / angin Fohn

10
SOAL LATIHAN
1. Angin darat terjadi karena . . . .
a. Darat lebih panas daripada laut
b. Darat lebih bervariasi topografinya dibandingkan laut
c. Darat lebih bervariasi suhunya dibandingkan laut
d. Darat lebih dingin daripada laut
e. a – d benar

2. Angin geostrofik adalah . . . .


a. Angin yang terjadi di lautan
b. Angin yang terjadi di dataran tinggi
c. Angin yang terjadi di dataran rendah
d. Angin yang bergerak tegak lurus terhadap garis isobar
e. Angin yang bergerak sejajar dengan garis isobar

3. Gaya Coriolis disebabkan oleh . . . .


a. Pengaruh gaya gravitasi matahari
b. Radiasi matahari
c. Gravitasi bulan
d. Rotasi bumi
e. Gaya pasang surut

4. Angin Fohn yang bertiup di daerah Sulawesi Selatan adalah . . . .


a. Angin Gending
b. Angin Grenggong
c. Angin Brubu
d. Angin Bohorok
e. Angin Wambraw

5. Di bawah ini yang merupakan kelompok angin global adalah . . . .


a. Angin musim, angin lokal, angin timuran
b. Angin timuran, angin lembah, angin pasat
c. Angin pasat, angin darat, angin gunung
d. Angin baratan, angin timuran, angin pasat
e. Angin laut, angin lembah, angin musim

6. Hukum Buys-Ballot berbunyi . . . .


a. Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi menuju daerah bertekanan rendah serta
mengalami pembelokan ke kanan di belahan bumi utara dan ke kiri di belahan bumi selatan
b. Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi menuju daerah bertekanan rendah serta
mengalami pembelokan ke kiri di belahan bumi utara dan ke kanan di belahan bumi selatan
c. Angin bertiup dari daerah bertekanan rendah menuju daerah bertekanan tinggi serta
mengalami pembelokan ke kanan di belahan bumi utara dan ke kiri di belahan bumi selatan
d. Angin bertiup dari daerah bertekanan rendah menuju daerah bertekanan tinggi serta
mengalami pembelokan ke kiri di belahan bumi utara dan ke kanan di belahan bumi selatan
e. Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi menuju daerah bertekanan rendah serta
mengalami pembelokan ke segala arah di belahan bumi utara dan belahan bumi selatan

11
7. Sumber energi penggerak sirkulasi umum atmosfer adalah . . . .
a. Energi panas bumi
b. Energi angin
c. Energi arus laut
d. Energi matahari
e. a – d benar

8. Tiga sel sirkulasi umum mulai dari ekuator ke arah kutub adalah . . . .
a. Sel Ferrel, sel Hadley, sel Kutub
b. Sel Hadley, sel Ferrel, sel Kutub
c. Sel Polar, sel Hadley, sel Kutub
d. Sel Hadley, sel Polar, sel Ferrel
e. a – d benar

9. Kesetimbangan antara gaya Coriolis, gaya gradien tekanan, dan gaya sentripetal pada isobar
melengkung akan menghasilkan angin yang disebut . . . .
a. Angin Fohn
b. Angin geostrofik
c. Angin gradien
d. Angin siklonik
e. Angin antisiklonik

10. Angin pasat adalah . . . .


a. Angin yang bertiup terus menerus dari daerah maksimum subtropis utara dan selatan (300)
menuju ke minimum khatulistiwa
b. Angin yang bertiup dari kedua daerah maksimum kutub menuju daerah minimum subpolar
(600 LU dan LS)
c. Angin yang bertiup terus menerus dari daerah maksimum tropis utara dan selatan (300)
menuju ke minimum subtropis
d. Angin yang bertiup terus menerus dari daerah minimum subtropis utara dan selatan (300)
menuju ke maksimum khatulistiwa
e. Angin yang bertiup dari kedua daerah minimum kutub menuju daerah maksimum subpolar
(600 LU dan LS)

11. Gaya Coriolis paling besar terdapat di wilayah . . . .


a. Indonesia
b. Afrika Utara
c. Eropa
d. Amerika Serikat
e. Antarktika

12. Cuaca seperti apakah yang kita alami jika tekanan atmosfer tinggi?
a. Basah dan cuaca berawan
b. Basah dan cuaca cerah
c. Lembab dan cuaca cerah
d. Kering dan cuaca berawan
e. Kering dan cuaca cerah

13. Iklim panas dan kering paling mungkin ditemukan di atas massa daratan pada lintang . . . .
a. 20 LU

12
b. 120 LU
c. 320 LU
d. 520 LU
e. 620 LU

14. Manakah pilihan di bawah ini yang paling tepat mengenai tekanan atmosfer?
a. Daerah bertekanan rendah memiliki massa atmosfer yang lebih kecil di atas lokasinya
b. Daerah bertekanan rendah memiliki massa atmosfer yang lebih besar di atas lokasinya
c. Tekanan atmosfer naik seiring dengan meningkatnya ketinggian suatu daerah
d. Tekanan atmosfer konstan di daerah manapun
e. a – d salah

15. Kondisi atmosfer seperti apakah yang mengakibatkan angin bertiup dari arah laut menuju
daratan?
a. Temperatur udara yang tinggi di atas laut dan temperatur udara yang rendah di atas daratan
b. Densitas udara yang kecil di atas laut dan sebaliknya di atas daratan
c. Tekanan udara yang tinggi di atas laut dan sebaliknya di atas daratan
d. Jarak pandang yang kecil di atas laut dan besar di atas daratan
e. Pemanasan sangat tinggi di atas laut dan rendah di atas daratan

16. Gambar manakah yang paling baik memberikan


gambaran pergerakan angin permukaan antara lintang
300LU dan 300LS?
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (1) dan (3)

17. Walaupun suhu udara di Antarktika sangat dingin, sangat jarang terjadi hujan salju. Hal ini
disebabkan karena udara di Antarktika . . . . dan bergerak . . . .
a. Lembab, naik
b. Lembab, turun
c. Kering, naik
d. Sangat lembab, turun
e. Kering, turun

18. Sabuk angin manakah yang paling mempengaruhi iklim Kepulauan Sangihe dan Talaud?
a. Sabuk angin timuran
b. Sabuk angin pasat timur laut
c. Sabuk angin pasat tenggara
d. Sabuk angin baratan
e. a – d salah

13
19. Diberikan tabel pengukuran tekanan udara di
atas kota A dan kota B di suatu daerah yang sama
pada siang hari selama 4 hari berurutan. Angin
terbesar yang bertiup di wilayah antara kota A
dan kota B terjadi pada hari ke . . . . dengan arah
dari kota . . . . ke kota . . . .
a. 1, A → B
b. 3, B → A
c. 4, A → B
d. 3, A → B
e. 2, B → A

20. Pilihan di bawah ini merupakan fakta yang benar mengenai angin, kecuali . . . .
a. Pada siang hari angin bergerak lebih kencang daripada malam hari
b. Semakin tinggi suatu tempat, angin akan bergerak semakin kencang
c. Semakin kecil gradien barometris, angin bergerak semakin lambat
d. Kecepatan angin di khatulistiwa akan lebih lambat daripada di daerah yang jauh dari
khatulistiwa
e. a – d salah

14
GERAK SIKLONIK
SIKLON DAN ANTISIKLON
Angin siklon adalah angin yang gerakannya berputar ke dalam, mengelilingi daerah bertekanan
udara rendah. Di BBU, perputarannya berlawanan dengan arah jarum jam. Di BBS, perputarannya
searah dengan jarum jam. Angin antisiklon adalah angin yang gerakannya berputar keluar dari
tekanan maksimum di pusatnya. Arah perputaran antisiklon berkebalikan dengan siklon.
Antisiklon berputar searah jarum jam di BBU dan berlawanan arah jarum jam di BBS.

Gambar 1 Ilustrasi arah perputaran siklon (kiri) dan antisiklon (kanan) di BBU dan BBS

SIKLON TROPIS

Siklon tropis merupakan sistem tekanan rendah berskala sinoptik yang berada di atas perairan
tropis dan terorganisir dengan suatu sistem konveksi (contoh: aktivitas badai/thunderstorm) dan
sirkulasi angin permukaan dari siklon. Keberadaan suatu siklon tropis membawa dampak-dampak
berupa hujan lebat, angin yang sangat kuat, gelombang badai (storm surges), serta kemungkinan
adanya tornado. Penyebutan suatu siklon tropis berbeda-beda untuk wilayah yang berbeda.
Penyebutan yang berlaku adalah:
1. Hurricane
Siklon tropis ini terjadi di
bagian Amerika Utara dan
Amerika Tengah.

2. Taifun (Typhoon)
Siklon tropis ini terjadi di
bagian barat laut Pasifik.

3. Siklon
Sebutan ini berlaku untuk
wilayah Samudera Hindia
dan Australia.

Gambar 2 Persebaran wilayah terbentuknya siklon tropis beserta penyebutan namanya

5
Kondisi yang memungkinkan adanya pembentukan siklon tropis adalah kondisi di mana
temperatur muka air laut cukup hangat (di atas 260 C), berada paling tidak 50 di sebelah utara
maupun selatan ekuator karena nilai gaya coriolis di ekuator sama dengan 0. Siklon juga mungkin
terbentuk ketika geser angin (wind shear) vertikal antara permukaan dan troposfer atas rendah
serta ada ketidakstabilan. Untuk mencapai kondisi sempurna, suatu siklon tropis haruslah
melewati beberapa tahap pertumbuhan. Tahap-tahap pertumbuhan suatu siklon tropis adalah
sebagai berikut:
1. Gangguan tropis
Gangguan tropis merupakan hasil dari adanya suatu gelombang tropis yang terganggu. Pada
saat gelombang tropis ini terjadi, akan ada sekumpulan/beberapa sistem hujan badai
(thunderstorms) dengan isobar sedikit melengkung. Pada saat gangguan tropis, kecepatan
angin masih kurang dari 20 knot.

2. Depresi tropis
Tahap lanjutan dari gangguan tropis ini terjadi ketika terdapat sebuah sistem besar
thunderstorm yang terorganisir dengan baik. Ketika depresi terjadi, ciri khusus yang dapat
dilihat adalah adanya satu isobar yang sudah tertutup. Kecepatan angin meningkat menjadi
sekitar 20 – 34 knot.

3. Badai tropis
Pada tahap ini, pembentukan siklon sudah cukup mencolok karena sistem tersebut telah
berotasi berlawanan arah jarum jam di BBU dan sebaliknya di BBS. Namun, pada tahap ini
belum terbentuk “mata” siklon yang biasanya berada di pusat rotasi siklon. Pada tahap ini,
telah ada dua isobar yang tertutup dan kecepatan angin telah mencapai 35 – 64 knot. Badai
tropis telah terbentuk dan telah diberi nama pada tahap ini.

4. Siklon tropis
Siklon tropis merupakan pengembangan dari badai tropis, “mata” siklon telah terbentuk.
Isobar yang tertutup bertambah menjadi tiga. Kecepatan angin terus meningkat di atas 64
knot.

Gambar 3 Tahap-tahap pertumbuhan siklon tropis

Ketika siklon tropis terjadi, dibutuhkan suatu patokan untuk mengukur kekuatan siklon tropis
tersebut. Oleh karena itu, dibuatlah suatu skala numerik yang menggambarkan potensi kerusakan
yang dapat ditimbulkan oleh siklon tropis. Skala tersebut adalah skala Saffir-Simpson.
Skala Saffir-Simpson:
- SS1 → 64 – 82 knot - SS4 → 114 – 135 knot
- SS2 → 83 – 95 knot - SS5 → > 135 knot
- SS3 → 96 – 113 knot

6
TORNADO
Tornado adalah sebuah kolom udara yang berputar dengan kencang dan memiliki kontak dengan
tanah, baik bergantung pada awan kumulus maupun di bawah awan kumulus. Seperti siklon
tropis, tornado juga memiliki skala yang digunakan untuk mengukur kekuatannya. Skala tersebut
adalah skala Fujita:
- F0 → 40 – 72 mph - F3 → 158 – 205 mph
- F1 → 73 – 112 mph - F4 → 206 – 260 mph
- F2 → 113 – 157 mph - F5 → 261 – 318 mph

Gambar 4 Ilustrasi tornado

7
SOAL
1. Skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan tornado adalah . . . .
a. Skala Beaufort
b. Skala Fujita
c. Skala Tornado
d. Skala Mercalli
e. Skala Richter

2. Fenomena manakah yang termasuk kelompok badai (storm)?


a. Front panas
b. Front oklusi
c. Angin Bohorok
d. Hurricane
e. a – d salah

3. Syarat-syarat terbentuknya siklon tropis adalah . . . .


a. Suhu muka laut lebih besar dari 260C dan terletak di ekuator
b. Suhu muka laut lebih besar dari 260C dan ada supersel
c. Suhu muka laut lebih besar dari 260C dan gaya Coriolis yang ada cukup besar
d. a – c benar
e. a – c salah

4. Taifun (typhoon) adalah sebutan untuk siklon tropis di . . . .


a. Wilayah Amerika Utara
b. Wilayah barat dan timur Australia
c. Pantai barat Lautan Pasifik
d. Pantai utara Lautan Hindia
e. Wilayah Indonesia

5. Skala Saffir-Simpson adalah skala yang digunakan untuk menentukan kekuatan . . . .


a. Tornado
b. Angin
c. Hurricane
d. Puting beliung
e. Angin fohn

6. Kolom udara yang berputar kencang yang dapat menghubungkan awan kumulonimbus (atau
dalam kejadian langka dari dasar awan kumulus) dengan permukaan tanah dinamakan . . . .
a. Tornado
b. Siklon tropis
c. Dust devil
d. Thunderstorm
e. a – d salah

7. Pusat tekanan udara rendah disebut . . . .


a. Anti radian
b. Radian
c. Low pressure zone

8
d. Antisiklon
e. Siklon

8. Manakah yang merupakan indikator akan terjadinya cuaca buruk pada suatu wilayah di daerah
lintang menengah?
a. Penurunan temperatur udara
b. Perubahan arah angin secara mendadak
c. Penurunan kelembaban relatif
d. Kenaikan suhu titik embun
e. Penurunan secara cepat nilai tekanan udara

9. Lengkapi gambar di bawah ini dengan memilih jawaban yang paling tepat.

a. 1 = divergensi di BBS; 2 = Low; 3 = konvergensi di BBS; 4 = High


b. 1 = divergensi di BBU; 2 = High; 3 = divergensi di BBS; 4 = Low
c. 1 = konvergensi di BBU; 2 = Low; 3 = divergensi di BBU; 4 = High
d. 1 = divergensi di BBU; 2 = High; 3 = konvergensi di BBU; 4 = Low
e. 1 = konvergensi di BBS; 2 = Low; 3 = divergensi di BBS; 4 = High

10. Suatu sistem tornado F5 dapat menghasilkan angin dengan kecepatan sekitar . . . .
a. 60 knot
b. 120 knot
c. 180 knot
d. 280 knot
e. 380 knot

