Anda di halaman 1dari 15

BAB III

MINERALOGI

3.1 Dasar Teori


3.1.1 Batas-Batas Definisi Mineral
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain
mempelajari sifat-sifat fisik dan kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan
kegunaannya.

Mineral adalah suatu zat berbentuk padat yang terbentuk secara alamiah dengan
waktu yang sangat lama berjuta-juta tahun lamanya, dengan kmposisi kimia
tertentu yang memiliki atom yang teratur, dan bersifat anorganik.
Batas-batas definisi mineral meliputi :
1. Suatu bahan alam
Mineral terbentuk secara alamiah bukan dibuat oleh manusia
2. Mempunyai sifat fisik dan kimia yang tetap
Sifat Fisik : Warna, kekerasan, belahan, pecahan, perawakan.
Sifat Kimia : Nyata api terhadap api oksidasi atau api reduksi.
3. Pada umumnya anorganik
Mineral merupakan bukan hasil dari kehidupan.
4. Homogen
Mineral tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih
sederhana oleh proses fisika.

3.1.2 Pembagian Mineralogi


Mineralogi dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Mineralogi Fisik
Mineralogi Fisik adalah suatu mineral yang dapat dilihat oleh mata
telanjang dan dapat dirasakan oleh tubuh, karena mempunyai bentuk
mineral yang makroskopis.

18
19

2. Mineralogi Kimiawi
Mineralogi Kimiawi adalah suatu mineral yang tidak dapat dilihat oleh mata
telanjang, karena mempunyai bentuk mineral yang mikroskopis sehingga
membutuhkan lup ataupun mikroskop untuk melihat keberadaan mineral
yang hadir dalam batuan tersebut.

3.2 Cara Pemerian ( Deskripsi Mineral )


3.2.1 Sifat-Sifat Fisik Mineral
Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom
yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik maupun
kimiawi tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral
dapat dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas
tertentu.
Sifat-sifat fisik yang dimaksudkan adalah :
1. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan
tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral
dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman
komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat
berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau
demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:
Putih :  Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O),Gypsum (CaSO4.H2O),
Milky Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)
Kuning : Belerang (S)
Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10)(OH)),
Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)
Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
20

Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)


Abu-abu : Galena (PbS)
Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit
2. Kilap
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan
mineral saat terkena cahaya.
Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi  jenis :
1) Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap
atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam
: Gelena, Pirit, Magnetit, Kalkopirit, Grafit, dan Hematit.
2) Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas :
i. Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
ii. Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
iii. Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada
umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat,
misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.
iv. Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar
misalnya pada spharelit.
v. Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun,
misalnya pada serpentin,opal dan nepelin.
vi. Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin,
bouxit dan limonit.
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat
dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu
dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun
kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan
yang lainnya tidak begitu tegas.
3. Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat
dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping
porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari
bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula
21

berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun


warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :
Pirit :  Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat
porselin akan meninggalkan jejak berwarna hitam.
Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin
akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
Biotite :  Ceratnya tidak berwarna
Orthoklase :  Ceratnya putih
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara
keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral.
4. Belahan
Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu
atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral
yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan
tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak
semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti
mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat
atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh
sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka
mineral akan cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan
cenderung membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan
sifat dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur.
Ada beberapa istilah yang digunakan :
1) Sempurna
2) Baik
3) Jelas
4) Tidak Jelas

5) Tidak Sempurna
5. Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah
yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan
22

belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan


sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan
sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke
segala arah dengan tidak teratur.
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu :
1) Concoidal : bila memperhatikan gelombang yang melengkung di
permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol.
Contoh : Kuarsa.
2) Splintery/fibrous : Bila menunjukkan gejala seperti serat
Contoh : Aasbestos, augit, hipersten
3) Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan
halus,
Contoh pada kelompok mineral lempung : Contoh Limonit
4) Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan
yang kasar.
Contoh : Magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.
5) Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak
teratur dan runcing-runcing.

