Anda di halaman 1dari 8

BAB 2

PENGERTIAN MINERAL

2.1. PENGERTIAN MINERAL


Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat
secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan
tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang
sistimatis. Nicolas steno (1631-1687) orang yang pertama melakukan pengukuran
terhadap sudut-sudut yang dibuat oleh bidang-bidang yang seharga pada kristal
kuarsa ( SiO2 ). Jenis mineral menyusu nkerak bumi bahkan lebih dari 2.000
jumlahnya.
2.2. SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL
Salah satu hal terpenting agar dapat mendeskripsikan mineral adalah memahami
sifat fisik mineral. Berikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral:

1. Warna
Warna mineral adalah sifat absorbs terhadap spectrum radiasi Panjang
gelombangelektromagnetik cahaya yang visible. Dikenal beberapa jenis
warna yaitu:
a. Idiokromatic: warna yang konstan (tetap) Contoh :Olivine (hijau),
Almandine (merah), Azurite (biru), Rhodonite (merah).
b. Allochromatic: warna yang bermacam-macam akibat pengotoran. Contoh :
Orthoclase (kuning), Tourmalin (hijau).

Gambar 2.1. Kenampakan beberapa warna pada mineral


(www.geografi.org,2016)

4
5

2. Perawakan Kristal
Apabila dalam pertumbuhannya tidak mengalami gangguan apapun, maka
mineral akan mempunyai bentuk kristal yang sempurna. Perawakan kristal
dibedakan menjadi 3 golongan (Richard Pearl, 1975), yaitu:
1) Elongated habits (meniang/berserabut)
a) Meniang (Columnar)
b) Menyerat (fibrous)
c) Menjarum (acicular)
d) Menjaring (Reticulate),
e) Membenang (filliform),
f) Merabut (capillary),
g) Mondok (stout, stubby, equant)
h) Membintang (stellated)
i) Menjari (radiated)
2) Flattened habits (lembaran tipis)
a) Membilah (bladed)
b) .Memapan (tabular)
c) Membata (blocky)
d) Mendaun (foliated)
e) Memencar (divergent)
f) Membulu (plumose)
3) Rounded habits (membutir)
a) Mendada (mamilary)
b) Membulat (colloform)
c) Membulat jari (colloform radial)
d) Membutir (granular)
e) Memisolit (pisolitic)
f) Mengginjal (reniform)
6

Filliform/Capillary Acicular Bladed

Stubby/Blocky/Tabular Foliated Plumose

Columnar Granular Fibrous

Stellated Dendritic Reticulated

Globular/Brotoidal Equant/Stout Mammilary

Radiated/Divergent

Gambar 2.2. Sistem perawakan kristal (Miftahussalam dkk, 2013)

3. Kilap
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah
mineral, yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan pembiasan
(refraksi).
7

Macam-macam kilap :

a) Kilap Logam (metallic luster)


Mineral-mineral opag yang mempunyai indeks bias sama dengna 3 atau
lebih. Contohnya Galena, Native Metal, Sulphide, pyrite.
b) Kilap Sub-metalik (sub metallic luster)
Terdapat pada mineral yang mempunyai indeks bias antara 2,6 sampai
3.Contoh : Cuprite (n = 2.85), Cinnabar (n = 2.90),
c) Kilap Bukan Logam (non metallic luster)
Mineral-mineral yang mempunyai warna terang dan dapat membiaskan,
dengan indeks bias kurang dari 2,5. Gores mineral-mineral ini biasanya tak
berwarna atau berwarna muda.
Macam-macam kilap bukan logam :Kilap Kaca (vitreous
luster):Quarts,Kilap Intan (adamantite luster): Diamon, Kilap Lemak
(greasy luster):Halite ,Kilap Lilin (waxy luster): Sepertine,Kilap Sutera
(silky luster): Hematite,Kilap Mutiara (pearly luster):Talc,Kilap Tanah
(earthy luster).