11. Foto satelit berikut ini menunjukkan formasi 2 pusaran besar awan
yang dilabeli dengan huruf A dan B, di atas Lautan Pasifik bagian
barat laut. Formasi pusaran awan besar tersebut merupakan
representasi dari . . . . untuk yang berlabel A dan . . . . untuk yang
berlabel B.
a. Siklon tropis, badai tropis
b. Badai tropis, depresi tropis
c. Depresi tropis, gangguan tropis
d. Gangguan tropis, awan kumulonimbus
e. Front panas, front dingin

9
12. Gerakan angin yang ditunjukkan oleh diagram di samping adalah gerak angin
. . . . di . . . .
a. Antisiklonik, BBS
b. Siklonik, BBS
c. Ageostrofik, BBU
d. Geostrofik, BBU
e. Monsun, BBS

13. Angin permukaan pada pusat tekanan tinggi di Belahan Bumi Utara (BBU) akan bertiup . . . .
a. Searah putaran jarum jam keluar dari pusat tekanan tinggi
b. Searah putaran jarum jam menuju pusat tekanan tinggi
c. Berlawanan dengan putaran jarum jam menuju pusat tekanan tinggi
d. Berlawanan dengan putaran jarum jam keluar dari pusat tekanan tinggi
e. Tidak berbelok, sejajar dengan garis isobar

14. Tahap kedua pertumbuhan siklon tropis dengan kecepatan angin 20 – 34 knot adalah . . . .
a. Hujan badai (thunderstorm)
b. Gangguan tropis
c. Depresi tropis
d. Badai tropis
e. Hurricane

15. Yang bukan termasuk ciri khusus badai tropis adalah . . . .


a. Mata badai
b. Ada 2 isobar tertutup
c. Kecepatan angin mencapai 64 knot
d. Memiliki nama
e. Bergerak secara siklonik

10
OBSERVASI METEOROLOGI

OBSERVASI
Observasi dalam meteorologi sangat penting karena berguna untuk menentukan keadaan cuaca
maupun fenomena yang terjadi di atmosfer. Dari observasi, kita dapat memperoleh data yang
dapat digunakan baik untuk penelitian maupun pengolahan informasi seperti prakiraan cuaca,
peringatan dini cuaca buruk, izin penerbangan, dll. Data meteorologi berasal dari 3 sumber:
- Pengukuran yang berdasar pada permukaan, baik pengamatan permukaan maupun
radiosonde
- Penginderaan jarak jauh (remote sensing) yang dapat berasal dari satelit, radar, lidar, dan
sodar
- Analisis model numerik, yang erat dikaitkan dengan prakiraan cuaca ke depan

Dalam meteorologi dikenal adanya Meteorological Observation Network yang merupakan


jaringan dari negara-negara yang tergabung dalam World Meteorological Organization (WMO)
yang melakukan observasi / pengamatan parameter yang sama dengan standar operasional yang
sama. Jaringan ini digunakan untuk menghimpun data keadaan cuaca pada waktu yang sama di
seluruh dunia termasuk Indonesia. Observasi ini disebut observasi sinoptik. Observasi ini
dilakukan sebanyak 4 kali dalam sehari setiap 6 jam menggunakan patokan standar waktu
UTC/GMT, yaitu pada 00:00 UTC, 06:00 UTC, 12:00 UTC, dan 18:00 UTC. Beberapa stasiun di
seluruh dunia melaporkan data lebih sering dari aturan tersebut, setiap tiga jam atau bahkan
setiap satu jam. Pada observasi sinoptik dikenal dua macam pengukuran, yaitu observasi
permukaan dan obervasi udara atas.

1. Observasi permukaan
Observasi dilakukan di stasiun meteorologi standar/taman alat meteorologi standar. Di dalam
taman alat ini terdapat berbagai macam alat/instrumen meteorologi, antara lain:

a. Automatic Weather Station (AWS)


AWS merupakan suatu alat otomatis pengukur parameter meteorologi
seperti suhu, kelembaban, curah hujan, arah & kecepatan angin,
intensitas cahaya matahari, serta tekanan udara. Alat ini terhubung pada
logger otomatis yang mencatat hasil pengukuran. Kemudian, data hasil
pengukuran dapat dipindahkan ke komputer untuk diolah.

Gambar 1 AWS

b. Sangkar meteorologi (Sangkar Stevenson)


Sangkar ini berbentuk seperti sangkar burung, berguna untuk melindungi
alat-alat yang berada di dalamnya agar terhindar dari sinar matahari
langsung dan pengaruh lingkungan. Alat yang terdapat di dalam sangkar
ini antara lain termometer bola basah – bola kering (psikrometer),
termometer maksimum & minimum, termohigrograf, dan atmometer.

Gambar 2 Sangkar meteorologi

5
c. Termometer bola basah – bola kering (psikrometer)
Temometer bola basah – bola kering ini berfungsi untuk menentukan
kelembaban relatif, suhu udara, dan suhu titik embun. Alat ini terdiri atas 2 buah
termometer air raksa yang dipasang berdampingan secara vertikal. Bola dari
salah satu termometer dibungkus dengan kain kasa yang tergantung pada bejana
kecil berisi air murni, sehingga bola termometer ini selalu basah dan disebut
sebagai bola basah. Bola termometer lain yang tidak dibungkus kain kasa basah
disebut bola kering. Suhu udara dapat dibaca pada termometer bola kering.
Penguapan air dari kain kasa basah menyebabkan suhu bola basah lebih rendah
daripada suhu bola kering. Dari hasil pembacaan suhu bola basah dan suhu bola
kering, dapat diketahui kelembaban relatif dan titik embun.

Gambar 3 Psikrometer

d. Termometer maksimum
Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu udara
maksimum dalam jangka waktu tertentu (biasanya 24 jam).
Cairan yang digunakan pada termometer maksimum adalah air
raksa. Adanya penyempitan pada pipa kapiler yang berdekatan
dengan reservoir merupakan ciri termometer maksimum.
Termometer ini dipasang dengan kemiringan 2º secara
horizontal di dalam sangkar meteorologi.

Gambar 4 Termometer bola basah – bola kering (yang


digantung secara vertikal) serta termometer maksimum &
minimum (yang posisinya horizontal)

e. Termometer minimum
Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu udara minimum pada suatu periode
pengamatan (biasanya 24 jam). Cairan yang digunakan pada termometer ini adalah
alkohol. Pada pipa kapiler terdapat indeks (batang kaca kecil). Termometer ini dipasang
secara horizontal di dalam sangkar meteorologi.

f. Piche evaporimeter (atmometer)


Atmometer berfungsi untuk mengukur banyaknya penguapan dari
permukaan basah (kertas filter).

Gambar 5 Atmometer

6
g. Termohigrograf
Termohigrograf berfungsi untuk mencatat suhu dan kelembaban
udara

Gambar 6 Termohigrograf

h. Champbellstokes
Bola kaca ini digunakan untuk mengukur lama penyinaran
matahari. Prinsip kerjanya adalah bola kaca (yang bertindak
sebagai lensa cembung) mengumpulkan sinar matahari ke suatu
titik fokus/titik api yang kemudian akan membakar kertas pias
yang diletakkan di bawahnya. Jejak/bekas bakaran pada kertas
pias akan menunjukkan lama penyinaran.

Gambar 7 Champbellstokes

i. Penakar hujan (rain gauge)


Alat ini berfungsi sebagai penakar air hujan. Alat ini telah mengalami modifikasi berkali-
kali, mulai dari rain gauge sederhana manual, kemudian tipping bucket, dan rain gauge
otomatis Hellman. Prinsip kerja secara umum: air hujan yang jatuh ditampung melalui
corong yang kemudian turun, lalu dihitung dengan metode yang berbeda. Rain gauge
Hellman menghitung dengan pelampung
yang akan menggerakkan pena dan
silinder pias. Rain gauge tipping bucket
menghitung dengan prinsip jungkat-
jungkit. Untuk yang manual, pengamat
harus mengukur secara manual air hujan
yang ditampung menggunakan gelas
takar.

Gambar 8 Rain gauge manual (kiri), tipping bucket (tengah), dan Hellman (kanan)

j. Termometer tanah
Termometer tanah berfungsi untuk mengukur suhu tanah dengan kedalaman yang
berbeda, yaitu: 0 cm (permukaan tanah), 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm.
Termometer ini menggunakan cairan air raksa dan diletakkan di tanah yang permukaan
tanahnya berumput pendek dan tanah
gundul.

Gambar 9 Termometer tanah di tanah


gundul (kiri) dan tanah berumput pendek
(kanan)

7
k. Barometer
Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara. Secara umum,
ada 2 jenis barometer, yaitu barometer air raksa dan barometer aneroid. Jenis-jenis
barometer air raksa antara lain barometer Toricelli, Kew, dan Fortin.

Gambar 10 Barometer aneroid (kiri) dan barometer Kew (kanan)

l. Panci evaporimeter
Panci evaporimeter berfungsi untuk mengukur
evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu. Alat ini berupa
sebuah panci bundar besar, terbuat dari besi yang dilapisi bahan
anti karat dengan diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm.

Gambar 11 Panci evaporimeter

m. Lysimeter
Lysimeter berfungsi untuk mengukur jumlah evapotranspirasi
pada sebidang tanah bervegetasi secara langsung. Alat ini berupa
sebuah bejana penampang berukuran 1 m x 1 m yang di bagian
atasnya ditanami vegetasi (rumput atau tanaman lain).

Gambar 12 Lysimeter

n. Wind vane anemometer


Wind vane & anemometer berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan
angin. Alat ini dipasang pada pipa besi dengan ketinggian 10 meter. Alat
ini terdiri atas sensor dan alat penunjuk yang dihubungkan melalui kabel.

Gambar 13 Wind vane anemometer

o. Piranometer dan pirgeometer


Sekilas kedua alat ini tampak mirip, namun memiliki fungsi yang berbeda. Piranometer
digunakan untuk mengukur radiasi matahari, sedangkan
pirgeometer digunakan untuk mengukur radiasi inframerah
yang diterima. Kedua alat ini bekerja secara otomatis
menggunakan sensor khusus yang berada di bagian atas.

Gambar 14 Piranometer (kiri) dan pirgeometer (kanan)

2. Observasi udara atas


Observasi udara atas digunakan untuk mengetahui keadaan parameter cuaca di atas
ketingggian tertentu. Alat yang umum dipakai pada observasi udara atas adalah radiosonde.

8
Radiosonde merupakan sebuah balon raksasa yang digantungkan seperangkat sensor untuk
mengukur parameter cuaca seperti suhu, kelembaban, dan tekanan udara. Di radiosonde juga
terpasang sebuah GPS yang digunakan untuk memantau posisi radiosonde secara realtime.
Sebelum GPS ditemukan, pelacakan ketinggian radiosonde dilakukan menggunakan teodolit.

Selain itu, masih banyak pengukuran lain yang dapat digunakan. Pengukuran
yang sedang berkembang misalnya instrumen yang dipasang pada penerbangan
komersil, radar cuaca, profiler radar angin, SODAR, LIDAR, dropsonde, dan
masih banyak lagi. Penginderaan jarak jauh menggunakan satelit juga sangat
berguna untuk mengukur temperatur permukaan, tinggi awan, konsentrasi uap
air, kandungan aerosol, profil temperatur, konsentrasi zat-zat kimia di atmosfer,
dan kecepatan angin di atas permukaan laut.

Gambar 15 Penerbangan radiosonde

PETA SINOPTIK
Setelah sebelumnya dibahas mengenai macam-macam observasi, data sinoptik yang telah
dihimpun untuk satu waktu akan diolah menjadi suatu peta sinoptik. Dalam peta tersebut
digunakan simbol-simbol khusus yang disebut simbol/kode sinop.

Gambar 16 Contoh peta sinoptik (kiri) dan simbol/kode sinop (kanan)

Penjelasan lebih detil mengenai makna komponen-komponen simbol sinop adalah sebagai
berikut:

1. Kode untuk tutupan awan (cloud cover). Kode lingkaran berisi ini menunjukkan kondisi bagian
langit yang tertutup oleh awan, dinyatakan dalam satuan perdelapanan.

9
Gambar 17 Penjelasan kode untuk tutupan awan

2. Kode arah dan kecepatan angin

Gambar 18 Penjelasan kode arah dan


kecepatan angin

Catatan: apabila kita menggunakan kode angin untuk kecepatan selalu digunakan satuan
knot. Untuk kecepatan 50 knots, garis langsung diganti dengan lambang bendera. Bila
kecepatan lebih dari 50 knots, cukup ditambahkan garis sesuai keperluan. Garis panjang untuk
10 knots dan pendek untuk 5 knots. Untuk arah angin, penempatan “ekor garis kecepatan
angin” tersebut mengikuti dari mana arah angin itu datang. Misalnya pada gambar 2.11.8,
arah angin berasal dari timur.

10
3. Kode tekanan
Aturan membaca kode tekanan pada simbol sinop adalah sebagai berikut:
- Untuk nilai angka di atas 500, tambahkan angka 9 di depannya, lalu dibagi 10. Contoh: 675
berarti ditambah angka 9 menjadi 9675, lalu dibagi 10. Dengan demikian, tekanan yang
terukur adalah 967,5 mb
- Untuk nilai angka di bawah 500, tambahkan angka 10 di depan, lalu dibagi 10. Contoh:
198 berarti ditambah angka 10 menjadi 10198, lalu dibagi 10. Dengan demikian, tekanan
yang terukur adalah 1019,8 mb

4. Kode cuaca sewaktu pengamatan (current weather condition)

Gambar 19 Macam-macam kode cuaca

Dari simbol-simbol sinop yang ada di peta sinoptik, dapat dibuat garis kontur yang
menghubungkan tempat-tempat yang memiliki nilai yang sama untuk suatu parameter cuaca
tertentu. Beberapa macam garis kontur parameter cuaca:
- Isobar: garis kontur yang menghubungkan tempat-tempat yang tekanan udaranya sama
- Isoterm: garis kontur yang menghubungkan tempat-tempat yang temperatur udaranya sama
- Isohyet: garis kontur yang menghubungkan tempat-tempat yang curah hujannya sama
- Isotach: garis kontur yang menghubungkan tempat-tempat yang kecepatan anginnya sama

11
SOAL
1. Alat pengukur kecepatan angin adalah . . . .
a. Barometer
b. Higrometer
c. Termometer
d. Piezometer
e. Anemometer

2. Kelembaban udara diukur dengan . . . .


a. Barometer
b. Higrometer
c. Barograf
d. Higrograf
e. a – d benar

3. Garis isohyet adalah . . . .


a. Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan tekanan udara yang sama
b. Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan kelembaban udara yang sama
c. Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan temperatur udara yang sama
d. Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan jumlah curah hujan yang sama
e. Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan ketinggian yang sama

4. Alat pencatat untuk mengukur kelembaban dan temperatur udara adalah . . . .


a. Higrometer rambut
b. Termometer
c. Termohigrograf
d. Psikrometer
e. a – d salah

5. Selain pengamatan cuaca permukaan, banyak stasiun pengamat yang melakukan pula pengukuran
udara atas. Alat yang digunakan untuk pengukuran udara atas adalah . . . .
a. Radiosonde
b. Roketsonde
c. Radar dan satelit
d. Rawinsonde
e. a – d benar

6. Teodolit pibal digunakan untuk melakukan pengamatan . . . .


a. Benda langit
b. Balonsonde
c. Temperatur pada berbagai ketinggian
d. Topografi
e. Kedalaman air

7. Psikrometer digunakan untuk menentukan . . . .


a. Kelembaban relatif
b. Temperatur rata-rata
c. Lamanya matahari bersinar

12
d. Jumlah penguapan
e. Jumlah presipitasi

8. Champbellstokes adalah alat yang digunakan untuk mengukur . . . .


a. Lama penyinaran matahari
b. Energi radiasi matahari
c. Radiasi difus matahari
d. Banyaknya sinar matahari
e. a – d salah

9. Alat-alat meteorologi yang ditempatkan dalam sangkar meteorologi adalah . . . .


a. Barometer
b. Termohigrograf
c. Termometer bola basah – bola kering
d. Termometer maksimum – minimum
e. b, c, dan d benar

10. Lysimeter adalah alat meteorologi untuk mengukur . . . .


a. Evaporasi
b. Kelembaban udara
c. Tekanan udara
d. Evapotranspirasi
e. Arah angin

11. Gambar manakah di bawah ini yang mengindikasikan angin barat laut dengan kecepatan 25 knot
dan tekanan atmosfer 1023,7 mb?

a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. a – d salah

12. Manakah yang sesuai antara instrumen meteorologi dan parameter meteorologi yang diukur?
a. Psikrometer – penguapan
b. Penakar hujan – curah hujan
c. Wind vane – kecepatan angin
d. Dropsonde – konsentrasi CO2
e. Atmometer – tekanan udara

13
13. Parameter meteorologi apakah yang dapat ditentukan dengan menggunakan alat ini?
a. Suhu titik embun dan kelembaban relatif
b. Suhu maksimum dan minimum
c. Penguapan dan temperatur permukaan air
d. Paras kondensasi dan tekanan
e. Evapotranspirasi

14. Gambar di samping adalah model stasiun cuaca. Berapakah tekanan udara yang
ditunjukkan oleh model tersebut?
a. 902,9 mb
b. 0,29 mb
c. 29,0 mb
d. 1029,0 mb
e. 1002,9 mb

Untuk soal no. 15 – 17, perhatikan simbol pengamatan meteorologi di bawah ini.