Contoh : pada native elemen emas dan perak


6. Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu
mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai
kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih
kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan
yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs
dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10
skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk
mineral terkeras .
23

Tabel 3.1
Skala Kekerasan Mohs
Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia

1 Talc H2Mg3 (SiO3)4

2 Gypsum CaSO4. 2H2O

3 Calcite CaCO3

4 Fluorite CaF2

5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2

6 Orthoklase K Al Si3 O8

7 Quartz SiO2

8 Topaz Al2SiO3O8

9 Corundum Al2O3

10 Diamond C

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan
kekerasan dari alat penguji standar :

Tabel 3.2
Alat dan bahan Penguji Kekerasan Mohs
Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs

Kuku manusia 2,5

Kawat Tembaga 3

Paku 5,5

Pecahan Kaca 5,5 – 6

Pisau Baja 5,5 – 6

Kikir Baja 6,5 – 7

Kuarsa 7
24

Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong,


menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini
adalah :
1) Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa,
orthoklas, kalsit, pirit.
2) Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti
emas, tembaga.
3) Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh,
contoh gypsum.

4) Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah


dan sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral
talk, selenit.
7. Transparansi
Transparansi merupakan kemampuan mineral dalam bentuk potongan pipih
untuk meneruskan cahaya. Klasifikasi derajat transparansi didasarkan atas
kenampakan obyek yang terlihat akibat cahaya yang diteruskan oleh
potongan mineral.

Tabel 3.3
Derajat Transparansi
Derajat Transparansi Keterangan

Transparent Obyek terlihat jelas

Subtransparent Obyek sulit terlihat

Transculent Obyek tak terlihat, cahaya bisa masuk

Subtransculent Sinar diteruskan hanya pada tepinya

opaque Sinar tidak tembus


25

8. Berat Jenis
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara
yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral
tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral
ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat
terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan
berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.
9. Sifat Kemagnetan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan
sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet
seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet
disebut diamagnetik, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetik. Untuk
melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita
gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi
sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak
mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat
dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis
vertikal.

3.3 Deskripsi Mineral


Mineral Logam adalah Mineral yang dari padanya dapat diekstrak untuk
dimanfaatkan unsur logamnya. Dalam hal ini mineral logam yang dimaksudkan
adalah yang diharapkan bernilai ekonomi. Logam adalah unsur yang jumlahnya
paling banyak di bumi ini. Jenis-jenis  logam memiliki sifat dan kegunaanya
masing-masing. sampai saat ini, terdapat 65 logam yang terbentuk secara alami
dibumi, namun hanya sedikit yang bisa dimanfaatkan dengan cara yang benar.
Logam-logam yang dapat dimanfaatkan ini hanya mencapai 20 buah, baik yang
berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari aloi (campuran dari dua buah logam
atau lebih dan zat lainnya). Aloi ini dibuat untuk membuat logam yang
memiliki sifat berbeda dari sebelumnya, agar dapat dimanfaatkan secara
maksimal.
26

Mineral bukan logam sebenarnya memeliki pengertian bahwa, suatu bahan alam
yang mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia tetap dapat berupa unsur non logam
(B, C, Cl, Br, Si, S, dll) tunggal atau persenyawaan kimia yang melibatkan unsur
non logam seperti SiO2 yang tetap, pada umumnya anorganik, homogen, dapat
berupa gas, padat, dan cair. Mineral bukan logam atau bisa disebut dengan istilah
gangue merupakan bagian dari asosiasi mineral yang membentuk batuan dan
bukan mineral bijih didalam suatu jebakan. Mineral bukan logam yang terbentuk
biasanya berasosiasi dengan mineral lain, yang kemudian disebut dengan endapan
mineral bukan logam. Beberapa jenis mineral bukan logam diantaranya adalah
Gipsum, Bentonit, Zeolit, kalsit, Dolomit, Zeolit, dan lain – lain.