Gambar 2.3. Macam-macam kilap pada mineral (www.geografi.org,2016)

4. Kekerasan
Kekerasan adalah ketahan mineral terhadap goresan. Biasanya mineral yang
diuji dibandingkan dengan mineral yang sudah menjadi standar kekerasan (skala
kekerasan) yaitu skala kekerasan dari mohs.
8

Table 2.1. Skala Mohs.(Miftahussalam, dkk.2013)


Skala Kekerasan Mineral
1 Talc (H2Mg3(SiO3)4)
2 Gypsum (CaSO42H2O)
3 Calcite (CaCO3)
4 Flourite (CaF2)
5 Apatite (CaF2Ca3(PO4)2
6 Orthoklas (KAlSi3O8)
7 Quartz (SiO3)
8 Topaz (Al2SiO4(FOH)2)
9 Corondum (Al2O3)
10 Diamond ( C )

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini


diberikan kekerasan dari alat penguji standar :

kuku jari manusia H = 2,5


kawat tembaga H=3
pecahan kaca H = 5,5
pisau baja H=6
kikir baja H = 6,5
lempeng baja H=7

5. Goresan atau cerat


Cerat (streak) adalah warna mineral dalam bentuk bubuk, ini dapat
didapatkan dengan cara menggoreskan mineral pada keping porselin atau
ditumbuk
9

Gambar 2.4 gores atau cerat pada mineral (https://idaywibowo.wordpress.com )

6. Belahan
Kemampuan mineral untuk membelah pada arah kristalogi tertentu,
sebagai bidang lemahnya yang dipengaruhi oleh sifat kohesivitas ,
mempunyai belahan pada batas bidang belah atau bidang kristal. Belahan
berkaitan pula dengan sistem kristal dan golongan ikatan silika, yaitu:
a. belahan sempurna atau perfect cleavage lembaran tipis grafit,
muskovit, biotit, gypsum.
b. belahan distinct atau good cleavage kubus galena, rombik kalsit.
c. belahan indistinct atau bidang batas kristal feldspar, piroksin,
amfibol.
d. belahan tidak beraturan atau difficult cleavage sulfur, apatit,
kasiterit.
e. belahan imperfect cleavage atau tidak mempunyai belahan, ciri
permukaan mineral retak-retak (fractured), kasar, bentuk kelurusan tidak
beraturan ; contoh belahan yaitu mineral emas permukaan
kasaratauhackly ; granet fragmental atausplintery ; pirit arsenopirit
permukaan tidak rata atauuneven ; kuarsa, opal, obsidian, bentuk belahan
retakan bersisik atau konkoidal.
10

Gambar 2.5 Belahan (cleavage) ( academic.brooklyn.cuny.edu/)

7. Pecahan
Mineral dapat terbelah melalui arah bidang belahan dan ada juga yang
terbelah secara tidak teratur. Macam-macam pecahan tersebut adalah :
a. Concoidal: Pecahan yang permukaan bidang pecahannya melengkung
sepertikulit kerang. Contoh : Kuarsa, Obsidian
b. Even: Pecahan yang permukaan bidangnya rata. Contoh : Batugamping
litografi
c. Uneven: Pecahan yang permukaan pecahannya tidak rata. Contoh : Garnet,
Hematit
d. Hackly: Permukaan bidang pecahan yang pecah tajam-tajam dan tidak
teratur. Contoh :Copper
e. Splintery: Pecah seperti berserat atau berserabut.Contoh : Pektolit
f. Earthy: Pecahan yang tidak teratur dan seperti tanah. Contoh : Kaolin
11

Concoidal Even Uneven

Hackly Splintery Earthy


Gambar 2.6 Pecahan pada mineral (Miftahussalam dkk, 2013)

8. Berat jenis
Cara pengukuran berat jenis suatu mineral ada beberapa macam
cara antara lain : dengan Piknometer, gelas ukur, atau neraca air.Secara
umum pengukuran berat jenis adalah :
a. Mineral ditimbang, missal x garam.
b. Mineral didalam air ditimbang, missal y garam.
c. Berat mineral – berat volume air = volume butir mineral tersebut.

Berat x
BJ =
Berat x – Berat y

Anda mungkin juga menyukai