15. Arah angin adalah ke . . . .


a. Barat
b. Timur
c. Tenggara
d. Selatan
e. Barat laut

16. Suhu udara adalah . . . .


a. 140C
b. 7890F
c. 750F
d. 200C
e. Tidak ada informasi

17. Cuaca yang terjadi saat itu adalah . . . .


a. Light rain
b. Light drizzle
c. Moderate rain
d. Moderate shower
e. Heavy rain

18. Yang dimaksud dengan pengamatan insitu adalah pengamatan yang pengukurannya . . . .
a. Dilakukan dengan menggunakan instrumen meteorologi non-otomatis

14
b. Dilakukan dengan menggunakan instrumen meteorologi otomatis
c. Dilakukan di laboratorium
d. Dilakukan langsung di tempat
e. Dilakukan di tepi danau

19. Persyaratan yang ditetapkan untuk melakukan pengamatan angin antara lain . . . .
a. Tinggi menara 10 m
b. Tinggi penghalang terdekat 10 m
c. Jarak penghalang terdekat 100 m
d. Jarak anemometer dan wind vane harus 1 m
e. a, c, dan d benar

20. Dalam rangka melakukan standarisasi pengamatan meteorologi, Badan Meteorologi Dunia
(WMO) menetapkan diameter corong penakar hujan standar adalah . . . .
a. 20,3 cm
b. 15,0 cm
c. 10,15 cm
d. 5,0 cm
e. a – d salah

15
PENGUKURAN SUDUT DAN PARALAKS SUDUT
Dalam kehidupan sehari-hari, sudut dinyatakan dalam satuan derajat. Sudut 360 derajat sama dengan
satu lingkaran penuh. Namun ternyata angka 360 tersebut tidak memiliki latar belakang ilmiah yang
pasti. Oleh karena itu, dirumuskan satuan sudut radian dimana 1 radian didefinisikan
sebagai besar sudut yang dibentuk oleh busur lingkaran sepanjang jari-jari lingkaran
tersebut (lihat gambar 3.2.1). Besar sudut satu lingkaran penuh (dalam radian) ialah
sudut yang dibentuk oleh busur lingkaran sepanjang keliling lingkaran tersebut atau
senilai 2π radian.

Gambar 1 Ilustrasi sudut 1 radian

Besar satu derajat dibagi lagi ke dalam 60 bagian yang sama besar untuk memperbesar keakuratan.
Satu bagiannya (1/60 derajat) disebut satu menit busur (dinyatakan dengan ‘ ). Satu menit busur juga
dibagi lagi ke dalam 60 bagian sama besar yang disebut satu detik busur (“). Konversi satuan sudut
adalah sebagai berikut:
1 radian = 360 0 / 2π ≈ 57,295780 ≈ 3437,75’ ≈ 206265”

PARALAKS TRIGONOMETRI
Perhatikan gambar 3.2.2 yang menunjukkan kedudukan bumi (B), matahari (M),
dan bintang (S). Pada suatu saat bumi berada di kedudukan B1, maka saat itu
pengamat di bumi akan melihat bintang memiliki kedudukan S1. Akibat revolusi
bumi mengelilingi matahari, kedudukan bintang akan berubah-ubah relatif
terhadap bintang-bintang jauh yang ada di latar belakangnya. Misalnya saat bumi
di B2, bintang akan nampak di S2. Sudut B1 – S – M dan B2 – S – M disebut sudut
paralaks.

Gambar 2 Ilustrasi paralaks trigonometri

Besar sudut paralaks (p) ialah:

(3.1)

Karena jarak S M >> jarak B1 M, persamaan (3.1) dapat diubah menjadi:

(3.2)

Keterangan:
p : sudut paralaks (dalam satuan detik busur (“))
r : jarak bumi-matahari
d : jarak bintang-matahari
r dan d harus dalam satuan yang sama (misalnya meter)

Karena sudut p mendekati nol, cosinus p mendekati 1 dan SB 1 ≈ S M. Dengan demikian, besaran d
dapat dianggap sebagai jarak bintang ke bumi. Bila r dan d dinyatakan dalam satuan astronomi (SA)

5
atau astronomical unit (AU) dimana 1 SA = jarak (rata-rata) bumi-matahari, maka persamaan paralaks
menjadi:

(3.3)

Dari persamaan 3.3 kita bisa lihat bahwa benda yang memiliki jarak 206265 SA akan memiliki sudut
paralaks 1 detik busur. Untuk mempersingkat persamaan, ditetapkan satuan panjang baru yaitu
parsec (parallax second) dimana satu parsec didefinisikan sebagai jarak bintang yang memiliki sudut
paralaks sebesar satu detik busur diukur dari bumi. Dengan demikian, 1 SA = 1/206265 parsec. Bila
persamaan (3.2) kita nyatakan r dan d dalam satuan parsec, kita akan mendapat persamaan:

(3.4)

Apabila pengukuran sudut paralaks dilakukan bukan dari bumi, maka persamaan (3.4) akan menjadi:

(3.5)

Keterangan:
r : jarak pengamat ke matahari (dalam satuan SA)

DIAMETER SUDUT
Diameter sudut menyatakan ukuran benda langit dalam satuan sudut. Bulan dan Matahari memiliki
diameter sudut sekitar 30’ (30 menit busur) jika dilihat dari Bumi.

Gambar 3 Ilustrasi diameter sudut

6
SOAL
1. Bintang Proxima Centauri memiliki paralaks tahunan 0,7 detik. Jarak bintang tersebut dari Bumi
adalah:
a. 1,459 parsec
b. 1,449 parsec
c. 1,439 parsec
d. 1,429 parsec
e. 1,549 parsec

2. Dalam perjalanan menuju Bulan, seorang astronot mengamati diameter Bulan yang besarnya
3.500 km dalam cakupan sudut 60. Berapakah jarak Bulan pada saat itu?
a. 23.392 km
b. 33.392 km
c. 43.392 km
d. 53.392 km
e. 63.392 km

3. Paralaks sebuah bintang yang diukur dari Bumi besarnya adalah 0,05 detik busur. Tentukanlah
paralaks bintang tersebut apabila diukur dari permukaan Jupiter yang berjarak 5,2 SA dari
Matahari.
a. 0,25 detik busur
b. 0,33 detik busur
c. 0,5 detik busur
d. 0,26 detik busur
e. 1,0 detik busur

4. Apabila pada jarak 45.000.000 km diameter sudut planet Venus adalah 55 detik busur, maka
diameter linier planet tersebut adalah . . . .
a. 11.999 km
b. 8,18 x 105 km
c. 25.210 km
d. 2,48 x 109 km
e. 35.999 km

5. Paralaks sebuah bintang dilihat dari Jupiter adalah 2”,6. Jarak Jupiter dari Matahari adalah 5,2 SA.
Berapakah jarak bintang tersebut dari Jupiter?
a. 0,5 parsec
b. 1,0 parsec
c. 1,5 parsec
d. 2,0 parsec
e. 2,5 parsec

6. Dilihat dari Bumi, Matahari dan Bulan memiliki diameter sudut yang sama di langit, yaitu 30’.
Diameter Bulan 3.500 km, sedangkan diameter Matahari 1.400.000 km. Berapakah perbandingan
jarak Bumi – Matahari terhadap jarak Bumi – Bulan?
a. 100
b. 200
c. 300

7
d. 400
e. 500

7. Pada suatu malam saat bulan purnama, tercatat bahwa diameter sudut Bulan adalah 0,460. Jika
radius linier Bulan adalah 1,738 x 103 km, maka jarak Bulan dari Bumi saat itu adalah . . . .
a. 1,42 x 105 km
b. 2,16 x 105 km
c. 3,84 x 105 km
d. 4,33 x 105 km
e. 8,66 x 105 km

8. Sebuah bintang diketahui mempunyai sudut paralaks sebesar 0,76 detik busur jika diukur dari
Bumi. Berapa radian sudut paralaks bintang tersebut?
a. 2,7 x 10-6 radian
b. 3,7 x 10-6 radian
c. 4,7 x 10-6 radian
d. 5,7 x 10-6 radian
e. 6,7 x 10-6 radian

9. Bintang A mempunyai paralaks terukur sebesar 0,2 detik busur, sedangkan bintang B mempunyai
paralaks 0,02 detik busur. Manakah pernyataan di bawah ini yang benar?
a. Bintang A 10 kali lebih jauh daripada bintang B
b. Bintang A 10 kali lebih dekat daripada bintang B
c. Bintang A 100 kali lebih jauh daripada bintang B
d. Bintang A 100 kali lebih dekat daripada bintang B
e. a – d salah

10. Seorang observer menggunakan teleskop dengan tingkat pembesaran yang sama untuk
mengamati planet dan bintang. Ia melihat bahwa planet terlihat lebih besar daripada bintang.
Kenyataannya, bintang berukuran lebih besar daripada planet. Faktor utama penyebabnya adalah
....
a. Energi yang dikeluarkan
b. Bentuk bendanya
c. Jarak bendanya
d. Asal-usul bendanya
e. a – d benar

8
MEKANIKA BENDA LANGIT
HUKUM KEPLER
Pada abad ke-16 muncul banyak astronom yang mulai menentang paham geosentris yang telah lama
diikuti. Salah satunya adalah Tycho Brahe, astronom Denmark yang melakukan pengamatan dengan
peralatan minimum, namun dengan akurasi yang sangat baik. Johannes Kepler (murid Brahe)
kemudian berhasil merumuskan teori dasar tentang pergerakan planet-planet berdasarkan data
pengamatan yang dikumpulkan Brahe.

1. Hukum Kepler I
Hukum Kepler I berbunyi: “orbit setiap planet berbentuk elips dengan matahari berada di salah
satu titik fokusnya”. Elips adalah bentuk bangun datar yang merupakan salah satu dari irisan
kerucut (selain lingkaran, hiperbola, dan parabola). Eksentrisitas elips bernilai antara 0 dan 1.

Gambar 1 Skema dan parameter elips

Hukum Kepler I dengan jelas menentang pernyataan Nicolaus Copernicus yang menyatakan
bahwa orbit planet berbentuk lingkaran dengan matahari berada di pusat lingkaran. Terbukti dari
hasil pengamatan bahwa orbit elips Kepler dapat memberikan posisi yang lebih akurat
dibandingkan orbit lingkaran. Kesalahan Copernicus ini dapat dipahami sebab meskipun memiliki
lintasan elips, eksentrisitas orbit planet mendekati nol, sehingga sekilas akan tampak mendekati
lingkaran. Bahkan, untuk perhitungan-perhitungan sederhana kita boleh mengasumsikan orbit
planet adalah lingkaran.

5
2. Hukum Kepler II
Hukum Kepler II berbunyi: “vektor radius suatu planet
akan menempuh luas areal yang sama untuk selang
waktu yang sama”. Vektor radius adalah garis hubung
antara planet dengan pusat gravitasi (matahari).

Gambar 2 Ilustrasi hukum Kepler II

Perhatikan gambar 2. Apabila planet membutuhkan waktu yang sama untuk menempuh P1 – P2
dan P3 - P4, maka luas areal P1 – F – P2 akan sama dengan P3 - F - P4, begitu pula sebaliknya.
Konsekuensi dari hukum Kepler II ini ialah kecepatan linear planet di setiap titik di orbitnya
tidaklah konstan, tetapi bergantung pada jarak planet. Planet akan bergerak paling cepat saat
berada di perihelium dan akan bergerak paling lambat saat berada di aphelium.

3. Hukum Kepler III


Hukum Kepler III berbunyi: “pangkat tiga sumbu semi mayor orbit suatu planet sebanding
dengan kuadrat dari periode revolusi planet tersebut”. Apabila sumbu semi mayor dinyatakan
dengan “a” dan periode revolusi planet dinyatakan dengan “T”, maka secara matematis hukum
Kepler III dapat ditulis menjadi:

Ternyata untuk benda-benda yang mengelilingi pusat gravitasi yang sama, besarnya konstanta
akan sama (misalnya bagi planet Venus dan planet Bumi, atau bagi Io dan Europa (satelit Jupiter)).
Untuk benda-benda yang memenuhi syarat tersebut berlaku:

Apabila benda yang kita tinjau adalah planet yang mengitari matahari, dan kita nyatakan a dalam
Satuan Astronomi dan T dalam tahun, maka kita akan mendapati:

Hukum Kepler tidak hanya berlaku pada planet di tata surya, namun juga berlaku pada satelit
planet-planet, asteroid, komet, sistem bintang ganda, dll.