Mineral non-logam adalah mineral yang tidak mempunyai unsur logamnya.


Mineral logam sering jadi pengotor dalam mineral logam dan umumnya tidak
bernilai ekonomis. Bila mineral logam terdapat dalam jumlah yang banyak dan
hadir bersama-sama dengan mineral logam disebut mineral gangue. Bila hadir
bersama-sama mineral non-logam disebut waste mineral. Yang termasuk
golongan endapan mineral non logam adalah material-material berupa padat,
cairan atau gas. Material-material tersebut bisa berbentuk mineral, batuan,
persenyawaan hidrokarbon atau berupa endapan garam. Contoh endapan ini
adalah mika, batuan granit, batubara, minyak dan gas bumi, halit dan lain-lain.

3.3.1 Mineral Kuarsa


Kuarsa adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu bagian silikon dan dua bagian
oksigen atau biasa disebut silikon dioksida (SiO2). Kuarsa merupakan mineral
yang paling berlimpah ditemukan di permukaan bumi dan sifatnya yang unik
dapat membuatnya menjadi salah satu mineral yang paling berguna.

Kuarsa adalah mineral yang terdistribusi secara luas di permukaan bumi. Mineral
ini dapat terbentuk pada semua suhu pembentukan mineral. Kuarsa banyak
ditemukan di batuan beku, metamorf, dan batuan sedimen. Kuarsa sangat tahan
terhadap pelapukan mekanik dan kimia. Daya tahan inilah yang membuat mineral
ini banyak ditemukan di puncak gunung, pantai, sungai, dan gurun pasir. Kuarsa
dapat hadir dimana-mana, berlimpah dan resisten. Tambang deposit kuarsa
banyak ditemukan di seluruh dunia.
27

Berdasarkan literatur yang ada, kuarsa memiliki berat jenis 2,6 - 2,7, yang berarti
berat kalsit ketika di luar air lebih besar 2,6 - 2,7 x dibanding ketika di dalam air.
Kuarsa tidak memiliki belahan, sehingga belahannya tidak menentu karena tidak
adanya bidang belahan. Kuarsa memiliki pecahan ( fracture ) concoidal, yaitu
memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan
bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Sifat dalam ( tenacity ) dari
kuarsa adalah rapuh ( brittle ), sehingga bila digores menjadi tepung / bubuk dan
mudah hancur jika diberi gaya. Bentuk kristalnya hexagonal, dengan kelas simetri
dihexagonal bypiramidal. Kuarsa bersifat diamagnetik, sehingga tidak dapat
ditarik oleh magnet.

Kuarsa tergolong di dalam mineral silikat, dicirikan oleh adanya ikatan antara
unsur Si dengan O . Silikat merupakan gugus molekul yang mengandung
SiO4 tetrahedral. Golongan mineral ini meliputi 25 % dari keseluruhan mineral
yang dikenal dan 40 % dari mineral yang umum dijumpai pada batuan.
Pada dasarnya kuarsa yang murni disebut kristal. Kristal selalu menunjukkan
enam sisi pada bagian luar, sedangkan di dalam ketika kita belah kuarsa tidak
mempunyai arah belahan. Bentuk fracture conchoidal dan kilap kaca adalah
penciri utama mineral kuarsa ini.

Gambar 3.1
Mineral Kuarsa

3.3.2 Mineral Olivin


Olivin (Olivine) adalah nama dari sekelompok mineral pembentuk batuan yang
banyak ditemukan dalam batuan beku mafik dan ultramafik seperti basalt, gabro,
dunit, diabas, dan peridotit. Olivin biasanya berwarna hijau dan memiliki
28

komposisi kimia berkisar antara Mg2SiO4 dan Fe2SiO4. Banyak orang yang
akrab dengan olivin karena merupakan mineral dari gamestone (akik) hijau yang
sangat populer, yang kita kenal sebagai peridotit.

