MINERALOGI
Mineral adalah suatu zat berbentuk padat yang terbentuk secara alamiah dengan
waktu yang sangat lama berjuta-juta tahun lamanya, dengan kmposisi kimia
tertentu yang memiliki atom yang teratur, dan bersifat anorganik.
Batas-batas definisi mineral meliputi :
1. Suatu bahan alam
Mineral terbentuk secara alamiah bukan dibuat oleh manusia
2. Mempunyai sifat fisik dan kimia yang tetap
Sifat Fisik : Warna, kekerasan, belahan, pecahan, perawakan.
Sifat Kimia : Nyata api terhadap api oksidasi atau api reduksi.
3. Pada umumnya anorganik
Mineral merupakan bukan hasil dari kehidupan.
4. Homogen
Mineral tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih
sederhana oleh proses fisika.
18
19
2. Mineralogi Kimiawi
Mineralogi Kimiawi adalah suatu mineral yang tidak dapat dilihat oleh mata
telanjang, karena mempunyai bentuk mineral yang mikroskopis sehingga
membutuhkan lup ataupun mikroskop untuk melihat keberadaan mineral
yang hadir dalam batuan tersebut.
5) Tidak Sempurna
5. Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah
yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan
22
Tabel 3.1
Skala Kekerasan Mohs
Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia
1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan
kekerasan dari alat penguji standar :
Tabel 3.2
Alat dan bahan Penguji Kekerasan Mohs
Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs
Kawat Tembaga 3
Paku 5,5
Kuarsa 7
24
Tabel 3.3
Derajat Transparansi
Derajat Transparansi Keterangan
8. Berat Jenis
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara
yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral
tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral
ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat
terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan
berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.
9. Sifat Kemagnetan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan
sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet
seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet
disebut diamagnetik, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetik. Untuk
melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita
gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi
sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak
mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat
dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis
vertikal.
Mineral bukan logam sebenarnya memeliki pengertian bahwa, suatu bahan alam
yang mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia tetap dapat berupa unsur non logam
(B, C, Cl, Br, Si, S, dll) tunggal atau persenyawaan kimia yang melibatkan unsur
non logam seperti SiO2 yang tetap, pada umumnya anorganik, homogen, dapat
berupa gas, padat, dan cair. Mineral bukan logam atau bisa disebut dengan istilah
gangue merupakan bagian dari asosiasi mineral yang membentuk batuan dan
bukan mineral bijih didalam suatu jebakan. Mineral bukan logam yang terbentuk
biasanya berasosiasi dengan mineral lain, yang kemudian disebut dengan endapan
mineral bukan logam. Beberapa jenis mineral bukan logam diantaranya adalah
Gipsum, Bentonit, Zeolit, kalsit, Dolomit, Zeolit, dan lain – lain.
Kuarsa adalah mineral yang terdistribusi secara luas di permukaan bumi. Mineral
ini dapat terbentuk pada semua suhu pembentukan mineral. Kuarsa banyak
ditemukan di batuan beku, metamorf, dan batuan sedimen. Kuarsa sangat tahan
terhadap pelapukan mekanik dan kimia. Daya tahan inilah yang membuat mineral
ini banyak ditemukan di puncak gunung, pantai, sungai, dan gurun pasir. Kuarsa
dapat hadir dimana-mana, berlimpah dan resisten. Tambang deposit kuarsa
banyak ditemukan di seluruh dunia.
27
Berdasarkan literatur yang ada, kuarsa memiliki berat jenis 2,6 - 2,7, yang berarti
berat kalsit ketika di luar air lebih besar 2,6 - 2,7 x dibanding ketika di dalam air.
Kuarsa tidak memiliki belahan, sehingga belahannya tidak menentu karena tidak
adanya bidang belahan. Kuarsa memiliki pecahan ( fracture ) concoidal, yaitu
memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan
bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Sifat dalam ( tenacity ) dari
kuarsa adalah rapuh ( brittle ), sehingga bila digores menjadi tepung / bubuk dan
mudah hancur jika diberi gaya. Bentuk kristalnya hexagonal, dengan kelas simetri
dihexagonal bypiramidal. Kuarsa bersifat diamagnetik, sehingga tidak dapat
ditarik oleh magnet.