HUKUM GRAVITASI NEWTON


Hukum Gravitasi Newton berbunyi: “semua partikel materi di alam semesta menarik semua partikel
lain dengan gaya yang sebanding dengan produk massa dan berbanding terbalik dengan pangkat dua
dari jarak antara keduanya”. Secara matematis, hukum Gravitasi Newton dapat ditulis menjadi:

Keterangan:
F : gaya gravitasi (dalam satuan Newton)

6
G : konstanta gravitasi universal (G = 6,67 x 10-11 Nm2kg-2)
m1 : massa benda 1 (dalam satuan kg)
m2 : massa benda 2 (dalam satuan kg)
r : jarak antara kedua benda (dalam satuan meter)

Jika hukum Gravitasi Newton digabungkan dengan hukum Newton II, maka persamaan yang dihasilkan
adalah:

Persamaan hasil penurunan yang berada di paling kanan adalah persamaan kuat medan gravitasi atau
percepatan gravitasi. Dalam fisika, percepatan gravitasi dinyatakan dengan “g”.
Keterangan:
a = g = percepatan gravitasi (dalam satuan m/s2)
M : massa benda pemberi gravitasi (dalam satuan kg)
r : jarak antara benda besar (pemberi gravitasi) dengan benda kecil (dalam satuan meter)

Energi potensial gravitasi yang dimiliki sebuah benda sebanding dengan produk massa benda tersebut
dan massa benda sumber, serta berbanding terbalik dengan jarak antara kedua benda. Energi
potensial gravitasi selalu bernilai negatif, sebab energi potensial gravitasi selalu bersifat seolah-olah
“kekurangan” energi, atau dinyatakan dengan:

Keterangan:
Ep : energi potensial (dalam satuan Joule)
M : massa benda besar (dalam satuan kg)
m : massa benda kecil (dalam satuan kg)

Potensial gravitasi yang dimiliki sebuah benda didefinisikan sebagai energi potensial gravitasi per
satuan massa:

Keterangan:
V : potensial gravitasi

MEKANIKA ORBIT SEDERHANA


Bulan mengalami gaya tarik gravitasi ke arah bumi, namun bulan tidak pernah jatuh ke bumi. Ternyata,
bulan dapat mempertahankan posisinya terhadap bumi karena ia melakukan revolusi mengelilingi
bumi, sehingga gaya gravitasi akan berlaku sebagai gaya sentripetal bagi putaran bulan.

Orbit bulan berupa elips, namun memiliki eksentrisitas mendekati nol, sehingga dapat dianggap
sebagai sebuah lingkaran. Dengan demikian, radius orbit dapat
diasumsikan tetap, sehingga dapat dinyatakan:

7
Keterangan:
Vorbit : kecepatan orbit (mengelilingi benda pusat) (dalam satuan m/s)

Penggabungan rumus gerak melingkar dengan rumus kecepatan orbit menghasilkan:

Karena lingkaran adalah elips yang memiliki eksentrisitas 0, berlaku a = r, sehingga menjadi:

Uraian di atas adalah salah satu pembuktian hukum Kepler III. Newton mampu menentukan nilai
konstanta pada hukum Kepler III, yaitu GM/4π2.

8
SOAL
1. Hukum yang menyatakan bahwa lintasan planet mengelilingi Matahari berbentuk elips adalah . .
..
a. Hukum Kepler I
b. Hukum Kepler II
c. Hukum Kepler III
d. Hukum Copernicus I
e. Hukum Copernicus II

2. Jarak Bumi terhadap Matahari bervariasi. Posisi dimana Bumi memiliki jarak terjauh dengan
Matahari disebut . . . .
a. Perihelion
b. Aphelion
c. Subhelion
d. Parahelion
e. Selehelion

3. Berapakah percepatan gravitasi (g) pada sebuah planet dengan rapat massa yang sama dengan
rapat massa Bumi, tetapi radiusnya 2 kali radius Bumi? (percepatan gravitasi bumi = 9,8 m/s2)
a. 4,9 m/s2
b. 9,8 m/s2
c. 14,7 m/s2
d. 19,6 m/s2
e. 24,5 m/s2

4. Sebuah bintang neutron mempunyai massa M = 4 x 1030 kg dan radius R = 10 km. Berapakah
percepatan gravitasi di permukaannya? (Konstanta gravitasi universal G = 6,67 x 10-11 Nm2kg-2)
a. 0,3 . 1015 cm/s2
b. 0,9 . 1015 cm/s2
c. 0,3 . 1014 cm/s2
d. 0,9 . 1014 cm/s2
e. 0,3 . 1013 cm/s2

5. Massa Bulan 7,35 . 1022 kg dan radiusnya R = 1740 km. Satelit yang bergerak mengitari Bulan pada
ketinggian 95 km akan mempunyai periode . . . .
a. 0,96 jam
b. 1,96 jam
c. 2,96 jam
d. 3,96 jam
e. 4,96 jam

6. Berapakah massa Bumi jika diketahui radius Bumi R = 6,37 x 106 m dan G = 6,67 x 10-11 Nm2kg-2?
a. 0,06 x 1024 kg
b. 0,6 x 1024 kg
c. 6 x 1024 kg
d. 60 x 1024 kg
e. 600 x 1024 kg

9
7. Sebuah asteroid mempunyai jarak perihelium 2,0 SA. Jika periodenya 5,2 tahun, maka jarak
apheliumnya adalah . . . .
a. 1 SA
b. 2 SA
c. 3 SA
d. 4 SA
e. 5 SA

8. Bayangkan massa Matahari bertambah menjadi 2 kali lebih besar daripada yang sekarang dan
planet-planet tetap berada pada orbitnya seperti sekarang, Bumi kita akan berputar mengelilingi
Matahari dalam waktu (dibulatkan) . . . . (1 tahun = 365,25 hari)
a. 423 hari
b. 365 hari
c. 321 hari
d. 258 hari
e. 147 hari

9. Apabila percepatan gravitasi di permukaan Bumi (di permukaan laut) adalah 980 cm/s2, maka
percepatan gravitasi di sebuah stasiun ruang angkasa yang berada pada ketinggian 30.000 km di
atas permukaan Bumi adalah . . . .
a. 198,81 cm/s2
b. 30,06 cm/s2
c. 8,18 cm/s2
d. 441,40 cm/s2
e. Jawaban di atas tidak ada yang benar

10. Berapa jauhkah sebuah planet dari Matahari jika periode orbitnya 8 tahun?
a. 1 SA
b. 2 SA
c. 3 SA
d. 4 SA
e. 5 SA

10
FENOMENA GEOSENTRIK

Bab ini disebut fenomena geosentrik, sebab kita mengasumsikan bahwa bumi diam dan benda-benda
langit lain mengitarinya. Benda-benda langit terletak pada jarak yang berbeda-beda. Untuk
memudahkan pemetaan posisi bintang bagi pengamat di Bumi, semuanya diasumsikan berada pada
jarak yang sama jauhnya, seolah-olah ditempatkan pada suatu bola khayalan besar yang
menyelubungi bumi, yang disebut bola langit. Dalam bola langit kita memperhitungkan arah dari
suatu bintang tanpa mempedulikan jaraknya.

BOLA LANGIT
Bola langit memiliki bagian-bagian yang penting, yaitu ekuator langit, Kutub Langit Utara (KLU), Kutub
Langit Selatan (KLS). KLU merupakan perpanjangan dari kutub utara bumi, sedangkan KLS
perpanjangan dari kutub selatan bumi.

Bagian lain yang penting ialah ekliptika (bidang edar tahunan matahari), serta titik aries dan titik libra
(perpotongan ekuator langit-ekliptika). Bagi pengamat di bumi (yang diam), bola langit tampak
berputar (lihat tanda panah) dengan arah timur ke barat atau dilihat dari arah Utara searah jarum
jam, dengan periode 23 jam 56 menit. Akibat dari putaran bola langit, semua bintang akan nampak
bergerak mengikuti lintasan harian bintang. Sementara matahari akan mengikuti lintasan harian
matahari. Selama bola langit berputar, matahari pun bergerak mengikuti lintasan tahunan, sehingga
membutuhkan 1 derajat atau 4 menit tambahan untuk memenuhi satu putaran lintasan hariannya,
sehingga periode 1 hari matahari ialah 24 Jam. Bola langit akan berbeda-beda penampakannya,
tergantung pada posisi pengamat di permukaan bumi.

Gambar 1 Gambaran bola langit dan beberapa komponennya

Pada pengamat di lintang tertentu, kutub langit akan tampak naik dari arah kutub belahan bumi
pengamat sebesar lintang pengamat tersebut. Misalnya untuk pengamat di lintang 300 Utara, KLU naik
300 dari titik Utara. Ekuator langit akan membentuk sudut 900 terhadap arah KLU, dan lintasan harian
bintang akan sejajar dengan ekuator langit.

5
Gambar 2 Gambaran bola langit untuk pengamat yang berada di
lintang 30 0 Utara

GERAK SEMU MATAHARI

Ketika siang hari tiba, langit yang penuh bintang akan tertutupi oleh cahaya Matahari yang
mendominasi langit. Sebenarnya langit berwarna biru karena adanya fenomena penyebaran cahaya
matahari (scattering) oleh atmosfer Bumi, dimana cahaya dengan panjang gelombang terpendek
(biru) akan paling efisien disebarkan.

Di bola langit, Matahari memiliki lintasan tahunan yaitu bidang ekliptika, dimana Matahari akan
menempuh lintasan tersebut dengan periode satu tahun. Apabila kita mengambil acuan bintang
tertentu, periode tersebut bernilai 365,25636 hari atau 1 tahun sideris. Namun apabila kita mengambil
acuan titik Aries, periode tersebut bernilai 365,2422 hari atau 1 tahun tropis.

Akibat lintasan ekliptika yang berinklinasi


terhadap ekuator, deklinasi Matahari (jarak
sudut Matahari terhadap ekuator langit) akan
berubah-ubah dari +23,50 hingga –23,50.
Deklinasi Matahari juga berhubungan dengan
panjang siang, perubahan musim, dan titik terbit
Matahari di suatu tempat.

Gambar 3 Gerak semu tahunan matahari

Dari gambar di atas, keadaan yang tercapai bila Matahari berada pada titik-titik tersebut ialah:
- KEADAAN A (Titik Aries, deklinasi 00, bujur ekliptika 00) dicapai saat 21 Maret. Titik A disebut
titik Vernal equinox (equinox = sama), karena panjang siang sama di semua tempat di muka
bumi yaitu 12 jam. Titik ini adalah titik awal musim semi bagi lintang sedang Utara. Matahari
akan terbit tepat di titik timur dan tenggelam tepat di titik barat di semua tempat di Bumi.

- KEADAAN B (Titik Cancer, deklinasi +23,50, bujur ekliptika 90 0) dicapai saat 22 Juni. Titik B
disebut titik Summer solstice (solstice = berhentinya matahari), karena pada saat ini Matahari
berhenti menambah deklinasinya ke Utara dan mulai berbalik ke Selatan. Saat itu, tercapai
lama siang terpanjang (lebih dari 12 jam) bagi belahan bumi utara, dan lama siang terpendek
bagi belahan bumi selatan. Titik ini adalah titik awal musim panas bagi lintang sedang Utara.
Matahari akan terbit di titik terbit paling jauh ke Utara dari titik Timur, dan akan terbenam di
titik terbenam paling jauh ke Utara dari titik Barat. Apabila dilihat dari Ekuator, Matahari akan
terbit 23,5 0 ke Utara dari titik Timur, dan terbenam 23,5 0 di Utara titik Barat.

6
- KEADAAN C (Titik Libra) dicapai saat 23 September. Titik C disebut titik Autumnal Equinox.
Panjang siang sama untuk semua bagian Bumi. Titik ini adalah titik awal musim gugur bagi
lintang sedang Utara. Matahari akan terbit di titik Timur di semua bagian Bumi.

- KEADAAN D (Titik Capricornus) dicapai tanggal 22 Desember. Titik D disebut titik Winter
solstice. Lama siang terpendek bagi belahan bumi utara. Titik ini merupakan titik awal musim
dingin bagi lintang sedang Utara. Matahari akan terbit di titik terbit paling jauh ke selatan dari
titik Timur.

KONFIGURASI PLANET
Para astronom sejak zaman dahulu telah menyadari bahwa tidak semua benda melekat di bola langit.
Ada beberapa objek yang tidak tunduk pada gerakan bola langit, seperti matahari dan planet. Planet
tampak bergerak terhadap latar belakang bintang-bintang. Di langit, planet-planet dapat dibedakan
dari bintang, karena cahayanya yang tidak berkelap-kelip. Hal tersebut disebabkan oleh dekatnya jarak
planet dengan bumi. Selain itu, diameter sudut planet jauh lebih besar daripada diameter sudut
bintang. Planet-planet tidak akan ditemui terlalu jauh dari ekliptika bumi, sebab bidang orbit semua
planet hanya membentuk sudut kecil terhadap ekliptika. Planet-planet yang dapat dilihat oleh mata
telanjang hanya Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus.

Planet-planet juga memiliki fase (seperti bulan) yang tergantung pada posisi matahari, planet, dan
bumi. Sudut pisah antara suatu planet dengan matahari dilihat dari bumi disebut sudut elongasi. Saat
diamati dari Bumi dari hari ke hari, planet akan terlihat bergerak dengan latar belakang bintang-
bintang, dengan arah dari barat ke timur (berlawanan arah bola langit). Gerakan ini disebut gerak
direct dan menggambarkan arah yang benar dari arah revolusi planet inferior mengitari Matahari.
Namun, ada kalanya planet tampak bergerak dari timur ke barat dan disebut gerak retrograd.

Gambar di samping menunjukkan konfigurasi planet inferior. Gerak


retrograd terjadi ketika planet melintas di antara Bumi dan Matahari
(saat bergerak dari B ke F). Namun karena kebanyakan planet inferior
hanya dapat diamati saat senja/fajar, gerak retrograd ini tidak
teramati. Posisi planet inferior:

C – Elongasi Timur Maksimum (ETM) - senja


D – Konjungsi Inferior
E – Elongasi Barat Maksimum (EBM) - fajar
A – Konjungsi Superior

Gambar 4 Konfigurasi planet inferior

Catatan: keadaan C dan E terjadi saat sudut Bumi – Matahari – planet inferior 900

Sekarang, perhatikan kembali gambar 3.1.4. Tukar Bumi menjadi yang di orbit dalam, sehingga gambar
di atas menunjukkan konfigurasi planet superior. Posisi planet superior, saat Bumi di posisi:
A – Konjungsi (Elongasi 00)
C – Kuadratur Barat (Elongasi 900)
D – Oposisi (Elongasi 1800)
E – Kuadratur Timur (Elongasi 900)

7
Gerak retrograd bagi planet superior terjadi karena semakin dekat suatu
planet ke Matahari, semakin cepat kecepatan orbitnya. Ketika Bumi
melintas di antara planet superior dan Matahari, planet akan “tersusul”
oleh Bumi, sehingga tampak bergerak mundur, seperti yang diilustrasikan
pada gambar 3.1.5. Gerak retrograd selalu terjadi beberapa waktu sebelum
dan sesudah planet superior mencapai fase oposisi.