Kebanyakan olivin ditemukan di permukaan bumi, pada batuan beku yang


berwarna gelap. Mineral ini biasanya mengkristal bersamaan dengan plagioklas
dan piroksen untuk membentuk batu gabro ataupun basalt. Kedua jenis batuan
tersebut merupakan batuan yang paling umum pada batas lempeng divergen dan
pada pusat hotspot lempeng tektonik.

Olivin memiliki suhu kristalisasi yang tinggi dibandingkan dengan mineral


lainnya. Olivin merupakan mineral pertama yang mengkristal dari magma. Kristal
olivin terbentuk selama proses pendinginan magma yang lambat dan kemudian
mengendap dibagian bawah dapur magma karena densitasnya yang relatif tinggi.
Akumulasi olivin ini dapat mengakibatkan pembentukan batuan seperti dunit yang
berada dibagian bawah dapur magma. Kristal olivin juga dapat terbentuk selama
proses metamorfosis batu kapur dolomit. Dolomit memberikan kontribusi
magnesium, sedangkan silikanya diperoleh dari kuarsa dan mineral pengotor
lainnya dalam batu kapur tersebut. Olivin juga merupakan mineral yang gampang
terubah (teralterasi) oleh proses pelapukan. Karena begitu mudah terubah, olivin
bukan mineral yang umum dalam batuan sedimen tetapi hanya merupakan
penyerta pada beberapa deposit pasir ataupun sedimen ketika tertransportasi
sangat dekat dengan batuan induk yang banyak mengandung olivin.

Mineral olivine memiliki rumus kimia (Mg,Fe)2SiO4, memiliki warna asli hijau
dan warna lapuk coklat keabu-abuan, mineral ini memiliki kilap kaca, ceratnya
berwarna putih, belahannya tidak jelas, memiliki pecahan concoidal,
kekerasannya adalah 6-6,5, mineral ini memiliki sifat rapuh, sifat diapanetiknya
adalah translusen, memiliki berat jenis antara 3,27-4,37 dan memiliki sifat
paramagnetik sehingga dapat ditarik oleh magnet. Kebanyakan olivin digunakan
dalam proses metalurgi sebagai slag conditioner. Olivin dengan kandungan
magnesium yang tinggi (forsterit) ditambahkan ke blast furnance untuk
menghilangkan pengotor baja dan untuk membentuk terak. Olivin juga telah
29

banyak digunakan sebagai bahan tahan api. Mereka biasanya digunakan untuk
membuat batu bata tahan api dan sebagai sands cast.

Gambar 3.2
Mineral Olivine

3.3.3 Mineral Kalkopirit


Kalkopirit adalah suatu mineral besi sulfida tembaga yang mengeristal. Sistem
bersudut empat. Kalkopirit  mempunyai komposisi kimia yaitu (CuFeS2).
Kalkopirit berwarna seperti kuningan yang mempunyai warna kuning keemasan,
dan mempunyai skala kekerasan 3,5 – 4 skala mohs, Lapisannya adalah
diagnostik seperti sedikit warna hijau kehitaman.

Kalkopirit merupakan salah satu jenis mineral sulfida yang terbentuk dari


persenyawaan unsur Cu ,Fe dan S yang terjadi karena proses hidrotermal,yang
mana magma yang berupa unsur volatil berupa gas dan uap yang mengandung
unsur S , Fe, dan Cu tersebut bereaksi dengan unsur yang berasal dari larutan
hidrotermal. Kalkopirit berasosiasi dengan pyrit, spalerit dan emas. Dengan
keberadaan yang sangat melimpah di alam, Kalkopirit menjadi sumber utama
dalam memperoleh tembaga dengan persentase 80% dari ekstraksi tembaga di
dunia. Kalkopirit juga menghasilkan produk sampingan, yaitu emas dan perak.