Kuarsa tergolong di dalam mineral silikat, dicirikan oleh adanya ikatan antara
unsur Si dengan O . Silikat merupakan gugus molekul yang mengandung
SiO4 tetrahedral. Golongan mineral ini meliputi 25 % dari keseluruhan mineral
yang dikenal dan 40 % dari mineral yang umum dijumpai pada batuan.
Pada dasarnya kuarsa yang murni disebut kristal. Kristal selalu menunjukkan
enam sisi pada bagian luar, sedangkan di dalam ketika kita belah kuarsa tidak
mempunyai arah belahan. Bentuk fracture conchoidal dan kilap kaca adalah
penciri utama mineral kuarsa ini.
Gambar 3.1
Mineral Kuarsa
komposisi kimia berkisar antara Mg2SiO4 dan Fe2SiO4. Banyak orang yang
akrab dengan olivin karena merupakan mineral dari gamestone (akik) hijau yang
sangat populer, yang kita kenal sebagai peridotit.
Mineral olivine memiliki rumus kimia (Mg,Fe)2SiO4, memiliki warna asli hijau
dan warna lapuk coklat keabu-abuan, mineral ini memiliki kilap kaca, ceratnya
berwarna putih, belahannya tidak jelas, memiliki pecahan concoidal,
kekerasannya adalah 6-6,5, mineral ini memiliki sifat rapuh, sifat diapanetiknya
adalah translusen, memiliki berat jenis antara 3,27-4,37 dan memiliki sifat
paramagnetik sehingga dapat ditarik oleh magnet. Kebanyakan olivin digunakan
dalam proses metalurgi sebagai slag conditioner. Olivin dengan kandungan
magnesium yang tinggi (forsterit) ditambahkan ke blast furnance untuk
menghilangkan pengotor baja dan untuk membentuk terak. Olivin juga telah
29
banyak digunakan sebagai bahan tahan api. Mereka biasanya digunakan untuk
membuat batu bata tahan api dan sebagai sands cast.
Gambar 3.2
Mineral Olivine
Pada saat kalkopirit berada di udara terbuka maka kalkopirit akan beroksidasi
dengan berbagai oksida, hidroksida dan sulfat. Rekanan Mineral Tembaga
meliputi sulfida bornite (CuFeS4), chalcocite ( Cu2S), covellite ( CuS), digenite
(Cu9S5). Karbonat seperti perunggu dan azurit, dan oksida jarang seperti cuprite
(Cu2O). Kalkopirit jarang ditemukan bersama-sama tembaga murni. Kalkopirit
30
sering diacungkan dengan pirit. Kolkopirit kristalnya jarang dan lebih rapuh.
Warna kalkopirit kuning gelap dengan sedikit warna kehijau – hijauan dan kilap
berminyak diagnostik. Dalam kaitan dengan warnanya dan isi tembaga tinggi,
kalkopirit telah sering dikenal sebagai tembaga kuningan.
Gambar 3.3
Mineral Kalkopirit
Sulfur berwarna kuning dengan kilap damar, memiliki cerat yang berwarna putih,
belahan tidak jelas dan pecahannya adalah concoidal. Sulfur memiliki kekerasan
antara 6-6,5, dengan kekenyalan mineralnya brittle/rapuh. Sulfur juga mempunyai
berat jenis 2,1 dan bersifat diamagnetic karena tidak mengandung Fe maupun Mg
dan memiliki bentuk system Kristal orthorombik.
31
Gambar 3.4
Mineral Sulfur
Pada suhu yang tinggi, mineral pertama yang terbentuk adalah mineral yang
kaya akan kalsium (Ca) yaitu anorthit yang kemudian akan diikuti oleh pembentu
kan bitownit, labradorit, dsb seiring dengan penurunan suhu. Namun mineral yang
kaya akan Ca sangat jarang ditemukan pada alam bebas. Karena
jika pendingingan terjadi terlalu tepat, akan terbentuk zooning plagioklas. Yaitu
keadaan dimana mineral plagioglas yang kaya akan kalsium (Ca) akan dilingkupi
oleh mineral plagiaoklas yang kaya akan katrium (Na).
Plagioklas memiliki warna putih susu dengan kilap kaca, memiliki cerat berwarna
putih, memiliki belahan sempurna dan pecahannya concoidal, kekerasannya
mencapai 6-6,5, kekenyalannya bersifat rapuh, ketembusan cahayanya translusen
dengan berat jenis 2,61 serta sifat kemagnetannya paramagnetik dan system
kristalnya termasuk kedalam kelas triklin.
32
Gambar 3.5
Mineral Plagioklas