Gambar 5 Ilustrasi gerak retrograd planet superior

PERIODE SINODIS PLANET


Perhatikan gambar di samping yang menunjukan orbit planet A dan B yang dilihat dari kutubnya dan
diasumsikan orbitnya berbentuk lingkaran. Menurut pengamat di planet A, oposisi planet B terjadi
pada posisi 1. Setelah oposisi, kedua planet akan bergerak dengan kecepatan sudut masing-masing.
Karena periode orbit kedua planet berbeda, kecepatan sudut kedua planet pun berbeda, sehingga
akan membuat perbedaan sudut setiap satuan waktu. Oposisi berikutnya (keadaan 3) akan tercapai
apabila perbedaan sudut mencapai 3600, sehingga akan satu garis kembali. Waktu yang diperlukan
dari suatu oposisi ke oposisi berikutnya disebut periode sinodis. Persamaan untuk mencari periode
sinodis:

Keterangan:
Tsin : periode sinodis
TsidA : periode sideris planet A
TsidB : periode sideris planet B

Persamaan di atas berlaku bagi semua planet atau benda lain yang mengelilingi Matahari dengan orbit
mendekati lingkaran. Bila pengamat berada di Bumi dan mengamati planet Mars, maka Bumi menjadi
planet A dan Mars menjadi planet B. Keadaan harus ditukar dalam kasus pengamat di Bumi mengamati
planet Venus.

GERAK BULAN
Bulan adalah satelit alami Bumi satu-satunya. Bulan memiliki periode revolusi yang sama dengan
periode rotasinya, yaitu 27,32 hari. Akibatnya, Bulan akan selalu menampakan bagian yang (nyaris)
sama kepada Bumi. Periode revolusi diukur dengan acuan posisi Bulan terhadap bintang tertentu.
Orbit Bulan memiliki kemiringan sekitar 50 terhadap ekliptika, sehingga akan nampak memiliki
kemiringan 18,50 hingga 28,50 terhadap ekuator langit. Setiap hari, bulan terbit terlambat sekitar 48 –
56 menit. Akibat konfigurasi Bulan-Bumi-Matahari yang berubah-ubah, bulan tampak memiliki fase-
fase. Namun waktu yang dibutuhkan dari satu purnama ke purnama berikutnya tidak sama dengan
periode revolusinya, yaitu sekitar 29,53 hari dan disebut periode sinodis.

8
Gambar 6 Perubahan fase Bulan sepanjang revolusinya mengelilingi Bumi

Keterangan gambar 3.1.6:


- New Moon: Bulan baru
- Waxing Crescent: Sabit awal
- First Quarter: Kuartir awal
- Waxing Gibbous: Benjol awal
- Full Moon: Bulan purnama
- Waning Gibbous: Benjol akhir
- Third Quarter: Kuartir akhir
- Waning Crescent: Sabit akhir

GERHANA, TRANSIT, DAN OKULTASI


Inklinasi orbit bulan terhadap ekliptika membuat tidak setiap
konjungsi/oposisi terjadi gerhana. Gerhana hanya akan terjadi apabila
bulan, bumi, dan matahari berada pada satu garis dan satu bidang.
Keadaan itu hanya akan terjadi bila saat konjungsi/oposisi bulan berada
pada titik simpul bidang orbit bulan dan ekliptika (analogi titik simpul
serupa dengan titik aries dan libra untuk bidang ekuator dengan
ekliptika). Gerhana total hanya akan terjadi apabila saat terjadi gerhana,
Bumi atau Bulan memasuki umbra. Gerhana matahari cincin terjadi
apabila hanya perpanjangan kerucut umbra (antumbra) yang sampai ke
bumi.

Gambar 7 Ilustrasi peristiwa gerhana

9
Saat gerhana bulan, bulan tidak akan gelap total, melainkan agak kemerahan. Hal ini terjadi karena
adanya refraksi cahaya matahari oleh atmosfer bumi yang jatuh di permukaan bulan. Besar kerucut
umbra akan maksimal apabila jarak benda penghalang dengan pengamat minimal dan jarak sumber
cahaya maksimal. Diameter benda penghalang juga berpengaruh, misalnya besar kerucut umbra bumi
jauh lebih besar daripada besar kerucut umbra bulan.

Saat Venus atau Merkurius berada pada konjungsi inferior, ada kemungkinan terjadi transit. Transit
adalah lewatnya planet di depan matahari (layaknya gerhana), namun diameter sudut benda
penghalang jauh lebih kecil daripada benda yang dihalangi. Transit tidak terjadi di setiap konjungsi
inferior karena orbit Venus memiliki inklinasi 3,40 terhadap ekliptika. Apabila diameter benda
penghalang jauh lebih besar daripada benda yang dihalangi, maka sebutannya adalah okultasi, Contoh
okultasi adalah bulan lewat di depan planet Saturnus.

GERAK KOMET
Komet atau bintang berekor ialah anggota tata surya yang dari bumi terlihat hanya saat tertentu lalu
menghilang. Bagi pengamat dengan mata telanjang, beberapa komet akan tampak cemerlang,
memiliki ekor panjang yang arahnya selalu menjauh dari Matahari. Magnitudo (tingkat kecerahan)
komet bervariasi dan terlihat paling terang saat berada paling dekat dengan matahari. Komet yang
memiliki lintasan elips (biasanya memiliki eksentrisitas elips mendekati 1, artinya sangat lonjong)
disebut komet periodik, karena ia akan mengitari matahari dengan suatu periode tertentu. Contoh
komet periodik adalah komet Halley dengan periode 76 tahun bumi. Komet-komet yang memiliki
lintasan parabola hanya akan mendekati Matahari sekali dan tidak akan kembali lagi.

10
SOAL
1. Vernal equinox adalah . . . .
a. Bintang yang muncul di dekat ekuator langit setiap tanggal 21 Maret
b. Titik perpotongan antara ekuator langit dengan garis equinox
c. Titik di angkasa di mana Matahari memotong ekuator langit pada tanggal 21 Maret
d. Komet yang muncul mendekati garis equinox setiap tanggal 21 Maret
e. Titik posisi Matahari pada ekuator

2. Satu hari sideris . . . .


a. Lebih lama hampir 4 menit dibandingkan satu hari matahari rata-rata
b. Lebih pendek hampir 4 menit dibandingkan satu hari matahari rata-rata
c. Sama dengan satu hari matahari rata-rata
d. Lebih lama hampir 4 jam dibandingkan satu hari matahari rata-rata
e. Lebih pendek hampir 4 jam dibandingkan satu hari matahari rata-rata

3. Satu hari sideris dapat dihitung dengan cara . . . .


a. Menghitung waktu yang diperlukan oleh sebuah bintang untuk mengelilingi Bumi
b. Menghitung waktu yang diperlukan oleh sebuah bintang untuk mengelilingi Matahari
c. Menghitung waktu yang diperlukan oleh sebuah bintang untuk mengelilingi Bumi dan
Matahari
d. Menghitung waktu yang diperlukan oleh sebuah bintang untuk berpindah posisi terhadap
Matahari
e. Menghitung waktu yang diperlukan oleh sebuah bintang untuk berada kembali pada posisi
yang identik dengan posisi bintang tersebut di angkasa sehari sebelumnya

4. Sumbu rotasi Bumi miring terhadap bidang referensi sebesar . . . .


a. 20,50
b. 21,50
c. 22,50
d. 23,50
e. 24,50

5. Fakta bahwa Bulan mengorbit mengelilingi Bumi, sedangkan Bulan dan Bumi mengorbit
mengelilingi Matahari, mengakibatkan adanya perbedaan jumlah hari dalam 1 bulan sinodis dan
1 bulan sideris. Manakah pernyataan di bawah ini yang benar?
a. Jumlah hari bulan sinodis adalah 27,3 hari, sedangkan jumlah hari bulan sideris adalah 29,5
hari
b. Jumlah hari bulan sinodis adalah 28,3 hari, sedangkan jumlah hari bulan sideris adalah 27,5
hari
c. Jumlah hari bulan sinodis dan bulan sideris selalu berubah-ubah
d. Jumlah hari bulan sinodis adalah 27,5 hari, sedangkan jumlah hari bulan sideris adalah 28,3
hari
e. Jumlah hari bulan sinodis adalah 29,5 hari, sedangkan jumlah hari bulan sideris adalah 27,3
hari

6. Pada pukul 20.00 WIB, ketika Ahmad sedang berada di Observatorium Bosscha Lembang, ia
melihat sebuah satelit melewati meridian dengan latar belakang rasi Centaurus. Satelit itu

11
mempunyai periode 10 jam. Pukul berapakah satelit itu akan kembali melewati meridian Ahmad
dengan latar belakang rasi Centaurus?
a. 09:10:37
b. 11:10:37
c. 13:10:37
d. 15:10:37
e. 20:10:37

7. Sebuah asteroid bergerak mengelilingi Matahari dengan periode P = 2,88 tahun. Oposisi terakhir
terlihat pada awal tahun 2008. Kapankah ia berada pada oposisi berikutnya?
a. 2009
b. 2010
c. 2011
d. 2012
e. 2013

8. Posisi planet tidak pernah diperlihatkan dalam peta bintang standar karena . . . .
a. Terang planet tidak tetap
b. Planet bergerak dari arah barat ke timur
c. Posisi planet berubah-ubah dari waktu ke waktu terhadap bintang-bintang
d. Jarak planet dari Bumi berubah menurut waktu
e. Besar masing-masing planet tidak sama

9. Pada saat konjungsi, Bumi, Mars, dan Matahari berada pada satu garis lurus. Konfigurasinya
adalah:
a. Mars – Bumi – Matahari
b. Bumi – Mars – Matahari
c. Mars – Matahari – Bumi
d. Matahari – Mars – Bumi
e. a – d salah

10. Perhatikan pernyataan berikut ini:


(1) Gerhana matahari: matahari, bulan, dan bumi sejajar
(2) Gerhana matahari: matahari, bumi, dan bulan sejajar
(3) Gerhana bulan: matahari, bulan, dan bumi sejajar
(4) Gerhana bulan: matahari, bumi, dan bulan sejajar
Pernyataan yang benar adalah . . . .
a. (1) dan (3)
b. (1) dan (4)
c. (2) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (1), (2), dan (3)

11. Di bawah ini adalah akibat dari adanya revolusi bumi, kecuali . . . .
a. Gerak semu harian matahari
b. Perubahan lamanya siang dan malam
c. Pergantian musim
d. Terlihatnya rasi bintang yang berbeda dari bulan ke bulan
e. a – d salah

12
12. Berbagai pengaruh berikut adalah akibat rotasi bumi, kecuali . . . .
a. Bumi berbentuk bulat pepat
b. Percepatan gravitasi Bumi di setiap tempat berbeda
c. Membeloknya angin pasat
d. Timbulnya gaya Coriolis
e. Aberasi cahaya bintang

13. Bumi berada di posisi perihelion pada bulan . . . .


a. Juli
b. Maret
c. Januari
d. Oktober
e. September

14. Pernyataan yang benar tentang fase bulan ketika terjadi gerhana matahari total adalah . . . .
a. Bulan berkonjungsi dengan kedudukan terjauh dari Bumi
b. Bulan berkonjungsi dengan kedudukan terdekat dari Bumi
c. Bulan beroposisi dengan kedudukan terjauh dari Bumi
d. Bulan beroposisi dengan kedudukan terdekat dari Bumi
e. Bulan berkonjungsi atau beroposisi dengan kedudukan terdekat dari Bumi

15. Sebuah planet dalam dapat diamati dari Bumi pada saat . . . .
a. Pagi hari atau sore hari
b. Bukan pagi hari ataupun tengah malam
c. Tengah malam dan sore hari
d. Tengah malam dan pagi hari
e. Tengah malam ketika langit tak berbintang

13
SIFAT AIR LAUT

Fakta penting mengenai sifat-sifat air:


- Air memiliki densitas (massa jenis) maksimum pada suhu 40C
- Air memiliki kapasitas panas yang tinggi, sehingga suhunya tidak cepat berubah

Perubahan sifat yang terjadi pada air laut dibanding air tawar:
- Kapasitas panas akan turun seiring dengan bertambahnya salinitas (kandungan garam) dalam air
- Titik didih air akan meningkat seiring dengan meningkatnya salinitas
- Densitas air akan meningkat seiring dengan meningkatnya salinitas
- Titik beku air akan menurun seiring dengan meningkatnya salinitas
- Tekanan uap air akan menurun seiring dengan meningkatnya salinitas
- Viskositas air akan meningkat seiring dengan meningkatnya salinitas

KARAKTER UMUM AIR LAUT


1. Temperatur air laut
Permukaan samudera mendapat panas dari 3 sumber, yaitu: (1) radiasi sinar matahari, (2)
konduksi panas dari atmosfer, dan (3) kondensasi uap air. Sebaliknya, permukaan laut menjadi
dingin karena 3 sebab, yaitu: (1) radiasi balik dari permukaan laut ke atmosfer, (2) konduksi panas
balik ke atmosfer, dan (3) evaporasi. Di bawah permukaan laut, arus-arus horizontal dapat
mentransfer panas dari satu kawasan ke kawasan lain.

Radiasi sinar matahari merupakan sumber panas utama bagi Bumi. Sebagian dari radiasi matahari
yang sampai ke Bumi diserap dan sebagian yang lain dipantulkan. Radiasi matahari yang sampai
ke permukaan Bumi disebut insolation‖(incoming solar radiation) atau insolasi. Insolasi yang
sampai ke permukaan laut sebagian dipantulkan dan sebagian yang lain diserap oleh molekul-
molekul air. Energi panas matahari yang diserap oleh molekul-molekul air itulah yang dapat
menyebabkan air menguap.

Insolasi tidak konstan, melainkan bervariasi sesuai dengan posisi geografis dan waktu. Insolasi di
suatu tempat di Bumi berkurang seiring dengan semakin tingginya posisi lintang karena sudut
datang sinar matahari semakin mengecil. Daerah ekuator adalah daerah yang menerima insolasi
terbanyak karena posisi matahari berada pada sudut terbesar (90 0) di atas ekuator. Sebaliknya,
daerah kutub adalah daerah yang menerima insolasi paling sedikit, karena matahari berada pada
posisi sudut yang kecil.

5
Gambar 1 Variasi insolasi terhadap lintang geografis di Bumi

Pengaruh variasi geografis terhadap insolasi menyebabkan temperatur permukaan air laut
meningkat seiring dengan menurunnya posisi lintang. Perubahan temperatur permukaan air laut
harian terjadi karena rotasi Bumi. Fluktuasi temperatur permukaan air laut secara musiman terjadi
akibat gerak revolusi Bumi mengelilingi Matahari dan sumbu rotasi Bumi yang miring 23,50
terhadap bidang orbit.

Distribusi temperatur air laut secara vertikal dapat dibagi menjadi 3 zona, yaitu:
a. Lapisan campuran (mixed layer)
Zona ini merupakan zona homogen. Temperatur dan kedalaman zona ini dikontrol oleh
insolasi lokal dan pengadukan oleh angin. Zona ini mencapai kedalaman 50 – 200 meter.

b. Termoklin
Di dalam zona transisi ini, temperatur air laut menurun dengan cepat seiring dengan
bertambahnya kedalaman. Zona ini berkisar dari kedalaman 200 – 1000 meter.

c. Zona dalam
Pada zona ini, temperatur berubah sangat lambat terhadap kedalaman (relatif homogen).