Pada saat kalkopirit berada di udara terbuka maka kalkopirit akan beroksidasi
dengan berbagai oksida, hidroksida dan sulfat. Rekanan Mineral Tembaga
meliputi sulfida bornite (CuFeS4), chalcocite ( Cu2S), covellite ( CuS), digenite
(Cu9S5). Karbonat seperti perunggu dan azurit, dan oksida jarang seperti cuprite
(Cu2O). Kalkopirit jarang ditemukan bersama-sama tembaga murni. Kalkopirit
30

sering diacungkan dengan pirit. Kolkopirit kristalnya jarang dan lebih rapuh.
Warna kalkopirit kuning gelap dengan sedikit warna kehijau – hijauan dan kilap
berminyak diagnostik. Dalam kaitan dengan warnanya dan isi tembaga tinggi,
kalkopirit telah sering dikenal sebagai tembaga kuningan.

Gambar 3.3
Mineral Kalkopirit

3.3.4 Mineral Sulfur


Belerang atau Sulfur adalah unsur kimia dengan jumlah atom 16 dan simbol
atom S. Pada suhu kamar, sulfur adalah padatan kristal berwarna kuning.
Meskipun sulfur tidak larut dalam air, tetapi sulfur adalah salah satu elemen
paling serbaguna dalam membentuk senyawa. Sulfur (belerang) dapat bereaksi
dan membentuk senyawa dengan semua unsur kecuali emas, yodium, iridium,
nitrogen, platina, telurium, dan gas inert. Sulfur sebenarnya jumlahnya sangat
melimpah, namun jarang ditemukan dalam bentuk murni di permukaan bumi.
Sebagai sebuah unsur, sulfur merupakan unsur penting dari mineral sulfat dan
sulfida. Sulfur juga merupakan penyusun penting dari banyak gas atmosfir, gas
bawah permukaan, dan gas-gas terlarut. Sulfur merupakan elemen penting yang
berperan dalam eksistensi makhluk hidup karena ia juga berada dalam molekul
organik bahan bakar fosil.

Sulfur berwarna kuning dengan kilap damar, memiliki cerat yang berwarna putih,
belahan tidak jelas dan pecahannya adalah concoidal. Sulfur memiliki kekerasan
antara 6-6,5, dengan kekenyalan mineralnya brittle/rapuh. Sulfur juga mempunyai
berat jenis 2,1 dan bersifat diamagnetic karena tidak mengandung Fe maupun Mg
dan memiliki bentuk system Kristal orthorombik.
31

Gambar 3.4
Mineral Sulfur

3.3.5 Mineral Plagioklas


Plagioklas adalah kelompok mineral yang mengandung Kalsium (Ca) maupun
Natrium (Na). Plagioklas yang mengandung natrium dikenal dengan nama albite,
sedangkan yang mengandung kalsium disebut an-orthite. Plagioklas termasuk
dalam mineral primer, oleh karena itu mineral tersebut berada pada deret bowen.
Proses pembentukan mineral plagioklas terdapat pada deret bowen sebelah kanan.

Pada suhu yang tinggi, mineral pertama yang terbentuk adalah mineral yang
kaya akan kalsium (Ca) yaitu anorthit yang kemudian akan diikuti oleh pembentu
kan bitownit, labradorit, dsb seiring dengan penurunan suhu. Namun mineral yang
kaya akan Ca sangat jarang ditemukan pada alam bebas. Karena
jika pendingingan terjadi terlalu tepat, akan terbentuk zooning  plagioklas. Yaitu
keadaan dimana mineral plagioglas yang kaya akan kalsium (Ca) akan dilingkupi
oleh mineral plagiaoklas yang kaya akan katrium (Na).

Plagioklas memiliki warna putih susu dengan kilap kaca, memiliki cerat berwarna
putih, memiliki belahan sempurna dan pecahannya concoidal, kekerasannya
mencapai 6-6,5, kekenyalannya bersifat rapuh, ketembusan cahayanya translusen
dengan berat jenis 2,61 serta sifat kemagnetannya paramagnetik dan system
kristalnya termasuk kedalam kelas triklin.
32

Gambar 3.5
Mineral Plagioklas

Anda mungkin juga menyukai