Gambar 2 Profil vertikal temperatur air laut di: (a) laut lintang menengah, (b) laut lintang rendah,
(c) laut lintang tinggi

2. Salinitas air laut


Salinitas adalah ukuran kandungan garam di dalam air laut. Unsur-unsur dalam bentuk ion yang
melimpah menyusun kandungan garam di dalam air laut adalah Cl-, Na+, Mg2+, SO42-, Ca2+, dan K +.
Ion-ion tersebut proporsinya konstan di dalam air laut, sehingga dinamakan ion konservatif. Ion-
ion konservatif menyusun lebih dari 99,8 % material yang terlarut di dalam air laut. Di antara ion-
ion tersebut, Na dan Cl menyusun sekitar 86 %.

Sebanyak 99 % air laut mempunyai salinitas antara 33 ‰ – 37 ‰, dengan rata-rata 35 ‰ (35


permil atau 35/1000). Salinitas air laut di permukaan sangat ditentukan oleh evaporasi dan
presipitasi. Salinitas akan naik bila evaporasi naik dan presipitasi turun. Faktor-faktor lain yang
dapat juga mempengaruhi salinitas air laut adalah pembekuan es, pencairan es, dan masuknya air
sungai ke laut.

6
Gambar 3 Distribusi S (salinitas air laut) dan E-P (evaporasi minus presipitasi) terhadap lintang
geografis

Gambar 4 Profil vertikal salinitas air laut di samudera terbuka

Profil vertikal salinitas memperlihatkan adanya 3 zona, yaitu:


a. Lapisan campuran
Lapisan ini mempunyai salinitas yang seragam dan ketebalannya 50 – 100 meter.

b. Haloklin
Di zona ini, salinitas berubah secara signifikan terhadap kedalaman laut.

c. Zona dalam
Zona ini adalah zona di bawah haloklin sampai dasar laut dan memiliki salinitas yang relatif
seragam.

7
3. Densitas air laut
Densitas air laut dikontrol oleh 3 variabel, yaitu salinitas, temperatur, dan tekanan. Secara umum,
densitas meningkat seiring dengan meningkatnya salinitas, meningkatnya tekanan (atau
kedalaman), dan turunnya temperatur.

Stratifikasi densitas air laut di daerah lintang rendah dan menengah adalah sebagai berikut:
a. Lapisan atas
Lapisan ini mempunyai ketebalan sekitar 100 meter dan dicirikan oleh densitas air laut yang
hampir seragam

b. Piknoklin
Di zona piknoklin, densitas air laut bertambah dengan cepat seiring dengan bertambahnya
kedalaman.

c. Zona dalam
Zona ini berada di bawah piknoklin dan dicirikan oleh densitas air laut yang meningkat sangat
pelan seiring dengan bertambahnya kedalaman.

Gambar 5 Profil vertikal densitas air laut

Stratifikasi vertikal densitas menghambat terjadinya percampuran air laut secara vertikal. Banyak
energi yang diperlukan agar dapat terjadi percampuran vertikal. Perubahan densitas air laut
disebabkan oleh pemanasan, pendinginan, evaporasi, penambahan air tawar, dan pendinginan
oleh es di laut. Di tempat-tempat tertentu di Samudera Atlantik di utara dan selatan, air
permukaan memiliki densitas yang lebih tinggi daripada air yang ada di bawahnya. Karena gaya
gravitasi dan gaya apung, air dengan densitas tinggi akan bergerak turun ke dalam laut dan air
dengan densitas rendah bergerak naik ke permukaan laut. Kecenderungan ini menyebabkan
terjadinya gerakan air laut secara horizontal dan vertikal, seperti yang terjadi pada sirkulasi
termohalin. Penurunan temperatur di daerah lintang tinggi meningkatkan densitas air laut. Karena
densitasnya yang tinggi, air laut bergerak turun (tenggelam) hingga mencapai tingkat kedalaman
dengan densitas yang sesuai. Penenggelaman yang berlanjut menyebabkan air di laut dalam
tertekan secara horizontal di sepanjang daerah dengan densitas yang sesuai, sehingga
menghasilkan arus laut dalam.

8
Gambar 6 Sirkulasi air laut bawah permukaan dan distribusi salinitas secara vertikal di Samudera
Atlantik

4. Suara di laut
Kecepatan suara di laut bergantung pada temperatur, salinitas, dan tekanan. Kecepatan suara di
dalam air laut berkisar antara 1.400 – 1.570 m/s. Kecepatan suara meningkat seiring dengan
meningkatnya temperatur, salinitas, dan tekanan.

5. Sinar di laut
Sinar matahari hanya dapat menembus lapisan permukaan laut. Kedalaman penetrasi cahaya
menentukan ketebalan zona eufotik, yaitu zona tempat terjadinya fotosintesis oleh tumbuhan
dan fitoplankton. Zona eufotik membentang dari permukaan laut sampai kedalaman yang hanya
1% sinar dapat masuk. Fitoplankton adalah sumber makanan utama bagi organisme di laut.
Kedalaman penetrasi sinar matahari ke dalam laut tergantung pada 4 faktor utama, yaitu (1)
tutupan awan, (2) sudut inklinasi sinar matahari yang mencapai permukaan Bumi, (3) banyaknya
material inorganik yang tersuspensi, dan (4) densitas populasi organisme plankton.

6. Warna laut
Samudera dan laut di Bumi mempunyai warna yang beraneka ragam. Nama dari beberapa laut di
Bumi mengacu kepada warna, seperti:
- Laut Hitam (Black Sea) diberi nama itu karena tampak gelap yang disebabkan oleh dasar
lautnya yang tertutup oleh sedimen berwarna hitam
- Laut Kuning (Yellow Sea) diberi nama itu karena tampak kuning yang disebabkan oleh
banyaknya muatan lumpur berwarna kuning yang dimasukkan oleh sungai, terutama selama
musim banjir
- Laut Merah (Red Sea) diberi nama itu karena tampak merah yang disebabkan oleh adanya
alga (blue-green algae) yang berwarna merah
- Laut Putih (White Sea) diberi nama itu karena permukaannya tampak putih oleh air yang
membeku lebih dari 200 hari dalam setahun

Warna laut di kawasan tertentu dapat berubah karena awan yang melintas atau karena perubahan
sudut matahari. Laut umumnya tampak biru karena sinar biru memiliki panjang gelombang yang
lebih pendek (dibandingkan warna merah), sehingga lebih mudah dihamburkan oleh partikel-
partikel air dan material-material mikroskopis di dalam air. Sesungguhnya, warna laut pada
umumnya adalah fungsi dari penghamburan sinar melalui partikel-partikel yang tersuspensi,
refleksi warna langit, serta sifat material yang tersuspensi dan terlarut di dalam air.

Warna laut juga dapat memberikan beberapa indikasi, antara lain:

9
a. Laut berwarna biru gelap: bila lautnya dalam, airnya jernih, dan tidak banyak mengandung
plankton
b. Laut berwarna coklat, coklat muda, coklat kekuningan, atau biru kecoklatan: bila banyak
muatan suspensi di dalam air laut; keadaan ini umumnya dijumpai di perairan dangkal dekat
pantai (khususnya di sekitar muara sungai pada saat banjir)
c. Laut berwarna biru muda jernih: bila air dangkal dan jernih (seperti di kawasan terumbu
karang)
d. Laut berwarna merah, merah kecoklatan, hijau, hijau-kuning, jingga, atau putih keruh:
mengindikasikan terjadinya blooming fitoplankton atau red tide; pada peristiwa itu, terjadi
peningkatan fitoplankton dalam jumlah besar dan waktu yang cepat

KOMPOSISI KIMIA AIR LAUT


Komposisi kimia air laut secara umum dapat dikelompokkan menjadi: (1) unsur-unsur inorganik
terlarut, (2) unsur-unsur organik terlarut, dan (3) gas-gas terlarut. Variasi komposisi kimia air laut dari
satu tempat ke tempat lain tergantung pada kondisi lingkungan lokal, seperti kelimpahan biota,
kehadiran muara sungai, serta berbagai kondisi geologi dan meteorologi.
1. Unsur-unsur inorganik terlarut
Air laut terdiri atas sekitar 3,5 % unsur-unsur inorganik terlarut. Unsur-unsur inorganik tersebut
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Unsur mayor
Unsur mayor adalah unsur-unsur yang konsentrasinya lebih dari 100 ppm. Unsur-unsur
tersebut adalah: Cl (klor), Na (natrium atau sodium), SO4 (ion sulfat), Mg (magnesium), Ca
(kalsium), dan K (kalium atau potassium).

b. Unsur minor
Unsur minor adalah unsur-unsur yang konsentrasinya antara 1 – 100 ppm. Unsur-unsur
tersebut adalah: Br (brom), C (karbon), Sr (stronsium), B (boron), Si (silikon), dan F (fluor)

c. Unsur jejak (trace elements)


Unsur jejak adalah unsur-unsur yang konsentrasinya kurang dari 1 ppm. Beberapa unsur jejak
yang utama adalah: N (nitrogen), Li (lithium), Rb (rubidium), P (fosfor), I (iodium), Fe (besi), Zn
(seng), dan Mo (molibdenum).

Sebagian besar unsur terlarut di dalam air laut dijumpai dalam bentuk ion. Garam-garam laut
terutama terdiri atas beberapa unsur mayor yang dijumpai dalam berbagai kombinasi. Sebagian
besar garam laut dihasilkan dari senyawa-senyawa berikut: NaCl, MgCl2, MgSO4, CaSO4, K2SO4,
MgBr2, CaCO3, NaSO4, KCl.

2. Unsur-unsur organik terlarut dan nutrien


Unsur-unsur organik bersumber dari ekskresi organisme dan hancuran organisme yang telah mati.
Unsur-unsur organik terlarut antara lain nitrogen (N) dan fosfor (P) yang secara kimiawi
membentuk senyawa organik dan bahkan teroksidasi, atau kadang-kadang terubah oleh bakteri
menjadi nitrat (NO3-) dan fosfat (PO43-). N dan P merupakan 2 unsur yang dibutuhkan oleh
tumbuhan untuk membentuk unsur-unsur organik. Oleh karena itu, kedua unsur tadi disebut
sebagai nutrien.

3. Gas-gas terlarut

10
Gas-gas utama yang terdapat di laut adalah nitrogen (N2), oksigen (O2), dan karbon dioksida (CO2).
Gas-gas lain yang hadir dalam jumlah sedikit adalah helium (He), dan gas-gas inert‖(tidak reaktif),
yaitu neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), dan xenon (Xe). Gas-gas di dalam air laut umumnya masuk
dari atmosfer. Beberapa gas jarang dapat hadir di dalam air laut melalui proses peluruhan
radioaktif di dalam sedimen di dasar laut. Kelarutan gas (kemampuan gas untuk masuk ke dalam
larutan) tergantung pada 3 faktor, yaitu:
- Temperatur gas dan larutan; kelarutan gas meningkat seiring dengan berkurangnya
temperatur
- Tekanan parsial gas; kelarutan gas meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan
- Salinitas; kelarutan gas berkurang seiring dengan meningkatnya salinitas

Oksigen dan karbon dioksida adalah gas-gas yang konsentrasinya dapat bervariasi secara bebas
terhadap ketiga faktor di atas.

11
SOAL
1. Di bawah ini adalah pernyataan yang salah, yaitu . . . .
a. Semakin besar tingkat penguapan air laut, semakin tinggi kadar garam air laut
b. Semakin rendah kadar air tawar yang mengalir ke laut, semakin tinggi kadar garam air laut
c. Semakin tinggi curah hujan, semakin besar kadar garam air laut
d. Semakin tinggi tingkat pencairan es, semakin rendah kadar garam air laut
e. Kadar garam air laut sering tidak merata; arus laut dapat meratakan kadar garam pada air laut

2. Faktor yang mempengaruhi warna air laut adalah . . . .


a. Salinitas
b. Jenis endapan
c. Gelombang
d. Luas laut
e. a – d salah

3. Salinitas air laut di suatu tempat dapat mengalami perubahan yang disebabkan oleh beberapa
faktor di bawah ini, kecuali . . . .
a. Banyaknya petani/pengolah garam di sekitar tempat tersebut
b. Tingkat curah hujan di tempat tersebut
c. Tingkat penguapan di tempat tersebut
d. Besaran debit air sungai yang bermuara di tempat tersebut
e. Besaran lelehan dari gletser yang masuk ke tempat tersebut

4. Variasi massa jenis air laut bergantung pada beberapa faktor, kecuali . . . .
a. Evaporasi
b. Presipitasi
c. Tiupan angin
d. Letak lintang geografis
e. Banyaknya organisme dalam air laut

5. Densitas air laut bertambah bila . . . .


a. Salinitas bertambah, tekanan bertambah, temperatur bertambah
b. Salinitas bertambah, tekanan bertambah, temperatur berkurang
c. Salinitas bertambah, tekanan berkurang, temperatur bertambah
d. Salinitas bertambah, tekanan berkurang, temperatur berkurang
e. a – d salah

6. Kecepatan suara di dalam air laut dengan tingkat salinitas 35 ‰ adalah 1500 m/s. Kecepatan
tersebut akan bertambah jika . . . .
a. Temperatur bertambah, tekanan bertambah
b. Temperatur berkurang, tekanan bertambah
c. Temperatur bertambah, tekanan berkurang
d. Temperatur berkurang, tekanan berkurang
e. a – d salah

7. Unsur yang hanya berjumlah sangat sedikit dalam air laut adalah . . . .
a. Na
b. C

12
c. K
d. Ca
e. Mg

8. Salinitas rata-rata air laut adalah . . . .


a. 58 %
b. 53 ‰
c. 53 %
d. 35 ‰
e. 35 %

9. Zona terjadinya penurunan temperatur air laut secara signifikan terhadap kedalaman adalah . . . .
a. Termowater
b. Termosink
c. Termograf
d. Termolayer
e. Termoklin

10. Berikut ini yang bukan merupakan ion yang melimpah menyusun kandungan garam di dalam air
laut adalah . . . .
a. Cl-
b. Na+
c. SO42-
d. Ca2+
e. Si2+

11. Laut dapat berwarna coklat, coklat muda, coklat kekuningan, atau biru kecoklatan jika . . . .
a. Banyak muatan suspensi di dalam air laut
b. Terjadi pemantulan spektrum warna coklat
c. Laut tertutup bayangan awan
d. Organisme di dalam laut sangat banyak
e. Temperatur air laut rendah

12. Batas normal kadar garam yang terkandung di dalam air laut adalah . . . .
a. 33 – 37 %
b. 33 – 37 ‰
c. 35 – 40 %
d. 35 – 40 ‰
e. a – d salah

13. Temperatur air laut di ekuator lebih tinggi daripada di kutub karena . . . .
a. Adanya lapisan es di kutub
b. Adanya efek Coriolis
c. Arus laut dari kutub mengarah ke ekuator
d. Salinitas air laut di ekuator lebih tinggi daripada di kutub
e. Air laut di ekuator lebih banyak menerima energi matahari daripada di kutub

14. Dua proses yang sangat penting yang menentukan salinitas air laut di suatu tempat adalah . . . .
a. Evaporasi dan presipitasi
b. Presipitasi dan masuknya sedimen ke laut

13
c. Tingkat penguapan dan sirkulasi
d. Debit air sungai yang bermuara di tempat tersebut dan sirkulasi
e. Aktivitas biologis dan curah hujan

15. Garam yang paling banyak terlarut di dalam air laut adalah . . . .
a. MgBr2
b. K2SO4
c. MgSO4
d. MgCl2
e. NaCl

14
GERAKAN AIR LAUT

Pada dasarnya gerakan air laut terjadi dalam bentuk: (1) gelombang, (2) pasang surut, dan (3) arus. Di
alam, fenomena gelombang muncul bila ada dua massa yang berbeda densitasnya berada pada posisi
yang berdampingan dan berinteraksi, dimana yang satu bergerak terhadap yang lain. Fenomena
gelombang di permukaan laut merupakan interaksi antara udara dan air laut.

Pasang surut adalah gerakan air laut naik dan turun karena pengaruh gaya gravitasi dari Bulan dan
Matahari. Fenomena gerakan pasang surut baru dapat terlihat bila kita mengamati ketinggian muka
laut di pantai selama antara 12 – 24 jam. Secara visual, gejala pasang naik terlihat dari bertambah
dalamnya genangan dan bergesernya genangan ke arah daratan. Gejala surut terlihat dari
berkurangnya kedalaman air dan bergesernya genangan ke arah laut.

Arus laut adalah fenomena berpindahnya massa air laut dari satu tempat ke tempat lain. Arus laut
terjadi terutama karena interaksi antara lautan dengan udara di atasnya maupun karena pengaruh
gerak rotasi Bumi. Fenomena ini dapat terjadi dalam skala kecil di perairan pantai atau selat-selat,
maupun skala besar seperti arus-arus yang terjadi di samudera-samudera yang membentuk pola
sirkulasi massa air global.

GELOMBANG
Gelombang bergerak secara periodik, yaitu bergerak berulang-ulang pada suatu periode waktu
tertentu. Sifat-sifat gelombang dapat diterangkan dengan bentuk gelombang sederhana untuk
menggambarkan panjang gelombang, tinggi gelombang, dan periode gelombang. Periode gelombang
(T) adalah waktu yang dibutuhkan oleh
puncak (atau lembah) gelombang yang
berurutan untuk melalui titik tetap
tertentu. Panjang gelombang (L)
adalah jarak horizontal di antara dua
puncak (atau lembah) gelombang yang
berurutan. Tinggi gelombang (H)
adalah jarak vertikal dari dasar lembah
sampai puncak gelombang.
Kedalaman air (d) adalah jarak vertikal
antara muka laut rata-rata sampai
dasar laut.

Gambar 1 Bentuk gelombang sederhana yang menunjukkan berbagai parameter gelombang

Kecepatan perambatan gelombang (C) adalah:

Keterangan:

5
g : percepatan gravitasi bumi (g = 9,8 m/s2)

Bila gelombang melintasi samudera (setelah meninggalkan daerah pembentukannya), maka ia akan
kehilangan energi selama dalam perjalanannya. Hal itu dapat terjadi karena:
- Peredaman internal oleh viskositas air
- Penyebaran gelombang ke arah lain karena variasi arah tiupan angin
- Angin yang bertiup berlawanan arah dengan arah rambatan gelombang
- Interaksi dengan gelombang-gelombang lain

Bila gelombang dari laut dalam bergerak menuju pantai dan memasuki perairan dangkal, maka
gelombang tersebut akan mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk itu mulai terjadi ketika
kedalaman air sama dengan ½ panjang gelombang, dan mulai berubah secara tegas ketika kedalaman
air ¼ panjang gelombang. Perubahan yang terjadi pada gelombang itu adalah kecepatan dan panjang
gelombang berkurang, tinggi gelombang bertambah, sedangkan periode gelombang tetap. Di bagian
perairan yang tidak jauh di belakang zona tempat gelombang pecah (breaker zone), puncak-puncak
gelombang menjadi bertambah runcing
dan dipisahkan oleh lembah yang relatif
datar. Akhirnya, gelombang pecah
setelah menjadi sangat curam dan tak
stabil. Gelombang menjadi tidak stabil
karena kecepatan gerakan partikel-
partikel air di puncak gelombang
melebihi kecepatan fase gelombang.

Gambar 2 Perubahan bentuk gelombang dari perairan dalam menuju pantai

Ada 4 tipe gelombang pecah, yaitu:


1. Spilling breaker
Pecahan gelombang jenis ini terjadi bila gelombang menjalar di pantai dengan dasar yang landai.
Pada pecahan jenis ini, puncak gelombang yang tidak stabil turun sebagai “white water”
(gelembung-gelembung dan buih).

2. Plunging breaker
Pecahan jenis ini terjadi bila gelombang menjalar di pantai yang miring. Pada pecahan jenis ini,
gelombang yang mendekat ke pantai memiliki lereng depan yang menghadap ke daratan menjadi
vertikal, puncak gelombang kemudian menggulung ke depan, dan akhirnya menghujam ke depan.

3. Surging breaker
Pecahan jenis ini terjadi bila lereng pantai sangat curam. Pada pecahan jenis ini, puncak
gelombang naik seperti akan menghujam ke depan. Namun, dasar gelombang kemudian naik ke
atas permukaan pantai, sehingga gelombang jatuh dan menghilang.

4. Collapsing breaker
Pecahan ini adalah bentuk menengah antara pecahan tipe plunging dan surging.

6
Gambar 3 Tipe-tipe gelombang pecah

Jenis-jenis gelombang menurut penyebabnya:


1. Gelombang karena tiupan angin
Gelombang ini terjadi di permukaan laut karena angin yang bertiup di atas permukaan laut. Bila
angin bertiup melintasi permukaan laut, maka akan terjadi transfer energi dari angin ke laut, dan
di bidang antar-mukanya (permukaan laut) terjadi gelombang. Terdapat hubungan antara
kecepatan angin dengan energi gelombang, panjang gelombang, tinggi gelombang, dan periode
gelombang. Di perairan dalam faktor lain yang berpengaruh terhadap gelombang adalah konstansi
tiupan angin dan lama tiupan angin.

Gambaran mekanisme terjadinya gelombang karena tiupan angin:


Bayangkan suatu permukaan laut yang licin tanpa angin dan tanpa gelombang sama sekali.
Selanjutnya, bayangkan angin secara bertahap bertiup menggerakkan permukaan air. Angin yang
bertiup dengan kecepatan 0,5 knot dapat menimbulkan riak (ripples) di permukaan laut. Riak
terbentuk sebagai respon permukaan laut atas variasi tekanan angin yang bergerak di permukaan
laut dan respon atas gaya gesekan yang timbul dari angin terhadap permukaan laut. Riak
menyebabkan makin banyak bagian permukaan laut yang terbuka terhadap tiupan angin.
Kemudian, gesekan dan tekanan secara bertahap meningkatkan ukuran riak menjadi gelombang
kecil. Permukaan laut menjadi berombak dengan gelombang bergerak secara garis besar dalam
arah yang sesuai dengan tiupan angin. Bila kecepatan angin meningkat, maka tinggi gelombang
rata-rata juga meningkat. Lalu, lamanya angin bertiup serta panjang lintasan angin (fetch)
mempengaruhi ukuran gelombang. Bila tiupan angin berhenti atau gelombang keluar dari sistem
tiupan angin, maka gelombang berubah menjadi alun (swell). Alun terus bergerak, dan bila
mencapai pantai akan mengalami perubahan dan menjadi gelombang pecah.

2. Gelombang internal
Gelombang ini terjadi di dalam laut, terjadi di antara dua massa air laut yang berbeda densitasnya.
Kehadiran gelombang ini tidak terlihat langsung secara visual di permukaan laut.

3. Gelombang badai (storm surge)


Gelombang ini terjadi karena tiupan angin badai. Fenomena gelombang ini umum terjadi di daerah
subtropis dimana badai sering terjadi. Di daerah pesisir, gelombang ini dapat menyebabkan air
laut naik ke daratan dan menimbulkan kerusakan.

4. Seiche
Seiche adalah fenomena gelombang stasioner, yaitu gelombang yang tidak memperlihatkan
gerakan maju dari bentuk gelombang yang terjadi. Pada gelombang jenis ini, di tempat-tempat
tertentu, permukaan air akan tetap stasioner sementara permukaan air yang lainnya bergerak
naik turun. Gelombang ini umumnya terjadi di perairan tertutup (seperti danau) atau perairan
semi tertutup (seperti teluk). Di danau, seiche terjadi karena tiupan angin badai atau perubahan
tekanan udara secara cepat. Di daerah teluk, seiche dapat terjadi karena pasang surut atau
tsunami.

7
5. Gelombang karena longsoran
Gelombang jenis ini terjadi karena batuan atau es dalam jumlah besar longsor dan masuk ke laut.

6. Tsunami
Tsunami dapat terjadi karena: (1) gempa bumi yang berasosiasi dengan terjadinya patahan
vertikal di dasar laut, (2) longsoran di dasar laut, atau (3) letusan gunung api di laut. Tsunami
merupakan gelombang yang sangat panjang. Panjangnya dapat mencapai 240 km, dan dapat
merambat dengan kecepatan 760 km/jam. Di daerah pesisir, gelombang tsunami yang naik ke
darat dapat mencapai ketinggian 30 meter dan masuk ke darat sampai 3,5 km. Indonesia sangat
berpotensi terkena bencana tsunami. Rangkaian tsunami terdiri atas 3 atau 4 gelombang dengan
interval kedatangan setiap gelombang sekitar 15 menit. Gelombang yang pertama belum tentu
yang paling besar. Sebelum gelombang tsunami mencapai pantai, biasanya air laut di dekat pantai
tertarik ke laut, sehingga dasar laut tersingkap ke udara.

PASANG SURUT
Pasang surut adalah gerak fluktuasi muka air laut karena pengaruh gaya gravitasi Matahari dan Bulan.
Jarak yang lebih dekat antara Bulan dan Bumi dibandingkan dengan jarak Matahari dan Bumi,
menyebabkan gaya gravitasi Bulan berpengaruh lebih besar terhadap pasang surut dibandingkan gaya
gravitasi Matahari. Besarnya gaya gravitasi Bulan yang berpengaruh terhadap pasang surut adalah 2,2
kali lebih besar daripada gaya gravitasi Matahari.

Bumi dan Bulan bersama-sama berevolusi mengelilingi “bary center”, yaitu titik pusat gravitasi
bersama di antara dua benda langit. Di dalam sistem Bumi – Bulan, bary center terletak sekitar 1718
km dari permukaan Bumi. Gaya gravitasi Bulan menyebabkan air laut di Bumi menggelembung ke arah
luar pada sisi Bumi yang menghadap ke arah Bulan.
Pada sisi sebaliknya, gaya sentrifugal yang terjadi
karena gerak Bumi menyebabkan terjadi
gelembungan ke arah luar yang ke-dua. Dengan
demikian, Bumi memiliki dua gelembungan atau air
pasang yang terlihat pada garis lurus terhadap
Bulan, dan air surut yang terjadi pada sisi arah garis
yang tegak lurus terhadap Bulan.

Gambar 4 Ilustrasi terbentuknya pasang surut air laut

Tipe pasang surut yang terjadi di bumi tidak sama di semua tempat. Perbedaan tipe pasang surut ini
terjadi karena: (1) bentuk dan konfigurasi cekungan yang mempengaruhi gerakan air, (2) kondisi
topografi dasar laut lokal, dan (3) pengaruh efek Coriolis. Secara umum, ada 4 tipe pasang surut, yaitu:
1. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Pada pasang surut tipe ini, terjadi 1 kali pasang dan 1 kali surut dalam satu hari bulan (24 jam 50
menit 47 detik).

2. Pasang surut harian ganda (semidiurnal tide)


Pada pasang surut tipe ini, dalam satu hari bulan terjadi 2 kali pasang dan 2 kali surut dengan
tinggi yang hampir sama.

8
3. Pasang surut campuran dominan harian ganda
Pada tipe ini, dalam satu hari bulan terjadi 2 kali pasang dan 2 kali surut dengan tinggi dan periode
yang berbeda.

4. Pasang surut campuran dominan harian tunggal


Pada tipe ini, dalam satu hari bulan terjadi 1 kali pasang dan 1 kali surut, tetapi kadang terjadi 2
kali pasang dan 2 kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda.

Gambar 5 Tipe-tipe pasang surut: semidiurnal (kiri atas), campuran dominan semidiurnal (kanan
atas), campuran dominan diurnal (kiri bawah), dan diurnal (kanan bawah)

Variasi pasang surut dapat dibedakan menjadi:


1. Variasi harian
Variasi ini terjadi karena gerak rotasi Bumi dan gerak revolusi Bulan mengelilingi Bumi. Ada
perbedaan antara hari matahari dan hari bulan (lunar day). Lama hari bulan adalah 24 jam 50,47
menit. Jadi, setiap hari pasang yang terjadi di suatu tempat selalu terlambat sekitar 50 menit dari
hari sebelumnya.

2. Variasi bulanan

9
Variasi bulanan adalah variasi yang terjadi dalam periode 1 bulan. Variasi ini terjadi karena revolusi
Bulan mengelilingi Bumi. Selain itu,
gerak revolusi Bulan terhadap Bumi
menyebabkan pada waktu-waktu
tertentu posisi Matahari – Bumi –
Bulan berada pada satu garis lurus,
dan pada waktu-waktu yang lain
membentuk sudut siku-siku dengan
Bumi sebagai titik sudutnya. Pada
saat bulan purnama di setiap tanggal
15 bulan qomariah, terjadi pasang
purnama (spring tide at full moon).
Pada saat bulan mati di setiap
tanggal 1 bulan qomariah, terjadi
pasang bulan baru (spring tide at
new moon). Pada saat susunan
Matahari – Bumi – Bulan
membentuk sudut siku-siku di setiap
tanggal 7 dan 21 bulan qomariah,
terjadi pasang yang rendah atau
pasang kecil (pasang perbani atau neap tide).

Gambar 6 Siklus pasang surut dalam satu bulan qomariah

3. Variasi tahunan
Variasi tahunan adalah variasi yang terjadi dalam periode 1 tahun. Variasi ini terjadi karena gerak
revolusi Bumi mengelilingi Matahari, sumbu rotasi bumi yang membentuk sudut 23,50 terhadap
bidang orbit Bumi, dan orbit Bumi yang berbentuk elips. Posisi sumbu rotasi yang menyudut
terhadap sumbu bidang orbit itu menyebabkan pasang surut berdeviasi antara 23,5 0 LS dan 23,50
LU. Dalam periode 1 tahun, Matahari sebanyak 2 kali berada pada posisi “equinox” (posisi
Matahari tepat berada di ekuator, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September). Pada saat itu
terjadi “High spring tide” (pasang tinggi yang tinggi atau equinoctial spring tide). Pada saat yang
lain, dalam periode 1 tahun, Matahari sebanyak 2 kali berada pada posisi “solstice” (posisi
Matahari di 23,50 LU (tanggal 22 Juni) dan 23,50 LS (tanggal 22 Desember)). Pada saat-saat itu
terjadi “Low spring tide” (pasang tinggi yang rendah atau solstice spring tide). Kemudian, lintasan
orbit Bumi yang berbentuk ellips membuat pada waktu tertentu Bumi berada paling dekat dengan
Matahari. Pada saat itu di Bumi akan terjadi pasang tertinggi dan surut terendah sepanjang tahun.

Berdasarkan amplitudo (variasi tinggi) air pasang surut, ada 3 tipe pasang surut, yaitu:
- Mikrotidal: kisaran pasang surut < 2 meter
- Mesotidal: kisaran pasang surut 2 – 4 meter
- Makrotidal: kisaran pasang surut > 4 meter

Pasang surut jenis mikrotidal dan mesotidal umumnya dijumpai di pantai-pantai terbuka di tepi
samudera dan laut-laut yang terkurung daratan. Pasang surut makrotidal dijumpai secara lokal di
teluk-teluk di sepanjang pantai.

10
ARUS
Arus laut merupakan bagian dari sirkulasi massa air laut global. Sirkulasi massa air laut dibagi menjadi
2, yaitu: (1) sirkulasi massa air laut permukaan (sebagian besar disebabkan oleh angin), dan (2)
sirkulasi laut dalam (disebabkan oleh perbedaan densitas air laut).

1. Sirkulasi massa air laut permukaan

Gambar 7 Distribusi arus laut permukaan di dunia yang digerakkan oleh angin

Air laut dalam gerakan yang konstan melintasi samudera, membentuk gerakan berputar raksasa
yang bergerak searah jarum jam di BBU dan berlawanan arah jarum jam di BBS. Setiap gerakan
berputar, atau “gyre” (gir), dapat dibagi menjadi beberapa aliran kecil dengan karakteristik yang
bervariasi.

Angin yang bertiup melintasi permukaan laut menciptakan gesekan yang menyebabkan air
bergerak. Gerakan air tersebut adalah fungsi dari kecepatan angin dan energi yang ditransfer ke
permukaan laut. Kecepatan arus permukan yang ditimbulkan oleh tiupan angin hanya 3% dari
kecepatan angin.

Arus-arus permukaan dapat dipandang sebagai fungsi dari kecepatan angin dan pola-pola angin.
Karena angin bertiup dengan pola tertentu di sekeliling Bumi, maka kita dapat mengharapkan
bahwa arus-arus permukaan juga akan mengikuti pola yang sama. Namun ternyata tidak
demikian, karena ada benua-benua, pulau-pulau di tengah samudera, dan pematang-pematang
laut yang membuatnya terdistorsi. Selain faktor fisik tersebut, banyak faktor yang mempengaruhi
pola pergerakan arus permukaan, tetapi di sini hanya akan diuraikan 2 faktor yang utama, yaitu
efek Coriolis dan Transportasi Ekman.
- Efek Coriolis

11
Efek Coriolis muncul sebagai akibat dari gerak rotasi Bumi. Fenomena ini menyebabkan arus
laut dibelokkan ke kanan di BBU dan ke kiri di BBS. Selain itu, pengaruh dari efek Coriolis
menyebabkan terjadinya gerakan arus berputar searah jarum jam di BBU dan berlawanan
arah jarum jam di BBS.

- Transportasi Ekman
Angin merupakan tenaga penggerak utama yang menggerakkan arus-arus permukaan.
Meskipun demikian, sesungguhnya gerakan arus tidak tepat searah dengan arah tiupan angin,
melainkan membentuk sudut ke arah kanan. Demikian pula, arus di permukaan samudera
tidak memberikan efek yang sama ke seluruh kedalaman perairan, tetapi terbatas beberapa
ratus meter. Gerak menyimpangnya arah arus dari arah angin yang menggerakkannya itu
terjadi karena pengaruh efek Coriolis terhadap gerakan arus.

Gambar 8 Ilustrasi spiral Ekman

Perhatikan gambar 8. Bayangkan bahwa P adalah tubuh air. Ketika angin bertiup di atasnya,
terjadi gaya gesekan Ft yang searah dengan arah tiupan angin dan kemudian menggerakkan
massa air itu searah dengan arah angin. Setelah arus bergerak, segera gaya Coriolis Fc bekerja
ke arah kanan dengan sudut tegak lurus dengan arah tiupan angin, menyebabkan aliran Vo
berbelok ke kanan di BBU atau ke kiri di BBS. Pada saat yang sama, massa air yang bergerak
itu memunculkan gaya gesekan dengan massa air di bawahnya. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa Vo berarah 450 terhadap arah angin. Dengan logika yang sama, arah gerakan
arus di bawahnya akan terus menyimpang sebesar 450 dari arah arus di atasnya. Sampai
kedalaman tertentu, arah arus akan berlawanan arah dengan Vo. Apabila arah-arah arus itu
digambarkan pada satu bidang, maka akan tergambar Spiral Ekman. Arah transportasi massa
air yang menyudut 90 0 terhadap arah angin permukaan disebut Transportasi Ekman.

2. Sirkulasi laut dalam


Gerakan air laut dalam terjadi karena perbedaan densitas air laut. Perbedaan densitas air laut
terutama karena variasi salinitas dan temperatur air laut. Sirkulasi massa air laut yang terjadi
karena perbedaan densitas itu disebut sirkulasi termohalin. Sirkulasi termohalin di samudera
terjadi karena peningkatan densitas di lapisan permukaan, baik karena pendinginan langsung
maupun karena pencairan es yang melepaskan garam-garam ke laut. Sirkulasi ini adalah proses

12
konveksi dimana air dingin dengan densitas tinggi terbentuk di daerah lintang tinggi turun dan
secara perlahan mengalir ke arah ekuator. Sirkulasi termohalin berjalan sangat lambat. Sirkulasi
termohalin terjadi di Samudera Atlantik, Pasifik dan Hindia. Secara keseluruhan, sel-sel sirkulasi
termohalin bergabung membawa massa air berkeliling dunia, membangun suatu sistem
transportasi massa air yang disebut “Global Ocean Conveyor System”.

Gambar 9 Global Ocean Conveyor System

Selain arus laut berskala global, ada juga arus-arus lain yang bersifat lokal dan terjadi karena sebab-
sebab khusus, antara lain:
1. Arus sepanjang pantai (longshore current)
Arus sepanjang pantai adalah arus yang bergerak sejajar dengan garis pantai. Arus ini timbul
karena 2 sebab: (1) gelombang yang mendekati pantai dengan arah tegak lurus terhadap garis
pantai, dan (2) gelombang datang mendekati pantai dengan sudut miring. Arus sepanjang pantai
berperan dalam transportasi sedimen menyusuri pantai.

2. Arus rip (rip current)


Arus rip adalah arus yang bergerak ke arah laut dengan arah yang tegak lurus atau miring terhadap
garis pantai. Arus ini adalah arus balik yang timbul setelah gelombang mencapai garis pantai.
Kehadirannya umumnya berasosiasi dengan arus sepanjang pantai dalam suatu sistem sirkulasi
sel. Arus ini berperan dalam transportasi sedimen dari pantai ke arah laut.

Gambar 10 Pola pembentukan arus sepanjang pantai dan arus rip

3. Arus turbid (turbidity current)


Arus turbid adalah arus dasar laut yang terjadi karena perbedaan densitas air laut. Perbedaan
densitas itu terjadi karena kandungan muatan sedimen. Di samudera, arus turbid dicetuskan oleh

13
gempa bumi, longsoran bawah laut, atau badai. Di daerah muara sungai, arus turbid dapat terjadi
pada waktu banjir. Arus ini juga dapat terjadi di danau atau waduk.

4. Arus pasang surut


Arus pasang surut terjadi pada saat periode pasang dan periode surut. Arus ini terlihat jelas di
daerah estuari atau muara sungai. Arus ini mempengaruhi pola pengendapan muatan sedimen
dan pola penyebaran alur-alur sungai di kawasan delta sungai.

5. Upwelling dan downwelling


Sebelumnya telah dijelaskan bahwa tiupan angin memunculkan gerakan air laut horizontal. Selain
itu, tiupan angin dapat juga menimbulkan gerakan vertikal yang dikenal sebagai upwelling (bila air
bergerak naik) dan downwelling (bila air bergerak turun).

Perhatikan gambar 11 (kiri). Bila angin bertiup ke arah selatan sejajar dengan pantai barat Amerika
(BBU), maka akan terjadi transportasi massa air ke arah laut, yang kemudian diikuti oleh naiknya
massa air dari bagian laut yang lebih dalam ke permukaan. Peristiwa naiknya massa air itulah yang
disebut sebagai upwelling. Upwelling menyebabkan massa air laut dalam yang dingin serta kaya
nutrien dan oksigen terlarut naik ke permukaan. Akibatnya, kawasan tersebut menjadi sangat
tinggi produktivitasnya, sangat kaya secara biologi atau merupakan daerah yang subur bagi
perikanan. Sebaliknya, di pantai barat Peru yang terletak di BBS, upwelling terjadi bila angin
bertiup ke arah utara. Dua contoh upwelling di atas dikenal sebagai Coastal upwelling (upwelling
daerah pesisir).

Gambar 11 Contoh coastal upwelling di pantai barat Amerika (kiri) dan equatorial upwelling
(kanan)

Selain di daerah pesisir, upwelling dapat juga terjadi di sepanjang ekuator, sehingga disebut
Equatorial upwelling. Arus ini terjadi di Samudera Pasifik dan Atlantik. Angin yang bergerak di
sepanjang ekuator dari timur ke barat (karena pengaruh Spiral Ekman) menyebabkan massa air
membelok ke utara di BBU dan ke selatan di BBS. Selanjutnya, massa air di ekuator yang terdorong
ke samping itu menyebabkan naiknya massa air yang lebih dingin dari bagian laut yang lebih dalam
ke permukaan.

14
SOAL
1. Arus laut merupakan gerak aliran air laut dengan arah dan kecepatan tertentu. Berdasarkan
letaknya, arus laut dapat terjadi di permukaan dan di bawah permukaan laut. Penyebab utama
arus laut di permukaan adalah tiupan angin, sedangkan penyebab utama arus laut di bawah
permukaan adalah:
a. Gangguan ikan
b. Gerak baling-baling kapal
c. Perbedaan massa jenis air
d. Perbedaan relief dasar laut
e. Perbedaan ketebalan tubuh air

2. Gelombang tsunami dapat terbentuk karena beberapa sebab, kecuali . . . .


a. Adanya angin badai yang sangat kencang
b. Terjadinya gempa bumi di dasar laut
c. Peristiwa letusan gunung api di tengah laut
d. Runtuhan tebing bawah laut
e. a – d salah

3. Di samudera manakah kemungkinan gelombang tsunami paling sering terjadi?


a. Atlantik
b. Pasifik
c. Hindia
d. Arktik
e. Semuanya memiliki peluang yang sama

4. Pasang surut air laut sangat dipengaruhi oleh konfigurasi Matahari dan Bulan terhadap Bumi.
Pasang tertinggi akan terjadi pada saat . . . .
a. Bulan purnama dan bulan sabit
b. Bulan baru dan bulan benjol
c. Bulan baru dan bulan purnama
d. Bulan sabit dan bulan benjol
e. Bulan purnama di musim kemarau

5. Rotasi Bumi memunculkan efek Coriolis terhadap sirkulasi air laut permukaan yang menyebabkan
air laut permukaan global bergerak . . . .
a. Ke arah selatan di Samudera Pasifik dan ke arah utara di Samudera Atlantik
b. Ke arah kutub utara di belahan bumi utara dan ke arah kutub selatan di belahan bumi selatan
c. Di seluruh bagian Bumi berarah sama, yaitu dari barat ke timur
d. Ke kiri di belahan bumi utara dan ke kanan di belahan bumi selatan
e. Ke kanan di belahan bumi utara dan ke kiri di belahan bumi selatan

6. Efek Coriolis dan stratifikasi densitas air laut akan memunculkan efek Ekman, dimana secara
akumulasi pergerakan arus laut memiliki sudut terhadap arah angin sebesar . . . .
a. 900 ke kiri di belahan bumi utara dan 900 ke kanan di belahan bumi selatan
b. 900 ke kanan di belahan bumi utara dan 900 ke kiri di belahan bumi selatan
c. 450 ke kiri di belahan bumi utara dan 450 ke kanan di belahan bumi selatan
d. 450 ke kanan di belahan bumi utara dan 450 ke kiri di belahan bumi selatan
e. Di seluruh bagian Bumi berarah sama

15
7. Ketika terganggu, air yang berada di suatu tempat yang sempit (seperti di dalam sebuah teluk)
akan bergerak ke depan dan ke belakang dalam frekuensi resonansi tertentu. Fenomena tersebut
dikenal dengan nama . . . .
a. Tsunami
b. Tidal waves
c. Seiche
d. Wave refraction
e. Longshore current

8. Berikut beberapa hal yang menyebabkan terjadinya arus laut, kecuali . . . .


a. Perbedaan densitas air laut
b. Perbedaan salinitas air laut
c. Perbedaan tinggi muka air laut
d. Perbedaan temperatur air laut
e. Masuknya air sungai ke laut

9. Surut air laut yang sangat besar dipengaruhi oleh kedudukan Matahari, Bumi, dan Bulan pada saat
....
a. Membentuk garis lurus
b. Membentuk sudut 900
c. Membentuk sudut 450
d. Bulan purnama
e. Bulan baru

10. Sirkulasi massa air laut yang terjadi karena perbedaan densitas disebut . . . .
a. Pasang surut
b. Refraksi
c. Sistem sirkulasi sel
d. Upwelling
e. Sirkulasi termohalin

11. Gelombang tsunami tidak dirasakan oleh penumpang kapal yang berada di tengah lautan karena
....
a. Panjang gelombang besar dan amplitudo gelombang kecil
b. Gelombang tsunami hanya terbentuk di dekat pantai
c. Getaran gempa bumi penyebab tsunami tidak dapat merambat melalui air
d. Gelombang akibat tiupan angin lebih dominan
e. Gerak kapal yang mengikuti gerak gelombang

12. Jarak yang ditempuh angin pada permukaan laut terbuka disebut . . . .
a. Periode gelombang
b. Panjang gelombang
c. Fetch
d. Crest
e. Trough

13. Naiknya permukaan air laut akibat gaya pasang surut dengan tinggi minimum disebut . . . .
a. Pasang perbani
b. Pasang purnama

16
c. Pasang naik
d. Pasang turun
e. Pasang minimum

14. Faktor penting yang menentukan ketinggian gelombang atau besarnya gelombang laut karena
tiupan angin adalah . . . .
a. Kecepatan angin, arah angin, panjang lintasan angin
b. Kecepatan angin, lamanya tiupan angin, panjang lintasan angin
c. Lamanya tiupan angin, arah angin, panjang lintasan angin
d. Kecepatan angin, sudut datang angin, lamanya tiupan angin
e. Panjang lintasan angin, sudut datang angin, lamanya tiupan angin

15. Pernyataan manakah yang benar mengenai efek Coriolis di daerah khatulistiwa?
a. Arus laut akan bergerak naik ke permukaan di sepanjang garis khatulistiwa
b. Arus laut akan mengalami penurunan temperatur
c. Arus laut tidak mengalami defleksi arah
d. Arus laut konstan bergerak ke arah barat
e. Arus laut selalu bergelombang

17

Anda mungkin juga menyukai